• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO PADA PT PERUSAHAAN PELAYARAN NUSANTARA PANURJWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO PADA PT PERUSAHAAN PELAYARAN NUSANTARA PANURJWAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO PADA PT PERUSAHAAN PELAYARAN NUSANTARA PANURJWAN

Fadhlih Rizky Sawa Madani1), Muhammad Difa Wahdani2), Fajri Ardiansyah Putra3), Vivian Karim Ladesi 4), Siti Sahara5)

1-5 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta

email: Fadhlih Rizky Sawa Madani_1511519064@mhs.unj.ac.id,

MuhammadDifaWahdani_1511519046@mhs.unj.ac.id, FajriArdiansyahPutra_1511519014@mhs.unj.ac.id, Vivian_Ladesi@unj.ac.id, SitiSahara@unj.ac.id

Abstract

This journal was created because it remembers the awareness of the importance of implementing K3 in the workplace, especially at ports. Implementing K3 is something that must be done by everyone involved in work in this scope in order to create a safe and comfortable work environment. Researchers used qualitative techniques for this investigation. By using this strategy, you can collect comprehensive information about any risks or hazards that may arise during loading and unloading operations. Using the HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Define Control) Method, hazards are identified and risks are assessed.

At PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan a research was conducted. data collection strategies include direct observation, interviews, and documentation.This study aims to find out how the application of K3 and risk control at PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan. The research method used is quantitative with primary and secondary data attached.

Keywords: K3, Port, Method 1. PENDAHULUAN

K3 adalah keadaan yang harus dicapai di tempat kerja dengan segala ketekunan yang mungkin. Ketika K3 diikuti, teknologi pencegahan kecelakaan digunakan secara teratur sesuai dengan semua peraturan dan ketentuan yang berlaku. K3 mengontrol kesehatan dan keselamatan kerja secara lebih rinci.[10].

Tujuan peraturan kesehatan kerja adalah untuk memastikan bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan kesehatan terkait dengan pekerjaan yang dilakukannya. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan atau tempat kerja harus menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan sehat serta melarang kerja berlebihan yang menyebabkan kelelahan kerja.[2].

Untuk mencapai proses produksi yang lancar dan terencana, keselamatan kerja mengacu pada berbagai inisiatif yang dilakukan untuk melindungi pekerja dengan memperhatikan bahan produksi, peralatan tempat kerja, tempat

pekerja bekerja, dan pelestarian lingkungan tempat kerja..[8].

Situasi tidak aman dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti peralatan yang tidak sesuai dan peralatan keselamatan yang tidak sesuai. Dalam bisnis yang menawarkan jasa bongkar muat, yang meliputi operasi terkait barang yang dilakukan di area pelabuhan.

Dermaga juga memberikan risiko yang signifikan untuk kecelakaan di tempat kerja. Ada jenis bahaya lain dan kemungkinan risiko yang mungkin timbul selama operasi bongkar muat, seperti saat memandu mobil di area dermaga ketika ada kemungkinan besar pekerja akan tertabrak oleh kendaraan.[7].

Sesuai dengan data yang kami dapatkan dari bagian HSE dan pekerja di lapangan, risiko kecelakaan yang terjadi memiliki kategori ringan, sedang, hingga berat. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kerusakan atau kerugian bagi perusahaan maupun individu.

(2)

Penelitian ini dilakukan guna mengetahui potensi risiko dan penerapan manajemen pada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan.

Mengingat banyaknya risiko pada kegiatan bongkar muat maka peneliti akan mengangkat judul “Penerapan Sistem Manajemen Risiko pada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan”.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apa saja risiko yang ada dalam kegiatan bongkar muat pada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan?; Bagaimana pengendalian risiko dalam kegiatan bongkar muat pada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko pada kegiatan bongkar muat pada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan, mengetahui penerepan manajemen risiko pada kegiatan bongkar muat pada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan, menganalisis tingkat risiko kecelakaan kerja pada kegiatan bongkar muat dengan menggunakan metode HIRADC (Hazard Identification Risk Assesment and Determining Control)

Manfaat dari penelitian ini bagi pihak Manajemen PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan diharapkan dapat menjadi acuan perusahaan dalam pengendalian risiko, bagi perusahaan sebagai referensi tambahan guna penerapan pengendalian risiko pada perusahaan PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan, bagi penulis penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan terkait manajamen risiko serta penerapannya dengan menggunakan metode HIRADC (Hazard Identification Risk Assesment and Determining Control)

2. METODE PENELITIAN

Peneliti menggunakan teknik kualitatif untuk penyelidikan ini. Dengan menggunakan strategi ini, Anda dapat mengumpulkan informasi yang komprehensif tentang segala risiko atau bahaya yang mungkin timbul selama operasi bongkar muat. Dengan menggunakan Metode HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Define Control), bahaya diidentifikasi dan risiko dinilai. Di PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan

dilakukan penelitian. strategi pengumpulan data meliputi observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Metode kualitatif deskriptif digunakan dalam pendekatan analisis data untuk menilai, mengkarakterisasi, dan mensintesis keadaan atau skenario yang berbeda dari berbagai data.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hazard Identification Risk Assessment and Determining Controls disingkat Hiradc.

Untuk mendeteksi risiko, bahaya, dan memutuskan cara mengendalikan bahaya yang muncul di tempat kerja, sesuai dengan definisi hiradc.[3].

Menurut pedoman OHSAS 18001, setiap organisasi wajib menerapkan kebijakan keselamatan kerja, kegiatan identifikasi risiko (hazardidentification), penilaian risiko (risk assessment), dan pengendalian risiko (determining controls)[6].

Adapun tujuan dari Hirdac adalah:[1]

1. (Hazard / Bahaya) – Menemukan semua elemen atau alasan yang dapat mengancam karyawan dan individu lain di lingkungan tempat kerja adalah tujuan pertama.

2. (Risk / Risiko) – Kemampuan untuk memperhitungkan dampak atau hasil potensial dari suatu situasi, serta risiko kerusakan nyata yang mungkin menimpa siapa pun, adalah tujuan kedua.

3. (Control / Pengawasan) – Tujuan ketiga adalah untuk menyediakan pengusaha atau bisnis dengan alat yang diperlukan untuk merancang, menerapkan, dan terus meninjau langkah- langkah pengendalian untuk menjamin bahwa setiap potensi risiko dikelola sepenuhnya setiap saat.

K3 memiliki fungsi sebagai berikut :[4]

1. Memastikan bahwa semua pekerja dilindungi dari berbagai kemungkinan penyakit atau kecelakaan terkait pekerjaan, serta fasilitas manufaktur.

2. Karena kemungkinan kecelakaan kerja, bisnis dapat melindungi karyawan dan menawarkan fasilitas produksi dengan K3.

(3)

3. Perusahaan dapat mengurangi tingginya biaya tagihan asuransi

4. Dengan keberadaan K3, pekerja dapat mengetahui bahaya dan resiko dari pekerjaan yang berpotensi terjadi.

5. Karyawan dapat mengerti tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan yang sangat berpotensi.

6. Pekerja dapat mengetahui pada hak dan kewajiban khususnya yang berkaitan dengan kebijakan tentang kesehatan dan keselamatan dalam kerja

7. Setiap jiwa yang berdasarkan “kerja”

dilindungi oleh negara.

8. Negara-negara dapat melaksanakan kesepakatan internasional yang telah disepakati bersama..

9. Bangsa berpeluang untuk memberikan gambaran yang baik tentang perlindungan tenaga kerja kepada dunia domestik atau bahkan global.

10. Perekonomian negara dapat bergerak secara terus menerus

11. Negara akan terlindung dari keadaan kerusuhan politik yang disebabkan oleh masalah penyakit atau kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan.

12. Manajemen risiko adalah penggunaan prosedur dan peraturan untuk mengurangi kemungkinan kejadian yang mungkin berdampak negatif pada keluaran dan standar pekerjaan perusahaan.[9].

Identifikasi, pengukuran, dan pengendalian sebab dan akibat ketidakpastian di dalam bisnis atau organisasi adalah tujuan dari manajemen risiko. Aplikasi manajemen umum juga. Akibatnya, manajemen risiko diperlukan untuk meramalkan dan meminimalkan potensi ancaman terhadap bisnis.[10].

Terdapat beberapa tahapan mengenai identifikasi bahaya yang akan dibahas, diantaranya meliputi:[5]

1. Potensi Bahaya (Hazard)

Merupkan sumber atau keadaan yang dapat membahayakan orang, harta benda,

lingkungan, atau kombinasi dari ketiganya.

Identifikasi bahaya diperlukan agar risiko yang mungkin terjadi dapat dihindari.

Tahapan ini bertujuan untuk menemukan dan mendokumentasikan bahaya di tempat kerja dengan mempertimbangkan kemungkinan cedera, cara terjadinya kecelakaan, dan calon korban.Proses 2. Identifikasi Keadaan Bahaya (Hazard

Identification Process)

Intinya, identifikasi terbatas pada risiko fisik aktual yang dapat diamati. Sementara beberapa kekhawatiran yang berhubungan dengan bahaya berpendapat bahwa tidak semua bahaya adalah bahaya yang nyata dan dapat diamati, beberapa bahaya dapat muncul dengan sendirinya pada waktu tertentu, dan risiko lainnya lebih terlihat sebagai praktik kerja daripada kondisi fisik yang sebenarnya. Oleh karena itu, dunia usaha dan divisi pelaksana K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) harus merancang suatu metode untuk membantu meneliti bahaya di tempat kerja.Beberapa cara tersebut antara lain melalui :

1. Musyawarah (Brainstorming) 2. Menganalisis catatan K3 organisasi 3. Interview dengan pekerja (user) 4. Inspeksi dan observasi tempat kerja 3.1 Resiko Kegiatan Bongkar Muat pada PT

Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan

Berikut adalah data yang peneliti uraikan berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi yang peneliti lakukan pada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan sebagai berikut.

Terdapat beberapa kegiatan kerja bongkar muat beserta risiko dan dampak yang ditimbulkan.

Tabel 1. Tingkat Resiko PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan No Kegiatan Risiko Dampak

Tertabrak alat

Cidera ringan Cidera berat

(4)

1 Memandu alat

Kematian

Tertimpa benda jatuh

Cidera ringan Cidera berat Kematian Emisi

alat

Gangguan kesehatan

Tertimpa kontainer

Cidera Berat Kematian Kerugian materil

2 Input nomor kontainer

Tertabrak alat

Cidera ringan Cidera berat Kematian

Tertimpa benda jatuh

Cidera ringan Cidera berat Kematian Emisi

alat

Gangguan kesehatan

Tertimpa kontainer

Cidera berat Kematian Kerugian materil

3 Mengatur muatan ke kapal

Tertabrak alat

Cidera ringan Cidera berat Kematian

Tertimpa benda jatuh

Cidera ringan Cidera berat Kematian Emisi

alat

Gangguan kesehatan

Tertimpa kontainer

Cidera berat Kematian

Kerugian materil

3.2 Pengendalian dan Manajemen Risiko pada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan

Karena sulit untuk menentukan kemungkinan terjadinya risiko, pengendalian risiko merupakan masalah yang sering diabaikan.

Oleh karena itu, manajemen risiko harus digunakan dalam melakukan aktivitas bisnis karena begitu aktivitas dimulai, komponen risiko akan muncul.

Komitmen penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan antara lain :

1. Mematuhi hukum dan peraturan negara dimana kami bekerja dan juga menghormati penuh budaya dan aturan masyarakat setempat.

2. Memberikan perhatian penuh pada pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan segala tindakan pencegahan kecelakaan.

3. Melindungi lingkungan dengan cara mempromosikan kegiatan operasional yang bersih dan menggunakan sumber daya secara rasional.

4. Mengoptimalkan alokasi dari sumber daya K3 kami dan secara terus menerus melakukan improvisasi pada manajemen K3.

5. Menunjuk kepala eksekutif dari setiap divisi sebagai orang yang memiliki tanggung jawab paling besar pada K3 dan menjadikan kinerja K3 sebagai kriteria utama untuk pemberian imbalan dan penalti, serta dalam perekrutan dan subkontrak.

6. Memperbanyak pelatihan K3 untuk menghadirkan dan memelihara budaya K3 yang baik.

7. Kejujuran dan keterbukaan pada publik mengenai performa K3 kami.

(5)

8. Konsisten dalam konsep K3 kami dimanapun kami bekerja dan pada sektor bisnis apapun.

Berikut adalah data pengendalian risiko kegiatan bongkar muat yang sudah peneliti rangkum berdasarkan dari hasil wawancara dengan pihak HSE PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan.

No Kegiatan Risiko Pengendalian

1 Memandu alat

Tertabrak alat

Penyuluhan terkait K3 kepada pekerja Membuat marka jalan sebagai tanda aman

Memasang rambu-rambu

Tertimpa benda jatuh

Penyuluhan terkait K3 kepada pekerja Menggunakan APD lengkap Membuat area aman untuk pekerja Emisi

alat

Menggunakan APD lengkap

Tertimpa kontainer

Penyuluhan terkait K3 kepada pekerja Menggunakan APD lengkap Membuat area aman untuk pekerja

2 Input nomor kontainer

Tertabrak alat

Penyuluhan terkait K3 kepada pekerja Membuat marka jalan sebagai tanda aman

Memasang rambu-rambu

Tertimpa benda jatuh

Penyuluhan terkait K3 kepada pekerja Menggunakan APD lengkap

Membuat area aman untuk pekerja Emisi

alat

Mengguanakan APD lengkap

Tertimpa kontainer

Penyuluhan terkait K3 kepada pekerja Menggunakan APD lengkap Membuat area aman untuk pekerja

3 Mengatur muatan ke kapal

Tertabrak alat

Penyuluhan terkait K3 kepada pekerja Membuat marka jalan sebagai tanda aman

Memasang rambu-rambu

Tertimpa benda jatuh

Penyuluhan terkait K3 kepada pekerja Menggunakan APD lengkap Membuat area aman untuk pekerja Emisi

alat

Menggunakan APD lengkap

Tertimpa kontainer

Penyuluhan terkait K3 kepada pekerja Menggunakan APD lengkap Membuat area aman untuk pekerja

4. KESIMPULAN

Terdapat beberapa risiko yang ada pada kegiatan bongkar muat di PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan yang dapat menimbulkan dampak cidera ringan, cidera berat, bahkan hingga kematian. Bahaya yang terjadi juga dapat berdampak pada kerugian materi bagi perusahaan. Oleh karena itu PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan memperhatikan

(6)

SOP yang ada guna mencegah insiden yang dapat merugikan perusahaan maupun individu.

Sehingga saran yang dapat peneliti berikan kepada PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan yaitu lebih meningkatkan penyuluhan terkait K3 kepada pekerja. Hal ini karena masih ditemukannya pekerja yang tidak mematuhi aturan terkait K3. Selain dapat membahayakan pekerja, juga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Maka dari itu diperlukan penyuluhan terkait K3 kepada pekerja untuk menciptkan zero accident di lingkungan kerja PT Perusahaan Pelayaran Nusantara Panurjwan.

5. REFERENSI

[1] Dermawan, M. I. R., & Sahri, M. (2022).

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN METODE HIRADC PADA INDUSTRI MEUBEL UD. ULUM JAYA. VISIKES: Jurnal Kesehatan ….

http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visi kes/article/view/5315

[2] Ekayogiharso, E., Abdullah, S., & ...

(2022). … Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja Saat Instalasi Lift Menggunakan Teknik JSA dan Hiradc di Gedung XYZ …. Syntax

Literate; Jurnal .

https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.ph p/syntax-literate/article/view/11956 [3] Harahap, I. M., & Purwandito, M. (2022).

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MELALUI METODE HIRADC DAN METODE JSA PADA PROYEK LANJUTAN PEMBANGUNAN ….

Menara: Jurnal Teknik Sipil.

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/men ara/article/view/26853

[4] Ihsan, T., Hamidi, S. A., & Putri, F. A.

(2020). Penilaian risiko dengan metode HIRADC pada pekerjaan konstruksi gedung kebudayaan Sumatera Barat.

Jurnal Civronlit Unbari.

http://jt.unbari.ac.id/index.php/CIVRON LIT/article/view/67

[5] Irzal, M. K. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Edisi 1.books.google.com.https://books.google.

com/books?hl=en&lr=&id=D-

VNDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=

kesehatan+dan+keselamatan+kerja&ots=

2zjm1MwaVx&sig=rhl3QcWWzbXyj0V fCQXo878fWI4

[6] Jannah, M. R., Unas, S. E., & ... (2017).

Analisis risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) melalui pendekatan HIRADC dan metode job safety analysis pada studi kasus proyek pembangunan ….

In Jurnal .

download.garuda.kemdikbud.go.id.

http://download.garuda.kemdikbud.go.id/

article.php?article=630672&val=6475&ti

tle=ANALISIS RISIKO

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3 MELALUI PENDEKATAN HIRADC DAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN MENARA X DI JAKARTA

[7] Mawardani, A., & Herbawani, C. K.

(2022). Analisa Penerapan Hiradc Di Tempat Kerja Sebagai Upaya Pengendalian Risiko: a Literature Review.

PREPOTIF .

http://journal.universitaspahlawan.ac.id/i ndex.php/prepotif/article/view/2941 [8] MUMTAZ, F. S. (2023). Penerapan

Keselamatan Konstruksi Dengan Metode Hiradc Pada Pekerjaan Tower Crane Proyek Living World Grand Wisata Tambun Bekasi. dspace.uii.ac.id.

https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789 /42792

[9] Putra, A. D., Syamsuir, E., & Wahyuni, F.

I. (2021). Analisis penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di perusahaan jasa konstruksi kota payakumbuh. Rang

Teknik Journal.

https://www.jurnal.umsb.ac.id/index.php/

RANGTEKNIKJOURNAL/article/view/

2034

[10] Rejeki, S. (2016). Kesehatan dan keselamatan kerja. 202.70.136.161.

http://202.70.136.161:8107/485/1/Keseha tan-dan-Keselamatan-Kerja-

Komprehensif.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Dharma Lautan Nusantara dalam melaksanakan bongkar muat barang di pelabuhan Tanjung Emas Semarang adalah selaku pihak yang melakukan kegiatan pemindahan barang

Analisis terhadap Sistem Informasi Manajemen Ritel pada PT Pos Indonesia (Persero) menggunakan framework COBIT 4.1 bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem manajemen mutu terpadu ISO 9000 pada perusahaan kontraktor jasa konstruksi yang ada di pulau Jawa.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab alur pelayaran bagi kapal tanker yang akan melaksanakan bongkar muat di TUKS Pertamina Cilacap harus diamankan,

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Loyalitas Karyawan pada PT.. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha

PT Bank Bukopin Tbk menjaga kualitas penerapan manajemen risiko yang baik, dengan mengimplementasikan konsep manajemen risiko untuk 8 jenis risiko yaitu risiko

Puri Wisata Nusantara dalam divisi tiket, maka perusahaan membutuhkan suatu sistem informasi yang dapat membantu dalam melakukan kegiatan manajemen tiket.. Solusi

kapal, agen pelayaran, perkiraan tiba dan berangkat, lokasi rencana labuh / tambat, rencana kegiatan, nama Perusahaan Bongkar Muat, dan Ekspedisi Muatan Kapal