• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengantar perpajakan : sengketa pajak

N/A
N/A
Ivana Chndr51

Academic year: 2024

Membagikan "pengantar perpajakan : sengketa pajak"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Perpajakan Dosen pengampu :

Arie Rachma Putri, SE., M.Si.

DISUSUN OLEH :

Fossetta Ivana Chandra (202308008)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada kami sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berjudul

“PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Arie Rachma Putri, SE., M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pengantar Perpajakan dan untuk menambah wawasan, khususnya bagi mahasiswa D3 Akuntansi Universitas Muhamamdiyah Klaten mengenai Penyelesaian Sengketa Pajak.

Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Ibu Arie Rachma Putri, SE., M.Si. yang telah memberikan pengajaran, serta kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai evaluasi pembuatan makalah selanjutnya.

Klaten, 11 Mei 2024

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB 1...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan...2

BAB II...3

PEMBAHASAN...3

2.1 Definisi Sengketa Pajak...3

2.2 Penyebab Sengketa Pajak...3

2.3 Upaya Penyelesaian Sengketa Pajak...4

BAB III...7

PENUTUP...7

3.1 Kesimpulan...7

3.2 Saran...7

DAFTAR PUSTAKA...8

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang kemudian menjadi sumber dana negara dan menambah persediaan kas negara.

Dalam pelaksanaan pemungutan pajak seringkali menimbulkan ketidakpuasan bagi Wajib Pajak berkaitan dengan jumlah yang terutang.

Berbagai upaya pun tak luput dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak negara dari sektor pajak.

Upaya tersebut antara lain melakukan reformasi perpajakan dengan lima pilar, yakni penyederhanaan organisasi, penyediaan sumber daya manusia yang berintegeritas, teknologi informasi berbasis data, penyederhanaan proses bisnis, dan kepastian hukum melalui penyederhanaan peraturan perpajakan.

Reformasi perpajakan melalui sistem informasi sendiri sudah dilakukan secara bertahap sejak 2017 dengan penggunaan teknologi untuk pembayaran dan pelaporan pajak secara elektronik. Direktorat Jendral Pajak (DJP) terus mengembangkan transformasi digital perpajakan Indonesia melalui impelentasi Core Tax Administration System (CTAS) sebagai pembaharuan dari sistem pajak sebelumnya (PSIAP) dengan harapan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak serta memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak untuk melakukan pengelolaan administrasi perpajakannya.

CTAS ini mengubah proses pelayanan perpajakan hingga pemeriksanaan, pengawasan dan manajemen data maupun penegakan hukum di bidang perpajakan menjadi serba digital dan terintegerasi.

(5)

Salah satu fitur penting di CTAS adalah Otomatisasi Proses yang bisa secara otomatis menghitung jumlah pajak yang harus dibayar, mengirimkan pemberitahuan dan mengelola proses penagihan. Fitur ini diharapkan bisa mengoptimalkan target perpajakan dan meningkatkan patuh pajak bagi Wajib Pajak, karena sering terjadi perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan petugas pajak mengenai penetapan pajak terutang yang diterbitkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi sengketa pajak?

2. Apa penyebab terjadinya sengketa pajak?

3. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan sengketa pajak?

1.3 Tujuan

1. Untuk memahami pengertian sengketa pajak dan faktor yang menyebabkan adanya sengketa pajak.

2. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penyelesaian dan bagaimana strategi solusi yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan sengketa pajak.

3. Untuk mengetahui tantangan penyelesaian sengketa pajak.

4. Untuk mengetahui faktor ekstern dan intern penyebab adanya sengketa pajak.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sengketa Pajak

Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (UU Pengadilan Pajak), sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan banding atau gugatan kepada pengadilan pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

Dengan kata lain, sengketa pajak terjadi karena adanya ketidaksamaan persepsi atau pendapat antara Wajib Pajak dengan petugas pajak mengenai penetapan pajak terutang yang diterbitkan atau adanya tindakan penagihan yang dilakukan oleh Direktur Jendral Pajak.

(PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK, n.d.)

2.2 Penyebab Sengketa Pajak

Sengketa pajak umumnya disebabkan karena adanya kebijakan perpajakan yang dikeluarkan oleh Direktur Jendral Pajak (DJP) berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang. Namun, Wajib Pajak merasa tidak puas atas kebijakan tersebut, sehingga mengajukan upaya hukum yang diperbolehkan sesuai dengan Undang- Undang No. 14 Tahun 2022 tentang Pengadilan Pajak.

Pada umumnya, sengketa pajak terjadi saat pelaksanaan pemungutan pajak tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang selanjutnya akan memicu perbedaan perhitungan pajak atau perbedaan interprestasi aturan antara otoritas pajak dan Wajib Pajak.

(7)

Perbedaan pemahaman suatu peraturan tersebut umumnya terjadi saat terdapat peraturan yang belum pasti dan terdapat dalam grey area atau aturan yang multitafsir. Apabila masih dalam kondisi tersebut dan tidak terdapat pedoman peraturan yang jelas, otoritas pajak kerap melakukan diskresi untuk menentukan tindakan hukum atas suatu kasus pajak yang dihadapi.

Diskresi dapat memberikan kepastian hukum untuk kasus yang dihadapi pada saat itu, tetapi di sisi lain diskresi juga dapat menyebabkan perbedaan perlakuan hukum bagi Wajib Pajak. Situasi yang sering terjadi saat peraturan bersifat multitafsir ialah Wajib Pajak dan otoritas pajak memiliki posisi yang berbeda dalam penerapan ketentuan dan kedua belah pihak akan tetap mempertahankan pendapat masing-masing.

Saat kondisi tersebut berlanjut dan tidak ditermukan kesepakatan serta pemahaman yang sama, maka permasalahan tersebut akan diselesaikan melalui Pengadilan Pajak.

2.3 Upaya Penyelesaian Sengketa Pajak 1. Penyelesaian Secara Administratif

Upaya hukum perpajakan melalui penyelesaian secara administratif ini berupa pengajuan surat keberatan.

Surat keberatan adalah surat yang diajukan oleh Wajib Pajak kepada pejabat yang berwenang (DJP) mengenai keberatan terhadap suatu surat ketetapan pajak, mengenai pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga.

Pengajuan upaya keberatan wajib berpatokan pada jenis pajak yang dipersengketakan. Apabila pajak yang disengketakan merupakan pajak penghasilan, maka upaya hukum keberatan harus diajukan kepada kepala kantor wilayah atau kepala kantor pelayanan pajak.

Berbeda apabila jenis pajak yang disengketakan merupakan pajak daerah, maka upaya hukum keberatan diajukan kepada kepala daerah.

(8)

Dalam UU ketentuan umum dan tata cara perpajakan diatur dalam Pasal 25 ayat (1) yang menyatakan :

“Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jendral Pajak.”

2. Penyelesaian Secara Hukum

- Upaya Hukum Banding

Dalam Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa :

“Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan banding, berdasarkan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku.”

Syarat pengajuan upaya banding yang harus dipenuhi :

 Banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak.

 Banding diajukan dalam jangka waktu tiga bulan sejak tanggal diterima keputusan yang disbanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

 Jangka waktu sebagaimana dimaksud diatas tidak mengikat apabila jangka waktu yang dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan pemohon banding.

(Azhar Anshori, 2015)

- Upaya Hukum Gugatan

Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan Wajib Pajak kepada pengadilan pajak terhadap pelaksanaan penagihan pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan gugatan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Upaya hukum gugatan oleh Wajib Pajak dalam sengketa perpajakan diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002.

(9)

Wajib Pajak dapat mengajukan gugatan yang ditujukan kepada Pengadilan Pajak dengan ketentuan :

 Gugatan diajukan secara tertulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia

 Jangka waktu untuk mengajukan gugatan hanya 14 hari, kecuali ada alasa force majeur.

- Upaya Hukum Peninjauan Kembali

Peninjauan kembali adalah upaya luar biasa kepada Mahkamah Agung untuk memeriksa dan memutus kembali putusan pengadilan pajak.

Pasal 91 Undang-Undang Pengadilan Pajak mengatur ketentuan alasan :

 Apabila putusan pengadilan pajak didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti- bukti yang kemudian oleh Hakim Pidana dinyatakan palsu.

 Apabila terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan, yang apabila diketahui pada tahap persidangan di Pengadilan Pajak akan menghasilkan putusan yang berbeda.

 Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang dituntut.

 Apabila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya.

 Apabila terdapat suatu putusan yang nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Adinda Simorangkir, 2021)

(10)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Definisi sengketa pajak sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (UU Pengadilan Pajak), sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan banding atau gugatan kepada pengadilan pajak berdasarkan peraturan perundang- undangan perpajakan, termasuk gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

Terdapat dua upaya penyelesaian sengketa pajak :

1. Penyelesaian sengketa pajak dengan upaya administratif dengan cara mengajukan pengajuan surat keberatan.

2. Penyelesaian sengketa pajak dengan upaya hukum. Upaya ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya : upaya hukum banding, upaya hukum gugatan, dan upaya hukum peninjauan kembali.

3.2 Saran

Dengan adannya makalah ini diharapkan mahasiswa terutama Program Studi D III Akuntansi dapat memahami sengketa pajak berdasarkan Pasal 1 ayat (5) Undang-Undang Pengadilan Pajak. Termasuk memahami penyebab timbulnya sengketa pajak dan upaya penyelesaiannya.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Adinda Simorangkir. (2021). MAKALAH SENGKETA PAJAK DAN PENYELESAIANNYA.

https://www.academia.edu/66059498/MAKALAHSENGKETA_PAJAK_DAN_P ENYELESAIANNYA

Azhar Anshori. (2015). MAKALAH SENGKETA PAJAK.

https://www.academia.edu/34333588/MAKALAH_SENGKETA_PAJAK_doc?

auto=download

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK. (n.d.). Retrieved May 12, 2024, from https://www.academia.edu/37731909/PENYELESAIAN_SENGKETA_PAJAK

https://www.pajak.com/komunitas/opini-pajak/upaya-hukum-dalam-sistem- peradilan-pajak/

https://medikolegal.id/mengenal-upaya-hukum-dalam-sengketa-pajak/

https://klikhukum.id/apa-itu-sengketa-pajak-dan-terus-gimana-cara- penyelesaiannya/

https://klikpajak.id/blog/core-tax-administration-system/

https://www.pajakku.com/read/62b02d2ca9ea8709cb18a647/Penyebab-Sengketa- Pajak-dan-Pencegahannya-Pelajari-Di-Sini

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian sengketa pajak sendiri adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau penanggung pajak dengan pejabat yang berwenang

14 Tahun 2002 tentang pengadilan Pajak menegaskan bahwa sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau penanggung pajak dengan pejabat

“Sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau penanggung pajak dan pejabat pajak yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan

Selain itu, ada juga menyatakan bahwa Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung Pajak dengan pejabat yang

14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak Pasal 1 angka 5: ‘Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung pajak dengan pejabat

Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat

Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2002, sengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak dan Pejabat yang berwenang sebagai akibat

2.10 Sengketa Pajak Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat