• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajarantwo stay two stray(tsts )

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajarantwo stay two stray(tsts )"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa komponen yang perlu ditata dengan baik antara lain guru, siswa, metode, strategi, media, dan model pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penegasan Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru harus memilih model pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Selain itu, faktor penyebab penurunan hasil belajar adalah penerapan model pembelajaran selama proses pembelajaran. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Two Stray Two Stance Teaching (TSTS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI Kelas III Di MIN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019.

Sasaran Tindakan

Peneliti mengambil judul tersebut karena model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan model pembelajaran yang tepat untuk permasalahan tersebut. Model pembelajaran yang monoton dapat efektif karena siswa yang pasif dapat menjadi aktif karena model pembelajaran Two Stay Two Stray mengajarkan interaksi siswa dengan siswa dan siswa. interaksi dengan guru.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai calon guru diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya dan menambah wawasan tentang penerapan Two Stay Two Stray (TSTS).

KAJIAN PUSTAKA

Teori tentang model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)

  • Pengertian model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)
  • Ciri-ciri model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)
  • Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Two Stay Two
  • Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Two Stay Two

Hasil Belajar

  • Pengertian hasil belajar
  • Macam-macam hasil belajar
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
  • Indikator hasil belajar

Hasil belajar seperti yang dijelaskan meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan mengolah (aspek psikomotorik) dan sikap (aspek afektif). Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa sebagaimana dikemukakan oleh Wasliman (dalam Slameto), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan yang mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain: kecerdasan,.

Masyarakat merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi hasil belajar siswa karena masyarakat merupakan teman bergaul siswa sepulang sekolah. Ada tiga indikator hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli yaitu pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

  • Hakekat mata pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI)
  • Karakteristik mata pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI)
  • Ruang lingkup mata pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI)
  • Tujuan lingkup mata pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI) . 22

Membangun kesadaran peserta didik akan pentingnya mempelajari ajaran dasar, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW. Menyadarkan siswa akan pentingnya waktu dan tempat, proses masa lalu, masa kini, dan masa depan. Melatih kemampuan kritis siswa untuk memahami dengan benar fakta sejarah berdasarkan pendekatan saintifik.

Menanam rasa syukur dan penghargaan pelajar terhadap warisan sejarah Islam sebagai bukti ketamadunan umat Islam silam. Membangunkan keupayaan pelajar untuk belajar daripada peristiwa sejarah (Islam), meniru personaliti yang mempunyai pencapaian tinggi dan menghubungkannya dengan fenomena sosial, budaya.

METODE PENELITIAN

  • Setting Penelitian
  • Sasaran Penelitian
  • Rencana Tindakan
  • Jenis instrument dan cara penggunaannya
  • Pelaksanaan tindakan
  • Cara pengamatan (monitoring)
  • Analisis data dan refleksi

Tujuan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS), dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas SKI III/A MIN 2 Mataram tahun pelajaran 2018/2019. Kota Mataram menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Kegiatan yang dilakukan di kelas sebelum penelitian tindakan antara lain membuat sumber belajar dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS), menyusun lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Pada tahap ini guru kelas melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Perencanaan pada Siklus II adalah memperbaiki pembelajaran yang masih kurang pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Two Stay Two Stray Learning (TSTS) pada Siklus II memperoleh skor 98% dengan kategori sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dengan menggunakan model Two Stay Two Stray Learning (TSTS) tergolong proses pembelajaran yang tergolong sangat baik dan berpengalaman. Sehingga anak dalam model pembelajaran Two Stay Two Stray terlatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III MIN 2 Mataram. pada tahun pelajaran 2018/2019. Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar hari ini dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). JUDUL SKRIPSI: Penggunaan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Skiing Kelas III MIN 2 Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Setting Penelitian

  • Tempat penelitian dan letak geografis MIN 2 Mataram
  • Sarana dan prasarana MIN 2 Mataram
  • Keadaan guru dan pegawai MIN 2 Mataram

Hasil Penelitian

  • Pelaksanaan Siklus I
  • Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan model pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk berdiskusi dan berkolaborasi. 11Muhammad Fathurrohman, Innovative Learning Models: Alternative Fun Learning Designs (Jakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2017), hal. Beberapa langkah penerapan dalam model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) antara lain sebagai berikut:

15Muhammad Fathurrohman, Innovative Learning Models: Alternative Fun Learning Designs (Jakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2017), p.17 Muhammad Fathurrohman, Innovative Learning Models: Alternative Fun Learning Designs (Jakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2017), p.Based Berdasarkan pengertian di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada siswa kelas III pada mata pelajaran SKI MIN 2 Mataram tahun pelajaran 2018/2019.

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan RPP terlampir, dengan skenario yang telah disusun berdasarkan tahap perencanaan. Peneliti menggunakan observasi untuk mengamati dan merekam secara langsung pelaksanaan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dalam pembelajaran SKI. Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Two Stay Two Stray Learning (TSTS) diperoleh hasil sebesar 77% dikategorikan terlaksana.

Hal ini terlihat dari hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dengan menggunakan model Two Stay Two Stray Learning (TSTS) Analisis data yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. siklus 1 guru memberikan penilaian tes dengan jumlah soal sebanyak 10 soal menggunakan pilihan ganda untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pelajaran yang telah diajarkan. Jadi dilihat dari hasil belajar dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada siklus I belum tuntas, dilihat dari ketuntasan belajar siswa hanya 25 siswa yang tuntas dengan skor ≥75 dan 12 siswa lainnya. belum selesai. . Hasil tes siklus II menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) sebanyak 37 siswa, 35 siswa tuntas dan 2 siswa lainnya belum tuntas, dengan ketuntasan klasikal sebesar 94,59% termasuk kategori tuntas.

Jadi dilihat dari hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) pada siklus 2 ini sudah tuntas, dilihat dari ketuntasan belajar siswa, 35 siswa yang tuntas dengan skor ≥75 dan 2 siswa lainnya belum tuntas. Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus II, maka penelitian ini dikatakan tuntas, meskipun terdapat dua siswa yang masih belum tuntas dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS), sehingga tidak diperlukan. untuk melanjutkan ke siklus III.

Pembahasan

Untuk lebih jelasnya perbandingan hasil belajar siswa pada setiap siklus dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini. Jika hasil belajar siswa baik, maka kualitas suatu pendidikan akan baik, dan pada akhirnya suatu negara akan berkembang pesat bahkan menjadi negara maju. Salah satu yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah rencana pembelajaran atau model pembelajaran yang dibuat oleh seorang guru.

Berdasarkan hasil belajar siklus I hasil belajar dari 37 siswa, 67,56% mencapai ketuntasan klasikal dengan kategori tidak tuntas, dimana terdapat 25 siswa yang tuntas dan 12 siswa. Secara kontinum bahwa hasil belajar siswa masih di bawah standar, seharusnya mencapai 85% dari ketuntasan klasikal. Dari pandangan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses pembelajaran harus difokuskan pada proses pembelajaran siswa dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat dituntut atau diperlukan karena akan menimbulkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa atau siswa. dan siswa itu sendiri sehingga tercipta suasana kelas, terlihat lebih menyenangkan dan hidup, dimana setiap siswa dapat menggunakan kemampuannya secara maksimal.

Dari aktivitas siswa yang muncul akan mengarah pada terbentuknya pengetahuan, kemampuan atau keterampilan, dan sikap yang akan berujung pada peningkatan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas, jelas bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Islamic Cultural History (ICH) mata pelajaran Kondisi Alam Jazirah Arab pada siswa kelas III MIN 2 Mataram dapat ditingkatkan dengan penerapan Two Stay Two Model pembelajaran Stray ( TSTS). Peningkatan tersebut terlihat dari evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I yaitu perolehan ketuntasan klasikal sebesar 67,56% dengan kategori tidak tuntas, dimana terdapat 25 siswa yang tuntas dan 12 siswa yang tidak tuntas.

Sedangkan di II. siklus dari evaluasi tes hasil belajar terlihat bahwa kesempurnaan klasikal sebesar 94,59% dikategorikan sempurna pada 35 siswa dari 37 siswa yang tuntas. Muhammad Rudini, “pelaksanaan pembelajaran diawali dengan strategi pembelajaran soal untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas III MI Riadhussolihin thoir yasin kamasan monjok mataram skripsi tahun pelajaran, FITK IAIN Mataram, 2016). Guru menjelaskan materi yang berkaitan dengan kondisi sosial masyarakat arab dan kondisi ekonomi masyarakat arab pra islam.

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa sebesar 18,38 dan dapat dikatakan tuntas dalam belajar karena ketuntasan klasikal mengalami peningkatan sebesar 27,03%.

Saran

Arab dikenal sebagai Jazirah Arab. Jazirah berarti pulau atau kepulauan. Jadi Jazirah Arab adalah kepulauan atau kepulauan Arab. Jazirah Arab terletak di benua yang terletak di bagian barat benua Asia. dan kering. Hanya sedikit tempat yang memiliki sumber air sehingga dapat ditempati oleh manusia Jazirah Arab memiliki 3 wilayah Jazirah Arab terdiri dari empat wilayah gurun pasir, yaitu an-Nafud, Rub al-Khali, Harrar dan Arabia. Secara geografis, Arab Saudi berbatasan dengan wilayah berikut. Semenanjung Arab beriklim gurun dan sebagian besar wilayahnya terdiri dari gurun, gurun terbesar adalah Rub al-Khali.

Suku ini merupakan penduduk yang mendiami Semenanjung Tanah Arab sejak azali.Suku ini merupakan keturunan Qahtan dan terdiri daripada dua suku iaitu Himyar dan Kahlan. 3. Suku Arab pendatang (al-„Arab al-Musta‟rabah/al-Musta‟rabah) Suku ini adalah keturunan Nabi Ismail a.s.

Gambar

Gambar 1 : Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tabel 1   : KI dan KD mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas II  Tabel 2   : Kriteria tingkat keberhasilan belajar peserta didik dalam persentase                   (%)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA SULLAMUL MUBTADI ANJANI 1Wardatul Uyun,

NCU Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Tematik Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay –two Stray Di Kelas V Sdn Deketwetan Lamongan B erdas arkan data