PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SQUARE DAN TIPE THINK PAIR SHARE DI KELAS XI PARIWISATA SMKN 6 PADANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Novel Riska Ananda*), Rahmi**), Yulia Haryono**)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR ABSTRACT
Background of the research were that the students were lack of being active and participation and only few students gave question and student learning outcomes are still low. It can be seen on their minimum completeness criteria percentage.
The purpose of the research was to find out whether student’s mathematical learning outcome by applying cooperative learning strategy of think pair square is better than Think Pair Share at XI tourism class SMKN 6 Padang Academic Year 2016/2017. It was an experimental research. The population was all students at XI class SMKN 6 Padang Academic Year 2016/2017 consisting five classes. Sampling technique was random sampling where XI food service 1 as the experiment class and XI travel agency as the experiment II. The instrument used was essay final test with its reliability 0.86 where it was considered reliable.
Based on the analysis, it is found that the average score of student’s learning outcome of first experiment class is 79,74 higher than second experiment class i.e. 67,19. Statistics test result shows that tcount = 1,78 and ttable= 1,73 at
=0.05. It can be concluded that > .tudent’s mathematical learning outcome by applying cooperative learning strategy of think pair square is better than think pair share at XI tourism class SMKN 6 Padang Academic Year 2016/2017.
Keywords:Think Pair Square (TPSq),Think Pair Share (TPS), Learning Outcomes PENDAHULUAN
Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memegang peran penting dalam kehidupan manusia dan berperan dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Matematika mendukung perkembangan ilmu lainnya, baik untuk kepentingan teoritis maupun
kepentingan praktis. Konsep-konsep dari matematika yang sangat diperlukan oleh ilmu lainnya seperti kimia, fisika, ekonomi, dan lain-lain.
Matematika juga dapat membentuk pola pikir siswa, membentuk intelektual siswa maupun kreativitas siswa.
Hasil observasi pada Tanggal 16-18 Mei 2016 di SMKN 6 Padang terlihat bahwa minat siswa terhadap pelajaran matematika masih kurang, proses pembelajaran masih terpusat pada guru, kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan, siswa tidak terbiasa berdiskusi.
Selain itu siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar siswa hanya mencatat, mendengar, dan sedikit siswa berdiskusi atau bertanya, siswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan ketika guru memberikan tugas atau latihan siswa banyak tidak menyelesaikannya atau mencontoh kepada temannya. Hal inilah yang menyebabkan nilai siswa relatif rendah.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru matematika SMKN 6 Padang, diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa yang relatif rendah disebabkan oleh minat terhadap pelajaran matematika masih kurang. Siswa belum terbiasa berdiskusi dan belajar secara berkelompok, siswa malas bertanya jika belum mengerti baik kepada guru maupun kepada teman.
Sedangkan wawancara dengan sebagian siswa diperoleh informasi bahwa siswa beranggapan matematika itu pelajaran yang sulit dipahami dan membosankan. Hal ini menyebabkan tugas atau latihan yang diberikan tidak diselesaikan sehingga siswa merasa malas dan kurang tertarik dalam belajar matematika.
Untuk mengatasi masalah di atas, diharapkan usaha guru sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran mampu menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan partisispasi aktif siswa dalam belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair square (TPSq) merupakan model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk mengemukakan ide-ide dalam proses pembelajaran terutama pada pairing dan square. Pada langkah inilah siswa banyak mengemukakan ide atau saling bertukar pikiran dalam proses pembelajaran.
Think Pair share (TPS) adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif atau kelompok yang memberikan siswa waktu untuk lebih
banyak berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lainnya.
Kedua tipe model
pembelajaran ini sama-sama mengaktifkan siswa dalam berpasangan dan selain itu memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide-ide, hanya saja model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) kesempatan siswa
mengemukakan ide-ide lebih sedikit dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square (TPSq). Dengan banyaknya kesempatan siswa mengemukakan ide-ide maka memberikan peluang siswa untuk memahami materi dengan baik sehingga hasil belajar yang diperoleh baik juga serta dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah hasil belajar
matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada siswa Kelas XI Pariwisata SMKN 6 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh oleh Deri Suherman (2012) dengan judul
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think pair Square (TPSq) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Bungus Teluk Kabung Padang Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think pair Square (TPSq) lebih baik dari pada hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran Konvensional. Aris Setiawan (2013) dengan judul
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
pair Share (TPS) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X SMAN 1 Canduang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think pair Share (TPS) lebih baik dari pada hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran Konvensional.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 sampai 30 Januari 2017 di kelas XI Pariwisata SMKN 6 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Posttest-Only Comparison Group Design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI Pariwisata SMKN 6 Padang yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2016/2017 terdiri dari lima kelas dengan jumlah siswa 128 orang.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak terpilih kelas XI JB1 sebagai kelas eksperimen I
dan kelas XI UPW sebagai kelas eksperimen II.
Instrumen yang digunakan dalam Penelitian ini adalah tes hasil belajar matematika siswa. Bentuk tes yang diberikan adalah esai. Uji coba soal tes akhir dilakukan pada kelas
XI JB1 SMKN 9 Padang
Berdasarkan hasil analisis butir soal dan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh r11= 0,86 artinya soal berada pada korelasi tinggi dan kriteria baik. Ini menunjukkan soal tes akhir hasil belajar dapat dipercaya. Kriteria pengujian reliabilitas menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh (Lestari; 2015:217).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tes yang dilakukan pada kelas sampel pada Tabel 2 diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2. Analisis Tes Hasil Belajar
Kelas ̅
Eksperimen I 79,74 12,597 100 54,17 Eksperimen II 67,19 19,92 92,5 40
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen I lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen II. Simpangan baku kelas eksperimen I lebih rendah daripada simpangan baku kelas eksperimen II, hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen I memiliki keragaman yang kecil, sehingga menyebabkan nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas. Semakin kecil keragaman suatu nilai, kurva normal menjadi lebih tegak dan mendekati nilai rata- rata kumpulan data tersebut.
Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap hasil tes akhir. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji F. Selanjutnya dilakukan uji t, diperoleh =
1,78 dan = 1,73
karena > , maka
terima dan hipotesis diterima.
Jadi dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas XI Pariwisata SMKN 6 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Pelaksanaan model pembelajaran kelas eksperimen I pada pertemuan pertama, siswa kurang fokus dalam memikirkan jawaban soal yang diberikan guru. Namun pada pertemuan kedua Siswa sudah mulai fokus, pertemuan ketiga Siswa sudah fokus dan pertemuan keempat siswa lebih fokus dan serius dalam memikirkan jawaban soal. Kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan dengan pasangannya dan menuliskan jawabanya pada lembar berpasangan.
Pertemuan pertama ada sebagian siswa yang mengandalkan temannya saja dan mencontek pada kelompok lain untuk menyelesaikan soal tersebut. Pertemuan kedua masih ada beberapa kelompok yang mencontek,
pertemuan ketiga siswa sudah serius dalam mengerjakan soal ditandai dengan siswa saling berbagi tugas dan pertemuan keempat siswa saling membatu satu sama lain dan sudah dapat bekerjasama dengan pasangannya. selanjutnya diskusi kelompok berempat. Pertemuan pertama siswa masih kebingungan dengan apa yang telah dilakukan.
Pertemuan kedua siswa tidak merasa kebinggungan lagi dan dapat melaksanakan model pembelajaran dengan baik. Pertemuan ketiga, dan keempat siswa telah dapat melaksanakan model pembelajaran ini dengan baik.
Pada pelaksanaan kelas eksperimen II Pada pertemuan pertama, siswa kurang fokus dalam memikirkan jawaban soal yang diberikan guru. Namun pada pertemuan kedua siswa sudah terbiasa untuk berfikir sendiri, pertemuan ketiga siswa sudah bisa untuk berfikir sendiri dan sudah fokus dan serius dalam memikirkan jawaban soal dan pertemuan keempat siswa sudah fokus dalam memikirkan jawaban soal tersebut.
Kemudian siswa diminta untuk
mendiskusikan dengan pasangannya dan menuliskan jawabannya pada lembar berpasangan. Pertemuan pertama ada sebagaian siswa mencontek pada kelompok lain untuk menyelesaikan soal tersebut.
Pertemuan kedua siswa sudah mulai serius mennyelesaikan tugas, , Pertemuan ketiga dan keempat siswa sudah bisa berbagi informasi pada teman satu kelompoknya dan hasil diskusinya sudah berjalan dengan baik. Selanjutnya Siswa atau kelompok dipilih secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Pertemuan pertama siswa kurang peduli atau masih bersikap acuh tak acuh dan masih malu-malu mempresentasikan ke depan kelas, Pertemuan kedua masih malu-malu untuk tampil, Pertemuan ketiga siswa sudah antusias untuk tampil presentasi dan pertemuan keempat siswa antusias untuk tampil ke depan kelas.
Tes akhir dilaksanakan di kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Siswa yang mengikuti tes akhir sebanyak 13 orang pada kelas eksperimen I dan 8 orang pada kelas eksperimen II.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan nilai rata- rata siswa kelas eksperimen I lebih tinggi dari pada nilai rata- rata kelas eksperimen II. Contoh jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Hasil tes akhir kelas eksperimen I
Berdasarkan Gambar 1 dapat terlihat bahwa siswa berkemampuan tinggi pada kelas eksperimen I telah mampu menjawab soal dengan benar dan berkaitan dengan konsep pemusatan data.
Gambar 1. Hasil tes akhir kelas eksperimen II
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa siswa berkemampuan tinggi pada kelas eksperimen II telah mampu menjawab soal dengan benar dan berkaitan dengan konsep pemusatan data namun ada sedikit kekurangan siswa tidak lengkap menjawabnya seperti rumus tidak dibuatnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada siswa kelas XI Pariwisata SMKN 6 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010).
Prosedur. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learnin Learning Jakarta: Grasindo
Setiawan, Aris. (2013). Pengaruh
Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think pair Share (TPS)Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X SMAN 1 Canduang Tahun Pelajaran 2012/2013.
Padang: STKIP PGRI SUMBAR.
Sudjana. (2005). Metode Statistika.
BandunBandung: Tarsito
Suherman, Deri. (2012). Pengaruh
Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square (TPSq)Terhadap
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Bungus Teluk Kabung Padang Tahun Pelajaran 2011/2012..
Padang: STKIP PGRI SUMBAR.
Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.
Jakarta: Kencana.