• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HYGIENE PEMERAHAN TERHADAP JUMLAH MIKROBA DAN pH SUSU SAPI PERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH HYGIENE PEMERAHAN TERHADAP JUMLAH MIKROBA DAN pH SUSU SAPI PERAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HYGIENE PEMERAHAN TERHADAP JUMLAH MIKROBA DAN pH SUSU SAPI PERAH

SKRIPSI

Oleh : ACHMAD YUSUF NPM. 218.21.04.1128

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG

MALANG

2021

(2)

PENGARUH HYGIENE PEMERAHAN TERHADAP JUMLAH MIKROBA DAN pH SUSU SAPI PERAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan (S.Pt.) Pada Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang

Oleh :

ACHMAD YUSUF NPM. 218.21.04.1128

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG

MALANG

2021

(3)

i

RINGKASAN

ACHMAD YUSUF. Pengaruh Hygiene Pemerahan Terhadap Jumlah Mikroba dan pH Susu Sapi Perah. (Dibimbing oleh Dr. Ir. Inggit Kentjonowaty, M.P. Sebagai Pembimbing Utama dan drh. Nurul Humaidah, M.Kes Sebagai Pembimbing Anggota.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 November 2020 sampai 30 November 2020 di peternakan sapi perah bapak H.Kasikin Desa Tanjungsari Kecamatan Taman, bapak H.Jamil Desa Cemengkalang Kecamatan Sidoarjo, dan bapak H.Taslim Desa Prasung Kecamatan Buduran. Analisa mikroba dan pH susu dilaksanakan di UPTD Laboratorium Keswan Kesmavet Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh hygiene pemerahan terhadap jumlah cemaran mikroba dan pH susu sapi perah.

Materi yang digunakan adalah sapi perah 15 ekor. Pemilihan sampel menggunakan teknik Puposive Sampling dengan kriteria bangsa sapi PFH, laktasi ketiga, bulan laktasi ke 3-4, pakan rumput dan ampas tahu. Metode Penelitian adalah eksperimental dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P0= 10 kriteria pemerahan, P1= 7 kriteria pemerahan, P2= 5 kriteria pemerahan. Analisa data menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan untuk mengetahui perbedaan perlakuan dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Variabel yang diamati adalah jumlah mikroba dan nilai pH susu sapi perah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses hygiene pemerahan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah mikroba dan nilai pH susu.

Rata-rata jumlah mikroba (CFU/ml ) adalah P0= 3x104(a), P1= 1,5x105(a) dan P2 yaitu 5,8x105(ab). Rata-rata nilai pH adalah P0= 6,72a, P1= 6,96b dan P2= 6,96b.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan hygiene pemerahan pada sapi perah mempengaruhi jumlah mikroba dan pH susu. Hygiene pemerahan dengan minimal 5 kriteria pemerahan yaitu : pembersihan kandang, pembersihan peralatan, menggunakan pelicin, penuntasan pemerahan, serta pembersihan ambing dan puting jumlah mikroba masih memenuhi Standar Nasional Indonesia yaitu 5,8 x 105 CFU/ml dengan nilai pH 6,96. Disarankan Peternak menerapkan prosedur pemerahan sesuai standar kriteria hygiene pemerahan yang baik setidaknya minimal pada 5 kriteria prosedur hygiene pemerahan.

(4)

ii SUMMARY

ACHMAD YUSUF. Effect of Milking Hygiene on the Total Microba and the pH of Dairy Cow’s Milk. (Supervised by Dr. Ir. Inggit Kentjonowaty, M.P.

as Main Advisor and drh. Nurul Humaidah, M.Kes as Member Advisor.

This research was conducted on November 2, 2020 to November 30, 2020 at the dairy farm of Mr. H. Kasikin, Tanjungsari Village, Taman District, Mr. H. Jamil, Cemengkalang Village, Sidoarjo District, and Mr. H.

Taslim, Prasung Village, Buduran District. Analysis of microbes and pH of milk was carried out at UPTD Laboratory of Keswan Kesmavet, Food and Agriculture Service, Sidoarjo Regency. The purpose of this study was to analyze the effect of milking hygiene on the amount of microbial contamination and pH of dairy cow's milk.

The material used is 15 dairy cows. The sample selection used the Puposive Sampling technique with the criteria of PFH cows, third lactation, 3-4 months of lactation, grass feed and tofu dregs. The research method was experimental with 3 treatments and 5 replications. The treatment given is P0 = 10 milking criteria, P1 = 7 milking criteria, P2 = 5 milking criteria. Analysis of data using Analysis of Variance (ANOVA) and to determine the difference in treatment, the Smallest Significant Difference Test (LSD) was performed. The variables observed were the number of microbes and the pH value of dairy cow's milk.

The results showed that the milking hygiene process had a significant effect (P <0.05) on the number of microbes and the pH value of the milk. The average number of microbes (CFU/ml ) is P0= 3x104(a), P1=

1,5x105(a) and P2 is 5,8x105(ab). The average pH value is P0= 6,72a, P1=

6,96b and P2= 6,96b.

Based on the research results, it can be concluded that the milking hygiene treatment in dairy cows affects the number of microbes and the pH of the milk. Hygiene milking with a minimum of 5 milking criteria are : cleaning the cage, cleaning equipment, using lubricants, completing milking, and cleaning udders and nipples, the number of microbes still meet the Indonesian National Standard are 5,8 x 105 CFU/ml with value pH 6,96. It is recommended that farmers apply milking procedures according to the standards of good milking hygiene criteria, at least at least 5 criteria for milking hygiene procedures.

(5)

iii

RIWAYAT HIDUP

ACHMAD YUSUF, NPM 218.21.04.1128.

Dilahirkan di Surabaya 16 November 1986.

Putra dari Bapak Herman Subgyo dan Ibu Nur Kasanah Alamat : Desa Pekarungan, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur.

Pendidikan :

 Sekolah Dasar Selesai pada tahun 1999 di SDN Ketintang III.

 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama selesai pada tahun 2002 di SLTP Negeri 21 Surabaya.

 Sekolah Menengah atas selesai pada tahun 2005 di SMA WACHID HASYIM 2 TAMAN Sidoarjo.

 Kuliah D3 di Universitas Airlangga Fakultas Kedokteran Hewan selesai pada Tahun 2008.

 Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan Jurusan Peternakan Universitas Islam Malang pada tahun 2018.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan dan penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Hygiene Pemerahan Terhadap Jumlah Mikroba dan pH Susu Sapi Perah” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Landasan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai manfaat dari Hygiene Pemerahan terhadap sapi perah.

Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih kepada:

1. Dr. Ir. Inggit Kentjonowaty, M.P. dan drh. Nurul Humaidah, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penelitian dan penyusunan laporan.

2. Dr. Ir. Inggit Kentjonowaty, M.P. selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang.

3. Ir. Dedi Suryanto, M.P. Selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Islam malang.

4. UPTD Laboratorium Keswan Kesmavet yang telah membantu dalam proses pengujian kualitas susu.

5. Peternak – Peternak sapi perah Kabupaten Sidoarjo yang mendukung selama penelitian.

(7)

v

6. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Herman Subgyo dan Ibu Nur Kasanah serta istriku Heni Nurul Hidayah yang selalu mendoakan, membimbing, dan menguatkan saya dalam menggapai cita-cita.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak. Kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Malang, Januari 2021 Penulis

(8)

1 BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era saat ini susu segar bukanlah hal yang asing di kalangan masyarakat bawah, menegah, maupun atas. Hampir semua kalangan masyarakat dapat menikmati dan merasakan manfaat dari susu sapi tersebut. Terlebih di masa Pandemi Covid-19 Tahun 2020 yang tengah mengancam kesehatan seluruh lapisan masyarakat dan tidak mengenal dari faktor usia, jenis kelamin, kaya atau miskin, sehat maupun sakit. Dengan adanya Pandemi Covid -19 saat ini dampak yang dirasakan peternak sapi perah berbanding terbalik dari prakiraan sebelumnya, permintaan susu segar lebih tinggi dari masa sebelum adanya Pandemi Covid-19.

Susu segar dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara alami. Susu segar merupakan sumber energi karena mangandung banyak laktosa dan lemak, disebut juga sumber zat pembangun karena mengandung juga banyak protein dan mineral serta berbagai bahan – bahan pembantu dalam proses metabolisme seperti mineral dan vitamin. Menurut Sopandi dan Wardah (2014:233) bahwa komposisi kimia yang terkandung dalam susu diantaranya 3,2%

protein, 4,8% laktosa, 3,9% lipida, 0,9% mineral, vitamin dalam jumlah kecil, dan sekitar 87,2% air.

(9)

2 Kandungan nilai gizi yang tinggi menyebabkan susu segar menjadi media yang sangat disukai oleh mikroba untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga dalam waktu yang singkat susu segar dapat menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak ditangani dengan benar (Saleh, 2004 yang dikutip Miskiyah, 2011:1). Susu segar merupakan media yang baik untuk perkembangan mikroorganisme, menurut Sumartini (2014) yang dikutip Kumala (2018:1) penjaminan hygiene dan sanitasi adalah pengupayaan dan pengondisian untuk mewujudkan lingkungan yang sehat bagi manusia, hewan, dan produk hewan.

Menurut Sopandi dan Wardah (2014:53) manusia dapat menjadi sumber kontaminan mikroorganisme patogen yang selanjutnya menyebabkan penyakit bawaan pangan. Sistem pemeliharaan pada peternakan sapi perah yang ada di Indonesia masih merupakan jenis peternakan rakyat berskala kecil. Beberapa permasalahan pada kondisi teknis seperti perkandangan dan sarana penunjang masih kurang memadai. Tata laksana pemerahan yaitu sebelum, sesudah, dan setelah pemerahanan masih belum di laksanakan sesuai dengan prosedur pemerahan.

Jika terdapat kesalahan dalam penanganan hygiene susu segar mulai dari proses persiapan pemerahan, pemerahan dan penanganan pasca perah, maka susu segar dapat menjadi sumber penyakit yang berasal dari mikroorganisme yang berkembang biak di dalam susu tersebut. Oleh karena itu hygiene dalam proses pemerahan pada sapi

(10)

3 perah sangat penting agar manfaat dari susu segar tersebut dapat semaksimal mungkin digunakan untuk kepentingan kesehatan manusia. Hal ini yang kemudian melatar belakangi penulis mengambil judul “Pengaruh hygiene pemerahan terhadap jumlah mikroba dan pH susu sapi perah”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, dapat diindentifikasi permasalahan yang perlu diteliti apakah ada pengaruh hygiene pemerahan terhadap jumlah cemaran mikroba dan pH susu sapi perah?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk meganalisis pengaruh hygiene pemerahan terhadap jumlah cemaran mikroba dan pH susu sapi perah.

1.4 Kegunaan Penelitian

Diharapkan dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah kepada peternak sapi perah mengenai manfaat hygiene pemerahan terhadap kualitas susu segar yang akan didistribusikan dan dikonsumsi oleh masyarakat.

1.5 Hipotesis

Hygiene pemerahan berpengaruh terhadap jumlah cemaran mikroba dan pH susu sapi perah.

(11)

39 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

a. Perlakuan Hygiene pemerahan mempengaruhi jumlah mikroba dan pH pada susu sapi perah.

b. Jumlah mikroba dengan minimal 5 kriteria hygiene pemerahan yaitu: pembersihan kandang, pembersihan peralatan, menggunakan pelicin, penuntasan pemerahan dan pembersihan ambing masih memenuhi Standar Nasional Indonesia yaitu 5,8 x 105 CFU/ml dan nilai pH 6,96.

6.2 Saran

a. Sebaiknya peternak menerapkan prosedur hygiene pemerahan sesuai standar kriteria hygiene pemerahan yang baik, setidaknya minimal pada 5 kriteria prosedur hygiene pemerahan.

b. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut yaitu uji mastitis sub klinis pada sapi dengan standar hygiene yang sama.

(12)

40 DAFTAR PUSTAKA

Anindita, N. S., & Soyi, D. S. (2017). Studi Kasus: Pengawasan Kualitas Pangan Hewani melalui Pengujian Kualitas Susu Sapi yang Beredar di Kota Yogyakarta. Jurnal Peternakan Indonesia, 93-102.

Anonimus. (2001). Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 422 /Kpts/OT.210/7/ 2001, tentang Pedoman Budidaya Ternak Sapi Perah Yang Baik.

Anonimus. (2011). Guiede too Good Dairy Farming Practise. Rome: Food and Agriculture Organization of The United Nations.

Azizi, Z., Purnamasari, D. K., & Syamsuhaidi. (2018). Penggunaan Berbagai Jenis Kotoran Ternak Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Larva Hermetia illuucens (Kajian Potensi Pakan Unggas).

Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia, 224-230.

Cahyono, D., Padaga, M. C., & Sawitri, M. E. (2013). Kajian Kualitas Mikrobiologis (Total Plate Count (TPC), Enterobacteriaceae dan Staphylococcus aureus) Susu Sapi Segar di Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo . Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, 1- 8.

Heri. (2017, Februari). 10 Teknik Pengambilan Sampel dan Penjelasannya Lengkap (SAMPLING). Diambil kembali dari Salamadian.com:.

diakses pada 9 September 2020, dari https://salamadian.com.

Hermawan, H. D., Kentjonowaty, I., & Susilowati, S. (2020). Pengaruh Lama Penyimpanan Susu Pasteurisasi Dengan Berbagai Bahan Pengemas di Suhu Refrigerator Terhadap Total Bakteri, Nilai pH, dan Berat Jenis. Jurnal Dinamika Rekasatwa Vol 3 No. 2, 69-72.

Hidayat, A. (2017, Juni 2). Penjelasan Lengkap ANOVA Sebagai Anlisis Statistik. Diambil kembali dari Stastikian.com: diakses pada 8 September 2020, dari https://www.statistikian.com.

(13)

41 Karimela, E. J., Ijong, F. G., & Dien, H. A. (2017). Karakteristik Staphylococcus aureus Yang di Isolasi Dari Ikan Asap Pinekuhe Hasil Olahan Tradisional Kabupaten Sangihe. JPHPI, 188-198.

Kencanawati, A. P., Suprayogi, T. H., & Sayuti, S. M. (2015). Total Bakteri dan Derajat Keasaman Susu Sapi Perah Akibat Perbedaan Lama Waktu Dipping Menggunakan Larutan Iodosfor Sebagai Desinfektan. Animal Agriculture Jurnal, 127-131.

Khuluq, M. K., Kentjonowaty, I., & Humaidah, N. (2020). Pengaruh Jus Daun Kemangi (Ocimum basilicum L) Sebagai Teat Dipping Pada Kasus Mastitis Subklinis Sapi PFH Terhadap Jumlah Mikroorganisme dan pH Susu. Jurnal Dinamika Rekasatwa Vol. 3 No. 2, 102-108.

Kumala, R. R. (2018). Hubungan Hygiene Sanitasi Pemerah Susu Sapi dengan Keberadaan Bakteri Coliform di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Mahmud, A., Busono, W., Surjowardojo, P., & Tribudi, Y. A. (2020).

Produksi Susu Sapi Perah Friesian Holstein (FH) Pada Periode Laktasi Yang Berbeda. JITP Vol. 8 No. 2, 79-84.

Miskiyah. (2011). Kajian Standart Nasional Indonesia Susu Cair di Indonesia. Jurnal Standarisasi Vol. 13, 1-7.

Murti, T. W. (2019). Ilmu Manajemen dan Industri Ternak Perah.

Yogyakarta: Pustaka Reka Cipta.

Navyanti, F., & Adriyani, R. (2015). Higiene Sanitasi, Kualitas Fisik dan Bakteriologi Susu Sapi Segar Perusahaan Susu X di Surabaya.

Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 1, 36-47.

P., K. A., Suprayogi, T. H., & Sayuthi, S. M. (2015). Total Bakteri dan Derajat Keasaman Susu Sapi Perah Akibat Perbedaan Lama Waktu Dipping Menggunakan Larutan Iodosfor Sebagai Desinfektan. Animal Agriculture Journal, 127-131.

(14)

42 Pradana, G. K. (2013). Pengaruh Higienitas dan Sanitasi Sapi Perah Terhadap Kualitas Susu Secara Mikrobiologis di Peternakan Sapi di Desa Butuh Kecamatan Mojosongo Boyolali. Universitas Muhammdiyah Surakarta.

Pramesti, N. E., & Yudhastuti, R. (2017). Analisis Proses Distribusi Terhadap Peningkatan Escherichia coli Pada Susu Segar Produksi Peternakan X di Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No. 2, 181-190.

Pranowo, D. (2016). Pengaruh Dipping Puting Sapi Perah Yang Terindikasi Mastitis Subklinis Dengan Rebusan Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Terhadap Jumlah Koloni Staphylococcus aureus dan pH Susu. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.

Purbasari, A., Pramono, Y. B., & Abduh, S. B. (2014). Nilai pH, Kekentalan, Citarasa Asam, dan Kesukaan pada Susu Fermentasi Dengan Perisa Alami Jambu Air (Syzgium sp). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (4), 174-177.

Rawendra, R. (2015). Buku Pintar Peternakan Jilid 1. Batu: Media Nusa Creative.

Riski, P., Purwanto, B. P., & Atabany, A. (2016). Produksi dan Kualitas Susu Sapi FH Laktasi yang Diberi Pakan Daun Pelepah Sawit.

Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, 345-349.

Santoso, L., Rukmi, I., & Lestari, O. (2012). Jumlah Total Bakteri dan Coliform dalam Air Susu Sapi Segar Pada Pedagang Pengecer di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 402-412.

Septiani, M., & Drastini, Y. (2014). Jumlah Total Bakteri Susu dari Koperasi Susu di Yogyakarta dan Jawa Timur. Jurnal Sain Veteriner, 68-77.

SNI. (2008). 2897. Dalam Metode Pengujian Cemaran Mikroba dalam Daging, Telur dan Susu, Serta Hasil Olahannya (hal. 1-30). Jakarta:

Badan Standardisasi Nasional.

(15)

43 SNI. (2011). 3141.1. Dalam Susu Segar Bagian 1 : Sapi (hal. 1-4).

Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Sopandi, T., & Wardah. (2014). Mikrobiologi Pangan. Sidoarjo: ANDI.

Sudarwanto, M., & Sudarnika, E. (2008). Hubungan Antara pH Susu dengan Jumlah Sel Somatik Sebagai Parameter Mastitis Subklinis.

Jurnal Media Peternakan, 107-113.

Suwito, W. (2010). Bakteri Yang Sering Mencemari Susu: Deteksi, Patogenesis, Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya . Jurnal Litbang Pertanian, 96-100.

Suwito, W., Adriani, Kristiyanti, F., & Winarti, E. (2018). Identifikasi E.Coli O157:H7, Salmonella sp, dan Sensitifitas Antobiotika Dari Susu Kambing dan Produk Olahannya. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian, 36-42.

Syamsi, A. N., Astuti, T. Y., Widodo, H. S., & Soediarto, P. (2018). Kajian Keamanan Pangan dan Tingkat Prevalensi Cemaran Bakteri Susu di Sentra Pengembangan Sapi Perah Cilongok. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 224-232.

Syamsi, A. N., Widodo, H. S., & Ifani, M. (2020). Mempertahankan Kualitas Susu Melalui Sanitasi dan Higiene Pemerahan. Prosiding Seminar Teknologi dan Agribisnis Peternakan VII–Webinar, 469- 472.

Umar, Razali, & Novita, A. (2014). Derajat Keasaman dan Angka Reduktase Susu Sapi Pasteurisasi Dengan Lama Penyimpanan Yang Berbeda. Jurnal Medika Veterinaria, 43-46.

Wibisono, M. A. (2016). Perubahan Total Bakteri, pH, dan Intensitas Pencoklatan Susu Selama Pemanasan Suhu 700C. Semarang:

Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.

Wicaksono, A., & Sudarwanto, M. (2016). Peningkatan Kualitas Susu Peternakan Rakyat di Boyolali Melalui Program Penyuluhan dan

(16)

44 Pendampingan Peternak Sapi Perah. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, 55-60.

Widyaningrum, A. A. (2019). Beternak Sapi Perah & Peluang Usaha Aneka Produk Olahan Susu. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Referensi

Dokumen terkait

Serta berkah karunia dan ridloNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) dalam Ilmu Tarbiyah Program Studi Pendidikan