• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEORI POLYA PADA MATERI SIMETRI LIPAT DI MI/SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENERAPAN TEORI POLYA PADA MATERI SIMETRI LIPAT DI MI/SD"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

13

PENERAPAN TEORI POLYA PADA MATERI SIMETRI LIPAT DI MI/SD

Alliyah Putri1, Defi Antika2

1,2 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jl. William Iskandar Ps.V, Medan Estate, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, 20371

e-mail: alliyahputri1409@gmail.com1, defiantika6@gmail.com2 Corresponding author: alliyahputri1409@gmail.com

Abstrak: Penggunaan teori polya dalam proses pemebelajaran masih menjadi hal yang jarang digunkan, dikarenakan butuh pemahaman dan ketelitian yang tinggi. Tujuan penellitian ini adalaah untuk menegetahui keberhasilan penerapan teori polya pada materi simetri lipat secara optimal. Penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data menggunakan data kuantitatif yang relevan dan data terkumpul menggunakan wawancara dan observasi yang dianalisis menggunakan analisis kualitatif yang termasuk dalam kategori data kualitatif. Objek kajiannya adalah siswa SD/MI. Analisis data di lakukan dengan mengkaji subtansi dan materi penerapan teori polya pada materi simetri lipat. Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan teori polya pada materi simetri lipat ini sudah berljalan dengan baik.

Kata Kunci: Teori, Polya, Simetri Lipat

Abstract : The use of polya theory in the learning process is still something that is rarely used, because it requires high understanding and precision. The aim of this research is to find out the success of optimally applying polya theory to fold symmetry materials. This research uses data collection techniques using relevant quantitative data and data collected using interviews and observations which are analyzed using qualitative analysis which is included in the qualitative data category. The object of study is elementary/MI students. Data analysis was carried out by examining the substance and material of applying polya theory to fold symmetry materials. The results of the research state that the application of polya theory to fold symmetric materials has gone well.

Keywords: Theory, Linear Symmetry, Polya

PENDAHULUAN

Dorongan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi menuntut SDM yang memiliki penguasaan dan kemampuan. Pengarahan merupakan suatu pekerjaan untuk merencanakan SDM agar memiliki kemampuan dan kapasitas tersebut. Dengan cara ini, pelatihan memainkan peran penting dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi.

Sains adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap tingkat sekolah, mulai dari pelatihan dasar hingga perguruan tinggi. Salah satu renungan mendasarnya adalah bahwa sains merupakan instrumen untuk menciptakan perspektif yang mendasari peningkatan inovasi saat ini. Matematika sangat penting baik untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk menghadapi kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan (I.G.E.P.Dewi Nitya,dkk, 2013).

Siswa diberi kesempatan untuk mengalami penciptaan ide dan alat matematika, serta penemuan hasil sendiri dan formalisasi pemahaman dan strategi informasinya, sebagai bagian dari proses pembelajaran matematika. Pemerolehan kemampuan-kemampuan tersebut, tidak terlepas hubungannya dengan satu keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan membaca.

Membaca merupakan kegiatan dalam memahami bahasa tulis yang disajikan (Ni Wayan Purwaningsih, 2021).

Penggunaan teori polia dalam menyelesaikan masalah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Menurut teori polya, pemecahan masalah melibatkan pemahaman masalah, membacanya, membuat rencana, memilih strategi, melaksanakan rencana tersebut, menyelesaikan masalah, dan memeriksa Kembali (Netriwati, 2016). Salah satu cara dalam menangani permasalahan dari materi numerik

(2)

14 adalah dengan menerapkan pendekatan polia. Siswa

dapat dimanfaatkan dengan cara diberikan pertanyaan- pertanyaan dalam bentuk cerita atau bentuk lainnya (Milatun Nadifa, 2018).

Dengan memahami hipotesis pembelajaran yang ada, pendidik diharapkan memiliki pilihan untuk merencanakan dan melaksanakan pengalaman pendidikan di kelasnya dengan lebih baik karena mereka bergantung pada spekulasi pembelajaran sebagai sumber perspektif. Yang ingin Anda ingat adalah bahwa setiap hipotesis pembelajaran saat ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pendidik harus cerdas dalam memilih spekulasi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan ekologi masing-masing (Subandi, 2018).

Seperti yang diungkapkan Komalasari, berpikir kritis adalah metode yang digunakan dalam menerapkan informasi yang telah diperoleh. Kapasitas ini tercermin dalam proklamasi Branca bahwa mengatasi masalah numerik adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika. Padahal inti matematika adalah prosedur penyelesaian masalah matematika.

sebelum memasuki keadaan asing Pentingnya kepemilikan (Shopia Atika Dwi, dkk, 2017). George Polya juga berpendapat bahwa definisi pemecahan masalah menurut Polya adalah berusaha mencari jalan keluar dari sesuatu yang dianggapnya sulit guna mencapai tujuannya (Shafira Hidayah, dkk, 2023).

Menurut Saiful, dengan menggunakan langkah Polya, siswa akan terbiasa mengerjakan soal-soal yang mengandalkan daya ingat yang baik, namun juga percaya bahwa siswa dapat menghubungkannya dengan keadaan nyata yang ditemuinya. Selain itu, model polya memberikan struktur yang terorganisir dengan sempurna untuk mengatasi permasalahan yang kompleks sehingga dapat membantu siswa dalam menangani permasalahan.

Pada tataran persoalan tertentu, cara Polya di atas dapat diringkas menjadi empat tahapan, yaitu memahami persoalan, membuat penyusunan tujuan, melaksanakan penyusunan dan memikirkan Kembali (Irma Diah Suryani, 2018).

Berdasarkan tulisan survey di atas, maka dapat diasumsikan bahwa dalam menangani permasalahan, selain informasi numerik, diperlukan juga suatu sistem yang dapat diterapkan pada pertanyaan atau permasalahan numerik. Memahami permasalahan, menyusun strategi penyelesaiannya, menjalankan

strategi tersebut, dan mencermati kembali merupakan langkah awal dalam proses penyelesaian masalah.

METODEPENELITIAN

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kepustakaan.

Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mendeskripsikan data apa adanya, menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelas dengan cara kualitatif, Sementara studi kepustakaan merupakan pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaaahan buku-buku, literature-literatur, catatan- catatan, dan laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan. Dengan demikian, penelitian ini dapat mendeskripsikan barisan bilangan terkait dengan Al-Quran Surah As-Shaf ayat 4. Untuk itu, pengecekan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bahan referensi. Data diperoleh melalui karya ilmiah yang membahas tentang matematika dalam al-Qur’an. Sumber pokok tersebut diperkuat dengan data lain yang relevan dari berbagai buku, artikel atau karya ilmiah lain yang membahas tentang matematika dalam al-Qur’an.

HASILDANPEMBAHASAN Pembahasan

George Polya adalah seorang ahli matematika yang menerima bahwa berpikir kritis adalah upaya mencari jalan keluar dari suatu masalah untuk mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera (Wirdah, dkk,2014). Menurut Utari, pemecahan masalah bisa berupa munculnya konsep, metode, atau produk baru.

Polya mengartikan pemecahan masalah sebagai upaya mengatasi suatu tantangan guna mencapai suatu tujuan yang tidak serta merta bersifat langsung. Selain mempunyai arti khusus dalam pendidikan matematika, istilah “pemecahan masalah” dapat diartikan dengan berbagai cara, seperti menyelesaikan masalah cerita yang tidak rutin dan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari (Muhammad Saedi, dkk, 2011).

Adapun penjelasan setiap langkah dalam teori Polya (Dianti Purba, dkk, 2021) yaitu:

1. Memahami masalah, langkah ini meliputi mencari tahu apa yang diketahui dan diungkapkan serta memberikan data tentang penyelidikan apakah cukup untuk mengetahui hal yang ditanyakan.

2. Merencanakan solusi terhadap masalah memerlukan identifikasi masalah terlebih dahulu dan kemudian menentukan tindakan terbaik.

3. Eksekusi berpikir kritis, peserta didik menyelesaikan berpikir kritis sesuai dengan yang telah disusun hingga mendapat tanggapan.

(3)

15 4. Mengevaluasi hasilnya sekali lagi. Langkah ini

dilakukan untuk mengecek kembali apakah hasil yang didapat sesuai dengan rencana dan tidak bertentangan dengan yang ditanyakan.

Banyaknya lipatan yang dapat dibuat dengan membagi bidang datar menjadi dua bagian yang sama besar disebut soal simetri lipat (Tri Wida Astuti, 2018).

Dari segi ilmu geometri, geometri merupakan cabang matematika tertua. Mempelajari geometri mengajarkan banyak keterampilan dasar dan berkontribusi pada pengembangan pemikiran logis, penalaran analitis, dan keterampilan pemecahan masalah. Untuk materi perhitungan yang akan dikonsentrasikan pada bangun datar, gagasan tentang keseimbangan.

Mengkomunikasikan kemerataan adalah sebuah artikel atau gambar yang mempunyai sisi-sisi yang dapat digabungkan dengan baik dengan asumsi terbelah, itu saja dan tidak kurang. Sisi-sisi benda bisa dari kiri dan kanan atau antara atas dan alas serta dari samping atau diagonal, termasuk salah satu hal yang akan dipelajari tentang kemerataan tumpang tindih. Karena tidak semua jenis bangun datar mempunyai sumbu simetri, bahkan sumbu simetrinya tidak terbatas jumlahnya, sehingga siswa harus mampu menguasai simetri lipat agar lebih mudah memahaminya (Ratih Widuri, dkk, 2023).

Hasil Penelitian Memahami Masalah

Peneliti memahami masalah yang berkaitan dengan materi simetri lipat dengan cermat, dan mengidentifikasi masalah pada materi simetri lipat dalam penyampaian materinya, dan didapati bahwa dalam mengajarkan materi simetri lipat di butuhkan media yang berbentuk fakta dan tidak menyulitkan peneliti dan siswa nantinya.

Merencanakan Penyelesaian Masalah

Setelah peneliti memahami masalah yang berkaitan dengan materi simetri lipat dan didapati bahwa dalam mengajarkan materi simetri lipat dibutuhkan media yang berbentuk fakta dan tidak menyulitkan peneliti dan siswa nantinya. Kemudian peneliti merancang perencanaan pembelajaran yakni:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Merancang metode pembelajaran (tanya jawab, diskusi, ceramah, menganalisis, dan penugasan).

3. Merancang media pembelajaran yakni dengan menggunakan media yang berbentuk bangun datar yang terbuat dari kertas karton.

Gambar 1. Media bangun datar

4. Merancang alat evaluasi (Teka-Teki Silang)

Gambar 2. Teka-Teki Silang (TTS) Pelaksanaan Penyelesaian Masalah

Setelah peneliti merencanakan penyelesaian masalah, kemudian peneliti melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah yakni:

1. Kegiatan Pendahuluan

Analis mengawali pembelajaran dengan mengenal secara baik, bertanya, melewati target pembelajaran dan membangkitkan siswa agar semangat dalam mengikuti penemuan yang akan dilakukan.

2. Kegiatan Inti

Sarana untuk latihan belajar adalah sebagai berikut:

a. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan metode tanya jawab yang meliputi pembelajaran tentang simetri lipat.

b. Ilmuwan memahami materi kemerataan yang runtuh menggunakan media yang telah disusun analis menggunakan teknik Polya kepada siswa.

c. Para ahli memberikan tugas individu kepada siswa dengan menggunakan teka-teki silang (TTS).

d. Hasil karya siswa dibimbing, diawasi, dan dilihat oleh peneliti. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar para ahli menyadari kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

e. Peneliti meminta siswa mendiskusikan secara lisan atau tertulis hasil pekerjaannya setelah waktu yang ditentukan habis.

(4)

16 f. Analis menawarkan kesempatan kepada siswa

lain untuk menjawab laporan pekerjaan rekannya.

Memeriksa Kembali Hasil (Penilaian)

Setelah peneliti melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah peneliti melakukan sesi wawancara dengan kelima siswa:

1. Siswa pertama bernama Salsa yang menyatakan “aku sukak belajar kalau pakai media bangun datar dengan kertas karton, jadi bisa cepet fahamnya, apalagi kakak juga banyak ngasi permainan seru (ice breaking) jadi buat kami gak bosa”.

2. Siswa kedua bernama Adel yang menyatakan “enak kali belajar sama kakak seru, apalagi kakak juga banyak ngasih kami permainan seru (ice breaking) jadi buat kami gak bosan, media pembelajarannya juga menarik, dan materi pembelajarannya juga seru apalagi saya suka mata pelajaran matematika”.

3. Siswa ketiga bernama Humairah yang menyatakan

“aku sukak medianya yang buat aku cepat faham kak, trus soal TTS nya juga seru.

4. Siswa keempat bernama Pina yang menyatakan

“belajarnya enak kak, kita banyak main mainnya (ice breaking) jadi kami gak merasa bosan saat belajar, media sama soal TTS nya juga bagus kak jadi makin seru”.

5. Siswa kelima bernama Siti yang menyatakan “adek suka lah belajar sama kakak pelajarannya juga seru karena ada media yang bagus dan penggunaan soal TTS juga buat kami jadi makin seru dalam belajar”.

Dari hasil wawancara diatas di dapati bahwa setiap siswa merasa mudah dalam memahami materi simetri lipat dikarenakan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan penggunaan media yang tepat dan mereka juga sangat antusias dengan alat evaluasi yang peneliti siapkan yakni teka-teki silang (TTS).

SIMPULANDANSARAN

Dari uraian diatas peneliti penyimpulkan bahwa penerapan teori polya pada materi simetri lipat ini sudah berljalan dengan baik. Dalam penerapan teori polya peneliti mermuskan pada tahap memahmi masalah peneliti menyimpulkan dalam mengajarkan materi simetri lipat di butuhkan media yang berbentuk fakta dan tidak menyulitkan peneliti dan siswa nantinya. Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah peneliti penyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Merancang metode pembelajaran (tanya jawab, diskusi, ceramah, menganalisis, dan penugasan), Merancang media pembelajaran yakni dengan menggunakan media yang berbentuk bangun datar yang terbuat dari kertas katron, dan terakhir Merancang alat evaluasi (Teka Teki Silang (TTS)).

Pada tahap selanjutnya yakni pelaksanaan penyelesaian masalah peneliti melaksanakan semua hasil rancangan penyelesaian masalah yang sudah peneliti siapkan. Dan pada tahap terakhi yakni tahap memeriksa kembali hasil (Penilaian) peneliti mendapati dari hasil wawancara setiap siswa menyatakan bahwa merasa mudah dalam memahami materi simetri lipat dikarena menggunkan metode pembelajaran yang tepat dan penggunaan media yang tepat dan mereka juga sangat antusias dengan alat evaluasi yang peneliti siapkan yakni teka teki silang (TTS).

DOKUMENTASI

Gambar 3. Proses Penerapan Teori Polya

Gambar 4. Pengerjaan Soal TTS DAFTARRUJUKAN

[1] Astuti, T. W. (2018). Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Simetri pada Siswa Kelas V SD Negeri Sayangan No. 244 Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Ilmiah Konseling, 18(1).

[2] Isnaini, N., Ahied, M., Qomaria, N., & Munawaroh, F.

(2021). Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Teori Polya pada Siswa Kelas VIII SMP ditinjau dari Gender. Natural Science Education Research, 4(1).

(5)

17 [3] Dwi, A., & Surya, E. (2017). Penerapan Langkah Polya

dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Aritmatika Sosial di SMP. Jurnal Pendidikan Matematika.

[4] Hidayah, S., Purwoko, R. Y., & Ngazizah, N. (2023).

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Teori Polya Materi Pecahan di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 1(1).

[5] Nadifa, M. (2018). Penerapan Pendekatan Polya untuk Meningkatkan Kemampuan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang pada Siswa Kelas 5 SD. PTK A4 PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

[6] Netriwati, N. (2016). Analisis Kemampuan Mahasiswa dalam Pemecahkan Masalah Matematis menurut Teori Polya. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2).

[7] Nitya, I. G. D., & Partadjaja, I. W. K. T. R. (2013).

Penerapan Model Polya untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Siswa Kelas V SD No. 2 Pemaron. Mimbar PGSD Undiksha, 1(1).

[8] Purba, D., Nasution, Z., & Lubis, R. (2021). Pemikiran George Polya Tentang Pemecahan Masalah. Jurnal MathEdu (Mathematic Education Journal), 4(1), 25-31.

[9] Purwaningsih, N. W. (2021). Penerapan Pembelajaran Tematik Berbantuan Teori Polya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita Siswa di Kelas III SD No. 2 Pangsan Tahun Pelajaran 2019/2020. Jurnal Pendidikan Dasar Rare Pustaka, 3(2), 1-9.

[10] Suryani, I. D. (2018). Pendekatan Pemecahan Masalah Polya untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Kelas III SDN Urang Agung. PTK A1 2018 PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

[11] Subandi, S. (2018). Meningkatkan Kinerja Guru Kelas VI dalam Pembelajaran Soal Cerita melalui Penerapan Teori Polyadi SDN Uma Buntar Tahun 2016. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 4(1), 1-11.

[12] Saedi, M., Mokat, S., & Herianto, H. (2011). Teori Pemecahan Masalah Polya Dalam Pembelajaran Matematika. Sigma: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 26-35.

[13] Pambudi, D. S., & Kristiana, A. I. (2014). Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Menurut Polya Materi Persegi dan Persegi Panjang untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B Smp Negeri 10 Jember Tahun Ajaran 2012/2013. KadikmA, 5(2).

[14] Widuri, R., Fuadiah, N. F., & Pratama, A. (2022). Desain Didaktis Simetri Lipat untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar. JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 11(1), 1-10.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan pendekatan RME dengan media kertas lipat dilaksanakan dengan langkah-langkah: (a) memahami masalah konstektual

Penggunaan Alat Peraga Papan Simetri Putar dalam Pembelajaran Remedial pada Materi Simetri Putar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD N Siyono III

Penggunaan Alat Peraga Papan Simetri Putar dalam Pembelajaran Remedial pada Materi Simetri Putar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD N Siyono III

1) Peneliti. Seorang supervisor dituntut untuk mengenal dan memahami masalah- masalah pengajaran. Karena itu ia perlu mengidentifikasi masalah-masalah pengajaran dan

Sripsi dengan judul “Pengaruh Pendekatan Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar. Siswa Pada Pokok Bahasan Simetri Lipat di Kelas IV SDN 2

Instruction terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Simetri Lipat di. kelas IV SDN 2 Junjung Sumbergempol Tulungagung Tahun

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa proses berpikir kritis siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini pada pemecahan masalah matematika materi simetri dan

Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk peningkatan hasil Belajar Matematika Pada Materi Kesebangunan dan Simetri Siswa kelas V SD 7