• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK

Asnel, Rahima, Mulia Suryani

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the results of students’ mathematics learning by using cooperative learning model with Student Teams Achievement Division (STAD) is better than on the results of students’ mathematics learning to apply the scientific on the students of class VIII SMPN 1 Lembang Jaya district Solok. This is an experiment research with random sampling technique. The population of this research is all students of class VIII SMPN 1 Lembang Jaya district Solok. A sample of this research is class VIII1 as the experiment and class VIII2 as a control. The instruments are used in the study is an essay test. Statistics test who used to testing hypothesis is test t of the one hand. According to the test hypothesis obtined tempiric= 1,22 and ttable= 1,68 with α =0,05 then the hypothesis research is rejected. So, it can be concluded that the results of students’ mathematics learning by using cooperative learning model with Student Teams Achievement Division (STAD) is same with the results of students’ mathematics learning to apply the scientific on the students of class VIII SMPN 1 Lembang Jaya distric Solok.

Keywords: The results of learning math, Student Teams Achievement Division (STAD)

PENDAHULUAN

Simarmata (2014:175) menyatakan bahwa “Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) merupakan model pembelajaran yang dikembangkanb oleh Slavin dan merupakan tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam

menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal”.

Menurut Bloom dalam Suprijono (2012:6) menyatakan

“Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Berdasarkan kutipan tersebut hasil belajar dinilai atas tiga kemampuan yaitu kemampuan kognitif yang mencakup pengetahuan yang diperoleh oleh siswa, kemampuan afektif yang mencakup sikap siswa selama pembelajaran, dan

(2)

2 kemampuan psikomotor yang

mencakup keterampilan yang dimiliki siswa. Hasil belajar yang dikatakan baik jika siswa sudah memenuhi ketiga kemampuan tersebut.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 25 September 2017 di SMP Negeri 1 Lembang Jaya Kabupaten Solok, terlihat bahwa siswa kurang memperhatikan guru ketika menerangkan. Siswa hanya menunggu apa yang diterangkan oleh guru saja. Siswa kurang bekerjasama dan saling berbagi ilmu pengetahuan yang dimiliki terhadap materi pembelajaran, hal ini terlihat saat diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok belajar, interaksi antar siswa dalam bertukar pendapat masih kurang dan kemampuan siswa untuk saling memotivasi dalam belajar masih belum terlihat.

Hasil wawancara dengan guru matematika di SMPN 1 Lembang Jaya Kabupaten Solok, diperoleh informasi bahwa guru sudah berupaya melakukan berbagai usaha seperti diskusi kelompok. Pada saat diskusi berlangsung, yang aktif

hanya siswa berkemampuan tinggi, sedangkan anggota kelompok lain hanya menunggu jawaban dari temannya. Ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan soal ke depan, siswa tidak bisa menyelesaikannya karena siswa yang bersangkutan tidak mengerti bagaimana langkah-langkah penyelesaian soal tersebut apalagi untuk menjelaskan kepada teman- temannya.

Hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Siswa yang berkemampuan tinggi tidak mau bekerja sama dengan teman yang lainnya, karena siswa yang lain hanya menyalin jawaban dari temannya tanpa berusaha untuk mengerjakan sendiri terlebih dahulu.

Upaya untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan peranan guru sebagai pendorong semangat siswa dan melakukan pembaharuan dalam pembelajaran matematika.

Salah satu upaya untuk mengatasi berbagai masalah yang telah ditemukan adalah dengan

(3)

3 menerapkan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Menurut Sanjaya dalam Rusman (2014: 203) ”Cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan”. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu.

Sehingga pada penelitian digunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Rusman (2010: 215) adalah : a) penyampaian tujuan dan motivasi, b) pembagian kelompok, c) presentasi dari guru, d) kegiatan belajar dalam tim, e) kuis, f) penghargaan prestasi tim. Berdasarkan pelaksanaan yang dikemukakan oleh Rusman dilakukan modifikasi presentasi oleh siswa setelah diskusi kelompok

selesai, untuk membandingkan perbedaan jawaban setiap kelompok, dimana siswa yang terpilih harus mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas dan kelompok lainnya menanggapi.

Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Melia Yulfianti yang berjudul ”Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Disertai LKS Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 2 Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams- Achievement Division (STAD) disertai LKS lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih

(4)

4 baik dari pada hasil belajar

matematika siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang Jaya Kabupaten Solok.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 10-24 Januari 2018 semester genap tahun pelajaran 2017/2018 di kelas VIII SMPN 1 Lembang Jaya Kabupaten Solok.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang Jaya Kabupaten Solok.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara acak.

Kelas sampel yang terpilih adalah kelas VIII1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII2 sebagai kelas kontrol.

Teknik analisis data dilakukan dengan rumus uji t, menurut Sudjana (2005: 239) sebagai berikut:

̅ ̅

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data tes akhir diperoleh perhitungan rata- rata ( ̅), simpangan baku (S), nilai tertinggi ( ), dan nilai terendah( ), seperti pada Tabel 1:

Tabel 1. Analisis hasil belajar matematika siswa kelas sampel

Kelas

Sampel ̅ S Xmaks Xmin

Eks 65,90 22,36 100 22 Kontrol 57,27 23,86 100 19

Tabel 1 menunjukkan nilai hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Simarmata (2014:177) menyatakan bahwa “Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan penyelesaian tugas dan pemecahan masalah dalam pembelajaran secara kooperatif (kerja sama). Dengan berdiskusi dalam kelompok, setiap anggota kelompok saling mengajari dan saling mendukung anggota kelompoknya untuk memahami materi pelajaran”.

Hipotesis penelitian ini adalah

“Hasil belajar matematika siswa

(5)

5 dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang Jaya Kabupaten Solok”.

Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Liliefors, diperoleh data kelas eksperimen berdistribusi normal maka, untuk uji hipotesis menggunakan uji t satu arah diperoleh thitung1,22 dan

tabel

t 1,68 karena , maka terima H0. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD samadengan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang Jaya Kabupaten Solok.

Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Pembelajaran dimulai dengan guru meminta siswa duduk dalam kelompok yang sudah ditetapkan sebelumnya. Guru mengajak siswa untuk membaca dan memahami materi yang akan dipelajari pada buku teks kurikulum 2013. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk mengeluarkan pendapat dan bertanya terkait materi yang telah diamati, kemudian guru memberikan arahan dan penjelasan terhadap pertanyaan yang disampaikan oleh siswa.

Guru membagikan lembar kerja kelompok pada masing-masing kelompok sebagai bahan diskusi dalam kelompok. Selama diskusi berlangsung, guru memantau kegiatan siswa dan membimbing siswa dalam diskusi kelompok.

Berikut lembar kerja kelompok yang telah dikerjakan siswa dapat dilihat pada Gambar 1

(6)

6 Gambar 1. Lembar kerja kelompok

Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa siswa sudah memahami materi sudut pusat dan sudut keliling.

Siswa sudah bisa menjawab soal-soal di lembar kerja kelompok dengan benar.

Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok yang tidak tampil diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Kemudian, guru mengevaluasi dan memberikan penguatan terhadap jawaban

kelompok yang telah

dipresentasikan. Siswa diberikan kuis terkait materi yang telah dipelajari.

Hasil kuis dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Lembar kuis Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa siswa sudah dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan sudut pusat dan sudut keliling lingkaran akan tetapi siswa masih ada yang salah konsep pada soal nomor 2a (sifat segitiga sama sisi yang masing-masing besar sudutnya adalah 600) dan salah perhitungan dalam menyelesaikan soal nomor 2b (besar sudut POQ yang seharusnya 600 ditulis 300).

Hasil jawaban siswa menunjukan bahwa siswa belum menguasai materi dengan baik.

Setelah kuis, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang

(7)

7 dipelajari. Di akhir pembelajaran,

guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dengan menghitung skor individu, dimana yang menjadi skor adalah nilai kuis (diumumkan pada akhir pertemuan berikutnya).

Tahap akhir penelitian diberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Contoh lembar jawaban tes akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 3. Lembar jawaban siswa kelas eksperimen

Gambar 4. Lembar jawaban siswa kelas kontrol

Berdasarkan Gambar 3 dan 4 terlihat bahwa siswa sudah dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan unsur-unsur lingkaran

dengan baik. Jawaban siswa pada kelas eksperimen sudah lengkap dan benar, tetapi pada kelas konrol masih terdapat jawaban siswa yang kurang lengkap. Hal ini menunjukkan pemahaman siswa terhadap materi sudah baik, namun siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal.

Secara keseluruhan dari tes akhir yang dilakukan,hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD samadengan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang Jaya Kabupaten Solok. Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa belajar secara berkelompok dan berperan aktif sebagai tutor sebaya, siswa belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesame anggota kelompok dalam memahami materi pembelajaran. Namun pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang biasanya diterapkan belum membiasakan siswa belajar secara berkelompok, siswa hanya terbiasa belajar secara individu. Siswa tidak biasa bekerjasama untuk saling

(8)

8 memotivasi, karena terdapat

persaingan antara siswa untuk mendapatkan nilai.

Kendala pertama terlihat pada saat diskusi, kerjasama antar anggota kelompok tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Masih ada anggota kelompok yang bermalas-malasan selama diskusi berlangsung dan tidak ikut serta dalam menyelesaikan lembar kerja kelompok.

STAD mengharapkan siswa mampu memahami materi pelajaran sendiri tanpa dijelaskan guru secara rinci. Tugas guru hanya membimbing siswa dalam memahami materi. Sementara untuk kasus belajar siswa seperti yang telah disebutkan mengharuskan guru mengontrol satu persatu siswa dalam mengunjungi diskusi kelompok, sehingga konsep materi yang dipelajari dapat dipahami siswa. Dari proses pembelajaran yang telah terjadi guru kurang mengontrol satu persatu siswa dalam diskusi kelompok, guru hanya mengingatkan siswa secara keseluruhan.

Dalam penerapan STAD, guru mengevaluasi hasil belajar siswa melalui pemberian kuis mengenai

materi yang dipelajari pada setiap pertemuan. Kuis yang diberikan secara individu bertujuan agar siswa aktif bekerjasama dalam diskusi kelompok, siswa mengajari teman sekelompoknya untuk membantu agar bias menjalani kuis, karena skor kelompok didasarkan pada kemajuan yang diperoleh siswa atas nilai kuis sebelumnya. Namun beberapa siswa merasa keberatan dengan kuis yang dilaksanakan setiap pertemuan.

Siswa yang bermalas-malasan selama diskusi kelompok dan tidak memahami konsep materi pelajaran mengakibatkan siswa tidak bisa menyelesaikan soal kuis dengan baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sama dengan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang Jaya

(9)

9 Kabupaten Solok. Pembelajaran

berkelompok dan kuis yang diterapkan pada kelas eksperimen tidak mempengaruhi hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran

mengembangkan

Profesionalisme Guru (Edisi Kedua). Jakarta: Rajawali Pers.

Simarmata, Usler. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Listrik Dinamis di Kelas X SMA. (Nomor 1 tahun 2014). Hlm 173-180 Sudjana. (2005). Metode Statistik.

Bandung: Tarsito.

Suprijono, Agus. (2010).

Cooperative Learning.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yulfianti, Melia. (2013). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Disertai LKS Terhadap

Pemahaman Konsep

matematis Siswa kelas VIII SMPN 2 Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat (Skripsi). Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Disertai