126 | Jurnal Tamwil Vol 9, No 2 (2023)
Jurnal Tamwil: Jurnal Ekonomi Islam
http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/tamwil/index
E- ISSN : 2775-8125 P- ISSN : 2476-9452
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS MENGGUNAKAN
ANALISIS BIAYA RELEVAN: STUDI KASUS PADA USAHA TANI MASWIR KABUPATEN AGAM
Yayu Enandra, Asniati Bahar
Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar
Korespondensi: Jl. Sudirman No.137 Kuburajo, Limakaum, Batusangkar, Sumataera Barat e-mail: ayuayraz@gmail.com, asniati@eb.unand.ac.id
Abstrak: Usaha Tani Maswir yang berlokasi di Jorong Padang Gelanggang Nagari Matua Mudiak Kecamatan Matur Kabupaten Agam ingin melakukan gebrakan untuk mengantisipasi kondisi harga bawang yang jatuh ketika panen raya jika dijual mentah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alternatif yang mana yang lebih menguntungkan bagi Usaha Tani Maswir untuk meningkatkan keuntungan dan meminimalisasi kerugian yaitu antara menyiapkan instore dryer untuk penyimpanan bawang merah atau pengolahan lebih lanjut menjadi bawang goreng dengan analisis biaya diferensial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis data kualitatif dan kuantitatif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis dilakukan dengan membandingkan selisih keuntungan antara alternatif-alternatif menyiapkan instore dryer untuk penyimpanan bawang merah atau pengolahan lebih lanjut menjadi bawang goreng. Dari penelitian yang dilakukan maka alternatif yang kedua lebih menguntungkan yaitu mengolah bawang merah menjadi bawang goreng.
Kata Kunci: Akuntansi Manajemen; Biaya Relevan; Instore Dryer.
PENDAHULUAN:
Setiap pelaku bisnis tentunya berekspektasi atas laba yang maksimal dari setiap aktivitas yang dilakukan begitu juga dengan usaha pertanian, sumber daya ekonomi yang dimiliki mesti diberdayakan dengan tepat dan terarah sehingga dapat memaksimalkan dalam perolehan laba. Bawang merah merupakan salah satu dari jenis tanaman hortikultura yang tidak bisa dipisahkan dari
kuliner masyarakat Indonesia dan juga merupakan komoditas sayuran yang mempunyai economic value yang tinggi (Amalia, 2022).
Hasil panen bawang merah mesti dijual segera agar tidak menjadi busuk, namun banyak petani yang hanya mampu menjual hasil panen mentah, sehingga apabila sedang musim panen raya, petani sering mengalami
Pengambilan Keputusan Taktis Menggunakan Analisis Biaya Relevan…
| 127kerugian disebabkan karena harga yang menjadi turun ketika persediaan bawang merah meningkat, sedangkan petani telah mengeluarkan biaya tanam dan obat-obatan seperti pada aktivitas penyemprotan yang mesti dilakukan dengan rutin dan continue hingga waktu dua bulan, karena jika tidak dilakukan demikian maka bawang merah tersebut akan terindikasi dimakan ulat. Hal ini menjadi dilema bagi petani saat musim panen raya karena jika dijual harga bawang menjadi sangat murah dan jika tidak dijual segera maka akan menjadi cepat rusak dan busuk.
Hal ini juga dirasakan usaha pertanian bawang merah yang dimiliki oleh Bapak Maswir yang berdiri sejak tahun 1990, Jorong Padang Gelanggang, Nagari Matua Mudiak, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam. Jorong Padang Gelanggang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yaitu 3.115 jiwa.
Secara geografis Nagari Matua Mudiak berada pada 0,3 LS dan 100,25 BT, ketinggian 1.050 MDPL dan memiliki latar belakang perbukitan dengan suhu berkisar antara 15,3 C – 24,5 C dan kelembaban udara 82,6% - 91,6%. Di atas hamparan lahan 2 Ha Bapak Maswir mengkhususkan untuk penanaman bawang merah di luar usaha pertanian yang lain seperti cabe dan kentang. Dengan kondisi wilayah tergolong cocok untuk bertani dan terbukti dengan mayoritas penduduk yang menjadikan profesi bertani sebagai sumber mata pencaharian masyarakat di daerah ini (Indriani, 2021)
Untuk meningkatkan laba dan meminimalisir kerugian dari kondisi bawang merah yang cepat busuk jika dijual mentah terlebih lagi dalam kondisi bawang sedang banyak di pasar karena panen raya yang memicu harga bawang menjadi murah, maka diperlukan adanya suatu inovasi sebagai arah pengembangan komoditas bawang merah ini.
Usaha Tani Maswir memutuskan untuk
melakukan upaya memaksimalkan keuntungan dengan mempertimbangakan 2 alternatif, yaitu:
1) Menyiapkan rumah bawang instore dryer untuk mempertahankan keawetan bawang merah. 2) Mengolah bawang merah menjadi bawang goreng (Wirjono, 2022).
Pada alternatif yang pertama, Usaha Tani Maswir mengeluarkan biaya tambahan untuk menyiapkan bangunan dengan ukuran 6 x 6 meter, tinggi bangunan 3 meter dengan atap dan dinding menggunakan fiber glass.
Penyimpanan dengan teknik instore dryer ini menggunakan tenaga matahari dan windblower untuk memutar udara, dengan teknologi ini bawang merah dapat dikeringkan dalam waktu 3 hari, dibanding dengan metode konvensional yang membutuhkan waktu sampai 10 hari apalagi jika dalam kondisi musim hujan.
Dengan metode ini diestimasikan bawang akan awet sampai 6 bulan dengan penyusutan hanya 4-5%, sedangkan pada metode konvensional bawang merah akan bertahan sampai 2,5 bulan dengan penyusutan sampai 20% (Maswir, Wawancara, 1 Juni 2023).
Untuk alternatif yang ke dua, Usaha Tani Maswir akan melakukan pengolahan terhadap bawang merah yang mereka panen menjadi bawang goreng, pada alternatif ini Usaha Tani Maswir akan mengeluarkan biaya tambahan berupa biaya tenaga kerja untuk melakukan pengupasan bawang dan penggorengan. Juga terdapat biaya bahan baku berupa minyak goreng, garam dan gas.
Kemudian juga muncul biaya untuk kemasan baru bawang goreng berupa plastik dan stoples. Bawang goreng yang dihasilkan akan bertahan lebih lama daripada bawang merah mentah, dengan kemasan kedap udara akan memiliki daya simpan 7 hingga 12 bulan.
Untuk mengambil keputusan yang terbaik terhadap pengimplementasian alternatif dalam memaksimalkan keuntungan dan meminimalisasi kerugian atas kondisi bawang
128 | Jurnal Tamwil Vol 9, No 2 (2023) merah yang cepat membusuk ketika hanya dijual mentah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan membantu Usaha Tani Maswir memilih alternatif yang lebih menguntungkan antara menyiapkan rumah bawang instore dryer untuk mempertahankan keawetan bawang merah dan mengolah bawang merah menjadi bawang goreng.
METODE:
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dan berfokus kepada fenomena yang ada pada Usaha Tani Maswir kemudian membandingkan perhitungan berdasarkan penerapan biaya relevan dalam mengambil keputusan antara dua alternatif.
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif dengan sumber data adalah Bapak Maswir sendiri. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara.
Proses analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Mengenali masalah dan mengidentifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atas masalah yang ada
2. Mengidentifikasi biaya
3. Menghitung tambahan pendapatan dan biaya menyiapkan rumah bawang instore dryer
4. Menghitung tambahan pendapatan dan biaya mengolah bawang merah menjadi bawang goreng
5. Membuat keputusan dengan memilih alternatif yang memberikan manfaat terbesar secara keseluruhan dengan membandingkan laba diferensial antara menyiapkan rumah bawang instore dryer untuk mempertahankan keawetan bawang merah dan mengolah bawang merah menjadi bawang goreng.
HASIL PENELITIAN:
1. Mengenali Masalah dan Mengidentifikasi Setiap Alternatif sebagai Solusi yang Layak atas Masalah yang ada
Usaha Tani Maswir ingin melakukan suatu gebrakan dalam usaha pertanian bawang merah karena mengantisipasi adanya kerugian karena kondisi bawang merah yang banyak di pasaran ketika panen raya dan membuat bawang merah cepat membusuk dan tidak tahan lama jika hanya dijual mentah dan hal ini diharapkan mampu untuk memaksimalisasi keuntungan bagi Usaha Tani Maswir.
Tabel 1
Rincian Produksi Bawang Merah Usaha Tani Maswir Periode Tanam April s.d Juni 2023
Lahan Total Panen Total Panen Sisa
Dijual di Pasar
Persentase (%)
1 Ha 31 Ton 10 Ton 32%
Sumber: Usaha Tani Maswir, 2023
Pada Tabel 1 terlihat bahwa dari 1 hektar lahan yang digunakan untuk penanaman bawang merah dihasilkan 31 ton bawang merah, dan terdapat 10 ton yang akan dicarikan solusi bagi Usaha Tani
Maswir agar tidak harus dijual murah ketika kondisi panen raya. Dalam upaya untuk memaksimalisasi keuntungan dan pencegahan kerugian dari kondisi bawang merah tersebut maka Usaha Tani Maswir
Pengambilan Keputusan Taktis Menggunakan Analisis Biaya Relevan…
| 129mempertimbangkan dua alternatif yaitu menyiapkan rumah bawang instore dryer untuk mempertahankan keawetan bawang merah dan alternatif kedua yaitu mengolah bawang merah menjadi bawang goreng.
2. Mengidentifikasi Biaya
Biaya-biaya yang dikeluarkan Usaha Tani Maswir untuk melakukan penanaman hingga panen bawang merah dibagi atas biaya variabel dan biaya tetap. Biaya
variabel diantaranya bibit bawang merah, biaya pupuk, biaya pestisida, biaya minyak goreng, biaya bahan bakar gas, biaya bahan penolong, biaya kemasan, biaya BBM bagian penjualan dan biaya tenaga kerja tidak tetap dengan total Rp 106.630.960,-.
Untuk biaya tetap diantaranya penyusutan alat, penyusutan bangunan dan biaya tenaga kerja dengan total Rp 35.488.267,-
Tabel 2 Identifikasi Biaya
No Keterangan
Jumlah Jumlah
(Rp/ Musim Tanam)
Relevansi
Relevan Tidak
Relevan 1. BIAYA VARIABEL
Bibit Bawang Merah 1,4 Ton 49.000.000 - V
Biaya Pupuk:
Pupuk Kandang 2 Ton 10.000.000 - V
Urea 360 Kg 2.308.320 - V
KCL 60 Kg 400.000 - V
ZA 360 Kg 800.000 - V
SP 36 300 Kg 700.000 - V
NPK 720 Kg 3.694.320 - V
Total Biaya Pupuk 20.210.960
Biaya Pestisida
Furadan 40 Kg 1.120.000 - V
Perekat 5 Liter 500.000 - V
Roundup 10 Liter 900.000 - V
Antracol 8 Kg 1.200.000 - V
Total Biaya Pestisida 3.720.000
Biaya Minyak Goreng 10.200.000 V (Alternatif 2) -
Biaya Bahan Bakar Gas 5.000.000 V (Alternatif 2) -
Biaya Bahan Penolong 3.000.000 V (Alternatif 2) -
Biaya Kemasan 2.500.000 V (Alternatif 2) -
Biaya BBM Bagian Penjualan 3.000.000 V (Alternatif 2) -
Biaya Tenaga Kerja Tidak Tetap 10.000.000 V (Alternatif 2) -
TOTAL BIAYA VARIABEL 106.630.960
2. BIAYA TETAP
Penyusutan Alat 4.788.267 - V
Penyusutan Bangunan 2.500.000 V (Alternatif 1) -
Biaya Tenaga Kerja 20.700.000 - V
TOTAL BIAYA TETAP 35.488.267
Sumber: Pengolahan Data, 2023
130 | Jurnal Tamwil Vol 9, No 2 (2023) Pada Tabel 2 terdapat identifikasi dari biaya yang terserap pada proses produksi bawang merah hingga biaya relevan yang muncul jika diasumsikan untuk diambil alternatif yang diajukan. Pada alternatif yang pertama muncul biaya relevan berupa biaya penyusutan sebesar Rp 2.500.000,-. Untuk menyiapkan rumah bawang instore dryer mengeluarkan biaya Rp 100.000.000,- bangunan yang sudah dilengkapi teknologi sistem pengeringan penyimpanan ini berukuran 6 x 6 meter dan tinggi 3 meter, bangunan ini terbuat dari fiber glass transparan dilengkapi roof ventilator untuk sirkulasi udara sehingga tidak lembab, dilengkapi rak pengering gantung dengan tungku pemanas dari sekam, kayu serta dua buah windblower penghisap berkecepatan 1.400 rpm jika curah hujan tinggi. Jika cuaca cerah maka akan terjadi efek rumah kaca dimana gelombang panjang sinar matahari diubah menjadi gelombang pendek setelah melewati fiber glass sehingga meningkatkan suhu instore dryer.
Instore dryer ini dapat menstabilkan harga bawang merah sehingga petani tidak harus terburu-buru menjual stok bawang merah karena dikhawatirkan bawang merah akan cepat membusuk jika hanya dijual mentah atau disimpan pada kondisi biasa saja. Metode ini dapat membuat bawang merah awet hingga 6 bulan dan proses
pengeringan jauh lebih cepat (hanya 3 hari) dibanding dijemur konvensional (bisa sampai 10 hari apalagi pada kondisi musim hujan). Dengan harga penyiapan rumah bawang yang mencapai Rp 100.000.000,- maka dihitung penyusutan dengan metode garis lurus dengan masa manfaat 10 tahun, maka didapatkan biaya penyusutan sebesar Rp 10.000.000,- per tahun, dengan kondisi Usaha Tani Maswir dapat melakukan penanaman dan panen 4 kali dalam setahun maka untuk dalam satu kali tanam dikenakan Rp 2.500.000,- biaya penyusutan.
3. Menghitung Tambahan Pendapatan dan Biaya Menyiapkan Rumah Bawang Instore Drying
Jika Usaha Tani Maswir mengambil alternatif menyiapkan rumah bawang instore dryer maka akan diperoleh pendapatan yang stabil tanpa harus terburu-buru menjual dan tidak terkena risiko dijual murah atau kondisi cepat membusuk, sehingga Usaha Tani Maswir dapat menjual 10 Ton bawang merah dengan sesuai harga pasar (bisa menyesuaikan jika ingin menjual saat harga naik) sambil menunggu dan disimpan di instore dryer. Untuk kebijakan ini pendapatan yang diperoleh Usaha Tani Maswir adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Tambahan Pendapatan dan Biaya jika Mengambil Alternatif Menyiapkan Rumah Bawang Instore Dryer Usaha Tani Maswir
Periode Tanam April s.d Juni 2023 Jumlah
(Kg)
Harga (Rupiah)
Biaya Penyusutan (Rupiah)
Total Diterima (Rupiah)
10.000 25.000 2.500.000 247.500.000
Sumber: Usaha Tani Maswir, 2023
Pada Tabel 3 terlihat bahwa 10 ton bawang dijual dengan harga normal dalam waktu sampai 6 bulan, maka Usaha Tani
Maswir akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 240.000.000,-. Jika dijual semua yang dipanen sebanyak 31 ton langsung ke
Pengambilan Keputusan Taktis Menggunakan Analisis Biaya Relevan…
| 131pasar maka dikhawatirkan akan kesulitan dalam memasarkannya, apalagi jika saat panen raya maka akan membuat harga bawang merah jatuh, jadi jika disimpan dulu pada penyimpanan yang kondusif maka hal ini tidak perlu dikhawatirkan lagi. Biaya yang dikenakan pada alternatif ini yang merupakan biaya relevan adalah biaya penyusutan sebesar Rp 2.500.000,-.
4. Menghitung Tambahan Pendapatan dan Biaya Mengolah Bawang Merah Menjadi Bawang Goreng
Jika pada alternatif pertama terdapat biaya relevan berupa biaya penyusutan Rp 10.000.000,-, maka pada alternatif kedua terdapat beberapa jenis biaya relevan yang melekat, yaitu seperti yang terlihat pada Tabel 4:
Tabel 4
Tambahan Biaya jika Mengambil Alternatif Mengolah Bawang Merah Menjadi Bawang Goreng Usaha Tani Maswir
Periode Tanam April s.d Juni 2023
Keterangan Tambahan Biaya
(Rupiah)
Biaya Minyak Goreng 10.200.000
Biaya Bahan Bakar Gas 5.000.000
Biaya Bahan Penolong 3.000.000
Biaya Kemasan 2.500.000
Biaya BBM Bagian Penjualan 3.000.000
Biaya Tenaga Kerja Tidak Tetap 10.000.000
Total 33.700.000
Sumber: Usaha Tani Maswir, 2023
Pada Tabel 4 terlihat adanya beberapa biaya tambahan jika Usaha Tani Maswir mengambil alternatif yang ke dua karena ketika memproses lebih lanjut bawang merah menjadi bawang goreng maka harus dibayarkan biaya minyak
goreng dan gas yang diperlukan dalam proses penggorengan didukung juga oleh biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak tetap dan juga biaya kemasan dan biaya BBM bagian penjualan.
Tabel 5
Tambahan Pendapatan jika Mengambil Alternatif Mengolah Bawang Merah Menjadi Bawang Goreng Usaha Tani Maswir
Periode Tanam April s.d Juni 2023 Jumlah
(Kg)
Harga (Rupiah)
Total Diterima (Rupiah)
3.300 95.000 313.500.000
Sumber: Usaha Tani Maswir, 2023 Pada Tabel 5 terlihat bahwa dalam proses penjualan bawang goreng Usaha Tani Maswir menjual dengan harga per kg
Rp 95.000,- juga menyediakan dalam bentuk kemasan 500 gram dan 250 gram.
Dalam 10 ton bawang merah akan
132 | Jurnal Tamwil Vol 9, No 2 (2023) dihasilkan 3,3 ton atau 3.300 kg bawang goreng, sehingga jumlah pendapatan yang diperoleh adalah sebesar Rp 313.500.000,-.
Penjualan bawang goreng juga dipandang dapat meningkatkan prestise dan profit serta membuat Usaha Tani Maswir lebih berkembang dan dikenal tidak hanya di dunia pertanian saja namun juga bertransformasi pada bisnis perniagaan.
Dengan adanya penjualan bawang goreng
yang tahan lama dan dikemas dengan baik maka diindikasikan dapat dijual tidak hanya dalam lingkup pasar terdekat saja namun juga bisa merambah ke luar daerah, juga bisa masuk ke swalayan dan dijual online, tidak hanya beredar di pasar konvensional saja.
5. Membuat Keputusan dengan Memilih Alternatif yang Memberikan Manfaat Terbesar secara Keseluruhan
Tabel 6
Perbandingan Laba Diferensial antara Menyiapkan Rumah Bawang Instore Dryer dan Mengolah Bawang Merah Menjadi Bawang Goreng
Keterangan
Alternatif-
Bawang Goreng Alternatif- Instore Dryer
Perbedaan Jumlah untuk dua
alternatif
Penjualan 313.500.000 250.000.000 63.500.000
Tambahan Biaya:
Biaya Minyak Goreng (10.200.000) - (10.200.000)
Biaya Bahan Bakar Gas (5.000.000) - (5.000.000)
Biaya Bahan Penolong (3.000.000) - (3.000.000)
Biaya Kemasan (2.500.000) - (2.500.000)
Biaya BBM Bagian Penjualan (3.000.000) - (3.000.000)
Biaya Tenaga Kerja Tidak Tetap
(10.000.000)
- (10.000.000)
Biaya Penyusutan Bangunan - (2.500.000) 2.500.000
Laba/Rugi 279.800.000 247.500.000 32.300.000
Sumber: Pengolahan Data, 2023
Tabel 6 menunjukkan bagaimana perbandingan laba diferensial antara alternatif menyiapkan rumah bawang instore dryer dan alternatif mengolah bawang merah menjadi bawang goreng. Usaha Tani Maswir akan memperoleh laba sebesar Rp 247.500.000,- jika mengambil alternatif yang pertama yaitu menyiapkan rumah bawang instore dryer dan Usaha Tani Maswir akan memperoleh laba sebesar Rp 279.800.000,- jika mengambil alternatif
yang kedua yaitu memproses lebih lanjut bawang merah menjadi bawang goreng.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa laba diferensial antara menyiapkan dan menyimpan rumah bawang instore dryer dengan mengolah bawang merah menjadi bawang goreng adalah sebesar Rp 32.300.000,-. Alternatif mengolah menjadi bawang goreng lebih menguntungkan dibanding menyiapkan rumah bawang instore dryer.
Pengambilan Keputusan Taktis Menggunakan Analisis Biaya Relevan…
| 133PEMBAHASAN
Dari deskripsi yang dikemukakan di atas maka dapat diketahui bahwa informasi yang didapatkan dari perhitungan biaya relevan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan terkait pengembangan usaha baik dengan alternatif instore dryer ataupun dengan melanjutkan proses produksi ke tahap selanjutnya.
Pada studi kasus yang dilakukan pada Usaha Tani Maswir didapatkan informasi dari hasil pengolahan data yaitu laba yang didapatkan jika dilakukan pengembangan dengan Instore Dryer maka didapatkan laba sebesar Rp 247.500.000,- dan bila dilanjutkan proses produksi menjadi bawang goreng didapatkan laba sebesar Rp 279.800.000,-.
Pada deskripsi penghitungan yang dijabarkan terlihat bahwa dalam proses penjualan bawang goreng Usaha Tani Maswir menjual dengan harga per kg Rp 95.000,- juga menyediakan dalam bentuk kemasan 500 gram dan 250 gram. Dalam 10 ton bawang merah akan dihasilkan 3,3 ton atau 3.300 kg bawang goreng, sehingga jumlah pendapatan yang diperoleh adalah sebesar Rp 313.500.000,-.
Penjualan bawang goreng juga dipandang dapat meningkatkan prestise dan profit serta membuat Usaha Tani Maswir lebih berkembang dan dikenal tidak hanya di dunia pertanian saja namun juga bertransformasi pada bisnis perniagaan. Dengan adanya penjualan bawang goreng yang tahan lama dan dikemas dengan baik maka diindikasikan dapat dijual tidak hanya dalam lingkup pasar terdekat saja namun juga bisa merambah ke luar daerah, juga bisa masuk ke swalayan dan dijual online, tidak hanya beredar di pasar konvensional saja.
Jika Usaha Tani Maswir mengambil alternatif menyiapkan rumah bawang instore dryer maka akan diperoleh pendapatan yang stabil tanpa harus terburu-buru menjual dan tidak terkena risiko dijual murah atau kondisi
cepat membusuk, sehingga Usaha Tani Maswir dapat menjual 10 Ton bawang merah dengan sesuai harga pasar (bisa menyesuaikan jika ingin menjual saat harga naik) sambil menunggu dan disimpan di instore dryer. Untuk kebijakan ini pendapatan yang diperoleh Usaha Tani Maswir adalah sebesar Rp 240.000.000,-.
Jika dijual semua yang dipanen sebanyak 31 ton langsung ke pasar maka dikhawatirkan akan kesulitan dalam memasarkannya, apalagi jika saat panen raya maka akan membuat harga bawang merah jatuh, jadi jika disimpan dulu pada penyimpanan yang kondusif maka hal ini tidak perlu dikhawatirkan lagi. Biaya yang dikenakan pada alternatif ini yang merupakan biaya relevan adalah biaya penyusutan sebesar Rp 2.500.000,-.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam rangka implementasi strategi maksimalisasi keuntungan dan meminimalkan kerugian, Usaha Tani Maswir sebaiknya memilih alternatif mengolah bawang merah menjadi bawang goreng daripada menyiapkan rumah bawang instore dryer.
Disarankan kepada Usaha Tani Maswir dalam menjalankan keputusan tersebut untuk memperhatikan hal-hal berikut, antara lain:
1. Jika Usaha Tani Maswir serius dalam usaha bawang goreng sehingga diusahakan mampu berproduksi lebih banyak lagi maha diasumsikan tetap harus memiliki penyimpanan stok bawang merah yang mumpuni, maka Usaha Tani Maswir dapat combine dua alternatif ini, namun sebelum melakukan hal tersebut Usaha Tani Maswir harus melakukan cek pasar terlebih dahulu untuk melihat respon pasar terhadap produk bawang goreng yang diproduksi oleh Usaha Tani Maswir.
134 | Jurnal Tamwil Vol 9, No 2 (2023) 2. Usaha Tani Maswir dapat memperluas
jangkauan pemasaran bawang goreng melalui penjualan online dan memasukkan juga produk bawang gorengnya ke swalayan dengan didukung kemasan yang baik dan layak agar membuat konsumen tertarik untuk mengkonsumsinya. Digital marketing
dipandang memiliki keunggulan seperti efisiensi biaya, interaktivitas, audiens yang tidak terbatas, kaya konten dan mampu membuat penawaran serta program yang dapat di adjust sesuai dengan prilaku konsumen (Bahari et al., 2022).
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, R. (2022). Analisis Pendapatan Usaha Tani Bawang Merah Lokal Palu di Desa Olobaju Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Jurnal Pembangunan
Agribisnis, 1(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.2248 7/jpa.v1i1.1277
Anggriawan, D., & Setiawan, T. (2018).
Analisis Pendapatan dan Biaya Relevan pada Peralihan Bisnis Offline Toonline.
National Conference of Creative Industry:
Sustainable Tourism Industry for Economic Development.
Bahari, A., Rahmi, D. Y., Rahmadoni, J., &
Anwar, K. (2022). Pengembangan Metode Pemasaran Melalui DIgital Marketing bagi Produk UMKM di Nagari Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam. Jurnal Hilirisasi
IPTEKS, 5(1).
http://hilirisasi.lppm.unand.ac.id/
Bilqis, A. (2021). Peran Sejarah dan Arah Akuntansi Manajemen (1st ed.). Bina Grahita Mandiri.
Dewi, R., & Bahari, A. (2022). Analisis Perbandingan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing dan Variable Costing dalam Penetapan Harga Jual pada Dian Konveksi. Jurnal Tamwil:
Jurnal Ekonomi Islam, 8(2).
http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs /index.php/tamwil/index
Indriani, A. (2021). Fenomena Hidup Melajang Studi Kasus di Jorong Padang Gelanggang Nagari Matua Mudiak Kecamatan Matur.
IAIN Bukittinggi.
Mowen, M. M., Hansen, D. R., & Heitger, D.
L. (2018). Managerial Accounting The Cornerstone of Business Decision Making (7th ed.). Nelson Education.
Nursanty, I. A., Jusmarni, Minarni, Fauzi, A.
K., Maqsudi, A., Anwar, Rachmawati, T., Maria, & Febrianty. (2022). Akuntansi Manajemen (M. Ahmad Bairizki, SE. (ed.);
1st ed.). Seval Literindo Kreasi.
Sa’adah, L. (2017). Penerapan Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan Membuat Sendiri atau Membeli dari Luar. Margin Eco, 2, 1–20.
Sallao, R. O., & Nugroho, P. I. (2019). Analisa Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Membeli atau Memproduksi Sendiri pada RM INO. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 9(2).
file:///C:/Users/acer/Downloads/anant a,+106-113.pdf
Wirjono, E. R. (2022). Ketepatan Pengambilan Keputusan dalam Penerapan Strategi Bertahan: Studi Kasus pada UMKM Melati Phia dan Bakery Kabupaten Aimas Sorong Papua Barat. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 21(2).