• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Multi Lane Free Flow di Jalan Tol Jasa Marga

N/A
N/A
JASA UNLOCK DOCUMENT

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Multi Lane Free Flow di Jalan Tol Jasa Marga"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penerapan Multi-Lane Free Flow

berbasisRadio Frequency Identification………

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT Jasa Marga (Persero) Tbk, selanjutnya disebut JM adalah sebuah perusahaan pengembang dan operator jalan tol terbesar di Indonesia. Pengoperasian jalan tol merupakan kombinasi kegiatan layanan masyarakat dan layanan bisnis, berupa penyediaan layanan penggunaan jalan tol seperti pelayanan lalu lintas, pelayanan transaksi, dan pengelolaan pendapatan tol. Layanan transaksi merupakan layanan dalam memberikan kemudahan, kenyamanan dan kelancaran transaksi tol.

Menindak lanjuti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16/PRT/M/2017 tentang Transaksi Non Tunai di Jalan Tol, JM telah menerapkan layanan transaksi 100% non tunai per 31 Oktober 2017. Hal ini dilakukan sebagai komitmen JM untuk terus meningkatkan pelayanan, moderenisasi sistem pembayaran dan mendukung gerakan nasional non tunai yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Dalam Permen diatas juga disebutkan bahwa penerapan layanan transaksi yang sepenuhnya menggunakan teknologi berbasis nirsentuh atau multi-lane free flow(MLFF) harus sepenuhnya dilaksanakan per 31 Desember 2018.

Penerapan teknologi MLFF akan menghilangkan antrian kendaraan di gerbang tol karena kendaraan dapat melakukan transaksi sambil melaju dengan kecepatan tinggi.

Penerapan teknologi ini akan meningkatkan efisiensi pelayanan transaksi, menambah peluang bisnis sekaligus menjadibrand awarenessbagi JM.

1.2 Tujuan

a. Mengetahui pengertian dan alternatif teknologi MLFF dalam layanan transaksi dijalan tol;

b. Mengetahui strengths, weaknesses, opportunities, threats teknologi MLFF berbasisRadio Frequency Identificationdalam layanan transaksi dijalan tol;

c. Mengetahui karakteristik, peralatan tol, kelayakan bisnis dan tahap implementasi teknologi MLFF berbasis RFID dalam layanan transaksi dijalan tol;

(3)

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Multi-Lane Free Flow

Multi-lane free flow adalah salah satu sistem pengumpulan tol berbasis teknologi nirsentuh. Pada sistem ini transaksi dapat dilakukan tanpa mengharuskan kendaraan tersebut berhenti, sehingga diharapkan dapat menghilangkan antrian akibat transaksi di gerbang tol. Terdapat 4 (empat) alternatif teknologi yang dapat dipilih dalam implementasi MLFF. Penjelasan mengenai keempat alternatif teknologi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1Alternatif teknologi dalam implementasi MLFFdibawah ini.

Tabel 2.1 Alternatif teknologi dalam implementasi MLFF

(Sumber: Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan National University of Singapore,2016)

Dari tabel 2.1 telah dijelaskan kakteristik dari masing-masing teknologi tersebut. Dari karakteristiknya, teknologi ANPR akan sulit untuk diterapkan, karena database plat nomor kendaraan dan kependudukan di Indonesia belum lengkap, selain tingkat akurasi deteksi hanya mencapai 90% menyebabkan potensi kehilangan pendapatan.

Pada DSRC dan GNSS, biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna jalan untuk membeliOn Board Unit(OBU) relatif besar yaitu berturut-turut kurang lebih 15-30 USD (390.000 rupiah) dan 350 USD (4.500.000 rupiah). Salah satu solusi dari kendala ini adalah dengan mewajibkan kendaraan baru sudah terpasang OBU, dan untuk kendaraan lama dipinjamkan oleh operator jalan tol dangan sistem uang jaminan sebagai antisipasi kerusakan OBU yang diakibatkan pengguna. Dengan skema tersebut, investasi yang harus dikeluarkan operator jalan tol sangat besar. Teknologi yang mungkin untuk di aplikasikan oleh JM adalah MLFF berbasis RFID, karena memiliki tingkat akurasi lebih dari 99%, biaya yang harus dikeluarkan pengguna jalan juga relatif murah. Selain itu kendaraan dapat melaksanakan transaksi dengan melaju sampai kecepatan 120 km/jam. Sistem dapat menerapkan kombinasi pembayaran yang kompleks berdasarkan lokasi, waktu, dan jenis kendaraan. Penerapan MLFF juga akan membuka peluang bisnis baru untuk JM, seperti pengelolaan Congestion Charge pada jalan non tol, manajemen parkir, penjualan dan analisa data lalu lintas dan kegiatan bisnis terkait.

(4)

2.2 Multi-Lane Free Flow Berbasis Radio Frequency Identification

Multi-lane free flow berbasis RFID merupakan sebuah sistem pengumpulan tol nirsentuh yang menggunakan gelombang radio dalam mendeteksi kendaraan yang melewati zona pembayaran. Sistem ini tidak mengharuskan kendaraan berhenti pada saat bertransaksi, sehingga akan menghilangkan antrian kendaraan pada gerbang tol.

2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan

Multi-lane free flow berbasis RFID memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan apabila dibandingkan dengan sistem pengumpulan tol manual maupun alternatif teknologi lain dalam sistem MLFF.

Kelebihan MLFF berbasis RFID antara lain :

1. Menghilangkan antrian kendaraan dan meningkatkan pendapatan tol

Peningkatan pendapatan diakibatkan oleh peningkatan lalu lintas harian rerata (LHR) akibat hilangnya antrian kendaraan di zona pembayaran. Sistem pengumpulan tol MLFF dapat melayani 1800 kendaraan/jam/lajur, sedangkan sistem pengumpulan tol dengan GTO dapat melayani 500 kendaran/jam/lajur (Tri-State Transportation Campaign, 2004). Arus yang lancar akan meningkatkan kecepatan rerata dan mengurangi waktu tempuh, sehingga meningkatkan keandalan jalan tol dibandingkan jalan non tol.

2. Efisiensi biaya pengumpulan tol

Efisiensi biaya pengumpulan tol diakibatkan oleh pengurangan SDM yang memberikan layanan dan pelaporan transaksi, pengurangan jumlah lajur transaksi (gardu tol), serta biaya turunannya. Biaya yang harus dikeluarkan pada sistem pengumpulan tol manual adalah 0.35 USD-0.45 USD pertransaksi, sedangkan sistem pengumpulan tol MLFF membutuhkan biaya 0.05 USD - 0.1 USD pertransaksi (Smith, ITS Decision, 2002).

3. Mengurangi angka kecelakaan

MLFF akan mehilangkan antrian dan penyempitan jalan, sehingga akan mengurangi perilaku berpinda-pindah lajur. Selain itu dengan sistem pembayaran autodebet akan menghilangkan kegiatan mencari kartu tol saat mendekati zona pembayaran yang dapat mengurangi fokus berkendara.

(5)

4. Mengurangi dampak negatif pada lingkungan

Dengan menghilangkan hambatan pada zona pembayaran dan bottlenecks , MLFF membantu mengurangi dampak negatif lingkungan dengan pengurangan polusi, dan penghematan bahan bakar.

5. Pengembangan bisnis baru

Dengan penerapan MLFF berbasi RFID, terdapat kompetensi baru yang dapat dimiliki oleh JM. Hal ini memungkinkan untuk pengembangan bisnis berbasis teknologi RFID seperti pengelolaanelectronic road pricing, manajemen parkir, pendataan dan analisa lalu lintas,bahkan pada uang virtual.

Berdasarkan analisa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki JM serta mengetahui karakteristik sistem pengumpulan tol MLFF berbasis RFID, hasil analisa TOWS terhadap rencana penerapan MLFF berbasis RFID dapat dilihat pada Tabel 2.2 Analisa TOWS penerapan MLFF berbasis RFID.

Tabel 2.2 Analisa TOWS penerapan MLFF berbasis RFID 2.2.2 Peralatan Tol

Peralatan tol pada sistem pengumpulan tol MLFF berbasis RFID adalah kolaborasi dari teknologi pengindentifikasi kendaraan dan penarikan tarif tol dengan kendaraan tetap melaju serta tanpa adanya aksi yang dilakukan oleh pengendara. Peralatan tol ini terdiri atas Road Side Unit (RSU), Operation Control Centre (OCC), dan atau Customer Service Centre (CSC). RSU sendiri terdiri dari 3 komponen utama, yaitu Automatic Vehicle Identification (AVI), Automatic Vehicle Classification (AVC), dan Video Enforcement Systems (VES). OCC mendapatkan masukan data dari RSU dan data tersebut akan digunakan untuk menguji keandalan RSU serta melakukan penarikan tarif tol.

Automatic Vehicle Identificationberfungsi mengidentifikasi kendaraan dan pemiliknya dengan tujuan untuk melakukan penarikan tarif tol pada rekening pemilik sekaligus melakukan mekanisme pengumpulan data untuk berbagai macam strategi manajemen lalu lintas. Sistem yang berbasis RFID memanfaatkan sebuat stiker atau label elektronik (E-tag). E-tag didapatkan setelah melakukan registrasi kendaraan pada operator jalan tol. E-tag ditempelkan pada kaca depan atau jendela mobil. Label ini tidak dapat ditempelkan lagi setelah dikelupas agar tidak dilakukan pemindahan

(6)

e-tag pada kendaraan yang lain. E-tag memiliki ukuran yang bervariasi, panjangnya kurang lebih 10 cm dan lebarnya 1 cm. Label ini memiliki nomor identitas unik (ID) dan berisi data golongan kendaraan, plat nomor, identitas dan rekening virtual pemilik mobil. Pada saat mobil melewati zona pembayaran, reader pada RSU akan mengirimkan gelombang radio, gelombang tersebut akan ditangkap oleh e-tag dan dipantulkan dengan membawa ID yang akan digunakan untuk mengidentifikasi kendaraan pada OCC.

Gambar 2.1 E-tag yang digunakan di Taiwan

Automatic Vehicle classification berfungsi untuk menentukan golongan kendaraan berdasarkan ukuran, berat, jumlah sumbu, serta kriteria lainnya. Penggolongan ini dilakukan karena terdapat perbedaan tarif pada variasi ukuran, berat, jumlah sumbu dan kriteria lain kendaraan. Selain itu, kegunaan AVC adalah untuk melakukan verifikasi terhadap golongan kendaraan yang terdapat pada e-tag. Verifikasi ini perlu dilakukan karena terdapat kemungkinan untuk memindahkan e-tag yang telah diregistrasi ke kendaraan lain yang belum didaftarkan. Dengan sistem ini, kendaraan yang melanggar Jumlah Berat yang Diizinkan (JBI) dapat terdeteksi dan dilakukan penindakan dan atau denda.

Video Enforcement Systemsberfungsi untuk memotret atau merekam plat nomor dan kendaraan yang melewati zona pembayaran. VES hanya digunakan untuk memotret atau merekam kendaraan yang terdeteksi tidak memiliki e-tag atau kendaraan yang e-tagnya tidak sesuai. Hasil potret atau rekaman tersebut akan menjadi bukti kendaraan yang melakukan pelanggaran, sehingga dapat dilakukan penindakan langsung dan atau penagihan pembayaran kepada pemilik kendaraan.

2.2.3 Analisa Kelayakan Proyek

Multi-lane free flow (MLFF) berbasis RFID akan menghilangkan antrian kendaraan di gerbang tol karena kendaraan tidak perlu berhenti dan dapat melaksanakan transaksi saat melaju sampai kecepatan 120 km/jam. Kondisi ini berpotensi akan meningkatkan pendapatan diakibatkan oleh peningkatan lalu lintas harian rerata (LHR). Berdasarkan kajian Tri-State Transportation Campaign tahun 2004, sistem pengumpulan tol MLFF dapat melayani 1800 kendaraan/jam/lajur, sedangkan sistem pengumpulan tol dengan GTO hanya dapat melayani 500 kendaran/jam/lajur. Selain itu juga akan ada efisiensi biaya pengumpulan tol diakibatkan oleh pengurangan SDM operasional

(7)

layanan dan pelaporan transaksi, pengurangan jumlah lajur transaksi (gardu tol), serta biaya turunanya. Biaya yang harus dikeluarkan pada sistem pengumpulan tol manual adalah 0.35 USD -0.45 USD pertransaksi, sedangkan sistem pengumpulan tol MLFF membutuhkan biaya 0.05 USD - 0.1 USD pertransaksi (Smith, ITS Decision, 2002).

Penulis akan melakukan analisa pada business plan (BP) BUJT PT Jasamarga Japek Selatan. Simulasi pertama (S1) adalah BP dengan asumsi sistem pengumpulan tol 100% GTO. Simulasi kedua (S2) adalah BP dengan asumsi sistem pengumpulan tol MLFF berbasis RFID. Pada simulasi ini hanya akan mengakomodasi efisiensi biaya operasional dan tidak mempertimbangkan potensi peningkatan LHR. Dari analisa yang diperoleh hasil sebagai Tabel 2.3 Hasil analisa BP pada S1 dan S2. Untuk melihat analisa lebih detail dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan 2.5.

Tabel 2.3 Hasil analisa BP pada S1 dan S2

Dari hasil analisa dapat menjadi gambaran bahwa penerapan MLFF berbasis RFID dapat memberikan keuntungan secara bisnis bagi JM.

2.2.4 Tahap Implementasi

Penerapan MLFF harus dilakukan secara bertahap, dimulai dengan 100% GTO, dilanjutkan dengan kombinasi GTO dan single-lane free flow (E-pass), dan yang terahir multi-lane free flow. Langkah ini dilakukan sebagai masa transisi dari penggunaan kartu elektronik menjadi e-tag. Masa transisi diperlukan dengan tujuan untuk menguji keandalan pealatan tol, registrasi kendaraan, serta sosialisasi kepada pengguna jalan tol.

Pada sistem pengumpulan tol MLFF berbasis RFID, perangkat pembayaran (gantry) akan dipasang di jalur utama sebelum akses keluar tol, sehingga kendaraan akan terpotong tarif tol sebelum kendaran tersebut keluar tol. Pada sistem ini pengguna jalan tol harus membuat akun virtual dilanjutkan dengan melakukan registrasi kendaraan untuk menerima e-tag. E-tag berisi identitas kendaraan, meliputi golongan, plat nomor, nama pemilik, dan identitas akun virtual. Akun virtual digunakan agar pembayaran dapat dilakukan dengan sistem autodebet. Apabila saldo akun virtual tidak cukup, maka sistem akan menagih kepada rekening tabungan pemilik kendaraan pada bank yang sama dengan akun virtual. Hal ini dapat dilakukan karena terdapat sistem account pooling, yang merupakan fasilitas dari bank. Ketika kendaraan yang tidak teregistrasi masuk ke jalan tol, sistem enforcement akan memotret, mencatat

(8)

dan mengirimkan data secara real time kepada Petugas Traffic Information Centre.

Petugas Traffic Information Centre akan mengirimkan data kendaraan kepada petugas layanan tol dan patroli jalan raya untuk dilakukan pengejaran dan penindakan. Apabila kendaraan tidak berhasil ditangkap, maka tagihan akan dikirimkan ke alamat kendaraan tersebut. Apabila tidak ada respon, maka penagihan akan dilakukan pada saat kendaraan membayar pajak tahunan. Dengan sistem ini akan menghilangkan lolos bayar.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk harus menyediakan layanan registrasi kendaraan.

Layanan ini diberikan kepada pelanggan ketika ingin meregistrasi kendaraan, melakukan pengisian saldo, dan kebutuhan pelanggan lainnya. Pelayanan ini dapat dilakukan di rest area atau bekas kantor gerbang tol yang dilakukan modifikasi tata letaknya.

BAB 3 KESIMPULAN

1. Menrut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16/PRT/M/2017 tentang Transaksi Non Tunai di Jalan Tol, layanan transaksi yang sepenuhnya menggunakan teknologi berbasis nirsentuh atau multi-lane free flow(MLFF) harus sepenuhnya dilaksanakan per 31 Desember 2018.

2. Terdapat 4 (empat) alternatif teknologi yang dapat digunakan dalam penerapan multi-lane free flow, yaitu Automatic Number Plate Recognition, Dedicated Short Range Communication, Radio Frequency Identification, dan Global Satelite Navigation Systems.

3. Teknologi RFID memiliki tingkat akurasi lebih dari 99%, dan biaya yang harus dibayarkan pengguna jalan tol untuk membeli e-tag relative rendah, yaitu ±10.000 rupiah.

4. Penerapan MLFF dapat menghilangkan antrian kendaraan, meningkatkan pendapatan tol, efisiensi biaya operasional tol, mengurangi angka kecelakaan, mengurangi dampak negatif pada lingkungan, dan pengembangan bisnis baru.

5. Peralatan tol pada sistem pengumpulan tol MLFF berbasis RFID terdiri atasRoad Side Unit(RSU),Operation Control Centre(OCC),Customer Service Centre(CSC).

6. Penerapan MLFF berbasis RFID dapat memberikan keuntungan secara bisnis bagi JM dengan meningkatnyaIRR on project, NPVdanpayback periode.

7. Penerapan MLFF dilakukan secara bertahap, yaitu 100% GTO, kombinasi GTO dan E-pass, MLFF.

(9)

Daftar Lampiran

Tabel 2.1 Alternatif teknologi dalam implementasi MLFF

(Sumber: Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan National University of Singapore,2016)

Tabel 2.2 Analisa TOWS penerapan MLFF berbasis RFID

TOWS Analysis

Strengths

1. Mempunyai konsesi terpanjang dan saling terhubung

2. Kantor tersebar diseluruh wilayah 3. Mempunyai kompetensi baru 4. Beberapa ruas jalan tol masih tahap

konstruksi

5. Memiliki badan usaha yang mengoperasikan jalan tol

Weaknesses

1. Belum memiliki SDM yang menguasai teknologi RFID 2. Terkoneksi konsesi jalan tol

investor lain

3. Beberapa ruas jalan tol sudah beroperasi

Opportunities

A. Dukungan pemerintah dengan Permen PUPERA

B. Peningkatan LHR, karena kendaraan tidak perlu berhenti saat pelayanan transaksi C. Penggunaan uang virtual

meningkat

D. Biaya yang dikeluarkan pengguna jalan tol rendah

S – O

1. Membuat badan usaha pengumpulan tol berbasis RFID (1,2,3,5-A,B) 2. Membuat produk dompet virtual (3-

A,C)

3. Pengembangan usaha berbasis RFID (2,3,5-A,B,C)

W – O

1. JV,Profesional hire, training (1,2-A,C)

2. Bekerjasama dengan investor tol lain(2-A)

3. Memberikan diskon tariff (3-D)

Threats

A. Database kependudukan kurang lengkap

B. Pengurangan petugas operasional

C. Diperlukan registrasi kendaraan

D. Investasi tambahan

S – T

1. Bekerjasama dengan Kemendagri , instansi pemerintahan lain(5-A) 2. Membuat registrasi online dan

offline (1,2-C)

3. Menyesuaikan teknologi yang digunakan dalam pengumpulan tol (4-D)

W – T

1. Mengusulkan amandemen PPJT (3-D)

2. Bekerjasama dengan investor lain untuk melakukan registrasi kendaraan (2-C)

3. Program alih profesi,Talent pool (1-B)

(10)

Gambar 2.1 E-tag yang digunakan di Taiwan (Sumber: Appledaily)

URAIAN SIMULASI 1

GTO

SIMULASI 2 MLFF

IRR on Project (%) 12,32 15,81

NPV (Juta Rupiah) 787.362 6.849.098

Payback Periode

(Tahun) 13 11

Tabel 2.3 Hasil analisa BP pada S1 dan S2

(11)

Tabel 2.4 Ringkasan Kelayakan Simulasi 1 (Penerapan GTO)

(12)

Tabel 2.5 Ringkasan Kelayakan Simulasi 1 (Penerapan MLFF)

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Federal Highway Administration., 2012. Advanced Transportation Management Technologies.

National University of Singapore., 2016.Smart Mobility in Jakarta.

European Global Navigation Satellite Systems Agency., 2015.GNSS Adopting for Road User Charging in Europe.

Feix, K., 2008.A Price Worth Paying.Goethe-Institut.

Nam, N., 2014.Free Flow Multi-Lane Smart Tolling System.Seoul Woman’s University.

Traffic Safety and Security Division., 2014.Intelligent Solutions Reliable Technology.3M.

Chang YC., 2014. Taiwan RFID-Based ETC Total Solution. Far Eastern Electronic Toll Collection

Chao, E., 2015.Road Pricing Policy and Electronic toll Collection (ETC) in Taiwan Freeway.

University of Pennsylvania.

Liao, P., 2016.From ETC to loT & Smart City. Far Eastern Electronic Toll Collection

Badan Pengatur Jalan Tol., 2017. Implementing Electronic Toll Collection in Indonesia Toll Road.

Persad, Khali, et al., 2007. Toll Collection Technology and Best practices. The University of Texas at Austin.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan perbandingan tepung talas: terigu 70:30g dengan ekstrak daun katuk 20/100ml.. Mi kering

1/13/2020 Materials Today: Proceedings | The 6th International Conference on Advanced Materials Science and Technology 20186th ICAMST…