• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran jigsaw dalam - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran jigsaw dalam - IAIN Repository"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Bagi guru Mts Al-Hikmah Rejo Basuki yaitu sebagai model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang model pembelajaran dan aplikasi kelas, serta dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan selanjutnya.

Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Maulan Arum (2016) mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro berjudul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa MAN 1 METRO Tahun Pelajaran 2015/2016”. metode sangat berpengaruh dalam proses kegiatan pembelajaran di MAN 1 METRO karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

LANDASAN TEORI

  • Pengertian Hasil Belajar
  • Klasifikasi Hasil Belajar
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
  • Model Pembelajaran Jigsaw
    • Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw
    • Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw
    • Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Jigsaw
  • Pembelajaran Akidah Akhlak
    • Pengertian Akidah Akhlak
    • Tujuan Mata Pelajaran Akidah Akhlak
    • Materi Pelajaran Akidah Akhlak
    • Urgensi Pembelajaran Akidah Akhlak

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah kemampuan atau prestasi belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, emosional, dan psikomotorik setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui model pembelajaran Jigsaw. Klasifikasi hasil belajar dibagi menjadi tiga area, yaitu area kognitif, area afektif, dan area psikomotorik. . A.

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.9 Pada uraian di atas diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Pembelajaran Aqidah Akhlak merupakan usaha sadar dan terencana untuk mempersiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati dan beriman kepada Allah SWT serta mewujudkannya dalam kenyataan. Pelajaran Aqidah Akhlak ini sangat penting bagi siswa dimana dengan adanya Pelajaran Aqidah Akhlak ini dapat membantu siswa untuk selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu.

Pengajaran Aqidah Akhlak adalah usaha sadar dan terencana untuk mempersiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati, dan beriman kepada Allah SWT serta mewujudkannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits melalui bimbingan, pengajaran, latihan, dan pengalaman penerapan. . Dengan demikian, pengajaran akidah akhlak merupakan usaha sadar dan terencana untuk mempersiapkan anak didik agar mengetahui, memahami, menghayati dan meyakininya serta mengimplementasikannya dalam perilaku.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Setting Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I. IX. kelas MTs Al-Hikmah Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I siswa kelas IX MTs Al-Hikmah Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Siswa Kelas IX Siklus I MTs Al-Hikmah Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah Hasil Ujian Akhir.

Aktivitas siswa pada siklus II diamati saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan menerapkan model Cooperative Jigsaw yang disesuaikan dengan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Hasil Posttest Siklus II Siswa Kelas IXMT Al-Hikmah Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Selain aktivitas guru, hasil penelitian diperoleh persentase rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode Jigsaw pada siklus I dan siklus II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model Cooperative Jigsaw pada Siklus I dan Siklus II ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Terakhir, pada Siklus II persentase rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 79,17% pada sesi ketiga.

Gambar 1.1 Siklus yang dikembangkan Suharsini Arikunto dalam Penelitian  Tindakan Kelas
Gambar 1.1 Siklus yang dikembangkan Suharsini Arikunto dalam Penelitian Tindakan Kelas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Berdirinya MTs Al Hikmah Rejo Basuki

MTs Al Hikmah Rejo Basuki Basuki didirikan pada tahun 2000 dengan nama MTs Al Hikmah Rejo Basuki Basuki. MTs Al Hikmah Rejo Gedung Basuki Basuki terletak di kawasan strategis di Jalan Tarbiyah, Desa Rejo Basuki, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah.

Profil MTs Al Hikmah Rejo Basuki

Visi, Misi, dan Tujuan MTs Al Hikmah Rejo Basuki

Data Guru dan Pegawai MTs Al Hikmah Rejo Basuki

Data Peserta Didik

Letak Geografis Lokasi MTs Al Hikmah Rejo Basuki

Denah Lokasi MTs Al Hikmah Rejo Basuki

Struktur Organisasi MTs Al Hikmah Rejo Basuki Struktur Organisasi MTs Al Hikmah Rejo Basuki.

Struktur Organisasi di MTs Al Hikmah Rejo Basuki

Sarana dan Prasarana MTs Al Hikmah Rejo Basuki

Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan

  • Pelaksanaan Siklus I
  • Pelaksanaan Siklus II

Sebelum memulai proses pembelajaran dengan model Collaborative Jigsaw, guru memberikan soal pretest terkait materi yang akan disampaikan yaitu Keyakinan Kadha dan Kadar. Guru meminta siswa untuk mengerjakan beberapa soal yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari sebagai penilaian akhir pembelajaran pada siklus I (posttest I). Pengamatan aktivitas guru pada siklus I dilakukan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas dengan menerapkan model Cooperative Jigsaw.

Pada pertemuan pertama persentasenya 72,73%, pertemuan kedua 76,27%, dan pertemuan ketiga 78,36%. Aktivitas siswa pada siklus 1 diamati saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model Cooperative Jigsaw yang disesuaikan dengan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan proses pembelajaran pada siklus I belum berjalan dengan baik, dari hasil persentase pertemuan ketiga terlihat masih kecil dan belum mencapai tujuan.

Selain mengumpulkan data aktivitas siswa, pertemuan ketiga pada Siklus I juga dilakukan evaluasi pembelajaran (Posttest Siklus I). Penilaian hasil belajar siswa didasarkan pada kemampuan siswa mengerjakan soal posttest yang diberikan oleh guru kepada siswa kelas IX yang berjumlah 16 siswa pada siklus I. Adapun nilai tes siswa pada siklus I adalah sebagai berikut. Setelah mengetahui hasil posttest Siklus I, peneliti akan membandingkan hasil posttest Siklus I dengan hasil pretest.

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa setelah menerapkan model Cooperative Jigsaw dilakukan tes (post test) di akhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga di akhir pembelajaran. Guru meminta siswa mengerjakan beberapa soal pada materi yang dipelajari sebagai evaluasi akhir pembelajaran pada Siklus II (posttest II). Observasi aktivitas guru pada Siklus II dilakukan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas dengan menerapkan model Cooperative tipe Jigsaw.

Pada pertemuan pertama persentasenya 78,82%, pada pertemuan kedua 82,91%, sedangkan pada pertemuan ketiga 89,54. Secara umum dari hasil empat tahapan kegiatan atau kegiatan siswa mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga dapat disimpulkan bahwa kegiatan proses pembelajaran pada siklus II telah berjalan dengan baik dan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seperti dilihat dari Persentase hasil pada pertemuan ketiga pada siklus II pada masing – masing indikator telah mencapai standar persentase keberhasilan yaitu minimal 80. Selain mengumpulkan data aktivitas siswa, pada pertemuan ketiga pada siklus II, dilakukan juga penilaian terhadap pembelajaran (Posttest Cycle II).

Hasil Post Test Siklus II Kelas IXMT Kelurahan Al-Hikmah Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Kelas IX MTs Al-Hikmah Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung.

Analisis Data dan Pembahasan

  • Analisis Aktivitas Guru pada Siklus I dan II
  • Analisis Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II
  • Analisis Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II
  • Tabel Hasil prasurvey
  • Data Guru dan Pegawai MTs Al Hikmah Rejo Basuki
  • Data Siswa MTs Al Hikmah Rejo Basuki
  • Sarana dan Prasarana MTs Al Hikmah Rejo Basuki
  • Hasil Observasi Guru Siklus I
  • Hasil Observasi Siswa Siklus I
  • Hasil Belajar Siswa Siklus I
  • Hasil Observasi Guru Siklus II
  • Hasil Observasi Siswa Siklus II
  • Hasil Belajar Siswa Siklus II
  • Peningkatan Hasil Observasi Guru Siklus I dan II
  • Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II
  • Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Artinya ada peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II yaitu 8,13. Dengan demikian aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran sudah mencapai tujuan yang diinginkan karena terjadi peningkatan pada siklus II. Sehingga guru pada siklus II melakukan perbaikan dari siklus I yaitu guru lebih fokus dan memperhatikan siswa serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Pada aspek kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari siswa lain, siklus I mencapai persentase rata-rata 68,06% dan siklus II 79,86%. Dari hasil penelitian dengan 2 siklus yang dilaksanakan diperoleh hasil peningkatan pembelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IX melalui penerapan model Cooperative Jigsaw dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

Data hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I rata-rata nilai pretest 69,69 dengan tingkat ketuntasan 50% dan nilai rata-rata posttest 70,94 dengan tingkat ketuntasan 56,25. Pada Siklus II nilai rata-rata pretes adalah 70,94 dengan ketuntasan 56,25%, dan nilai rata-rata postes adalah 79,69 dengan tingkat ketuntasan. Persentase Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Akhlak Aqidah pada Siklus I dan Siklus II Kelas VIII MTs Ma'Arif 02.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 56,25%, dan pada siklus II tingkat ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 87,5. Dengan demikian target yang diinginkan tercapai untuk ketuntasan hasil belajar siswa, karena pada akhir siklus target yang ditentukan tercapai yaitu 80. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa Jigsaw Model kooperatif tipe kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX MTs Al Hikmah Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2020/2021 pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dengan memperhatikan tujuan pencapaian hasil belajar sebesar 80%, ternyata ketuntasan hasil belajar pada siklus II mencapai 87,50. Bagi siswa agar lebih meningkatkan semangat belajarnya khususnya pada pelajaran Aqidah Akhlak agar hasil belajar meningkat.

Gambar

Gambar 1.1 Siklus yang dikembangkan Suharsini Arikunto dalam Penelitian  Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengetahui adanya perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa

Penelitian yang dilakukan oleh Inggit Fitriani mahasiswa jurusan Syari’ah Program Study Al-Ahwal Al Syakhshiyyah pada STAIN Jurai Siwo Metro, dengan judul “Pernikahan dengan Wali Hakim