• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGARUH SANKSI PAJAK DAN INSENTIF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK MELALUI KESADARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PENGARUH SANKSI PAJAK DAN INSENTIF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK MELALUI KESADARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi 737 Vol. 7 No. 3, September 2023 (737-749) e-ISSN: 2685-5607

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 7 No. 3, September 2023

http://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/index

THE EFFECT OF TAX SANCTIONS AND TAX INCENTIVES WITH TAXPAYER AWARENESS AS INTERVENING VARIABLES

Wardah Ainun Matondang1, Vince Ratnawati2, Nita Wahyuni3

1,2,&3Universitas Riau

Email : [email protected] ABSTRACT

This study aims to examine and analyze: (1) the effect of tax sanctions and tax incentives on taxpayer compliance, (2) the effect of tax sanctions and tax incentives on taxpayer awareness, (3) the effect of taxpayer awareness on taxpayer compliance, and (4) the effect of tax sanctions and tax incentives on taxpayer compliance through taxpayer awareness as an Intervening Variable.The population in this study were MSME taxpayers registered at the Pekanbaru Tampan Tax Service Office. In this study, the sample obtained was 385 respondents who were obtained using the accidental sampling method. This study uses primary data by distributing questionnaires. The analytical method used in this research is SEM-Partial Least Square (PLS) version 7.0. The results of this study indicate that:

(1) tax sanctions and tax incentives have a positive effect on taxpayer compliance, (2) taxpayer awareness has a positive effect. on taxpayer compliance, (3) tax sanctions and tax incentives have a positive effect on taxpayer awareness, (4) sanctions and incentives tax has a positive effect on taxpayer awareness mediated by taxpayer awareness.

Keywords: Tax Sanctions; Tax Incentives; Awareness; Taxpayer Compliance.

PENGARUH SANKSI PAJAK DAN INSENTIF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK MELALUI KESADARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis: (1) pengaruh dari sanksi pajak dan insentif pajak terhadap kepatuhan Wajib pajak, (2) pengaruh dari sanksi pajak dan insentif pajak terhadap kesadaran Wajib pajak, (3) pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, dan (4) pengaruh dari sanksi pajak dan insentif pajak terhadap kepatuhan Wajib pajak melalui kesadaran Wajib pajak sebagai Variabel Intervening. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib pajak UMKM yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan.

Dalam penelitian ini, sampel yang diperoleh sejumlah 385 responden yang diperoleh dengan menggunakan metode accidental sampling. Penelitian ini menggunakan data primer dengan menyebarkan kuisioner. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM-Partial Least Square (PLS) versi 7.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) sanksi pajak dan insentif pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, (2) kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak,

(3) sanksi pajak dan insentif pajak berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak, (4) sanksi dan insentif pajak berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak dengan dimediasi oleh kesadaran wajib pajak.

Kata kunci : Sanksi Pajak; Insentif Pajak; Kesadaran; Kepatuhan Wajib Pajak

(2)

Pengaruh Sanksi Pajak dan Insentif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Sebagai Variabel PENDAHULUAN

Sumber pendapatan Negara Indonesia di dominasi oleh Pajak. Seluruh aktifitas perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari peran pajak di dalamnya. Pajak sudah menjadi tulang punggung Keuangan Negara yang kontribusinya terhadap pendapatan Negara sangat vital, dimana dalam postur APBN 2019, penerimaan perpajakan tercatat menyumbang 82,5 % dari total pendapatan Negara. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa semua biaya yang dibutuhkan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan dan penyediaan akses layanan bagi masyarakat sangat bergantung pada penerimaan pajak.

Salah satu penerimaan dari pajak di Indonesia yang gencar disosialisasikan pemerintah yaitu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Hal ini terjadi karena UMKM selain berperan dalam menyediakan lapangan pekerjaan ternyata dianggap memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Disamping itu, Pandemi Covid-19 telah membawa perekonomian Nasional dan Global kearah resesi ekonomi. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi Nasional dan Global yang negatif atau kontraksi. Perekonomian Nasional sendiri baru mengalami kontraksi pada triwulan II tahun 2020 dengan pertumbuhan ekonomi -5,3%. Kontraksi tersebut terutama disebabkan oleh penurunan konsumsi rumah tangga akibat pembatasan sosial untuk mencegah Covid-19, penurunan belanja investasi termasuk untuk pembangunan dan perolehan aset tetap serta penurunan realisasi belanja pemerintah termasuk belanja barang.

Salah satu sektor yang terpukul oleh pandemic Covid-19 adalah Usaha Mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang juga menyebabkan turunnya perekonomian Nasional. Berkurangnya tingkat pendapatan dari wajib pajak UMKM membuat mereka tidak patuh dalam pembayaran pajak karena penurunan yang signifikan terhadap omzet UMKM yang terjadi karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Tak sedikit UMKM yang berada di ambang kritis dan merugi bahkan sebagian mau tidak mau harus gulung tikar karena perputaran modal biaya produksi yang tidak mencukupi.

Tidak terlepas dari UMKM yang ada di Kota Pekanbaru yang merupakan kota dengan tingkat UMKM yang cukup besar kontribusinya. UMKM di Kota Pekanbaru tidak dipungkiri terdampak virus Covid-19. Dari data Dinas koperasi dan UKM Kota Pekanbaru Jumlah UMKM pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebanyak

15.102 UMKM yang terdiri dari berbagai jenis usaha akan tetapi WP UMKM yang melakukan Setoran mengalami penurunan sebanyak 4.461 di tahun 2019 , WP UMKM tidak melakukan setoran sebanyak 2.116 WP

, berarti pada tahun 2020 sebanyak 2 kali lipat WP tidak melakukan setoran UMKM tersebut, dengan penurunan WP UMKM yang melakukan setoran maka akan berpengaruh pula terhadap Jumlah atau nominal setoran WP UMKM tersebut, terlihat pada tahun 2020 setoran turun menjadi 23.660.435.353. Disini dapat dilihat bahwa masih banyak WP UMKM yang tidak patuh dalam perpajakan.

Kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain sanksi pajak dan insentif pajak. Wajib pajak akan patuh dalam membayar pajak apabila ada kesadaran di dalam dirinya sebagai wajib pajak. Pada 1 April 2020, telah diberlakukan Peraturan Kementerian Keuangan (PMK) No. 23/PMK.03/2020 yang berjudul Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona. Andrew dan Purnama (2021) mengemukakan bahwa sosialisasi insentif PMK No. 86/PMK.03/2020 berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib pajak UMKM. Adanya sosialisasi tersebut memunculkan pengetahuan dan kesadaran bagi Wajib Pajak UMKM.

Pada 2021 pemerintah kembali memperbaharui peraturan, dimana pemerintah telah menerbitkan PMK No.9/PMK.03/2021. Peraturan ini efektif berlaku sejak 2 Februari 2021. Adapun melalui PMK No.9/PMK.03/2021, pemberian insentif pajak terhadap Wajib Pajak terdampak pandemi Covid-19 diperpanjang hingga 30 Juni 2021.

Dikutip dari https://news.ddtc.co.id , realisasi pemanfaatan insentif pajak hingga 1 April 2021 mencapai Rp 14,02 triliun dari total pagu anggaran sejumlah Rp 56,72 triliun atau sekitar 23,98% dari pagu. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak Wajib Pajak yang belum memanfaatkan insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah.

Berdasarkan hasil penelitian Titis Wahyu Adi (2018) menyebutkan bahwa Sanksi Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Cilacap tahun 2018. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Linda Sofiana (2021), dalam penelitiannya dengan judul “ Pengaruh Sanksi Pajak dan Tingkat Pendapatan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kesadaran Sebagai Variabel Mediasi ”Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanksi perpajakan tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Selanjutnya Selanjutnya penelitian oleh Zuli Alfina dan Nur Diana (2021) menyatakan bahwa Variabel Insentif pajak akibat Covid-19 secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berbeda dengan penelitian Syanti, Widya dan Nataherwin (2020), hasil penelitiannya adalah insentif pajak yang diberikan pemerintah selama pandemi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan adanya perbedaan hasil penelitian tersebut membuat penulis melakukan penelitian kembali menggunakan variabel sanksi perpajakan dan insentif pajak.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat menjadi motivasi untuk dilakukannya penelitian mengenai sanksi pajak, insentif pajak, dan hubungannya terhadap kepatuhan pajak dengan mediasinya adalah kesadaran pajak, oleh karena itu Penulis akan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul Pengaruh Sanksi Pajak

(3)

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi

739 e-ISSN: 2685-5607

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 7 No. 3, September 2023

dan Insentif Pajak terhadap Kepatuhan Pajak Melalui Kesadaran Pajak Sebagai Variabel Intervening ( Studi pada wajib pajak UMKM di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan)”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sanksi dan insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, pengaruh sanksi dan insentif pajak terhadap kesadaran wajib pajak, dan untuk mengetahui pengaruh sanksi dan insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran sebagai variabel intervening.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Atribusi (Atribution Theory)

Teori atribusi dikembangkan oleh Fritz Heider (1958) yang mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya, teori ini berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces) dan ekternal (external forces), dimana internal forces merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang dan external forces yaitu yang berasal dari luar, seperti kesulitas dalam pekerjaan atau keberuntungan.

Teori Perilaku

Theory of Planned Behaviour (Atzen, 1991) menjelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat untuk berperilaku. Wajib pajak yang memahami perpajakan, akan memiliki keyakinan tentang timbal balik yang diperoleh dari pajak ketika akan bertindak, individu akan memiliki keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut. Lalu timbul persepsi tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut.

Teori Pembelajaran Sosial

Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip- prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat- isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal.

Pajak

Dalam Undang-Undang No 6 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1, pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Wajib Pajak

Menurut Undang-Undang Perpajakan tahun Nomor 6 tahun 1983 yang diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut (Asmarani, 2020b), yang merujuk pada IBFD International Tax Glossary, menjelaskan bahwa kepatuhan pajak (tax compliance) adalah tindakan prosedural dan administratif yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban Wajib pajak berdasarkan aturan pajak yang berlaku. Dalam penelitian Latief et al., (2020) menyebutkan bahwa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kepatuhan pajak terdiri dari:Mendaftarkan diri sebagai wajib pajak secara sukarela ke Kantor Pelayanan Pajak, menghitung Pajak , membayar Pajak dan melaporkan pajak.

Sanksi Pajak

Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011: 59). Sanksi pajak terjadi karena pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan khususnya dalam ketentuan umum atau atau tata cara perpajakan (Siti Resmi, 2009: 71).

Insentif Pajak

Insentif pajak adalah fasilitas perpajakan yang diberikan oleh pemerintah untuk merangsang agar wajib pajak melakukan penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu (Nareswari, 2000:24). PMK yang berlaku sekarang yaitu 149/PMK.03/2021 tentang perubahan kedua atas peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak terdampak pandemi Corona Virus Disease 2019.

(4)

Pengaruh Sanksi Pajak dan Insentif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Sebagai Variabel Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, serta dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.

Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Rahman (2010:49) “ Kesadaran Wajib Pajak adalah keadaan ketika wajib pajak yang tanpa paksaan dari pihak manapun untuk membayar pajaknya sesuai dengan peraturan yang berlaku ”. Berikut indikator dalam mengukur tingkat kesadaran berdasarkan (Alfiah, 2015 ) : pajak merupakan bentuk pengabdian masyarakat kepada Negara, membayar pajak bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara, akibat penundaan pembayaran dan pengurangan pembayaran pajak bagi Negara, akibat pembayaran pajak yang tidak sesuai bagi negara, dan manfaat pajak.

KERANGKA PEMIKIRAN

Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Pada dasarnya sanksi pajak dibuat dengan tujuan agar wajib pajak takut dalam melanggar undang-undang perpajakan yang berlaku. Wajib Pajak UMKM sebagian besar berpresepsi bahwa apabila WP tidak membayar pajak maka WP akan sangat dirugikan akibat adanya sanksi pajak tersebut, oleh karena itu dengan adanya sanksi pajak maka Wajib Pajak akan semakin patuh dalam membayar pajak.

Berdasarkan hasil penelitian Titis Wahyu Adi (2018) menyebutkan bahwa Sanksi Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Cilacap tahun 2018. Temuan ini mendukung dan sejalan dengan penelitian dari Bahri et al,. (2018), Winerungan (2013), Ayunda dan Azhari (2015), Anam et al.,(2016), Putra (2017), Rizajayanti dan Supriono (2017) yang menyatakan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Pengaruh Insentif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

pemberian insentif pajak merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan WP dalam membayar pajak. Melalui Insentif pajak maka diharapakan akan berdampak positif terhadap kenaikan tingkat pemasukan Negara dan menimbulkan berbagai efek multiplier terhadap perekonomian Nasional.

Pada penelitian Ali et al.(2021) membuktikan bahwa pemberian insentif pajak PPh yang diberikan pemerintah telah memuaskan harapan sebagian besar wajib pajak. Kepuasan wajib pajak ini dapat mendorong kepatuhan sukarela wajib pajak dalam melaksanakan pajaknya, dengan kata lain, ada korelasi yang signifikan antara pemeberian insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak (Ali et al., (2011). Selanjutnya penelitian oleh Zuli Alfina dan Nur Diana (2021) menyatakan bahwa Variabel Insentif pajak akibat Covid-19 secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan adanya insentif maka dapat memberikan pengaruh terhadap reaksi dan perilaku wajib pajak sehingga kebijakan pemerintah akibat dari covid-19 dalam penurunan produktifitasnya ekonomi wajib pajak yang sedang lemah, maka dengan adanya insentif ini sendiri manfaat pajak dapat dirasakan langsung karena dinilai dapat mengurangi beban biaya pengeluaran pajak pada saat pelemahan ekonomi akibat wabah covid-19.

Pengaruh Kesadaran Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Konsep di dalam teori atribusi yaitu penyebab perilaku seseorang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.

Penentuan eksternal maupun internal ditentukan oleh tiga hal yaitu : ke-khasan, consensus, dan konsistensi.

Kesadaran wajib pajak merupakan salah satu faktor internal penyebab seseorang bersikap patuh. Kesadaran pajak adalah perilaku yang melekat pada diri wajib pajak, membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembentukan kedaran pajak.

Pada penelitian Amran (2018) yang menemukan terdapat pengaruh positif antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dan sejalan dengan penelitian Tuti Wulandari (2015), Lidya Puspitasari (2015), Mega Fatmawati Siagian (2019) berpengaruh positif antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi kesadaran wajib pajak maka akan tinggi kepatuhan pajak wajib pajak tersebut.

Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Sanksi pajak sangat dibutuhkan dalam penertiban pembayaran pajak bagi Wajib Pajak. Dengan adanya Sanksi dalam perpajakan maka Wajib Pajak akan merasa diberatkan jika tidak membayar kewajibannya dalam membayar pajak. Sanksi pajak yang diterapkan oleh pemerintah diharapkan akan membentuk sebuah kesadaran pada diri Wajib Pajak untuk menyadari akan segala kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi serta memahami akan adanya konsekuensi negatif berupa sanksi administrasi maupun sanksi pidana yang akan diterima apabila Wajib Pajak melakukan tindakan pelanggaran aturan perpajakan.

(5)

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi

741 e-ISSN: 2685-5607

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 7 No. 3, September 2023

Dalam penelitian Linda Sofiana (2021) menyebutkan bahwa sanksi pajak memiliki pengaruh terhadap kesadaran Wajib Pajak. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahputri et al., (2014) dan Lestari et al., (2018) yang menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh terhadap kesadaran Wajib Pajak. Sanksi pajak yang diterapkan oleh pemerintah diharapkan akan membentuk sebuah kesadaran pada diri Wajib Pajak untuk menyadari akan segala kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi serta memahami akan adanya konsekuensi negatif berupa sanksi administrasi maupun sanksi pidana yang akan diterima apabila Wajib Pajak melakukan tindakan pelanggaran aturan perpajakan.

Pengaruh Insentif Pajak Terhadap Kesadaran Wajib pajak

Menurut Wardana (2020) insentif pajak adalah tindakan pemerintah untuk mendorong individu dan bisnis atau pengusaha untuk membelanjakan uang atau menghemat uang dengan mengurangi jumlah pajak yang harus mereka bayar. Insentif diberikan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi Nasional pada saat Pandemi Covid-19 dan merupakan respon pemerintah terhadap penurunan produktifitas perusahaan.

Menurut Nurmantu (2005) menyatakan bahwa kesadaran merupakan penilaian positif masyarakat wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi Negara oleh pemerintah yang akan menggerakkan masyarakat untuk mematuhi kewajibannya untuk membayar pajak tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rusyidi dan Nurhikmah (2018) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan atas pengaruh Insentif pajak terhadap kesadaran wajib pajak. Kesadaran wajib pajak mengacu pada perilaku wajib pajak yang telah memahami tentang perpajakan dimana wajib pajak tersebut akan bertindak sesuai dengan apa yang tertuang dalam ketentuan perpajakan. Dengan adanya insentif pajak pada pelaku usaha UMKM diharapkan agar tingkat kesadaran mereka terhadap membayar pajak akan meningkat.

Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Mediasi.

Sanksi perpajakan telah diatur dalam UU No. 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Pepajakan.

Apabila fiskus tidak tepat atau terjadi kesalahan dalam menetapkan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan wajib pajak maka akan menimbulkan rasa ketidakadilan dalam perpajakan yang akan berakibat pada tidak percayanya wajib pajak terhadap sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Berdasarkan penelitian terdahulu dari Linda Sofiana (2021) menyebutkan bahwa Hasil analisis menyatakan kesadaran Wajib Pajak memediasi pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Selain itu dalam buku widodo et al.,(2018:40) menjelaskan bahwa penyebab seseorang melakukan penghindaran pajak berasal dari faktor internal dan eksternal. Dari sisi internal, individu lebih didasarkan pada kesadaran untuk melaksanakan kewajiban pajaknya, oleh karena itu kepatuhan wajib pajak akan meningkat jika dimediasi oleh kesadaran wajib pajak.

Pengaruh Insentif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Mediasi

Pada saat ini Inonesia masih memakai aturan NO 149/PMK.03/2021 yang berlaku dari tanggal 26 oktober 2021 sampai dengan sekarang. Insentif yang diberikan pemerintah yaitu insentif PPh 21, insentif PPh final berdasarkan peraturan pemerintah No 23 tahun 2018, insentif PPh final jasa kontruksi, insentif PPh pasal 22 impor, insentif angsuran PPh pasal 25, dan insentif PPN. Adapun tariff pajak pengahsilan yang baru bagi UMKM yaitu 0,5% dari omset.

Penelitian oleh Zuli Alfina dan Nur Diana (2021) menyatakan bahwa Variabel Insentif pajak akibat Covid-19 secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan adanya insentif maka dapat memberikan pengaruh terhadap reaksi dan perilaku wajib pajak sehingga kebijakan pemerintah akibat dari covid-19 dalam penurunan produktifitasnya ekonomi wajib pajak yang sedang lemah. Hasil penelitian Amran ( 2018 ) yang menemukan terdapat pengaruh positif antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib paja dan sejalan dengan penelitian Tuti Wulandari (2015), Lidya Puspitasari (2015), Mega Fatmawati Siagian (2019) berpengaruh positif antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

(6)

Pengaruh Sanksi Pajak dan Insentif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Sebagai Variabel Gambar 1. Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak UMKM yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pekanbaru Tampan yang memiliki penghasilan atau pendapatan kotor kurang dari Rp 4,8 miliar pada satu tahun masa pajak di KPP Pratama Pekanbaru Tampan.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak pelaku UMKM yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pekanbaru Tampan.

Sampel

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam mengambil sampel, peneliti mempunyai pertimbangan tertentu yaitu Wajib Pajak yang masih beraktifitas, pelaku UMKM yang memiliki NPWP dan Wajib Pajak pelaku UMKM yang menggunakan PP 23 Tahun 2018 dalam memperhitungkan pajak terutangnya.

Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode incidental sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung dengan memakai rumus Slovin (Sugiyono,2007) sebagai berikut :

n = 10.027 1 + 10.027 ( 0,05 )^2

n = 384,655 dibulatkan menjadi 385 sampel Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif. Data kuantitati dalam penelitian ini yaitu jumlah wajib pajak pelaku UMKM yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pekanbaru Tampan dan hasil jawaban kuisioner diukur menggunakan skala likert.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dari kuisioner (angket) yang diberikan ke wajib pajak pelaku UMKM yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pekanbaru Tampan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert. Pengukran dengan skala ini dimaksudkan untuk mngukur jawaban kuisioner oleh responden yang mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negative ( Sugiyono, 2014:133). Berikut skala gradasi dalam skala likert yang dipakai yaitu (5) Selalu, (4) Sering, (3) Kadang-kadang, (2) Sering dan (1) Tidak pernah.

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Pembentukan Kantor KPP Pratama (Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 473/KMK.01/2004 Tentang Perubahan Lampiran I, II, III, IV dan V Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanana Pajak bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksa dan Penyidikan Pajak, dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 519/KMK.01/2004) tanggal 13 Oktober 2004. KPP Pratama Pekanbaru Tampan memiliki wilayah kerja dari berbagai kecamatan di Pekanbaru yang terdiri dari: Kecamatan Tuah Madani, Kecamatan Bina Widya Kecamatan Payung Sekaki,

Sanksi Pajak ( X1 )

Kesadaran Wajib Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak ( Y )

Insentif Pajak

( X2 )

(7)

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi

743 e-ISSN: 2685-5607

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 7 No. 3, September 2023 Variabel

Kepatuhan Wajib Pajak Sanksi Pajak

Insentif Pajak

Y X1 X2 Z

1.000 <0.001 <0.001 <0.001

<0.001 1.000 <0.001 <0.001

<0.001 <0.001 1.000 <0.001 Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Marpoyan Damai dan Kecamatan Sukajadi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN MODEL ( Outer Model) Hasil Convergent Validity dan Hasil Validitas Discriminant

Tabel 1. Loading Factor

Y1 0.843 Valid

Y2 0.823 Valid

Y3 0.659 Valid

Y4 0.580 Valid

X1.1 0.564 Valid

X1.2 0.861 Valid

X1.3 0.841 Valid

X1.4 0.800 Valid

X2.1 0.822 Valid

X2.2 0.879 Valid

X2.3 0.859 Valid

X2.4 0.717 Valid

Z.1 0.798 Valid

Z.2 0.862 Valid

Z.3 0.636 Valid

Z.4 0.726 Valid

Z.5 0.775 Valid

Z.6 0.677 Valid

Sumber : Output Warp PLS 7.0

Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan indikator yang diukur.

Namun menurut Chin, 1998 (dalam Ghozali, 2013) untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup memadai. Hasil pengolahan dengan menggunakan WarpPLS dapat dilihat pada tabel diatas . Nilai outer model antara indikator dengan variabel telah memenuhi convergen validity karena seluruh item pada indikator memiliki nilai loading factor di atas 0,50. Sehingga setiap indikator dapat dikatakan valid.

Tabel 2. Avarage Varience Extracted (AVE)

Kepatuhan Wajib Pajak 0.734 0.558 0.588 0.627

Sanksi Pajak 0.558 0.775 0.495 0.521

Insentif Pajak 0.588 0.495 0.822 0.452

Kesadaran 0.627 0.521 0.452 0.749

Sumber : Output Warp PLS 7.0

Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah dengan melihat nilai dari AVE (Average Kepatuhan Wajib Pajak Keterangan

Sanksi Pajak Keterangan

Insentif Pajak Keterangan

Kesadaran Keterangan

Variabel X1 X2 Z

(8)

Pengaruh Sanksi Pajak dan Insentif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Sebagai Variabel

Indikator Penelitian Square

Indeks P-Value Kriteria Keterangan

Variance Extracted). Sholihin dan Ratmono (2013:73) dan Ghozali, (2013) menyatakan bahwa akar kuadrat AVE juga digunakan untuk evaluasi konvergen, kriteria yang harus dipenuhi yaitu nilai akar kuadrat AVE > 0,50.

Berdasarkan tabel diatas, keempat variabel telah memenuhi convergent validity. Kepatuhan wajib pajak, sanksi pajak, insentif pajak, dan kesadaran masing-masing memiliki nilai AVE > 0,50 dengan P-Value sudah melebihi dari pada nilai konstruk lainnya.

Uji Reliabilitas

Pemeriksaan selanjutnya adalah reliability indikator dengan melihat output composite reliability atau cronbach’s alpha. Kriteria dikatakan reliability adalah nilai composite reliability atau cronbach’s alpha lebih dari 0.7. Hasil dari pengukuran reliabilitas indikator dengan composite reliability atau cronbach’s alpha adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Composite Reliability dan Cronbach Alpha

Kepatuhan Wajib Pajak 0.821 0.707

Sanksi Pajak 0.855 0.770

Insentif Pajak 0.892 0.837

Kesadaran Wajib Pajak 0.884 0.841

Sumber : Output Warp PLS 7.0

Berdasarkan hasil pengukuran tabel diatas, nilai composite reliability dari setiap indikator memiliki nilai lebih besar dari 0.7 sehingga semua indikator dalam model yang diestimasi memenuhi syarat discriminant reliability. Pada cronbach’s alpha nilai yang disarankan adalah diatas 0.6 dan pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha untuk semua indikator berada diatas 0.6.

Pengujian structural atau Inner Model

Model structural (inner model) dinilai dengan melihat R-Square untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model structural.

Tabel 4. R-Square

Kepatuhan WP 0,555

Kesadaraan WP 0,326

Sumber : Output Warp PLS 7.0

Berdasarkan tabel diatas, nilai R-Square untuk variabel kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 0,555. Hasil ini menunjukkan bahwa 55,5% variabel kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh variabel sanksi pajak, insentif pajak, dan kesadaran wajib pajak. Sedangkan 44,5% yang merupakan sisanya kemungkinan dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sedangkan R-Square untuk variabel kesadaran wajib pajak adalah sebesar 0,326. Hasil ini menunjukkan bahwa 32,6% variabel Kesadaran wajib pajak dipengaruhi oleh variabel sanksi pajak dan insentif pajak. Sedangkan 67,4% yang merupakan sisanya kemungkinan dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi structural (inner Model) yang meliputi uji kecocokan model (model fit), path coefficient, dan R2. Pada uji kecocokan model tersebut terdapat sepuluh indeks pengujian, yaitu average path coefficient (APC), average R-square (ARS) dan average varians factor (AVIF) dengan kriteria APC dan ARS diterima dengan syarat p-value : 0,05 AVIF lebih kecil dari ≤ 3,3, GoF diterima dengan syarat >0,36, SPR, SSR dan NLBCDR diterima dengan syarat > 0,7, terakhir RSCR diterima dengan syarat > 0,9.

Tabel 5. Model Fit

APC 0,313 <0,001 P <0,05 Diterima

ARS 0,441 <0,001 P<0,05 Diterima

AARS 0,437 <0,001 P<0,05 Diterima

Konstruk Composite Reliability Cronbach Alpha

(9)

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi

745 e-ISSN: 2685-5607

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 7 No. 3, September 2023

AVIF 1,428

Good if <3.3

AFVIF 1,805

Good if <3.3

GoF 0,512

Large >0,36

AVIF < 5 Diterima

AFVIF < 5 Diterima

Small,Medium,Large Diterima

SPR 1,000 SPR > 0,7 Diterima

RSCR 1,000 RSCR > 0,9 Diterima

SSR 1,000 SSR > 0,7 Diterima

NLBCDR 1,000 NLBCDR > 0,7 Diterima

Sumber : Output Warp PLS 7.0

Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil ialah inner model dapat diterima.

PEMBAHASAN

Sanksi Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Variabel sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dapat dilihat melalui nilai koefisien jalur yaitu 0,221 yang berarti bahwa setiap peningkatan sanksi pajak satu satuan maka akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,221 dan sebaliknya.

Sanksi Pajak merupakan salah satu alat pemerintah untuk mencegah atau meminimalisir agar WP tidak melakukan penghindaran pajak. Apabila penegakan hukum dapat memberikan keadilan dan kepastian hukum maka WP akan taat, patuh dan disiplin dalam membayar pajak. Hal ini berkaitan dengan teori atribusi dimana WP akan memiliki perasaan yang dapat mempengaruhi perilakunya secara personal melalui usahanya dengan membayar pajak akibat adanya sanksi pajak tersebut. Dengan adanya sanksi pajak maka Wajib Pajak akan takut terhadap timbal balik yang akan Wajib Pajak terima jika tidak membayar pajaknya, hal ini tentu membuat Kepatuhan dalam membayar pajak semakin meningkat. Tidak hanya itu, Sanksi pajak sangat diperlukan agar tercipta kedisiplinan dalam membayar pajak dimana dengan adanya sanksi pajak WP selalu tepat waktu untuk membayar pajak agar tidak terkena sanksi administrasi, dan WP percaya bahwa pengenaan sanksi selalu dilaksanakan dengan tegas kepada semua wajib pajak yang melanggar dan sanksi yang diberikan kepada WP selalu sesuai dengan keterlambatan pembayaran WP. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu hasil penelitian Titis Wahyu Adi (2018) yang menyatakan bahwa Sanksi Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Insentif Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Variabel insentif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dapat dilihat melalui nilai koefisien jalur yaitu 0,301 yang berarti bahwa setiap peningkatan insentif pajak satu satuan maka akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,301 dan sebaliknya.

Direktorat Jenderal Pajak menyebutkan bahwa pemberian insentif pajak merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan minat investor dalam berinvestasi. Melalui Insentif pajak diharapakan akan berdampak positif terhadap kenaikan tingkat investasi dan menimbulkan berbagai efek multiplier terhadap perekonomian Nasional. Dengan demikian, penerimaan Negara yang berasal dari sektor pajak akan semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan teori atribusi dimana dengan adanya faktor eksternal yaitu insentif pajak, maka akan mempengaruhi perasaan Wajib Pajak dengan kemudahan serta keringanan bagi WP dalam membayar pajak terutang. Dengan adanya pemberian insentif pajak hal ini tentunya membawa dampak positif terhadap pelaku UMKM dimana banyak kemudahan yang dirasakan oleh pelaku UMKM serta dapat menyelamatkan pelaku UMKM dari kebangkrutan akibat pandemi, dan dengan adanya pemberian insentif pajak tentunya Wajib Pajak akan semakin patuh dalam memenuhi kewajibannya sebagai Wajib Pajak. Tidak hanya itu, dengan adanya insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah sangat membantu meningkatkan kemampuan Wajib Pajak untuk meringankan beban pajak terutang WP dengan syarat dan ketentuan pengajuan perolehan insentif yang sederhana dan mudah dipahami oleh Wajib Pajak, tidak lupa Pemberian Insentif oleh pemerintah selama ini dirasa sudah dilakukan secara adil sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan membuat Wajib Pajak termotivasi untuk mematuhi kewajiban pajaknya guna meningkatkan kepatuhan terhadap kewajiban dalam membayar pajak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelian sebelumnya oleh Zuli Alfina dan Nur Diana (2021) menyatakan bahwa Variabel Insentif pajak akibat Covid-19 secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

(10)

Pengaruh Sanksi Pajak dan Insentif Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Sebagai Variabel terhadap kepatuhan wajib pajak. Insentif pajak akan memberikan pengaruh terhadap reaksi dan perilaku wajib pajak dalam penurunan produktifitas ekonomi serta dengan adanya insentif ini sendiri manfaat pajak dapat dirasakan langsung karena dinilai dapat mengurangi beban biaya pengeluaran pajak pada saat pelemahan ekonomi akibat wabah covid-19.

Kesadaran Wajib Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Variabel kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini dapat dilihat melalui nilai koefisien jalur yaitu 0,386 yang berarti bahwa setiap peningkatan kesadaran WP sebesar satu satuan maka akan meningkatkan dan memperkuat kepatuhan wajib pajak sebesar 0,386 dan sebaliknya.

Kesadaran wajib pajak merupakan salah satu faktor internal penyebab seseorang bersikap patuh dan merupakan perilaku yang melekat pada diri wajib pajak serta membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembentukan kesadaran pajak tersebut hal ini sesuai dengan teori atribusi dan teori perilaku. Kesadaran perpajakan timbul dari dalam diri WP sendiri, tanpa adanya kegiatan himbauan dan pemeriksaan pajak dari DJP. Wajib Pajak menyadari bahwa membayar pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan Negara dan apabila tidak membayarnya atau menundanya maka hal tersebut dapat merugikan Negara, karena sejatinya Kewajiban dalam membayar pajak merupakan suatu bentuk pengabdian masyarakat kepada Negara. Kesadaran sangat berpengaruh terhadap munculnya sikap atau perilaku Wajib Pajak dalam memenuhi Kewajibannya sebagai WP, dimana dengan meningktanya kesadaran maka akan meningkat pula kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Amran (2018) dimana terdapat pengaruh positif antara kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dan sejalan juga dengan penelitian Tuti Wulandari (2015), Lidya Puspitasari (2015), Mega Fatmawati Siagian (2019) yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi kesadaran wajib pajak maka akan tinggi pula kepatuhan wajib pajak tersebut.

Sanksi Pajak Berpengaruh Terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Variabel sanksi pajak berpengaruh terhadap kesadaran Wajib Pajak. Hal ini dapat dilihat melalui nilai koefisien jalur yaitu 0,394 yang berarti bahwa setiap peningkatan sanksi pajak sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kesadaran Wajib Pajak sebesar 0,394 dan sebaliknya.

Sanksi pajak sangat dibutuhkan dalam penertiban pembayaran pajak bagi Wajib Pajak. Dengan adanya Sanksi dalam perpajakan maka Wajib Pajak akan merasa diberatkan jika tidak membayar kewajibannya dalam membayar pajak. Hal ini sejalan dengan teori atribusi dan teori pembelajaran sosial dimana dengan adanya kekuatan eksternal berupa sanksi maka dapat mempengaruhi kesadaran dalam diri Wajib Pajak, tidak terlepas dari hal itu dengan adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan WP dalam membayar pajak baik itu sanksi denda dan pidana, maka hal tersebut dapat dijadikan sebagai titik pembelajaran dari pengalaman seseorang yang melanggar norma perpajakan. Sanksi pajak yang diterapkan oleh pemerintah diharapkan akan membentuk sebuah kesadaran pada diri Wajib Pajak untuk menyadari akan segala kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi serta memahami akan adanya konsekuensi negatif berupa sanksi administrasi maupun sanksi pidana yang akan diterima apabila Wajib Pajak melakukan tindakan pelanggaran aturan perpajakan. Wajib Pajak menyadari bahwa pajak merupakan bentuk pengabdian masyarakat kepada Negara, dan bagi yang melanggar atau tidak membayar kewajibannya tentunya akan dikenakan sanksi yang dilaksanakan tegas kepada semua wajib pajak. Tidak hanya itu, Wajib Pajak percaya bahwa sanksi sangat diperlukan agar tercipta kedisiplinan dalam kewajiban membayar pajak karena Wajib Pajak menyadari bahwa Pembayaran pajak dapat memberikan manfaat dan fasilitas bagi semua masyarakat Indonesia.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Linda Sofiana (2021) yang menyebutkan bahwa sanksi pajak memiliki pengaruh positif terhadap kesadaran Wajib Pajak. Temuan ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahputri et al., (2014) dan Lestari et al., (2018) yang menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh terhadap kesadaran Wajib Pajak.

Insentif Pajak Berpengaruh Terhadap Kesadaran Wajib Pajak

Variabel insentif pajak berpengaruh terhadap kesadaran Wajib Pajak. Hal ini dapat dilihat melalui nilai koefisien jalur yaitu 0,264 yang berarti bahwa setiap peningkatan insentif pajak sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kesadaran Wajib Pajak sebesar 0,264 dan sebaliknya.

Menurut Wardana (2020) insentif pajak adalah tindakan pemerintah untuk mendorong individu dan bisnis atau pengusaha untuk membelanjakan uang atau menghemat uang dengan mengurangi jumlah pajak yang harus mereka bayar. Menurut Nurmantu (2005) menyatakan bahwa kesadaran merupakan penilaian positif masyarakat Wajib Pajak terhadap pelaksanaan fungsi Negara oleh pemerintah yang akan menggerakkan masyarakat untuk mematuhi kewajibannya untuk membayar pajak tersebut. Hal ini sejalan dengan teori atribusi dan teori perilaku Dengan adanya insentif pajak maka pelaku UMKM akan sadar dengan kewajibannya sebagai Wajib Pajak karena adanya penilaian positif Wajib Pajak itu sendiri sebagai respon dari pemberian Insentif Pajak itu sendiri. Wajib

(11)

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi

747 e-ISSN: 2685-5607

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 7 No. 3, September 2023

Pajak menyadari bahwa membayar pajak merupakan bentuk pengabdian masyarakat kepada Negara, karena dengan pembayaran pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak UMKM maka akan dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat itu sendiri, ditambah lagi di masa pandemi, dengan diberikannya insentif pajak oleh pemerintah dapat meringankan beban pajak bagi pelaku UMKM dengan pengajuan perolehan insentif yang sederhana dan mudah dipahami, dengan adanya sanksi pajak tersebut dapat membuat kesadaran Pajak masyarakat terutama Wajib Pajak UMKM semakin meningkat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rusyidi dan Nurhikmah (2018) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan atas variabel sanksi pajak terhadap variabel kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi sanksi pajak maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak, sehingga adanya pengenaan sanksi pajak dapat meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban wajib pajak dalam perpajakan.

Sanksi Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Mediasi

Variabel sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dengan dimediasi variabel kesadaran Wajib Pajak. Hal ini dapat dilihat melalui nilai koefisien jalur yaitu 0,152 yang berarti bahwa setiap peningkatan sanksi pajak dengan dimedisai kesadaran Wajib Pajak sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,152 dan sebaliknya.

Sanksi Pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan atau norma perpajakan akan dituruti/ditaati/dipatuhi dan dengan kata lain dengan adanya sanksi perpajakan dapat menjadi alat pencegah preventif agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan, dengan adanya sanksi maka timbullah kesadaran bagi Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak, dimana mereka menyadari bahwa Pajak ditetapkan dengan Undang-undang dan dapat dipaksakan, WP juga menyadari bahwa jika membayar pajak maka akan ada feedback yang didapat dari pajak tersebut untuk Negara. Hal ini sejalan dengan teori atribusi, teori berperilaku serta teori pembelajaran sosial. Dengan adanya sanksi yang merupakan kekuatan eksternal dan kesadaran sebagai kekuatan internal, maka Wajib Pajak akan patuh dalam membayar pajak, mereka akan berperilaku positif dan mau mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak serta Selalu tepat waktu dalam melaporkan surat pemberitahuan pajaknya. Berdasarkan penelitian terdahulu dari Linda Sofiana (2021) menyebutkan bahwa Hasil analisis menyatakan kesadaran Wajib Pajak memediasi pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan pada studi literatur theory of planned behavior yang merupakan suatu teori yang menekankan pada rasionalitas dari tingkah laku manusia dan keyakinan bahwa target tingkah laku (dalam hal ini target tingkah lakunya adalah kepatuhan Wajib Pajak) berada di bawah kontrol kesadaran individu. Selain itu dalam bukunya, Widodo et al., (2018:40) menjelaskan bahwa penyebab seseorang melakukan penghindaran pajak berasal dari faktor internal dan eksternal. Dari sisi internal individu lebih didasarkan kepada kesadaran untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Berdasarkan uraian tersebut, hasil penelitian ini menyatakan bahwa kepatuhan pajak akan lebih kuat terpengaruh oleh sanksi pajak bila dimediasi oleh kesadaran Wajib Pajak, dan hasilnya pun sejalan dengan teori of planned behavior dan Widodo et al., (2018:40).

Insentif Pajak Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Mediasi

Variabel insentif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dengan dimediasi variabel kesadaran Wajib Pajak. Hal ini dapat dilihat melalui nilai koefisien jalur yaitu 0,102 yang berarti bahwa setiap peningkatan insentif pajak dengan dimedisai kesadaran Wajib Pajak sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,102 dan sebaliknya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori atribusi, teori perilaku dan teori pembelajaran sosial dimana insentif pajak sangat dibutuhkan bagi pelaku UMKM, dengan adanya Insentif Pajak maka akan dapat memberikan pengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak dan dengan adanya Insentif Pajak yang diberikan pemerintah maka dapat meringankan beban pajak terutang WP ditambah lagi dengan syarat dan ketentuan untuk pengajuan perolehan insentif yang sangat sederhana dan mudah dipahami sehingga Insentif pajak dapat memotivasi WP dalam memenuhi kewajiban pajaknya sehingga kepatuhan terhadap pajak meningkat. Insentif pajak dapat membuat Wajib Pajak berperilaku secara sadar akan kewajiban pajaknya yang menimbulkan tingkat kepatuhan WP itu sendiri..

Dengan di mediasi oleh kesadaran terdapat pengaruh di antara tiga variabel tersebut. Adanya Insentif pajak dapat berpengaruh terhadap kesadaran Wajib Pajak dan dengan kesadaran Wajib Pajak dapat berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak, dan terakhir Insentif pajak dapat berperngaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dengan kesadaran Wajib Pajak sebagai variabel mediasi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amran (2018) yang menemukan terdapat pengaruh positif antara kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak dan sejalan dengan penelitian Tuti Wulandari (2015), Lidya Puspitasari (2015), Mega Fatmawati Siagian (2019) yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan WP, dan pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel insentif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dengan dimediasi variabel kesadaran Wajib Pajak.

(12)

Penyelesaian Masalah Tunggakan Pajak Untuk Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Di Bppkad Pajak UMKM, Kesadaran Wajib Pajak dapat mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak UMKM, Sanksi dan Insentif Pajak dapat mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak UMKM serta Sanksi dan Insentif Pajak dapat mempengaruhin Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak UMKM sebagai Variabel Intervening.

Berdasarkan hasil penelitian serta hal-hal yang terkait dengan keterbatasan penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: (1).Pemerintah atau DJP diharapkan agar lebih tegas dalam menindak Wajib Pajak yang melanggar Peraturan Perpajakan yang telah diterapkan, karena dengan adanya Sanksi Pajak maka Wajib Pajak akan takut jika terlambat dan tidak membayar kewajibannya sebagai WP, dan tentunya hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan WP dalam membayar Pajak. (2). Hendaknya pemerintah memperhatikan dan mempertimbangkan untuk memberikan Insentif kepada Wajib pajak, terkhusus pada kondisi WP yang mengalami penurunan produktivitas usahanya karena Insentif Pajak dapat meningkatkan tingkat Kepatuhan dan Kesadarannya Wajib Pajak. (3). Petugas pajak perlu meyakinkan Wajib Pajak bahwa pembayaran pajak oleh Wajib pajak akan memberikan manfaat terhadap kepentingan Negara (Pembangunan) yang dapat dipakai Warga Negara, dengan demikian WP akan sadar akan kewajibannya sebagai Wajib Pajak.

DAFTAR RUJUKAN

Beti, Agustina, Anwar Made, dan Eris Dianawati. 2016. “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kejujuran Wajib Pajak, Kemauan Membayar dari Wajib Pajak, Kedisiplinan Wajib Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”. Journal Riset Mahasiswa Akuntansi

Biru, Adugna Megenasa. 2020. “Factors That Affect Tax Compliance Behavior of Small and Medium Enterprises: Evidence from Nekemte City”. European Journal of Business and Management

Chin, W. W. 1998. “The Partial Least Squares Aproach to Structural Equation Modeling”. Modern Methods for Business Research, 295, 336

Dewi, Syanti, Widyasari, dan Nataherwin. 2020. “Pengaruh Insentif Pajak, Tarif Pajak, Sanksi Pajak dan Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak selama Masa Pandemi Covid-19”. Jurnal Ekonomika dan Manajemen

Gendro,Wiyono. 2011. “Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & Smart PLS 2.0”.

Yogyakarta: Percetakan STIM YKPM

Ghozali, I., 2011. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan Partial Least Squere (PLS) Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam, Hengky Latan. 2015. Partial Least Square Konsep Teknik Data Aplikasi Menggunakan Program Smartpls 3.0 Untuk Penelitian Empiris 2nd edition. Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam. 2008. “Structural Equation Modelling, Edisi II, Universitas Diponegoro, Semarang”.

, I. Latan, H. 2012. “Partial Least Square: Konsep, Teknik dan Aplikasi SmartPLS 2.0 M3”. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro

, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi”.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

, Imam. 2014. “Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS)

Edisi 4”. Universitas Diponegoro, Semarang.

, Imam. 2015. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23”. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

, Imam. 2018. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro..

Latief, S., Zakaria, J. and Mapparenta, M., 2020.Pengaruh Kepercayaan Kepada Pemerintah, Kebijakan Insentif Pajak dan Manfaat Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. CESJ: Center of Economic Students Journey, 3(3), pp.270-289.

Lisa, O., & Hermanto, B. (2018). The Effect of Tax Amnesty and Taxpayer Awareness to Taxpayer Compliance with Financial Condition as Intervening Variable. International Research Journal of Management, IT &

Social Sciences, 5(2), 1–10. https://sloap.org/journals/index.php/irjmis/article/view/90%0AThe

Marasabessy, I. L. (2020). Pengaruh Penurunan Tarif Pajak UMKM Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (Studi Kasus Pada KPP Pratama Pondok Aren). In Skripsi.

Puspitasari, L. (2015). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jom FEKON, 2(2), 1–15.

Putri, E. (2019). Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Umkm Yang Terdaftar Di Kpp Pratama Dumai). Procedia - Social and Behavioral Sciences, 6, 1–7.

(13)

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi

749 e-ISSN: 2685-5607

Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi--- Vol. 7 No. 3, September 2023

Rachmawati, N. A., & Ramayanti, R. (2016). Manfaat Pemberian Insentif Pajak Penghasilan dalam Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. 4(2), 176–185.

Rofika, R., Taufik, T., & Adinata, A. (2015). Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak, Pemahaman Tentang Pajak, Sanksi Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tampan Pekanbaru). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 2(2), 34018.

Roy Hendra Hutabarat., Vince Ratnawati., Julita.(2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Di Kota Pekanbaru.

Jurnal Ekonomi, 1(03), Vol 26.

Saputra, R., & Meivira, F. (1069). The Effect Of Owner Education Level, Accounting Practices And Perceptions Of Tax Incentives On Sme Tax Compliance. Jurnal EMBA, 8(4). https://theconversation.com

Sari, I. K., & Saryadi. (2019). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 8(3), 126–135.

Sofiana, L. (2021). Pengaruh sanksi pajak dan tingkat pendapatan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan kesadaran sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Akuntansi Indonesia, 17(1), 52–63.

Sugiharto & RB Iwan Noor Suhasto. 2019. “Pengukuran Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tidak Tercapainya Penerimaan Pajak Daerah di Kota Madiun”. Jurnal Monex, Vol. 8, Nomor 1, Januari 2019.

Sulastri, Ita Dewi, Suharno, dan Fadjar Harimurti. 2016. “Pengaruh Persepsi Pengetahuan Peraturan Pajak, Sistem Perpajakan, Kesadaran Membayar Pajak dan Kondisi Keuangan terhadap Kemauan Membayar Pajak Penghasilan pada Wajib Pajak”. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi

Torgler, Benno. 2007. “Tax Compliance and Tax Morale: A Theoretical and Empirical Analysis”. Edward Elgar, Cheltenham, UK

Vince Ratnawati., Ria Nelly Sari., Zuraidah Mohd Sanusi.2019.Pendidikan, Kualitas Layanan, Akuntabilitas, Kesadaran, dan Wajib Pajak Memenuhi: Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal International Penelitian Keuangan. Vol.10, No.5.

Wahyuni, nita.,et all.2022.Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan “berdasarkan peraturan yang berlaku”.Pekanbaru.K-Media.

Widi Widodo, dkk.2010. “Moralitas, Budaya, dan Kepatuhan Pajak”. Bandung: Alfabeta.

Widyantari, Ni Putu Debby, Made Arie Wahyuni, dan Ni Luh Erni Gede Sulindawati. 2017. “Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan sebagai Variabel Moderasi”. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Wiyati, Sari, Endang Masitoh, dan Anita Wijayanti. 2019. “Pengaruh Persepsi tentang Pengetahuan, Peraturan dan Manfaat Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM pada KPP Pratama Surakarta”.

Wulandari, T., Andreas, A., & Ilham, E. (2015). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 2(2), 34087. https://doaj.org

Zuli Alfina, N. D. (2020). Pengaruh Insentif Perpajakan Akibat Covid-19, Pemahaman Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (Studi Pada Wajib Pajak yang Terdaftar di KPP Pratama Malang Utara). E-Jra, 09(02), 47–57.

https://remote-lib.ui.ac.id:2141/article/10.1134/S1075700720010025

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Persepsi Wajib Pajak tentang Sanksi Perpajakan dan Hasrat Membayar Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak

Fenomena ini menunjukkan bahwa secara umum kesadaran wajib pajak (PNS) tentang pajak sudah baik akan tetapi mereka masih kurang patuh dalam membayar dan melaporkan pajaknya

Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, dan Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada UMKM yang terdaftar sebagai Wajib Pajak di

Religiusitas Memoderasi Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan penelitian Menurut Hartati dan Kartika, 2018 menyatakan bahwa pelayanan fiskus terhadap wajib pajak

Kepatuhan Wajib Pajak NO PERTANYAAN KRITERIA JAWABAN SS S KS TS STS Membayar pajak tepat waktu 1 Saya membayar pajak kendaraan bermotor tepat waktu 2 Saya selalu memenuhi

ABSTRAK PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI BANDAR LAMPUNG By RESTY MAYLANI Penelitian ini bertujuan

Indikator dalam penelitian ini diadopsi dari beberapa penelitian terdahulu seperti: Variabel Indikator Sumber Kepatuhan wajib pajak Y 1 Wajib pajak menghitung dan membayar

Alasan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh sosialisasi perpajakan, kesadaran wajib pajak, serta pemahaman insentif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM pada derajat