• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 8 LANGKAI PALANGKA RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 8 LANGKAI PALANGKA RAYA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 8 LANGKAI PALANGKA RAYA

Erie Pahlevi

Sekolah Dasar Negeri 8 Langkai.Palangka Raya E-mail: Eryryo81@Gmail.com

Abstract

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV di SDN 8 Langkai Palangka Raya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Penelitian dilakukan dalam dua siklus dengan mengacu pada hasil refleksi dari siklus 1. Metode Jigsaw digunakan untuk memecah materi Asmaul Husna menjadi beberapa bagian, dan siswa bekerja dalam kelompok ahli untuk memahami bagian-bagian tersebut sebelum berdiskusi di kelompok asal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Jigsaw berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan. Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok, berkolaborasi dengan baik, dan menunjukkan minat yang tinggi dalam memahami materi Asmaul Husna. Dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh peneliti kepada siswa yang memerlukan tambahan bantuan juga berdampak positif dalam meningkatkan partisipasi dan kontribusi siswa dalam kelompok. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk mengadopsi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam mata pelajaran lain atau kelas yang berbeda, serta melibatkan orang tua dan pihak sekolah dalam mendukung proses pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam menyajikan materi pembelajaran yang lebih menarik juga dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa. Penelitian lanjutan juga dapat dilakukan untuk mengukur dampak jangka panjang dari penerapan metode Jigsaw terhadap motivasi belajar siswa. Dengan perbaikan dan pengembangan yang terus dilakukan, diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat menjadi alternatif efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa secara berkelanjutan Kata kunci: Kooperatif , tipe Jigsaw, Motivasi Belajar

(2)

Pendahuluan

Masalah Pendidikan Agama Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral peserta didik. Namun, rendahnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi tantangan yang perlu diatasi. Salah satu faktor yang memengaruhi motivasi belajar adalah keterlibatan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang aktif dan melibatkan siswa secara interaktif dapat membantu meningkatkan motivasi belajar mereka. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Motivasi adalah kekuatan internal yang mendorong individu untuk bertindak, berperilaku, atau mencapai tujuan tertentu. Ini adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu untuk memuaskan kebutuhan, mencapai keinginan, atau memenuhi tujuan pribadi. Motivasi dapat berasal dari faktor internal seperti minat, nilai, ambisi, dan emosi, serta faktor eksternal seperti hadiah, penghargaan, atau tekanan dari lingkungan. Motivasi Intrinsik: Motivasi intrinsik muncul dari keinginan batiniah individu untuk melakukan aktivitas karena kesenangan, kepuasan, atau rasa pencapaian yang diberikan oleh aktivitas tersebut. Orang yang memiliki motivasi intrinsik cenderung mengejar tujuan karena alasan pribadi dan bukan karena tekanan eksternal.

Motivasi Ekstrinsik: Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk melakukan aktivitas karena imbalan atau konsekuensi eksternal. Contohnya termasuk pujian, penghargaan, atau penghindaran hukuman. Seseorang dengan motivasi ekstrinsik mungkin terlibat dalam aktivitas karena mengharapkan manfaat dari luar. Motivasi Instrinsik-Otonom: Motivasi instrinsik-otonom adalah kombinasi dari motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Pada tingkat ini, seseorang merasa bahwa aktivitas tersebut relevan dan penting bagi diri mereka sendiri meskipun imbalan eksternal mungkin juga ada. Motivasi Sosial: Motivasi sosial timbul dari dorongan untuk menjadi diterima, diakui, atau dihargai oleh kelompok sosial atau masyarakat. Motivasi sosial dapat berperan dalam upaya individu untuk memenuhi norma-norma sosial atau mendapatkan persetujuan dari orang lain. Motivasi Karir: Motivasi karir mendorong individu untuk mencapai keberhasilan dan kemajuan dalam karir atau pekerjaan mereka.

Pengaruh motoivasi sangat besar khususnya untuk peningkatan status, penghasilan yang lebih tinggi, atau kesempatan untuk memajukan karir merekaRendahnya Motivasi Belajar Siswa: Terdapat indikasi bahwa sebagian siswa kelas IV di SDN 8 Langkai Palangka Raya mengalami rendahnya motivasi belajar. Hal ini tercermin dari kurangnya partisipasi aktif, ketidakantusiasan

(3)

dalam proses pembelajaran, dan penurunan minat terhadap materi pelajaran.

Keterbatasan Interaksi Sosial: Siswa mungkin menghadapi keterbatasan dalam berinteraksi sosial di dalam kelas. Kurangnya interaksi antar siswa dapat mempengaruhi lingkungan pembelajaran yang kurang mendukung kolaborasi dan diskusi yang efekti Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Metode Jigsaw adalah pendekatan pembelajaran kooperatif di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah atau memahami materi pembelajaran secara mendalam. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk memahami bagian materi tertentu dan berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lainnya. Model ini mendorong partisipasi aktif dan kolaborasi antara siswa. Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar adalah dorongan internal atau eksternal yang mendorong siswa untuk belajar dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar yang tinggi dapat meningkatkan minat, konsentrasi, dan usaha siswa dalam mengikuti pelajaran.

Metode/Metodologi

Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 8 Langkai Palangka Raya. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SDN 8 Langkai Palangka Raya. Mereka merupakan kelompok yang menjadi fokus utama dalam implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar. Obyek penelitian adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas IV SDN 8 Langkai Palangka Raya. Ini mencakup berbagai aspek yang terkait dengan pelaksanaan metode Jigsaw, seperti pembentukan kelompok, diskusi kelompok ahli, berbagi pengetahuan, kolaborasi siswa, interaksi sosial, pemahaman materi Asmaul Husna, dan peningkatan motivasi belajar. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV di SDN 8 Palangka Raya yang beragama Islam tahun ajaran 2023/2024 semeter I . Jumlah sampel yang akan diambil akan ditentukan berdasarkan ukuran ketidak tercapainya kunci penyebab permasalahan dari penelitian.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian Penerapan metode Jigsaw berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV di SDN 8 Langkai Palangka Raya. Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok, berkolaborasi dengan baik, dan menunjukkan minat yang tinggi dalam memahami materi Asmaul Husna. Pembahasan Hasil penelitian mengindikasikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Interaksi sosial yang lebih

(4)

intens dalam kelompok membantu siswa merasa lebih termotivasi dan merasa memiliki peran penting dalam kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I, penerapan metode Jigsaw pada pembelajaran Agama Islam di kelas IV SDN 8 Langkai Palangka Raya hampir berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.

Siswa terkesan menyukai metode ini karena memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkolaborasi, berpartisipasi aktif, dan merasa diperhatikan dalam proses pembelajaran. Siklus pertama dari penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode Jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan tujuan meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV di SDN 8 Langkai Palangka Raya. Metode Jigsaw dipilih sebagai pendekatan kooperatif yang dapat membantu siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman mereka tentang materi Asmaul Husna. Pada tahap perencanaan siklus pertama, peneliti mempersiapkan berbagai sumber belajar, termasuk video yang relevan dengan materi Asmaul Husna. Selain itu, peneliti juga merancang dan mendesain pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Model pembelajaran Kooperatif Learning Type jigsaw adalah metode atau strategi pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa untuk belajar berkelompok dengan masing-masing siswa bertanggung jawab pada satu topik atau bahasan yang kemudian dikolaborasikan dengan anggota kelompok lain sehingga membentuk pengetahuan yang utuh (Istarani, 2014).

Tahapan selanjut nya, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, dan setiap kelompok bertugas mempelajari satu bagian dari Asmaul Husna.

Anggota kelompok yang memiliki bagian yang sama kemudian berkumpul untuk membentuk kelompok ahli, di mana mereka berdiskusi untuk memahami lebih mendalam bagian yang mereka pelajari. Setelah itu, siswa kembali ke kelompok asal untuk berbagi pengetahuan mereka dengan anggota kelompok lain. Pada tahap pelaksanaan siklus pertama, metode Jigsaw diterapkan selama dua pertemuan. Peneliti mengajak siswa untuk melakukan diskusi di luar kelas, menciptakan variasi suasana belajar agar siswa tidak merasa monoton. Peneliti memberikan panduan kepada siswa tentang bagaimana metode Jigsaw akan diterapkan, serta menjelaskan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota dalam kelompok.

Siswa sangat aktif dalam diskusi dan saling membantu satu sama lain untuk memahami materi Asmaul Husna Selanjutnya, tahap pengamatan dilakukan untuk memantau proses pembelajaran yang melibatkan metode Jigsaw. Pengamatan ini bertujuan untuk mengukur tingkat partisipasi siswa, interaksi sosial di antara mereka, serta reaksi mereka terhadap metode pembelajaran yang baru. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hampir

(5)

seluruh siswa tampak lebih bersemangat dan aktif dalam pembelajaran dengan metode Jigsaw. Mereka terlihat lebih berkolaborasi dan saling membantu dalam memahami materi Asmaul Husna. Setelah mengamati proses pembelajaran, tahap refleksi dilakukan oleh peneliti.

Hasil pengamatan dikaji lebih mendalam untuk merenungkan dampak penerapan metode Jigsaw pada motivasi belajar siswa. Hasil refleksi menyimpulkan bahwa pada siklus pertama ini, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw hampir berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa secara keseluruhan. Namun, peneliti juga menyadari bahwa masih ada beberapa siswa yang memerlukan bimbingan lebih lanjut untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kelompok. Hasil dari siklus pertama ini konsisten dengan tujuan penelitian dan konsep metode Jigsaw. Siswa menunjukkan peningkatan motivasi dalam belajar, lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan lebih terbuka terhadap interaksi dengan teman sekelas. Interaksi sosial yang dihasilkan dari metode Jigsaw sejalan dengan "Teori Pembelajaran Sosial" yang menekankan pentingnya pembelajaran melalui interaksi sosial dan observasi terhadap orang lain. Selain itu, hasil siklus pertama juga mendukung temuan penelitian terdahulu yang telah mengidentifikasi dampak positif dari penerapan metode Jigsaw. pentingnya kerjasama antara siswa dan membangun kohesi kelompok melalui pembelajaran kooperatif, serta potensi metode Jigsaw dalam mengurangi persaingan yang tidak sehat di kelas.

Salah satu penelitian sebelumnya oleh Ni Putu Suryanita dan Ni Nyoman Kusmariyatni membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa, seiring dengan hasil yang ditemukan dalam penelitian saat ini. Pentingnya metode Jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui konsep teori motivasi.

Salah satu teori yang relevan adalah "Teori Harapan Vroom," yang menyatakan bahwa motivasi individu meningkat ketika mereka merasa memiliki harapan tinggi untuk mencapai kinerja yang baik dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Dalam konteks metode Jigsaw, siswa merasa termotivasi karena mereka merasa memiliki peran penting dalam kelompok, dan kontribusi mereka diakui dan dihargai oleh anggota kelompok lainnya. Selanjutnya, "Teori Hierarki Kebutuhan Maslow" juga berperan dalam menjelaskan meningkatnya motivasi belajar siswa melalui metode Jigsaw. Teori ini mengemukakan bahwa kebutuhan sosial dan penghargaan juga berperan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam metode Jigsaw, siswa merasa diakui dan dihargai oleh teman sekelas, sehingga kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan sosial terpenuhi.

Pendidikan Agama Islam di tingkat SD.dengan lebih baik. siklus 2, peneliti melanjutkan penerapan metode Jigsaw pada pembelajaran PAI untuk

(6)

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN 8 Langkai Palangka Raya.

Berdasarkan hasil dari siklus 1, peneliti melihat adanya peningkatan yang positif dalam motivasi belajar siswa, sehingga peneliti memutuskan untuk melanjutkan dan memperbaiki pelaksanaan metode Jigsaw pada siklus 2. Perencanaan: Pada awal siklus 2, peneliti melakukan perencanaan yang lebih matang dengan mempertimbangkan masukan dari hasil refleksi siklus 1. Peneliti memperbaiki desain dan pelaksanaan metode Jigsaw agar lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan materi pembelajaran yang lebih menarik dan relevan. Pelaksanaan metode Jigsaw pada siklus 2 dilakukan dengan lebih terstruktur dan terarah. Peneliti memberikan panduan yang lebih jelas kepada siswa tentang bagaimana metode Jigsaw akan diterapkan dan menjelaskan peran serta tanggung jawab masing-masing anggota dalam kelompok.

Peneliti juga memastikan bahwa setiap kelompok memiliki anggota yang mewakili berbagai bagian dari materi Asmaul Husna, sehingga kolaborasi dan saling bantu antar siswa dapat berjalan lebih baik. Pengamatan: Peneliti terus mengamati proses pembelajaran yang melibatkan metode Jigsaw. Pengamatan dilakukan untuk memantau tingkat partisipasi siswa, interaksi sosial di antara mereka, serta reaksi mereka terhadap perubahan yang dilakukan pada siklus 2.

Setelah pelaksanaan siklus 2, peneliti kembali merenungkan dan merefleksikan hasil dari penerapan metode Jigsaw. Hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan yang lebih signifikan dalam motivasi belajar siswa dibandingkan siklus 1. Siswa terlihat lebih antusias, aktif, dan terlibat secara lebih maksimal dalam pembelajaran dengan metode Jigsaw pada siklus.

Berdasarkan hasil refleksi dan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pada siklus 2 ini, penerapan model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw telah berhasil secara keseluruhan meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa tampak lebih termotivasi untuk belajar karena mereka merasa memiliki peran yang penting dalam kelompok, mendapatkan pengakuan dari anggota kelompok lainnya, dan merasa diperhatikan dalam proses pembelajaran. Hasil dari siklus 2 menunjukkan kesuksesan dari penerapan metode Jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti mengamati bahwa siswa menjadi lebih antusias, aktif, dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Penerapan metode Jigsaw telah memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkolaborasi, berpartisipasi aktif, dan merasa dihargai dalam kelompok, yang pada akhirnya meningkatkan motivasi belajar mereka secara keseluruhan. siklus 1, peneliti melakukan perencanaan yang matang dalam menerapkan metode Jigsaw. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan masing-masing kelompok bertanggung jawab untuk memahami satu bagian dari materi Asmaul

(7)

Husna. Siswa kemudian berkumpul dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan memahami lebih mendalam bagian yang mereka pelajari sebelum kembali ke kelompok asal untuk berbagi pengetahuan. Hasil dari siklus 1 menunjukkan peningkatan positif dalam motivasi belajar siswa. Mereka lebih bersemangat, aktif, dan berkolaborasi dalam pembelajaran dengan metode Jigsaw. Namun, beberapa siswa masih memerlukan bimbingan lebih lanjut dalam berpartisipasi dalam kelompok.

Siklus II dilakukan dengan mengacu pada hasil dan refleksi dari siklus 1. Peneliti melakukan perbaikan dalam pelaksanaan metode Jigsaw, termasuk memberikan dukungan intensif kepada siswa yang memerlukan bantuan tambahan dalam berpartisipasi dalam kelompok. Materi pembelajaran yang menarik dan relevan juga disiapkan untuk menjaga minat siswa. Penerapan metode Jigsaw pada siklus 2 lebih terstruktur dan terarah. Kelompok-kelompok dibentuk dengan cermat untuk memastikan kolaborasi yang seimbang, dan kelompok ahli menjadi lebih efektif dalam mendiskusikan dan memahami materi. Hasil dari siklus 2 menunjukkan peningkatan yang lebih signifikan dalam motivasi belajar siswa dibandingkan siklus 1. Siswa terlihat lebih antusias, aktif, dan terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran.

Penerapan metode Jigsaw telah berhasil memberikan dampak positif pada motivasi belajar siswa. Mereka merasa lebih memiliki peran penting dalam kelompok, mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari anggota kelompok lainnya, serta merasa diperhatikan dalam pembelajaran.Temuan penelitian ini sejalan dengan teori-teori motivasi, seperti Teori Harapan Vroom dan Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Dalam metode Jigsaw, siswa merasa termotivasi karena merasa memiliki peran yang penting dalam kelompok dan merasa diakui oleh anggota kelompok lainnya. Selain itu, interaksi sosial yang dihasilkan dari metode Jigsaw juga mendukung Teori Pembelajaran Sosial, yang menekankan pentingnya pembelajaran melalui interaksi sosial dan observasi terhadap orang lain. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Contohnya, penelitian oleh Ni Putu Suryanita dan Ni Nyoman Kusmariyatni menunjukkan peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui metode Jigsaw.

Kesimpulan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV di SDN 8 Langkai Palangka Raya. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, berinteraksi dengan baik, dan menunjukkan minat yang tinggi terhadap materi pembelajaran.

(8)

Referensi

Aronson, E., & Patnoe, S. 2011. Cooperation in the Classroom: The Jigsaw Method

Istarani 2014, Model pembelajaran tipe jigsaw

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penerapan model pembelajaran Jigsaw berbantuan media visual diharapkan, siswa dapat bekerja sama dan aktif dalam pemebelajaran yaitu dengan meningkatnya tanggung

Umi Musta’idah, A 210 070183, Penerapan Metode Cooperative Learning Jigsaw dan Pemberian Motivasi Belajar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw melalui pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran koopertaif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN

Tujuan dari makalah ini adalah Untuk mengetahui pengaruh Penerapan model pembelajaran tipe jigsaw Dalam Meningkatkan Kreatifitas Dan Motivasi Belajar Matematika Pada

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw melalui pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan