Etika Organisasi
A. Pengertian Etika, Organisasi, dan Etika Organisasi Menurut Para Ahli 1. Etika
Etika merupakan cabang filsafat yang membahas tentang moralitas dan prinsip-prinsip yang mengatur perilaku manusia. Menurut Bertens (2011), etika adalah refleksi rasional terhadap nilai dan norma yang ada dalam masyarakat yang digunakan untuk menentukan tindakan baik dan buruk. Etika ini bersifat universal karena norma-norma yang ada dapat diterapkan dalam berbagai situasi kehidupan. Magnis-Suseno (1991) mengartikan etika sebagai usaha manusia untuk menggunakan akal budi dalam menilai perbuatan berdasarkan moralitas.
Hal ini penting agar tindakan yang dilakukan tidak hanya berdasarkan aturan, tetapi juga sesuai dengan nilai kebaikan yang ada di masyarakat. Selain itu, Sumaryono (1995) berpendapat bahwa etika adalah filsafat praktis yang bertujuan agar manusia dapat bertindak sesuai dengan norma kebaikan yang berlaku, menjaga keharmonisan antara individu dengan masyarakat.
Etika dalam kehidupan sehari-hari menjadi dasar dari tindakan moral yang baik, tidak hanya di tingkat individu, tetapi juga dalam konteks kelompok dan organisasi.
2. Organisasi
Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama dalam sebuah struktur untuk mencapai tujuan tertentu. Robbins dan Coulter (2012) mendefinisikan organisasi sebagai suatu kesatuan sosial yang secara sadar dikoordinasikan, memiliki batasan yang jelas, dan berfungsi untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi mencakup berbagai aktivitas yang diatur agar seluruh anggota bisa bekerja bersama-sama secara terstruktur. Schein (2010) menambahkan bahwa organisasi adalah sistem sosial yang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu melalui kerja sama yang terstruktur. Selain itu, Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) mendefinisikan organisasi sebagai suatu pola hubungan yang dikelola dalam sebuah sistem yang bertujuan mencapai tujuan bersama. Organisasi memiliki peran penting dalam menyatukan berbagai individu dengan latar belakang berbeda dalam suatu tujuan yang sama. Dalam hal ini, manajemen organisasi harus mampu menciptakan struktur yang jelas agar setiap anggota dapat menjalankan perannya dengan baik.
3. Etika Organisasi
Etika organisasi mengacu pada prinsip, norma, dan standar perilaku yang mengatur tindakan individu dan kelompok dalam organisasi. Menurut Treviño dan Nelson (2011), etika
organisasi adalah seperangkat nilai moral yang mendasari perilaku individu dan kelompok dalam organisasi. Etika organisasi tidak hanya berfokus pada perilaku individu, tetapi juga mencakup kebijakan, prosedur, dan keputusan-keputusan yang diambil oleh organisasi dalam menjalankan aktivitasnya. Sims (1992) menekankan bahwa etika organisasi mencerminkan nilai-nilai kolektif yang membentuk kebijakan, prosedur, dan keputusan dalam organisasi.
Sementara itu, Velasquez (2002) menyatakan bahwa etika organisasi adalah penerapan standar moral dalam berbagai praktik organisasi, mulai dari pengambilan keputusan, pengelolaan keuangan, hingga pengelolaan sumber daya manusia. Etika organisasi sangat penting karena dapat mempengaruhi budaya organisasi dan menentukan kualitas hubungan antar anggota, serta membentuk citra organisasi di mata masyarakat.
B. Kaitannya dengan Pelaksanaan dalam Organisasi Mahasiswa
Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang terdiri dari mahasiswa yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, baik dalam konteks pengembangan diri, kegiatan akademik, maupun kegiatan sosial. Dalam menjalankan fungsinya, organisasi mahasiswa tidak hanya perlu memiliki struktur yang jelas, tetapi juga harus menerapkan etika dan norma yang baik untuk menjaga integritas organisasi dan anggotanya.
1. Penerapan Etika dalam Organisasi Mahasiswa
Etika dalam organisasi mahasiswa sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan harmonis antar anggota. Etika ini mencakup sikap saling menghormati, kejujuran dalam berkomunikasi, serta transparansi dalam pengambilan keputusan. Misalnya, dalam memilih ketua organisasi, etika mengatur bagaimana proses pemilihan dilakukan dengan adil dan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Etika juga mencakup bagaimana anggota berinteraksi satu sama lain dengan sikap saling menghargai, tidak memaksakan pendapat, serta menghindari diskriminasi dan pelecehan. Dalam organisasi mahasiswa, penerapan etika ini membantu menjaga suasana kerja sama yang baik, di mana setiap anggota merasa dihargai dan didengarkan.
2. Struktur Organisasi Mahasiswa
Sebagai organisasi, organisasi mahasiswa harus memiliki struktur yang jelas agar setiap anggotanya tahu peran dan tanggung jawabnya. Robbins dan Coulter (2012) menjelaskan bahwa struktur organisasi harus dirancang sedemikian rupa agar koordinasi antar anggota bisa berjalan efektif. Struktur yang jelas juga memudahkan dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan program kerja. Misalnya, dalam organisasi mahasiswa, terdapat pembagian tugas yang jelas antara ketua, sekretaris, bendahara, dan divisi-divisi tertentu yang bertanggung jawab atas kegiatan tertentu. Pembagian ini membantu organisasi dalam mencapai tujuan bersama secara lebih efisien. Di samping itu, struktur organisasi yang jelas juga mendukung transparansi dalam pengelolaan keuangan dan sumber daya lainnya.
3. Penerapan Etika Organisasi dalam Organisasi Mahasiswa
Etika organisasi dalam konteks organisasi mahasiswa mengarah pada penerapan nilai- nilai moral dalam setiap keputusan yang diambil oleh pengurus organisasi. Hal ini bisa mencakup aspek-aspek seperti transparansi dalam pengelolaan dana organisasi, kejujuran dalam pelaporan kegiatan, serta penghargaan terhadap keberagaman dan pendapat anggota.
Sebagai contoh, dalam pengelolaan keuangan organisasi mahasiswa, penting untuk menerapkan prinsip transparansi agar semua anggota dapat mengetahui penggunaan dana organisasi. Dalam hal ini, pengurus harus bertanggung jawab dan memastikan bahwa dana yang ada digunakan untuk kepentingan bersama. Selain itu, dalam pengambilan keputusan seperti penentuan program kerja, etika organisasi mengharuskan pengurus untuk mempertimbangkan semua pendapat anggota dan memilih keputusan yang paling menguntungkan untuk organisasi secara keseluruhan.
Etika organisasi juga berperan dalam membentuk budaya organisasi yang positif.
Dengan adanya etika yang diterapkan dalam setiap aspek operasional organisasi, anggota organisasi mahasiswa belajar untuk bertindak secara profesional, menjunjung tinggi integritas, serta bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan peran mereka. Hal ini akan membentuk karakter individu yang tidak hanya berkompeten dalam bidang akademik, tetapi juga berintegritas dalam kehidupan sosial.
4. Contoh Penerapan Etika Organisasi dalam Organisasi Mahasiswa
Misalnya, dalam suatu organisasi mahasiswa, pengurus memilih untuk menyelenggarakan kegiatan sosial di luar kampus dengan tujuan membantu masyarakat sekitar.
Pengambilan keputusan tersebut sebaiknya melibatkan diskusi terbuka antara pengurus dan anggota untuk memastikan bahwa program tersebut memang bermanfaat bagi masyarakat dan sesuai dengan tujuan organisasi. Selain itu, transparansi mengenai penggunaan dana untuk kegiatan ini juga harus dijaga agar tidak menimbulkan konflik atau ketidakpercayaan antar anggota.
C. Kesimpulan
Secara keseluruhan, etika, organisasi, dan etika organisasi memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan pelaksanaan suatu organisasi, termasuk dalam organisasi mahasiswa. Etika membantu membentuk perilaku moral individu dan kelompok, sedangkan organisasi menyediakan wadah bagi anggota untuk bekerja bersama mencapai tujuan bersama.
Etika organisasi memberikan landasan moral yang penting dalam pengambilan keputusan dan tindakan organisasi. Penerapan etika dalam organisasi mahasiswa akan memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan tidak hanya efektif, tetapi juga berlandaskan pada prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan tanggung jawab. Hal ini pada akhirnya akan menciptakan lingkungan organisasi yang sehat dan harmonis, di mana setiap anggota dapat berkembang dan memberikan kontribusi terbaik mereka.
Daftar Pustaka
Bertens, K. (2011). Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Magnis-Suseno, F. (1991). Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta: Kanisius.
Sumaryono, E. (1995). Etika Profesi. Yogyakarta: Kanisius.
Robbins, S. P., & Coulter, M. (2012). Management (11th ed.). Boston: Pearson.
Schein, E. H. (2010). Organizational Culture and Leadership (4th ed.). San Francisco:
Jossey-Bass.
Stoner, J. A. F., Freeman, R. E., & Gilbert, D. R. (1995). Management (6th ed.). New Jersey:
Prentice Hall.
Treviño, L. K., & Nelson, K. A. (2011). Managing Business Ethics: Straight Talk About How to Do It Right (5th ed.). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
Sims, R. R. (1992). The Challenge of Ethical Behavior in Organizations. Journal of Business Ethics, 11(7), 505–513.
Velasquez, M. G. (2002). Business Ethics: Concepts and Cases (5th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.