KARYA ILMIAH TERAPAN
PENERAPAN TUGAS JAGA DALAM PROSES BONGKAR MUAT GUNA MENGHINDARI KERUSAKAN TERHADAP
MUATAN DI MT. CHEM SINYOO
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III
ANDRIAN EKA KUSUMA N.I.T 05.17.006.1.41 / N AHLI NAUTIKA TINGKAT III
PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2021
KARYA ILMIAH TERAPAN
i
PENERAPAN TUGAS JAGA DALAM PROSES BONGKAR MUAT GUNA MENGHINDARI KERUSAKAN TERHADAP
MUATAN DI MT. CHEM SINYOO
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III
ANDRIAN EKA KUSUMA N.I.T 05.17.006.1.41 / N AHLI NAUTIKA TINGKAT III
PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2021
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Andrian Eka Kusuma
Nomor Induk Taruna : 05.17.006.1.41/N Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :
PENERAPAN TUGAS JAGA DALAM PROSES BONGKAR MUAT GUNA MENGHINDARI KERUSAKAN TERHADAP MUATAN DI MT. CHEM SINYOO
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
SURABAYA, ... 2021
Materai 6000
ANDRIAN EKA KUSUMA
PERSETUJUAN SEMINAR
iii
PENERAPAN TUGAS JAGA DALAM PROSES BONGKAR MUAT GUNA MENGHINDARI KERUSAKAN TERHADAP MUATAN DI MT.
CHEM SINYOO
iv
KATA PENGANTAR
Seraya memanjatkan puji syukur akan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam, karena atas segala kuasa, dan anugrah-Nya yang telah Ia berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini dengan mengambil judul :
“PENERAPAN TUGAS JAGA DALAM PROSES BONGKAR MUAT GUNA MENGHINDARI KERUSAKAN TERHADAP MUATAN ”
Dalam usaha menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini, dengan penuh rasa hormat setinggi-tingginya dan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, bimbingan dan petunjuk serta dorongan yang sangat berarti bagi penulis.
Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Kedua Orang Tua Tercinta.
2. Bapak Capt. Dian Wahdiana, M.M selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.
3. Bapak Capt. Tri Mulyatno Budhi H, M.Pd.,M.Mar selaku Ketua Jurusan Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.
4. Bapak Dwi Haryanto, MM selaku pembimbing I dan Ibu Dwi Yanti Margosetiyowati, S.Kom., M.Sc selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya.
5. Seluruh Civitas Akademika Politeknik Pelayaran Surabaya.
6. Teman-teman seperjuangan yang juga selalu memberikan motivasi baik berupa pendapat, motivasi dan hal-hal lainnya dalam rangka pembuatan karya ilmiah ini.
Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan dalam karya tulis ilmiah ini, saya selaku penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.
v
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita semua.
Surabaya, 2021
Andrian Eka Kusuma
vi
ABSTRAK
ANDRIAN EKA KUSUMA. 2021. Penerapan Tugas Jaga Dalam Proses Bongkar Muat Guna Menghindari Kerusakan Terhadap Muatan. Dibimbing oleh Bapak Dwi Haryanto, MM dan Ibu Dwi Yanti Margosetiyowati, S.Kom., M.Sc.
Dinas jaga di pelabuhan pada saat bongkar muat merupakan salah satu tugas yang sangat penting mengingat tujuan dibuatnya kapal adalah untuk mengangkut dan membawa barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan dengan aman, cepat, dan efisien. Menjaga keselamatan muatan merupakan kewajiban semua petugas jaga sehingga diperlukan pelaksanaan dinas jaga yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan.
Kelalaian manusia merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan sering terjadinya kerusakan pada muatan ketika sedang berdinas jaga pada saat proses bongkar muat. Kemudian, tujuan penerapan STCW 1978 amandemen 2010 adalah mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan ketika melaksanakan tugas jaga.
Penelitian dilaksanakan selama ± 1 tahun pada saat melaksanakan Praktek Laut dengan lokasi yaitu kapal MT. Chem Sinyoo. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan pihak yang bersangkutan. Data sekunder diperoleh dari data yang sudah ada serta wawancara langsung ke awak kapal dan kejadian-kejadian yang pernah terjadi di atas kapal.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap muatan ketika sedang melaksanakan bongkar muat ketika sedang berdinas jaga. Seperti, Lupa menutup lubang pipa sounding setelah pengambilan ullage muatan, Lalai dalam membuka katup steam untuk heating muatan, Salah dalam membuka katup pipa muat, Lupa membersihkan pipa penghubung (reducer) sebelum disambungkan ke selang darat dan kapal.
Kata kunci :Dinas Jaga,Bongkar Muat, dan STCW 1978 amandemen 2010 vii
ABSTRACT
ANDRIAN EKA KUSUMA. 2021. Implementation of Duty in the Process of Unloading to Avoid Damage to Cargo. Guided by Mr. Dwi Haryanto, MM and Mrs.
Dwi Yanti Margosetiyowati, S.Kom., M.Sc.
The guard service at the port during loading and unloading is one of the most important tasks considering the purpose of the ship is to transport and carry goods from the original port to the destination port safely, quickly and efficiently.
Maintaining cargo safety is the duty of all guard officers so that it is necessary to carry out guard duty in accordance with established procedures.
Human negligence is one of the main factors that causes frequent damage to cargo while on duty during the loading and unloading process. Then, the purpose of implementing STCW 1978 amanded 2010 is to prevent errors when carrying out guard duties.
The research was carried out for ± 1 year while carrying out the Screen Practice with locations, namely ships MT. Chem Sinyoo. Primary data is obtained directly through interviews with the parties concerned. Secondary data is obtained from data collection institutions and published to the public.
The results of his study indicate that there are things that can cause damage to the cargo while carrying out loading and unloading while on duty. such as, forgetting to close the sounding pipe hole after taking the cargo ullage, neglecting to open the steam valve for heating cargo, incorrectly opening the pipe valve, forgot to cleaning the connecting pipe (reducer) before connecting it to the terminal and ship.
Keywords :Watchkeeping, Loading and Unloading, and STCW 1987 amanded 2010
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN SEMINAR ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Landasan Teori ... 5
1. Dinas jaga ... 5
2. Melindungi muatan ... 6
3. Bongkar muat ... 7
4. Jenis-jenis muatan ... 9
B. Kerangka Penelitian ... 15
BAB III METODE PENELITIAN... 16
A. Jenis Penelitian ... 16
B. Lokasi Penelitian ... 16
C. Jenis dan Sumber Data ... 16
D. Pemilihan Informan ... 17
E. Teknik Analisis Data ... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21
ix A. Hasil Penelitian ... 21
DAFTAR ISI
B. Pembahasan ... 31
BAB V PENUTUP ... 36
A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 37
1. Bagi awak kapal ... 37
2. Bagi perusahaan pelayaran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dinas jaga di pelabuhan pada saat bongkar muat merupakan salah satu tugas yang sangat penting mengingat tujuan dibuatnya kapal adalah untuk mengangkut dan membawa barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan dengan aman, cepat, dan efisien. Menjaga keselamatan muatan merupakan kewajiban semua petugas jaga sehingga diperlukan pelaksanaan dinas jaga yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Perwira yang sedang melakukan dinas jaga seharusnya melaksanakan prosedur dinas jaga yang sesuai dengan aturan dan prosedur yang sudah ada. Sistem pelaksanaan dinas jaga yang diterapkan seharusnya sesuai dengan aturan-aturan yang tercantum dalam standing order, STCW 1978 amandemen 2010 dan prosedur dinas jaga di pelabuhan. Seluruh kru baik perwira maupun anak buah kapal harus dapat melakukan koordinasi yang baik dalam melaksanakan dinas jaga. Untuk kemajuan suatu perusahaan pelayaran, tentunya dalam pelaksanaan operasional kapal diperlukan kinerja yang maksimal untuk memenuhi tuntutan daya saing sehingga menghasilkan pengoperasian yang efektif dan efisien. Agar terwujudnya pengoperasian yang efektif dan efisien, kemampuan dari sumber daya manusia itu sendiri harus ditingkatkan agar siap untuk bersaing.
Sesuai dengan STCW 1978 amandemen 2010 aturan tugas jaga pelabuhan harus diterapkan oleh perwira jaga dan dibantu oleh anak buah kapal yang jaga pada jam itu. Pada umumnya tugas seorang perwira jaga ketika kapal sedang berlabuh ataupun sedang bongkar muat tidak hanya mengawasi kondisi di sekitar kapal tapi juga harus mengawasi proses bongkar muat agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan, perwira jaga harus selalu mengetahui tentang tugas dan tanggung jawabnya ketika kapal sedang bongkar muat, karena jika sampai terjadi
1
2
kesalahan ataupun kelalaian dari seorang perwira jaga akan menimbulkan sebuah masalah yang besar.
Terkadang perintah yang sudah dibuat oleh mualim 1 (chief officer standing order) tidak sepenuhnya dapat dijalankan oleh kru yang sedang melaksanakan dinas jaga, sehingga kelalaian-kelalaian tersebut dapat menimbulkan kerugian terhadap pihak perusahaan dan pemilik kargo. Dari hasil penelitian yang telah penulis laksanakan di atas kapal MT. Chem Sinyoo, penulis dapat mengambil kesimpulan tentang tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap muatan ketika berdinas jaga pada saat bongkar muat :
1. Lupa menutup lubang pipa sounding setelah pengambilan ullage kargo.
2. Lalai dalam membuka katup steam untuk heating kargo.
3. Salah dalam membuka katup pipa muat.
4. Lupa membersihkan pipa penghubung (reducer) sebelum disambungkan ke selang darat dan kapal.
Seperti yang telah terjadi di atas kapal MT. Chem Sinyoo Pada tanggal 22 juni 2020 ketika kapal sedang sandar di pelabuhan Dongguan, China untuk membongkar muatan, pada saat itu kapal sedang memuat jenis muatan yang sama tetapi memiliki grade yang berbeda. Pada saat bongkar salah satu anak buah kapal lalai dalam membuka katup pipa kargo, sehingga muatan yang memiliki grade A tercampur dengan grade B, beruntung pada saat itu ada pumpman yang sedang mengecek jalannya bongkar sehingga ketahuan dan segera ditutup, sehingga muatan belum banyak yang tercampur dan muatan masih dalam kondisi yang bagus.
Hal ini dapat disebabkan oleh kurang mengertinya kru terhadap jalannya pipa kargo dan rencana pemuatan yang telah dibuat oleh mualim 1 ataupun juga karena terlalu banyaknya perintah yang diberikan sehingga untuk kru yang membuka tutup katup pipa kargo jadi kebingungan, sehingga salah membuka katup pipa kargo dan yang terjadi kargo yang berbeda jenis dapat tercampur menjadi satu. Dampaknya pasti kargo akan rusak karena bercampur dengan kargo jenis lain ataupun kargo yang memiliki kualitas bagus akan dapat
3
tercampur dengan kargo yang memiliki kualitas biasa saja karena kesalahan dalam membuka tutup katup pipa kargo.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, dan mengingat pentingnya keseluruhan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas masalah ini dengan mengambil judul ”PENERAPAN TUGAS JAGA DALAM PROSES BONGKAR MUAT GUNA MENGHINDARI KERUSAKAN TERHADAP MUATAN”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul yang telah penulis kemukakan, maka pokok permasalahan dalam judul ini adalah hal-hal apa yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap muatan saat proses bongkar muat ketika sedang melaksanakan tugas jaga ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis mengajukan karya ilmiah terapan ini adalah Untuk mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap muatan ketika sedang melakukan tugas jaga sehingga seluruh awak kapal dapat mengantisipasinya.
D. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian dan penulisan karya ilmiah terapan ini, penulis berharap akan tercapainya beberapa manfaat yang dapat dicapai, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis ataupun pembaca akan pentingnya menjalankan tugas jaga ketika proses bongkar muat guna menghindari kerusakan terhadap muatan dan mengerti akan hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap muatan ketika proses bongkar muat.
4
2. Manfaat Praktis
Membantu para kru kapal terutama kru dek untuk memahami tentang hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap muatan ketika sedang melaksanakan dinas jaga pada saat proses bongkar muat di pelabuhan dan juga mengerti akan pentingnya dilaksanakan tugas jaga ketika proses bongkar muat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Dinas jaga
Dalam STCW 1978 amandemen 2010 section A – VIII /1 di jelaskan bahwa :
a. Administrasi harus memperhitungkan bahaya yang ditimbulkan oleh kelelahan para pelaut, terutama yang tugasnya terkait dengan operasi kapal yang aman dan terjamin.
b. Semua orang yang ditugaskan bertugas sebagai petugas yang bertanggung jawab atas jam jaganya atau sebagai perwira yang membentuk bagian dari dinas jaga dan mereka yang tugasnya meliputi keselamatan, pencegahan polusi, dan tugas keamanan harus diberikan waktu istirahat tidak kurang dari:
1) minimal 10 jam istirahat dalam periode 24 jam 2) 77 jam dalam periode 7 hari
c. Jam istirahat dapat dibagi menjadi tidak lebih dari dua periode, salah satunya harus setidaknya 6 jam, dan interval antara periode istirahat berturut-turut tidak boleh lebih dari 14 jam
d. Persyaratan untuk waktu istirahat yang ditetapkan dalam paragraf 2 dan 3 tidak perlu dipertahankan dalam kasus keadaan darurat atau dalam kondisi operasional utama lainnya. Latihan pemadaman api, pemadam kebakaran dan sekoci, dan latihan yang ditentukan oleh hukum dan peraturan nasional dan oleh internasional instrumen, harus dilakukan dengan cara yang meminimalkan gangguan waktu istirahat dan tidak menyebabkan kelelahan.
Adapun pembagian tugas jaga dengan pertimbangan sebagai berikut yaitu : a. Pengaturan untuk pelaksanaan tugas jaga dek ketika kapal di pelabuhan
harus selalu memadai untuk :
5
6
1) Menjamin keselamatan jiwa, kapal, pelabuhan, dan lingkungan, serta pengoperasian seluruh peralatan yang berkaitan dengan penanganan muatan.
2) Memperhatikan aturan-aturan nasional dan internasional.
3) Menjaga ketertiban dan rutinitas normal kapal.
b. Nakhoda harus memutuskan komposisi dan lama tugas jaga dek.
c. Jika dipertimbangkan perlu oleh nakhoda, seorang perwira yang memenuhi syarat, harus bertanggung jawab dalam tugas jaga dek.
d. Peralatan yang perlu harus diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan tugas jaga yang efisien. Seperti, UTI (alat untuk mengecek kapasitas muatan) harus selalu siap dipakai setiap saat.
e. Melalui musyawarah dengan nakhoda, kepala kamar mesin harus menjamin bahwa pengaturan tugas jaga mesin tetap memadai untuk mempertahankan suatu tugas jaga mesin yang aman di pelabuhan.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain :
1) Pada kapal yang memiliki tenaga penggerak dengan kekuatan 3000 KW atau lebih, harus selalu ada perwira yang bertugas jaga di kamar mesin.
2) Pada kapal yang memiliki tenaga penggerak dengan kekuatan kurang dari 3000 KW, boleh tidak ada perwira yang bertanggung jawab dalam tugas jaga di kamr mesin.
3) Perwira-perwira yang sedang melakukan tugas jaga mesin tidak boleh merangkap atau diberi tugas lain yang akan mengganggu pengawasan terhadap system permesinan kapal.
2. Melindungi muatan
Dalam buku penanganan dan pengaturan muatan (2017), dijelaskan bahwa :
Untuk dapat menjaga keselamatan/melindungi muatan, maka pihak pengangkut dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya harus
7
mengenal betul akan sifat-sifat dan jenis-jenis dari setiap muatan, sehingga dapat menghindari kerusakan muatan yang diakibatkan oleh :
a. Keringat kapal b. Keringat muatan
c. Kebocoran/kebasahan muatan d. Pergesekan muatan
e. Penanganan muatan f. Muatan lainnya g. Penangasan h. Pencurian
Agar dapat menghindari/mencegah kerusakan muatan yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut diatas, maka yang harus dilakukan dengan baik dan tepat adalah :
a. Perencanaan dengan baik b. Penggunaan penerapan c. Pengikatan dan pengamanan d. Pemisahan muatan
e. Pemberian ventilasi
3. Bongkar muat
Dalam ISGOTT EDITION 5 chapter 11 tentang shipboard operations di jelaskan bahwa :
Semua operasi kargo harus direncanakan dengan cermat dan didokumentasikan dengan baik sebelum pelaksanaannya. Rincian rencana harus dibahas dengan seluruh awak kapal dan pihak terminal. Rencana pemuatan dapat dipertimbangkan sesuai dengan aturan dari terminal maupun suatu keadaan tertentu. Setiap perubahan harus dibahas dengan baik kepada seluruh orang yang berperan dalam proses bongkar muat.
8
Sebelum dimulainya proses muat atau bongkar, pastikan semua kran dan pipa jalannya kargo dalam keadaan terbuka sesuai dengan rencana awal yang sudah disiapkan oleh perwira jaga.
a. Prosedur ketika muat kargo.
Tanggung jawab dalam pengoperasian kargo yang aman harus dibagi antara pihak kapal dan terminal, dan diketahui oleh nakhoda dan perwakilan dari terminal muat. Dimana tanggung jawab harus dibagi dan disetujui oleh pihak kapal dengan pihak terminal agar seluruh aspek dapat terpenuhi dan dijalankan dengan baik.
Ketika tanki akan selesai proses muat harus selalu lakukan pengecekan menggunakan ullage, cek sounding, dan pastikan lubang sounding telah tertutup. Gas dari kargo harus selalu bisa keluar melalui PV valve ke langit agar dek selalu dalam keadaan bersih dan aman. PV valve harus selalu di cek untuk mencegah terjadinya kemacetan sehingga dapat menimbulkan api, secara berkala cek keadaan PV valve dalam keadaan bersih, bekerja dengan baik, dan sesuai dengan instruksi penggunaan. Ketika dalam proses load on top kapal harus selalu dilengkapi dengan alat sounding ullage dan overfill alarms yang dapat digunakan untuk memantau kondisi tanki tanpa harus membuka tanki tersebut. Sebelum melaksanakan proses muat overfill alarms harus selalu di tes terlebih dahulu, untuk kapal yang dilengkapi dengan inert gas system peralatan ini harus mematuhi tindakan pencegahan yang ada di atas kapal dan untuk kapal yang dilengkapi dengan inert gas system harus selalu dilengkapi dengan alat tersebut.
b. Prosedur ketika bongkar muatan.
Pengoperasian pompa dan katup selama operasi pemompaan, tidak ada perubahan mendadak dalam laju aliran jalannya muatan. Pompa kargo utama timbal balik dapat menimbulkan getaran yang berlebihan terhadap selang penghubung, dapat menyebabkan kebocoran pada skrup dan titik putar, dan bahkan kerusakan mekanis pada struktur pendukung.
9
Jika memungkinkan pompa yang seperti itu tidak harus digunakan. Jika demikian, kehati-hatian harus diberikan untuk menentukan tekanan pompa yang tepat, jika menggunakan lebih dari satu pompa, kombinasi tekanan pompa yang diberikan harus tidak melebihi batas maksimal yang ada. Ketika proses bongkar muatan tidak memerlukan inerted dengan pengecekan ullage dan lubang sounding dalam kondisi tertutup.
Udara harus dimasukkan ke dalam tanki dengan system ventilasi khusus. Dimana kapal didesain tidak memungkinkan melalui pipa vapour, maka udara dapat masuk melalui lubang sounding asalkan dilengkapi dengan alat pemantau api.
4. Jenis-jenis muatan
Dalam buku penanganan dan pengaturan muatan (2017) dijelaskan tentang :
a. Jenis muatan ditinjau dari cara pemuatannya.
1) Muatan curah
Yaitu muatan yang tidak menggunakan kemasan.
Contoh : batu bara, gandum, semen, biji besi, jagung, dll.
2) Muatan dingin/beku
Yaitu muatan yang membutuhkan suhu tertentu yang cukup rendah.
Contoh : daging, keju, buah, sayuran, dll.
3) Muatan cair
Yaitu muatan yang berbentuk cairan tidak dalam kemasan dimuat secara curah dalam kapal tanker.
Contoh : bensin, kerosin, minyak kelapa sawit, dll.
4) Muatan gas
Yaitu muatan yang berupa gas.
Contoh : gas alam cair.
5) Muatan campuran
Yaitu muatan yang terdiri dari beberapa kemasan tertentu.
Contoh : peti-peti, karung-karungan, karton, kelontongan, dll.
10
6) Muatan peti kemas
Yaitu muatan yang berupa peti kemas dari baja dengan ukuran standart.
Contoh : peti kemas ukuran 20 feet dan 40 feet.
b. Jenis muatan ditinjau dari sifat atau mutu 1) Muatan basah
Yaitu muatan yang berbentuk cairan dalam bentuk kemasan seperti dalam drum, tong, plastic, botol atau sejenisnya yang dapat bocor.
2) Muatan kering
Yaitu muatan yang tidak mengandung cairan.
3) Muatan bersih
yaitu muatan yang tidak mengandung atau menimbulkan kotoran.
4) Muatan kotor
Yaitu muatan yang meninggalkan atau menimbulkan kotoran yang dapat merusak muatan lainnya.
5) Muatan berbau
Yaitu muatan yang mengeluarkan aroma yang tajam serta tidak enak dan menyebabkan kerusakan terhadap muatan lain.
6) Muatan peka
Yaitu muatan yang mudah rusak akibat aroma/bau yang lain.
7) Muatan berbahaya
Yaitu muatan yang mengandung resiko terhadap keselamatan manusia, kapal, dan muatan lainnya.
8) Muatan berharga
Yaitu muatan dengan bentuk kecil namun memiliki nilai tinggi.
9) Muatan hewan
Yaitu muatan yang bernyawa selain manusia.
c. Jenis muatan ditinjau dari perhitungan biaya angkut
11
1) Muatan berat
Yaitu muatan yang mempunya stowage factor kurang dari 1,114 m3/ton.
Contoh : semen, besi, timah, pelat baja, marmer, dll.
2) Muatan ringan
Yaitu muatan yang mempunya stowage factor lebih dari 1,114 m3/ton.
Contoh : beras, plywood, teh, tepung tapioca, tekstil, dll.
3) Muatan standart
Yaitu muatan yang mempunyai stowage factor sama dengan 1,114 m3/ton.
Contoh : papan, bahan kosmetik, dll.
Berikut informasi tentang jenis muatan yang pernah dimuat oleh MT.
Chem Sinyoo, beserta dengan sifat dan karakteristik muatannya : a. Methanol
Nama bahan : Methanol
Sinonim : Metil alkohol, alkohol kayu, metil hidroksida
Penggunaan Produk : Penggunaan sebagai bahan bakar, penggunaan dalam bahan pembersih, gunakan sebagai reagent laboratorium, bahan kimia untuk perawatan air, air limbah.
Identifikasi bahaya : Cairan Mudah Menyala - Kategori 2, Toksisitas Akut – Oral - Kategori 3, Toksisitas Akut - Kulit - Kategori 3, Toksisitas Akut - Inhalasi - Uap - Kategori 3, Kerusakan Mata Serius/Iritasi Mata - Kategori 2A, Toksisitas terhadap Reproduktif - Kategori 1A, Toksisitas pada Organ Sasaran Spesifik - Paparan Tunggal - Kategori 1, ( saraf optik , sistem saraf pusat , retina , badan , keracunan secara sistemik , sistem saraf ) Toksisitas pada Organ Sasaran Spesifik - Paparan Tunggal - Kategori 3.
12
Pernyataan bahaya : Cairan dan uap amat mudah menyala, Toksik jika tertelan, Toksik jika kontak dengan kulit, Toksik jika terhirup, Menyebabkan iritasi serius pada mata, Dapat merusak kesuburan atau janin. Menyebabkan kerusakan pada organ, Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, Dapat menyebabkan mengantuk dan pusing.
b. Acetic acid
Nama bahan : Asam asetat (glasial) 100% anhidrat untuk analisis EMSURE® ACS,ISO,Reag. Ph Eur.
Penggunaan : Reagen untuk analisis, Produksi bahan kimia teridentifikasi.
Klasifikasi menurut Peraturan (EC) No 1272/2008 : Cairan mudah menyala (Kategori 3) H226, Korosi kulit (Subkategori 1A) H314, Kerusakan mata serius (Kategori 1) H318.
Pernyataan Hazard : H226 Cairan dan uap mudah menyala, H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan pencegahan : P210 Jauhkan dari panas/percikan/api terbuka /permukaan yang panas. - Dilarang merokok, P233 Jaga wadah tertutup rapat, P240 Ardekan dan Ikat wadah dan peralatan penerima, P280 Kenakan sarung tangan pelindung/ pakaian pelindung/ pelindung mata/ pelindung wajah/ perlindungan pendengaran, P303 + P361 + P353 jika terkena kulit (atau rambut): Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi, Bilas kulit dengan air, P305 + P351 + P338 jika terkena mata : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit, Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya, Lanjutkan membilas.
Pernyataan Bahaya Tambahan : tidak ada c. Styrene monomer
Nama produk : styrene monomer
Pernyataan bahaya : H226- Cairan dan uap mudah menyala, H304- Mungkin fatal jika tertelan dan memasuki saluran/jalan udara, H315-
13
Menyebabkan iritasi kulit, H319- Menyebabkan iritasi mata yang serius, H332- Berbahaya jika terhirup, H341-Diduga menyebabkan kerusakan genetic, H360- Dapat merusak kesuburan atau janin H401- Toksik pada kehidupan perairan, H335- Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, H370 - Menyebabkan kerusakan pada organ berikut:
keracunan secara menyeluruh, H372 - Menyebabkan kerusakan pada organ melalui paparan yang lama atau berulang : sistem peredaran darah, hati, sistem syaraf, sistem pernafasan.
d. Sulphuric acid
Nama Produk : SULPHURIC ACID 95 - 98% AR Sinonim : Hydrogen sulfate, Oil of vitriol, Chamber acid
Pernyataan bahaya : H290 Dapat korosif terhadap logam, H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pencegahan : P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung mata/pelindung wajah.
Tindakan :
P301 + P330 + P331 jika tertelan : Basuh mulut, jangan merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 jika terkena mata : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit, Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya, Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi sentra informasi keracunan atau dokter/tenaga medis.
e. Crude palm oil
Nama produk : palm oil, RBD.
Bahaya : Berbahaya jika menghirup uap dari produk ini, iritasi terhadap kulit jika terpapar terlalu lama.
Pencegahan : kurangi kontak terhadap kulit dan mata, kurangi paparan langsung dari uap produk ini.
14
f. Palm fatty acid distillate
Nama produk : palm fatty acid distillate.
Identifikasi bahaya : tidak dianggap berbahaya dalam penggunaan normal.
Kegunaan PFAD : merupakan suatu produk samping yang dihasilkan dari proses pemurnian minyak goreng yang banyak mengandung Asam Lemak Bebas (ALB). Secara keseluruhan, proses pembuatan minyak sawit akan menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5-6% PFAD, dan 0,5- 1% CPO parit Crude Palm Oil (CPO) dapat dijadikan produksi minyak sawit padat (RBD Stearin/Refined Bleached Deodorized Palm Oil stearin) dan minyak sawit cair (RBD olein). Pemanfaatan utama RBD olein adalah untuk membuat minyak goreng, sedangkan RBD stearin digunakan untuk membuat margarin dan shortening. RBD stearin juga digunakan sebagai bahan baku industri sabun dan deterjen, sedangkan PFAD belum banyak pemanfaatannya.
15
PROSEDUR DINAS JAGA PELABUHAN KETIKA PROSES BONGKAR MUAT GUNA MENGHINDARI
KERUSAKAN TERHADAP MUATAN
PEMISAHAN MUATAN
PERSIAPAN RUANG
MUAT
KUALITAS KERJA
PARA BURUH
PROSEDUR DINAS JAGA PELABUHAN DAN STCW 1978 AMANDEMEN MANILA
2010
MENGETAHUI TUGAS-TUGAS PERWIRA JAGA DI
PELABUHAN
MENGAWASI KINERJA PARA
PEKERJA
MELAKUKAN PENGAMATAN KETIKA PROSES BONGKAR MUAT
PENERAPAN TUGAS JAGA DALAM PROSES BONGKAR MUAT GUNA
MENGHINDARI KERUSAKAN TERHADAP MUATAN B. Kerangka Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Moleong (2002:29), apabila seseorang mengadakan penelitian, secara sadar atau tidak dalam dirinya ada cara memandang hal atau peristiwa tertentu. Menurut Suryabrata (2003:11), penelitian adalah suatu proses atau rangkaian langkah-langkah yang digunakan secara terencana dan sistematis, guna mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Jenis metode penelitian yang digunakan oleh penulis di dalam menyampaikan masalah adalah analisis kualitatif, untuk menggambarkan dan menguraikan objek yang diteliti. Dari uraian diatas, dapat diketahui peran penting metodologi penelitian untuk memberikan keterangan tentang apa dan bagaimana penelitian dilakukan bagi seorang peneliti. Dengan dasar seperti itu penulis akan memaparkan pengalaman dan ilmu yang diperoleh selama di kapal pada saat praktek laut dalam karya ilmiah penelitian ini.
B. Lokasi Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di atas kapal MT. Chem Sinyoo ketika penulis melaksanakan Praktek laut (Prala) ± 12 bulan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan ketika penulis melaksanakan Praktek laut (Prala) di atas kapal MT. Chem Sinyoo ± selama 12 bulan.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang diperlukan dan dipergunakan dalam penyusunan karya ilmiah penelitian ini merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dan informasi yang diperoleh
16
17
penulis melalui buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun data yang diperoleh sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya, melalui narasumber yang tepat dan yang dijadikan responden dalam penelitian penulis. Yaitu hasil observasi langsung terhadap pentingnya penerapan tugas jaga pelabuhan pada saat kapal melakukan proses bongkar muat guna menghindari kerusakan terhadap muatan. Dalam melengkapi pengamatan juga dilakukan wawancara-wawancara dengan Mualim 1, Mualim 2, Mualim 3, Bosun, AB dan kadet dek.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam observasi serta informasi lain yang didapat.
D. Pemilihan Informan
Pemilihan informan sangat erat kaitannya dengan pengumpulan informasi dan pengumpulan data. Pengumpulan informasi dan data merupakan langkah yang penting dalam suatu penelitian yang akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian kesimpulan. Oleh karena itu, pemilihan informan dan alat pengumpulan data yang tepat dapat membantu pencapaian hasil atau pemecahan masalah yang tepat dan benar. Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Data yang dikumpulkan akan digunakan sebagai analisis dan pengujian tentang kesimpulan yang dirumuskan. Kemudian data disusun secara sistematis, sesuai dengan
18
masalah yang akan dibahas yaitu mengenai pentingnya penerapan tugas jaga pelabuhan pada saat kapal melakukan proses bongkar muat.
Teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan. Dalam suatu penelitian, penggunaan teknik pengumpulan data dan materi pengumpulan data yang tepat dapat membantu mencapai hasil atau pemecahan masalah yang akurat. Adapun penggunaan teknik pengumpulan data yaitu :
1. Metode Observasi
Menurut Abdurrahmant (2005:104), observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan- pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Metode ini dilakukan melalui pengamatan langsung pada objek yaitu segala pekerjaan yang dilakukan di atas kapal, dalam hal ini adalah pentingnya penerapan tugas jaga pelabuhan pada saat kapal melakukan proses bongkar muat guna menghindari kerusakan terhadap muatan, kendala yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi kendala tersebut.
2. Metode Studi Perpustakaan
Bertujuan untuk menemukan sebuah data yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah yang selalu berpedoman pada buku. Tahap ini sangat penting karena merupakan dasar penyusunan kerangka teoritis yang sangat berguna dalam pemecahan masalah. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis dalam karya ilmiah penelitian ini. Buku yang dimaksud dalam hal ini adalah buku yang dijadikan referensi untuk penyusunan karya ilmiah penelitian.
19
3. Metode Wawancara
wawancara merupakan proses tanya jawab dua orang atau lebih yang bertujuan untuk saling bertukar informasi. Dalam metode wawancara, data- data yang diperoleh adalah bersumber dari seorang ahli ataupun yang berkompeten dalam suatu masalah ataupun pihak-pihak yang bersangkutan dengan materi yang disusun oleh penulis.
Metode wawancara juga termasuk pemilihan narasumber yang nantinya akan memberikan informasi terkait data yang diperlukan dalam penelitian.Adapun dalam penulisan penelitian ini, dilakukan wawancara dari beberapa narasumber yaitu :
a. Mualim 1 (Chief Officer) b. Mualim 2 (Second officer) c. Mualim 3 (Third officer) d. Bosun (Boatswain) e. AB (Able Body)
f. Kadet dek (Deck cadet)
E. Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah untuk dibaca dan dimengerti. Maka data akan diuraikan sedetail mungkin dengan uraian-uraian kualitatif. Artinya dari data yang diperoleh dilakukan pembahasan lagi secara mendalam dan selanjutnya data tersebut dianalisis serinci mungkin untuk mendapatkan sebuah kesimpulan.
Menurut Sarwono (2006:239), prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna. Dalam hal ini setelah seluruh data dari hasil penelitian diperoleh, dilaksanakan teknik analisa data.
Menurut Moleong (2006:288), dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan 3 macam metode analisa data :
20
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengkoordinasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasikan.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu dan mudah untuk dapat dipahami yang memberikan kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan kemungkinan adanya pengambilan suatu tindakan.
3. Menarik Simpulan atau Verifikasi
Menarik simpulan merupakan kemampuan seorang peneliti dalam menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama penelitian berlangsung.
Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, dimana data-data yang diperoleh selama penelitian berlangsung disusun secara sistematis dan teratur, alasannya supaya dalam penelitian ini diperoleh pemahaman yang akurat tentang masalah yang sedang diteliti agar dapat menjelaskan suatu kebenaran dan mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, M. (2013). Manajemen Risiko . (Disertai, yang tidak dipublikasikan). Diktat Kuliah Jurusan Teknik Perkapalan ITATS, Surabaya.
Hidayat, NA. (2016). Identifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Kegiatan Bongkar Muat. (Disertai, yang tidak dipublikasikan).Surabaya: Institut Tekhnologi Sepuluh November.
http://www.repository.pip-semarang.ac.id237113.BAB%20II%20revisi.pdf. Diakses pada tanggal 14 maret 2019.
https://www.academia.edu8731133Dinas_Jaga_Kapal. Diakses pada tanggal 13 maret 2019.
ISGOTT EDITION 5. Chapter 11 shipboard operations.
Moelong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Politeknik Pelayaran Surabaya. (2017). Penanganan dan Pengatturan Muatan.
Surabaya.
Politeknik Pelayaran Surabaya.(2017). P2TL Dan Dinas Jaga. Surabaya.
Politeknik Pelayaran Surabaya.(2017).Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan.
Surabaya.
Sugiyono. (2007). metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development.Bandung: Alfabeta.
STCW Convention and STCW Code. (2011). STCW Including 2010 Manila Amendments. London: IMO.
39