• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DI SEKOLAH DASAR - UPI Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DI SEKOLAH DASAR - UPI Repository"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan cara-cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian sehingga hasil penelitian dapat dibuktikan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Design. Metode ini merupakan pengembangan dari True Experimental Design, yang sulit dilaksanakan. Desain eksperimen Quasi Experimental Design yang digunakan yaitu bentuk Nonequivalent Control Group Design, Desain ini hampir sama dengan Pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun control tidak dipilih secara random. Berikut desain Nonequivalent Control Group Design dengan format:

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

Y1 : Pemberian pretest

X1 : Pemberian perlakuan (Model Scramble) Y2 : Pemberian postest

X2 : Pemberian perlakuan (Model Konvensional)

Dalam desain ini, terdapat dua kelas yang tidak dipilih secara random, kemudian sebelumnya diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan desain penelitian yang telah dipaparkan, penelitian melakukan dua kali tes pada masing-masing kelompok. Pretest dilakukan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui hasil awal kemampuan membaca permulaan sebelum diberikan perlakuan. Kemudian pada posttest dikelompok eksperimen diberikan perlakuan (X1) dengan menggunakan model scramble. Sedangkan pada posttest

Group Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen Y1 X1 Y2

Kontrol Y1 X2 Y2

(2)

kemampuan membaca permulaan siswa di kelompok kontrol, diberikan perlakuan dengan menggunakan metode konvensional (X2). Setelah kedua kelompok melakukan tes akhir (posttest), hasil keduanya kemudian dibandingkan atau diuji perbedaannya. Perbedaan yang signifikan antara kedua nilai di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh dua metode mengajar pada mata pelajaran tertentu di dalam kelas. Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) tertentu (Sugiyono, 2008).

Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif yang sangat kuat mengukur hubungan sebab akibat karena didalam penelitian eksperimen adanya perlakuan yang diberikan kepada kelompok- kelompok tertentu untuk dibandingkan dengan kelompok lainnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua kelas sebagai sampel, kelas pertama sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model scramble dan kelas kedua sebagai kelas kontrol (pembanding) dengan menggunakan model konvensional. Penelitian ini akan membandingkan nilai pretest dan posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya data pretest dan posttest dari kedua kelas dianalisis untuk melihat ada tidaknya perbedaan atau pengaruh yang signifikan antara model Scramble pada kelas eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol.

3.2 Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas I di SDN Margalaksana dan SDN 1 Mandalasari Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2022/2023. Adapun tempat penelitian ini diambil sampel dari populasi Sekolah Dasar di Kabupaten Tasikmalaya yang dijadikan lokasi uji coba penerapan model pembelajaran scramble untuk meningkatkan membaca

(3)

dilakukan dengan tehnik purposive sampling. Menurut Sugiyono (dalam Harra dan Aminulloh, 2021) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Sutedi (200) mengemukakan bahwa “populasi penelitian memiliki pengertian yaitu manusia yang dijadikan sumber data”. Populasi merupakan semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas. Semua anggota kelompok orang disini maksudnya adalah semua anggota kelompok siswa kelas I SDN Margalaksana dan SDN 1 Mandalasari, akan dijadikan sebagai populasi dalam penelitian. Jadi, Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Margalaksana dan SDN 1 Mandalasari Tahun Ajaran 2022/2023 dengan tabel berikut:

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No. Tingkat Kelas Jumlah

Ruangan

Jumlah

L P

1. Kelas I Ekperimen SDN Margalaksana 1 4 8 2. Kelas I Kontrol SDN Margalaksana 1 6 6 3. Kelas I Ekperimen SDN 1 Mandalasari 1 8 4 1. Kelas I Kontrol SDN 1 Mandalasari 1 9 3

Jumlah ruangan 4 27 21

3.4.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena semua anggota populasi dijadikan sampel. Teknik sampel yang diambil dalam penelitian

(4)

ini dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 50 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Dalam penelitian ini uji coba dilaksanakan di SDN Gunungsari sedangkan sampel yang akan diambil adalah seluruh siswa kelas I SDN Margalaksana yang berjumlah 24 siswa dan terdiri dari 10 laki-laki dan 14 perempuan. Sedangkan dari SDN 1 Mandalasari terdiri dari 17 laki-laki dan 7 orang perempuan, kelas tersebut akan dibagi masing-masing menjadi 2 kelas dengan jumlah 12 siswa per kelas. Dari dua kelas tersebut akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan jumlah Populasi dan Sampel.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011), instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam proses pengumpulan data. Adapun yang menjadi instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar validasi, tes praktik (Pre-test dan Post-test) dan angket respon siswa. Tes praktik yang dimaksud adalah mempratikkan membaca permulaan. Sebelum melaksanakan tes, terlebih dahulu siswa diberi penjelasan tentang materi yang sama pada kelompok tersebut, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model scramble dan kelompok kontrol dengan model konvensional. Jenis-jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian

No Jenis data Teknik

pengumpulan data

Instrumen penelitian

Sumber data 1 Aktivitas belajar

Siswa Observasi Lembar

Observasi Siswa 2 RPP, Bahan Ajar, Soal,

lembar observasi Validasi instrumen Lembar Validasi Validator Ahli 3 Kemampuan membaca

permulaan

Pre-test dan Post-

test Soal-soal esay Siswa

(5)

4 Respon siswa terhadap

pembelajaran Angket Angket tertutup Siswa Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2023 dengan tahapan sebagai berikut:

1. Memberikan pre-test

Pre-test diberikan untuk mengetahui kemampuan sampel sebelum diberikan perlakuan (treatment). Pelaksanaan pre-test dilakukan pada bulan juni 2023 2. Memberikan perlakuan (treatment)

Perlakuan (treatment) diberikan sebanyak tigaa kali dalam tiga pertemuan.

3. Memberikan post-test

Post-test diberikan untuk mengetahui perkembangan kemampuan sampel setelah diberi perlakuan (treatment). Post-test dilakukan pada bulan juni 2023.

4. Memberikan angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui pendapat atau pernyataan atas diberikannya pembelajaran membaca permulaan melalui model pembelajaran scramble angket dilakukan pada bulan juni 2023.

3.4.1 Lembar Observasi

Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari setiap gejala atau fenomena (kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan. Observasi adalah sebuah pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk mengamati setiap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Observasi berfungsi untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model scramble. Data dikumpulkan melalui pengamatan aktivitas belajar siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi memuat pernyataan yang dinilai oleh guru atau observer yang disusun berdasarkan jenis aktivitas dalam pembelajaran dengan menggunakan skala nilai. Lembar observasi adalah instrumen yang digunakan peneliti untuk mengukur aktivitas belajar siswa dengan aspek pengamatan yang telah ditetapkan dengan kisi-kisi disajikan dalam tabel 3.4 berikut:

(6)

Tabel 3.4 Kisi-kisi pedoman observasi aktivitas belajar siswa menggunakan metode scramble

No Indikator Nomor

Soal

Jumlah Soal a. Kegiatan Awal

1 Siswa menjawab salam dan berdoa 1 1

2 Siswa mendengarkan dan merespon perintah

guru 2 1

3 Siswa mendengarkan tema yang disampaikan

oleh guru 3 1

4 Siswa menanggapi pertanyaan apersepsi 4 1

5 Siswa antusias menanggapi motivasi 5 1

6 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran 6 1 b. Kegiatan Inti

7 Siswa mengamati gambar 7 1

8 Siswa menjawab pertanyaan guru 8 1

9 Siswa bersama dengan guru menyusun huruf

menjadi kosakata 9 1

10 Beberapa siswa maju ke depan untuk mencoba

menyusun huruf menjadi kosakata 10 1

11 Siswa yang belum paham bertanya 11 1

12 Siswa duduk berkelompok 12 1

13 Setiap kelompok mendapatkan soal dan kartu

jawaban 13 1

14 Siswa mendengarkan arahan guru dan menyusun

huruf sehingga menjadi kosakata 14 1

15 Siswa mencoba membaca kosakata yang sudah

disusun bersama-sama 15 1

16 Siswa mendengarkan arahan guru untuk duduk

seperti semula 16 1

c. Kegiatan Penutup

(7)

No Indikator Nomor Soal

Jumlah Soal

17

Siswa satu persatu maju kedepan untuk membaca sebagai tes akhir menguji keberhasilan dalam penerapan metode scramble

17

1

18 Siswa menerima reward dari guru 18 1

19 Siswa bersama-sama menyimpulkan hasil belajar 19 1

20 Siswa menjawab pertanyaan guru 20 1

21 Siswa melakukan refleksi 21 1

22 Siswa mendengarkan pesan moral yang

disampaikan guru 22 1

23 Siswa berdoa bersama dan menjawab salam 23 1 (Elma Fitri Wahyuni,2020) 3.4.2 Lembar Validasi

Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka harus diuji kelayakannya terlebih dahulu. Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk mengetahui soal-soal yang baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Menurut Sutedi (2009), instrumen yang baik yaitu instrumen yang memiliki validitas dan realibitas. Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Valid artinya dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik, sedang reliabel yaitu ajeg. Jika kevalidan suatu alat ukur berkenaan dengan ketepatannya dalam mengukur apa yang hendak diukurnya, maka realibitas memiliki keajegan atau kepercayaan dalam artian kapanpun dan dimanapun digunakan, instrumen tersebut akan menunjukan hasil yang relatif sama, kalaupun ada perbedaan atau perubahan tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.

Artinya, sebuah instrumen penelitian yang baik adalah instrumen yang memiliki kevalidan dan relibilitas yang baik juga.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur apakah instrumen yang digunakan mempunyai validitas dan realibilitas yang baik, yaitu dengan cara meminta judgement pada dosen atau orang yang dianggap ahli. Selain itu dapat juga dengan perhitungan dengan menggunakan rumus statistik atau dari hasil mengkorelasikannya dengan tes lain yang dianggap sudah memenuhi kriteria

(8)

kevalidan dan reliabilitasnya.

Lembar observasi, bahan ajar dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diuji validitasnya dengan menggunakan validitas isi. Validitas Isi adalah menunjukkan data dalam tes dapat mencakup keseluruhan kawasan isi yang akan diukur oleh tes tersebut. Pengertian “mencakup keseluruhan kawasan isi” tidak hanya berarti konherensif tetapi isinya juga harus relevan dan tidak keluar dari batasan. Untuk mengetahui validitas isi dapat dilakukan dengan melihat apakah item- item dalam tes yang ditulis sesuai dengan kisi - kisi. Artinya apakah sesuai dengan batasan domain ukur yang telah ditetapkan dan sesuai ukuran dengan indikator perilaku yang akan diungkapkan. Sebuah validitas ini harus diuji oleh (expert judgement) atau penilai ahli sesuai dengan bidangnya. Instrumen disusun sesuai aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori sesuai model, langkah dalam RPP, selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

Data kuantitatif berisi sekumpulan informasi yang bisa diukur, dihitung dan dibandingkan pada skala numerik, berisi hasil validasi ahli pembelajaran, ahli materi, validasi soal, dan respon siswa. Analisis data penelitian yang diperoleh dari kuesioner ahli. Peneliti menggunakan pengukuran skala likert, yang kemudian dapat mengetahui layak atau tidak instrumen yang telah digunakan. Skala likert digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh dari angket. Akbar (2013), menyatakan bahwa pengembang model dapat menentukan sendiri kriteria validitas disesuaikan dengan banyaknya item dalam instrumen validasi dan cara pembuatan skornya. Dari hasil analisis di atas akan diperoleh kesimpulan mengenai kelayakan instrumen menggunakan Skala Likert. Rumus persentase dalam penelitian instrumen sebagai berikut.

𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑆𝑆

𝑁𝑁 𝑥𝑥 100%

Keterangan:

Ps = Persentase

S = Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah skor ideal

Data yang diperoleh dari validator kemudian diolah dan diinterpretasikan dalam bentuk naratif dengan kriteria interpretasi skor menurut Riduwan (2015), yang

(9)

tersaji dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kriteria lnterpretasi Skor Skala Likert Validasi Ahli

Tingkat Pencapaian Interpretasi

81 %-100% Sangat Layak

61 %-80% Layak

41 %-60% Cukup Layak

21%-40% Kurang Layak

0%-20% Sangat Kurang Layak

3.4.2.1 Validasi Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lembar validasi observasi aktivitas belajar siswa diuji oleh expert judgement.

Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen validasi observasi aktivitas belajar siswa sebelum dibagikan kepada siswa. Kisi-kisi validasi instrumen observasi aktivitas belajar siswa meliputi beberapa aspek yang disajikan pada tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Kisi-kisi lembar validasi instrumen observasi aktivitas belajar

No Aspek yang dinilai Nomor Soal Jumlah

Soal Format Lembar Observasi Aktivitas Belajar

1. Petunjuk dinyatakan dengan jelas 1 1

2. Kejelasan sistem penomoran 2 1

Format Isi

3. Pernyataan dirumuskan dengan singkat 3 1 4. Indikator yang diamati sudah mencakup

semua aspek yang mendukung keterlaksanaan pembelajaran.

4 1

Bahasa dan Tulisan

5. Kesesuaian bahasa dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku

5 1

(10)

6. Bahasa yang digunakan komunikatif 6 1 Sumber: Elma fitri wahyuni (2020)

3.4.2.2 Validasi Ahli Pembelajaran

Lembar validasi ahli pembelajaran diisi oleh ahli pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui kelayakan RPP. Kisi-kisi validasi ahli pembelajaran meliputi beberapa aspek yang disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Kisi-kisi validasi ahli pembelajaran

1. Identitas RPP Nomor Soal

1.1 Kelengkapan identitas mata pelajaran 1

1.2 Kejelasan identitas mata pelajaran 2

1.3 Ketepatan alokasi waktu 3

2. Kompetensi dasar, Indikator, dan tujuan pembelajaran

2.1. Kesesuaian indikator pembelajaran dengan KD 4 2.2. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan indikator 5 2.3 Ketepatan penggunaan kata kerja operasional yang

dapat diukur

6

3. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, model pembelajaran dan sumber belajar

3.1. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

7

3.2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu / model pembelajaran

8

3.3 Memilih Sumber Belajar 9

4. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran

4.1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran 10 4.2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran 11 4.3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran 12 4.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa 13 5. Merancang Pengelolaan Kelas

5.1 Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa agar siswa dapat berpartisipasi dalam pembelajaran.

14

(11)

6. Merencanakan Prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian

6.1. Menentukan prosedur dan jenis penilaian 15 6.2. Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban. 16 7. Tampilan dokumen rencana pembelajaran

7.1. Kebersihan dan kerapihan 17

7.2. Menggunaan bahasa tulis 18

Sumber: Aryana, dkk (2022) 3.4.2.3 Validasi Ahli Materi

Lembar validasi ahli materi diisi oleh validator ahli materi yang digunakan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar. Kisi-kisi validasi ahli materi meliputi beberapa aspek yang disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Kisi-kisi validasi ahli materi

No Aspek yang dinilai Nomor Item

A. Tujuan Pembelajaran

1 Tujuan pembelajaran jelas dan terukur 1

2 Tujuan pembelajaran relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai

2

3 Tujuan pembelajaran mencakup berbagai aspek pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotorik)

3

B. Proses Pembelajaran

4 Desain pembelajaran jelas dan sistematis 4 5 Cara penyampaian materi memfasilitasi pembelajaran

yang aktif dan kolaboratif

5

6 Variasi penyampaian jenis media 6

7 Proses pembelajaran melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran

7

C. Isi Materi

8 Keluasaan isi materi 8

9 Kejelasan isi materi 9

10 Kemenarikan Materi 10

(12)

11 Cakupan contoh yang disertakan 11 D. Bahasa

12 Penggunaan Bahasa baku 12

13 Kesesuaian Bahasa dengan sasaran 13

14 Konsistensi kata yang digunakan 14

E. Latihan

15 Kesesuaian Latihan dengan kompetensi yang diharapkan 15

16 Keseimbangan Latihan dengan materi 16

17 Keruntutan latihan 17

Sumber: Suyatinah (2012) 3.4.2.4 Validasi Soal

Lembar validasi soal diisi oleh validator ahli yang digunakan untuk mengetahui kelayakan soal yang dirancang. Kisi-kisi validasi soal meliputi beberapa aspek yang disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Kisi-kisi validasi soal No. Aspek yang

dinilai Indikator Nomor

Item 1. Materi Soal sesuai dengan indikator KI dan KD 1

Kebenaran materi dengan soal 2 2. Komposisi

Soal

Pokok soal dirumuskan dengan jelas dan tegas 3 Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah

kunci jawaban

4

Butir soal tidak tergantung pada jawaban soal sebelumnya

5

3. Bahasa Soal menggunakan Bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia

6

Soal menggunakan Bahasa yang komunikatif 7 Soal tidak menggunakan Bahasa yang berlaku

setempat

8

Sumber: Doni, dkk (2022)

(13)

Soal tes adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan dengan cara yang tepat.8Soal tes sebagai instrumen pada penelitian ini adalah serangkaian latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan membaca permulaan siswa. Jenis soal tes yang digunakan sebagai alat pengukur dalam penelitian ini adalah bacaan pada metode scramble melalui tes lisan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa. Soal kemampuan membaca permulaan dalam bentuk essay, diberikan sebelum pembelajaran (pre-test) dan setelah pembelajaran (post-test).

Kisi-kisi soal kemampuan membaca permulaan dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Kisi-kisi soal kemampuan membaca permulaan

No. Aspek Rubrik Skor

1. Menyusun huruf menjadi kata

Semua huruf dalam kata disusun

dengan benar 4

Terdapat 1 huruf yang disusun

dengan terbalik 3

Terdapat 2 huruf yang disusun

dengan terbalik 2

Terdapat 3 atau lebih huruf yang

disusun dengan terbalik 1

2.

Pelafalan

Siswa melafalkan kata dengan

baik dan benar 4

Siswa melafalkan kata dengan

baik namun kurang lancer 3 Siswa melafalkan kata kurang

tepat dan kurang lancer 2 Siswa melafalkan kata tidak tepat 1 Siswa membaca kata dengan

sangat lancar, tidak terbata-bata, dan tidak terdapat pengulangan kata.

4

(14)

3. Kelancaran

Siswa membaca kata dan kalimat dengan lancar, tidak terbata-bata namun terdapat pengulangan kata.

3

Siswa membaca kata dan kalimat dengan kurang lancar, sedikit terbata-bata, dan terdapat pengulangan kata.

2

Siswa membaca kata dan kalimat dengan tidak lancar, sangat terbata-bata, dan banyak pengulangan kata.

1

4. Kejelasan suara

Siswa membaca kata dengan sangat jelas dan volume yang keras.

4

Siswa membaca kata dengan jelas

dan volume cukup keras. 3 Siswa membaca kata dengan

kurang jelas dan volume tidak stabil.

2

Siswa membaca kata dengan tidak jelas dan volume tidak keras.

1

5. Membaca utuh

Siswa membaca kata dengan

huruf yang sangat lengkap. 4 Siswa membaca kata dengan

huruf yang lengkap. 3

Siswa membaca kata dengan

huruf yang kurang lengkap. 2 Siswa membaca kata dengan

huruf yang tidak lengkap. 1

(15)

Pedoman penskoran:

𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵 = 𝒋𝒋𝑵𝑵𝒋𝒋𝑵𝑵𝒋𝒋𝑵𝑵𝒋𝒋 𝒔𝒔𝑵𝑵𝒔𝒔𝒋𝒋𝑵𝑵

𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔𝒔 𝒎𝒎𝑵𝑵𝒔𝒔𝒔𝒔𝑵𝑵𝒎𝒎𝑵𝑵𝑵𝑵 𝒙𝒙 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏 Skor maksimal 100

3.4.4 Angket Respon Siswa

Angket respon siswa merupakan angket untuk menggali pendapat siswa mengenai manfaat penerapan metode scramble dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Angket berisikan beberapa pernyataan dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak. Kisi-kisi respon siswa disajikan pada pada tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11. Kisi-kisi respon siswa

No Indikator Nomor

Soal

Jumlah Soal

1 Menyusun huruf menjadi kata 1 1

2 Melafalkan kata dengan tepat 2 1

3 Membaca kata dengan sangat lancar 3 1 4 Kain flannel huruf mudah saya gunakan 4 1 5 Kain flannel huruf mudah saya bawa 5 1 6 Kain flannel huruf membuat membaca menjadi

mudah 6 1

7 Kain flannel huruf membuat saya aktif belajar di

kelas 7 1

8 Kain flannel huruf membuat belajar menjadi

menyenangkan 8 1

9 Kain flannel huruf menarik untuk digunakan 9 1 10 Tulisan pada kain flannel huruf mudah dibaca 10 1 Sumber: Elma fitri wahyuni (2020)

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu persiapan dan pelaksanaan penelitian yang akan diuraikan sebagai berikut:

(16)

3.5.1 Persiapan Penelitian

1. Persiapan Materi dan Rencana Pembelajaran

Materi yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan materi yang akan diberikan oleh guru. Materi disusun disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran yang terkait dengan keterampilan membaca permulaan, yang disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator yang ingin dicapai pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dibuat oleh peneliti. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tentang membaca teks dengan ber1suara, membaca bercerita dan membaca dengan lancar. Sumber belajar yang digunakan oleh peneliti yaitu buku paket Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 1 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).

2. Persiapan Alat, Sumber, Bahan dan Model Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk mendokumentasikan pada saat proses pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Sumber yang digunakan adalah buku bahasa Indonesia Tema 1 kelas I SD. Bahan yang digunakan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran scramble.

3. Persiapan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang disiapkan adalah lembar observasi untuk memberikan informasi mengenai keterampilan membaca permulaan siswa saat menggunakan model pembelajaran scramble, tes soal, dan angket respon siswa.

3.5.2 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Pengukuran awal terhadap keterampilan membaca permulaan siswa pengukuran awal tentang keterampilan membaca permulaan siswa menggunakan instrumen lembar observasi yang dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh satu orang guru. Pengukuran awal ini dilakukan untuk mengetahui data tentang keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Margalaksana dan SDN 1 mandalasari, subyek penelitian berjumlah 48 siswa, pengukuran awal tentang keterampilan membaca permulaan siswa dilaksanakan dikelas I dengan subyek penelitian berjumlah 48 siswa dari 2 sekolah yang berbeda..

(17)

Tindakan yang diberikan adalah dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran scramble terhadap 48 subyek penelitian. Tindakan tersebut dilakukan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga peneliti dapat mengetahui tingkat pemusatan perhatian anak sebelum dan sesudah diberikan tindakan.

3.5.4 Pengukuran Akhir Tentang Membaca Permulaan Siswa.

Pengukuran akhir dalam pelaksanaannya dibantu oleh salah satu orang guru.

Pengukuran akhir dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat tentang peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa setelah diberi tindakan yaitu menggunakan model pembelajaran scramble terhadap peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa dengan cara membandingkan hasil dari pengukuran awal dan hasil pengukuran akhir tentang keterampilan membaca permulaan.

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh masih berupa data mentah. Data tersebut harus diolah terlebih dahulu agar dapat dikaji lebih lanjut. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor pre-test dan post-test peningkatan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD.

3.6.1 Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Pada pengujian alat ukur penggunaan penelitian dapat menunjukkan seberapa besar alat untuk penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat dalam suatu penelitian. Suatu alat ukur yang salah memiliki validitas rendah, begitu juga sebaliknya (Sugiyono, 2013). Uji validitas butir soal dilakukan untuk melihat apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid atau tidak. Validitas berkaitan dengan seberapa baik kualitas suatu alat ukur dalam menjalankan fungsinya (Anastasi & Urbina dalam Surucu &

Ahmet, 2020). Uji validitas butir soal dihitung menggunakan software SPSS 22.

Kriteria yang digunakan dalam uji validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.12.

(18)

Tabel 3.12 Kriteria Validitas Butir Soal Validitas Kriteria

0,81 – 1,00 Sangat tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah Sumber: Arikunto (2013) 3.6.2 Reliabilitas Butir Soal

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Artinya, kapan saja alat pengumpul data tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. (Arikunto, 2010). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas suatu instrumen penelitian (Arikunto, 2010).

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik, tidak bersifat tendensius, datanya memang benar sesuai dengan kenyataan hingga beberapa kali diambil, hasilnya akan tetap sama.

Uji reliabilitas merupakan pengukuran suatu instrumen untuk memberikan hasil yang sama jika diterapkan pada waktu yang berbeda meskipun terdapat perbedaan waktu penggunaan alat ukur, serta perubahan populasi dan sampel (Surucu & Ahmet, 2020). Uji reliabilitas butir soal dihitung menggunakan software SPSS 22. Kriteria yang digunakan dalam uji reliabilitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13 Kriteria Reliabilitas Butir Soal Reliabilitas Kategori

0,81 – 1,00 Sangat tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Sedang 0,21 – 0,40 Rendah

(19)

0,00 – 0,20 Sangat rendah Sumber: Arikunto (2013) 3.6.3 Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah (Arikunto, 2013). Uji daya pembeda dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐷𝐷𝑃𝑃 =𝑋𝑋�𝐴𝐴− 𝑋𝑋�𝐵𝐵 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 Keterangan:

DP = indeks daya pembeda butir soal

𝑋𝑋�𝐴𝐴 = rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas 𝑋𝑋�𝐵𝐵 = rata-rata jawaban siswa kelompok bawah

SMI = Skor Maksimum Ideal, yaitu skor maksimum yang akan diperoleh Hasil dari daya pembeda kemudian di interpretasikan, kriteria yang digunakan dalam uji daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14 Kriteria Daya Pembeda

Nilai Interpretasi Daya Pembeda 0,70 < 𝐷𝐷𝑃𝑃 ≤ 1,00 Sangat Baik

0,40 < 𝐷𝐷𝑃𝑃 ≤ 0,70 Baik 0,20 < 𝐷𝐷𝑃𝑃 ≤ 0,40 Cukup 0,00 < 𝐷𝐷𝑃𝑃 ≤ 0,20 Jelek

Sumber: Arikunto (2013) 3.6.4 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto, 2013). Maka dari itu dalam penelitian ini tingkat kesukarannya dibuat beragam. Rumus untuk mencari tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:

𝑆𝑆𝐼𝐼 = 𝑋𝑋�

𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 Keterangan:

IK = Indeks Kesukaran butir soal 𝑋𝑋� = Rata-rata skor jawaban siswa

(20)

SMI = Skor Maksimum Ideal, yaitu skor maksimum yang akan diperoleh Adapun kriteria tingkat kesukaran instrumen dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut:

Tabel 3.15 Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Sumber: Arikunto (2013)

3.6.5 Analisis keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD.

Analisis keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD dilakukan untuk melihat bagaimana peningkatan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran scramble. Uji analisis peningkatan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD menggunakan data pre-test dan post-test.

Skor mentah pre-test dan post-test dari setiap jawaban diubah menjadi nilai dengan menggunakan rumus:

𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 = 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑗𝑗𝑁𝑁𝑗𝑗𝑁𝑁𝑗𝑗𝑁𝑁𝑗𝑗 𝑃𝑃𝑁𝑁𝑃𝑃𝑗𝑗𝑁𝑁 𝑃𝑃𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑚𝑚𝑁𝑁𝑆𝑆𝑃𝑃𝑁𝑁𝑚𝑚𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑥𝑥 100

Uji hipotesis perlu dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh model pembelajaran scramble terhadap peningkatan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD namun harus dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro Wilk untuk mengetahui normal tidaknya data terdistribusi. Uji normalitas Shapiro Wilk digunakan untuk jumlah sampel kecil (n<50), dengan taraf signifikansi 0,05.

Perhitungannya dibantu dengan menggunakan software SPSS 22 dengan kriteria pengujian jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pasangan data yang akan diuji berasal dari populasi dengan variansi yang homogen atau tidak. Uji

(21)

homogenitas yang digunakan adalah uji Levene. Perhitungannya dibantu dengan menggunakan software SPSS 22 dengan kriteria pengujian jika nilai signifikansi >

0,05 maka data homogen, dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak homogen.

Jika data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji Paired Sample T-test, tetapi jika data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji Wilcoxon. Perhitungan uji hipotesis dibantu dengan menggunakan software SPSS 22 dengan kriteria pengujian jika nilai signifikansi <

0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test kemampuan pemecahan masalah, artinya terdapat pengaruh penggunaan pendekatan matematika realistik terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.

3.6.6 Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen diawali dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas 1 menggunakan model pembelajaran scramble dan konvensional yang membuat langkah-langkah pembelajaran mulai dari kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Format RPP terdapat pada lampiran.

3.6.7 Organisasi pengolahan Data

Organisasi pengolah data merupakan langkah-langkah yang memegang peranan penting dalam kegiataan penelitian. Pengolahan data yang terorganisasi akan memudahkan penelitian dalam mengolah data-data yang telah terkumpul.

Data yang diperoleh akan diolah dengan menguji hipotesis dengan uji “t”.

Penentuan harga t hitung untuk menguji signifikan terhadap penerapan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model Scramble dan model konvensional maka digunakan uji t, di mana hasil tes yang diperoleh dari kelas- kelas tersebut akan dibandingkan. Adapun langkah-langkah penyelesaian uji t ini adalah sebagai berikut:

1. Setelah memperoleh data yang lengkap, lalu dilakukan pengujian terhadap thitung sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Hipotesis pada penelitian ini, diuji dengan menggunakan statistic uji t pada taraf signifikan α = 0.05.

Kriteria yang berlaku adalah “tolak hipotesis H0 jika thitung ≥ ttabel. Maka Ha

diterima dan sebaliknya.

2. Untuk menguji pada hipotesis penelitian ini, maka digunakan data tes siswa

(22)

dengan menggunakan perhitungan nilai rata-rata dan nilai standart deviasi kelas yang menggunakan model Scramble dengan kelas yang menggunakan model konvensional.

Referensi

Dokumen terkait

jollten eine ~I: odJenuerja111111l11ng •u biefem 8nmf bef onbers ausje~w1 i jolde, melcf}e nur monatlictJ eine CSi~ung fJaben, \oaten eine 'meite ~ erfammlunq anberaume.n, bie

Kemampuan membaca permulaan adalah kegiatan membaca pada tahap awal yang diberikan pada siswa kelas I Sekolah Dasar dengan cara pengenalan huruf-huruf alfabet, dan keterampilan mengubah