• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP

HASIL BELAJAR BIOLOGI SIWA KELAS XI DI SMA N 3 PARIAMAN

ARTIKEL ILMIAH

SISKA WAHYUNI PUTRI NIM. 12010246

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP

HASIL BELAJAR BIOLOGI SIWA KELAS XI DI SMA N 3 PARIAMAN

Siska Wahyuni Putri, Ade Dewi Maharani, Novi

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat

Email: [email protected]

ABSTRACT

The result of learning biology from students in class XI in Senior High School 3 of Pariaman had low score from the Minimal Criterion completness (KKM). The problems caused in learning process the participation of student was low, the application disscussion method or working in group did not aim, and the fission of discussion learning central to the teacher. The research had purpose to knew about the application model of cooperative learning about investigation group with picture toward the result of biology learning in class XI Senior High School 3 of Pariaman. Kind of the research was experimental research. The design was Randomized control group postest only design. The population of the research was all of the student in class XI Senior High School 3 of Pariaman that registered on semester one in academic year 2016/2017.The interpretation sample used purposive sampling. The result technique got from experiment class, they are XI IPA4 and XI IPA3, the instrument used cognitive domain like written test and affective domain used assessment paper themselves and between friends, the analysis of data used in cognitive domain as T-test, affective, and psychomotor in analyze used T-test with standard (α =0,05). The achivement of the result data analysis had different result from the process of learning in both of sample. The average of score in cognitive domain in class experiment was 63,80 and class control was 66,43. In affective domain the score from self assessment in class experiment was 77,57 and class control was 79,50. Whereas the score of assessment technique between friends in class experiment was 76,58 and class control 77,83. In psychomotor domain in class experiment had average was 82,43 and class control was 57,23. The result of hypothesis test achieved in cognitive domain, affective, and hypothesis psychomotor was reject. In conclusion if the application of model cooperative learning about group investigation type with media picture can not improve the result learning process of student in affective, cognitive, and psychomotor in class XI Senior High School 3 of Pariaman.

Keywords : The result of biology learning, media picture, group investigation (GI).

M PENDAHULUAN

Proses pembelajaran pada hakekatnya mampu mengaktifkan siswa dalam belajar dan mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru mampu menguasai materi dalam proses pembelajaran, menggunakan pendekatan, metode, model pembelajaran serta media dan bahan ajar yang bervariasi serta memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.

Guru sebagai pengajar harus mempunyai kemampuan untuk menguasai materi dan model yang tepat dalam melaksanakan proses pembelajaran. Model merupakan cara guru untuk menyampaikan materi karena model pembelajaran sangat berpangaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran di sekolah adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, tentunya dengan siswa memiliki nilai yang tinggi atau di atas kriteria ketuntasan mimimal atau KKM yang telah ditetapkan. Hal ini akan tercapai jika guru mampu menciptakan suatu lingkungan yang

(3)

2 dapat menarik perhatian siswa untuk belajar, serta mampu memilih strategi, metode, model, serta media yang tepat dalam proses belajar mengajar

Hasil observasi yang dilakukan pada bulan September 2016 dikelas XI SMA N 3 Pariaman diketahui bahwa kurangnya partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran dimana siswa hanya memperhatikan, mendengar, dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, hal ini menyebabkan siswa kurang kreatif dan tidak berinisiatif untuk berusaha mempelajari. Oleh sebab itu partisipasi aktif siswa dalam belajar masih belum optimal. Penerapan metode diskusi ataupun kerja kelompok masih belum terarah. Hal ini terlihat dari masih adanya siswa yang kurang berpartisipasi aktif dalam kelompoknya, dimana masih ada siswa yang diam atau menjadi pendengar saja dalam kelompoknya. Guru dalam diskusipun masih memegang peran yang besar dimana tiap masalah yang didiskusikan guru yang lebih aktif menyelesaikanya. Akibatnya siswa kurang pandai berbagi dalam kelompoknya.

Hasil wawancara penulis dengan salah seorang guru biologi Ibu Fera Elza Asmi S.Si pada bulan September 2016 didapatkan informasi bahwa salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa kelas XI adalah sistem peredaran darah. Pada materi ini siswa dituntut untuk memahami dan menjelaskan konsep sistem peredaran darah. Pembelajaran konvensional megakibatkan siswa kurang tertarik untuk belajar, merasa jenuh dan mencari aktivitas lain yang mereka sukai seperti mengangu teman dan berbicara dengan teman disamping, kondisi ini mengangu pembelajaran. Hal ini menyebabkan hasil belajar biologi masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 79. Rendahnya hasil belajar biologi siswa SMA N 3 Pariaman dilihat nilai rata-rata biologi pada matri sistem peredaran darah pada tahun pelajaran 2015/2016 sebagai berikut : XI IPA1 59,6 ; XI IPA2 53,2 ; XI IPA 3 59,63 dengan presentase siswa yang tidak tuntas adalah 56,53%.

Menyikapi masalah di atas maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Penelitian tentang model pembelajaran Group Investigation yang dapat mendorong siswa lebih aktif belajar

diantaranya dilakukan oleh (Handari, 2012 : 115) diperoleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa, peningkatan ini diperoleh melalui observasi, angket, dan hasil tes. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Widiarsa, 2014 : 10) didapatkan hasil bahwa model pembelajaran Group Investigation dapat meningatkan motivasi belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.Model pembelajaran yang dirasa tepat untuk mengatasi masalah pembelajaran siswa kelas XI SMA N 3 Pariaman adalah Group Investigation (GI) dimana siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-ide dan gagasan baru melalaui penemuan yang ditemukanya, sesuai dengan tuntuntan materi sistem perdaran darah siswa ditutunt untuk memahami dan menjelaskan proses peredaran darah.

Penerapan model pembelajaran ini membutuhkan perangkat pendukung untuk mempermudah siswa dalam menguasai materi.

Materi sistem peredaran darah pada manusia merupakan salah satu materi yang bersifat abstrak atau tidak dapat divisualisasikan secara langsung. Penyampaian materi ini membutuhkkan suatu media untuk membantu pemahaman siswa diantaranya adalah media gambar. Media gambar dirancang berdasarkan sub topik yang didapat oleh siswa, dengan menggunakan media gambar diharapkan siswa dapat melakukan investigasi berdasarkan sub topik yang didapat.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Dapat mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa kelas XI SMA N 3 Pariaman pada tahun pelajaran 2016/2017.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini telah dilakukan pada siswa kelas XI Semester I di SMA N 3 Pariaman pada Tahun Pelajaran 2016/2017.

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 3 Pariaman yang terdaftar pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling sehingga diperoleh sampel kelas XI IPA4

sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA3

sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk ranah kognitif adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif., ranah

(4)

3 afektif adalah lembaran penilaian diri dan penilaian antar teman dan untuk ranah psikomotor adalah penilaian produk. Teknik analisis data menggunakan uji-t’ dan uji t dengan taraf 0,05.Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomised Control Group posttest Only Design. Teknik analisis data terdiri atas uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap dua kelas sampel meliputi tiga ranah yaitu ranah afektif, ranah kognitif dan ranah psikomotor dengan melakukan uji

normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis terhadap penerapan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar tehadap hasil belajar biologi kelas XI SMA N 3 Pariaman, dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rata-Rata Persentase dan Kriteria Hasil Belajar Pada Ranah Afektif, Kognitif dan Psikomotor

N o

Ranah Penilaian Kelas Ekperimen Kelas Kontrol

Nilai Predikat Ketuntasan Nilai Predikat Ketuntasan

1 Kognitif 63,80 Cukup 18% 66,43 Cukup 10%

2 Afektif 77,57 Cukup 54% 79,50 Cukup 57%

76,58 Cukup 48% 77,83 Cukup 47%

3 Psikomotor 82,43 Baik 59% 56,9 Cukup 18%

1. Penilaian Afektif

Hasil nilai ranah afektif perindikator pada penilaian diri dapat dilihat pada Gambar

2. Dimana hasil ketuntasan penilaian diri eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Gambar 2. Diagram Penilaian Diri Perindikator Ranah Afektif Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Hasil nilai perindikator penilaian antar teman dapat dilihat pada Gambar 3.

Dimana hasil penilaian antar teman kelas

eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Gambar 3.Diagram Nilai Antar Teman Perindikator Ranah Afektif Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Berdasakan Gambar 3 penilaian antar teman indikator percaya diri 80,83, jujur 38,68 disiplin 92,74 dan saling menghargai 92,11 sedangkan penilaian antar teman pada kelas kontrol indikator percaya diri 76, jujur 51,18 disiplin 94,32 dan saling menghargai 96.05

2. Ranah Psikomotor

Penilaian ranah psikomotor berupa penilaian produk, hasil penilaian produk perindikator dapat dilihat pada gambar 4.

82

35.66

93.79 94.74

78.63

52.76

96.21 98

100 2030 4050 6070 8090 100

Percaya Diri Jujur Disiplin Saling Menghargai

Kelas Ekperimen Kelas Kontrol

Penilaian Diiri

80.63

38.68

92.74 92.11 76

51.18

94.32 96.05

100 2030 4050 6070 8090 100

Percaya Diri Jujur Disiplin Saling

Menghargai

Kelas Ekperimen Kelas Kontrol

ppPenilaian Antar Teman Nilai Perindikator NilaiPerindikator

(5)

4

Gambar 4. Diagram Skor Hasil Belajar Siswa Penilaian Ranah Psikomotor Setiap Indikator Berdasarkan Gambar 4. Terlihat bahwa

nilai skor optimum pada kelas ekperimen indikator isi laporan adalah 58,32 dan indikator kerapian laporan 77,54 sedangkan penilaian pada kelas kontrol indikator isi laporan adalah 45,08 dan indikator kerapian laporan 51,42

PEMBAHASAN

1. Penilaian Ranah Kognitif (Pengetahuan) Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) disertai media gambar pada materi sistem peredaran darah pada ranah kognitif pada siswa kelas eksperimen dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hasil nilai rata-rata pada kelas eksperimen siswa yang mendapatkan nilai yang tuntas pada ranah kognitif adalah 18%, Sedangkan pada kelas kontrol siswa yang mendapat nilai yang tuntas pada ranah kognitif adalah 10%. Berdasarkan hasil analisis data dan tes akhir diketahui bahwa hipotesis ditolak.

Hal ini disebabkan karena pada kelas ekperimen belum terbiasa dengan model yang diterapkan guru, dan siswa dituntut dituntunt untuk menginsvestigasi materi dengan menggunakan media gambar berdasarkan sub topik yang berbeda setiap kelompok, siswa membahas sub topik yang diperoleh kelompok yang dipilih secara heterogen.

Dengan demikian siswa tidak dituntut untuk menghapal tetapi lebih menekankan pada kemampuan kerja sama siswa dalam kelompok untuk memperoleh informasi tentang sub topik yang didapat, setelah itu menyampaikanya didepan kelas sejalan dengan pendapat Hamdani (2011 :30) pembelajaran kooperatif diterapakan sebagai strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda.

Kemudian dilihat pada kelas kontrol siswa sudah terbiasa dengan metode cermah,

diskusi dan tanya jawab. Siswa dapat mendengarkan guru pada saat menjelaskan materi dan mencatat hal penting yang dijelaskan guru. Metode cermah lebih fleksibel dan tidak membutuhkan waktu yang banyak dalam menyampaikan materi. Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri (2007 :33) kelebihan metode cermah adalah membutukan waktu yang singkat untuk menyampaikan materi, mempermudah pengorganisasian kelas mudah dilaksanakan.

Penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada kelas ekperimen adalah siswa kurang memperhatikan gambar dengan teliti dan hanya beberapa siswa yang mengamati gambar dengan teliti. Kemudian hanya beberapa siswa yang berdiskusi tentang materi yang dipelajari melalui media gambar yang diberikan dan masih ada beberapa siswa tidak ikut mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang telah dibagikan oleh guru. Menurut Slameto (2010:57) minat besar hasilnya pada pengaruh belajar, jika pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan dilihat dari hasil belajar kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab lebih tinggi dibandingkan dengan kelas ekperimen yang diberi perlakuan. Hal ini disebabkan karena pada kelas kontrol siswa sudah biasa dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, kemudian siswa lebih paham tentang materi yang dipelajari karena sebelumnya guru menjelaskan materi kepada siswa, guru melakukan tanya jawab, siwa ikut berpartisipasi dan memberikan respon yang baik. Menurut Rusman (2011 :131) kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Interaksi yang terjadi diharapkan dapat menumbuhkan minat dan keaktifan, siswa dalam belajar.

Dari kedua kelas sampel yaitu kelas ekperimen dengan menggunkan model Group Investigation (GI) disertai media gambar dan 58.32 77.54

45.08 51.42

200 4060 10080

Isi Laporan Tampilan Laporan

Kelas Ekperimen Kelas Kontrol

(6)

5 kelas kontrol dengan menggunakan motode ceramah dan tanya jawab tidak berpengaruh terhadap hasil belajar biologi terlihat dari nilai rata-rata kelas ekperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol, hal ini dikarenakan pada kelas kontrol siswa sudah terbiasa dengan metode ceramah dan tanya jawab, siswa dapat mendengarkan guru pada saat menjelaskan materi dan mencatat hal penting yang dijelaskan oleh guru. Menurut Sagala (2010) ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada perserta didik

2. Penilaian Ranah Afektif ( Sikap) Penilaian ranah afektif mencakup 2 kriteria yaitu penilaian diri dan penilaian antar teman. Hasil nilai rata-rata pada kelas eksperimen siswa yang mendapatkan nilai yang tuntas pada ranah afektif pada kelas ekperimen penilaian diri adalah 54% dan antar teman 48%, Sedangkan pada kelas kontrol siswa yang mendapat nilai yang tuntas pada ranah afektif penilian diri 57%

dan antar teman 47%.

Penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada ranah afektif kelas ekperimen disebabkan karena pada saat pembelajaran kelas eksperimen beberapa siswa sangat aktif, beberapa siswa lagi hanya terpaku diam karena siswa tersebut masih malu-malu untuk bertanya, dan juga belum terbiasa dalam model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran ini.menurut Sadiman (2011: 85) motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat menentukan arah tujuan, meyesuaikan perbuatan baik dan buruk sehingga membuat siswa disiplin dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

Hasil penilaian diri yang diisi langsung oleh siswa dimana pernyataannya berupa sikap-sikap positif yang diharapkan selama proses pembelajaran, didapatkan hasilnya adalah indikator rasa percaya diri siswa tinggi dapat dilihat pada saat proses pembelajaran siswa mepersentasikan hasil laporan didepan kelas berdasarkan sub topik yang didapat.

Indikator jujur siswa tinggi dimana rata-rata siswa menjawab tidak pada pernyataan negatif yang diberikan dimana terlihat dari semua siswa dalam menyiapkan laporan akhir dari setiap laporan masing-masing siswa membahas sub topik yang berbeda-beda dan pada saat menyatukan ide masing masing siswa menyampaikan ide yang berbeda-beda dengan cara pemahaman sendiri yang nantinya akan disatukan dalam kelompok dan diskusikan bersama-sama.

Indikator kedisiplinan siswa tinggi terlihat dari semua siswa mengikuti langkah- langkah kegiatan pembelajaran, mengerjakan tugas-tugas berupa hasil diskusi laporan dan menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.

Sehingga sikap siswa yang jelas terlihat pada kelas eksperimen adalah kedisiplinannya.

Indikator saling menghargai siswa sudah dapat terlihat pada masing-masing siswa yang mendengarkan dan meghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran berlangsung seperti pada saat kelompok lain mengemukakan hasil investigasinya dan menanggapi pendapat dari kelompok lainya.

Hasil penilaian diri kelas kontrol dimana indikator percaya dirii, siswa sudah mampu menjawab yang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru selama proses pembelajaran berlangsung tetapi keaktifan siswa bertanya kurang akibatnya interaksi antara guru dan siswa kurang tetapi indikator kejujuran siswa tinggi dimana rata-rata siswa menjawab tidak pada pernyataan negatif yang diberikan hal ini terlihat pada saat siswa membuat hasil ringkasan dimana siswa membuat berdsarkan pemahaman sendiri dari apa yang telah disampaikan oleh guru.

Indikator disiplinnya tinggi dimana hampir semua siswa juga mengikuti langkah- langkah proses pembelajaran dan mendengarkan instruksi dari guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2013:130) menyatakan bahwa penggunaan teknik penilaian diri dapat memberi perkembangan positif terhadap dampak perkembangan kepribadian seseorang. Indikator saling menghargai siswa sudah dapat terlihat pada saat proses pembelajaran siswa mendengarkan penjelasan guru dan siwa ikut berpartisipasi dan memberikan respon yang baik ketika teman mengemukakan pendapatnya didepan kelas..

Hasil penilaian diri yang dilakukan di kedua kelas sampel diisi secara jujur oleh siswa hal ini didukung dengan hasil penilaian antar teman yang diisi oleh teman dimana hasil yang didapat tidak jauh berbeda dengan hasil yang isi oleh siswa dimana terlihat pada kelas ekperimen dengan menggunakan model pembelajaran group investigation disertai media gambar rata- rata pada penilaian diri 77,57 dan penilaian antar teman 76,58 sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan metode cermah dan tanya jawab rata-rata pada penilaian diri 79,5 dan penilaian antar teman 77,83.

Penilaian diri yang dilakukan ini untuk memberi dampak positif terhadap

(7)

6 perkembangan kepribadian peserta didik.

Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas menurut Kunandar (2013:130) antara lain : (1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri, (2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, (3) dapat mendorong dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

Berdasarkan penilaian ranah afektif yang dilakukan antara penilaian diri oleh siswa dengan pembandingnya penilaian antar teman maka didapatkan rata-rata hasil antara keduanya tidak jauh berbeda, sehingga didapatkan hasilnya tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation disertai media gambar pada materi system peredaran darah terhadap hasil belajar biologi pada ranah afektif kelas XI Semester 1 di SMA N 3 Pariaman

3. Penilaian Ranah Psikomotor

Hasil nilai rata-rata pada kelas eksperimen siswa yang mendapatkan nilai yang tuntas pada ranah psikomotor adalah 59 %, Sedangkan pada kelas kontrol siswa yang mendapat nilai yang tuntas pada ranah psikomotor adalah 10%.

Berdasarkan hasil analisis data dan tes akhir diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation disertai media gambar tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor.

Pada saat proses pembelajaran penilaian ranah kognitf (pengetahuan) dan ranah afektif (sikap) berdampak pada penilaian psikomotor (keterampilan) pada kelas ekperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan dari rata-rata kedua kelas sampel tersebut. Data penelitian pada ranah psikomotor pada kelas ekperimen adalah melalui pembuatan laporan tentang materi yang dipelajari dan pada kelas kontrol melalui hasil rigkasan. Indikator yang diamati isi laporan dan tampilan laporan.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan didapatkan nilai rata-rata keterampilan kelas ekperimen 82,43.

Meningkatnya penilaian keterampilan pada kelas ekperimen dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai media gambar sudah menujukkan kerja sama dimana pada model pembelajaran ini siswa dituntunt membuat laporan hasil diskusi kelompok berdasarkan sub topik yang didapat. Siswa saling berkerja sama dan bertukar pikiran sehingga jawaban yang dibuat

pada laporan hasil diskusi bersih, rapi, dan hasil laporan ivestigasi sudah lengkap. Hal ini didukung dengan pendapat Sugono (2009 :23) bahwa teknik penulisan dikatakan baik apabila suatu tulisan itu mudah dipahami sesuai dengan topik yang dibicarakan dan ditata rapi.

Penilaian kompetensi keterampilan pada kelas kontrol memiliki rata-rata 57,23, rendahnya penilaian keterampilan pada kelas kontrol disebabkan ringkasan yang dibuat masih belum lengkap dan memiliki coretan sehingga laporan hasil diskusi kurang bersih, tulisan pun menjadi kurang rapi. Menurut kunandar (2013 : 251) penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari perserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisas

SIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Inevestigation (GI) disertai media gambar tidak dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada kelas XI sma negeri 3 Pariaman tahun ajaran 2016/2017.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:

1. Diharapkan kepada guru-guru untuk dapat menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa 2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan

untuk melakukan teknik penilaian yang lainnya pada ranah afektif dan psikomtor UCAPAN TERIMA KASIH

Ibu Ade Dewi Maharani, M.Pd sebagai pembimbing I, Ibu Novi, M.Si sebagai pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, saran, dan arahan.Bapak Yosmed Hidayat, M.Si sebagai dosen validasi soal. Ibu Dra. Elfi Junaida, M.Si sebagai kepala sekolah SMA N 3 Pariaman dan majelis guru serta karyawan/wati TU SMA N 3 Pariaman dan Ibu Fera Elza Asmi S.Si selaku guru biologi kelas XI SMAN 3 Pariaman

(8)

7 DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anwar, S. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press.

Anggun, Nopitasari. 2012. Pengaruh Metode Student Created Case Disertai Media Gambar Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA N 1 Mojolaban Sukoharjo. Jurnal Pendidikan Biologi Hlm. 1-14.

Asma, N. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.

Basuki, I., & Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Djamarah dab Zain. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Handri dan Prayitno. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X5 SMA N 6 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi (Nomor 1). Hlm 106-116)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kunandar. 2013. Penilaian Auntentik.

Jakarata: Rajawali Pers.

Latisma. 2011. Evaluasi Pembelajaran.

Padang: UNP Press.

Lie, A. 2010. Cooperative Learning. Jakarta:

Gramedia Widia Sarana Indonesia Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.

Padang: UNP Press.

Sugono. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar . Jakarta : Gramedia Pusat Utama.

Sukmana dan Lestari. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP N 1 Tambusai Utara.

Hlm 1-4.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Usman, B. 2002. Media Pembelajaran.

Jakarta: Ciputat Press.

Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Widiarsa Candiasa dan Natajaya. 2014.

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ( GI ) Terhadap Motivasi

Belajar Dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Sma Negeri 2 Banjar.

Jurnal Administrasi Pendidikan (volume 5 tahun 2014). Hlm 1-9.

.

Referensi

Dokumen terkait

Con su cabeza tocada de la gorrita blanca del marinero, o del amplio sombrero de balanggot ~el campesino con algunos mechones de pelo re- ·J>elde al aire, blu.'sa· blanca .an,udada