• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendekatan Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Simetri Lipat di kelas IV SDN II Junjung Sumbergempol Tulungagung Tahun Pelajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pendekatan Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Simetri Lipat di kelas IV SDN II Junjung Sumbergempol Tulungagung Tahun Pelajaran 2011 2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sarana yang sangat penting bagi kemajuan bangsa.

Maka dari itu pemerintah harus memperhatikannya dengan sungguh-sungguh.

Sesuai dengan perkembangan zaman pendidikan yang berkualitas tinngi.

Sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena pendidikan

pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran. Pendidikan adalah upaya sadar

yang dilakukan agar peserta didik atau siswa dapat mencapai tujuan tertentu.1

Menurut Achmad Munib, Pendidikan adalah:

…usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.2

Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrmpilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.3

1 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia, (Jakarta: Dirjen Diknas, 2000), hal. 6

2Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta:Gava Media, 2010), hal. 1

3Undang-undang Republik Indonesia Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara,

2006), hal. 1

(2)

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.4

Sejalan dengan itu tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku yang diinginkan

terjadi setelah siswa belajar,5 dan juga tujuan pendidikan merupakan proses

pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan,

keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan

dan pengembangan diri peserta didik.6

Berdasarkan Undang-undang sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun

2003 Pasal 2 ayat 3 tentang tujuan Pendidikan yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.7

Dilihat dari uraian di atas pendidikan sangat penting dalam kehidupan

manusia, karena itu pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Bahkan

4 Conny Semiawan, Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2002), hal. 120

5 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 35

6 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 4

(3)

maju mundurnya suatu masyarakat atau bangsa ditetapkan oleh maju mundurnya

pendidikan. Dalam setiap proses pendidikan, peserta didik merupakan komponen

masukan mentah yang mempunyai kedudukan paling penting. Tidak mungkin

suatu proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya kehadiran peserta didik,

maka sebagai pendidik guru adalah orang yang pertama yang memegang peranan

penting. Guru diharapkan dapat merancang dan mengelola proses pembelajaran

agar dapat mengajar dengan baik, terutama dalam bidang studi matematika.

Matematika merupakan dasar dari ilmu pengetahuan yang dapat disebut sebagai

ratu dan pelayan ilmu pengetahuan.8

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Oleh

karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk sehari-hari maupun dalam

menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada

setiap peserta didik sejak SD bahkan sejak TK.9 Matematika merupakan alat

yang memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi menjadi

abstrak, idealisasi atau generalisasi dalam pemecahan masalah. Matematika juga

dapat meningkatkan kemampuan berfikir dengan jelas, logis, teratur, dan

sistematis. Hal itulah yang mengakibatkan pentingnya belajar matematika.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006

dijelaskan bahwa tujuan pelajaran Matematika di sekolah adalah agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

8 Herman Hudoyo, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Bandung: UPI Bandung, 2003),

hal. 25

(4)

1. Memahami konsep matematika

2. Menggunakan peralatan pada pola dan sifat

3. Memecahkan masalah

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.10

Sekarang ini banyak anak menganggap matematika sebagai bidang studi

yang paling sulit. Maka dari itu dalam mengajar matematika guru mengatur kelas

dengan sebaik-baiknya dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga siswa

dapat berpartisipasi aktif dalam proses belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa

mengalami, menghayati, dan memperdalam pelajaran yang diikuti, sehingga

pelajaran tertanam secara mendalam dalam diri siswa. Salah satu hal yang

mempengaruhi terhadap hasil belajar dan pemahaman konsep dasar siswa adalah

pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang

digunakan dalam mengajar di kelas, terutama dalam pembelajaran matematika di

Sekolah Dasar, karena tidak semua model pembelajaran cocok untuk semua

pokok bahasan. Selain itu, pengajaran matematika di SD mempunyai tujuan

khusus, antara lain:

1. Menumbuhkan dan menggambarkan ketrampilan berhitung sebagai alat

dalam kehidupan sehari-hari.

10 M. Maskur dan A.H. Fathani, Mathematical Intelligence: Cara Cerdas Melatih Otak dan

(5)

2. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan dalam kegiatan

matematika.

3. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih

lanjut di sekolah lanjutan.

4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.11

Dalam pembelajaran matematika di kelas selama ini adalah pembelajaran

secara konfensional atau ceramah dimana siswa hanya menerima apa yang

disampaikan oleh guru dan urutan penyajian bahan dimulai dari abstrak ke

konkret yang bertentangan dengan perkembangan kognitif siswa dan kurang

memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sumber belajar. Mata pelajaran

Matematika dirasakan sebagai mata pelajaran yang kurang menarik bagi siswa

dan membosankan, karena cakupan dari materi ini sangat luas sekali. Mata

pelajaran matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar merupakan suatu mata

pelajaran yang berisikan tentang konsep-konsep dasar matemtika.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran itu bisa berhasil

atau tidak, salah satunya faktor pendidik atau guru. Seorang guru yang baik harus

menjadi mediator dan fasilitator. Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang materi yang akan disampaikan. Untuk mengatasi

hal ini, diperlukan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan

sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yaitu pembelajaran matematika

Direct Instruction.

(6)

Model pembelajaran Direct Instruction ini pertama kali dikembangkan

oleh John Donard dan Neal Miller serta Albert Berunda yang mempercayai

bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan

mengingat tingkah laku orang lain. Pemikiran mendasar dari Direct Instruction

adalah bahwa siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan

meniru tingkah laku gurunya. Atas dasar pemikiran tersebut hal penting yang

harus diingat dalam menerapkan Direct Instruction adalah menghindari

menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.12 Siswa tidak boleh

dipandang sebagai subjek belajar, sehingga siswa diharapkan benar-benar

menguasai konsep. Dalam hal ini guru berperan sebagai penyampai informasi,

fasilitator, motifator, dan pengelola kelas yang dapat membuat suasana kelas jadi

menyenangkan.

Pengalaman belajar matematika yang lalu dari siswa akan mempengaruhi

proses belajar matematika selanjutnya.13 Dengan demikian pemahaman konsep di

SD akan berpengaruh terhadap penguasaan materi lebih lanjut. Sehingga

lemahnya pengetahuan konsep di SD akan berakibat lemahnya pemahaman pada

konsep lain dalam matematika di tingkat selanjutnya. Oleh karena itu, guru perlu

menanamkan konsep dasar matematika pada siswa dengan baik agar siswa dapat

menerapkan konsep-konsep itu untuk membantu menyelesaikan persoalan yang

dihadapinya.

12 Kardi dan Nur, “Pembelajaran Langsung” dalam

http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/05/model-pengajaran-langsung-direct.html, diakses 3 Mei 2012.

(7)

Dalam penelitian ini peneliti akan memfokuskan pada materi Simetri

Lipat pada Bangun Datar. Karena bangun datar di Sekolah Dasar merupakan

ilmu dasar dari ilmu hitung bangun untuk di sekolah tingkat selanjurtnya. Maka,

pemahaman konsep-konsep dasar di Sekolah Dasar adalah pondasi untuk

pemahaman selanjutnya.

Setelah mengetahui bagaimana Direct Instruction serta pentingnya

pemahaman konsep dasar dan hasil belajar bangun datar bagi siswa SD, maka

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di SDN 2 Junjung Sumbergempol

Tulungagung. Peneliti memilih SDN 2 Junjung Sumbergempol Tulungagung

sebagai tempat penelitian karena beberapa alasan, antara lain: guru di SD

tersebut belum menggunakan pembelajaran matematika Direct Instruction ketika

mengajar di kelas tapi masih menggunakan pembelajaran konvensional, siswa

masih banyak yang belum paham konsep dari bangun datar, belum pernah

diadakan penelitian di sekolah tersebut dengan tema yang sama.

Maka, untuk mengetahui apakah Direct Instruction berpengaruh terhadap

nilai hasil belajar siswa peneliti mengambil judul “Pengaruh Pendekatan Direct

Instruction terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Simetri Lipat di

kelas IV SDN 2 Junjung Sumbergempol Tulungagung Tahun Pelajaran

2011/2012”.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

(8)

a. Pembahasan tentang model pembelajaran direct instruction b. Pembahasan tentang pengertian hasil belajar matematika. 2. Pembatasan Masalah

Identifikasi masalah penelitian sebagaimana di atas, selanjutnya

penulis membatasinya agar tidak terjadi pelebaran pembahasan. Adapun

pembatasan masalah dimaksud adalah:

a. Pembelajaran Direct Instruction

b. Pengaruh Pendekatan Direct Instruction terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Pokok Bahasan Simetri Lipat di kelas IV SDN 2 Junjung

Sumbergempol Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Adakah pengaruh dari pendekatan Direct Instruction terhadap hasil belajar

siswa pada pokok bahasan Simetri Lipat di kelas IV SDN 2 Junjung

Sumbergempol Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012?

b. Seberapa besar pengaruh dari pendekatan Direct Instruction terhadap hasil

belajar siswa pada pokok bahasan Simetri Lipat di kelas IV SDN 2 Junjung

Sumbergempol Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012?

D. Tujuan Penelitian

(9)

1) Untuk mengetahui adanya pengaruh pendekatan Direct Instruction terhadap

hasil belajar siswa pada pokok bahasan Simetri Lipat di kelas IV SDN 2

Junjung Sumbergempol Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2) Untuk mengetahui besarnya pengaruh pendekatan Direct Instruction terhadap

hasil belajar siswa pada pokok bahasan Simetri Lipat di kelas IV SDN 2

Junjung Sumbergempol Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012.

E. Penegasan Istilah Penegasan konseptual

a. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang/ benda) yang

ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.14

b. Pedekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan oleh guru untuk

mencapai tujuan pengajaran apabila kita melihatnya dari sudut bagaimana

proses pengajaran atau materi pengajaran itu dikelola.15

c. Direct Instruction adalah model pembelajaran yang menekankan pada

penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan

pendekatan deduktif.16

14 Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984)

15 Asep jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008),

hal 23

16 Kardi dan Nur, Pembelajaran Langsung,

(10)

d. Hasil Belajar adalah Perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti

proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.17

e. Simetri adalah kedua belah bagiannya sama atau setangkup.18 Penegasan operasional

Pengaruh penedekatan direct instruction dalam meningkatkan pemahaman

konsep matematika siswa kelas IV SDN 2 Junjung Sumbergempol Tulungagung

ialah pengaruh yang ditimbulkan dari adanya pendekatan direct instruction

secara integrasi dimana pada saat pembelajaran siswa diinstruksikan untuk

memahami konsep matematika dengan teknik kreatif menggunakan gambar dan

alat peraga. Sehingga diharapkan agar pemahaman konsep matematika siswa

kelas IV SDN 2 Junjung Sumbergempol Tulungagung meningkat. Pemahaman

konsep matematika dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep yang

diperoleh dari proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan direct

instruction pada materi simetri lipat dengan asumsi bahwa semakin tinggi hasil

post-test yang diperoleh siswa maka semakin tinggi pemahaman konsep

matematikanya.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

17 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar,….. hal. 35

18 Soenarjo, Matematika Untuk SD dan MI, (jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

(11)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif

untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan

dengan upaya memahami siswa dalam pelajaran matematika.

2. Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

a. Bagi guru

Diharapkan dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses belajar

mengajar Matematika di kelas sehingga dapat mencapai prestasi dan

tujuan yang diharapkan. Selain itu juga dapat digunakan acuan agar para

guru lebih mendalam dalam menjelaskan konsep-konsep dasar dari

matematika karena itu akan berpengaruh terhadap pemahaman materi

selanjutnya.

b. Bagi Siswa

Untuk informasi agar siswa lebih menyadari tentang potensi yang dimiliki

dan pentingnya menguasai dan memahami konsep dasar matematika

sehingga akan mendukung dalam upaya meningkatkan hasil belajar

Matematika.

c. Bagi sekolah

Sebagai masukan untuk menentukan haluan dan kebijakan dalam

membantu meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik.

(12)

Dapat digunakan bahan acuan untuk mengadakan penelitian serupa yang

lebih lanjut.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang harus diuji

kebenarannya dengan jalan riset.19

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif yaitu hipotesis yang menyatakan ada hubungan

antara independent variable (X) dan dependent variable (Y).20

Ha: Ada pengaruh pendekatan Direct Instruction terhadp hasil belajar

siswa pada pokok bahasan Simetri Lipat di kelas IV SDN 2 Junjung

Sumbergempol Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis nol yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan

antara independent variable (X) dan dependent variable (Y).21

(13)

Ho: Tidak ada pengaruh pengaruh pendekatan Direct Instruction terhadp

hasil belajar siswa pada pokok bahasan Simetri Lipat di kelas IV SDN 2

Junjung Sumbergempol Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012.

H. Sistematika Skripsi

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh dalam

pembahasan ini maka penulis akan menggunakan sistematika sebagai berikut:

a. Bagian awal

Bagian awal dalam skripsi terdiri dari halaman judul, halaman

persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman

persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar

dan daftar lampiran.

b. Bagian inti

Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang masalah, (b)

identifikasi dan pmbatasan masalah, (c) rumusan masalah, (d) tujuan

penelitian, (e) penegasan istilah, (f) manfaat penelitian, (g) hipotesis, (h)

sistematika skripsi.

Bab II Landasan Teori, terdiri dari (a) hakekat matematika, (b) proses

belajar mengajar matematika, (c) direct instruction dalam pembelajaran

matematika, (e) hasil belajar, (f) materi Simetri Lipat, (g) kerangka pemikiran,

(14)

Bab III Metode Penelitian, terdiri dari (a) jenis penelitian, (b) populasi,

sampling dan sampel penelitian, (c) sumber data, (e) variabel, data,

pengukuran (g) metode dan instrumen pengumpulan data, (h) prosedur

penelitian, (i) analisis data.

Bab IV Laporan Hasil Penelitian, terdiri dari (a) deskripsi hasil

penelitian, (b) penyajian data dan analisis data, (c) analisis data hasil

penelitian, (d) rekapitulasi hasil penelitian, (e) pembahasan hasil penelitian.

Bab V Penutup, terdiri dari (a) kesimpulan, (b) saran.

c. Bagian akhir

Bagian Akhir, terdiri dari daftar pustaka, lampiran, riwayat hidup

peneliti, surat keaslian, surat bimbingan skripsi, kartu bimbingan skripsi, dan

Referensi

Dokumen terkait

Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara Air memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan udara Tubuh hewan yang hidup di air memiliki massa jenis yang

Pemantauan Kualitas Lingkungan (DAK) + Pendamping DAK Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Laboratorium Kimia Belanja Modal Pengadaan Hewan/Ternak dan Tanaman. Belanja Barang yang

o Data Engineer: Memilki keterampilan teknis yang mendalam untuk membantu penyetelan query SQL untuk pengelolaan data dan ekstraksi data , dan mendukung untuk konsumsi data ke

karakteristik yang serupa tersebut dalam satu atau lebih dari satu cluster2.  Hierarchical clustering adalah

Sedangkan communication berarti memberi tahu atau bertukar pikiran tentang pengetahuan, informasi atau pengalaman seseorang (throught communication people share

Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah metode Prototype dengan menerapkan aplikasi open source berbasis Web JIBAS (Jaringan Informasi Bersama

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana metode penelitian ini dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

menyadari sesuatu (peristiwa) yang ada dibelakang ilmu pengetahuan itu sendiri atau sesuatu tentang ilmu itu sendiri (Ilmu dalam hal ini diartikan sebagai hasil..