• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh inflasi, suku bunga deposito, dana pihak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh inflasi, suku bunga deposito, dana pihak"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DEPOSITO, DANA PIHAK

KETIGA, DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT (STUDI KASUS BANK MALUKU UTARA PERIODE 2009-2018)

Disusun Oleh:

ASTRI FITRIA HASYIM

165020407111011

JURUSAN ILMU EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020

(2)

1

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DEPOSITO, DANA PIHAK

KETIGA, DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT (STUDI KASUS BANK MALUKU UTARA PERIODE (2009-2018)

Astri Fitria Hasyim1, Ghozali Maski2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: [email protected]

Abstrak

Perbankan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap sistem perekonomian suatu Negara. Perbankan berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui dan mengukur pengaruh inflasi, suku bunga deposito, dana pihak ketiga, non performing loan terhadap penyaluran kredit (studi kasus pada bank Maluku Utara periode (2009-2018). Penelitian ini menggunakan Bank UMUM yang berada di Maluku Utara dengan periode penelitian 2009-2018 (secara Triwulan). Teknik analisis yang digunakan adalah Error Correction model. Berdasarkan hasil penelitian bahwa inflasi,suku bunga deposito berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit dalam jangka pendek dan panjang. Dana pihak ketiga berpengaruh tidak signifikan dalam jangka pendek dan signifikan dalam jangka panjang. Sedangkan variable non performing loan berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan tidak signifikan dalam jangka panjang.

Kata Kunci: Inflasi, Suku Bunga Deposito, Dana Pihak Ketiga, Kredit Macet, Kredit

A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di Propinsi Maluku Utara pada 10 tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Perekonomian modern, uang merupakan unsur yang tidak terpisahkan, kegiatan ekonomi dan moneter seluruhnya dilakukan dengan Uang. Sedikit atau banyaknya uang dalam peredaran tergantung juga di tingkat perkembangan ekonomi dan kebutuhan masyarakat. Lembaga keuangan bank lebih mendominasi peran peredaran uang.

(3)

2

Dalam jangka pendek, inflasi memiliki keterkaitan dengan suku bunga. Variabel inflasi menjadi parameter penting dalam mempengaruhi penawaran kredit oleh perbankan. Institusi bank tentu sangat berkepentingan dengan besaran-besaran inflasi untuk mengkalkulasi risiko transmisinya terhadap demand side dan kapasitas perekonomian (supply side). Perkembangan Inflasi yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, selama 10 tahun terakhir beberapa kali mengalami fklutuasi, Tetapi inflasi kota Ternate tidak selalu tinggi dibandingkan inflasi nasional.

Faktor penting yang berpengaruh terhadap jumlah simpanan deposito berjangka masyarakat pada bank umum adalah suku bunga, sehingga dapat dikatakan ada hubungan positif antara suku bunga dengan tingkat simpanan deposito berjangka. Sebagaimana The Anticipated Income Theory (1944) : bahwa pinjaman dari bank harus didasarkan pada kemampuan dunia usaha untuk membayar kembali, atau berdasarkan pada arus dana dunia usaha. Besaran suku bunga deposito yang kompetitif, bank akan tertarik untuk menjual alat-alat kredit jangka pendeknya kepada debitur, sehingga memperbesar aliran likuiditas di pasar untuk penyaluran kredit. Variabel Suku bunga deposito yang tinggi juga meningkatkan dana pihak ketiga yang selanjutnya penyaluran kredit juga meningkat.

Dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank, mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank (Dendawijaya, 2009). Dana pihak ketiga ini oleh bank kemudian dialirkan sebagai likuiditas dalam bentuk kredit. Melalui bisnis ini, bank akan memperoleh tingkat pengembalian berupa marjin bunga.

Terakhir non performing loan yang menjadi variabel penelitian disini, terlihat pada tabel diatas selama 5 tahun terakhir telah terjadi penurunan yang signifikan, artinya perbaikan masalah kredit macet di perbankan maluku utara semakin membaik. NPL yang rendah juga berakibat terhadap penyaluran kredit yang meningkat. Karena kinerja perbankan semakin membaik.

Berbagai Studi Berupaya Untuk menjelaskan faktor-faktor Penentu Pemberian Kredit perbankan ke sektor usaha dalam perekonomian. Penelitian yang dilakukan oleh Ismaulandy Wildan (2014), dan Kurnia Silva (2016) dengan posisi penelitian pada penyaluran kredit jenis Investasi Bank Umum. Bagaskoro Damar Jati (2017), dan Muzzayinulhaq (2018) dengan posisi penelitian pada bank Umum di perbankan Indonesia. Jacobs Samie Lambert and Maximiliane L.C. Hukom (2020) dengan posisi penelitian pada Bank Malut. Posisi Penelitian yang dilakukan peneliti berfokus pada Bank Umum di Maluku Utara dengan jenis penyaluran kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi.

(4)

3 1.1 Tabel Variabel Penyaluran Kredit

Tah un

Ting akt Depo sito bank (%)

Non Perfo rmin g Loan (%)

Infl asi (%)

Dana Pihak Ketiga (Milyaran Rupiah)

Penyaluran kredit (Milyaran Rupiah) Modal

Kerja

Konsumsi Investas i

200 9

5,2 3 3,8

8

3.000.297 775.300.00 0

1.480.379 194.760.

000 201

0

5,6 2,5 5,3 8

3.269.283 832.980.00 0

1.571.396 219.367.

000 201

1

6,1 3,5 4,5 2

3.482.700 942.700.00 0

1.667.675 232.125.

000 201

2

5,4 3,6 3,2 9

5.448.124 1.200.077 2.028.615 350.187.

000 201

3

6,0 2,8 9,7 8

4.822.527 1.259.647 1.151.383 451.657.

000 201

4

7,5 2,8 9,3 4

5.306.072 1.295.687 2.408.912 1.179.55 0 201

5

7,7 2,1 4,5 2

6.182.825 1.438.500 1.535.975 3.553.65 0 201

6

7,3 1,8 1,9 1

6.390.082 1.605.905 4.057.915 469.050.

000 201

7

6,2 1,8 1,9 7

6.650.379 1.877.155 4.730.462 423.455.

000 201

8

6,0 1,6 4,1 2

7.022.627 2.056.055 5.491.145 416.505.

000 Sumber : Bank Indonesia Maluku Utara dan Badan Pusat Statistik, 2019

Variabel inflasi di kota ternate yang tinggi dibandingkan nasional juga menjadi alasan peneliti dalam meneliti variabel tersebut dikarenakan menurut teori yang dikemukakan oleh wignall & Giycaki 1992 menyatakan jika terjadi penurunan inflasi dapat menyebabkan penawaran kredit meningkat. tetapi pada penyaluran kredit pada bidang konsumsi dan modal kerja, peningkatan yang pesat sehingga tidak sejalan dengan teori. Jika inflasi tidak stabil dan cenderung tinggi, menjadi sinyal buruk bagi perekonomian terutama perbankan.

Variabel Suku bunga deposito yang tinggi juga meningkatkan dana pihak ketiga yang selanjutnya penyaluran kredit juga meningkat. tetapi tidak selalu demikian. Pada tahun 2017 dan 2018 walaupun suku bunga rendah tetapi bank dapat menarik dana pihak ketiga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

(5)

4

Terakhir non performing loan yang menjadi variabel penelitian disini, terlihat pada tabel diatas selama 5 tahun terakhir telah terjadi penurunan yang signifikan, artinya perbaikan masalah kredit macet di perbankan maluku utara semakin membaik. NPL yang rendah juga berakibat terhadap penyaluran kredit yang meningkat. Karena kinerja perbankan semakin membaik. Alasan lain Penulis memunculkan judul penelitian, memiliki tujuan untuk melihat bagaimana fungsi intermediasi perbankan di Maluku Utara berpengaruh terhadap UMKM maupun usaha lainnya sehingga dapat membantu Maluku Utara dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ingin memulai menjalankan usaha.

Dengan ini maka saya sebagai peneliti mengusulkan judul tentang

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DEPOSITO, DANA PIHAK KETIGA, DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT (STUDI KASUS PADA BANK MALUKU UTARA PERIODE 2009-2018)’’ yang diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak.

B. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Penawaran Kredit a. Meliz dan Pardue (1973)

Dalam (Insukindro 1995) penyaluran kredit bank dipengaruhi beberapa faktor, Melitz dan Pardue merumuskan Model Penawaran Kredit Sebagai Berikut :

𝑆𝐾 = 𝑔 ( 𝑆, 𝑖𝑐, 𝑖𝑏, 𝐵𝐷) ……….. (2.1) 𝑔𝑖, 𝑔2,94 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑔3 < 0 ……… (2.2)

Ket.

SK : Jumlah kredit yang ditawarkan bank

S : Ketentuan tingkat Cadangan Bank atau Ketentuan Cadangan Wajib ic : Tingkat suku bunga kredit bank

ib : Biaya oportunitas meminjamkan uang BD : Biaya deposito bank

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui salah satu faktor penentu penawaran kredit oleh Melitz dan Pardue adalah biaya deposan atau bunga yang dibayarkan pihak bank terhadap nasabah yang menyimpan uangnya dalam bentuk deposito. Jika bunga yang ditawarkan tinggi maka, akan menarik minat pada nasabah untuk menaruh uangnya dibank, sehingga Dana Pihak Ketiga dalam bentuk deposito berjangka juga akan semakin

(6)

5

banyak. Semakin banyak dana masyarakat yang ada dibank, maka terjadi peningkatan pada penawaran kredit perbankan sebab bank mempunyai uang lebih banyak untuk disalurkan.

b. Bernanke dan Blinder (1988)

Bernanke dan Blinder tahun 1988, mengemukakan bahwa penawaran dan permintaan kredit perbankan dirumuskan sebagai berikut:

Penawaran Kredit :

𝐿𝑠 = f (R, i). DEP (1 − T) ……… (2.3) Permintaan Kredit:

𝐿𝑑 = 𝑔 (𝑅, 𝑖, 𝑦) ………. (2.4) Berdasarkan kedua rumus tersebut, maka bentuk pasar kredit menjadi:

g (R, i, y) = f (R, i). DEP (1 − T) ………. (2.5) Ket.

Ls : Penawaran Kredit Ld : permintaan kredit R : suku bunga kredit I : suku bunga obligasi DEP : jumlah dana pihak ketiga T : Rasio Cadangan minimum bank Y : GNP

Sumber dana masyarakat dari tabungan dan deposito disebut dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Dana pihak ketiga ini, cenderung akan lebih banyak dialokasikan kepada kegiatan kredit karena kegiatan kredit bersifat lebih produktif. Kredit bersifat produktif berarti menghasilkan berupa pendapatan bunga atas kredit yang sekaligus merupakan pendapatan terbesar bagi bank yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerja rentabilitas bank. Deposito atau simpanan berjangka juga merupakan salah satu sumber dana bagi bank yang dapat dihimpun oleh bank maka semakin besar pula jumlah kredit yang dapat disalurkan atau yang ditawarkan oleh bank (Suseno dan Piter A, 2003).

c. Blundell-Wignall & Gizyacki (1992)

Fungsi penawaran kredit menurut Blundell – wignall dan Gizycki tahun 1992:

(7)

6

𝐿𝑡𝑠= F [(Dₜ₋₁), (𝑒𝑏/𝑒)ₜ₋₁ , 𝐸ₜ₋₁, (𝑖𝐿− 𝑖𝑓)ₜ, (𝑖𝐿− 𝑖)ₜ, σ, π] ………

(2.6)

𝐿𝐼1, 𝐿2𝐼, 𝐿𝐼3,𝐿𝐼4> 0 ; 𝐿5𝐼, 𝐿𝐼6, 𝐿𝐼7< 0 ……….. (2.7) Variabel πt adalah tingkat inflasi yang diharapkan. Variabel ini bersifat memandang ke masa depan dan berhubungan dengan resiko kredit. Inflasi yang tinggi biasanya berhubungan dengan harga aset dan alokasi sumber daya rill. Hal ini menyababkan pada tingkat inflasi yang tinggi bank cenderung menjadi pemberi kredit yang relatif berhati-hati.

Apabila suku bunga tahunan lebih rendah dari tingkat inflasi maka bank akan menurunkan penawaran pinjaman, sehingga tingkat penawaran pinjaman menjadi rendah.

Hal ini dilakukan karena nilai uang dari pengembalian atas pinjaman rendah, sehingga kondisi ini tidak menguntungkan bagi bank.

d. Bernanke dan Blinder (2003)

Dinamika sektor keuangan yang berasal dari pergerakan tingkat bunga kredit perbankan akan menyeimbangkan pasar kredit perbankan, sehingga penawaran di pasar kredit dalam model BB adalah sebagaimana fungsi berikut ini:

𝐿𝑠 = 𝐿(𝜌, 𝑖,s)𝐿𝑝 < 0, 𝐿𝑖 > 0, 𝐿s < 0 ………. (2.8) Dimana :

Ls= Penawaran kredit

= Tingkat bunga kredit i = Tingkat bunga pasar

s= Resiko alokasi kredit

Penawaran kredit terbentuk karena adanya permintaan kredit. Ketersediaan dana pihak ketiga yang banyak akan membuat perbankan dapat menyalurkan kredit yang lebih banyak, sehingga dapat meningkatkan potensi resiko kredit yang mungkin terjadi (Osei- Assibey & Bockarie,2013). Penyaluran kredit yang seperti itu akan menimbulkan resiko akibat terjadinya bad loan yang disebut juga sebagai resiko kredit. Resiko kredit merupakan resiko dimana peminjam gagal membayar kembali kredit yang telah disalurkan oleh bank sehingga dapat menimbulkan kredit macet.

e.Loanable Funds Theor (1965)

Gambar 2.1 Kurva Penawaran Pinjaman

(8)

7

Sumber:http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10358/BAB%20II.pdf?s equence=6&isAllowed=y

Kurva penawaran pinjaman seperti dapat dilihat pada gambar, mempunyai kemiringan positif, bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang menggambarkan hubungan positif antara tingkat bunga dan penawaran pinjaman. Semakin tinggi tingkat bunga, maka akan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menabungkan uangnya sehingga semakin besar pula dana yang dapat disalurkan dalam bentuk pinjaman dengan asumsi cateris paribus, dan begitu pula sebaliknya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Gaby Firdha Aldila (2012) dalam penelitiannya Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga, dan Non Performing Loan terhadap kredit UMKM pada Bank Umum di Indonesia.Variabel independen meliputi DPK, Tingkat bunga, NPL, variabel dependen ialah kredit. Metode analisis yang digunakan ialah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan dana pihak ketiga, tingkat suku bunga dan non performing loan secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM bank Umum.

Wildan Ismaulandy (2014) dalam penelitiannya Analisis Variabel dpk, car, npl, ldr, roa, gwm, dan inflasi terhadap penyaluran kredit investasi pada bank umum (periode 2005-2013). Variabel independen meliputi DPK, LDR, ROA, GWM, Inflasi, variabel dependen ialah kredit. Metode analisis yang digunakan ialah regresi panel. Hasil penelitian menunjukkan Variabel DPK yang diteliti pada 4 bank BUMN memiliki pengaruh baik terhadap besarnya jumlah kredit investasi yang ditawarkan.

Noli Amelia, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan (2015) dalam penelitiannya Analisis factor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan kredit modal kerja pada bank umum di Sumatera Barat.Variabel independen meliputi DPK,NPL,Suku Bunga Kredit, Inflasi, Kurs, PDRB, variabel dependen ialah kredit.Metode analisis yang digunakan ialah regresi regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan Variabel dana

(9)

8

pihak ketiga, NPL dan suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap penawaran kredit modal kerja pada bank umum di Sumatera Barat. Variabel inflasi, dan suku bunga kredit mempengaruhi permintaan kredit modal kerja pada bank umum di Sumatera Barat secara signifikan.

Silva Kurnia (2016) dalam penelitiannya Analisis Pengaruh Suku Bunga Dasar Kredit, Inflasi, Nilai tukar, dan DPK terhadap penyaluran kredit Investasi perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Periode 2011:1- 2015:7). Variabel independen meliputi Suku Bunga Dasar Kredit, Inflasi, Nilai Tukar, dan DPK, variabel dependen ialah kredit.

Metode analisis yang digunakan ialah regresi regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel inflasi dan DPK memiliki hubungan positif dan signifikan.

Dan variabel yang paling dominan dalam mempegaruhi kredit investasi bank umum yakni variabel Dana Pihak Ketiga.

Damar Jati Bagaskoro (2017) dalam penelitiannya pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan, dan Net Interest Margin terhadap Penyaluran Kredit bank umum konvensional yang terdapat pada Statistik Perbankan Indonesia (SPI). Variabel independen meliputi DPK, NPL, NIM, dan variabel dependen ialah kredit. Metode analisis yang digunakan ialah Error Correction Model. Hasil penelitian menunjukkan Dana Pihak Ketiga dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh positif signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Non Performing Loan dalam jangka pendek berpengaruh negatif signifikan, sedangkan dalam jangka panjang tidak berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit.

Muzayyinulhaq (2018) dalam penelitiannya ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA.Variabel independen meliputi BI Rate, GWM, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan variabel dependen ialah permintaan dan penawaran kredit. Metode analisis yang digunakan ialah Regresi Berganda. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki pengaruh terhadap tingkat kredit perbankan. Suku bunga memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap permintaan dan positif signifikan terhadap penawaran kredit perbankan. Tingkat inflasi memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap permintaan kredit perbankan. Perubahan permintaan yang terjadi sensitif terhadap perubahan tingkat inflasi yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas yang lebih dari satu.

Yesi Oktrina (2020) dalam penelitiannya Factor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit pada bank umum tahun 2014-2018. Variabel independen meliputi NIM, NPL, BOPO, BI RATE, dan CAR, dan variabel dependen ialah permintaan dan

(10)

9

penawaran kredit. Metode analisis yang digunakan ialah Regresi Berganda. Hasil penelitian menunjukkan DPK dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit, NPL dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Inflasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit, Secara simultan DPK, NPL, CAR, BI 7-Day Repo Rate dan Inflasi berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada bank umum konvensional

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan tinjauan pustaka dari yang telah didukung dengan penelitian terdahulu, diduga bahwa Suku Bunga Deposito, Non PerformingLoan, Inflasi, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit yang disalurkan perbankan pada Provinsi Maluku Utara. Dengan demikian dapat dirumuskan kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.2 : Kerangka Pikir

Faktor Internal Faktor Eksternal

Sumber: Ilustrasi penulis, 2020

C. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini diharapkan dapat memaparkan tentang kondisi objek yang diteliti dengan melihat tingkat Produk Suku Bunga Deposito, Non Performing Loan, Inflasi, Dana Pihak Ketiga terhadap jumlah

Suku Bunga Deposito Deposito

Penyaluran Kredit

Dana Pihak Ketiga

Inflasi

Non Performing Loan

(11)

10

kredit yang disalurkan yang merupakan cerminan dari fungsi intermediasi perbankan Provinsi Maluku Utara.

Data yang digunakan bersumber dari publikasi Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara yang meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK), NPL, dan Penyaluran Kredit dalam statistik ekonomi keuangan daerah yang dapat diunduh dari www.bi.go.id. sedangkan Inflasi diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik yang diunduh dari www.bps.go.id.

Dan Suku Bunga Deposito pada Penelitian Terdahulu.

3.2 Variabel yang disalurkan 1. Kredit

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kredit yang disalurkan. Kredit merupakan penyediaan usaha atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, sesuai kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak peminjam yang memiliki kewajiban untuk melunasi hutangnya.

b. Variabel Independen:

1. Inflasi

Indonesia dalam melakukan perhitungan inflasi menggunakan indeks harga konsumen (IHK). Perhitunganya sebagai berikut.

IHK =IHKt – IHKt−1

IHKt−1 100%. Dan hasil dinyatakan dalam presentase.

2. Suku Bunga Deposito

Suku bunga deposito adalah nilai yang harus diberikan oleh pihak bank kepada nasabah sebagai imbalan atas simpanan nasabah saat ini yang akan dikembalikan bank pada kemudian hari.

3. Non Performing Loan

NPL merupakan persentase kredit bermasalah dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet terhadap total kredit yang disalurkan, diukur dalam satuan persen, dengan formulasi sebagai berikut.

NPL= 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐾𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟+𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐷𝑖𝑟𝑎𝑔𝑢𝑘𝑎𝑛+𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑐𝑒𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 x 100

4. Dana Pihak Ketiga

(12)

11

Dana pihak ketiga pertahun terdiri dari jumlah tabungan, deposito, dan giro (dalam jutaan rupiah) yang dihimpun dari masyarakat.

3.3 Metode Analisis

Teknik analisis yang digunakan akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis Error Correction Model untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Persamaan ECM Engle Granger sebagai berikut:

ΔKreditₜ = 𝑎0+ 𝑎1𝛥𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖ₜ + 𝑎2𝛥𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎ₜ + 𝑎3𝛥𝐷𝑃𝐾ₜ + 𝑎4𝛥𝑁𝑃𝐿ₜ + 𝛽1𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝑡−1 + 𝛽2𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑡−1+ 𝛽3𝐷𝑃𝐾𝑡−1+ 𝛽4𝑁𝑃𝐿𝑡−1+ 𝑎𝐸𝐶𝑇ₜ₋₁ (3.9)

Dimana:

α₄ECT = 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡ₜ₋₁− [𝛽ₒ + 𝛽₁Inflasiₜ₋₁ + β₂Suku Bungaₜ₋₁ + β₃DPKₜ₋₁ +

β₄NPLₜ₋₁] (3.10)

Dimana:

Kreditt = Penyaluran Kredit pada periode t βo = Konstanta

Inflasi = Kenaikan harga jangka menengah pada periode t Suku Bunga = Biaya untuk Deposito pada periode t DPK = Dana Pihak Ketiga pada periode t NPL = Non PerformingLoan pada Peeriode t

Δ= perbedaan dari kesalahan pada periode sebelumnya ECT = Error Correction Term

𝛼1, 𝛼2, 𝛼3, 𝛼4 = koefisien regresi dari masing-masing variabel dalam jangka pendek β12, β34= koefisien regresi dari masing-masing variabel dalam jangka panjang 𝛼4 = Koefisien ECT

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

1. Uji Model Dinamik

(13)

12

Uji Stasioneritas ini dilakukan sebelum mengestimasi data time series. Pengujian ini dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui variabel yang digunakan stasioner atau tidak dan jika data tersebut tidak stasioner maka menyebabkan regresi yang palsu (Spurious) atau juga disebut regresi lancing (Basuki & Yuliadi, 2015).

Tabel 4.2 Stasioner level

Variabel Independent ADF Statistik

Test Critical Values (1%, 5%, 10%) Inflasi -3.049100 -4.211868 -3.529758 -3.196411 Suku Bunga Deposito -4.272683 -4.211868 -3.529758 -3.196411 Dana Pihak Ketiga -3.658632 -4.234972 -3.540328 -3.202445 Non Performing Loan -5.110828 -4.211868 -3.529758 -3.196411 Sumber: Eviews,2020

Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) dengan nilai taraf nyata α = 0.05 menunjukan bahwa pada tinggkat level data tersebut satu diantaranya tidak stasioner dan tiga lainnya variabel yang stasioner. Dimana pada variabel Suku Bunga Deposito sebesar -4.272683 >

-3.529758, variabel dana pihak ketiga dengan nilai prob sebesar -3.658632 > -3.540328 nilai critical valuesnya, variabel Non Performing Loan dengan nilai prob sebesar - 5.110828 > -3.529758. Variabel Inflasi dengan nilai prob ADF yakni -3.049100 < - 3.529758 menunjukan nilai inflasi tidak stasioner pada tingkat level atau ADF test statistic ada di daerah penerima H0.

Uji akar intergasi ini dilakukan apabila uji akar unit data time series yang diamati belum stasioner dapat melakukan uji derajat integrasi untuk menghetahui pada derajat keberapa data tersebut stasioner.

Tabel 4.3 Stationer second difference

Variabel Independent ADF Statistik Test Critical Values (1%, 5%, 10%) Inflasi -8.311343 -4.219126 -3.533083 -3.198312 Suku Bunga Deposito -8.219126 -4.219126 -3.533083 -3.198312 Dana Pihak Ketiga -19.23774 -4.219126 -3.533083 -3.198312 Non Performing Loan -10.99228 -4.219126 -3.533083 -3.198312 Sumber: Eviews,2020

Menggunakan uji ADF seluruh variabel baik variabel independent maupun variabel dependent sudah stasioner pada tingkat first difference. Variabel tersebut diantaranya variabel inflasi, suku bunga deposito, dana pihak ketiga, dan non performing dengan taraf nyata α = 0.5 lebih kecil dibandingkan nilai ADF setiap variabel.

Penentuan panjang lag optimum sangat penting dalam analisis data time series dengan estimasi hubungan kausalitas, kointegrasi dan ECM sangat peka terhadap panjang

(14)

13

lag. Pemilihan lag yang tepat akan menghasilkan residual yang bersifat Gaussian yaitu terbebas dari masalah autokorelasi dan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003).

4.4 Uji Lag Optimum

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 408.9301 NA 2.27e-16 -21.83406 -21.61637 -21.75731 1 502.5034 156.798

6*

5.65e-18 -25.54073 -24.23458* -25.08025 2 529.1073 37.3891

6

5.60e-18 -25.62742 -23.23281 -24.78321 3 554.4692 28.7891

9

6.78e-18 -25.64698* -22.16392 -24.41904 Sumber: Eviews,2021

Uji Kointegrasi merupakan langkah selanjutnya setelah uji akar unit atau uji derajat

integrasi, oleh karena itu melakukan uji validitas data runtut waktu menggunakan uji Engle-Granger. Dalam uji kointegrasi Engle-Granger digunakan untuk mengestimasi jangka panjang inflasi, suku bunga deposito, dana pihak ketiga, dan non performing loan terhadap penyaluran kredit.

4.5 Uji Kointegrasi

t-statistik Prob*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.854189 0.0601 Test Critical Value 1% Level -3.610453

5% Level -2.938987 10% Level -2.607932 Sumber: Eviews,2021

Berdasarkan output eviews pada tabel diatas terlihat bahwa residual persamaan adalah stasioner pada taraf nyata α = 10% uji ADF. Residual yang stationer ini menunjukkan bahwa keempat peubah Inflasi, Suku Bunga Deposito, DPK, dan Non Performing Loan terkointegrasi, yang berarti terdapat hubungan jangka panjang antara setiap variabel peubah.

2. Uji Error Correction Model (ECM)

Tabel 4.6 Hasil Estimasi Regresi dengan Metode ECM

Variabel Koefisien Prob Keterangan

D(DPK) 0.153695 0.1181 Tidak Signifikan

D(Inflasi) -0.711171 0.0424 Signifikan

D(NPL) 1.450229 0.0678 Signifikan

D(Bungadeposito) 1.605555 0.0896 Signifikan

(15)

14

DPK(-1) -0.151694 0.0347 Signifikan

Inflasi(-1) -1.074205 0.0143 Signifikan NPL(-1) 1.568767 0.1706 Tidak Signifikan Bungadeposito(-1) 3.392784 0.0034 Signifikan

ECT -0.307826 0.0269 Signifikan

Konstanta -0.181713 0.0132 Sumber : Eviews, 2020

R-squared (0.407320) F-statistic (2.138118) Prob(F-statistic) (0.060023)

memperoleh besaran koefisien regresi jangka panjang dengan menggunakan model ECM, maka digunakan rumus: Konstanta = 0 / 3 Xt = (1 + α5 ) / α5 sebagai berikut:

4.7 Tabel Koefisien Jangka Panjang

Variabel Rumus Perhitungan Hasil

Inflasi(-1) 𝛽1 + 𝛼5 𝛼5

−1.074205 + (−0.307826)

−0.307826

4,48965 Bunga Deposito(-

1)

𝛽2 + 𝛼5 𝛼5

3.392784 + (−0.307826)

−0.307826

10,021759 DPK(-1) 𝛽3 + 𝛼5

𝛼5

−0.151694 + (−0.307826)

−0.307826

1,49279138 NPL(-1) 𝛽4 + 𝑎5

𝛼5

1.568767 + (−0.307826)

−0.307826

-4,09660328 Konstanta 𝛽0 + 𝛼5

𝛼5

−0.181713 + (−0.307826)

−0.307826

1,59031076 Sumber : Eviews, 2020

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 1.Variabel Inflasi

Nilai koefisien inflasi dalam jangka panjang sebesar 4,48965 menunjukkan apabila terjadi peningkatan pada inflasi sebesar 1 persen maka penyaluran kredit akan mengalami penurunan sebesar 4,4 persen. Nilai probabilitasnya sebesar 0,0143 lebih kecil dari taraf nyata 10%. Dalam jangka panjang pertumbuhan kredit modal kerja telah merespon adanya pergerakan laju inflasi. Terkait dengan kondisi laju inflasi yang tinggi, Bank menggunakan prinsip Condition sebagai pertimbangan dalam menyalurkan kreditnya.

Sedangkan dalam jangka pendek sebesar -0,711171 menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan sebesar 1 persen maka inflasi akan mengalami peningkatan sebesar 7,1 persen. Nilai probabilitasnya sebesar 0.0424 lebih kecil dari taraf nyata 10%. Inflasi berpengaruh signifikan disebabkan ketika tingkat inflasi tinggi, untuk memgendalikannya, bank sentral menaikan tingkat suku bunga agar tingkat inflasi menurun. Ketika suku bunga naik pinjaman menjadi mahal karena biayanya pun naik.

(16)

15

Kondisi ini akan menekan masyarakat terhadap pinjaman, sehingga jumlah pinjaman menurun.

2. Variabel Bunga Deposito

Nilai koefisien bunga deposito dalam jangka panjang sebesar 10,021759 menunjukkan apabila terjadi peningkatan pada bunga deposito sebesar 1 persen maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan sebesar 10,2 persen. Nilai probabilitasnya sebesar 0.0034 lebih kecil dari taraf nyata 10%. sedangkan dalam jangka pendek sebesar 1.605555 menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan sebesar 1 persen makan inflasi akan mengalami kenaikan sebesar 1,60 persen. Nilai probabilitasnya sebesar 0.0896 lebih kecil dari taraf nyata 10%. Hal ini sesuai dengan teori loan fund menggambarkan hubungan positif antara tingkat bunga dan penawaran pinjaman. Semakin tinggi tingkat bunga, maka akan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menabungkan uangnya sehingga semakin besar pula dana yang dapat disalurkan dalam bentuk pinjaman dengan asumsi cateris paribus, dan begitu pula sebaliknya.

3. Variabel NPL

Nilai koefisien NPL dalam jangka panjang sebesar -4,09660328 menunjukkan apabila terjadi peningkatan pada non performing loan sebesar 1 persen maka penyaluran kredit akan mengalami peningkatan sebesar 4,09 persen. Nilai probabilitasnya sebesar 0,1706 lebih besar dari taraf nyata 10%. Dalam jangka panjang perilaku bank terhadap adanya kenaikan NPL berbeda. Bank cenderung tidak merespon kenaikan NPL dalam jangka panjang dikarenakan dalam jangka panjang NPL tidak dijadikan acuan pada keputusan bank dalam menyalurkan kredit. Munculnya bank – bank asing dalam sistem perbankan nasional akan menambah tingkat persaingan bank dalam menyalurkan kreditnya Oleh karena itu apabila mengurangi jumlah kredit yang ditawarkan dengan hanya mempertimbangkan tingkat NPL, bank akan melewatkan kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak debitur, dimana kesempatan tersebut akan diambil oleh pesaingnya.

Sedangkan dalam jangka pendek sebesar 1,450229 menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan sebesar 1 persen maka non performing loan akan mengalami penurunan sebesar 1,45 persen. Nilai probabilitasnya sebesar 0.0678 lebih kecil dari taraf nyata 10%. Dalam jangka pendek Perubahan NPL mempengaruhi pertumbuhan kredit modal kerja dikarenakan dalam jangka pendek kenaikan NPL akan direspon cepat oleh bank, bank akan menerapkan standar yang lebih ketat dan bank akan lebih selektif untuk menyalurkan kredit modal kerja baru.

(17)

16 4. Variabel Dana Pihak Ketiga

Nilai koefisien dana pihak ketiga dalam jangka panjang sebesar 1,49279138 menunjukkan apabila terjadi peningkatan pada dana pihak ketiga sebesar 1 persen maka penyaluran kredit akan mengalami kenaikan sebesar 1,49 persen. Nilai probabilitasnya sebesar 0,0347 lebih kecil dari taraf nyata 10%. Sebaliknya, dalam jangka panjang menunjukkan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga masih menjadi penentu penting bagi pertumbuhan kredit di sektor perbankan. Upaya menyiasati perlambatan pertumbuhan kredit dengan melakukan penerbitan obligasi yang ramai dilakukan perbankan, meskipun instrumen instrumen yang diterbitkan mempunyai jatuh tempo yang lebih panjang namun masih memiliki porsi yang kecil sehingga tetap menempatkan dana pihak ketiga sebagai sumber utama pendanaan untuk kredit.

Sedangkan dalam jangka pendek sebesar 0.153695 menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan sebesar 1 persen makan inflasi akan mengalami kenaikan sebesar 15 persen. Nilai probabilitasnya sebesar 0,1181 lebih besar dari taraf nyata 10%. Pengaruh Pertumbuhan DPK Terhadap Pertumbuhan Kredit Modal Kerja diperoleh temuan bahwa dalam jangka pendek, hasil estimasi menunjukkan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan kredit modal kerja. Hal tersebut terjadi karena dalam jangka pendek, perbankan dalam menyalurkan kreditnya mulai mengandalkan sumber dana dari instrumen lain selain dana pihak ketiga, sebagai akibat dari melambatnya pertumbuhan dana pihak ketiga yang menurut Bank Indonesia masih akan terus terjadi.

D. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil regresi error correction model dengan variabel independen (inflasi, bunga deposito, dana pihak ketiga, non performing loan) terhadap variable dependent (penyaluran kredit) didapat hasil dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Inflasi tidak mempengaruhi pertumbuhan kredit modal kerja dalam jangka pendek karena dalam jangka pendek laju inflasi masih terkendali dan tergolong rendah sehingga Bank Indonesia belum mengambil kebijakan untuk pengendalian yang berdampak pada penyaluran kredit.

2. Suku Bunga Deposito dalam jangka pendek mempengaruhi berpengaruh terhadap penyaluran kredit karena peningkatan jumlah dana pihak ketiga akibat suku bunga deposito meningkat. Peningkatan dana pihak ketiga menyebabkan bank mempunyai lebih banyak dana untuk disalurkan.

(18)

17

3. Non Performing Loan memiliki pengaruh terhadap NPL, kenaikan nilai NPL menjadikan bank lebih selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit karena berdampak penurunan laba bank.

4. Dalam jangka pendek DPK tidak mempengaruhi pertumbuhan kredit modal kerja. Hal ini dikarenakan Bank Umum lebih mengandalkan sumber pendanaan kredit dari instrumen lain selain DPK

5. Inflasi berpengaruh Dalam jangka pendek inflasi berpengaruh negatif disebabkan masyarakat sudah beralih dari kredit di lembaga keuangan bank menjadi kredit online (pinjaman online).

6. Suku Bunga Deposito dalam jangka pendek mempengaruhi berpengaruh terhadap penyaluran kredit karena peningkatan jumlah dana pihak ketiga akibat suku bunga deposito meningkat. Peningkatan dana pihak ketiga menyebabkan bank mempunyai lebih banyak dana untuk disalurkan.

7. Dalam jangka panjang NPL tidak dijadikan acuan bank saat menyalurkan kredit mengingat persaingan dengan bank – bank di dalam negeri maupun bank – bank asing sehingga kenaikan NPL tidak mempengaruhi pertumbuhan kredit modal kerja.

8. Dana Pihak Ketiga menjadi penentu penting bagi pertumbuhan kredit di sektor perbankan karena bank membutuhkan sumber dana ini untuk menjalankan aktivitas perbankan dalam jangka panjang

5.2 Saran

1. Suku Bunga deposito dan Inflasi merupakan dua factor yang paling mempengaruhi penyaluran kredit dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang maka di perbankan Maluku Utara. Maka pihak perbankan harus berhati-hati terutama dengan inflasi. Apabila inflasi tinggi maka akan merugikan pihak perbankan dengan dana yang telah disalurkan, dan akan menurunkan minat debitur untuk membuat pinjaman terhadap bank.

2. Kelambanan (lag) seharusnya lebih diperpanjang waktunya menjadi 3 bulan sesuai Keputusan Menteri Keuangan No 74/KMK.06/2004, supaya dampak jangka panjang dapat lebih terasa.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk memasukan variable lain selain yang telah di lakukan penulis. Variable suku bunga deposito bisa menjadi contoh, karena pengaruhnya terhadap penyaluran kredit lebih besar.

(19)

18

Daftar Pustaka

Abdul, W. (2015, Januari ). UIN ALAUDIN. Retrieved Desember Minggu, 2019, from Pengaruh PDRB, Inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank-Bank Umum Di Sulawesi Selatan:

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/ecc/article/view/1131

Amelia , N., Aimon, H., & Syofyan, E. (2015). Ekonomi. Retrieved January Senin, 2020,

from ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENAWARAN DAN PERMINTAAN KREDIT MODAL KERJA PADA

BANK UMUM DI SUMATERA BARAT:

file:///C:/Users/UNKHAIR/AppData/Local/Temp/5930-11906-1-SM.pdf

Badan Pusat Statistik. (2020). Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara. Retrieved January Kamis, 2021, from Inflasi: https://malut.bps.go.id/subject/3/inflasi.html Bagaskoro, D. J. (2017). eprints uny. Retrieved Januari Minggu, 2020, from

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NON PERFORMING LOAN, DAN NET INTEREST MARGIN TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN: Studi Empiris pada Bank Umum Konvensional di Indonesia : https://eprints.uny.ac.id/52014/

Bank Indonesia . (2019). Bank Indonesia. Retrieved Oktober Jum'at, 2020, from Kajian Ekonomi Regional: https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi- regional/malut/Default.aspx

Can, W. Y. (2016). Universitas Bung Hatta. Retrieved Januari Selasa, 2020, from ANALISIS PENAWARAN KREDIT PADA BANK PEMERINTAH DI INDONESIA:

https://www.ejurnal.bunghatta.ac.id/?journal=JFEK&page=article&op=view&pat h%5B%5D=8297

Dendawijaya, L. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Diulio, E. (1990). Uang dan Bank. Jakarta: Erlangga.

Diulio, E. A. (1987). Uang dan Bank. Jakarta: Erlangga. hal. 42-45 Ekinci, R., & Poyraz, G. (2019). The Effect of Credit Risk on Financial.

Frianto, P. (2012). Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: PT Rineka Cipta Jakarta.

Haryanto, S. B. (2017). Universitas Diponegoro. Retrieved Januari Senin, 2019, from ANALISIS PENGARUH NPL, NIM, BOPO, BI RATEDAN CARTERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM GO PUBLIC PERIODE TAHUN: http://eprints.undip.ac.id/55691/

Hertati, S. (2014). UIN SUSKA RIAU. Retrieved Januari Senin, 2019, from PENGARUH SUKU BUNGA DEPOSITO BANK KONVENSIONAL, BAGI HASIL

(20)

19

DEPOSITO MUDHARABAH, INFLASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP NILAI DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK

MUAMALAT INDONESIA PERIODE 2010-2012 : http://repository.uin- suska.ac.id/4985/

Insukindro. (1993). Ekonomi Uang dan Bank. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. hal 21-48 Ismaulandy, W. (2014). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. Retrieved

Januari Jumát, 2021, from Analisis Variabel DPK, CAR, NPL, LDR, ROA, GWM, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Investasi Pada Bank BUMN (Periode 2005 – 2013): https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1376 Junaidi, B. J. (2012). Ekonometrika Deret Waktu. Bogor: PT IPB Press. ghal 121-130 Kasmir. (2002). Dasar-Dasar Perbankan . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. hal 101-102 Kasmir. (2003). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Jakarta. hal

71-102

Kasmir. (2003). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Jakarta.

Malang Destri, T. O. (2018). PENGARUH SUKU BUNGA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP JUMLAH DANA DEPOSITO BERJANGKA PADA BANK UMUM DI PROVINSI MALUKU UTARA (Periode 2011.1 – 2018.2).

Retrieved Desember Rabu, 2019, from Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/848593

Mankiw, N. G., (2019). Macroeconomics, Tenth Edition, Worth Publishers, New York.

Mankiw. N. Gregore, Teori Makro Ekonomi, edisi kelima, Alih Bahasa Imam Nurmawan, (Harvard University, 2003), 96

MUZAYYINULHAQ. (2019). ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA. Retrieved Januari Senin, 2020, from Jurnal

Ilmiah Mahasiswa FEB :

https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/5617

(n.d.). Performance of Deposit Banks In Turkey. Procedia Computer Science.

Oktarina, Y. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI

PENYALURANKREDIT PADA BANKUMUM TAHUN 2014-2018. Retrieved

Juni Senin, 2020, from Student Uny:

file:///C:/Users/UNKHAIR/AppData/Local/Temp/15372-33840-1-SM-1.pdf Rai Ida Ayu Aiswarya, N. k. (2017). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kredit pada

Bank Umum Swasta Nasional (Busn) Devisa. Retrieved Januari Senin, 2020, from Neliti: https://www.neliti.com/id/publications/255313/faktor-faktor-yang- mempengaruhi-kredit-pada-bank-umum-swasta-nasional-busn-devis

(21)

20

Silva, K. (2016). ANALISIS PENGARUH SBDK, INFLASI, NILAI TUKAR DAN DPK TERHADAP PENYALURAN KREDIT INVESTASI PERBANKAN (Studi pada Bank Umum Periode 2011:1 – 2015:7). Retrieved November Rabu, 2019, from

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB:

https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/3116

Soewito (1984). Sejarah Pemikiran Ekonomi Teori Bunga. EKI Vol. XXXII, No. 4, Desember.

Wahyudi, S. T. (2016). Konsep dan Penerapan Ekonometrika menggunakan E-Views.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,Jakarta.

Widarjono, A. (2013). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasihnya. yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Widyawati, S., & Wahyudi, S. T. (2016, Januari). ResearchGate. Dipetik November Selasa, 2019, dari DETERMINAN PERTUMBUHAN KREDIT MODAL KERJA PERBANKAN DI INDONESIA:Pendekatan Error Correction Model (ECM):

file:///C:/Users/UNKHAIR/Downloads/DETERMINAN_PERTUMBUHAN_KREDIT_

MODAL_KERJA_PERBANKA(1).pdf

Wignall, A. B., & Gizycki, M. (1992, July). Research Discussion Paper. Dipetik January Minggu, 2021, dari Credit Supply and Demand and the Australian Economy:

file:///C:/Users/UNKHAIR/Downloads/Credit_Supply_and_Demand_and_the_A ustralian_Econom.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini adalah DPK, CAR, NPL, dan ROA berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit bank umum di Indonesia periode 2011-2014. Pengumpulan data

Serta Menambah wawasan ataupun pengetahuan tentang pengaruh nilai Dana Pihak Ketiga (DPK), nilai tukar, suku bunga SBI, inflasi dan Capital Adequacy Ratio (CAR)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah Tingkat Inflasi, Kurs IDR, CAR dan Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas (ROA)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, LDR, dan Inflasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA; NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA;

Dilihat dari nilai uji t hitung 0,009 dengan nilai p value 0,993 &gt; 0,05 sehingga H0 diterima.Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit dan Tingkat Inflasi berpengaruh

Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa: (a) tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah; (b) tingkat suku bunga berpengaruh

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, inflasi, modal bank dan suku bunga dasar kredit terhadap penyaluran kredit.. Empat bank

Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Loan (NPL), Sertifikat Bank