• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS VIII SMPN 8 SIJUNJUNG Oleh:

Fauzi Hijrianto*), Sefna Rismen**), Merina Pratiwi**)

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

ABSTRACT

The background of this research by students’ result match learning still a lot not yet reached based on minimum completeness. The purpose of this research, to know do students’ learning outcomes use cooperative learning model, type Make A Match is be better than students’ conventional learning class VIII SMPN 8 Sijunjung. In this research, the researcher conducted this study as a experimental research. The researcher used random sampling as a research design. Population of this research is students class VIII SMPN 8 Sijunjung. The research used total sampling as a technique in choosing the sample. Sample of this research is class VIII.1. The instrumen which used is result test match learning in essay form which reabilitas test is 0,825. The result of hyphotesis test is optaned p-value = 0,038 its meaning smaller than a = 0,05. Thus, hypotesis of this research it can be concluded the learning outcomes use cooperative learning model Make A Match type is better than students’

conventional learning class VIII SMPN 8 Sijunjung.

Key words : Make A Match, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Oleh karena itu, matematika perlu diajarkan kepada seluruh peserta didik mulai dari SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Pentingnya peranan matematika dalam dunia pendidikan, maka banyak usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, baik oleh pemerintah, guru dan siswa. Adapun usaha yang dilakukan pemerintah adalah

dengan pergantian kurikulum, usaha yang dilakukan guru dengan melakukan variasi dalam pembelajaran sedangkan usaha yang dapat dilakukan siswa yaitu dengan melakukan pembelajaran tutor sebaya.

Berdasarkan hasil observasi di SMPN 8 Sijunjung pada tanggal 20 November 2014 di kelas VIII, diperoleh informasi dari pengamatan langsung, guru masih menerapkan pembelajaran konvensional. Dalam proses pembelajaran banyak ditemukan permasalahan, yaitu tidak adanya kerjasama antar siswa, sebagian siswa tidak fokus, dan sebagian siswa yang lainnya masih melakukan hal- hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Saat guru memberikan latihan

(2)

tidak semua siswa mengerjakan dengan baik, bahkan ada yang tidak membuat sama sekali.

Mengatasi permasalahan- permasalahan tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match. Model pembelajaran ini dapat melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi dan mengecek pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.

Menurut Rusman (2010:209) yang menyatakan: “Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.

Tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, diantaranya yaitu dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada di tangan mereka. Manfaat dari metode ini adalah proses pembelajaran lebih menarik dan siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran. Pencarian kartu yang akan dilakukan siswa menuntut kerjasama diantara siswa, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih aktif.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik

daripada hasil belajar siswa dengan

menggunakan pembelajaran

konvensional siswa kelas VIII SMPN 8 Sijunjung.

Penelitian relevan dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Mella Winny Putri (2013) dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII SMPN 5 Solok”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajran konvensional.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan mulai dari 30 Maret 2015 sampai dengan 25 April 2015 di SMPN 8 Sijunjung. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek.

Menurut Arikunto (2010: 173) bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 8 Sijunjung tahun pelajan 2014/2015 yang terdiri dari 2 kelas.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dengan kelas VIII1sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII2sebagai kelas kontrol.

(3)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada kelas eksperimen. Sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir yang berbentuk essai. Sebelum dilaksanakan tes akhir, soal terlebih dahulu diuji cobakan di sekolah yang berbeda yang memiliki KKM yang sama yaitu di MTS Padang Laweh.

Berdasarkan perhitungan diperoleh, tes tersebut mempunyai reliabilitas = 0,825 yang lebih besar dari

rtabel sehingga dapat disimpulkan tes

reliabel.

HASIL dan PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diSMPN 8 Sijunjung, keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Siswa sangat antusias sekali dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, seluruh siswa aktif dalam menyelesaikan kartu- kartu yang mereka dapatkan dan saling berdiskusi didalam kelompoknya masing- masing yang telah dibagi secara kooperatif. Pembelajaran tidak lagi hanya didominasi oleh siswa yang pintar saja, tapi mereka saling membantu dalam memahami pelajaran dalam kelompok masing-masing. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari lembar jawaban tes akhir

siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Gambar 1. Lembar jawaban soal no 5 siswa kelas Eksperimen

Soal diatas mengandung indikator siswa dapat menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam. Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa siswa sudah mampu memahami dan mengerjakan soal dengan benar, dimana siswa sudah dapat menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dari soal. Hal ini berarti siswa sudah dapat menyelesaikan soal sesuai dengan indikator yang diharapkan pada soal nomor lima.

Gambar 2. Lembar jawaban soal no 5 siswa kelas kontrol

Siswa pada kelas kontrol juga sudah dapat memahami dan menjawab soal nomor 5, tetapi masih terjadi sedikit kesalahan dalam mengkuadratkan, sehingga hal ini berpengaruh terhadap hasil akhir dari jawaban. hal ini berarti siswa kelas Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada kelas eksperimen. Sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir yang berbentuk essai. Sebelum dilaksanakan tes akhir, soal terlebih dahulu diuji cobakan di sekolah yang berbeda yang memiliki KKM yang sama yaitu di MTS Padang Laweh.

Berdasarkan perhitungan diperoleh, tes tersebut mempunyai reliabilitas = 0,825 yang lebih besar dari

rtabel sehingga dapat disimpulkan tes

reliabel.

HASIL dan PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diSMPN 8 Sijunjung, keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Siswa sangat antusias sekali dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, seluruh siswa aktif dalam menyelesaikan kartu- kartu yang mereka dapatkan dan saling berdiskusi didalam kelompoknya masing- masing yang telah dibagi secara kooperatif. Pembelajaran tidak lagi hanya didominasi oleh siswa yang pintar saja, tapi mereka saling membantu dalam memahami pelajaran dalam kelompok masing-masing. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari lembar jawaban tes akhir

siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Gambar 1. Lembar jawaban soal no 5 siswa kelas Eksperimen

Soal diatas mengandung indikator siswa dapat menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam. Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa siswa sudah mampu memahami dan mengerjakan soal dengan benar, dimana siswa sudah dapat menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dari soal. Hal ini berarti siswa sudah dapat menyelesaikan soal sesuai dengan indikator yang diharapkan pada soal nomor lima.

Gambar 2. Lembar jawaban soal no 5 siswa kelas kontrol

Siswa pada kelas kontrol juga sudah dapat memahami dan menjawab soal nomor 5, tetapi masih terjadi sedikit kesalahan dalam mengkuadratkan, sehingga hal ini berpengaruh terhadap hasil akhir dari jawaban. hal ini berarti siswa kelas Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada kelas eksperimen. Sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir yang berbentuk essai. Sebelum dilaksanakan tes akhir, soal terlebih dahulu diuji cobakan di sekolah yang berbeda yang memiliki KKM yang sama yaitu di MTS Padang Laweh.

Berdasarkan perhitungan diperoleh, tes tersebut mempunyai reliabilitas = 0,825 yang lebih besar dari

rtabel sehingga dapat disimpulkan tes

reliabel.

HASIL dan PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diSMPN 8 Sijunjung, keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Siswa sangat antusias sekali dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, seluruh siswa aktif dalam menyelesaikan kartu- kartu yang mereka dapatkan dan saling berdiskusi didalam kelompoknya masing- masing yang telah dibagi secara kooperatif. Pembelajaran tidak lagi hanya didominasi oleh siswa yang pintar saja, tapi mereka saling membantu dalam memahami pelajaran dalam kelompok masing-masing. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari lembar jawaban tes akhir

siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Gambar 1. Lembar jawaban soal no 5 siswa kelas Eksperimen

Soal diatas mengandung indikator siswa dapat menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam. Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa siswa sudah mampu memahami dan mengerjakan soal dengan benar, dimana siswa sudah dapat menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dari soal. Hal ini berarti siswa sudah dapat menyelesaikan soal sesuai dengan indikator yang diharapkan pada soal nomor lima.

Gambar 2. Lembar jawaban soal no 5 siswa kelas kontrol

Siswa pada kelas kontrol juga sudah dapat memahami dan menjawab soal nomor 5, tetapi masih terjadi sedikit kesalahan dalam mengkuadratkan, sehingga hal ini berpengaruh terhadap hasil akhir dari jawaban. hal ini berarti siswa kelas

(4)

kontrol sudah dapat menyelesaikan soal sesuai dengan indikator yang diharapkan pada soal nomor lima, namun perlu ditingkatkan kehati-hatian dalam pengerjaan jawaban.

Hasil tes akhir siswa pada kedua kelas ini diperoleh rata-rata ( ̅), standar deviasi (S), nilai maksimum ( ), dan nilai minimum ( ) seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Tes Akhir Kelas Sampel

Kelas Eksperim

en

59,1 26,1 9

100 19

Kontrol 45 23,6 5

84 13

Hasil Uji hipotesis pada taraf nyata

= 0,05 dengan derajat kebebasan (df) = 41 diperoleh P-value = 0,038, karena P-value <

, maka tolak H0, maka hipotesis diterima. artinya hasil belajar matematis siswa dengan menerapkan model kooperatif tipe Make A Match lebih baik daripada hasil belajar matematis siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 8 Sijunjung.

KESIMPULAN dan SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik dari hasil belajar

matematis siswa menggunakan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 8 Sijunjung tahun pelajaran 2014/2015.

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa saran yang dikemukakan yang mungkin ada manfaatnya untuk pembelajaran matematika yaitu:

1. Guru bidang studi khususnya guru matematika di SMPN 8 Sijunjung diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

2. Peneliti lain yang berminat diharapkan melakukan penelitian lanjutan pada pokok bahasan yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Winny Putri, Mella. (2013). Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Dalam Meningkatkan

Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 5 Solok. Skripsi. Tidak diterbitkan. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Rusman, (2011). Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:

Rajawali Pers

Suprijono, Agus. (2012). Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya:

Pustak

aBelajar

(5)

Referensi

Dokumen terkait

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI dengan

KESIMPULAN dan SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak berpengaruh terhadap hasil