• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh handout pada materi struktur dan fungsi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh handout pada materi struktur dan fungsi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH HANDOUT PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS XI MAN SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

HUSNUL WAHYUNI NIM. 12010224

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

2

PENGARUH HANDOUT PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS XI MAN SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN

Husnul Wahyuni, Ade Dewi Maharani, Novi Program Studi Pendidikan Biologi

STKIP PGRI Sumatera Barat Email: Husnulwahyuni55@Yahoo.Com

ABSTRACT

Low Grade Students study findings XI MAN Salido South Coastal District below minimum completeness criteria (KKM). Among the causes is implemented by The Learning Method teacher lecture method is still dominated That causes Students Less Active Learning Process hearts, are not yet available teaching materials Form handout What causes low student motivation hearts open reading material. Singer study aims to determine the effect Handout ON review the material structure and functions hearts Network Animal Model STAD Cooperative Learning Against the findings of Class XI student studying biology MAN Salido South Coastal District. Singer is an experimental research study, using random design postets only control-group design, hearts population research singer is Entire Class XI MAN IN Salido Registered first semester in the academic year 2016/2017. Sampling using purposive sampling technique, Class XI IPA1 Voted experimental classes and classes XI IPA2 Selected as Control Class. The instruments used AT affective That Represent Self Assessment sheets, ON cognitive That form of a written test about the hearts Forms Objective And psychomotor ON Assessment Products That Form. Data findings ON Students learn the affective, cognitive and psychomotor analyzed using t-test with level (α = 0.05). The results of the data analysis are differences findings Between learning both sample classes. Based on the findings of the t-test ON affective price obtained tt<th Then the hypothesis accepted. ON t-test results cognitive average price obtained Value cognitive tt<th Then the hypothesis accepted. While AT psychomotor t-test results showed that tt>th So the hypothesis is rejected. So it can be concluded that the application handout material ON Structure and functions hearts Network Animal Model Cooperative Learning STAD improve results can be affective and cognitive learning but NOT BE improve learning psychomotor findings Biology Student Class XI MAN Salido South Coastal District.

Keywords: Learning Outcomes, Handout, STAD

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan interaktif yang bernilai edukatif yang terjadi antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa dan antara siswa dan lingkungannya. Pada saat proses pembelajaran guru harus mampu mengaktifkan siswa dalam belajar dan mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru mampu menguasai materi dalam proses pembelajaran, menggunakan pendekatan, metode, model pembelajaran, media dan bahan ajar yang bervariasi serta memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.

Upaya yang dapat dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran salah

(3)

3

satunya ialah dengan memilih model dan bahan ajar yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa.

Menurut Istarani (2012:1) model pembelajaran ialah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait dengan yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

national center for competency based training (2007) dalam Prastowo (2011:16) mengatakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Salah satu jenis bahan ajar adalah handout, Prastowo (2011:79) mengatakan handout adalah bahan pelajaran yang sangat ringkas yang diberikan kepada peserta didik guna memudahkan peserta didik saat mengikuti pembelajaran.

Hasil observasi yang telah dilakukan di MAN Salido pada bulan Januari 2016 terungkap bahwa hasil belajar belum mencapai kriteria ketuntasan minimal secara keseluruhan, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran biologi yang ditetapkan sekolah adalah 80.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian biologi pada materi struktur dan fungsi jaringan hewan MAN Salido kelas XI Semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Nilai yang diperoleh siswa pada kelas XI IPA1 (72,2), XI IPA2 (56,6), XI IPA3 (62,5). Jumlah siswa yang tidak tuntas pada materi ini adalah 100% dari seluruh siswa.

Hasil wawancara dengan guru biologi MAN Salido di sekolah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih didominasi metode ceramah yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan di sekolah belum pernah menggunakan bahan ajar berupa handout, bahan ajar yang digunakan di sekolah hanya buku paket dan LKS yang di jual di pasaran. Buku teks yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah siswa dan LKS biologi yang digunakan siswa di sekolah gambarnya tidak menarik, warnanya hitam putih dan keterangan gambar yang tidak lengkap, sehingga rendahnya motivasi siswa dalam membaca buku teks dan LKS biologi

tersebut dan terjadi kesulitan bagi siswa dalam memahami materi. Materi struktur dan fungsi jaringan hewan merupakan materi yang sulit untuk dipahami oleh siswa, karena pada materi ini terdapat berbagai jaringan pada hewan serta organ dan sistem organ. Pada materi struktur dan fungsi jaringan hewan ini siswa dituntut untuk memahami berbagai struktur jaringan hewan dan fungsi berbagai macam jaringan hewan.

Hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM mengindikasikan bahwa siswa belum menguasai materi yang diajarkan dengan baik. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibutuhkan suatu pembelajaran yang mampu menciptakan situasi belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam memahami meteri pembelajaran dan tidak lagi berpusat kepada guru. Salah satunya yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD membutuhkan perangkat, salah satunya adalah handout sebagai perangkat pendukungnya. Handout yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah handout yang dibuat oleh Sefreni Yulriska dan telah telah di uji validitas dan praktikalitasnya.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Prayoki (2015:214) menyatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD disertai media gambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VII MTs Al-Raisiyah Sekarbela. Penelitian yang sama tentang pengaruh handout dalam model pembelajaran STAD ini juga telah pernah dilakukan oleh Sasrianti (2014:56) yang menyatakan bahwa penggunaan handout bergambar disertai peta konsep dalam model pembelajran kooperatif student teams achievement division (STAD) dapat meningkatkan kompetensi belajar siswa.

Menurut Slavin (2009:143) model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan metode yang baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Pengaruh handout pada materi struktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar ranah afektif siswa kelas XI MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan. (2) Pengaruh handout pada materi

(4)

4

struktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa kelas XI MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan. (3) Pengaruh handout pada materi struktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar ranah psikomotor siswa kelas XI MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini telah dilakukan di kelas XI IPA MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.

Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN Salido kabupaten pesisir selatan yang terdaftar pada

tahun ajaran 2016/2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling sehingga diperoleh sampel kelas XI.IPA1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI.IPA2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah ranah afektif berupa lembar penilaian diri, ranah kognitif berupa tes tertulis dalam bentuk soal objektif. Dan ranah psikomotor berupa penilaian produk dalam bentuk peta konsep. Teknik analisis data menggunakan uji-t dengan taraf 0,05.

HASIL PENELITIAN 1. Ranah Afektif

Data yang diperoleh pada ranah afektif adalah data yang didapat dari lembar penilaian diri siswa. Nilai rata-rata dan persentase ketuntasan pada ranah afektif berupa lembar penilaian diri pada kelas eksperimen dan kelas kontrol secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat

perbedaan nilai rata-rata ranah afektif penilaian diri kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana nilai ranah afektif kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Nilai rata-rata yang dicapai oleh

kelas eksperimen yaitu 62,33 dengan persentase ketuntasan 28,12% sedangkan pada kelas kontrol yaitu 50,06 dengan persentase ketuntasan 0,00%. Nilai rata-rata ketuntasan ranah afetif perindikatornya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Sampel Perindikator Berdasarkan Gambar 3 untuk

indikator percaya diri, jujur dan disiplin terlihat bahwa kelas eksperimen lebih tinggi

dari kelas kontrol namun pada indikator saling menghargai kelas esperimen lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol.

62.33

50.06 28.12

0.00 0

20 40 60 80

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Nilai Rerata

Kelas Sampel

Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan

82.80

33.00

70.00

45.25 48.80

23.00

68.80

47.93

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Percaya Diri Jujur Disiplin Saling Menghargai

NIlai Rata-rata

Indikator Penilaian

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(5)

5

Nilai rata-rata yang paling tinggi pada kelas eksperimen adalah indikator percaya diri 82,80 dan nalai rata-rata yang paling rendah adalah indicator jujur 33,00.

Data uji normalitas ranah afektif kelas eksperimen (Lampiran 14) diperoleh L0= 0,09 dan Lt= 0,16 berarti L0 < Lt maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas kelas kontrol (Lampiran 15) diperoleh bahwa L0= 0,08 dan Lt= 0,16 berarti L0 < Lt dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa berdistribusi normal. Jadi hasil uji normalitas kedua sampel berdistribusi normal.

Kedua sampel mempunyai varians yang homogen, hal ini terbukti dari hasil uji homogenitas (Lampiran 16) dengan hasil uji Fhitung= 1,49 dan Ftabel= 1,84 berarti pada taraf nyata α=0,05 dengan dk 31,30 berarti Fhitung < Ftabel dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen. Kerena populasi berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen maka dilakukan uji t untuk melihat hipotesis

diterima atau ditolak. Hasil uji hipotesis (Lampiran 17) pada taraf nyata α=0,05 didapat Ttabel= 1,67 sedangkan Thitung= 4,13 berarti Thitung > Ttabel dengan demikian hipotesis diterima. Apabila hipotesis diterima berarti terdapat pengaruh handout pada materi struktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada ranah afektif.

2. Ranah Kognitif

Data tes hasil belajar siswa kelas eksperimen menggunakan handout dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan pada kelas kontrol hanya menggunakan pembelajaran ceramah, diskusi dan tanya jawab. Tes yang digunakan berbentuk objektif sebanyak 59 butir soal. Pada kelas eksperimen jumlah siswa mengikuti tes akhir adalah 32 orang siswa, sedangkan pada kelas kontrol jumlah siswa yang mengikuti tes akhir adalah 31 orang siswa. Nilai rata- rata dan persentase ketuntasan ranah kogitif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hasil Belajar Ranah kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat

bahwa nilai rata-rata hasil belajar ranah kognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 73,36 dengan persentase ketuntasan 28,12% dan pada kelas kontrol

nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 51,61 dengan persentase ketuntasan 0,00%.

Hasil belajar siswa pada tahap Pretest dan Posttest yang didapat oleh kelas eksperimen dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Nilai Rerata Hasil Belajar Ranah Kognitif Pada Tahap Pretest dan Post test Setiap Pertemuan

73.36

51.61 28.12

0.00 0

20 40 60 80

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Nilai Rerata

Kelas Sampel

Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan

48.13 52.41 51.72

90.63 77.24

73.79

0 20 40 60 80 100

1 2 3

Nilai Rerata

Pertemuan

Pretest Posttest

(6)

6

Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa nilai pretest dan posttest siswa setiap pertemuannya terjadi naik turun. Dimana nilai pretest siswa lebih rendah dibandingkan nilai posttest. Nilai siswa sebelum diberikan materi struktur dan fungsi jaringan hewan yang terdapat pada handout dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih rendah dibandingan setelah diterapkannya model pembelajaran yang disertai handout tersebut.

Data uji normalitas ranah kognitif kelas eksperimen (Lampiran 19) diperoleh L0= 0,04 dan Lt= 0,16 berarti L0 < Lt dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas kelas kontrol (Lampiran 20) diperoleh bahwa L0= 0,04 dan Lt= 0,16 berarti L0 < Lt dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa berdistribusi normal. Jadi hasil uji normalitas kedua sampel berdistribusi normal.

Kedua sampel mempunyai varians yang homogen, hal ini terbukti dari hasil uji

homogenitas (Lampiran 21) dengan hasil uji Fhitung= 1,34 dan Ftabel= 1,84 berarti pada taraf nyata α=0,05 dengan dk 31,30 berarti Fhitung < Ftabel dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen. Kerena populasi berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen maka dilakukan uji t untuk melihat hipotesis diterima atau ditolak. Hasil uji hipotesis (Lampiran 22) pada taraf nyata α=0,05 didapat Ttabel= 1,67 sedangkan Thitung= 9,79 berarti Thitung > Ttabel dengan demmikian hipotesis diterima. Apabila hipotesis diterima berarti terdapat pengaruh handout pada materi struktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif.

3. Ranah Psikomotor

Data psikomotor diperoleh dari nilai peta konsep yang dikerjakan oleh siswa. nilai rata-rata capaian optimum pada kelas sampel dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hasil Belajar Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat

bahwa nilai rata-rata capaian optimum hasil belajar pada ranah psikomotor kelas eksperimen lebih rendah dibanding kelas kontrol. nilai yang diperoleh kelas eksperimen adalah 46,88 dengan persentase ketuntasan 37,50% sedangkan pada kelas

kontrol adalah 78,71 dengan persentase ketuntasan 71,87%. Aspek yang dinilai pada peta konsep yang dibuat oleh siswa yaitu hirarki, materi, proposisi, kaitan silang dan contoh, untuk nilai capaian optimum pada seluruh aspek penilaian dapat dilihat pada Gambar 7.

46.88

78.71

37.50

71.87

0 20 40 60 80 100

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol Nilai Capaian Optimum

Kelas Sampel

Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan

25.63

20.00

14.38

11.25 9.38 32.25

27.74 29.03

25.16 23.22

0 5 10 15 20 25 30 35

Hirarki Materi Proposisi Kaitan Silang

Contoh Nilai Capaian Optimum

Aspek Penilaian

Eksperimen Kontrol

(7)

7

Gambar 7. Hasil Belajar Ranah Psikomotor Kelas Sampel Seluruh Aspek Berdasarkan Gambar 7 terlihat

dimana untuk semua aspek penilaian psikomotor kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai yang paling tinggi di dapat pada kelas eksperimen yaitu terdapat pada indikator

hirarki yaitu dengan capaian optimum 25,63 dan yang paling rendah pada indikator contoh yaitu dengan capaian optimum 9,38.

Hasil peta konsep yang dibuat oleh siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada Gambar 8.

(a) (b)

Gambar 8. (a) Peta Kosep Siswa yang Bagus (b) Peta Konsep Siswa yang Kurang Bagus Pada penilaian psikomotor siswa

diminta untuk membuat peta konsep sebagai tugas psikomotor sebelum guru memberikan materi pelajaran di sekolah. Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa pada Gambar 8.a. peta konsep yang dibuat oleh siswa memenuhi aspek penilaian yakni, peta konsep tersebut tersusun atas hirarki, materi, proposisi, kaitan silang dan contoh yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sedangkan pada Gambar 8.b. peta konsep yang dibuat oleh siswa belum memenuhi aspek penilaian dan peta konsep tersebut hanya memuat aspek hirarki saja, aspek materi, proposisi, kaitan silang dan contoh belum sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Data uji normalitas ranah psikomotor kelas eksperimen (Lampiran 25) diperoleh L0= 0,04 dan Lt= 0,16 berarti L0 <

Lt dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas kelas kontrol (Lampiran 26) diperoleh bahwa L0= 0,16 dan Lt= 0,16 berarti L0 = Lt dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa berdistribusi normal. Jadi hasil uji normalitas kedua sampel berdistribusi normal.

Kedua sampel mempunyai varians yang homogen, hal ini terbukti dari hasil uji homogenitas (Lampiran 27) dengan hasil uji Fhitung= 1,33 dan Ftabel= 1,84 berarti pada

taraf nyata α=0,05 dengan dk 31,30 berarti Fhitung < Ftabel dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen. Kerena populasi berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen maka dilakukan uji t untuk melihat hipotesis diterima atau ditolak. Hasil uji hipotesis (Lampiran 28) pada taraf nyata α=0,05 didapat Ttabel= 1,67 sedangkan Thitung= -3,47 berarti Thitung < Ttabel dengan demikian hipotesis ditolak. Apabila hipotesis ditolak berarti tidak terdapat pengaruh handout pada materi struktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor.

PEMBAHASAN

Hasil nilai rata-rata pada kelas eksperimen siswa yang mendapatkan nilai yang tuntas pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor adalah 9,37% (Lampiran 30).

Sedangkan pada kelas kontrol siswa yang mendapat nilai yang tuntas pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor adalah 0,00% (Lampiran 31). Ketuntasan yang dicapai oleh kelas eksperimen dikarenakan pemilihan model dan bahan ajar yang digunakan. Tingkat keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh tingkat penguasaan

(8)

8

bahan pelajaran. Tingkat keberhasilan menunjukan tingkat ketuntasan belajar.

Dimana tingkat keberhasilan belajar siswa masih kurang baik karena persentase ketuntasannya masih di bawah 60%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

1. Ranah Afektif

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan handout pada meteri struktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada ranah afektif yang dilakukan dengan pengisian lembar penilaian diri. Hal ini disebabkan karena pada kelas sampel lembar penilaian diri di isi langsung oleh siswa, dimana pertanyataannya berupa sikap-sikap positif yang diharapkan selama proses pembelajaran.

Nilai rata-rata dan persentase ketuntasan yang diperoleh kedua kelas sampel, dimana nilai rata-rata kelas eksperimen 62,33 dengan persentase ketuntasan 28,12% dan pada kelas kontrol 50,06 dengan persentase ketuntasan 0,00%.

Meskipun terdapat pengaruh namun hal ini menunjukan bahwa keberhasilan belajar pada ranah afektif belum optimal.

Tingginya ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen indikator percaya diri dapat dilihat pada saat proses pembelajaran, selama proses pembelajaran siswa berani mengusulkan ide kepada teman kelompok, berani mengajukan dan menjawab pertanyaan dengan sopan, dan berani mengajukan pendapat. Sehingga keaktifan siswa terlihat karena adanya interaksi dan kerja sama yang terjadi selama proses pembelajaran.

Indikator kejujuran pada lembar penilaian diri kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, hal ini terlihat dari beraninya siswa mengakui kesalahan, melihat jawaban teman saat kuis atau melihat ringkasan teman dan menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.

Lembar penilaian diri juga digunakan untuk mengetahui sikap-sikap positif baik itu kelebihan maupun kekurangan dari diri siswa dan diisi oleh siswa secara jujur, hal

ini terbukti dari pernyataan-pernyataan yang dijawab oleh siswa dan sesuai dengan apa yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

Indikator kedisiplinan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda terlihat hampir semua siswa mendengarkan instruksi dari guru, mengikuti setiap kegiatan dan langkah-langkah pembelajaran, serta membawa buku pelajaran. Namun untuk pernyataan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dan menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu tidak semua siswa yang menjawab

“ya” karena dalam proses pembelajaran siswa juga dituntut untuk mengumpulkan peta konsep yang dikerjakan dirumah. Hal ini yang menyebabkan nilai kedisiplinan siswa pada kelas eksperimen dan kontrol tidak jauh berbeda, karena kurangnya perhatian siswa terhadap mata pelajaran seperti tugas yang diberikan oleh guru.

Indikator sikap saling menghargai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol juga tidak jauh berbeda. Terlihat hampir semua siswa mengikuti kesepakatan kelompok meskipun tidak sesuai dengan pendapatnya, menghargai pendapat teman yang berbeda dengannya, dan tidak semua siswa yang menertawakan pendapat teman dan mengganggu teman selama proses pembelajaran. indikator sikap saling menghargai juga mempengaruhi keberhasilan belajar siswa karna sikap saling menghargai mempengaruhi tingkah laku siswa serta hubungan sosialnya.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Anwar (2011:125) mengukur sikap peserta didik terhadap mata pelajaran penting untuk dilakukan, karena sikap seseorang terhadap suatu objek akan mempengaruhi respon dan tingkah laku.

2. Ranah Kognitif

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan handout pada materi struktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran pada kelas eksperimen didukung oleh bahan ajar berupa handout pada materi struktur dan fungsi jaringan hewan. Pembelajaran dengan menggunakan handout mampu memudahkan peserta didik

(9)

9

dalam proses pembelajararan dan membuat konsentrasi siswa terfokus pada proses pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD berpengaruh dari pada pembelajaran konvensional (pembelajaran yang di dominasi metode diskusi dan tanya jawab) hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar biologi yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana nilai rata- rata pada ranah kognitif pada kelas eksperimen 73,36 sedangkan pada kelas kontrol 51,61. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pemilihan bahan ajar yang digunakan selama proses pembelajaran.

Hasil proses pembelajaran STAD dilihat melalui skor pretest dan posttest yang terdapat pada Gambar 7, dari data tersebut terlihat bahwa nilai posttest lebih tinggi dibandingkan nilai pretest nilai tersebut juga dapat dilihat melalui skor kemajuan siswa pada (Lampiran 29). Hal ini di karenakan dalam proses pembelajaran STAD guru terlebih dahulu menjelaskan uraian materi, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi dan arah pelajaran serta dapat mengetahui pemahaman materi yang dikuasai oleh siswa. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Istarani (2012:20) bahwa arah pelajaran akan lebih jelas karena pada tahap awal guru terlebih dahulu menjelaskan uraian materi yang dipelajari dan guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar.

Pada kelas kontrol nilai hasil belajar siswa dibawah rata-rata kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, dimana pada proses pembelajaran guru menjelaskan materi kemudian siswa disuruh untuk memahami peta konsep yang di kerjakan sebagai tugas rumah, lalu siswa diminta untuk membuat ringkasan di dalam double folio dengan teman sebangku berdasarkan tujuan pembelajaran, tetapi tidak semua siswa yang membuat tugas peta konsep pada materi tersebut.

Dalam proses pembelajaran guru juga melakukan tanya jawab tentang materi yang diajarkan, tetapi hanya sedikit juga siswa yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pada pembelajaran ini

siswa cenderung hanya menerima apa yang diberikan oleh guru. Hal ini terbukti pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan, siswa bingung dengan apa yang harus dijawab.

Nilai rata-rata ranah kognitif yang dicapai oleh kelas eksperimen adalah 73,36 dan pada kelas kontrol adalah 51,61.dengan persentase ketuntasan yang dicapai oleh siswa kelas eksperimen 28,12% dan pada kelas kontrol 0,00%. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat keberhasilan belajar ranah kognitif siswa kelas eksperimen berada pada tingkat kurang.

Sesuai dengan pendapat Djamarah & Zain (2014:107) mengatakan bahwa tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% saja dikuasai oleh siswa.

3. Ranah Psikomotor

Berdasarkan hasil uji hipotesis dari data psikomotor yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa penggunaan handout pada materi struktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaan kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada ranah psikomotor. Hal ini disebabkan karena kurangnya kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas berupa peta konsep dirumah.

Pembuatan peta konsep yang dilakukan oleh siswa di rumah membuat siswa kurang memahami cara pembuatan peta konsep tersebut, karena kurangnya pemahaman siswa akan cara pembuatan peta konsep dan kurangnya bimbingan dari guru mengenai cara pembuatan peta konsep tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyudi (2008:240) bahwa pembuatan peta konsep dengan bimbingan guru akan lebih baik karena siswa akan lebih cepat menalar dalam membuat peta konsep. Pembuatan peta konsep ini dapat membuat siswa lebih giat belajar.

Peta konsep yang dibuat oleh siswa di rumah merupakan tugas peta konsep sebelum materi ajar disampaikan oleh guru, peta konsep yang dibuat oleh siswa akan dibahas siswa dalam proses pembelajaran saat berdiskusi dengan teman sekelompoknya, pembuatan peta konsep dirumah bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang akan dipelajari, karena pada peta konsep terdapat poin-poin yang dapat membuat siswa fokus

(10)

10

terhadap materi pembelajaran. Manurut Trianto (2014:190) bahwa peta konsep dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum guru mengajarkan suatu topik, menolong siswa bagaimana belajar, untuk mengungkap konsepsi (miskonsepsi) yang ada pada anak, dan sebagai alat evaluasi.

Berdasarkan peta konsep yang dibuat oleh siswa, adakalanya bentuk peta konsep yang sama dan ada juga yang menghasilkan bentuk peta konsep yang berbeda. Hal ini disebabkan tidak semua siswa yang memiliki pemahaman bentuk peta konsep yang sama. Menurut Lufri (2007: 145) bahwa konsep yang sama, oleh orang lain menghasilkan konsep yang berbeda. Sebab untuk orang itu kaitan konsep yang demikian pula baginya bermakna. Sejumlah konsep yang sama dapat tersusun dengan hirarki yang berbeda, sehingga dapat menghasilkan beberapa peta konsep.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

(1) Handout pada materi strktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar ranah afektif siswa kelas XI MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan. (2) Handout pada materi strktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa kelas XI MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan. (3) Handout pada materi strktur dan fungsi jaringan hewan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak dapat meningkatkan hasil belajar ranah psikomotor siswa kelas XI MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Diharapkan kepada guru MAN Salido untuk dapat menggunakan handout, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru harus lebih efektif menggunakan waktu agar materi dapat terselesaikan tepat waktu. (3)

Diharapkan kepada guru agar dapat memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas- tugas yang berhubungan dengan mata pelajaran. (4) Bagi peneliti, bahan ajar handout ini dapat diterapkan nantinya di sekolah tempat peneliti mengajar. (5) Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor dengan teknik penilaian proyek atau penilaian kinerja sehingga hasil belajar siswa meningkat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih peneliti ucapkan kepada Ibu Ade Dewi Maharani, M.Pd, sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan arahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini dan Ibu Novi, M.Si, sebagai Pembimbing II sakaligus Penasehat Akademik (PA) yang telah memberikan bimbingan, saran dan arahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini. Bapak kepala sekolah, Ibu guru biologi, majlis guru serta karyawan dan karyawati MAN Salido Kabupaten Pesisir Selatan yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini sampai selesai.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anwar, S. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press.

Asma, N. (2012). Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.Djamarah, S. B., dan Zain, A.

(2014). Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani, 2012. 50 Model Pembelajaran Inovatif. Medan :Media Persada.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta:

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Latisma, 2011. Evaluasi Pendidikan. Padang : UNP Press

Lufri, 2007. Strategi Pembelajaran Biologi Teori, Praktek Dan Penelitian.

Padang: UNP Press.

Nurdin, S, dan Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Embelajaran. Jakarta: Raja

(11)

11

Grafindo Persada

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

jogjakarta: diva press.

Prayoky,O dan Bq. Mirawati. 2015.

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Disertai Media Gambar Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII MTs Al- Raisiyah Sekarbela. Jurnal.

Pendidikan Biologi “Bioscientist”.

Rizkinandar, D, A. 2015. Pengaruh Kedisiplinan Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Praktik Kejuruan Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan Smk Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta

Sasrianti, Y. 2014. Pengaruh Handout Bergambar Disertai Peta Konsep Dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisiaon Terhadap Kompetensi Belajar Siswa Kelas XI Semester II SMA Kartika 1-5 Padang Pada Tahun Ajaran 2013/2014.

Skripsi

Slavin, R. E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek. (Zubaedi, Ed.). London: Nusa Media.

Trianto, T. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual. Jakarta: Kencana Prenada Medi Group.

Wahyudi, A.2008. pengaruh penggunaan peta konsep dalam pembelajaran inkuiri terbimbing ditinjau dari kemampuan bernalar siswa kelas XI.

237-42.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw pada materi sistem dan dinamika demokrasi Pancasila dapat meningkatkan hasil belajar

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Think Pair and Share dapat meningkatkan prestasi belajar PKn materi