• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 16 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Hari Kurniawan*), Anny Sovia**), Dewi Yuliana Fitri**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is based on a background of the learning results from the student‟s mathematics is still very low, so that a cooperation of the student is among the other still poor in the study. Thus this research aims to know” Does the learning results of the student „mathematics can be applied with a type of the co-operative study “Think Pair Square” (TPSq) is better than a conventional study for the student of the seventh class at SMPN 16 Padang for a period 2015/2016. This research type is an experiment research of the setting random up for a subject.

Which the instruments are used, it is a final test with reliabilitation at 0,917. Data analyses technique which is used, it is the t test of one fact at the level 0,05. The result of hypothesis test is obtained to 2,05 > 1,665 thus the hypothesis is accepted. This research result is a result of learning from the student‟s mathematics by applying the model of study is a co-opeartive type of Think Pair Square (TPSq) better than the mathematics of student which makes class at SMPN 16 Padang for a period 2015/2016.

Keyword: Think Pair Square (TPSq), Result Of Learning

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam menunjang perkembangan teknologi.

Mengingat hal tersebut, maka matematika diajarkan disetiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah sampai perguruan tinggi dan melalui pembelajaran matematika dapat dikembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, kritis, kreatif dan sistematis dalam menyelesaikan suatu

masalah. Melihat peranan matematika yang penting maka diperlukan perhatian yang lebih dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan hasil belajar matematika yaitu dengan menjadikan matematika sebagai salah satu indikator kelulusan, memberikan pelatihan kepada guru matematika, memberikan perbaikan mutu guru melalui sertifikasi guru serta

(2)

memberikan fasilitas sarana dan pra sarana dalam meningkatkan mutu pelajaran matematika tersebut.

Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 06 - 08 Oktober 2015 di SMP Negeri 16 Padang diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan cenderung masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dan kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran, siswa juga kurang memperhatikan materi pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru karena sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Selain itu, keinginan siswa yang masih kurang untuk menemukan sendiri jawaban dari soal yang telah diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa juga kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru karena masih banyak siswa yang hanya mengerjakan sebagian soal saja dari tugas yang telah diberikan oleh guru dan kerja sama antara siswa dengan siswa lain masih kurang dalam proses pembelajaran. Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa di SMP Negeri 16 Padang diperoleh informasi bahwa siswa menganggap matematika adalah

pelajaran yang membosankan dan sulit untuk dimengerti, karena pada saat guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah, siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Kemudian pada saat guru membentuk kelompok belajar siswa, siswa kurang mau dibimbing dan diarahkan oleh guru untuk bekerja sama dengan siswa yang lain sehingga hal tersebut mengakibatkan siswa malas dan takut dalam belajar matematika serta kurangnya kerja sama antara siswa dengan siswa lain.

Siswa juga menganggap matematika adalah pelajaran yang penuh dengan rumus-rumus dan sulit untuk dihapal.

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 16 Padang diperoleh informasi bahwa guru telah berusaha membuat siswa aktif dalam belajar matematika dengan cara mengaitkan materi pelajaran sebelumnya dengan materi pelajaran selanjutnya, memberikan latihan pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung, memberikan tugas di rumah, membentuk kelompok belajar dalam proses pembelajaran matematika dan memberikan nasehat serta rasa semangat agar siswa aktif dalam

(3)

belajar matematika. Namun, usaha- usaha tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan.

Berdasarkan permasalahan diatas, perlu ada suatu model pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir siswa, bekerja sama, saling membantu, berbagi pengetahuan dengan temannya, mengeluarkan ide-ide dan memahami materi secara individu maupun melalui bantuan orang lain yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa berdasarkan pengalaman mereka sendiri, sehingga apa yang mereka pelajari benar-benar dimengerti. Penerapan model pembelajaran yang mampu mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompok, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain. Sehingga demikian siswa diharapkan bisa memahami dan mengerti matematika dengan baik dan benar. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Think Pair Square (TPSq). Lie (2010:

57) berpendapat bahwa ”model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong-royong”. Model ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari model ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) ini diharapkan dapat membuat siswa untuk mengeluarkan pendapat ketika bekerja sama dalam kelompok dan ketika mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas sehingga siswa mampu mendapatkan hasil belajar matematika yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas VII SMPN 16 Padang.

(4)

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Iren Sasmita Rahman (2013) dengan judul “pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square terhadap pemahaman konsep matematis siswa Kelas VIII SMPN 13 Sijunjung. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 13 Sijunjung.

Perbedaan penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah pada tahap pelaksanaan dan penerapan pembelajaran. Penelitian sebelumnya pada tahap pelaksanaan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan penerapan pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematis, sedangkan pada penelitian yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaannya menggunakan lembaran soal dan lembaran jawaban, kemudian pada penerapan pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 06 April sampai dengan 04 Mei 2016 di kelas VII SMP Negeri 16 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek.

Variabel dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 16 Padang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara acak.

Kelas sampel yang terpilih adalah kelas VII4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII7 sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes yaitu tes kemampuan hasil belajar matematika siswa. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas VII2 SMPN 18 Padang pada tanggal 30 April 2016. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal dipakai dengan reliabilitas 0,917. Teknik analis data yang dipakai adalah uji-t

(5)

satu pihak yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 239).

HASIL DAN PEMBAHASAN Mengetahui hasil tes kemampuan hasil belajar matematika siswa dilakukan tes akhir. Kelas eksperimen diikuti oleh 32 orang siswa dan pada kelas kontrol diikuti oleh 33 orang siswa. Hasil tes akhir siswa pada kedua kelas ini diperoleh rata-rata ( ̅), standar deviasi (S), nilai maksimum (Xmaks), dan nilai minimun (Xmin) seperti pada Tabel berikut.

Tabel 1. Rata-rata dan Standar Deviasi dari Skor Tes Akhir

Kelas Samp

el

( ̅) S Xma k

Xmi n

Eksperi

men 79,28 13,53 100 55 Kontro

l 72,67 12,46 97 50 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata kemampuan hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol.

Simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Hal ini menunjukkan pada kelas eksperimen nilai siswa lebih beragam dan menjauhi nilai rata-rata dari pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan

dengan uji-t satu pihak, diperoleh bahwa dan dengan maka

ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMPN 16 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Gambar 1 dan Gambar 2 dapat dilihat tes akhir hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Gambar 1. Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen

Gambar 2. Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol

(6)

Gambar 1 memperlihatkan bahwa siswa juga mampu menguasai materi selama proses pembelajaran 5 kali pertemuan begitupun dengan siswa berkemampuan tinggi lainnya. Siswa terlihat mampu menyelesaikan soal no 1a dan 1b dengan baik dan menyelesaikan soal tes akhir dengan baik dan benar. Sehingga siswa mendapatkan perolehan skor yang maksimal.

Gambar 2 dapat dilihat bahwa siswa mampu menguasai materi selama proses pembelajaran 5 kali pertemuan. Siswa terlihat mampu menyelesaikan soal no 2a, 2b, 3a dan 3b dengan baik dan menyelesaikan soal tes akhir dengan baik dan benar.

Sehingga siswa tersebut mendapatkan perolehan skor yang maksimal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq) lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII

SMPN 16 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016.

DAFTAR RUJUKAN

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika.

Bandung: Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data hasil penilaian hasil belajar matematika siswa tunarungu sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair- Share dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square disertai Kuis di kelas VIII

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe pair check lebih baik dari pada pemahaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share diiringi dengan strategi Bowling

Penelitian bertujuan mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division STAD lebih baik dari hasil

Hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dikatakan lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa kelas kontrol yang menggunakan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay lebih baik