PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DISERTAI LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 SOLOK SELATAN
E-JURNAL
OLEH:
IKA MUSRINA NIM. 10010029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DISERTAI LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 SOLOK SELATAN Oleh:
Ika Musrina, Gustina Indriati, Febri Yanti
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRAC
The background of this research by studying biology low yields on the respiratory system materials (respiration). Factors that lead to lower student learning outcomes include lack of interest and motivation to learn, the learning process that takes place in school was only centered on the teacher. Students in the study was less interested in learning and tend to be passive either in asking or answering questions from the teacher. The interaction that occurs between students are still lacking in the learning process. This study aims to determine the application of the model Learning Cycle with LDS administration can improve learning outcomes biology class XI IPA SMAN 2 Solok Selatan. This type of research is experimental study with a student population of class XI IPA SMAN 2 Solok Selatan enrolled in the academic year 2015/2016 as many as 57 students and divided into two classes, while the sample is a class XI IPA2 as an experimental class and class XI IPA1 as the control class taken using total sampling technique. The study design was Randomized Control Group Posttest Only Design. Based on the results of the analysis are obtained on average test results of experimental class learning in the cognitive domain was 80.27, while the control class 73.93. After testing by t-test is obtained price and ttabel t = 2.73 = 1.68 means thitung>
ttabel, then the hypothesis in this study with a confidence interval of 95% is accepted. It can be concluded that the application of the model Learning Cycle with LDS administration can improve learning outcomes biology class XI IPA SMAN 2 Solok Selatan.
Key words: Learning Cycle and Learning Outcomes
PENDAHULUAN
Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru, guru berada digaris terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia dan berhadapan langsung dengan peserta didik di kelas melalui proses pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas tidak selalu berjalan mulus, guru akan menemukan berbagai permasalahan, seperti permasalahan dari segi siswa, metodologis, akademis maupun non akademis lainnya. Semua permasalahan tersebut harus dianggap sebagai tantangan, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Begitu kompleksnya permasalahan pembelajaran sehingga seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai kiat atau strategii dalam menghadapi permasalahan tersebut.
Biologi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup.
Pada pembelajaran biologi sangat diperlukan konsep-konsep dasar yang selalu berkaitan dengan individu itu sendiri serta lingkungannya. Selain itu, biologi adalah pelajaran yang bersifat hafalan, butuh pemahaman serta pengamatan agar siswa mudah memahami suatu materi dalam biologi.
Nilai biologi yang diperoleh siswa umumnya rendah hal ini disebabkan karena materi pelajaran biologi sulit dipahami sehingga minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran biologi kurang, begitu juga yang terjadi di SMAN 2 Solok Selatan.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru Biologi di SMAN 2 Solok Selatan pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 diketahui bahwa rendahnya hasil belajar biologi siswa. Salah satu materi biologi yang tergolong sulit adalah sistem pernafasan
(respirasi) hal itu terlihat dari hasil Ulangan Harian mata pelajaran biologi siswa kelas XI IPA semester 2 Tahun Pelajaran 2014 / 2015.
Sesuai dengan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Dikelas XI IPA I : 62,66 dan kelas XI IPA II : 62,76.
Berdasarkan masalah yang ditemukan dalam proses belajar mengajar, seorang guru hendaknya bisa menciptakan suasana belajar dengan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dipelajari agar dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak membosankan.
Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Dimana menggunakan berbagai strategi terutama strategi dengan struktur yang sesuai, tepat dan cocok untuk materi tertentu bagi guru merupakan suatu jembatan untuk memudahkan dalam proses belajar mengajar agar tercapainya tujuan pembelajaran dengan hasil belajar yang memuaskan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang bisa meningkatkan interaksi siswa dengan guru, dan interaksi siswa dengan siswa. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada seluruh siswa agar berpatisipasi dan bekerjasama selama proses pembelajaran, dapat merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.
Penerapan model pembelajaran kooperatif sangat dibutuhkan agar siswa aktif dan bekerjasama dengan teman dalam menemukan konsep pembelajaran. Menurut Taniredja, dkk (2013: 56) pengertian pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama, saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.
Model pembelajaran kooperatif ada bermacam-macam, diantaranya STAD, Jigsaw, Team Game Tournament, Two Stay Two Stray, Snowball Throwing, Learning Cycle dan masih banyak lagi model kooperatif lainnya.
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mencoba menerapkan model pembelajaran Learning Cycle model ini merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis. Model
pembelajaran Learning Cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Inprovment Study/SCIS.
Penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh Fitria (2014) dengan judul pengaruh penggunaan strategi pembelajaran Learning Cycle terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII di SMPN 2 Ampek Nagari Kabupaten Agam menyatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Menurut Kemendikbud (2014 : 75) Learning Cycle adalah pembelajaran dengan tahapan yang diatur sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi- kompetensi yang harus dicapai dengan ikut serta berperan aktif. Selain itu mengarahkan siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, bekerja memecahkan masalah dan mengemukakan ide- ide baru. Salah satu kelebihan Learning Cycle adalah meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Menunjang proses diskusi siswa dalam model Learning Cycle dibantu dengan Lembaran Diskusi Siswa (LDS) sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi sistem pernafasan.
Menggunakan LDS dalam pengajaran akan membuka kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan demikian guru bertanggung jawab penuh dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model Learning Cycle disertai pemberian LDS dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMAN 2 Solok Selatan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen.
Rancangan penelitian Randomized Control Group Only Desaign dengan populasi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Solok Selatan yang terdiri dari 2 kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
total sampling
, kelasXI IPA
2 sebagai kelas eksperimen danXI IPA
1 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes akhir hasil belajar dalam bentuk tes objektif.Sebelum tes akhir diberikan pada siswa dilakukan ujicoba soal dilihat dari indek kesukaran dan daya pembeda. Setelah 94 soal di ujicobakan diperoleh 40 soal yang valid.
Menurut Sudijono (2011:372) kriteria soal yang dipakai indeks kesukaran adalah antara
0,25 sampai dengan 0,75, sedangkan daya pembeda adalah 0,20 sampai dengan 1,00.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2016. Penelitian diakhiri dengan pemberian tes akhir hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes akhir hasil belajar pada kelas eksperimen diikuti oleh 28 orang siswa dan pada kelas kontrol juga diikuti oleh 28 orang siswa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel maka diperoleh data tentang hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 80,27 sedangkan kelas kontrol adalah 73,93. Berdasarkan nilai rata- rata hasil belajar maka didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa seperti gambar di bawah ini.
Gambar Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa.
Berdasarkan Gambar di atas terlihat bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 80,27 dan 73,93. Pada uji normalitas perbandingan antara Lo dan Ltabel, terlihat bahwa Lo lebih kecil dari Ltabel, ini berarti data hasil belajar siswa berdistribusi normal. Uji normalitas pada kelas eksperimen terdistribusi normal karena L0 = 0,0834 lebih kecil dari Ltabel = 0,1674. Uji normalitas pada kelas kontrol terdistribusi normal karena L0 = 0,1190 lebih kecil dari Ltabel
= 0,1674. Hasil uji homogenitas dengan menggunakan uji varians diperoleh Fhitung = 1,86 lebih kecil dari Ftabel = 1,91 sehingga dapat disimpulkan bahwa varians kedua sampel adalah homogen. Hasil uji t pada taraf kepercayaan 95 % (α = 0,05) diperoleh thitung = 2,73 lebih besar dari ttabel = 1,68 artinya hipotesis penelitian diterima. Berdasarkan gambar 2 di atas terlihat bahwa persentase
ketuntasan kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Biologi dengan penerapan model Learning Cycle disertai LDS lebih baik dari pada hasil belajar Biologi dengan menggunakan pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 80,27 dan kelas kontrol yaitu 73,93. Pada kelas eksperimen nilai siswa yang di atas KKM ada sebanyak 20 orang siswa dengan persentase ketuntasan 71,43%, sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM ada sebanyak 8 orang siswa dengan persentase 28,57%. Pada kelas kontrol nilai siswa yang di atas KKM ada sebanyak 13 orang siswa dengan persentase ketuntasan 46,43%, sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM ada sebanyak 15 orang siswa dengan persentase 53,57%.
Berdasarkan persentase ketuntasan pada kelas eksperimen yaitu sebesar 71,43% dengan penerapan model Learning Cycle disertai LDS berada pada tingkatan yang baik / maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010:
107) mengatakan bahwa “Tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan baik / maksimal apabila bahan pembelajaran yang diajarkan berhasil dikuasai siswa mencapai ketuntasan 60% - 75%”.
Kelas eksperimen dengan menerapkan model Learning Cycle disertai LDS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Kemendikbud (2014:94) Learning Cycle adalah pembelajaran dengan tahapan yang diatur sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dengan ikut serta berperan aktif.
Learning Cycle menekan pada proses penyelidikan peserta didik untuk menyelidiki pengetahuan ilmiah melalui keterampilan proses untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar berdasarkan teori kontruktivisme. Hal ini sesuai dengan keuntungan penerapan model Learning Cycle Menurut Ngalimun dalam Istarani (2014:80) sebagai berikut: (1) Meningkatkan motivasi siswa karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. (2) Membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa. (3) Pembelajaran mejadi lebih bermakna.
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dalam penelitian ini siswa terlibat aktif dalam belajar menggunakan dengan 0.00
20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
XI IPA 2
XI IPA 1
80.27 73.93
Kon trol Eks peri men
Rata-rata Nilai Hasil Belajar
model pembelajaran Learning Cycle. Hal ini karena, terlihat dari kegiatan siswa dalam berdiskusi, siswa aktif dalam belajar serta mengekplor pengetahuan yang dimilikinya, siswa bertanggung jawab terhadap LDS yang diberikan oleh guru, siswa bekerja sama dengan teman sekelompoknya membagi tugas serta bertoleransi terhadap teman sekelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Istarani dan Ridwan (2014: 11) belajar dalam kelompok heterogen saling membantu satu sama lain, bekerjasama meneyelesaikan masalah dan menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual.
Kegiatan pembelajaran siswa kelas eksperimen yang menggunakan model Learning Cycle yang disertai LDS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena setiap langkah-langkah dalam model Learning Cycle menuntut siswa untuk aktif dan termotivasi dalam proses pembelajaran.
Fase Engagement, terlihat siswa antusias dan bersemangat dengan rangsangan yang diberikan oleh guru seperti peragaan langsung. Guru menyuruh seorang siswa untuk berdiri kedepan. Guru menyuruh siswa untuk menarik nafas dan menghembuskannya kembali. Guru bertanya kepada siswa “ proses apa yang terjadi saat menarik nafas dan menghembuskan udara kembali ke luar?”.
Pertanyaan yang diajukan guru dari peragaan langsung akan memotivasi siswa untuk mencari jawaban yang tepat.
Fase Exploration, mengharuskan siswa untuk mampu bekerjasama dengan kelompok belajar yang beranggotakan empat orang. Kerja sama antar anggota kelompok dapat berjalan dengan baik karena LDS. Siswa dipandu untuk melakukan diskusi sesuai dengan petunjuk yang terdapat di dalam LDS. Siswa bertanggung jawab menyelesaikan pertanyaan- pertanyaan yang terdapat di dalam LDS.
Menurut Wardi ( 2013) Lembar Diskusi siswa (LDS) merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. LDS merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang cukup penting dan diharapkan mampu membantu peserta didik menemukan serta mengembangkan konsep biologi. Kendala yang
terjadi pada pertemuan satu dalam penerapan model Learning Cycle adalah siswa masih belum bisa membagi tugas antar kelompok sehingga tidak semua pertanyaan dapat diselesaikan oleh siswa. Namun, pada pertemuan selanjutnya siswa sudah mampu membagi tugasnya masing-masing sehingga semua pertanyaan dapat terselesaikan. Aktifnya siswa menemukan sendiri konsep pelajaran dan mampu bekerjasama dengan siswa lain akan menimbulkan pembelajaran bermakna.
Pembelajaran bermakna jika sudah berhasil diterapkan di dalam proses pembelajaran berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa.
Fase Explanation, setelah selesai diskusi, guru memilih secara acak satu atau beberapa orang sebagai perwakilan kelompok untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri dari hasil diskusi. Guru meminta siswa lain menanggapi hasil dari penjelasan yang telah disampaikan temannya.
Hal ini menyebabkan semua siswa siap ditunjuk untuk menjelaskan hasil diskusi di depan kelas menggunakan bahasa sendiri.
Walaupun pada pertemuan pertama ada beberapa orang siswa yang setelah terpanggil namanya hanya diam dan tidak mampu menjelaskan hasil diskusi kelompok, hal ini menunjukkan siswa kurang serius dan berpartisipasi dalam kegiatan diskusi kelompok. Namun, pada pertemuan selanjutnya siswa lebih terlihat siap dan serius melakukan kegiatan diskusi untuk mempersiapkan diri apabila namanya terpanggil untuk menampilkan hasil diskusinya .
Fase Elaboration, guru meminta perwakilan dari kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang tampil. Kelompok yang tampil memberikan penjelasan pada kelompok yang bertanya. Guru meluruskan dan memberi penguatan konsep yang disampaikan siswa agar tidak terjadi kesalahan konsep dalam pembelajaran. Fase ini menuntut siswa untuk menerapkan konsep yang telah mereka pelajari selama belajar kelompok. Siswa telah mampu mengaitkan pengetahuan awalnya dengan informasi yang diterimanya selama proses pembelajaran baik itu dari buku, pengalaman belajar maupun hasil diskusi kelas, sehingga siswa sudah mulai mampu mengkontruksikan pemahamannya sendiri dan mampu merefleksi sendiri materi yang dipelajari. Hal ini berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat Irda (2008: 11), penerapan model pembelajaran Learning Cycle dalam pembelajaran menjadikan siswa lebih mudah memahami suatu konsep sehingga hasil belajar siswa lebih baik.
Fase Evaluation, bertujuan untuk melihat sejauh mana pemahaman konsep baru siswa terhadap materi pelajaran dengan cara guru memberikan lembaran evaluasi. Evaluasi harus dikerjakan sendiri-sendiri oleh siswa tidak lagi berkelompok. Agar siswa termotivasi dalam mengerjakan tes evaluasi dengan benar dan sungguh-sungguh, guru memberikan reward bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi. Hal ini menyebabkan siswa berlomba-lomba untuk mem]ndapatkan reward yang diberikan oleh guru.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol menerapkan pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan persentase ketuntasan pada kelas kontrol yaitu 46,43%
dengan pembelajaran ceramah dan tanya jawab berada pada tingkatan yang kurang dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010:107) mengatakan bahwa tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan kurang apabila bahan pembelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
dikuasai siswa”.
Proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran ceramah dan tanya jawab ini hanya sedikit interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa karena siswa karena siswa tidak melakukan kegiatan diskusi dan tidak adanya panduan belajar mandiri bagi siswa seperti LDS.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan bahan materi yang akan dipelajari, kemudian guru menjelaskan materi sedangkan siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Guru berupaya agar ada interaksi belajar dengan bertanya pada siswa, namun hanya siswa tertentu yang mau menjawab. Sehingga siswa yang lain hanya mendengarkan saja. Akibatnya siswa mudah bosan dan jenuh dalam proses pembelajaran dan terlihat kurang aktif dalam merespon pelajaran yang berdampak kepada hasil belajar yang rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Syah (2010:163) dimana kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila ia telah kehilangan motivasi, proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya karena bosan dan keletihan.
Kendala yang ditemukan selama proses pembelajaran pada kelas kontrol adalah masih banyaknya siswa yang tidak memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran. Hal ini terlihat disaat guru menjelaskan materi pelajaran hanya beberapa orang yang memperhatikan guru sedangkan siswa yang lainya sibuk dengan hal lain seperti mengobrol dengan teman, melempar kertas, bahkan ada yang bermain hp. Guru berupaya mengatasi hal tersebut dengan cara menegur dan mengambil hp yang dikeluarkan saat belajar agar kembali memperhatikan pelajaran. Pada saat ditegur guru, siswa tersebut memperhatikan namun tidak lama kemudian kembali lagi sibuk dengan aktifitas lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan model Learning Cycle disertai pemberian LDS dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMAN 2 Solok Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Guru bidang studi biologi khususnya di SMAN 2 Solok Selatan dapat menerapkan model Learning Cycle disertai pemberian LDS untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa khususnya pada materi sistem pernafasan.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat diharapkan melakukan penelitian lanjutan pada pokok bahasan biologi lain.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan.
(2010). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Fitria, Loka. 2014. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII Di SMP N 2 Ampek Nagari Kab. Agam. Padang:
STKIP PGRI Sumbar.
Irda, Sayuti. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA
4 SMA Negeri 5
Pekanbaru. Pekanbaru : Universitas Riau.
Istarani dan Ridwan. 2014. 50 Tipe Penbelqjaran Kooperatif. Medan:
CV. Media Persada.
Kemendikbud. 2014. Buku Guru Biologi Kelas XI. Balitbang: Kemendikbud.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Taniredja,T. Faridli, EM dan Harmianto, S.
2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif Dan Efektif. Bandung:
Alfabeta.
Wardi, Harman. 2013. Lembar Diskusi Siswa (Online)
http://gemarimembaca.blogspot.co.id/2013/05/l embar-diskusi-siswa.html akses tgl 26-10-15