Pengaruh Demografi Usia Remaja Terhadap Pengetahuan Swamedikasi Jerawat
The Influence of Adolescent Demographics on Acne Self-Medication Knowledge Marta *, Farida Tuahuns, Leonov Rianto
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IKIFA
Corresponding author: Marta: Email: martahalim@ikifa.ac.id
Submitted: 30-01-2023 Revised: 13-03-2023 Accepted: 13-03-2023 ABSTRAK
Jerawat merupakan berupa peradangan kulit dengan gejala bintik merah menonjol dan sakit dapat berisi nanah atau bintik putih/hitam. Berdasarkan data Global Burden of Disease acne vulgaris terjadi pada 85% remaja berusia 12–25 tahun. Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa kemunculan jerawat dapat mengurangi kepercayaan diri dan kualitas hidup pada seseorang terutama remaja. Penyakit ini juga tidak hanya memberikan efek secara fisik pada penderitanya, tetapi juga menimbulkan efek psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh demografi remaja terhadap swamedikasi pada jerawat di SMK Nusantara 1 Ciputat Bulan Juni 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dan didapatkan responden sebanyak 124 orang.
Pengambilan data dilakukan berdasarkan data primer berupa kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang swamedikasi jerawat secara keseluruhan, memiliki pengetahuan baik 101 responden (81%), diikuti oleh kategori pengetahuan cukup 23 responden (19%). Uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan antara faktor demografi usia dengan tingkat pengetahuan responden.
Kata kunci: Swamedikasi; jerawat; remaja; studi komparatif.
ABSTRACT
Acne is an inflammation of the skin with symptoms of raised red spots and sores that can contain pus or white/black spots. Based on data from the Global Burden of Disease, acne vulgaris occurs in 85% of adolescents aged 12–25 years. Several studies have shown that the appearance of acne can reduce self-confidence and quality of life in a person, especially teenagers. This disease also not only has a physical effect on the sufferer, but also has a psychological effect. The purpose of this study was to determine the influence of adolescent demographics on self-medication for acne at SMK Nusantara 1 Ciputat in June 2022. This study used a comparative quantitative method. The sampling technique used stratified random sampling and obtained 124 respondents. Data collection was carried out based on primary data in the form of a questionnaire. Based on the results of the study it was found that the respondents' knowledge of acne self-medication as a whole had good knowledge of 101 respondents (81%), followed by the sufficient knowledge category of 23 respondents (19%).
Statistical tests showed that there was no relationship between the age demographic factor and the level of knowledge of the respondents
Keywords: Knowledge; self-medication; acne; adolescent.
PENDAHULUAN
Jerawat merupakan jenis penyakit kulit yang biasa ditemukan pada berbagai usia dan kalangan, terutama pada usia remaja. Pada umumnya jerawat muncul pada usia remaja, tetapi tidak jarang jerawat juga muncul dan menyerang orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan.(Mumpuni & Wulandari, 2010) Berdasarkan data dari Global Burden of Disease
(GBD) acne vulgaris terjadi pada 85% remaja berusia 12–25 tahun.(Evaluation, 2013)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya acne vulgaris antara lain faktor keturunan, ketidak seimbangan hormon, bakteri, tekanan psikologis, dan cuaca.(Mumpuni & Wulandari, 2010) Serta terdapat permasalahan mask acne atau jerawat akibat penggunaan masker di masa pandemi
Covid-19 dalam jangka panjang. Menurut penelitian Changxu Han melaporkan dari tanggal 15 April hingga 4 Mei 2020 sebanyak 15 pasien mengalami tingkat keparahan jerawat dari ringan hingga sedang, dengan gambaran klinis maskne yang paling sering tampak adalah adanya komedo dan papul di pipi dan hidung dibandingkan nodul dan kista pada dahi.(Han, Shi, Chen, & Zhang, 2020) Munculnya jerawat pada masa remaja, maka kesadaran akan pentingnya penampilan diri dalam kehidupan sosial yang pada akhirnya dapat mempengaruhi konsep diri remaja.
Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.(Fithriyana, 2019) Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa kemunculan jerawat dapat mengurangi kepercayaan diri dan kualitas hidup pada seseorang terutama remaja.
Penyakit ini juga tidak hanya memberikan efek secara fisik pada penderitanya, tetapi juga menimbulkan efek psikologis yang dapat dikaitkan dengan gangguan kejiwaan seperti rasa cemas dan depresi, bahkan dapat menyebabkan seseorang berpikir untuk melakukan bunuh diri.(Ayudianti & Indramaya, 2014).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan usia remaja dengan tingkat pengetahuan swamedikasi jerawat. Jika hasil dari pengujian tingkat pengetahuan swamedikasi baik diharapkan dapat meningkatkan konsep diri. Namun, jika hasil menunjukkan pengetahuan yang kurang baik, maka dapat dilakukan tindakan-tindakan preventif untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai swamedikasi jerawat.
Pengetahuan swamedikasi yang baik dapat menjadi solusi remaja dalam mengatasi jerawat.
METODE
Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif untuk menggambarkan hubungan faktor demografi dengan pengetahuan remaja mengenai swamedikasi jerawat di SMK Nusantara 1 Ciputat Bulan Juni 2022 dengan instrumen penelitian berupa kuesioner.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa/i kelas X, XI, dan XII sebanyak 178 di SMK Nusantara 1 Ciputat Bulan Juni Tahun 2022.
untuk menghitung jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁. 𝑒2
𝑛 = 178
1 + 178(0,05)2= 123,18 ~ 124 Keterangan: n = Jumlah sampel; N = Jumlah populasi; e = Taraf kesalahan 5%
Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode acak berlapis (Stratified Random Sampling) karena terdapat perbedaan atau strata yaitu kelas X, XI dan XII.
Analisis Data
Analisa univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisa distribusi frekuensi karakteristik responden, tingkat pengetahuan swamedikasi jerawat.
Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua variabel tersebut dilakukan dengan uji statistik rank spearman. Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan (α) = 0,05 , hasil uji statistik di katakan bermakna apabila mempunyai nilai sig.
(2 tailed) < 0,05 dan tidak bermakna apabila mempunyai nilai sig. (2 tailed) > 0,05.Uji statistik menggunakan software SPSS 26.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
Tabel I menunjukkan bahwa obat tradisional yang paling banyak digunakan oleh responden yaitu lidah buaya. Selain data di atas, untuk mengobati jerawat responden juga menggunakan putih telur & madu, serta teh, madu, jeruk nipis. Dari data diatas bahwa khasiat lidah buaya yaitu berperan sebagai pembasmi jerawat dan mengurangi peradangan kulit, putih telur dan madu dapat membunuh bakteri jerawat, dan jeruk nipis membantu mengurangi radang dan bengkak.(Noverina &
Fauziyah, 2016)
Tiga sumber informasi yang paling banyak didapat oleh responden yaitu media internet 33 responden, media internet &
teman/kerabat 18 responden dan teman/kerabat 12 responden. Terlihat bahwa responden lebih banyak mendapatkan
disebabkan karena media internet mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan dan sangat mudah didapatkan karena hampir semua kalangan memiliki handphone yang dapat mengakses internet dengan mudah.(Notoatmodjo, 2012).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hikmah Ameliani, Suwader dan Umi Yuniarni tentang gambaran pengetahuan dan pola swamedikasi jerawat pada mahasiswa FMIPA Universitas Islam Bandung bahwa sebagian besar responden mendapatkan informasi dari internet/media sosial masing-masing sebanyak 20 responden (50%) untuk Fakultas Matematika dan Statistik dan 29 responden
(54,72%) untuk Fakultas Farmasi.(Ameliani, Suwendar, & Yuniarni, 2019).
Hasil Pengetahuan Responden
Gambar 1 menunjukkan bahwa pengetahuan remaja mengenai swamedikasi jerawat umumnya memiliki pengetauan baik sebanyak 81% (101 responden). Berdasarkan analisa data diatas pengetahuan remaja tentang swamedikasi jerawat di SMK Nusantara 1 Ciputat memiliki pengetahuan baik hal ini dapat dikarenakan mudahnya mengakses informasi di masa sekarang.(Ameliani et al., 2019) Penelitian ini menunjukan hasil yang sama seperti yang dilakukan oleh Bagus Wicaksono dilakukan di Tabel I. Karakteristik responden
No Karakteristik Jumlah
1 Jenis Kelamin
Perempuan 81
Laki-laki 43
2 Usia
15 tahun 8
16 tahun 29
17 tahun 50
18 tahun 31
19 tahun 6
3 Pengalaman berjerawat
Pernah 117
Tidak Pernah 7
4 Pengalaman Swamedikasi (bagi yang pernah berjerawat)
Pernah 109
Tidak Pernah 8
5 Obat yang digunakan untuk swamedikasi
Obat tradisional 78
Obat modern 88
Obat tradisional & modern 54
Tidak menggunakan obat 8
6 Obat tradisional yang digunakan
Lidah buaya 15
Putih telur dan madu 4
Teh, madu, jeruk nipis 4
7 Merk obat modern yang digunakan
Acnes (salicylic acid & sulfur) 9
Wardah (salicyicl acid) 5
Scarlett (CM acnatu & Poreaway) 5
8 Sumber informasi yang diperoleh
Media internet 33
Teman / kerabat 18
Media internet & teman/kerabat 12
SMK Farmasi Swadaya Global School, dimana mayoritas responden masuk ke dalam kategori baik yaitu 203 responden (45%).(Wicaksono, 2019).
Analisa hubungan korelasi antara usia dengan tingkat pengetahuan swamedikasi jerawat diuji dengan menggunakan Analisa korelasi dengan software statistik SPSS 26. Uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov- Smirnov. Berdasarkan nilai sig<0.05, maka data berdistribusi tidak normal, maka untuk uji korelasi menggunakan uji spearman rho. Uji spearman rho dapat dilihat pada tabel II.
Nilai sig>0.05, hal ini menunjukkan tidak ada korelasi antara usia dengan tingkat pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi jerawat. Usia yang menjadi responden berada pada rentang 15-19 tahun. Tingkat pengetahuan swamedikasi jerawat yang baik pada penelitian ini diharapkan remaja dapat mengobati sendiri masalah jerawat yang diderita, sehingga tidak menimbulkan krisis percaya diri yang dapat menurunkan konsep diri pada remaja.
KESIMPULAN
Berdasarkan uji statistik tidak ada korelasi antara usia dengan tingkat pengetahuan remaja mengenai swamedikasi jerawat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih kepada SMK Nusantara 1 Ciputat dan STIKes IKIFA dalam kontribusinya dalam terlaksananya kegiatan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ameliani, H., Suwendar, & Yuniarni, U. (2019).
Survei Gambaran Pengetahuan dan Pola Swamedikasi Jerawat pada Mahasiswa FMIPA Universitas Islam Bandung.
Prosiding SPeSIA, 5.
Ayudianti, P., & Indramaya, D. M. (2014).
Retrospective Study: Factors Aggravating Acne Vulgaris.
Evaluation, I. f. H. M. a. (2013). Global Burden of Disease Compare. Retrieved from Seatle:
Fithriyana, R. (2019). Hubungan Kejadian Acne vulgaris dengan Kepercayaan Diri pada Gambar 1. Persentase pengetahuan swamedikasi jerawat
Tabel II. Uji spearman rho
Spearman's rho usia skor
usia 1.000 -.171
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed) . .057
N 124 124
skor
Correlation Coefficient -.171 1.000
Sig. (2-tailed) .057 .
N 124 124
81%
19%
0%
BAIK CUKUP KURANG
Siswi Kelas XI di SMAN 2 Bangkinang Kota. Jurnal Ners, 3, 7-12.
Han, C., Shi, J., Chen, Y., & Zhang, Z. (2020).
Increased flare of acne caused by long- time mask wearing during COVID-19 pandemic among general population.
Dermatol Ther, 33(4), e13704.
doi:10.1111/dth.13704
Mumpuni, Y., & Wulandari, A. (2010). Cara Jitu Mengatasi Jerawat. Yogyakarta: Andi Offset.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Noverina, A., & Fauziyah, H. (2016). 101++
Beauty Secret : Acne Free Jurus Ampuh Usir Jerawat. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wicaksono, B. (2019). Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Swamedikasi Jerawat Pada Siswa-Siswi SMK Farmasi Swadaya Global School Bulan Mei 2019. Retrieved from Jakarta: