Penelitian diperlukan sebagai upaya untuk membantu meningkatkan nilai hasil belajar siswa yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa setelah mengikuti keikutsertaan. Dan teknik pengumpulan data berupa pre-test dan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hal ini disebabkan belum adanya inovasi proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran yang optimal dan beragam, sehingga siswa merasa bosan yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, diperlukan upaya inovasi pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis memilih model TSTS (Two Stay Two Stray) dalam pembelajaran IPS sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan mencegah siswa menjadi pasif.
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model TSTS (Two Stay Two Stray) Kelas V di SDN 1 Depokrejo Kecamatan Trimurjo.
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian
Penelitian Relevan
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Mushohihul Khasanat berjudul “Meningkatnya minat belajar matematika melalui model TSTS (Two Stay Two Stray) di kalangan siswa kelas V A Madresah Ibtidaiyah (MI) Sultan Agung Semester Genap 2012/2013”. Penulis menggunakan model TSTS (Two Stay Two Stray) untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPS, adapun penelitian diatas untuk meningkatkan prestasi dan minat belajar pada mata pelajaran Matematika. 4 Mushohihul Khasanat, Meningkatkan Minat Belajar Matematika Melalui Model TSTS (Two Stay Two Stray) pada Siswa Kelas V A Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sultan Agung Semester Genap Yogyakarta Tahun Pelajaran: UIN Sunan Kalijaga, h.
Konsep Teoritik Variabel Terikat 1. Pengertian Hasil Belajar
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Seperti Allah, Adam dimuliakan di atas para malaikat dengan mempelajari nama-nama segala sesuatu yang tidak diajarkan kepada para malaikat. Dari penjelasan di atas, penulis dapat memahami bahwa model TSTS (Two Stay Two Stray) berfungsi sebagai faktor pengaruh. Hasil belajar adalah perubahan yang dialami seseorang setelah mengalami kegiatan belajar dan sangat bergantung pada proses belajar yang dijalani siswa, dalam hal ini siswa tidak lepas dari peran guru selama proses belajar mengajar.
Konsep Teori Variabel Bebas
- Pengertian Model TSTS (Two Stay Two Stray)
- Langkah-langkah model TSTS (Two Stay Two Stray)
- Beberapa kelebihan dan kelemahan model TSTS (Two Stay Two Stray)
- Tujuan Pembelajaran IPS
Sedangkan kekurangan dari penggunaan model TSTS adalah guru membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pembelajaran. Kurikulum Pendidikan IPS 1994 sebagaimana dikatakan Hamid Hasan merupakan fungsi dari berbagai disiplin ilmu, pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep, karena dalam pembelajaran IPS diharapkan siswa memperoleh pemahaman konsep serta mengembangkan dan membudayakan sikap, nilai, moral dan keterampilan berdasarkan konsep yang telah dimiliki. Dengan tujuan membesarkan anak menjadi warga negara yang baik. Berdasarkan pernyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan ilmu sosial adalah ilmu yang erat kaitannya dengan manusia dan lingkungan dalam kajian, analisis, analisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan melihat aspek kehidupan atau kombinasi perilaku. agar dalam rangka mendidik anak menjadi warga negara yang baik karena firman Allah “Baldatun Thoyyiibatun wa Robbun Ghafur” berarti negara yang.
Hipotesis Tindakan
Defisini Oprasional variabel
Dari pengertian di atas, penulis berasumsi bahwa variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang diperoleh berdasarkan hasil post-test yang diberikan guru kepada siswa setelah pembelajaran berakhir. Sehingga siswa dapat memahami secara tuntas materi yang diberikan oleh guru dan hasil belajar siswa mencapai KKM.
Setting Penelitian
Subjek Penelitian
Prosedur Penelitian
- Siklus 1
- Silkus II
- Metode observasi
- Metode dokumentasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah realisasi pembelajaran dengan menggunakan model sesuai dengan RPP yang telah disusun. Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan tentang pertanyaan atau masalah yang telah dibahas. Observasi (kolaborasi) mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung dan mengamati aktivitas belajar siswa dengan menggunakan instrumen observasi pembelajaran guru dan siswa.
Oleh karena itu, hasil observasi dijadikan sebagai bahan refleksi, dan hasil refleksi pada siklus I akan dijadikan acuan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II. Menurut Sutrisno Hadi, metode observasi adalah “suatu metode pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan mengamati objek yang diteliti secara sistematis, dimana fenomena diselidiki dalam pengertian yang tidak terbatas”. Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode observasi partisipatif, artinya penulis dalam praktek ikut serta dalam objek yang diamati.
Penulis menggunakan metode observasi ini untuk memperoleh data tentang penggunaan model pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di SDN 1 Depokrejo khususnya mata pelajaran IPS. Dari pemikiran di atas dapat diketahui bahwa metode observasi ini digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses dari suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi aktual maupun dalam situasi artifisial. Dari pemikiran di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis.
Metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data tentang sejarah SDN 1 Depokrejo, singkatnya kondisi guru, siswa dan struktur organisasi.
Instrumen Penelitian
Dalam hal ini peneliti menggunakan instrumen tes Kelas V yang nantinya akan peneliti gunakan dalam penelitian. Antara 0,000 dan 0,200: sangat rendah.33 Tingkat keteguhan yang diharapkan dari tes ini adalah cukup, tinggi, dan sangat tinggi menurut interpretasi korelasi di atas.
Teknik Analisis Data
Data tes hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode demonstrasi dianalisis dengan membandingkan hasil sebelum dan sesudah tes. Gain yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus n-gain yang dikembangkan oleh Hake sebagai berikut. Spost - Spre Smak - Spre Spost = hasil tes akhir Smax = hasil maksimal Spre = hasil tes awal36.
Perhitungan gain index bertujuan untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest kelas eksperimen (setelah menggunakan model TSTS (Two Stay Two Stray) dan kelas kontrol (sebelum menggunakan model TSTS (Two Stay Two Stray). model). Dalam penelitian ini indeks gain akan digunakan jika rata-rata nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS melalui observasi.
Indikator Keberhasilan
- Deskripsi Lokasi Penelitian
- Misi
- Tujuan
- Keadaan Guru dan Karyawan
- Keadaan Siswa
- Perencanaan
- Pelaksanaan Tindakan
- Observasi/pengamatan a) Hasil Belajar Siklus I
- Refleksi Siklus 1
- Observasi/Pengamatan 1) Hasil Belajar Siklus II
- Refleksi Siklus II
SD Negeri 1 Depokrejo Kecamatan Trimurjo berdiri pada tanggal 1 April 1984, berlokasi di Desa Depokrejo, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah. Sarana dan Prasarana Pendidikan di SD Negeri 1 Depokrejo Kecamatan Trimurjo seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Dari struktur di atas dapat dikatakan tugas masing-masing sesuai dengan penjelasan Kepala Sekolah SD Negeri 1 Depokrejo Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah sebagai berikut.
Diantara berbagai tugas yang penulis kemukakan, masing-masing tugas tersebut bertanggung jawab kepada kepala sekolah SD Negeri 1 Depokrejo kecamatan Trimurjo dan antara satu tugas dengan tugas lainnya apakah saling terkait atau mempunyai hubungan yang erat, baik secara fungsional maupun administratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model TSTS (Two Stay Two Stray) pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Guru membimbing siswa kurang hasil belajar dalam Kegiatan Model TSTS (Two Stay Two Stray).
Perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II didasarkan pada pelaksanaan siklus I yang telah dilaksanakan. Topik utama pada siklus II adalah menceritakan tokoh-tokoh sejarah dan kerajaan-kerajaan pada masa Buddha di Indonesia, namun dengan sub topik yang berbeda. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, pada awal pertemuan diadakan pre-test dan pertemuan terakhir adalah post-test, hal ini untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan tindakan pembelajaran dengan TSTS ( Model Two Stay TwoStray ) yang akan digunakan.
Keadaan siswa pada pertemuan ketiga II. siklus sangat baik, banyak siswa yang aktif dan memahami materi yang disampaikan. Pencapaian integritas hasil belajar siswa pada II. siklus tidak dapat dipisahkan dari antusiasme siswa untuk belajar.
Pembahasan
- Hasil Belajar Siswa
- Analisis Identifikasi Peningkatan Hasil Belajar dengan Menggunakan Model TSTS (Two Stay Two Stray) Model TSTS (Two Stay Two Stray)
Dari hasil penelitian tingkat ketuntasan hasil belajar pada siklus I diketahui pretest 44,44% dan posttest 66,66%. Dari perhitungan N-Gain terlihat jelas dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada mata pelajaran kerajaan, tokoh. Hal tersebut dapat diperkuat dengan hasil penelitian pada Siklus I dan Siklus II yang membuktikan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan model Two Stray Two Stay (TSTS) dalam proses pembelajaran di kelas.
Analisis Identifikasi Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Model TSTS (Two Stay Two Stray) Model TSTS (Two Stay Two Stray) Model TSTS (Two Stay Two Stray). Peningkatan Hasil Belajar Dengan Model Pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN 1 Depokreja Kec. Berdasarkan pengakuan terhadap peningkatan hasil belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model TSTS (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan alasan sebagai berikut.
Sehingga secara otomatis dapat merangsang siswa untuk meningkatkan hasil belajar serta meningkatkan psikologi dan kognisi dalam belajar. Pembahasan analisis ini juga menunjukkan dan membuktikan mengapa Model TSTS (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN 1 Depokrejo kecamatan Trimurjo. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan selama dua siklus, dan berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: “Meningkatnya hasil belajar dengan model pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) pada pembelajaran IPS. Studi mata pelajaran Kelas V di SDN 1 Depokrejo Kecamatan Trimurjo tahun pelajaran telah berhasil diselesaikan.
Model TSTS (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan hasil belajar siswa IPS khususnya pada materi kerajaan, tokoh dan peninggalan sejarah pada masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia termasuk siswa yang lulus sebanyak 66,66% pada siklus I dan mengalami peningkatan sebesar 88,88%.
Saran
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta: cv, Sardjiyo 2011, IPS 2006, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Materi Ajar
- Pendahuluan
- Penutup
Menanyakan dan meminta siswa mengingat kembali tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Setelah diskusi kelompok, minimal 2 perwakilan kelompok dapat mengunjungi kelompok lain untuk mempresentasikan materi. Yang tidak berkunjung, minimal 2 atau 3 orang ini menerima tamu dari rombongan lain, tugasnya mempresentasikan karyanya.
Sumber dan Media Belajar
Menghargai keragaman warisan bangsa dan tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha dan Islam, keragaman ciri alam dan etnis, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
Materi Ajar
Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran 3. Pendahuluan
- Penutup
Sumber dan Media Belajar
Penilaian
Materi Ajar
- Kegiatan Inti
- Penutup
Menanyakan dan meminta siswa mengklasifikasikan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia.
Sumber dan Media Belajar
- Penutup
Siswa dapat menunjukkan sikap dalam membandingkan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia.