• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

Lusi Rauda Yanti1, Zulfitri Aima2, Siskha Handayani2

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

Backgrounds of the research were that the student’s learning outcome was low and students were not motivated to study math. The research was to find out whether student’s learning outcome by applying the cooperative learning model of Course Review Horay type is better than applying a conventional learning at Class VIII SMP Pertiwi 2 Padang. It was an experimental research with a random subject. Population was all students at class VIII SMP Pertiwi 2 Padang. Sampling technique was random sampling and it was selected VIII4 class as the experimental class and VIII2 as the control class. The instrument used was final test. Final test is an essay form with the reliability test r11 = 0,92. Based on the data analysis, it is found that both of the classes have normal distribution and homogen. From the hypothesis testing, it is found that tcount= 3,4693>ttable=1,675 so that H0 is rejected and H1 is accepted. It can be concluded that student’s learning outcome by applying the cooperative learning model of Course Review Horay type is better than applying a conventional learning at Class VIII SMP Pertiwi 2 Padang.

Keywords: Course Review Horay, mathematical learning outcome PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Mengingat peran matematika yang sangat penting, maka pemerintah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya dibidang matematika dan seharusnya siswa

dapat memahami pelajaran dan meningkatkan hasil belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 20) “Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar”. Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh siswa setelah melakukan belajar dan menjadi tolak ukur untuk menentukan keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Guru harus mampu

(2)

menciptakan kondisi belajar yang nyaman, menyenangkan, sistematis dan berkesinambungan sehingga tercipta kondisi belajar yang efektif dan efisien demi mencapai tujuan pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif dalam memberikan materi kepada siswa, menciptakan kondisi belajar siswa yang nyaman, menyenangkan, sistematis, dan berkesinambungan sehingga tercipta kondisi belajar yang kondusif, efektif, dan efisien demi mencapai tujuan pembelajran, serta mampu memillih metode yang dapat membuat siswa aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di SMP Pertiwi 2 Padang pada tanggal 2 sampai 26 Agustus 2016 di kelas VIII, bahwa sekolah menggunakan kurikulum KTSP, proses belajar mengajar belum terpusat pada siswa, dan siswa belum termotivasi untuk belajar matematika. Hal itu ditandai dengan sebagian besar siswa cenderung banyak diam, malas bertanya dan malas untuk mengerjakan latihan. Aktivitas siswa hanya mencatat, mendengar dan

hanya sedikit siswa yang bertanya atau berdiskusi. Jika diberikan tugas kelompok, hanya beberapa orang siswa yang mengerjakan sementara siswa yang lain hanya berdiam diri dan mengandalkan siswa yang pandai.

Hasil wawancara dengan guru matematika, guru telah berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap pembelajaran. Namun dalam pelaksanaannya sebagian besar siswa cenderung banyak diam, malas bertanya dan malas untuk mengerjakan latihan. Hal inilah yang mengakibatkan hasil belajar siswa masih rendah.

Hasil wawancara dengan siswa, siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran karena siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit dan membosankan, serta cara belajar- mengajar yang dilakukan selalu monoton sehingga membuat siswa merasa bosan dan jenuh dalam belajar matematika. Jadi dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab hasil belajar matematika

(3)

siswa masih rendah adalah model pembelajaran yang kurang bervariasi.

Berdasarkan persoalan yang dikemukakan di atas, perlu dilakukan suatu pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah yang telah ditemukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan, karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak “hore” atau yel- yel lainnya yang disukai. Istarani &

Muhammad Ridwan (2014: 117) menyatakan bahwa “Course Review Horay merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang diawali dari pemberian informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan kedalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang

punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab, jika jawaban benar maka diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel “hore” atau lainnya pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, serta refleksi”. Model ini mempunyai keunggulan dapat menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa berminat untuk mengikuti proses pembelajaran.

Kondisi seperti ini akan dapat menghilangkan kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran dan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam belajar matematika, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang.

(4)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 di SMP Pertiwi 2 Padang. Penelitian dimulai dari tanggal 31 Januari 2017 sampai 21 Februari 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak, sehingga diperoleh kelas VIII4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII2 sebagai kelas kontrol.

Jumlah sampel penelitian sebanyak 54 siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Pertiwi2 Padang setelah diberikan perlakuan.

Pembelajaran ini lebih banyak menggunakan metode ceramah dan

pemberian tugas secara individu.

Hasil belajar tersebut dinilai dari tes akhir yang diberikan pada kelas sampel. Salah satu cara menentukan kualitas soal yang baik adalah dengan memperhatikan reliabilitas tes. Perhitungan menentukan reliabilitas soal merujuk pada Arikunto (2010: 239). Perhitungan penilaian pada tes akhir menggunakan rubrik holistik skala 4.

Menurut Iryanti (2004: 13), ”rubrik adalah pedoman penskoran. Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria.

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes akhir. Soal tes akhir diujicobakan terlebih dahulu di kelas VIII1 SMP Pertiwi 1 Padang. Teknik analisis data dilakukan dengan menganalisis data hasil penelitian melalui uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors (Sudjana, 2005: 466) dan uji homogenitas dengan menggunakan uji F.

Kemudian melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t satu pihak (Sudjana, 2005: 239).

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan diperoleh deskripsi hasil tes akhir matematika siswa kelas sampel seperti Tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi hasil tes akhir

Kelas Sampel

𝑥 𝑠 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥𝑚𝑖𝑛

Eksperimen 71 19,11 100 35 Kontrol 51,92 21,15 96 24 Keterangan: 𝑥 = rata-rata atau mean, 𝑠 = variansi atau ragam, 𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 = Nilai tertinggi, 𝑥𝑚𝑖𝑛 = Nilai terendah

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas kontrol.

Ketuntasan hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini berarti bahwa, hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan perhitungan uji Liliefors untuk kelas eksperimen yaitu 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,1036 lebih kecil dari 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,1706 dan Liliefors untuk kelas kontrol yaitu 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

0,1368 lebih kecil dari 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,1658, karena 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔lebih kecil dari 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka terima Ho. Jadi, semua kelas populasi berdistribusi normal. Sedangkan, hasil uji homogenitas dengan menggunakan uji F. Kriteria pengujian adalah terima H0 jika 𝐹 1−𝛼 𝑛1− 1,𝑛2−1 <

𝐹 < 𝐹1

2𝛼(𝑛1− 1,𝑛2−1) . Hasil pengujian diperoleh nilai 𝐹 = 0,83 sedangkan 𝐹 1−𝛼 (𝑛1− 1,𝑛2−1) = 0,45 dan

𝐹1

2𝛼(𝑛1− 1,𝑛2−1) = 2,21. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sampel mempunyai variansi yang homogen.

Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dilihat dari tes akhir berdistribusi normal dan mempunyai kesamaan variansi. Sedangkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t satu pihak pada taraf nyata 0,05 diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,4693 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,675 karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka tolak 𝐻0 dan terima 𝐻1. Sehingga, disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay lebih baik daripada hasil belajar

(6)

matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa hasil belajar

matematika siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay lebih baik daripada hasil belajar

matematika siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang. Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Pembelajaran dimulai dengan pembukaan, menjelaskan materi pembelajaran beserta contoh soal dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan masing-masing 4-5 orang dalam satu kelompok. Pada setiap pertemuan guru membagikan karton persegi kepada setiap kelompok, karton persegi tersebut terdiri dari 3 kolom dan 3 baris, guru meminta siswa untuk mengisi angka secara acak pada karton persegi tersebut dari angka 1-9 sesuai dengan keinginan setiap kelompok.

Guru menyiapkan soal sebanyak sembilan buah dan memilih soal latihan secara loting dan membacakan soal yang terambil.

Siswa/kelompok mengerjakan soal sesuai dengan nomor yang telah diloting dan menuliskan jawabannya pada kotak yang nomornya sama dengan nomor soal yang terambil.

Siswa mencabut loting kelompok yang tampil untuk mempresentasikan hasil jawabannya di papan tulis, lalu guru mengecek jawaban kelompok yang presentasi tersebut. Guru menjelaskan kepada siswa/kelompok apabila jawaban yang dibuat benar maka diberikan tanda cheklist dan jika salah diberi tanda silang dan bagi kelompok yang sudah mendapatkan tanda cheklist secara vertical/ horizontal/ diagonal berteriak hore atau yel-yel yang sudah disepakati oleh kelompok.

Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan hore terbanyak.

Pembelajaran dengan menerapkan model Course Review Horay aktivitas belajar lebih banyak

(7)

berpusat pada siswa sehingga dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Suasana belajar, persaingan dan interaksi yang menyenangkan dapat membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar matematika. siswa dapat meluapkan ekspresi kegembiraannya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Hal ini dapat mendorong siswa lain untuk berusaha lebih keras lagi dalam mengerjakan soal-soal sehingga mereka dapat merasakan kepuasan yang sama. Pada setiap pertemuan hasil belajar siswa semakin meningkat.

Pada kelas kontrol pembelajaran berlangsung secara konvensional. Suasana belajar yang tercipta adalah lebih fokus pada guru, keaktifan siswa hanya cenderung pada saat dilakukan tanya jawab dan pemberian soal latihan kepada siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay lebih baik daripada hasil belajar

matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyanti, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Rineka Cipta.

Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika.

Padang: Jurusan

Matematika FMIPA

Universitas Negeri Padang.

Santoso, Singgih. 2010. Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT.

Elek Media Komputindo.

Sudjana. 2005. Metode Statistika.

Bandung: Tarsito.

Istarani dan Muhammad Ridwan.

(2014). 50 Tipe

Pembelajaran Kooperatif.

Medan: CV. Media Persada.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair