• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul: Penerapan model pembelajaran kooperatif two-stand-two-lost untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tekanan zat di kelas VIII SMP Negeri 4 Medan. . Berdasarkan identifikasi masalah, untuk mencapai tujuan pembelajaran, peneliti memberikan batasan, yaitu bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih aktif dalam proses belajar mengajar untuk Materi di bawah tekanan. pembelajaran menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stand Two Stray di Kelas VIII SMP Negeri 4 Medan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih aktif dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Second Stay Two Stray pada materi tekanan zat di kelas VIII.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Twee Stay Two Stray pada mata pelajaran Mencetak di kelas VIII SMP Negeri 4 Medan. Sedangkan menurut teori belajar konstruktivis, belajar adalah proses pembentukan pengetahuan oleh siswa itu sendiri. Perubahan perilaku secara sadar, dimana siswa menyadari adanya perubahan dalam dirinya, misalnya pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui menjadi diketahui sehingga pengetahuannya bertambah.

Perubahan bersifat terus menerus dan fungsional, perubahan yang terjadi dalam diri siswa terus menerus dan tidak statis. Misalnya siswa yang sedang belajar membaca, maka ada perbedaan dari tidak bisa membaca menjadi bisa. Dengan demikian, semakin banyak usaha yang dilakukan siswa dalam belajar, semakin banyak pengetahuan dan perubahan yang akan mereka terima.

Perubahan yang bersifat aktif berarti perubahan yang tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha dari siswa itu sendiri.

Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam model ini, siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu belajar sendiri dan membantu sesama anggota kelompok belajar. Model pembelajaran kelompok adalah seperangkat kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan Sanjaya dalam (Rusman 2014:203). Pembelajaran kooperatif strategis merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa secara berkelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dalam belajar kelompok tentunya ada hal-hal yang belum dipahami siswa, sehingga dalam hal ini guru hanya membantu siswa ketika mereka membutuhkan bantuan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar. Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan menggunakan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Guru membagi siswa menjadi kelompok Two Stay Two Stray yang telah disiapkan. Bagikan LKPD ke setiap kelompok dan berikan kartu nama kepada setiap siswa yang akan berkunjung ke kelompok lain.

Evaluasi

Hasil Belajar

Hasil belajar berarti perubahan sikap dan perilaku pada siswa sebagai akibat dari peningkatan pengetahuan, kreativitas, keterampilan dan karakter. Dari hasil pendapat para ahli tersebut, peneliti sampai pada kesimpulan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh seseorang atau siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar diperoleh ketika siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, dimana siswa mengajukan pertanyaan, memberikan ide, saran atau pendapat, sehingga pada akhirnya siswa memperoleh pengetahuan dari apa yang telah dipelajarinya.

Cognitive skill yaitu: ruang lingkup melihat dan mengenali pengetahuan yang dimiliki siswa keterampilan dalam belajar yang meliputi: Knowledge (pengetahuan), Comprehension (pemahaman), Application (aplikasi atau penerapan), Analysis (analisis), Synthesis (sintesis) dan Evaluation (evaluasi). atau evaluasi). Keterampilan psikomotor, yaitu: bidang-bidang yang berkaitan dengan keterampilan siswa setelah menyelesaikan proses kegiatan pembelajaran, mis. melukis, bermain gitar, melakukan eksperimen, dll. Ketiga bidang di atas merupakan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, agar pada akhirnya memperoleh hasil belajar yang sesungguhnya.

Kondisi fisik siswa: kurang gizi dan mata minus yang menyulitkan siswa untuk membaca jarak jauh. Minat belajar siswa: siswa yang memiliki minat belajar akan mudah memperoleh ilmu dan meraih prestasi. Tingkat kecerdasan siswa: siswa yang intelegensia bawaannya akan mudah menyerap materi yang diajarkan dan mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

Motivasi belajar siswa: siswa dengan semangat belajar, lebih mudah mencapai prestasi karena memiliki semangat yang besar dalam membimbing ilmu. Bakat dan minat siswa: Siswa yang lebih antusias dan berbakat pada mata pelajaran akan lebih mudah mengikuti pembelajaran, misalnya siswa yang menyenangi matematika cenderung mendapatkan nilai yang tinggi dibandingkan dengan mata pelajaran yang kurang diminatinya. Melalui kegiatan pembelajaran dan model yang tepat diterapkan kepada siswa oleh guru, siswa memperoleh hasil belajar berupa pengetahuan (kognitif), sikap (efektif) dan keterampilan (psikomotorik).

Materi Pembelajaran Tekanan Zat

Penerapan tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai pelindung telinga saat berenang atau menyelam, membuat bendungan lebih tebal dari dasarnya, dan lain sebagainya. Berbicara tentang tekanan fluida, tidak lepas dari hukum Archimedes dan hukum Pascal. Hukum Archimedes menyatakan "jika suatu benda dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair, benda itu akan mengalami gaya ke atas yang sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut."

Hukum Pascal menyatakan bahwa "tekanan yang diberikan pada fluida dalam ruang tertutup akan disalurkan secara merata ke segala arah".

Gambar 2.2  Tekanan Zat Padat
Gambar 2.2 Tekanan Zat Padat

Penelitian Relevan

Skor Stay Two Stray (TSTS) diperoleh pada siklus I yaitu peningkatan nilai rata-rata kelas menjadi 72,38. Pencapaian ini telah memenuhi KKM, namun target pencapaiannya adalah 75% siswa mencapai nilai minimal 63, sedangkan 6 siswa atau 28,58 belum mencapai KKM. Pada tindakan siklus II diperoleh hasil yaitu peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 82,38, bahkan 17 siswa atau 80,92% siswa telah mencapai KKM 63.

Kerangka Berpikir

Hipotesis

Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Kemudian merencanakan tindakan yang akan dilakukan, termasuk menyiapkan sumber belajar yang diperlukan dan lain-lain. Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan sumber belajar mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan akhir sesuai RPP. Observasi adalah pengamatan selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh staf atau pengamat pada waktu yang bersamaan (bersamaan dengan pembelajaran).

Refleksi adalah evaluasi hasil analisis data bersama kolaborator yang akan direkomendasikan atas hasil tindakan yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan penelitian dari seluruh aspek/indikator yang ditentukan. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap sebagaimana tercantum pada Tabel 3.1 secara tatap muka (offline).

Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis S dan Mc. Taggart  Reaksi awal
Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis S dan Mc. Taggart Reaksi awal

Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

  • Objek Penelitian

Variabel Penelitian

Prosedur Penelitian

  • Prosedur Penelitian Siklus I a. Tahap Persiapan
  • Prosedur Penelitian Siklus II

Objek penelitian ini berkaitan dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray untuk meningkatkan hasil belajar siswa. dilakukan dalam kegiatan kelompok, penemuan informasi dan kegiatan belajar dalam kelompok dan kelas. Setelah guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa, masing-masing kelompok diberi nama agar dapat membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya. Pilih dua siswa sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menjadi tamu kelompok lain dan dua siswa sebagai tuan rumah untuk berbagi hasil kerja diskusi dengan para tamu.

Setelah kegiatan belajar kelompok selesai, guru memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan skor numerik mulai dari 0 sampai 100. Kemudian guru berterima kasih kepada kelompok atas keberhasilannya dengan melakukan tahapan-tahapan berikut. . Menurut Slavin dalam (Nurdyansah), untuk menentukan perkembangan poin individu dihitung berdasarkan hasil pengujian, seperti terlihat pada tabel berikut.

Setelah menerima hasil dari masing-masing kelompok, guru memberikan pujian dan pujian serta penghargaan kepada kelompok yang mendapat predikat. Selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Two Stay Two Stray, peneliti melakukan observasi dengan bantuan observer lain. Setelah prosedur penelitian pada siklus I selesai dilakukan evaluasi hasil dan percakapan dengan teman sejawat atau observer untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa meningkat atau tidak, jika tidak ada peningkatan disarankan untuk dilanjutkan pada siklus II. siklus. penyempurnaan RPP dari segi indikator, LKS dan bahan ajar.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya hingga terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Melakukan review terhadap tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan merencanakan pelaksanaan tindakan sebagai bahan perbaikan pada siklus berikutnya. Setelah menyelesaikan prosedur penelitian pada siklus II, hasil evaluasi dan diskusi dilakukan dengan kolaborator atau observer untuk melihat apakah ada.

Tabel 3.3 Penghitungan Perkembangan Skor Individu
Tabel 3.3 Penghitungan Perkembangan Skor Individu

Instrumen Penelitian

  • Validitas Tes
  • Validitas isi

Menjelaskan bahan cetak padat 6 Menggunakan bahasa lisan dan tulisan yang jelas 7 Mempertajam keterampilan siswa dengan . Merangkum hasil diskusi siswa 18 Melakukan penilaian akhir sesuai tujuan 19 Memberikan informasi materi selanjutnya 20.

Uji Instrumen Penelitian 1. Tes Hasil Belajar

  • Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik

Post-Test (Tes Akhir) adalah kegiatan untuk menguji tingkat kemahiran siswa setelah dilakukan proses pembelajaran, kemudian dilakukan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa pada sub materi Cetak Kain. Penilaian ini dilakukan secara luring baik pada saat pembelajaran maupun pengerjaan tugas melalui LKPD dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray, seperti terlihat pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6. Siswa menunjukkan perilaku terbuka dengan memberikan kesempatan kepada semua teman untuk berbicara (bertanya atau berdiskusi).

Siswa menunjukkan perilaku bertanggung jawab dengan memeriksa alat dan bahan yang digunakan sebelum memulai percobaan.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Tekanan Zat
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pada Materi Tekanan Zat

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi
  • Dokumentasi

Teknik Analisis Data 1. Jenis Data

Np = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor selama observasi dilakukan Sm = Skor maksimal dari observasi. Cara penjurian hasil tes belajar adalah dengan menghitung skor total dari skor jawaban yang benar kemudian memasukkannya ke dalam rumus perbandingan berikut. Hasil tersebut akan diklasifikasikan ke dalam empat kriteria, menurut Arikunto bahwa “untuk mengetahui kategori kemampuan siswa terlebih dahulu perlu ditentukan kriteria yang akan dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan”.

Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Hasil Belajar Peserta didik
Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Hasil Belajar Peserta didik

Gambar

Gambar 2.2  Tekanan Zat Padat
Gambar 2.3 Mengapung, Melayang, , Tenggelam
Gambar 2.4 Dongkrak Hidrolik
Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis S dan Mc. Taggart  Reaksi awal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Patke / How I Came to be Associated with Kritika Kultura 103 Kritika Kultura 30 2018: 103–104 © Ateneo de Manila University The story of my association with Kritika Kultura starts