• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ADOPSI IAS DAN IFRS TERHADAP RELEVANSI NILAI LAPORAN KEUANGAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH ADOPSI IAS DAN IFRS TERHADAP RELEVANSI NILAI LAPORAN KEUANGAN "

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Perkembangan adopsi IAS dan IFRS secara bersamaan menimbulkan dampak yang perlu dikaji, terutama dalam kaitannya dengan tujuan peningkatan pentingnya nilai laporan keuangan. Bukti empiris dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa adopsi IAS dan IFRS berdampak pada relevansi nilai informasi akuntansi. 2008) menyatakan bahwa angka akuntansi berdasarkan IAS dan IFRS memiliki signifikansi nilai yang lebih tinggi daripada standar domestik.

Artinya relevansi nilai informasi akuntansi setelah penerapan IAS dan IFRS lebih tinggi dibandingkan sebelum penerapan. Kusumo dan Subekti (2014) mengemukakan bahwa setelah pengenalan IAS dan IFRS, relevansi nilai laba dan nilai tercatat ekuitas meningkat.

Gambar 1. Faktor-Faktor Penentu Kualitas  Akuntansi
Gambar 1. Faktor-Faktor Penentu Kualitas Akuntansi

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Deskriptif

Pemilihan Model

Pemilihan model regresi dilakukan untuk memilih model penelitian data panel yaitu model OLS, fixed effect atau random effect. Pertimbangan dalam pemilihan model penelitian data panel dapat dilakukan berdasarkan jumlah data time-series (T) dan cross-sectional (N) atau berdasarkan perhitungan statistik. Jika nilai Prob > chi2 lebih kecil dari α, maka model fixed-effect lebih tepat digunakan.

Dari hasil uji Hausman dapat disimpulkan bahwa model regresi fixed effect akan digunakan untuk semua periode kecuali periode pra adopsi. Metode penghapusan data yang menjadi penyebab distribusi residual tidak normal juga tidak dipilih karena dapat menghilangkan representasi periode yang diuji. Sedangkan pada model 3 yaitu perubahan dari periode adopsi ke periode review, nilai Prob > chi2 masih lebih kecil dari α, sehingga dapat disimpulkan distribusi nilai standardized residual masih belum normal.

Hasil uji Chow setelah transformasi data menunjukkan bahwa pada semua periode nilai Prob > F lebih kecil dari α, sehingga pengambilan keputusan menggunakan fixed effect. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk memeriksa apakah varians tidak sama dari satu residu pengamatan ke pengamatan lainnya dalam model regresi. Pada masa peralihan dari masa pra adopsi ke masa adopsi, hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Prob > F kurang dari α, disimpulkan adanya gejala autokorelasi.

Hasil serupa ditunjukkan oleh nilai Prob > F saat transisi dari periode penerimaan ke periode revisi.

Teknik untuk mengatasi pelanggaran asumsi klasik

Uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan mencari nilai rata-rata VIF (mean VIF) menggunakan vif uncentered pada Stata 13.

Hasil

Pengujian Hipotesis Pertama

Sedangkan pada periode adopsi, nilai Prob > F lebih besar dari α, sehingga disimpulkan bahwa pada periode adopsi laba per saham dan nilai akuntansi modal per saham secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap harga per saham. Uji parsial (uji t) menunjukkan seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah apakah nilai P > |z| atau P > |t| lebih kecil dari α 5%, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Pada periode pra adopsi nilai R2 yang diperoleh sebesar 58,88%, artinya semua variabel dependen dapat menjelaskan variasi variabel independen sebesar 58,88%, sedangkan sisanya 41,12%. Selama periode revisi, nilai R2 yang diperoleh adalah 48,78%, artinya semua variabel dependen menyumbang 48,78% variasi variabel independen, sedangkan yang lain menyumbang 51,22%. Hasil uji signifikansi koefisien digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua karena relevansi nilai ditunjukkan oleh besar kecilnya nilai R2.

Dari interpretasi uji signifikansi koefisien dapat disimpulkan bahwa relevansi nilai laporan keuangan meningkat sebesar 10,30% selama periode perubahan dari periode pra adopsi ke periode adopsi, namun menurun sebesar 10,10% selama periode perubahan dari . Sedangkan hipotesis kedua yang menyatakan relevansi nilai laporan keuangan meningkat dari periode adopsi ke periode review ditolak.

Pengujian Hipotesis Kedua, Ketiga dan Keempat

Perubahan standar akuntansi yang diwakili oleh variabel ADOPSI berpengaruh positif terhadap harga per saham dan signifikan secara statistik, hal ini dapat dilihat dari nilai P > |t| variabel ADOPSI signifikan pada taraf 5% dan nilai koefisien bertanda positif. Pada saat sebelum adopsi IAS dan IFRS, laba per saham relevan dan berpengaruh positif terhadap harga per saham. Setelah adopsi, laba per saham menjadi relevan dan berpengaruh negatif terhadap harga per saham, terlihat dari nilai P > |t| variabel ADOPTION*EPS signifikan pada taraf 5% dan nilai koefisien bertanda negatif.

Nilai buku ekuitas per saham tidak signifikan pada saat sebelum adopsi, hal ini terlihat dari nilai P > |t| Variabel BVPS tidak signifikan secara statistik. Setelah disetujui, book value of equity per share signifikan dan berpengaruh positif terhadap harga per saham, terlihat dari nilai P > |t|. Perubahan standar akuntansi yang diwakili oleh variabel REVISION secara statistik signifikan dan berpengaruh positif terhadap harga per saham, terlihat dari nilai P > |t| variabel REVISI signifikan pada taraf 5% dan nilai koefisien positif.

Sebelum dilakukan review, laba per saham signifikan dan berpengaruh positif terhadap harga per saham. Sebelum implementasi IAS dan revisi IFRS, nilai buku ekuitas per saham signifikan dan berpengaruh positif terhadap harga per saham, terlihat dari nilai P > |t| variabel BVPS signifikan pada taraf 5% dan nilai koefisien bertanda positif. Setelah diterapkannya revisi IAS dan IFRS, informasi nilai buku ekuitas per saham menjadi tidak relevan, terlihat dari nilai P > |t| variabel ADOPTION*BVPS tidak signifikan pada tingkat 5%.

Tabel 6. Estimasi Koefisien Regresi dan Hasil Uji t Model 3
Tabel 6. Estimasi Koefisien Regresi dan Hasil Uji t Model 3

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Adopsi IAS dan IFRS terhadap Relevansi Nilai

Setelah semua tahapan penelitian dilakukan, akan dilakukan pembahasan hasil penelitian berdasarkan hasil penelitian di atas. Lebih lanjut, penurunan relevansi nilai yang terjadi selama periode review menunjukkan bahwa setelah penerapan standar revisi yang ditandai dengan penerapan PSAK 50 (revisi 2010), PSAK 55 (revisi 2011), dan PSAK investor kurang informasi dalam laporan keuangan. Dalam pengambilan keputusan, investor menggunakan lebih sedikit informasi tentang laba per saham dan nilai buku ekuitas per saham dibandingkan dengan saat diasumsikan.

Hal ini menunjukkan bahwa variasi nilai laba per saham dan nilai buku ekuitas per saham yang dilaporkan ketika revisi IAS dan IFRS diterapkan kurang dapat menjelaskan variasi harga saham dibandingkan sebelum revisi dilakukan. Perlu diingat bahwa relevansi nilai yang diwakili oleh kualitas akuntansi tidak hanya dipengaruhi oleh standar akuntansi. Soderstorm dan Sun (2007) menyatakan bahwa selain dipengaruhi oleh standar akuntansi, kualitas akuntansi setelah adopsi IAS dan IFRS juga tergantung pada sistem hukum dan politik, serta dampak atau insentif dari struktur modal, kepemilikan, sistem pajak. dan perkembangan pasar keuangan.

Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa perubahan nilai nilai yang diwakili oleh nilai R2 tidak dapat disimpulkan secara langsung sebagai konsekuensi dari perubahan standar akuntansi, tetapi juga karena pengaruh lain dari sistem hukum dan politik atau insentif tersebut. Terlepas dari apakah krisis keuangan mempengaruhi perusahaan di sektor jasa keuangan atau tidak, penurunan kepentingan nilai kemungkinan besar disebabkan oleh krisis ekonomi tahun 2012. Hal ini karena investor melihat informasi akuntansi yang tidak mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai dalam masa depan (Iswaraputra, 2013).

Pengaruh adopsi IAS dan IFRS terhadap hubungan antara nilai laba dan nilai akuntansi ekuitas.

Pengaruh adopsi IAS dan IFRS terhadap relevansi nilai laba dan nilai buku ekuitas Penerapan PSAK hasil pengadopsian IAS dan IFRS yang direpresentasikan oleh

Informasi laba per saham sebelum penerapan PSAK karena penerapan IAS dan IFRS relevan dengan harga per saham. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum penerapan standar berbasis IAS dan IFRS, investor menggunakan informasi laba per saham untuk membuat keputusan dan mengapresiasi perusahaan dengan laba per saham yang lebih tinggi. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa penerapan IAS dan IFRS berpengaruh terhadap relevansi nilai laba.

Informasi mengenai laba per saham sebelum penerapan PSAK revisi akibat penerapan IAS dan IFRS adalah relevan dan berpengaruh positif terhadap harga per saham. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum pelaksanaan revisi standar berbasis IAS dan IFRS, investor menggunakan informasi laba per saham untuk membuat keputusan, dan menilai perusahaan yang memiliki laba per saham lebih tinggi. Hal ini bertentangan dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa adopsi IAS dan IFRS berpengaruh terhadap relevansi nilai laba.

Informasi nilai buku ekuitas sebelum penerapan PSAK sebagai akibat adopsi IAS dan IFRS tidak relevan dalam pengambilan keputusan, dilihat dari nilai koefisien yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum penerapan standar berbasis IAS dan IFRS, investor tidak menggunakan informasi nilai buku ekuitas untuk mengambil keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika standar berbasis IAS dan IFRS diterapkan, investor menggunakan informasi tentang nilai buku ekuitas dan nilai perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas yang lebih tinggi.

Informasi tentang nilai buku ekuitas sebelum penerapan PSAK revisi akibat penerapan IAS dan IFRS penting dan berpengaruh positif terhadap harga per saham.

SIMPULAN DAN SARAN

Namun, dalam perubahan dari periode adopsi ke periode review, adopsi IAS dan IFRS tidak berpengaruh terhadap relevansi nilai buku ekuitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan bahwa adopsi IAS dan IFRS berpengaruh terhadap relevansi perubahan nilai earning per share diterima secara parsial. Saran yang dapat peneliti sampaikan dari kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FSAK) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa penerapan IAS dan IFRS dalam PSAK belum sepenuhnya meningkatkan kualitas informasi akuntansi.

Namun tren relevansi nilai yang mengalami peningkatan dapat dijadikan dasar bagi DSAK untuk tetap menerapkan IAS dan IFRS karena terdapat paket IAS dan IFRS selain yang terkait dengan instrumen keuangan yang memiliki tren peningkatan dapat menyebabkan ; (2) Bagi peneliti selanjutnya dapat mengadaptasi model Ohlson (1995) dengan membagi variabel nilai buku ekuitas dengan ukuran instrumen keuangan dan nilai keuntungan dengan keuntungan dari instrumen keuangan. Berkenaan dengan harapan peningkatan kualitas informasi pasca penerapan IAS dan IFRS, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bahwa penerapan IAS dan IFRS tidak selalu mempengaruhi relevansi nilai. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak memisahkan nilai tercatat ekuitas dari instrumen keuangan dan instrumen non keuangan, sehingga pengaruh langsung penerapan IAS dan IFRS tidak dapat diamati secara langsung relevansi nilai aset keuangannya. instrumen itu sendiri.

Hal ini dikarenakan selama periode data penelitian juga terdapat penerapan IAS dan IFRS selain yang terkait dengan instrumen keuangan yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Menggunakan R-kuadrat dalam penelitian akuntansi: Mengukur perubahan relevansi nilai selama empat dekade terakhir. Manajemen laba dan relevansi nilai selama transisi wajib dari GAAP lokal ke IFRS di Eropa.

The value relevance of accounting information in the transition to IAS/IFRS: The case of Indonesia. The level of shareholder protection and the value relevance of accounting numbers: Evidence from the European Union before and after IFRS. The evolution of accounting quality in IAS and IFRS over time: the case of Germany.

Tabel 1 Daftar Sampel Penelitian
Tabel 1 Daftar Sampel Penelitian

Gambar

Gambar 1. Faktor-Faktor Penentu Kualitas  Akuntansi
Tabel 1. Pemilihan Sampel Penelitian
Tabel 2 menjelaskan statistika deskriptif dari setiap variabel sampel perusahaan  pada  masing-masing  periode  penelitian
Tabel  3  menyajikan      hasil  estimasi  koefisien  regresi  masing-masing  periode  dengan model yang telah ditentukan sebelumnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan penyisihan kerugian kredit mengalami perbedaan antara standar lama dengan standar baru. Sebelum dilakukan revisi terhadap PSAK 50 dan PSAK 55 serta PAPI pada tahun 2008