Received Juli 13, 2023; Revised Agustus 18, 2023; Accepted September 08, 2023
*Deni Fisnowita, [email protected]
Penetapan Kadar Kalsium Pada Daun Kelor ( Moringa Oleifera L ) Metoda Permanganometri
Deni Fisnowita
Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi Jl. Padat Karya Campago Guguk Bulek Bukittinggi
Korespondensi penulis : [email protected]
Abstract. Moringa plant (Moringa Oleifera L) has many benefits for humans. All parts of this plant can be used. In the city of Padang, moringa plants thrive, but their use is limited and information on the content of moringa is still limited, so research is needed. The research objective was to determine calcium levels in Moringa leaves (Moringa Oleifera L). The method used to determine calcium levels is the Permanganometric method. Sampling was taken from the city of Padang. The results showed that the calcium levels in the leaves of Moringa (Moringa Oleifera L) permanganometrically obtained 0.3978%w/b.
Keywords: Calcium, Moringa Leaves, Permanganometry.
Abstrak. Tanaman kelor ( Moringa Oleifera L ) mempunyai banyak manfaat bagi manusia.
Seluruh bagian dari tanaman ini bisa dimanfaatkan. Di kota Padang tanaman kelor tumbuh dengan subur, tapi pemanfaatannya terbatas dan informasi kandungan kelor masih terbatas, sehingga perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian untuk mengetahui kadar kalsium pada daun kelor ( Moringa Oleifera L ). Metode yang digunakan untuk menentukan kadar kalsium adalah metode Permanganometri. Pengambilan sampel diambil dari kota Padang. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar kalsium pada daun kelor ( Moringa Oleifera L ) secara permanganometri diperoleh sebesar 0,3978%b/b.
Kata kunci: Kalsium, Daun Kelor, Permanganometri.
LATAR BELAKANG
Tubuh kita mengandung lebih banyak kalsium dari pada mineral lain, diperkirakan kalsium berjumlah 2% berat badan orang dewasa berkisar 1- 1,4 kg (Wardyaningrum, 2011).
Adapun kegunaan kalsium adalah mencegah osteoporosis, pembekuan darah dan membangun tulang dan gigi lebih kuat (Gendrowati, 2014).Kalsium merupakan salah satu nutrien yang dibutuhkan untuk berbagai fungsi tubuh, kekurangan kalsium dalam tubuh menyebabkan pertumbuhan tulang kurang kuat dan rapuh (Power, M.L, Heaney, 1999).
Sumber kalsium dapat ditemukan pada hewan dan tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang diketahui mengandung kalsium adalah daun kelor ( Moringa Oleifera ). Kelor dikenal diseluruh dunia sebagai tanaman bergizi dan WHO telah memperkenalkan kelor sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi ( malnutrisi ) (Broin, 2010).
Penetapan Kadar Kalsium Pada Daun Kelor ( Moringa Oleifera L ) Metoda Permanganometri
8 Jurnal Pharma Saintika - VOLUME 7, NO. 1, OKTOBER 2023
Menurut Krisnadi, 2015 kadar kalsium pada daun kelor sebesar 440 mg/ 100 gram menggunakan metode AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry ) (Krisnadi, 2015).
Menurut standart FAO atau WHO, jumlah itu memenuhi kebutuhan gizi harian bagi anak-anak sebesar 42% protein, 125% kalsium, 61% magnesium, 41% potassium, 71% zat besi, 310%
vitamin A dan 22% kebutuhan vitamin C harian. Serta kebutuhan ibu hamil sebesar 21%
protein, 84% kalsium, 54% magnesium, 22% potassium, 94% zat besi, 162% vitamin A dan 99% kebutuhan vitamin C harian.
Penelitian lain menunjukan bahwa daun kelor memiliki kandungan vitamin C setara dengan vitamin C 7 jeruk, vitamin A setara dengan vitamin A pada 4 wortel, kalsium setara dengan kalsium dalam 4 gelas susu dan protein setara dengan protein dalam 2 yoghurt (Aminah, S, dkk, 2015).
Penetapan kadar kalsium dapat dilakukan dengan metoda permanganometri secara langsung dan tidak langsung. Metoda yang umum dilakukan adalah titrasi secara langsung.
Selain itu, metoda tidak langsung juga memungkinkan untuk dilakukan karena reaksi yang terjadi juga sama dengan titrasi langsung, yaitu reaksi redoks yang terjadi pada permanganometri. Kalsium diendapkan terlebih dahulu sebagai kalsium oksalat llu endapannya dilarutkan dalam H2SO4 encer dan dititrasi dengan KMnO4.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang Penetapan Kadar Kalsium ( Ca ) pada daun kelor ( Moringa Oleifera ) Secara Permanganometri.
METODE PENELITIAN Alat
Timbangan analitik, timbangan digital, beaker glass, buret dan standar buret, erlemeyer, pipet tetes, pipet volume, corong , labu ukur, gelas ukur, batang pengaduk, bola hisap, sentrifus, tabung reaksi, kain flanel.
Bahan
Daun Kelor ( Moringa Oleifera ), KMnO4, H2C2O4, HCl, AgNO3, H2SO4, (NH4)2C2O4, (NH4)2CO3, aquadest.
Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Buuset J Denney RC, Jeffery G, 1994).Sampel yang digunakan adalah daun
kelor ( Moringa Oleifera ) yang diperoleh dari kota padang. Adapun teknik pengambilan sampel adalah Simple Random Sampling.
Pengolahan Sampel
Daun kelor dicuci bersih, di kering anginkan, dirajang halus aduk homogen. Ambil sampel 50 gram masukkan dalam beacker glass 1000 ml tambahkan HCl 3 N 10 ml, aduk homogen tambahkan aquadest kira- kira 3 cm diatas permukaan sampel, aduk homogen.
Panaskan hingga mendidih sambil diaduk, dinginkan kemudian saring dengan kain flanel. Bilas berkali- kali hingga bebas dari (NH4)2CO3, masukan dalam beacker glass 250 ml. Tambahkan aquadest hingga tanda batas.
Pembuatan Reagen A. Larutan KMnO4 0,1 N
Timbang 1,65 gram KMnO4 P masukkan ke dalam erlemeyer, larutkan dengan aquadest secukupnya hingga 500 ml, didihkan selama 15 menit, tutup, biarkan selama 2 hari, saring tuang enapkan.
B. Larutan H2C2O4 0,1 N
Larutkan 0,645 gram asam oksalat P, tambahkan aquadest hingga 100 ml.
C. HCl 3 N
Ambil sebanyak 10,93 ml asam klorida P tambahkan aquadest hingga 100 ml aduk homogen.
D. H2SO4 e ( 10% )
Encerkan 28 ml asam sulfat P, tambahkan aquadest hingga 250 ml aduk homogen.
E. ( NH4 ) 2C2O4 2,5 %
Larutkan 2,5 gram amonium oksalat P, tambahkan aquadest hingga 100 ml Teknik Pengumpulan Data
1. Pembakuan KMnO4 0,1 N dengan H2C2O4 0,1 N
Pipet 10 ml larutan H2C2O4 0,1 N, pindahkan ke dalam erlemeyer, tambahkan H2SO4 encer 10 ml, panaskan hingga suhu 70°C, kemudian titrasi dengan KMnO4 0,1 N hingga warna merah muda, lakukan tiga kali pengulangan catat volume KMnO4 terpakai.
Penetapan Kadar Kalsium Pada Daun Kelor ( Moringa Oleifera L ) Metoda Permanganometri
10 Jurnal Pharma Saintika - VOLUME 7, NO. 1, OKTOBER 2023
2. Penetapan kadar kalsium daun kelor
Pipet larutan uji sebanyak 25 ml, pindahkan ke erlemeyer, tambahkan 15 ml H2SO4
encer, panaskan hingga suhu 70°C kemudian titrasi dengan KMnO4 0,1 N yang sudah dibakukan hingga terbentuk warna merah muda yang tidak hilang dengan pengocokan.
Lakukan tiga kali pengulangan catat volume KMnO4 terpakai.
Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan pokok penelitian [18].
Pembakuan KMnO4
V.H2C2O4 X N.H2C2O4 = V.KMnO4 X N. KMnO4
Penetapankadar Kalsium
G = V.KMnO4 X N. KMnO4 XBE. H2C2O4 X BM. H2C2O4
Dimana :
G = Berat Zat Uji N = Normalitas Pentiter V = Volume Pentiter BE = Berat Ekuivalen BM = Berat molekul Zat Uji HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan daun kelor ( Moringa oleifera L )yang diperoleh dari kota padang. Metoda yang digunakan adalah secara permanganometri yaitu titrasi yang menggunakan kalium permanganat sebagai titran, serta juga berperan sebagai autoindikator saat titrasi sehingga tidak memerlukan indikator lainnya. Penetapan kadar kalsium dengan metoda permanganometri melibatkan reaksi reduksi oksidasi. Prinsipnya, kalsium diendapkan terlebih dahulu sebagai kalsium oksalat lalu endapannya dilarutkan dalam H2SO4 encer dan dititrasi dengan KMnO4 yang bertindak sebagai oksidator.
Pada pengolahan sampel daun kelor dicuci bersih bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Kemudian dikering anginkan untuk menghilangkan sisa air bekas cucian yang terdapat pada daun kelor. Setelah kering daun kelor direbus dengan aquadest lalu ditambahkan HCl 3N dan dipanaskan hingga mendidih, bertujuan untuk melarutkan Ca menjadi CaCl2.
Setelah itu saring dengan kain flanel lalu dilakukan uji kualitatif terhadap (NH4)2CO3
untuk memastikan Ca sudah tersari sempurna yang ditandai tidak ada endapan putih pada ampas sampel. Kemudian peras untuk mendapatkan larutan bening yang mengandung kalsium.
Ca+2 + 2 HCl CaCl2 + 2H+
Larutan bening yang diporeh ditambahkan (NH4)2C2O4 yang bertujuan untuk membentuk kompleks dengan kalsium sehingga menghasilkan endapan, yang reaksi kimianya
CaCl2 + (NH4)2C2O4 CaC2O4 + NH4Cl
Kemudian disentrifus diambil endapan lalu cuci berkali-kali dengan aquadest hingga tetesan terakhir negatif terhadap AgNO3 untuk mengetahui endapan sudah bebas Cl-. Ion Cl- yang bereaksi dengan AgNO3 akan membentuk endapan AgCl berwarna putih, sehingga bila air bilasan terakhir masih berwarna keruh, maka perlu dilakukan pembilasan ulang hingga air bilasan yang diuji dengan AgNO3 berwarna jernih (Khopar, 2003).
Endapan yang didapat dilarutkan dalam H2SO4 encer yang bertujuan agar endapan kalsium oksalat larut hingga terbentuk larutan asam oksalat, dengan reaksi kimianya :
CaC2O4 + H2SO4(encer ) CaSO4 + H2C2O4
Larutan standar yang digunakan adalah kalium permanganat yang merupakan larutan baku sekunder. Sebelum KMnO4 digunakan harus dibakukan dengan asam oksalat terlebih dahulu yang merupakan baku primer. Pembakuan dilakukan dalam asam sulfat encer, karena jika dalam suasana asam lemah atau dalam larutan netral dan basa maka akan membentuk endapan coklat MnO2 yang dapat mengganggu proses titrasi, kemudian dipanaskan hingga suhu 70 0C yang bertujuan untuk mempercepat reaksi reduksi oksidasi, yang reaksi kimianya :
Reduksi : MnO4- + 8 H+ + 5e Mn+2 + 4H2O (2)
Oksidasi : C2O4 2CO2 + 2e (5)
Redoks ; 5C2O4-2 + 2 MnO4- + 16 H+ 10 CO2 + 2 Mn+2 + 8 H2O Pada penetapan kadar kalsium daun kelor digunakan kalium permanganat sebagai pentiter. Dipipet larutan uji yang mengandung H2C2O4 lalu ditambah H2SO4 encer yang berfunsi untuk mengasamkan larutan sehingga mempermudah mengamati titik akhir.
Kemudian di panaskan hingga 70 0C untuk mempercepat reaksi redoks hingga terbentuk warna merah muda.
Penetapan Kadar Kalsium Pada Daun Kelor ( Moringa Oleifera L ) Metoda Permanganometri
12 Jurnal Pharma Saintika - VOLUME 7, NO. 1, OKTOBER 2023
5H2C2O4 + 2KMnO4 + 3H2SO4 2MnO4 + K2SO4 + 10CO2 + 8H2O Menurut Krisnadi ( 2015 ) kalsium yang dibutuhkan bagi tubuh per hari yaitu lebih dari 100 mg. Pada standart FAO atau WHO jumlah kalsium yang dibutuhkan bagi anak-anak yaitu 125% dan bagi ibu hamil sekitar 84%
Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian, kadar kalsium daun kelor dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel I - Literatur kadar kalsium daun kelor ( Moringa Oleifera L ) per 100 gram
No Metoda Kadar kalsium Literatur
1 Atomic Absorption
Spektrophotometry
440 mg Krisnadi, A Dudi, 2015.
Kelor Super Nutrisi edisi revisi Maret 2015 hal: 12- 147 [5].
2 Flame Fotometer 497,8 mg Jurnal Kreatif Online, vol. 8 No.I, 2020,ISSN 2354- 614X
3 Permanganometri 397,8 mg Penelitian ini
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kadar kalsium pada daun kelor secara permanganometri diperoleh sebesar 0,3978% b/b. Perbedaan kadar kalsium disebabkan oleh beberapa faktor seperti kandungan mineral tanah yang berbeda, pengaruh daerah tempat tumbuh dan kemampuan tumbuhan untuk tumbuh sangat bervariasi tergantung dari kandungan unsur hara yang terkandung di dalamnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian kadar kalsium dengan metoda permanganometri dapat disimpulkan kadar kalsium pada daun krlor ( Moringa Oleifera L ) sebesar 0,3978 % b/b.
Dari hasil peneliti ini, penelitian selanjutnya diharapkan meneliti kadar Asam Oksalat pada daun kelor secara Permanganometri.
DAFTAR REFERENSI
Aminah, S, dkk. (2015). Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringa Oleifera L ). Vol 5, No., 37.
Broin. (2010). Growing And Processing Moringa Leaves.France: Imprimerie Horizon.
Buuset J Denney RC, Jeffery G, H. M. J. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Anorganik Buku Kedokteran EGC.
Gendrowati, F. (2014). TOGA ( Tanaman Obat Keluarga ) padi.Jakarta Khopar, S. . (2003). Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press.Jakarta
Krisnadi, A. D. (2015). Kelor Super Nutrisi edisi revisi maret 2015.Jakarta
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.Jakarta
Oluduro, A. (2012). Evaluation of antimicrobial properties and nutritional potentials of Moringa Oleifera Lam. Malaysian Journal of Microbiology, 8, 59–67.
Power, M.L, Heaney, R. . (1999). The role of calcium in healt and desease. Arm J Obstet Gynecol. Arm J Obstet Gynecol.
Wardyaningrum, D. (2011). Tingkat Kognisi tentang Konsumsi Susu Pada Ibu Peternak Sapi Perah Lembang Jawa Barat. Vol 1, No., 22.