• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, Return, dan Risiko Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Repository ITB Ahmad Dahlan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, Return, dan Risiko Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Repository ITB Ahmad Dahlan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Sektor manufaktur di Indonesia semakin berkembang, riset HIS market menunjukan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia dibulan maret 2021 mencapai 53,2 angka tersebut meningkat dari bulan februari yang besarnya 2,3 poin dari sebelumnya dengan besar 50,9. Sejak survey dimulai pada April 2011, kenaikan PMI manufaktur pada Maret 2021 merupakan yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Pemulihan yang terjadi pada sector manufaktur di Indonesia semakin membaik dengan adanya output dan berkembangnya laju permintaan yang semakin cepat serta kepercayaan bisnis mencapai level paling tinggi didalam empat tahun terakhir. PMI Manufaktur Indonesia masih berpotensi berkembang, dan bisa mencapai level 54,4 untuk jangka panjang. Hal ini memungkinkan tercapai karena pemulihan ekonomi bisa terakselerasi di kuartal II 2020.

Harga saham dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan, semakin tinggi harga saham berimbas kepada tingginya nilai perusahaan.

Harga saham biasanya dikenal sebagai harga pasar ataupun market price, yakni haga saham pada dasar riil juga paling mudah dipastikan sebab mewakili harga saham di pasar saat ini. Harga pasar ialah harga penutupan ataupun dikatakan closing price jika pasar ditutup. Harga saham berubah berdasarkan prospek masa depan perusahaan juga jumlah permintaan serta penawaran saham tersebut. Berikut ini adalah beberapa perusahaan manufaktur populer yang melantai di Bursa Efek Indonesia.

1

(2)

Tabel 1.1. Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Popular di BEI Periode 2016-2020

Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2021.

Dari tabel 1.1 memperlihatkan yakni harga saham perusahaan manufaktur mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2016-2017 rata-rata pergerakan harga saham perusahaan manufaktur mengalami kenaikan hingga para investor cenderung untuk berinvestasi di pasar modal. Sesudah mengalami peningkatan ditahun 2016-2017, pergerakan harga saham manufaktur rata-rata ditahun 2020 kembali mengalami penurunan. Penurunan itu di sebabkan oleh beberapa factor internal, ataupun eksternal. Fluktuasi harga saham dinilai wajar terjadi dalam investasi di pasar modal. Tingkat return dan risiko yang diperoleh investor tergantung pada kemampuan investor dalam ngenanalisis suatu saham, dengan demikian investor diharuskan peka terhadap semua yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.

(3)

Tabel 1.2. Pergerakan Harga Saham, Inflasi, Suku Bunga BI, Return, dan Risiko Pasar.

Sumber: Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik (data diolah, 2021)

Perbandingan tingkatan inflasi, suku bunga SBI, return, serta risiko pasar terhadap harga saham manufaktur ditabel 2 terlihat yakni disaat tingkatan inflasi berada pada level 3.02% dan 3.61% harga saham mengalami kenaikan sebesar Rp 3,968.00 menandakan bahwa ketika inflasi tinggi, harga saham mengalami kenaikan, sebaliknya ketika inflasi menurun sebesar 1.04% pada tahun 2019-2020 harga saham mengalami penurunan sebesar Rp 5,215.00. hal serupa juga terjadi antara tingkatan suku bunga SBI dan harga saham, pada saat tingkatan suku SBI turun sebesar 3.75% harga saham terjadinya penurunan dengan besaran Rp 13,338.00. Sementara itu pada saat return pada level 1% dan 0% harga saham mengalami penurunan sebesar Rp 3,223.00 dan membuat risiko pada harga saham menurun sebesar 1%. Berdasarkan perbandingan inflasi, tingkat suku bunga, return, serta risiko pasar terhadap harga saham manufaktur di atas, terlihat bahwa harga saham selalu berubah seiring dengan perubahan tingkat inflasi, suku bunga SBI, return, serta risiko pasar berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Berlandaskan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dengan ini dilakukan penelitia. Untuk itu peneliti menuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, Return, dan Risiko Pasar terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

(4)

1.2 Pembatasan Masalah

Untuk bisa lebih efisien dan mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan beberapa pembatasan masalah, yakni:

1. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

2. Pengamatan harga saham meliputi factor makro ekonomi yaitu inflasi dan suku bunga SBI, return, dan risiko pasar.

3. Pengujian dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini untuk mempermudah pemahaman dan analisa maka penulis membuat rumusan masalah seperti berikut:

1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh return terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh risiko pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

5. Bagaimana pengaruh inflasi, tingkat suku bunga, return, dan risiko pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.4 Tujuan Penelitian

Berlandaskan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai beberapa tujuan seperti berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh variabel inflasi terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Untuk menganalisis pengaruh variabel tingkat suku bunga terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(5)

3. Untuk menganalisis pengaruh variabel return terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk menganalisis pengaruh variabel risiko pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Untuk menganalisis pengaruh inflasi, tingkat suku bunga, return, dan risiko pasar terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini seperti berikut:

1.5.1 Kegunaan Akademis

Ialah salah satu prasyarat untuk mencapai gelar sarjana strata 1 di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta.

1.5.2 Kegunaan Teoritis

1. Dapat memebrikan sumbangsih kepada kepustakaan khususnya pada Institut Teknologi dan Bisnis Ahmada Dahlan pada semua lokasi kampus di Tangerang Selatan, Tangerang dan Jakarta mengenai literature dibidang Manajemen Keuangan khususnya tentang Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Return, Risiko Pasar, dan Harga Saham.

2. Menambah pengetahuan tentang ilmu pengetahuan Manajemen Keuangan khususnya tentang Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Return, Risiko Pasar dan Harga Saham.

3. Sebagai referensi bagi para peneliti sesudahnya untuk mengeksplor bidang Manajemen Keuangan khususnya tentang Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Return, Risiko Pasar dan Harga Saham.

1.5.3 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharap bisa memberi informasi kepada investor didalam pengambilan keputusan, khususnya dalam menganalisis inflasi, tingkat suku bunga, return, risiko pasar terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

4.3 PEMBAHASAN Hasil analisis data yang yang diperoleh mengenai pengaruh suku bunga, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap return saham perusahaan retail yang terdaftar di Bursa

Diduga tingkat suku bunga SBI mempunyai pengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2014.1 - 2018.3 sebelum dan setelah pengumuman