• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan alat peraga papan simetri putar dalam pembelajaran remedial pada materi simetri putar untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD N Siyono III Gunung Kidul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan alat peraga papan simetri putar dalam pembelajaran remedial pada materi simetri putar untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD N Siyono III Gunung Kidul."

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN SIMETRI PUTAR

DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA MATERI

SIMETRI PUTAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS V SD N SIYONO III

GUNUNGKIDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Faustinus Fany Gunawan NIM : 091414023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN SIMETRI PUTAR

DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA MATERI

SIMETRI PUTAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS V SD N SIYONO III

GUNUNGKIDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Faustinus Fany Gunawan NIM : 091414023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kesuksesan lebih diukur dari rintangan yang berhasil diatasi seseorang saat

berusaha untuk sukses daripada dari posisi yang telah diraihnya dalam

kehidupan.

(Booker T. Washingtong)

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi

dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan

semangat.

(Winston Chuchill)

Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus

menjaga diri agar tidak tertidur.

(Richard Wheeler)

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

Faustinus Fany Gunawan, 2013. Penggunaan Alat Peraga Papan Simetri Putar dalam Pembelajaran Remedial pada Materi Simetri Putar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD N Siyono III Gunungkidul. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tanggapan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran remedial pada materi simetri putar dengan

penggunaan alat peraga papan simetri putar, (2) mengetahui apakah pembelajaran

remedial dengan penggunaan alat peraga papan simetri putar dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V SD N Siyono III pada materi simetri putar.

Jenis Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dan

kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Siyono III

yang belum tuntas setelah mengikuti tes awal yang berjumlah 12 siswa.

Sedangkan objek yang akan diteliti adalah peningkatan hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran remedial dengan penggunaan alat peraga papan simetri

putar. Pembelajaran remedial dalam penelitian ini dilaksanakan hanya 1 kali

pertemuan (3×35 menit) pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Instrumen

penelitian yang digunakan terdiri dari : (1) lembar pengamatan, (2) pre tes dan (3)

post tes.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ada tanggapan positif atau

baik dari siswa terhadap pembelajaran remedial dengan penggunaan alat peraga

papan simetri putar. Selama proses pembelajaran remedial yang telah

dilaksanakan, semua indikator pada lembar pengamatan tercapai. (2) Penggunaan

alat peraga papan simetri putar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi simetri putar. Rata-rata persentase peningkatan hasil belajar siswa adalah

65,63%. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar baik yang tuntas

maupun tidak tuntas sebanyak 11 siswa (91,67%) dari 12 siswa.

(9)

ABSTRACT

Faustinus Fany Gunawan, 2013. The Use of The Rotational Symmetry Board Props in Remedial Learning on The Rotational Symmetry Materials to Improve Learning Outcomes of The Students Grade V SD N Siyono III Gunungkidul. Thesis. Mathematics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research is conducted to: (1) Know the students’ perception in following the remedial learning process on the rotational symmetry materials by

using props of rotational symmetry board, (2) Know whether the remedial

learning by using the props of rotational symmetry board can improve the students

grade V SD N Siyono III learning outcomes on the rotational symmetry materials.

This research is classified to qualitative and quantitative descriptive

research. The subject of this research is the students grade V SD N Siyono III who

had not passed yet after following the first test with the total participants were 12

students. While the object to be researched is the improvement of the students’ learning outcome after following the remedial learning process by using the props

of rotational symmetry board. In this research, the remedial learning process was

conducted only for 1 meeting (3x35 minutes) in the odd semester academic year

of 2012/2013. There were three kinds of instruments used in this research; (1) an

observation form, (2) pre test, and (3) post test.

The result showed that (1) there were positive response from the students

to the remedial learning process by using the props of rotational symmetry board.

During the remedial learning process which was done, all of the indicators on the

observation form were reached. (2) The using of the props of rotational symmetry board could improve the students’ learning outcome on the rotational symmetry materials. The average percentage of students’ learning outcome enhancement is 65,63%. The total of students who had passed and had not passed were 11

students (91.67%) of 12 student.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Penggunaan Alat Peraga Papan Simetri Putar dalam Pembelajaran

Remedial pada Materi Simetri Putar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD N Siyono III Gunungkidul”.

Penulis menyadari bahwa selama menyusun skripsi ini tidak terlepas dari

peran serta pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan. Oleh

karena itu, ucapan terima kasih penulis persembahkan secara khusus kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika.

4. Bapak Drs. A. Sardjana, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

berkenan meluangkan waktu untuk memberikan masukan, dukungan, dan

selalu sabar dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M. Si. selaku Dosen Pembimbing

(11)

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

yang telah membantu dan membimbing penulis selama belajar di Universitas

Sanata Dharma.

7. Seluruh Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam atas segala bantuannya.

8. Bapak Drs. Marwoto Eddy Rumpoko selaku kepala SD N Siyono III

Gunungkidul yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian di SD N Siyono III Gunungkidul.

9. Ibu Tri Harmi Susilowati, S. Pd. SD. selaku guru kelas V SD N Siyono III

Gunungkidul yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan

selama penulis melaksanakan penelitian.

10.Siswa-siswa kelas V SD N Siyono III Gunungkidul yang telah bekerjasama

dengan baik selama penulis melaksanakan penelitian.

11.Bapakku Agustinus Mugiyono dan Ibuku Suparni serta adikku Filipus Fanda

Trisensa yang telah memberikan dukungan, semangat, perhatian, kasih

sayang, dan doa selama penulis melakukan studi sampai penulis

menyelesaikan skripsi ini.

12.Margareta Grasia Tirtasari atas doa, bantuan, semangat, dan kasih sayang

yang diberikan pada penulis sehingga skripsi dapat terselesaikan.

13.Teman-teman “Kost Ijo 226” untuk kebersamaan, keceriaan, keakraban, dan

dukungannya selama ini.

14.Semua teman-teman Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2009

(12)

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuannya

dan dukungannya dalam proses pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini

sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki karya

ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

(14)

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Batasan Istilah ... 5

F. Tujuan Penelitian ... 7

G. Manfaat Penelitian ... 7

H. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Belajar ... 10

B. Pembelajaran Remedial ... 13

C. Hasil Belajar ... 20

D. Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika ... 23

E. Simetri Putar ... 26

F. Papan Simetri Putar ... 41

G. Kerangka Berpikir ... 43

H. Hipotesis Tindakan ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Jenis Penelitian ... 45

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 45

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

D. Variabel Penelitian ... 46

E. Jenis Data ... 46

(15)

G. Perangkat Pembelajaran ... 48

H. Instrumen Penelitian ... 50

I. Prosedur Perancanaan Penelitian ... 52

J. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Pelaksanaan Penelitian ... 59

B. Tabulasi Data ... 69

C. Analisis Data ... 73

D. Pembahasan ... 87

E. Kelemahan Penelitian ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tingkat Keberhasilan ... 22

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penyusunan Lembar Kerja Siswa ... 49

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan/Observasi ... 50

Tabel 3.3 Kisi-kisi Penyusunan Soal Pre Tes dan Post Tes ... 51

Tabel 3.4 Prosedur Pelaksanan Penelitian ... 52

Tabel 3.5 Tabel Interpretasi Harga Koefisien Korelasi ... 56

Tabel 3.6 Hubungan Antara Instrumen Penelitian dan Analisis Data ... 58

Tabel 4.1 Daftar Hasil Uji Coba Tes ... 60

Tabel 4.2 Daftar Kesimpulan Uji Validitas Tiap Butir Soal ... 62

Tabel 4.3 Tabel Persiapan Perhituangan Reliabilitas ... 63

Tabel 4.4 Rincian Kegiatan Pembelajaran Reguler ... 66

Tabel 4.5 Rincian Kegiatan Pembelajaran Remedial ... 68

Tabel 4.6 Daftar Skor Pre Tes/Ulangan Harian ... 70

Tabel 4.7 Daftar Skor Post Tes/Tes Remedial ... 71

Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan/Observasi ... 72

Tabel 4.9 Analisis Hasil Pengamatan/Observasi ... 73

Tabel 4.10 Daftar Nilai Pre Tes/Ualangan Harian ... 85

Tabel 4.11 Daftar Nilai Post Tes/Tes Remedial ... 86

Tabel 4.12 Daftar Perbandingan Nilai Pre Tes dan Nilai Post Tes ... 87

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Persegi ... 27

Gambar 2.2 Putaran Pertama Persegi ... 27

Gambar 2.3 Putaran Kedua Persegi ... 28

Gambar 2.4 Putaran Ketiga Persegi ... 28

Gambar 2.5 Putaran Keempat Persegi ... 29

Gambar 2.6 Persegi Panjang ... 29

Gambar 2.7 Putaran Pertama Persegi Panjang ... 30

Gambar 2.8 Putaran Kedua Persegi Panjang ... 30

Gambar 2.9 Putaran Ketiga Persegi Panjang ... 31

Gambar 2.10 Putaran Keempat Persegi Panjang ... 31

Gambar 2.11 Segitiga Sama Sisi ... 31

Gambar 2.12 Putaran Pertama Segitiga Sama Sisi ... 32

Gambar 2.13 Putaran Kedua Segitiga Sama Sisi ... 32

Gambar 2.14 Putaran Ketiga Segitiga Sama Sisi ... 33

Gambar 2.15 Putaran Pertama Segitiga Sama Kaki ... 33

Gambar 2.16 Putaran Kedua Segitiga Sama Kaki ... 33

Gambar 2.17 Putaran Ketiga Segitiga Sama Kaki ... 34

Gambar 2.18 Simetri Putar Trapesium Sama Kaki ... 34

Gambar 2.19 Jajar Genjang ... 35

Gambar 2.20 Putaran Pertama Jajar Genjang ... 35

(18)

Gambar 2.22 Belah Ketupat ... 36

Gambar 2.23 Putaran Pertama Belah Ketupat ... 36

Gambar 2.24 Putaran Kedua Belah Ketupat ... 36

Gambar 2.25 Simetri Putar Layang-layang 1 ... 37

Gambar 2.26 Simetri Putar Layang-layang 2 ... 37

Gambar 2.27 Elips Oval ... 37

Gambar 2.28 Putaran Pertama Elips Oval ... 38

Gambar 2.29 Putaran Kedua Elips Oval ... 38

Gambar 2.30 Simetri Putar Lingkaran ... 38

Gambar 2.31 Simetri Putar Segi Lima Beraturan ... 38

Gambar 2.32 Simetri Putar Segi Enam Beraturan ... 40

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 98

Lampiran A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 103

Lampiran A.3 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 105

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Penyusunan Soal Tes ... 112

Lampiran B.2 Soal Uji Coba Tes dan Kunci Jawaban ... 113

Lampiran B.3 Soal Ulangan Harian/Pre Tes dan Kunci Jawaban ... 117

Lampiran B.4 Soal Tes Remedial/Post Tes dan Kunci Jawaban ... 120

Lampiran C.1 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ... 125

Lampiran C.2 Tabulasi Data Hasil Belajar dan Hasil Pengamatan ... 138

Lampiran C.3 Transkrip Video ... 141

Lampiran D.1 Contoh Pekerjaan Siswa Soal Uji Coba ... 149

Lampiran D.2 Contoh Pekerjaan Siswa Soal Ulangan Harian/Pre Tes ... 152

Lampiran D.3 Contoh Pekerjaan Siswa Soal Tes Remedial/Post Tes ... 155

Lampiran E.1 Dokumentasi Pembelajaran Reguler ... 162

Lampiran E.2 Dokumentasi Pembelajaran Remedial ... 164

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu elemen yang sangat penting untuk

menciptakan sumber daya manusia yang handal di bangsa ini. Jika pendidikan

berjalan dengan maksimal maka akan tercipta sumber daya manusia yang

dapat membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Seiring berjalannya waktu,

sumber daya manusia dituntut untuk lebih berpikir aktif, kreatif, inovatif. Hal

ini dapat terwujud dalam proses belajar yang berjalan dengan baik.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan

mata pelajaran yang melatih anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, teliti,

dan sistematis. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di

semua jenjang sekolah, dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai Perguruan Tinggi dengan

tingkat kesulitan yang berbeda. Bagi sebagian besar siswa, matematika

merupakan sebuah pelajaran yang sulit, karena matematika merupakan ilmu

yang abstrak. Terutama pada jenjang Sekolah Dasar, karena menurut teori

Peaget usia Sekolah Dasar berada pada tahapan tahap operasional konkrit.

Artinya anak masih belum mampu berpikir abstrak tanpa bantuan benda

konkrit/alat peraga. Hal ini menjadi salah satu penyebab kurangnya minat

belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang menyebabkan hasil belajar

(21)

memperbaiki metode pembelajaran yang selama ini masih menggunakan

metode konvensional. Dengan perbaikan metode pembelajaran diharapkan

siswa lebih termotivasi dan lebih meningkat minat belajar siswa pada mata

pelajaran matematika.

SD N Siyono III, merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di

kabupaten Gunungkidul. Menurut guru kelas V SD N Siyono III, rata-rata

hasil belajar matematika di kelas V tergolong rendah. Dari 22 siswa kelas V,

hanya sekitar 5 sampai 6 siswa saja yang sering mendapat hasil belajar tinggi.

Hasil belajar siswa lain masih jauh dari harapan guru, bahkan masih jauh dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah.

Faktor penyebab hasil belajar siswa kelas V SD Siyono III rendah adalah

siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika, karena kurang minatnya

siswa terhadap mata pelajaran matematika. Selain itu guru juga masih

menggunakan metode pembelajaran konvensional, yaitu dengan ceramah di

depan kelas, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa juga hanya

sesekali maju ke depan kelas untuk menuliskan jawaban setelah diberi tugas

oleh guru. Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran matematika, yang

membuat siswa merasa bosan. Guru juga masih jarang menggunakan alat

peraga dalam pembelajaran matematika. Guru lebih sering menjelaskan materi

pembelajaran matematika dengan ceramah dan menggambar di papan tulis.

Dengan metode pembelajaran tersebut siswa kesulitan menyerap, dan

(22)

Materi Simetri merupakan materi yang diberikan pada kelas V SD

semester genap. Simetri putar merupakan simetri yang menyebabkan titik

sudut bangun-bangun datar tersebut dapat secara tepat menempati titik sudut

yang lain setelah diputar searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.

Menurut pengalaman penulis, materi ini cukup sulit untuk dipahami karena

perlu membayangkan putaran bangun tersebut, apalagi saat menentukan

perpindahan letak/posisi titik sudut suatu bangun datar setelah diputar hingga

menempati bingkainya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu dan

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi simetri putar

adalah dengan penggunaan alat peraga. Penggunaan alat peraga dalam

kegiatan pembelajaran diharapkan dapat menjembatani siswa dalam

memahami konsep-konsep dalam materi simetri putar. Sifat alat peraga itu

sendiri adalah membantu memperjelas konsep-konsep abstrak supaya menjadi

konkret. Selain itu dengan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran

juga akan merangsang minat siswa, karena siswa akan terlibat dengan

pembelajaran dengan mengotak-atik alat peraga tersebut. Alat peraga dapat

mempermudah proses pemahaman siswa pada hal-hal yang abstrak dan sulit

dimengerti oleh siswa. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran

matematika juga dapat menghilangkan kejenuhan siswa, karena siswa tidak

hanya mendengarkan penjelasan guru saja, tetapi akan lebih aktif di dalam

pembelajaran dengan memanipulasi alat peraga tersebut. Alat peraga papan

(23)

materi simetri putar. Papan simetri putar dapat memperlihatkan kepada siswa

proses putaran suatu bangun sampai menempati bingakainya dalam satu

putaran. Siswa dapat melihat proses perpindahan titik sudut suatu bangun

datar setelah diputar hingga menempati bingkainya. Alat peraga tersebut juga

akan mampu membuktikan kepada siswa banyaknya simetri putar suatu

bangun.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian

tentang “Penggunaan Alat Peraga Papan Simetri Putar dalam Pembelajaran

Remedial pada Materi Simetri Putar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas V SD N Siyono III Gunungkidul”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terlihat berbagai masalah

yang berkaitan dengan pembelajaran matematika di antaranya sebagai berikut:

1. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran

matematika, sehingga siswa merasa bosan/jenuh.

2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika.

3. Siswa masih kesulitan dalam menyerap dan memahami materi

pembelajaran matematika.

4. Hasil belajar/prestasi belajar siswa yang masih rendah dalam mata

pelajaran matematika.

5. Guru masih sangat jarang menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

(24)

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih fokus maka penelitian ini dibatasi pada penggunaan alat

peraga papan simetri putar dalam pembelajaran remedial untuk meningkatkan

hasil belajar matematika siswa pada materi simetri putar di SD N Siyono III.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti

mengajukan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika

dengan pengguanaan alat peraga papan simetri putar?

2. Apakah dengan penggunaan alat peraga papan simetri putar dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi simetri putar?

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka penulis memberikan

beberapa batasan istilah sebagai berikut :

1. Alat Peraga

Alat peraga adalah media pengajaran yang mengandung atau membawa

ciri – ciri dari konsep yang dipelajari.

2. Alat Peraga Matematika

Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang,

dibuat, dihimpun, atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk

membuat pelajaran lebih menarik, melatih siswa untuk berperan aktif

dalam pembelajaran dan membantu siswa menanamkan atau

(25)

Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk

model-model berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang

diotak-atik sehingga mudah dipahami.

3. Papan Simetri Putar

Papan simetri putar merupakan alat peraga yang terbuat dari kayu dan

terdapat bangun datar yang dapat diputar. Dengan alat peraga ini, dapat

ditunjukkan proses perputaran bangun datar, sehingga siswa dapat melihat

perputaran bangun datar tersebut secara konkret.

4. Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang dilakukan untuk

memperbaiki kekurangan yang dialami siswa dalam proses belajar

sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

5. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar diperoleh dari suatu tes

evaluasi pembelajaran yang berupa skor/nilai.

6. Simetri Putar

Simetri putar adalah simetri yang menyebabkan titik sudut bangun-bangun

datar tersebut dapat secara tepat menempati titik sudut yang lain setelah

diputar searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas yang dimaksud dengan

“Penggunaan Alat Peraga Papan Simetri Putar dalam Pembelajaran Remedial

(26)

SD N Siyono III Gunungkidul.” adalah penelitian ini akan membahas tentang

pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga papan simetri putar

khususnya untuk hasil belajar siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal yang telah ditentukan, dalam upaya memperbaiki hasil belajar siswa.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui bagaimana tanggapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

matematika dengan menggunakan alat peraga papan simetri putar.

2. Mengetahui apakah dengan penggunaan alat peraga papan simetri putar

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi simetri

putar.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini, peneliti dapat menambah pengalaman dan

pengetahuan tentang pembelajaran dengan penggunaan alat peraga papan

simetri putar. Sebagai calon guru nantinya peneliti dapat menggunakannya

sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika

(27)

2. Bagi Guru

Memberi variasi penggunaan media pembelajaran/alat peraga, agar

pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, dan dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang optimal.

3. Bagi Siswa

Siswa menjadi lebih mudah memahami suatu materi pembelajaran

matematika, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.

H. Sistematika Penulisan

1. BAB I Pendahuluan

Pada BAB I, penulis menyajikan latar belakang, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan kerangka penulisan.

2. BAB II Kajian Pustaka

Pada BAB II, penulis menguraikan tentang teori-teori yang menjadi

landasan skripsi ini antara lain tentang belajar yang mencakup teori Bruner

dan teori Peaget, pembelajaran remedial, hasil belajar, alat peraga dalam

pembelajaran matematika, simetri putar, papan simetri putar, kerangka

berpikir, dan hipotesis tindakan.

3. BAB III Metode Penelitian

Pada BAB III penulis menyajikan jenis penelitian, subjek dan objek

penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, jenis data,

metode pengumpulan data, perangkat pembelajaran, instrumen penelitian,

(28)

4. BAB IV Pelaksanaan Penelitian, Tabulasi Data, Analisis Data dan

Pembahasan

Pada BAB IV penulis menyajikan pelaksanaan penelitian, tabulasi data,

analisis data, pembahasan, dan kelemahan penelitian.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran

Pada BAB V, penulis menguraikan kesimpulan yang didapat dari

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Menurut James O. Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses

dimana tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman (dalam Supriyono, 1991:119).

Menurut Howard L. Kingsley, belajar adalah proses di mana tingkah laku

(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan (dalam

Supriyono, 1991:120).

Menurut Hudojo (1990:1), belajar merupakan proses aktif dalam

memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru sehingga menyebabkan

perubahan tingkah laku.

Dari beberapa penjelasan yang dikemukanakan oleh para ahli tentang

definisi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu

proses yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah lakunya supaya

pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman seseorang semakin berkembang.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang tersebut adalah hasil dari

belajar.

1. Teori Bruner

Jerome Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika

akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada

konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang

(30)

struktur-struktur (Suherman, 2001 : 45). Melalui teorinya itu, Bruner

mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa

diberikan kesempatan untuk memanipulasi, menyusun, dan mengotak-atik

benda riil/alat peraga. Dengan alat peraga yang diamati dan di telitinya

anak akan melihat secara langsung keteraturan dan pola struktur yang

terdapat dalam benda tersebut.

Menurut Bruner (Suherman, 2001 : 45) bahwa dalam proses belajarnya

anak melewati 3 tahapan, yaitu :

a. Tahap Enaktif

Dalam tahap ini anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi

(mengotak-atik) objek.

b. Tahap Ikonik

Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan anak berhubungan dengan

mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang

dimanipulasinya. Anak tidak langsung memanipulasi objek seperti

yang dilakukan siswa dalam tahap enaktif.

c. Tahap Simbolik

Dalam tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol atau

lambang-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek

pada tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu

(31)

2. Teori Peaget

Jean Peaget mengemukakan bahwa pola berpikir anak berbeda dengan

pola pikir orang dewasa. Kemampuan berpikir seseorang berkembang

menyesuaikan tahapan usianya. Peaget mengklasifikasi pekembangan

kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu (dalam Suherman, 2001 : 39) :

a. Tahap Sensori Motor (dari lahir sampai sekitar 2 tahun)

Pada tahap ini, pengalaman diperoleh dari perbuatan fisik (pergerakan

anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra). Awalnya

pengalaman itu bersatu dengan dirinya, yang maksudnya suatu benda

itu ada jika ada di penglihatanya. Akhir dari tahap ini, anak mulai

mencari benda yang hilang dari penglihatannya.

b. Tahap Pra Operasi (dari umur sekitar 2 tahun sampai sekitar umur 7

tahun)

Tahap ini pemikiran anak lebih berdasar pada pengalaman konkrit

daripada pemikiran logis, sehingga bila anak melihat benda-benda

yang kelihatannya berbeda, maka anak akan mengatakan berbeda pula.

c. Tahap Operasi Konkret (dari umur sekitar 7 tahun sampai umur sekitar

11 tahun)

Pada tahap ini anak mampu memahami operasi logis dengan bantuan

benda-benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dala memahami

konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasi dan serasi,

mampu memandang suatu benda dari sudut pandang lain secara

(32)

mengikat definisi dan mengemukakan kembali, namun belum mampu

merumuskan definisi secara tepat.

d. Tahap Operasi Formal (dari umur sekitar 11 tahun dan seterusnya)

Pada tahap ini anak sudah mampu melakukan penalaran dan berpikir

abstrak. Anak mampu bernalar tanpa bantuan benda konkret atau

kejadian nyata. Anak telah mampu untuk melakukan operasi

hubungan-hubungan dan memahami suatu konsep.

B. Pembelajaran Remedial

1. Pengertian Pembelajaran Remedial

Menurut Kunandar (2007 : 237) Remedial merupakan suatu system belajar

yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang komprehensif (menyeluruh),

yang dimaksudkan untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang

dialami perserta didik dalam belajar sehingga dapat mengoptimalkan

prestasi belajar.

Menurut Supriyono (1991 : 144) Pengajaran perbaikan atau remedial

teaching itu adalah bentuk khusus pengajaran yang berfungsi untuk

menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi baik.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

remedial adalah pembelajaran yang dilakukan untuk memperbaiki

kekurangan yang dialami siswa dalam proses belajar sehingga hasil belajar

siswa menjadi lebih baik untuk memenuhi kriteria ketuntasan belajar

(33)

Dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat mencapai hasil

yang optimal, namun jika ternyata ada siswa yang belum berhasil sesuai

dengan harapan maka diperlukan suatu proses pengajaran yang membantu

siswa agar mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian perbaikan

diarahkan kepada pencapaian hasil belajar yang optimal sesuai dengan

kemampuan masing-masing siswa melalui proses pembelajaran remedial.

2. Tujuan Pengajaran Remedial

Secara umum tujuan pembelajaran remedial tidak berbeda dengan

pembelajaran reguler yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang

telah ditetapkan. Secara khusus pembelajaran remedial bertujuan agar

siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai hasil belajar

sesuai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah.

Menurut Kunandar (2007 : 237), secara terperinci tujuan pembelajaran

remedial yaitu :

a. Agar siswa dapat memahami dirinya khususnya prestasi belajarnya,

dapat mengenal kelemahannya dalam mempelajari materi

pembelajaran dan juga kemampuannya.

b. Dapat memperbaiki/mengubah cara belajar kearah yang lebih baik.

c. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.

d. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong

tercapainya hasil yang lebih baik.

e. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya.

(34)

penyebab kesulitan belajarnya, maka siswa dapat menyesuaikan sikap

dan kebiasaan yang baru dalam belajar.

3. Fungsi Pengajaran Remedial

Dalam keseluruhan proses belajar mengajar pembelajaran remedial

memiliki fungsi (dalam Supriyono 1991 : 146):

a. Korektif

Artinya dalam fungsi ini pembelajaran remedial dapat diadakan

pembetulan atau perbaikan antara lain :

1) Perumusan tujuan

2) Penggunaan metode

3) Cara-cara belajar

4) Materi dan alat pembelajaran

5) Evaluasi

6) Segi-segi pribadi, dan lain-lain.

b. Pemahaman

Artinya dengan pembelajaran remedial pihak memungkinkan guru,

siswa atau pihak lain dapat lebih memahami siswa secara menyeluruh

tentang pribadi siswa.

c. Penyesuaian

Penyesuaian pembelajaran remedial terjadi antara siswa dengan

tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapt belajar sesuai

(35)

baik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar

belakang kesulitansehingga mendorong untuk lebih belajar.

d. Pengayaan

Maksudnya pembelajaran remedial itu dapat memperkaya proses

belajar mengajar baik dalam segi metode maupun materi pembelajaran

sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak, lebih dalam, atau dengan

singkat prestasi belajarnya lebih baik.

e. Akselerasi

Maksudnya denagan pembelajaran remedial dapat diperoleh hasil

belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan

efisien. Dengan kata lain dapat mempercepat proses belajar baik dari

segi waktu maupun materi.

f. Terapsutik

Secara langsung atau tidak langsung, pembelajaran remedial dapat

memperbaiki atau mnyembuhkan kondisi kepribadian siswa yang

menyimpang. Penyembuhan ini dapat menunjang pencapaian hasil

belajar dan pencapaian prestasi yang baik dapat mempengaruhi pribadi

(timbal balik).

4. Metode dalam Pembelajaran Remedial

Metode yang digunakan dalam pembelajaran remedial yaitu metode yang

dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari

tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut. Menurut Supriyono

(36)

a. Tanya jawab

Metode ini digunakan dalam rangka untuk mengetahui jenis dan sifat

kesulitan siswa dalam memahami suatu materi. Dalam rangka

perbaikan metode tanya jawab dapat membantu siswa dalam :

1) Memahami pribadi siswa.

2) Mengetahui kelebihan/kekurangannya tentang pemahaman materi.

3) Memperbaiki metode belajar.

Tanya jawab dapat dilakukan secara individual maupun secara

kelompok. Kebaikan metode ini dalam rangka pembelajaran remedial

yaitu :

1) Memungkinkan terbinanya hubungan guru dan siswa.

2) Meningkatkan motivasi belajar siswa.

3) Merupakan kondisi yang menunjang pelaksanaan penyuluhan.

4) Menumbuhkan rasa harga diri siswa.

b. Diskusi

Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar siswa

dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami

oleh kelompok siswa. Kebaikan metode ini dalam rangka pembelajaran

remedial yaitu :

1) Setiap individu dalam kelompok dapat mengenal diri dan

kesulitannya dan menemukan jalan pemecahannya bersama.

2) Interaksi dalam kelompok menumbuhkan sikap saling percaya

(37)

3) Mengembangkan kerjasama antar siswa.

4) Menumbuhkan kepercayaan diri siswa.

5) Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa.

c. Tugas

Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan dalam

rangka pemberian bantuan. Dengan pemberian tugas-tugas tertentu

baik secara individual maupun secara kelompok siswa yang

mengalami kesulitan dapat dibantu. Dengan metode ini siswa

diharapkan dapat:

1) Lebih memahami dirinya.

2) Dapat memperluas/memperdalam materi yang dipelajari.

3) Dapat memperbaiki metode belajar yang pernah dialami.

d. Kerja kelompok

Metode ini hampir sama dengan metode pemberian tugas dan metode

diskusi. Yang penting adalah interaksi di antara anggota kelompok

dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami

kesulitan belajar karena:

1) Adanya pengaruh anggota kelompok yang cakap dan

berpengalaman.

2) Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minat belajar.

Kehidupan kelompok memupuk rasa tanggung jawab, saling

(38)

e. Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk/ditugaskan

membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena

hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan

guru-siswa. Dengan petunjuk-petunjuk dari guru, tutor ini membantu

temannya yang mengalami kesulitan. Pemilihan tutor sebaya ini

didasarkan atas prestasi, punya hubungan social yang baik dan cukup

disenangi oleh teman-temannya. Tutor sebaya berperan sebagai

pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Dengan

tutor ini ada kebaikannya yaitu:

1) Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab antar siswa.

2) Tutor sebaya sendiri kegiatannya merupakan pengayaan dan

menambah motivasi belajar.

3) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.

f. Pengajaran individual

Pengajaran individual adalah interaksi antara guru-siswa secara

individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan metode ini

bersifat individual sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Materi

yang diberikan mungkin pengulangan, mungkin materi baru, dan

mungkin pengayaan apa yang telah dimiliki siswa.

Pengajaran individual ini bersifat terapeutik artinya mempunyai sifat

penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Untuk

(39)

kemampuan membimbing dan bersikap sabar, ulet, rela, bertanggung

jawab, menerima dan memahami, dan sebagainya. Hasil yang

diharapkan dalam pengajaran ini disamping adanya perubahan hasil

belajar juga perubahan dalam pemahaman diri siswa.

g. Penggunaan Media

Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian siswa.

Perhatian siswa memegang peranan dalam proses pembelajaran. Selain

itu dengan bantuan alat peraga, siswa akan lebih memahami konsep

abstrak dalam pembelajaran matematika dengan memanipulasi benda

konkrit. Dengan demikian, diharapkan penggunaan alat peraga dalam

pembelajaran remedial dapat membatu siswa yang mengalami

kesulitan, dan dapat meningkatkan hasil belajar.

C. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1990 : 22), hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya.

Menurut Kunandar (2007 : 251), hasil belajar adalah kemampuan siswa

dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu

kompetensi dasar.

Menurut Soedijarto (1989 : 49), mendefinisikan tentang hasil belajar

adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program

(40)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan, penguasaan materi yang dimiliki siswa setelah

mengalami proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi

tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor (Nana

Sudjana, 1990 : 22).

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, diantaranya aspek pengetahuan/ingatan, aspek pemahaman, aspek

aplikasi, aspek analisis, aspek sintesis, dan aspek evaluasi. Aspek

pengetahuan/ingatan, dan aspek pemahaman merupakan kognitif tingkat

rendah dan keempat aspek yang lainnya merupakan kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

diantaranya aspek penerimaan, aspek jawaban/reaksi, aspek penilaian, aspek

organisasi, dan aspek internalisasi.

Ranah psikomotor berkaitan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, diantaranya aspek

gerakan reflek, aspek ketrampilan gerakan dasar, aspek kemampuan

perseptual, aspek keharmonisan/ketepatan, aspek gerakan ketrampilan

kompleks, dan aspek gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di antara

(41)

sekolah karena berkaitan dengan kemapuan para siswa dalam menguasai isi

bahan pengajaran (Nana Sudjana, 1990 : 23).

Dalam pembelajaran sering ditemukan masalah yang berkaitan dengan

sejauh mana pencapaian tingkat prestasi (hasil) belajar. Sehubungan dengan

hal tersebut keberhasilan proses mengajar itu diklasifikasikan menjadi

beberapa tingkatan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2010 :

107), tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Tabel Tingkat Keberhasilan

No Tingkat Keberhasilan Keterangan

1 Seluruh bahan pelajaran yang diajarkan oleh

guru dapat dikuasai oleh siswa.

Istimewa/maksimal

2 Sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan

pelajaran yang diajarkan oleh guru dapat

dikuasai oleh siswa.

Baik Sekali/optimal

3 bahan pelajaran yang diajarkan oleh guru

hanya 60% s.d. 75% saja dikuasai siswa.

Baik/minimal

4 materi pelajaran yang diajarkan oleh guru,

kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

(42)

D. Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika

Menurut Elly Estiningsih pengertian alat peraga adalah media pengajaran

yang mengandung atau membawa ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (dalam

Pujiati, 2004:3).

Menurut Djoko Iswadji alat peraga adalah seperangkat benda konkret

yang dirancang, dibuat, dihimpun, atau disusun secara sengaja yang digunakan

untuk membentu siswa menanamkan atau mengembangkan, konsep-konsep

atau prinsip-prinsip yang ada dalam matematika (dalam Pujiati, 2004:3).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga

merupakan seperangkat benda konkrit yang digunakan dalam proses

pembelajaran untuk membantu siswa memahai konsep-konsep yang

terkandung dalam benda konkret tersebut.

Pada dasarnya anak belajar melalui hal-hal yang konkret, untuk

memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda konkret (riil)

sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dcapai melalui

tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan, orang dewasa pun yang

pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu,

sering memerlukan visualisasi.

Tahap berpikir manusia mengikuti tahapan perkembangan dimulai dari

berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana

menuju ke berpikir kompleks (Nana Sudjana, 1989 : 3). Penggunaan alat

peraga berkaitan erat dengan tahapan berpikir tersebut, karena alat peraga hal

(43)

pembelajaran matematika sebaiknya guru menggunakan alat peraga untuk

menerangkan materi kepada siswa. Alat peraga dapat menunjang proses

belajar mengajar karena hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk

model-model benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, dan diputar

balikkan. Fungsi utama dari alat peraga yaitu untuk menurunkan keabsahan

konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut (Pujiati, 2004:3)

Suatu hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran

matematika dengan menggunakan alat peraga yaitu teknik penggunaan alat

peraga. Oleh karena itu, waktu penerapan alat peraga dan jenis alat peraga

harus dipilih secara tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

dikehendaki. Menurut Suherman (2001 : 203) manfaat yang didapat dengan

menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah:

1. Proses belajar mengajar termotivasi, baik siswa maupun guru terutama

untuk siswa, minatnya akan timbul, ia akan senang, terangsang, tertarik,

dank arena itu akan bersifat positif terhadap pengajaran matematika.

2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret dank arena

itu lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada

tingkat-tingkat yang lebih rendah.

3. Hubungan antara konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret

yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai obyek

penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru

(44)

Menurut Suherman (2001 : 204), penggunaan alat peraga dapat dikaitkan

dan dihubungkan dengan salah satu atau beberapa dari :

1. Pembentukan konsep.

2. Pemahaman konsep.

3. Latihan dan penguatan.

4. Pelayanan terhadap perbedaan individual; termasuk pelayanan terhadap

anak lemah dan anak berbakat.

5. Pengukuran; alat peraga dipakai sebagai alat ukur.

6. Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta

penyimpanannya secara umum; alat peraga sebagai obyak penelitian

maupun sebagai alat untuk meneliti.

7. Pemecahan masalah pada umumnya.

8. Pengundangan untuk berfikir.

9. Pengundangan untuk berdiskusi.

10.Pengundangan partisipasi aktif.

Agar alat peraga dapat digunakan secara tepat dan sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Menurut Ruseffendi (1997 : 227), menyatakan bahwa alat

peraga yang digunakan harus memenuhi sifat berikut :

1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat).

2. Bentuk dan warnanya menarik.

3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit).

(45)

5. Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep

matematika.

6. Sesuai dengan konsep (catatan : bila anda membuat alat peraga segitiga

berdaerah atau bola massif, mungkin anak beranggapan bahwa segitiga itu

bukan hanya rusuk-rusuknya saja tetapi berdaerah, bahwa bola itu massif,

bukan hanya kulitnya saja; jelas itu tidak sesuai dengan konsep segitiga

dan konsep bola).

7. Dapat menunjukan konsep matematika dengan jelas.

8. Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak.

9. Bila kita juga mengharapkan agar siswa belajar aktif (sendiri atau

berkelompok) alat peraga itu supaya bisa dimanipulasikan, yaitu dapat

diraba, dipegang, dipindahkan dan diutak-atik, atau dipasangkan dan

dicopot, dan lain-lain.

10.Bila mungkin dapat berfaedah lipat (banyak).

E. Simetri Putar

1. Pengertian Simetri Putar

Simetri putar adalah simetri yang menyebabkan titik sudut bangun-bangun

datar tersebut dapat secara tepat menempati titik sudut yang lain setelah

diputar searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Banyaknya

suatu bangun dapat menempati bingkainya dalam sekali putaran

menunjukkan tingkat simetri putar bangun tersebut. Suatu bangun yang

dapat menempati bingkainya sebanyak n kali mempunyai simetri putar

(46)

mempunyai satu simetri putar atau dapat dikatakan bangun datar tersebut

tidak mempunyai tingkat simetri putar.

2. Simetri Putar pada Bangun Datar Beraturan

a. Simetri Putar pada Bujur Sangkar/Persegi

Berikut ini merupakan simetri putar pada persegi ABCD.

D C

A B

Gambar 2.1 Persegi

Gambar di atas merupakan posisi awal persegi ABCD sebelum

diputar. Simetri putar yang pertama adalah diputar searah jarum jam

pada titik pusat P dengan besar sudut putaran 900 .

A D

Putaran pertama

menghasilkan :

A → D (A menempati D) B → A (B menempati A) C → B (C menempati B) D → C (D menempati C)

B C

(47)

Simetri putar yang kedua adalah diputar searah jarum jam pada titik

pusat P dengan besar sudut putaran 1800. Maka akan diperoleh persegi

dibawah ini :

B A

Putaran kedua

menghasilkan :

A → C (A menempati C) B → D (B menempati D) C → A (C menempati A) D → B (D menempati B)

C D

Gambar 2.3 Putaran Kedua Persegi

Simetri putar yang ketiga adalah diputar searah jarum jam pada titik

pusat P dengan besar sudut putaran 2700. Maka akan diperoleh persegi

dibawah ini :

C B

Putaran ketiga

menghasilkan :

A → B (A menempati B) B → C (B menempati C) C → D (C menempati D) D → A (D menempati A)

D A

(48)

Simetri putar yang keempat adalah diputar searah jarum jam pada titik

pusat P dengan besar sudut putaran 3600. Maka akan diperoleh persegi

dibawah ini :

D C

Putaran keempat

menghasilkan :

A → A (A menempati A) B → B (B menempati B) C → C (C menempati C) D → D (D menempati D)

A B

Gambar 2.5 Putaran Keempat Persegi

Jadi persegi memiliki 4 simetri putar.

b. Simetri Putar pada Persegi Panjang

Berikut ini merupakan simetri putar pada persegi panjang ABCD.

D C

A B

Gambar 2.6 Persegi Panjang

Gambar di atas merupakan posisi awal persegi panjang ABCD

sebelum diputar. Jika bangun persegi panjang diputar searah jarum

jam pada titik pusat P, dengan besar sudut putar 900, maka akan

(49)

jarum jam pada titik pusat P dengan besar sudut putaran 1800, maka

akan diperoleh persegi panjang seperti gambar 2.8.

D

A B A

C C D

B

Gambar 2.7 Gambar 2.8

Putaran Pertama Persegi Panjang Putaran Kedua Persegi Panjang

Putaran kedua menghasilkan :

A → C (A menempati C)

B → D (B menempati D)

C → A (C menempati A)

D → B (D menempati B)

Jika persegi panjang diputar searah jarum jam pada titik pusat P

dengan besar sudut putar 2700, maka akan seperti gambar 2.9. Simetri

putar yang kedua adalah diputar searah jarum jam pada titik pusat P

dengan besar putaran 3600. Maka akan diperoleh persegi panjang

(50)

B

C D C

A A B

D

Gambar 2.9 Gambar 2.10

Putaran Ketiga Persegi Panjang Putaran Keempat Persegi Panjang

Putaran keempat menghasilkan :

A → A (A menempati A)

B → B (B menempati B)

C → C (C menempati C)

D → D (D menempati D)

Jadi persegi panjang memiliki 2 simetri putar.

c. Simetri Putar pada Segitiga Sama Sisi

Berikut ini merupakan simetri putar pada segitiga sama sisi ABC.

C

A B

(51)

Segitiga sama sisi ABC di atas pada posisi awal sebelum diputar.

Simetri putar yang pertama adalah diputar searah jarum jam pada titik

pusat P dengan besar putaran 1200 . Maka akan diperoleh segitiga

sama sisi dibawah ini :

A

Putaran pertama menghasilkan: A → C (A menempati C) B → A (B menempati A) C → B (C menempati B)

B C

Gambar 2.12

Putaran Pertama Segitiga Sama Sisi

Simetri putar yang kedua adalah diputar searah jarum jam pada titik

pusat P dengan besar putaran 2400 . Maka akan diperoleh segitiga

sama sisi dibawah ini :

B

Putaran kedua menghasilkan: A → B (A menempati B) B → C (B menempati C) C → A (C menempati A)

C A

Gambar 2.13

(52)

Simetri putar yang ketiga adalah diputar searah jarum jam pada titik

pusat P dengan besar putaran 3600 . Maka akan diperoleh segitiga

sama sisi berikut ini.

C

Putaran ketiga menghasilkan: A → A (A menempati A) B → B (B menempati B) C → C (C menempati C)

A B

Gambar 2.14

Putaran Ketiga Segitiga Sama Sisi

Putaran yang ketiga ini segitiga sama sisi ABC kembali ke posisi awal

seperti sebelum diputar. Maka simetri putar pada segitiga sama sisi ada

tiga.

d. Simetri Putar pada Segitiga Sama Kaki

B C

C B

.

A A

Gambar 2.15 Gambar 2.16

(53)

A

B C

Gambar 2.17

Putaran Ketiga Segitiga Sama Kaki

Pada segitiga sama kaki di samping memiliki satu simetri putar atau

dapat dikatakan tidak memiliki tingkat simetri putar. Karena segitiga

tersebut hanya dapat diputar sekali yaitu dengan besar putaran 3600

agar segitiga itu dapat tepat menempati bingkainya

e. Simetri Putar pada Trapesium Sama Kaki

D C

A B

Gambar 2.18 Simetri Putar Trapesium Sama Kaki

Pada trapesium sama kaki ABCD di atas memiliki satu simetri putar

atau dapat dikatakan tidak memiliki tingkat simetri putar. Karena

hanya ada satu putaran yang besarnya 3600 yang dapat tepat

(54)

f. Simetri Putar pada Jajar Genjang

D C

A B

Gambar 2.19 Jajar Genjang

Jika pada jajar genjang terdapat 2 simetri putar, yaitu putaran pertama

sebesar 1800 yang terlihat pada gambar di bawah.

B A

C D

Gambar 2.20 Putaran Pertama Jajar Genjang

Putaran pertama tersebut membuat A menempati C, B menempati D,

C menempati A, dan D menempati B. sedangkan putaran kedua

sebesar 3600 yang mengakibatkan jajar genjang tersebut kembali ke

posisi awal seperti gambar berikut.

B A

C D

(55)

g. Simetri Putar pada Belah Ketupat

D

A C

B

Gambar 2.22 Belah Ketupat

Pada bangun belah ketupat memiliki 2 simetri putar, putaran pertama

adalah diputar searah jarum jam pada titik pusat P sebesar 1800 yang

terlihat pada gambar berikut ini.

B D

C A A C

D B

Gambar 2.23 Gambar 2.24

Putaran Pertama Belah Ketupat Putaran Kedua Belah Ketupat

A menempati C, B menempati D, C menempati A, D menempati B.

Sedangkan putaran kedua adalah putaran sebesar 3600 dan akan

mengakibatkan bangun jajar genjang kembali ke posisi awal seperti

(56)

h. Simetri Putar pada Layang-layang

D D

A C A C

B B

Gambar 2.25 Gambar 2.26

Simetri Putar Layang-layang 1 Simetri Putar Layang-layang 2

Pada layang - layang ABCD di atas memiliki satu simetri putar atau

dapat dikatakan tidak memiliki tingkat simetri putar. Karena hanya

ada satu putaran yang besarnya 3600 yang dapat tepat menempati

bingkainya. Satu putaran itu menempatkan bangun layang-layang ke

posisi semula.

i. Simetri Putar pada Elips Oval

D

A C

B

Gambar 2.27 Elips Oval

Ellips Oval memiliki 2 simetri putar, putaran yang pertama adalah

diputar searah jarum jam sebesar 1800 pada titik pusat P. Maka ellips

(57)

B D

C A A C

D B

Gambar 2.28 Gambar 2.29

Putaran Pertama Elips Oval Putaran Kedua Elips Oval

Titik puncak ellips A menempati C, titik puncak ellips B menempati

D, titik puncak ellips C menempati A, titik puncak ellips D menempati

B. sedangkan putaran kedua diputar sebesar 3600 searah jarum jam

pada titik pusat P, yang akan membuat ellips kembali ke posisi awal

dan tepat berimpit dengan bingkainya seperti sebelum diputar.

j. Simetri Putar pada Lingkaran

Lingkaran memiliki simetri putar tak terhingga,

karena diputar sebarang sudut pada titik pusat P,

akan tetap menempati bingkainya secara tepat.

Gambar 2.30 Simetri Putar Lingkaran

k. Simetri Putar pada Segi Lima Beraturan

A

E B

D C

(58)

Pada segi lima beraturan ABCDE jika diputar pada titik pusat P maka

akan terjadi 5 kali putaran hingga segi lima beraturan tersebut kempali

ke posisi semula seperti sebelum diputar. Putaran – putaran tersebut di

paparkan di bawah ini.

Putaran pertama menghasilkan. Putaran kedua menghasilkan. A → B (A menempati B) A → C (A menempati C) B → C (B menempati C) B → D (B menempati D) C → D (C menempati D) C → E (C menempati E) D → E (D menempati E) D → A (D menempati A) E → A (E menempati A) E → B (E menempati B)

Putaran ketiga menghasilkan. Putaran keempat menghasilkan. A → D (A menempati D) A → E (A menempati E) B → E (B menempati E) B → A (B menempati A) C → A (C menempati A) C → B (C menempati B) D → B (D menempati B) D → C (D menempati C) E → C (E menempati C) E → D (E menempati D)

Putaran kelima adalah sebesar 3600. Putaran tersebut akan

mengakibatkan limas segi lima ABCDE kembali ke posisi semula dan

tepat berimpit dengan bingkainya seperti sebelum di putar. Jadi

(59)

l. Simetri Putar pada Segi Enam Beraturan.

B C

A D

F E

Gambar 2.32 Simetri Putar Segi Enam Beraturan

Segi enam beraturan ABCDEF di atas jika diputar searah jarum jam

pada titik pusat P, maka dalam satu putaran penuh akan didapat 6 kali

ssegi enam beraturan tersebut tepat menempati bingkainya.

Putaran pertama menghasilkan. Putaran kedua menghasilkan. A → B (A menempati B) A → C (A menempati C) B → C (B menempati C) B → D (B menempati D) C → D (C menempati D) C → E (C menempati E) D → E (D menempati E) D → F (D menempati F) E → F (E menempati F) E → A (E menempati A) F→ A (F menempati A) F → B (F menempati B)

(60)

Putaran kelima menghasilkan. Putaran keenam menghasilkan. A → F (A menempati F) A → A (A menempati A) B → A (B menempati A) B → B (B menempati B) C → B (C menempati B) C → C (C menempati C) D → C (D menempati C) D → D (D menempati D) E → D (E menempati D) E → E (E menempati E) F → E (F menempati E) F→ F (F menempati F) Jadi dapat dikatakan bahwa simetri putar pada bangun segi enam

beraturan memiliki simetri putar enam.

F. Papan Simetri Putar

Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah papan simetri

putar yang berupa papan yang terdapat berbagai jenis bangun datar dengan

bingkainya masing-masing. Bangun datar yang terdapat pada papan tersebut

dapat diputar hingga 3600 atau satu putaran penuh. Alat peraga ini dapat

membantu siswa dalam memahami materi simetri putar.

1. Cara Pembuatan Alat Peraga Papan Simetri Putar

a. Gambar bangun – bangun datar menggunakan spidol pada triplek.

b. Gergaji triplek sesuai bentuk bangun – bangun datar yang telah dibuat.

c. Lubangi bangun – bangun datar tersebut menggunakan paku pada titik

pusat bangun datar tersebut.

d. Kemudian cat bangun – bangun datar tersebut menggunakan cat.

e. Biarkan bangun – bangun datar tersebut hingga kering.

f. Selanjutnya adalah proses pembuatan bingkainya.

g. Bingkai juga terbuat dari triplek. Pada triplek digambar bangun–

(61)

jika bangun datar yang sudah dicat tadi jika di tempel pada bingkai

akan kelihatan bingkainya.

h. Kemudian bingkai tadi dicat dan di biarkan hingga kering.

i. Tempelkan bangun datar tadi ke bingkai dengan menmggunakan mur

dan baut, tetapi tidak terlalu kencang agar bangun datar bisa diputar.

j. Setelah itu proses penyelesaian dengan melengkapi alat peraga itu

dengan judul alat peraga dan ditulisi titik – titik sudut bangun datar.

Alat peraga ini juga dapat dibuat dari kertas, menyesuaikan kebutuhan.

Berikut merupakan contoh gambar alat peraga papan simetri putar.

Gambar 2.33 Alat Peraga Papan Simetri Putar

2. Cara Penggunaan Alat Peraga Papan Simetri Putar

a. Pada alat peraga ini, cara penggunaannya cukup mudah dan sederhana.

Yang pertama adalah memposisikan bangun – bangun datar sesuai

(62)

b. Kemudian kita tinggal memutar bangun datar itu sampai pada posisi

yang tepat berimpit dengan bingkainya.

c. Kita lakukan langkah kedua hingga putaran terakhir yaitu kembali ke

posisi awal sebelum diputar.

d. Kemudian kita hitung berapa banyak putaran yang sesuai dengan

bingkainya sehingga kita dapat mengetahui simetri putarnya.

G. Kerangka Berpikir

Siswa kelas V Sekolah Dasar memiliki rata-rata usia 11 tahun. Menurut

teori peaget perkembangan anak usia Sekolah Dasar masih pada tahap

operasional konkrit. Artinya pada tahap ini siswa masih belum mampu

berpikir abstrak tanpa bantuan benda konkrit. Sehingga siswa pada tahap ini

membutuhkan alat peraga/alat bantu untuk membantu siswa berpikir abstrak.

Berdasarkan teori Bruner, dalam pembelajaran siswa melalui tiga tahapan

yaitu, tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik. Belajar matematika pun

siswa melewati tiga tahapan tersebut. Siswa memahami suatu konsep dengan

benda konkrit atau melalui kejadian dalam kehidupan sehari-hari, kemudian

siswa menyimpan konsep tersebut dalam bayangan mental mereka, dan dapat

mengutarakan bayangan mental tersebut dalam simbol dan bahasa.

Untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang abstrak/sulit

dibayangkan, maka dilakukan pembelajaran dengan bantuan alat peraga.

Dengan bantuan alat peraga, konsep yang abstark/sulit dibayangkan disajikan

dalam model yang berupa benda nyata, sehingga siswa dapat mengotak-atik,

(63)

Pada penelitian ini digunakan alat peraga papan simetri putar dalam

pembelajaran remedial untuk membantu siswa yang belum tuntas, agar lebih

mudah dalam memahami konsep-konsep dalam materi simetri putar. Selain itu

diharapkan dengan penggunaan alat peraga tersebut dapat membuat

pembelajaran menjadi menarik, dan meningkatkan minat belajar siswa.

Sehingga diharapkan dengan pembelajaran remedial dengan penggunaan alat

peraga papan simetri putar ini, dapat membantu siswa untuk meningkatkan

hasil belajar.

H. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji terlebih dahulu.

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran tersebut maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Dengan penggunaan alat peraga

papan simetri putar dalam pembelajaran remedial akan dapat meningkatkan

hasil belajar matematika pada materi simetri putar siswa kelas V di SD N

(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, digunakan metode pembelajaran dengan penggunaan

alat peraga papan simetri putar dalam pembelajaran remedial untuk

meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi simetri putar di

kelas V SD N Siyono III. Jenis penelitian yang digunakan adalah penetilian

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah (Moleong, 2009:6). Dalam penelitian deskriptif kualitatif digunakan

untuk mendeskripsikan tanggapan siswa selama proses pembelajaran remedial

dari hasil pengamatan/observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Penelitian

kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil dari nilai pre tes dan nilai post

tes siswa.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswa siswa kelas V SD Siyono

III tahun ajaran 2012/2013 yang nilai ulangan hariannya (pre test) dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Sedangkan Objek dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V SD N Siyono III pada materi

(65)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD N Siyono III pada tahun ajaran

2012 / 2013 yaitu pada bulan April 2013 – Juni 2013.

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran remedial

dengan penggunaan alat peraga papan simetri putar.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tanggapan dan peningkatan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran remedial dengan penggunaan alat

peraga papan simetri putar.

E. Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data tanggapan siswa

yang diperoleh dari dokumentasi, dan pengamatan/observasi yang diisi oleh

observer. Selain itu juga diperlukan data hasil belajar siswa yang diperoleh

dari pre tes dan post tes. Pre tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa sebelum pembelajaran remedial dengan penggunaan alat peraga papan

simetri putar, sedangkan post tes dilakukan untuk mengetahui tingkat hasil

belajar siswa setelah pembelajaran remedial dengan penggunaan alat peraga

Gambar

Tabel 2.1 Tabel Tingkat Keberhasilan
Gambar 2.1 Persegi
Gambar 2.3 Putaran Kedua Persegi
Gambar 2.5 Putaran Keempat Persegi
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN PAKU BERCINCIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP KONSEP PERKALIAN BILANGAN CACAH DI KELAS III SDN 1 SETU WETAN.. KECAMATAN WERU

Penggunaan Alat Peraga Bangun Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Bangun Ruang (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan alat peraga berbasis Montessori khususnya untuk materi perkalian dengan hasil 2 angka.. Penelitian dilakukan di SD

Widyaningrum, Elfrida Fetra. Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori .Skripsi. Yogyakarta: Program

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan alat peraga berbasis Montessori khususnya untuk materi perkalian dengan hasil 2 angka.. Penelitian dilakukan di SD

Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa kelas V SD Dengok I pada saat pembelajaran matematika dengan pokok bahasan simetri lipat sudah tinggi, hal tersebut

materi pelajaran kurang sesuai, segera mengganti alat peraga tersebut sesuai dengan materi pembelajaran, pergunakan alat peraga yang dapat merangsang minat belajar siswa,

Rumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimana peningkatan hasil belajar IPA melalui penggunaan alat peraga pada siswa Kelas V SD Inpres Tasiu II, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju