• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 3 RAMAN FAJAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 3 RAMAN FAJAR"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah, di antaranya sebagai berikut.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum Teaching sangat diutamakan.

LANDASAN TEORI

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Trianto, “Belajar pada hakekatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang.”1 “Tujuan belajar adalah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan menanamkan sikap/nilai mental. Mulyasa menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan bukti adanya usaha dalam kegiatan belajar. dan merupakan nilai yang diperoleh siswa dari proses belajar.”3 Kunandar juga mendefinisikan bahwa “Hasil belajar adalah perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya dalam hal pengetahuan. tetapi juga membentuk keterampilan apresiatif pada individu yang belajar.

Jenis-jenis Hasil Belajar

11 Bobbi Deporter, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas, Ary Nilandari, Quantum Teaching: Menata Kesuksesan Siswa, (Bandung: Kaifa, 2014), h. Sehingga dapat diketahui bahwa model pembelajaran Quantum Teaching merupakan seperangkat metode pengajaran dimana suasana belajar dibuat senyaman mungkin agar siswa dapat belajar dengan antusias sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran yang seharusnya dicapai secara optimal. .

Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching

Bagi seorang pendidik, langkah awal yang sangat penting adalah memasuki dunia peserta didik. Karena ketika pendidik sudah memasuki dunia peserta didik, maka pendidik akan mendapat ijin dari peserta didik untuk memimpin, membimbing dan memfasilitasi transfer ilmu dalam proses pembelajaran.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Quantum Teaching

Perayaan memberikan umpan balik tentang kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosional yang positif untuk belajar.

Kelebihan Model Pembelajaran Quantum Teaching

Kekurangan Model Pembelajaran Quantum Teaching

Quantum teaching membutuhkan lingkungan belajar yang memadai dan peralatan yang dapat mendukung proses pembelajaran secara optimal. Quantum teaching membutuhkan cara berpikir cepat dari siswa sehingga menyulitkan siswa yang berpikir lambat.

Konsep Mata Pelajaran Matematika

  • Pengertian Matematika
  • Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika SD/MI
  • Tujuan Pembelajaran Matematika
  • Materi Pembelajaran Matematika

Model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan cara berpikir yang cepat dari siswa, oleh karena itu peran guru disini adalah sebagai fasilitator dan motivator agar siswa dapat berpikir cepat dalam memahami materi dan memecahkan masalah yang muncul dalam pembelajaran. Bahan ajar yang peneliti gunakan sebagai bahan penelitian penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada penelitian ini adalah sifat-sifat bangun datar.

Hipotesis Tindakan

Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah: (1) penataan ruang kelas untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, (2) pergaulan guru dengan model pembelajaran Quantum Teaching, (3) pelaksanaan pembelajaran Quantum Teaching model di Pada siklus kedua, guru lebih menekankan pada peningkatan hasil belajar siswa yang didukung dengan meningkatnya keaktifan siswa itu sendiri dalam prosesnya. Pada pertemuan kedua II. siklus diberi zat naga dan lingkaran.

Pertemuan ketiga di II. siklus, materi yang ditawarkan adalah contoh bentuk datar yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian hasil belajar siswa pada II. dapat dilihat dari rata-rata jumlah pre dan post test yang diberikan oleh guru kepada siswa kelas V sebanyak 14 siswa. Perbandingan hasil akademik siswa yang lebih tinggi di I. dan II. siklus dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada siklus I lebih banyak siswa yang masih mengalami kendala, namun pada siklus kedua keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran meningkat. Selain itu, dalam proses pembelajaran Siklus II, dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching khususnya pada tahap natural, guru menggunakan media yang dapat membantu menyampaikan bahan ajar seperti selembar kertas dan gambar, sehingga siswa menjadi lebih antusias. dalam berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

METODOLOGI PENELITIAN

Variabel Bebas

Variabel independen adalah “variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan atau munculnya variabel dependen (tergantung).”4. Quantum Teaching dibangun di atas teori-teori yang mencakup instruksi khusus untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyampaikan konten, dan memfasilitasi proses pembelajaran. Quantum Teaching menyatukan yang terbaik dari yang terbaik dalam paket multi-indera, multi-kecerdasan, dan otak yang kompatibel yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan guru untuk menginspirasi dan kemampuan siswa untuk unggul.

Tumbuh Pada tahap ini, guru menggali pemahaman siswa tentang apa yang siswa ketahui, setujui, dan bermanfaat bagi siswa. Pengalaman Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator untuk mendapatkan pengalaman terkait dengan mata pelajaran. Demonstrasikan Pada langkah ini, guru mengizinkan siswa untuk menghubungkan pengalaman dengan data yang baru diperoleh.

Variabel Terikat

Setting Penelitian

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

  • Siklus I
  • Siklus II

Pada tahap ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pra pembelajaran yang tentunya berkaitan dengan materi yang akan diajarkan pada saat itu. Tahap selanjutnya, yang merupakan tahap sentral, adalah pengalaman. Pada tahap ini, guru bertindak sebagai perantara dalam perolehan pengalaman-pengalaman yang dapat dipahami terkait dengan mata pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan awal mereka untuk memecahkan masalah yang diajukan oleh guru. Kemudian sebagai pelajaran terakhir pada tahap revisi, guru menanyakan kembali materi yang telah dipelajari dan mengajukan soal latihan kepada siswa.

Refleksi dilakukan oleh peneliti dan mitra guru merinci dan menganalisis hambatan yang dihadapi siswa dan hasil pelaksanaan pemecahan masalah untuk mengidentifikasi kemajuan dan kelemahan yang muncul sebagai perbaikan dalam perencanaan dan tindakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi pada tahap I, pembelajaran pada tahap II akan siklus II.

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan hasil tes prestasi belajar yang dilakukan pada akhir siklus II. Apabila prestasi belajar matematika siswa pada siklus II mengalami peningkatan dan nilai rata-rata prestasi belajar siswa telah memenuhi standar minimal yang ditetapkan sesuai kurikulum sekolah, maka penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya, atau dengan kata lain , penelitian dihentikan pada siklus II.

Teknik Pengumpulan Data

  • Pengamatan (Observasi)
  • Tes
  • Dokumentasi

Tes adalah “sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau lebih aspek kejiwaan dalam dirinya.”9 Salah satu aspek kejiwaan tersebut berupa penampilan atau hasil belajar. . Dalam hal ini untuk mengevaluasi rata-rata hasil belajar setiap siklus sebelum menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching melalui pre-test dan setelah menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching melalui post-test. Dokumen bisa berupa tulisan, gambar atau karya monumental seseorang.”10 Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data sekolah yang berguna sebagai penunjang kegiatan penelitian, maupun untuk mendapatkan data saat mengajar di kelas.

Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian dengan menggunakan berbagai metode penelitian. Sampel yang ditunjukkan adalah sampel awal (pre-test) dan sampel akhir (post-test) setiap siklus. Tes akhir dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.

Proses pembelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Raman Fajar telah ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching. Peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60 mencapai 70% pada akhir siklus.

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Lokasi Penelitian
  • Data Guru SDN3 Raman Fajar
  • Data Siswa SDN3 Raman Fajar
  • Data Sarana dan Prasarana SDN3 Raman Fajar
  • Deskripsi Hasil Penelitian

Jumlah soal pada siklus ini adalah 5 soal, yang akan diujikan pada pertemuan pertama (pre-test) dan pertemuan terakhir pada siklus I (post-test). Kemudian guru memainkan musik oleh Mozart untuk merangsang minat siswa agar fokus mempelajari materi yang akan dipelajarinya yaitu sifat-sifat persegi panjang. Kemudian guru memainkan musik Mozart untuk merangsang minat siswa agar fokus. dalam mengenal materi yang akan kita pelajari yaitu sifat-sifat segitiga.

Kemudian guru musik memainkan Mozart untuk membangkitkan minat siswa agar dapat berkonsentrasi mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu tentang sifat-sifat trapesium. Penilaian hasil belajar siswa pada Siklus I dapat dilihat dari rata-rata jumlah pre-test dan post-test yang diberikan oleh guru kepada siswa kelas V yang berjumlah 14 siswa. Hal ini tentunya dilakukan dengan harapan pada siklus II indikator keberhasilan belajar dapat tercapai dalam penelitian ini.

Pada siklus II tahapan proses pembelajaran masih sama seperti pada siklus II yaitu perencanaan ulang, tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II didasarkan pada refleksi yang dilakukan pada siklus I. Kemudian guru musik memerankan Mozart untuk membangkitkan minat siswa agar fokus mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu sifat-sifat jajargenjang dan belah ketupat. .

Selanjutnya guru memainkan musik Mozart untuk merangsang minat siswa agar fokus mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu sifat-sifat layang-layang dan lingkaran.

Pembahasan

Karena data yang diperoleh pada tahap pertama menunjukkan bahwa rata-rata keberhasilan akademik siswa mencapai 64,28% pada jumlah siswa yang menyelesaikan KKM, sebanyak 9 siswa dari jumlah siswa yaitu 14 siswa, pada tahap kedua. TIDAK. meningkat yaitu rata-rata hasil belajar siswa mencapai 78,57%, dengan jumlah siswa yang lulus KKM sebanyak 11 siswa dari jumlah siswa yaitu 14 siswa. Berdasarkan grafik terlihat aktivitas belajar siswa pada siklus I sudah terlihat baik, namun belum maksimal, terkadang masih ada beberapa siswa yang sering mengobrol dan kurang antusias mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, pada siklus pertama ini guru kurang maksimal dalam menggunakan media yang dapat membantunya dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pada siklus II guru dapat mengatur siswa yang sering mengobrol dengan menerapkan punishment yaitu memberikan tugas tambahan kepada siswa yang banyak mengobrol agar siswa menjadi enggan mengulangi kesalahannya. Maka berdasarkan data yang telah diuraikan sebelumnya oleh penulis, terlihat bahwa dari Siklus I ke Siklus II aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis data, pencapaian skor aktivitas siswa pada siklus I sebesar 73,52% dan pada siklus II meningkat menjadi 75,66% dengan persentase peningkatan sebesar 2,911%.

Hal ini dibuktikan dengan hasil survey ketuntasan hasil belajar siswa pada tahap pertama sebesar 64,28%, pada tahap kedua. Pada tingkat I. persentase rata-rata aktivitas siswa mencapai 73,52%, kemudian pada tingkat II.

PENUTUP

Saran

  • Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins
  • Struktur Organisasi SDN 3 Raman Fajar
  • Denah Lokasi SDN 3 Raman Fajar
  • Keantusiasan Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran
  • Perwakilan Kelompok dalam Mempresentasikan Hasil Diskusi
  • Guru Memberikan Penjelasan Langsung kepada Siswa
  • Keaktifan Siswa dalam Proses Diskusi
  • Guru Memberikan Pengarahan kepada Siswa yang Mengalami
  • Ketenangan Siswa dalam Mengerjakan Lembar Tugas Siswa

Peneliti berharap model pembelajaran Quantum Teaching dapat dijadikan sebagai alternatif baru yang memberikan kontribusi inovasi model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran sehari-hari, khususnya bagi guru Matematika. Sebagai generasi penerus bangsa, siswa harus memiliki semangat yang tinggi untuk mencari ilmu khususnya di bidang Matematika agar menjadi siswa yang berprestasi. Peneliti berharap sekolah selalu memberikan dukungan kepada guru dan siswa untuk berkreasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan agar guru dan siswa memiliki kualitas yang baik yang selanjutnya dapat meningkatkan kualitas sekolah itu sendiri.

Mengetahui sifat-sifat segitiga Menyebutkan jenis-jenis segitiga Menggambar segitiga Mengetahui sifat-sifat trapesium Sebutkan

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 Sd.. Penerapan Model Pembelajaran Problem