• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EKSPLORASI KARIR (CAREER EXPLORATION) DAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA (PARENTAL SOCIAL SUPPORT) TERHADAP KECEMASAN KARIR (CAREER ANXIETY) SISWA SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH EKSPLORASI KARIR (CAREER EXPLORATION) DAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA (PARENTAL SOCIAL SUPPORT) TERHADAP KECEMASAN KARIR (CAREER ANXIETY) SISWA SMA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EKSPLORASI KARIR (CAREER EXPLORATION) DAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA (PARENTAL SOCIAL SUPPORT) TERHADAP KECEMASAN KARIR (CAREER ANXIETY) SISWA SMA

Nadya Rahmadani1, Dede Rahmat Hidayat2, Happy Karlina3

1,2,3Universitas Negeri Jakarta

Co-Author: nadyaramadhani92@gmail.com - 082298356005

Info Artikel

Masuk : 29/07/2023

Revisi : 09/08/2023

Diterima : 16/08/2023

Alamat Jurnal

 https://ojs.uniska- bjm.ac.id/index.php/A N-NUR/index

Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia disseminated below https://creativecommons.

org/licenses/by/4.0/

Abstract : One of the inhibiting factors that teenagers face in achieving their career success is anxiety and fear. Meanwhile, the search for self-identity is a common source of anxiety. This study aims to measure the effects of career exploration and parental social support on career anxiety level of students of State Senior High School 75 Jakarta. The ex-post facto research design adopted in this study is Multiple Correlation. The population involved in this study consists of 252 class XII students of the State Senior High School 75 Jakarta. The sample in this study consists of 155 students. The result of the research shows that the career exploration had no significant effect on career anxiety, it was decided that H0 is acceptable with a conclusion that the career exploration variable had no significant effect on career anxiety, whereas the parental social support had a significant effect on career anxiety. In overall, the career exploration and parental social support variables have a significant correlation in their impact on the students’ career anxiety.

Keywords: career exploration; parental social support; career anxiety

(2)

PENDAHULUAN

Pelajar SMA di Jakarta pada umumnya berusia 16 sampai dengan 18 tahun. Jika dilihat berdasarkan tugas perkembangan maka dapat di kategorikan sebagai remaja. Pentingnya karir yang dimiliki oleh remaja menurut Seligman (dalam Ariyani 2014) ialah untuk mendukung keberhasilan mereka dalam menyelesaikan tugas perkembangan karir yang ditandai dengan memiliki informasi mengenai pendidikan dan karir, mengarahkan diri pada eksplorasi yang sistematis terhadap dunia kerja, memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan karir, memiliki kesadaran terhadap gaya hidup yang diinginkan, berkembangnya citra diri dengan jelas, positif dan realistik, serta mampu membentuk rencana karir sementara dan tujuan yang sesuai dengan citra diri dan gaya hidup yang diinginkan. Sehingga remaja akan mengalami tugas perkembangan karir dengan perasaan bahagia karena mengalami kesuksesan dan kepuasan terhadap karirnya. Karir untuk seorang remaja bisa meningkatkan perasaan ingin diakui dalam masyarakat guna mendapatkan suatu yang di idamkan dan menggapai tujuan hidup yang puas. Remaja yang matang karirnya akan mampu menyelesaikan tahapan perkembangan karirnya.

Menurut Super (Fitria dkk, 2017) individu dengan kematangan karir yang tinggi cenderung mendapatkan informasi yang membantu dan mengarahkan mereka dalam memilih karir di masa depannya. Namun sebaliknya rendahnya kematangan karir akan merugikan remaja sehingga mempengaruhi kesuksesan mereka dalam menjalani karirnya. Salah satu faktor yang menjadi penghampat remaja dalam mencapai kesuksesan karirnya adalah munculnya perasaan cemas dan takut. Kecemasan yang terjadi biasanya disebabkan oleh adanya reaksi terhadap pengalaman bagi individu yang dirasakan sebagai ancaman sehingga timbul perasaan tidak menentu, tidak percaya diri, takut (tanpa mengetahui apa yang ditakutkan) dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas terhadap karir yang akan ditempuh di masa mendatang. Kurangnya persiapan yang matang dan informasi karir dapat membuat siswa mengalami kecemasan karir.

Kecemasan adalah suatu keadaan yang mengkhawatirkan, menggelisahkan yang dialami ketika seseorang berfikir tentang sesuatu kegagalan yang tidak menyenangkan yang akan terjadi dimasa mendatang. Thai, 2014 (Suci dkk, 2020) menyatakan bahwa salah satu faktor kritis yang harus diperhatikan adalah kecemasan. Selanjutnya Thai (dalam Suci dkk, 2020) mendefinisikan kecemasan karir sebagai keadaan kecemasan yang terkait dengan berbagai tahapan proses karir, dari meneliti karir hingga membahas tujuan karir. Adapun indikator career anxiety menurut Thai (2014) adalah sebagai berikut: 1) Takut memikirkan masa depan karir. 2) Merasa gugup ditanyai rencana karir. 3) Merasa bimbang ketika menentukan keputusan yang berhubungan dengan karir. 4) Merasa stres memikirkan tentang resume (CV). 5) Takut berkomitmen terhadap pemilihan karir. 6) Merasa tidak bisa menemukan pekerjaan. 7) Merasa bimbang memilih karir. 8) Takut terhadap pilihan terbatas yang pekerja punya. 9) Takut tidak puas dengan karir yang dipilih.

Kecemasan karir yang ada pada remaja akan berdampak pada dirinya sendiri, dimana akan terlihat tertekan dan takut untuk menetapkan masa depannya. Semestinya remaja dapat memandang serta mempersiapkan masa depannya secara optimis serta memiliki tekad.

Kecemasan karir tentunya membuat siswa hilang semangat belajar, putus sekolah apalagi hilangnya keinginan untuk melanjutkan kuliah maupun mencari pekerjaan disebabkan minimnya pemahaman remaja tersebut terhadap kemampuan dirinya sendiri.

(3)

Salah satu penyebab munculnya kecemasan karir menurut Thai (2014) pada remaja ialah perasaan takut tidak mendapatkan sebuah pekerjaan dikarenakan rendahnya nilai akademis yang diperoleh. Kecemasan karir sendiri bisa dimaksud sebagai keadaan dimana seorang tidak sanggup membuat keputusan sebab suasana intersepsi dalam proses pengambilan keputusan. Bersumber pada hasil riset di lapangan, nampak kalau ada siswa yang cemas serta khawatir dalam memikirkan masa depannya. Mereka sering mengalami perasaan bimbang serta ragu buat melanjutkan karir yang sesuai untuk mereka. Perasaan cemas dan khawatir dapat muncul dikarenakan kurangnya siswa mempersiapkan diri dalam memilah dan memilih program studi di perguruan tinggi sesuai dengan minat dan kemampuannya. Fase siswa memilah dan memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakatnya dapat disebut juga dengan eksplorasi karir.

Berdasarkan hasil konseling individu dan wawancara peneliti dengan beberapa siswa di SMAN 75 Jakarta ditemukan terdapat beberapa siswa yang yang merasa belum mampu merencanakan pilihan karirnya setelah lulus dari sekolah. Ketika membicarakan sebuah pilihan karirnya nanti, perasaan yang muncul didalam dirinya adalah cemas. Rasa cemas ini meliputi perasaan takut, khawatir, gugup dan ragu-ragu akan masa depannya. Siswa merasa kurang siap dan yakin akan pilihannya setelah lulus dari sekolah. Banyak pemikiran irassional yang terjadi pada siswa ketika mengalami kecemasan karir seperti, takut memikirkan masa depannya, memunculkan pertanyaan apakah pilihan karirnya nanti akan membuatnya sukses atau tidak, serta terlalu banyak pilihan sehingga membuat siswa bingung untuk menentukannya. Hal ini dapat terjadi karena siswa belum mengetahui bakat dan minat yang ada dalam dirinya. Selain itu yang menjadi alasan siswa mengalami kecemasan karir ialah merasa takut tidak dapat menemukan pekerjaan yang bagus, takut tidak puas dengan jurusan yang akan dipilih, dan merasa bimbang ketika menentukan keputusan yang berhubungan dengan karir.

Seharusnya siswa di SMAN 75 Jakarta sudah mampu merencanakan karirnya namun masih belum juga merencanakan karirnya, contohnya seperti dengan menentukan pilihan jurusan di perguruan tinggi. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah keputusan yang mudah bagi siswa SMA. Banyak diantara mereka mengalami kecemasan karir. Masih banyak siswa yang belum membuat perencanaan karir di karenakan kurangnya siswa mendapat informasi karir dan mengalami perbedaan pemilihan jurusan yang diinginkan dengan keinginan orang tua siswa. Saat ini, informasi mengenai jurusan dan bidang pekerjaan dapat diakses dengan mudah oleh siswa SMA. Sayangnya, siswa SMA belum memanfaatkan kemudahan tersebut secara optimal. Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa kurang melakukan eksplorasi karir, baik eksplorasi diri (self exploration) maupun eksplorasi lingkungan (environmetal exploration).

Salah satu faktor yang mempengaruhi suatu karir sesorang adalah dukungan sosial.

Menurut Taylor dalam Laura A. King (2012) Dukungan sosial (social support) adalah informasi dan umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dan dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik. Dukungan sosial juga mengacu pada bantuan emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang (Ritter, 1998 dalam Bart Smet, 1994: 134). Oleh karena itu dengan mendapatkan dukungan sosial yang baik maka seorang individu kemungkinan besar akan memperoleh kemudahan yang lebih dibanding

(4)

individu yang tidak mendapat dukungan sosial atau dukungan sosialnya kurang dalam pemilihan karir yang tepat.

Salah satu dukungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap karir seseorang adalah dukungan sosial dari orang tua. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan model, pengarah serta orang yang melewatkan sebagian besar waktunya bersama individu tersebut.(Dedi Novin, 2017). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai eksplorasi karir (career exploration) dan dukungan sosial orang tua (parental social support) terhadap tingkat kecemasan karir (career anxiety) siswa.

METODE

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantiatif merupakan investigasi sistematis mengenai sebuah fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat diukur menggunakan teknik statistik, matematika, atau komputasi. Dalam metode penelitian kuantitatif, umumnya masalah yang diteliti memiliki cakupan yang lebih luas serta variasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan penelitian kualitatif (Siyoto & Sodik, 2015). Dalam metode penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian dan tidak dipengaruhi oleh keadaan yang pada lapangan.

Penelitian ex-post facto dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian menelusuri ke belakang faktor-faktor penyebab atau hal-hal yang mempengaruhinya. Penulis berusaha mengidentifikasi hubungan sebab akibat membedakan jenis variable bebas dan variable terikat. Desain penelitian ex-post facto yang digunakan dalam penelitian ini ialah Multiple Correlation. Multiple Correlation atau korelasi ganda adalah korelasi antara dua atau lebih variabel bebas (independent) secara bersama-sama dengan satu variabel terikat (dependent). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 75 Jakarta kelas XII, tahun ajaran 2023-2024.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data analisis untuk menjawab hipotesis dalam penelitian serta dilanjutkan pembahasan hasil penelitian sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian tentang ada tidaknya pengaruh antara eksplorasi karir dan dukungan sosial orangtua terhadap kecemasan karir yang dialami siswa kelas XII SMA.

Responden dalam penelitian ini adalah siswa - siswi SMA Negeri 75 Jakarta. Secara keseluruhan responden berjumlah 155 siswa dengan rentan usia 17 – 20 tahun. Pada bagian ini akan dibahas mengenai gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Tabel 1. Profil Responden

Kategori N Presentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 65 42%

Perempuan 90 58%

Usia

17 Tahun 38 24%

18 Tahun 70 45%

19 Tahun 43 28%

20 Tahun 4 3%

Kelas XII MIPA 1 22 14%

XII MIPA 2 24 16%

(5)

XII MIPA 4 24 16%

XII IPS 1 13 8%

XII IPS 2 15 10%

XII IPS 3 27 17%

Total Responden 155 100%

Berdasarkan profil responden pada table 4.1 dapat dilihat bahwa responden berjenis kelamin wanita lebih banyak daripada responden laki-laki dengan jumlah wanita sebesar 90 dengan presentase (58%) sementara laki-laki sebesar 65 dengan presentase (42%). Hal ini dikarenakan jumlah keseluruhan siswa kelas XII dalam populasi penelitian lebih banyak daripada total jumlah laki-laki. Selanjutnya dilihat dari rentan usia responden, dapat dilihat lebih banyak yang berusia 18 tahun sebesar 70 dengan presentase (45%) hal ini terjadi berdasarkan keadaan dilapangan terkait populasi usia responden lebih banyak yang berusia 18 tahun. Sementara itu jika dilihat berdasarkan kelas, responden paling banyak terdapat pada kelas XII MIPA 3 sebesar 30 dengan presentase (19%) hal ini terjadi karena pada saat pengisian instrumen berlangsung saat pelajaran Bimbingan dan Konseling, peneliti mengarahkan dan mengawasi secara langsung proses pengisian instrumen sementara pada kelas lain siswa mengisi saat mata pelajaran lainnya. Untuk mengetahui deskripsi secara rinci dari masing-masing variabel, dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut :

Tabel 2 Data Deskriptif

Statistik Eksplorasi Karir (X1)

Dukungan Sosial Orangtua (X2)

Kecemasan Karir (Y)

Skor Rata-Rata 32,271 52,645 60,425

Skor Minimum 12 37 31

Skor Maksimum 50 67 85

Simpangan Baku 6,658 5,287 7,990

Jumlah Responden 155 155 155

Berdasarkan deskripsi statistik tersebut, untuk menentukan distribusi frekuensi data digunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 29. Hasil analisis sesuai deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa pada variabel eksplorasi karir dengan jumlah responden (N) sebanyak 155 siswa kelas XII, skor minimum adalah 12, skor maksimal adalah 50, dan skor rata-rata (Mean) sebesar 32,271. Hasil analisis juga menunjukkan simpangan baku skor (std.

deviation) sebesar 6,658.

Berdasarkan hasil penelitian pada pengolahan data, selanjutnya peneliti membuat hasil dan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Pada penelitian variable eksplorasi karir menunjukkan tidak terdapat pengaruh eksplorasi karir (career exploration) terhadap kecemasan karir (career anxiety) pada siswa kelas XII SMAN 75 Jakarta. Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil nilai sebesar 0,618 lebih besar dari α (0,05) dan nilai thitung

sebesar 0,500 (< ttabel 1,975) maka dari itu dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi (r) antara eksplorasi karir (X1) terhadap kecemasan karir (Y) tidak terdapat pengaruh yang signifikan

(6)

serta diperoleh keputusan bahwa H0 diterima dengan kesimpulan bahwa variabel eksplorasi karir tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk variabel kecemasan karir. Sementara itu pada model regresi linier berganda menunjukkan bahwa peningkatan satu satuan variabel eksplorasi karir mampu meningkatkan variabel kecemasan karir sebesar 0,050 yang artinya jika eksplorasi karir meningkat satu poin, maka kecemasan karir akan semakin tidak berpengaruh. Dengan demikian hasil ini menjelaskan bahwa variable eksplorasi karir yang digunakan untuk menguji siswa kelas XII , maka semakin tidak berpengaruh terhadap kecemasan karir.

Selanjutnya pada variabel dukungan sosial orangtua menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial orangtua terhadap kecemasan karir pada siswa kelas XII SMAN 75 Jakarta. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan nilai signifikansi (sig) variabel dukungan sosial orang tua sebesar 0,007 lebih kecil dari α (0,05) dan nilai thitung sebesar 2,745 ( > ttabel 1,975) maka dari itu dapat disimpulkan bahwa nilai antara dukungan sosial orangtua (X2) terhadap kecemasan karir (Y) terdapat pengaruh yang signifikan serta diperoleh keputusan bahwa H0 ditolak dengan kesimpulan bahwa variabel dukungan sosial orang tua memiliki pengaruh yang signifikan untuk variabel kecemasan karir. Sementara itu peningkatan satu satuan variabel dukungan sosial orangtua mampu menurunkan kecemasan karir sebesar 0,348. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel dukungan sosial orangtua yang digunakan oleh siswa kelas XII SMAN 75 Jakarta, maka semakin berpengaruh terhadap kecemasan karir yang dialami siswa.

Dukungan sosial orangtua memegang peranan yang sangat penting dalam menangani kecemasan karir. Seperti yang dikatakan Rook (dalam Smet, 1994) menganggap dukungan sosial orangtua sebagai salah satu di antara fungsi pertalian ikatan emosional. Segi-segi fungsional mencakup antara lain: dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi, dan pemberian bantuan material. Adanya dukungan sosial dapat mencegah timbulnya kecemasan pada individu. Dukungan dari orang-orang terdekat berupa kesediaan untuk mendengarkan keluhan-keluhan remaja akan membawa efek positif yaitu sebagai pelepasan emosi, meningkatkan harga diri, meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan. Sehingga dalam hal ini remaja merasa dirinya diterima dan diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya (Hurlock, 2007).

Secara keseluruhan variabel eksplorasi karir dan variabel dukungan sosial orangtua terhadap variabel kecemasan karir terdapat hubungan yang signifikan antara variabel tersebut. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,023 kurang dari α (0,05) dan nilai fhitung sebesar 3,857 ( > ftabel 3,06), sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan H0 ditolak dengan kesimpulan bahwa model regresi linier berganda yang terbentuk sudah tepat untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel kecemasan karir. Sehingga terdapat pengaruh variable eksplorasi karir dan dukungan sosial orantua terhadap kecemasan karir. Berdasarkan hasil koefisien determinasi menunjukkan nilai R Square sebesar 0,048 maka dari itu diperoleh kesimpulan bahwa variabel independen mampu memberikan pengaruh terhadap variabel kecemasan karir sebesar 4,8% sedangkan sisanya sebesar 95,2% dari variabel kecemasan karir dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Berdasarkan nilai sumbangan efektif variabel eksplorasi karir terhadap kecemasan karir sebesar 0,17% dan sementara itu sumbangan efektif variabel dukungan sosial orangtua terhadap kecemasan karir sebesar 7,5%.

(7)

Selanjutnya nilai sumbangan relatif variabel eksplorasi karir (X1) sebesar 3,5% dan sumbangan relatif variabel dukungan sosial orangtua (X2) sebesar 96,5%.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Devinka dan Yeniar (2018) dengan hasil menunjukkan ada hubungan negating yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa SMK Yudya Karya Magelang. Semakin tinggi dukungan sosial orangtua semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja yang dimiliki oleh siswa kelas XII. Sebaliknya semakin rendah dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi kecemasan menghadapi dunia kerja yang dimiliki siswa kelas XII.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Putri dan Dinni (2020) menunjukkan hasil yang negatif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir. Hal ini menunjukkan semakin tinggi dukungan sosial orangtua yang dirasakan, maka akan semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir. Begitupula sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial orangtua yang dirasakan, maka akan semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tingkat akhir.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pada penelitian variable eksplorasi karir menunjukkan tidak terdapat pengaruh eksplorasi karir (career exploration) terhadap kecemasan karir (career anxiety) pada siswa kelas XII SMAN 75 Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi (r) antara eksplorasi karir (X1) terhadap kecemasan karir (Y) tidak terdapat pengaruh yang signifikan serta diperoleh keputusan bahwa H0 diterima dengan kesimpulan bahwa variabel eksplorasi karir tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk variabel kecemasan karir.

Variabel dukungan sosial orangtua menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial orangtua terhadap kecemasan karir pada siswa kelas XII SMAN 75 Jakarta. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai antara dukungan sosial orangtua (X2) terhadap kecemasan karir (Y) terdapat pengaruh yang signifikan serta diperoleh keputusan bahwa H0 ditolak dengan kesimpulan bahwa variabel dukungan sosial orang tua memiliki pengaruh yang signifikan untuk variabel kecemasan karir.

Secara keseluruhan variabel eksplorasi karir dan variabel dukungan sosial orangtua terhadap variabel kecemasan karir terdapat hubungan yang signifikan antara variabel tersebut. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan nilai signifikansi, sehingga terdapat pengaruh variabel eksplorasi karir dan dukungan sosial orantua terhadap kecemasan karir. Berdasarkan hasil koefisien determinasi diperoleh kesimpulan bahwa variabel independen mampu memberikan pengaruh terhadap variabel kecemasan karir sebesar 4,8%

sedangkan sisanya sebesar 95,2% dari variabel kecemasan karir dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

REFERENSI

Mubin, M. & Cahyadi, A. (2006). Psikologi Perkembangan. Ciputat: Quantum Teaching.

Hurlock, Elizabet B. (2002). Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakart Erlangga,

Yusuf, S. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya

(8)

Winkel dan Hastuti, Sri. (2005). Bimbingan dan Konseling di institusi Pendidikan.

Yogyakarta: Media Abadi

Aminurrohim, Ardiyatna Wahyu. Sinta Saraswati, Kusnarto Kurniawan. (2014). Survei Faktor-Faktor Pneghambat Perencanaan Karir Siswa. Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Theory And Application. IJGC 3 (2). 57-63

Eli Ariyani. (2014). Pengaruh Internal Locus Of Control Terhadap Kematangan Karir Siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Samarinda. Jurnal Motivasi. 2 (1), 1-38.

Fitria Rahmi, Dwi Puspasari. (2017). Kematangan Karir Ditinjau Dari Jenis Kelamin dan Jenis Sekolah Di Kota Padang. Jurnal RAP UNP. 8 (1), 24-35.

Leonard’s. (2008). Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa Pada Matematika dan Kecemasan Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika (Survei pada SMP di Wilayah DKI Jakarta. (Daring).Tersedia: http//www.namadomaincom/ndban_big.gif (24 Agustus 2017).

Stuart S. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 4. Jakarta: EGC.

Priest, R. (1994). Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasi Stress dan Depresi. Semarang:

Dahara Prize.

Thai, M. (2014). The Development and Validation of a Scale of Career Anxiety.

Northwestern University.

Suci Novia, Wirdah Irawati. (2020). Pengaruh Career Exploration Terhadap Career Indecision yang Dimediasi Career Anxiety Mahasiswa Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen.

5(1), 136-151.

Blustein, D. L., & Phillips, S. D. (1988). Individual and contextual factors in career exploration. Journal of Vocational Behavior. 33, 2013-216.

Daniels, L. M., Stewart, T. L., Stupnisky, R. H., Perry, R. P., & LoVerso, T. (2010).

Relieving career anxiety and indecision: The role of undergraduate students’

perceived control and faculty affiliations. Social Psychology Educational. 14, 409- 426.

Blustein, D. L. & Flum, H. (2000). Reinvigorating the study of vocational exploration : A framework for research. Journal of Vocational Behaviour.

Easter, L.T. (2007). Exploration the Realationship between Career Indecision and Career Exploration of Agriculture. Nacta Journal.

Studer, Jeannine R. (2005). The profesional school counselor: an advocate for student.

Belmont, CA: Thomson Brooks/Cole.

Taveira, Maria Do Ceu., Silva, M. Carolina., Rodriguez, Maria Luisa., & Maia, Jose.

1998. “Individual Characteristics and Career Explorations”. Bristish Journal of Guidance and Counseling. Feb. 1998; 26:1. ProQuest Education Journals.

http://proquest.umi.com/pq-dweb, diakses 11 Februari 2022.

Eka Putri Sara, Sofyan Idris. (2020). Pengaruh Dukungan Sosial dan Karir Efikasi Diri Terhadap Pilihan Karir dengan Eksplorasi Karir sebagai Pemediasi Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen. 5 (1), 98-113.

Daniels, L. M., Stewart, T. L., Stupnisky, R. H., Perry, R. P., & LoVerso, T. (2010).

Relieving career anxiety and indecision: The role of undergraduate students’

(9)

perceived control and faculty affiliations. Social Psychology Educational. 14, 409- 426.

King,A.Laura. (2010). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta : Salemba Humanika.

Efendi, Makhfuldi. (2009). Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Suhita, R. (2005). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan-Dukungan Keluarga.

Jakarta: EGC.

Nurrohmatulloh, M. (2016). Hubungan orientasi masa depan dan dukungan orangtua dengan minta melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Ejournal psikologi 4,446-456.

Referensi

Dokumen terkait

Memberi dukungan dan motivasi 1 , 8 , 9 , 1 0 , 2 2 , 2 3 ➢ Sebesar 72,8% 172 orang orangtua membantu anak dalam melaksanakan PJJ dari sekolah ➢ Sebesar 52,9%128 orang orangtua