• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh intellectual capital terhadap - Universitas Brawijaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh intellectual capital terhadap - Universitas Brawijaya"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(Studi pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017)

Farahdita Novia Lamusu

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya [email protected]

Dosen Pembimbing Dr. Sumiati, SE., MSi.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

ABSTRACT

This research aims to determine the influence of Intellectual Capital which consists of Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU) and Structural Capital Value Added (STVA) toward the companies’ financial performance.

This type of research is explanatory research which aims to explain the causal relationship between variables and others by using hypothesis testing. The population in this research were all property and real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange during 2013 – 2017. Meanwhile, the sample using 14 companies was obtained through a purposive sampling technique Data analysis method uses multiple regression analysis through the SPSS application. From the results of the research show 1) There is a significant direct effect between intellectual capital toward financial performance; 2) There is no significant effect between VACA toward financial performance; 3) There is no significant effect between VAHU toward financial performance and 4) There is a significant direct effect between STVA towards financial performance.

Keywords: intellectual capital, financial performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital yang terdiri atas Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added (STVA) terhadap kinerja keuangan perusahaan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel satu dengan variabel lainnya dengan menggunakan pengujian hipotesis. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2013 – 2017. Sedangkan, sampel yang digunakan sejumlah 14 perusahaan yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Metode analisis data menggunakan regresi berganda, melalui aplikasi SPSS.

Dari hasil penelitian menunjukkan 1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara intellectual capital terhadap kinerja keuangan; 2) Tidak terdapat pengaruh antara VACA terhadap kinerja keuangan; 3) Tidak terdapat pengaruh antara VAHU terhadap kinerja keuangan dan 4) Terdapat pengaruh yang signifikan antara STVA terhadap kinerja keuangan

Kata kunci: intellectual capital, kinerja keuangan

(2)

1. PENDAHULUAN

Kinerja keuangan merupakan suatu tolak ukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan harus terus melakukan peningkatan terhadap kinerja perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai. Kinerja keuangan yang baik mencerminkan kondisi perusahaan dalam kondisi baik.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan alat analisis yaitu rasio keuangan. Salah satu rasio yang digunakan sebagai pengukuran kinerja keuangan adalah rasio profitabilitas, dimana Return on Asset (ROA) merupakan salah satu indikator pengukurannya. ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total aset. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba.

Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan

strategi bersaing. Untuk menarik minat investor, para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Oleh karena itu, organisasi bisnis semakin menitik beratkan akan pentingnya asett pengetahuan (knowledge asset) sebagai salah satu bentuk aset tak berwujud (Widyaningsih, 2009). Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran aset tak berwujud adalah intellectual capital (IC). Menurut Ulum (2008), IC merupakan modal intelektual yang telah diformalisasikan, ditangkap, dan diungkit untuk menciptakan kekayaan, dengan menghasilkan suatu aset yang bernilai tinggi.

Menurut Pulic (2000), tujuan utama dalam bisnis yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added.

Sedangkan untuk dapat menciptakan value added, dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital dan intellectual potential. Komponen physical capital dimasukkan karena modal ini dianggap penting, dan

(3)

intellectual capital tidak dapat berjalan sediri tanpa adanya physical capital yang mendukung. Physical capital merupakan dana-dana yang dimiliki perusahaan, sedangkan intellectual potential direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemapuan yang melekat pada mereka. Pulic (2000) menyatakan bahwa intellectual ability menunjukkan bagaimana kedua sumber daya tersebut telah secara efisiensi dimanfaatkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, dikenal metode VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) yang digunakan untuk pengukuran efisiensi dari nilai tambah yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual perusahaan.

Komponen utama dari VAIC dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA value added capital employed), human capital (VAHU – value added human capital), dan structural capital (STVA

structural capital value added).

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan ternyata menunjukkan hasil yang berbeda mengenai pengaruh IC terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perbedaan pengetahuan dan pemanfaatan teknologi bisa menjadi salah satu penyebab

perbedaan hasil penelitian tersebut.

Perbedaan perkembangan dan penggunaan teknologi mengakibatkan perbedaan dalam penggunaan intellectual capital di tiap-tiap negara.

Penggunaan dan pemanfaatan IC yang berbeda menyebabkan perbedaan kinerja keuangan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai.

Firer dan William (2003) melakukan penelitian mengenai hubungan intellectual capital terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan di Afrika Selatan. Penelitian ini menggunakan tiga dasar ukuran kinerja perusahaan yaitu profitability (ROA), productivity (ATO) dan juga market valuation (MB). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa IC tidak berpengaruh terhadap profitablitas perusahaan.

Ulum (2008) meneliti hubungan intellectual capital terhadap kinerja perusahaan perbankan Indonesia.

Kinerja perusahaan yang digunakan adalah ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IC berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan sekarang dan masa depan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bontis et.al. (2000) pada pengujian intellectual capital terhadap

(4)

0 1 1 3 8 6 26 45 212

324 459

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa human dan customer capital menjadi faktor yang signifikan dalam melaksanakan usaha perusahaan dan structural capital memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan.

Perusahaan property dan real estate merupakan salah satu sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan industri property dan real estate begitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk, sedangkan supply tanah bersifat tetap.

Hal ini juga dapat dibuktikan dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik mengenai Proyek Dalam Negeri Sektor Property dan Real Estate menurut sektor ekonomi dalam rentang waktu 2007- 2017.

Dari data tersebut diketahui bahwa unit proyek sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Oleh karena itu, perusahaan property dan real estate harus dapat mengelola berbagai macam aspek dari aset yang dimiliki agar dapat menciptakan profitabilitas dan value added bagi perusahaan yang akan dapat memacu ketertarikan investor untuk berinvestasi pada sektor property dan real estate.

Oleh karena itu, penelitian ini berusaha meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan data dari perusahaan sub sektor property dan real estate yang termasuk dalam salah satu klasifikasi High-IC intensive industries, yaitu industri yang padat intellectual capital. Berdasarkan Global Industriy Clasification Standard (GICS) dalam Woodcock dan Whiting (2011), jenis industri akan dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu industri yang padat intellectual capital (high IC- intensive industries) dan industri yang tidak padat intellectual capital (low- IC intensive industries). Industri padat intellectual capital merupakan industri yang memiliki value added besar yang

Gambar 1

Proyek Sektor Property dan Real Estate Sumber: data di olah, 2019

(5)

berasal dari teknologi dan pengetahuan.

Sedangkan industri yang tidak padat intellectual capital merupakan industri yang lebih memanfaatkan sumber daya alam dan masih menerapkan sistem tradisional. Apabila suatu industri telah mampu memanfaatkan dan mengelola intellectual capital yang dimilikinya dengan baik, maka diharapkan kinerja industri juga akan semakin baik.

2. KAJIAN PUSTAKA Intelectual Capital

Definisi IC menurut Stewart (1997) merupakan sumber daya berupa pengetahuan yang tersedia pada perusahaan yang menghasilkan aset bernilai tinggi dan manfaat ekonomi di masa mendatang bagi perusahaan. IC adalah suatu pengetahuan yang didukung proses informasi untuk menjalin hubungan dengan pihak luar. IC dapat dianggap sebagai aset tidak berwujud yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk menghasilkan manfaat dan meningkatkan keunggulan bersaing dalam mencapai tujuan perusahaan.

Value added Intellectual Coefficient (VAIC)

Value added Intellectual Coefficient (VAIC) adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh Pulic (1998), untuk

menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tak berwujud (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan. VAIC merupakan alat untuk mengukur kinerja IC perusahaan. Model ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi).

Perhitungannya dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). VA adalah indikator paling obyektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai (value creation). Value added didapat dari selisih antara output dan input. Nilai output (OUT) adalah revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan untuk dijual, sedangkan input (IN) meliputi seluruh beban yang digunakan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam rangka menghasilkan revenue.

Komponen-komponen dalam VAIC digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual perusahaan. VAIC di desain untuk dapat menghasilkan informasi mengenai value creation efficiency dari

(6)

aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan. VAIC menggunakan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan untuk menghitung tingkat efisiensi IC dalam menciptakan nilai.

VA= OUTPUT – INPUT Output = Total Penjualan dan

Pendapatan lain

Input = Beban (beban bunga dan beban operasional) dan biaya lain-lain (selain beban

karyawan).

VACA (Value Added Capital Employed)

Value added of Capital employed (VACA) adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. VACA merupakan bentuk dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya yang berupa capital asset. Dengan pengelolaan capital asset yang baik, diyakini peusahaan dapat meningkatkan nilai pasar dan kinerja perusahaannya.

VACA = VA/CE VA =Value added

CE =Capital employed (dana yang tersedia:ekuitas, laba bersih) VAHU (Value Added Human Capital)

Value added Human capital (VAHU) menunjukan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang dimiliki perusahaan. Hubungan antara VA dengan HC mengindikasikan kemampuan HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Selain itu, perusahaan harus dapat mengelola sumber daya yang berkualitas tersebut dengan maksimal sehingga dapat menciptakan value added dan keunggulan kompetitif perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

VAHU = VA/HC VA =Value added

HC =Human capital (beban karyawan terdiri dari gaji dan tunjangan)

STVA (Structural Capital Value Added)

Structural capital merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinistas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja

(7)

intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara optimal, misalnya: sistem operasi perusahaan, kebijakan perusahaan, budaya organisasi, teknologi, dan hak paten perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). STVA menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai.

STVA = SC/VA VA =Value added

SC =Structural capital (VA-HC)

Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total aset (Chen et.al., 2005). ROA ini mewakili rasio profitabilitas, dimana digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA adalah profitabilitas kunci yang mengukur jumlah profit yang diperoleh tiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan. ROA memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisisensi penggunaan total aset untuk operasional perusahaan. ROA memberikan gambaran kepada investor

tentang bagaimana perusahaan mengkonversikan uang yang telah diinvestasikan dalam laba bersih. Jadi, ROA adalah indikator dari profitabilitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba bersih. ROA dapat diperoleh dengan penghitungan sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih / Total Aset

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Terdapat pengaruh value added of capital employed (VACA) terhadap kinerja keuangan

H2 : Terdapat pengaruh value added of human capital (VAHU) terhadap kinerja keuangan

Gambar 2 Kerangka Konsep

Sumber: Peneliti, 2019

(8)

H3 : Terdapat pengaruh value added structural capital (STVA) terhadap kinerja keuangan

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014), metode explanatory research

metode penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan

variabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain. Sedangkan, untuk pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,

dengan menggunakan data berbentuk angka serta merupakan suatu penelitian statistik deskriptif. Sifat penelitian ini merupakan penelitian penelitian replikasi dengan suatu pengembangan Pengembangan dalam penelitian ini adalah penambahan periode p

penelitian serta perbedaan jenis sampel yang digunakan. Lokasi penelitian di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Brawijaya yang bertempat di Gedung F Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

yang digunakan dalam adalah data sekunder.

value added of (STVA) terhadap

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2014), research merupakan metode penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel- variabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variabel dengan variabel Sedangkan, untuk pendekatan dalam penelitian ini menggunakan yaitu penelitian dengan menggunakan data berbentuk ka serta merupakan suatu penelitian Sifat penelitian ini penelitian replikasi dengan suatu pengembangan.

Pengembangan dalam penelitian ini penambahan periode pada sampel serta perbedaan jenis sampel yang digunakan. Lokasi penelitian di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Universitas Brawijaya yang bertempat di Gedung F Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini Data sekunder

dalam penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan (annual report

Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan

real estate yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017. Pengambilan sampe perusahaan dalam penelitian ini menggunakan metode

sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Adapun

sampel perusahaan Property

estate dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan property

yang mempublikasikan laporan keuangan 5 tahun berturut 2013-2017.

b. Perusahaan property

yang memiliki laba bersih positif tahun 2013-2017

4. HASIL PENELITIAN Analisis Regresi Berganda

Gambar 3 Uji Regresi Berganda Sumber: Data di olah, 2019

dalam penelitian ini diperoleh dari annual report) .

opulasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan property dan yang terdaftar di BEI tahun Pengambilan sampel perusahaan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive yaitu cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Adapun kriteria Property dan Real dalam penelitian ini adalah

property dan real estate yang mempublikasikan laporan keuangan 5 tahun berturut-turut

property dan real estate yang memiliki laba bersih positif

HASIL PENELITIAN Analisis Regresi Berganda

3 Uji Regresi Berganda Sumber: Data di olah, 2019

(9)

Berdasarkan hasil uji regresi berganda tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien X1 sebesar

berarti, apabila VACA (X

poin maka ROA (Y) akan menurun sebesar 0,007 poin, dengan asumsi X dan X3 tetap. Nilai koefisien X

(-0,002) yang berarti, apabila VAHU (X2) meningkat 1 poin maka ROA (Y) akan meningkat sebesar 0,002 poin, dengan asumsi X1 dan X

koefisien X3 sebesar 0,144 yang berarti, apabila STVA meningkat 1 poin maka ROA (Y) akan meningkat sebesar 0,144 poin, dengan asumsi nilai X

tetap.

Koefisien Determinasi

Dari tampilan output SPSS summary di atas, nilai adjusted

0,491. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varians variabel dependen yaitu sebesar 49,1%. Masih terdapat 50,9% varians variabel dependen yang tidak mampu dijelaskan oleh variabel independen dalam model penelitian ini.

Gambar 4 Koefisien Determinasi Sumber: Data di olah, 2019

Berdasarkan hasil uji regresi tersebut menunjukkan bahwa sebesar(-0,007) yang berarti, apabila VACA (X1) meningkat 1 poin maka ROA (Y) akan menurun dengan asumsi X2 tetap. Nilai koefisien X2 sebesar 0,002) yang berarti, apabila VAHU ) meningkat 1 poin maka ROA (Y) akan meningkat sebesar 0,002 poin, dan X3 tetap. Nilai sebesar 0,144 yang berarti, eningkat 1 poin maka ROA (Y) akan meningkat sebesar 0,144 poin, dengan asumsi nilai X1 dan X2

Dari tampilan output SPSS model adjusted R2 adalah 0,491. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varians variabel dependen yaitu sebesar 49,1%. Masih terdapat 50,9% varians variabel dependen yang tidak mampu dijelaskan oleh variabel penden dalam model penelitian ini.

Hal ini disebabkan adanya faktor

lain yang turut mempengaruhi yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji Statistik F

Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 22,558 dimana lebih besar dari 2,74 (F tabel) dan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Y atau dapat dikatakan bahwa Value added Capital employed (VACA), Value added Human capital (VAHU), Structural capital Value added (STVA) secara bersama berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik uji F untuk variabel VACA, VAHU dan STVA diperoleh fhitung

probabilitas 0,000 pada taraf signifikansi 5%, karena nilai fhitung

ftabel (22,558>2,74) maka VACA, VAHU dan STVA berpengaruh positif dan

Gambar Uji Statistik F Sumber: Data di olah, 2019

Koefisien Determinasi Sumber: Data di olah, 2019

Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 22,558 dimana lebih besar dari 2,74 (F tabel) dan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Y atau dapat dikatakan Value added Capital employed (VACA), Value added Human capital (VAHU), Structural capital Value added secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik tuk variabel VACA, VAHU dan

hitung 22,558 dan probabilitas 0,000 pada taraf signifikansi lebih besar dari (22,558>2,74) maka VACA, VAHU dan STVA berpengaruh positif dan

Gambar 5 Uji Statistik F Sumber: Data di olah, 2019

(10)

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan sub sektor property

estate yang terdaftar di BEI periode 2013-2017.

Uji Statistik T

Berdasarkan hasil signifikan Parameter individual (uji t) yang disajikan pada tabel diatas diketahui bahwa Value added Capital employed (VACA) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik uji t untuk variabel VACA diperoleh thitung sebesar

1,9965 pada taraf signifikansi 5%, karena nilai thitung lebih kecil dari t 0,105<1,9965) maka dapat disimpulkan bahwa VACA tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sub sektor property dan rea

terdaftar di BEI periode 2013

Gambar 6 Uji Statistik T Sumber: Data di olah, 2019

signifikan terhadap kinerja keuangan property dan real yang terdaftar di BEI periode

Berdasarkan hasil signifikan arameter individual (uji t) yang disajikan pada tabel diatas diketahui Value added Capital employed tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan dibuktikan dengan hasil uji statistik uji t untuk variabel VACA sebesar -0,105 dan ttabel

1,9965 pada taraf signifikansi 5%, lebih kecil dari ttabel (- 0,105<1,9965) maka dapat disimpulkan bahwa VACA tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan real estate yang terdaftar di BEI periode 2013-2017.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Value added Human capital

tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik uji t untuk variabel VA

thitung sebesar 1,367 dan t

taraf signifikansi 5%, karena nilai t lebih kecil dari ttabel

maka dapat disimpulkan bahwa VACA tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sub sektor property dan real estate

di BEI periode 2013-2017.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Structural capital Value added

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik uji t untuk variabel STVA diperoleh thitung sebesar 4,306 dan t 1,9965 pada taraf signifikansi 5%, karena nilai thitung lebih besar dari t (4,306>1,9965) maka STVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan sub sektor property dan real estate terdaftar di BEI periode 2013

Sumber: Data di olah, 2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Value added Human capital (VAHU) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal dibuktikan dengan hasil uji statistik uji t untuk variabel VAHU diperoleh sebesar 1,367 dan ttabel 1,9965 pada taraf signifikansi 5%, karena nilai thitung

(1,367<1,9965) maka dapat disimpulkan bahwa VACA tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sub sektor al estate yang terdaftar

2017.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Structural capital Value added (STVA) berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t untuk variabel STVA sebesar 4,306 dan ttabel

1,9965 pada taraf signifikansi 5%, lebih besar dari ttabel (4,306>1,9965) maka STVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan real estate yang terdaftar di BEI periode 2013-2017.

(11)

Pembahasan

Hasil penelitian ini relatif sama dengan temuan Firer dan Williams (2003) yang melakukan penelitian mengenai hubungan IC terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan di Afrika Selatan. Persamaan yang dimaksud adalah bahwa tidak seluruh komponen IC memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan dan tidak semua ukuran kinerja keuangan yang digunakan berkorelasi dengan komponen-komponen IC.

Berdasarkan hasil uji parsial yang telah dilakukan, dapat dilihat dari ketiga variabel independen hanya komponen STVA yang mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap Return on Asset (ROA), sedangkan VACA dan VAHU tidak berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA).

Hasil penelitian ini mendukung teori yang telah dijelaskan oleh Ulum (2008) bahwa secara keseluruhan STVA dan ROA merupakan salah satu indikator untuk menentukan VAIC dan Profitabilitas perusahaan. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Bontis (2000) yang meneliti tentang pengaruh IC pada industri-industri di Malaysia. Hasil yang ditemukan oleh

Bontis (2000) menunjukkan bahwa hubungan antara structural capital dan kinerja bisnis sangat penting pada semua jenis industri di Malaysia. Implikasi penelitian ini adalah upaya organisasi untuk mengkodifikasi pengetahuan organisasi dan semakin mengembangkan structural capital mereka pada akhirnya menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan sehingga tercipta kinerja bisnis yang relatif lebih tinggi.

Hasil pengujian statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Maka hipotesis ketiga yang telah dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian, sehingga H3 diterima. Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan menunjukkan bahwa semakin meningkatnya pengelolaan dan pemanfaatan structural capital, maka akan meningkatkan vaue added yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu untuk memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk

(12)

menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya teknologi, sistem operasional perusahaan, strategi perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Berarti perusahaan telah mampu memanfaatkan structural capital dengan baik untuk menghasilkan keunggulan dibanding perusahaan lain dan secara bertahap mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Bontis (1998) yang menyebutkan bahwa structural capital yang diikuti dengan sistem informasi dapat mengubah pengetahuan individu menjadi property perusahaan.

Akibatnya, tanpa structural capital, intellectual capital hanya akan menjadi human capital.

Hasil pengujian statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel Value Added Capital Employed (VACA) berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Maka hipotesis pertama yang telah dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian, sehingga H1 ditolak. Value Added Capital Employed (VACA) berpengaruh tidak signifikan

terhadap kinerja keuangan menunjukkan bahwa apabila modal yang digunakan perusahaan mengalami perubahan, kinerja keuangan tidak akan berubah atau tetap. Hal ini dapat disebabkan karena modal yang diinvestasikan oleh seluruh emiten tidak hanya berasal dari modal sendiri, tetapi juga melalui pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini juga dapat disebabkan karena adanya perkembangan teknologi dan persaingan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada aset berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimilikinya, sehingga dapat menciptakan keunggulan kompetitif dan kinerja keuangan yang lebih baik.

Hasil pengujian statistik dengan uji t menunjukkan bahwa variabel Value Added Human Capital (VAHU) berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Maka hipotesis kedua yang telah dirumuskan sesuai dengan hasil penelitian, sehingga H2 ditolak.

Value Added Human Capital (VAHU) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan menunjukkan

(13)

bahwa apabila terjadi perubahan pada gaji dan tunjangan yang diberikan pada karyawan, kinerja keuangan tidak akan berubah atau tetap. Jumlah nominal yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji dan tunjangan bagi karyawan, tidak akan memberikan value added bagi perusahaan. Perusahaan yang menganggarkan beban karyawan tinggi berharap akan mendapatkan value added yang tinggi dari karyawannya dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan Hal ini dapat disebabkan karena anggaran beban gaji karyawan yang tinggi, tetapi tidak diimbangi dengan pelatihan dan training sehingga karyawan tidak dapat menciptakan value added bagi perusahaan. Dengan kata lain, tidak cukup bagi perusahaan untuk hanya merekrut dan mempromosikan individu-individu yang cerdas, namun perusahaan juga harus mendukung dan membina individu yang cerdas untuk menyalurkan sumber daya manusia mereka melalui pembelajaran organisasi dan eksternalisasi ke dalam sistem informasi perusahaan.

Hasil uji simultan menunjukkan bahwa VAIC berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan

perusahaan (ROA). Hasil ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chen et.al. (2005) yang menyatakan bahwa VAIC berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA).

Hasil temuan ini mengindikasikan bahwa VAIC memberikan kontribusi yang kuat pada teori stakeholder yang menekankan bahwa dalam upaya penciptaan nilai bagi perusahaan, manajemen perusahaan harus dapat mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital) maupun structural capital.

Apabila seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, maka akan menciptakan value added bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hasil pengujian ini juga sesuai dengan resource-based theory yang menjelaskan bahwa perusahaan dapat mempertahankan produktivitas dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan dengan cara mengimplementasikan strategi untuk menciptakan value added dalam hal ini intellectual capital yang tidak mudah ditiru oleh pesaing perusahaan. Dapat

(14)

disimpulkan bahwa perusahaan property dan real estate di Indonesia sudah dapat mengelola dan memanfaatkan kekayaan intelektual baik itu karyawan (HC), struktur perusahaan (SC), dan modal yang dimiliki perusahaan (CE) secara efektif dan efisien sehingga menciptakan value added bagi perusahaan.

Intellectual capital yang diperdayakan secara baik akan memperkecil biaya- biaya yang terjadi di perusahaan, sehingga peningkatan penjualan barang atau jasa terjadi ditambah dengan menurunnya biaya-biaya yang akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Semakin baik perusahaan dalam mengelola intellectual capital, maka akan semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan (ROA).

5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

a. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara Value added Capital employed (VACA) terhadap kinerja keuangan perusahaan industri sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2013- 2017 yang diukur dengan ROA.

Sehingga dengan demikian maka berarti H1 ditolak.

b. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara Value added Human capital (VAHU) terhadap kinerja keuangan perusahaan industri sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2013- 2017 yang diukur dengan ROA.

Sehingga dengan demikian maka berarti H2 ditolak.

c. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Structural capital Value added (STVA) terhadap kinerja keuangan perusahaan industri sub sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2013-2017 yang diukur dengan ROA. Sehingga dengan demikian maka berarti H3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pengelolaan dan pemanfaatan structural capital yang dimiliki, maka akan meningkatkan vaue added yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

d. Mengelelola intellectual capital penting untuk dilakukan oleh seluruh perusahaan. Karena berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, semakin tinggi nilai intellectual capital sebuah perusahaan, maka kinerja keuangan yang diproksikan

(15)

oleh (ROA) suatu perusahaan keuangan tersebut semakin meningkat.

Saran

Adanya keterbatasan yang telah diuraikan diatas dan adanya permasalahan dalam penelitian, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan indikator Profitabilitas lainnya seperti Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Profit Margin on Sales, dan Laba per lembar saham.

b. Bagi perusahan untuk mencapai profitabilitas yang diinginkan sebaiknya lebih memfokuskan dalam mengelola Intelectual Capital.

c. Bagi investor dan calon investor agar lebih memperhatikan Intellectual capital perusahaan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bontis, N., Keow, W. & Richardson, S. 2000. ‘Intellectual Capital and Business Performance in Malaysian Industries’, Journal of Intellectual Capital, 1(1), pp. 85- 100.

Chen, M., Cheng, S. & Hwang, Y.

2005. ‘An Empirical Investigation of The Relationship between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance’, Journal of Intellectual Capital, 6(2), pp.

159-176.

Firer, S. & Williams, S. 2003.

‘Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance’, Journal of Intellectual Capital, 4(3), pp.

348-360.

Pulic, A. 1998. ‘Measuring The Performance of Intellectual Potential in Knowledge Economy’, Paper 2nd McMaster World Congress on Measuirng and Managing Intellectual Capital, Austria.

Pulic, A. 2000. ‘VAIC™–an Accounting Tool for IC Management’, International journal of technology management, 20(5), pp. 702-714.

Sawarjuwono, T. & Agustine, P. K.

2003. ‘Intellectual Capital:

Perlakuan, Pengukuran Dan Pelaporan (Sebuah Library Research)’, Jurnal Akuntansi &

Keuangan, 5(1), pp. 35-57.

(16)

Stewart, T. A., 1997, Brain Powe- How Intellectual Capital Is Becoming America’s Most Valuable Assets, Doubleday, New York

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Ulum, I., 2008, ‘Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Indonesia’

Disertasi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Whiting, R. H. & Woodcock, J.

2011. ‘Firm Characteristics and Intellectual Capital Disclosure by Australian Companies’, Journal of Human Resource Costing &

Accounting, Volume 15, pp. 102- 126.

Widyaningsih, A. U. 2009.

‘Perspektif Akuntansi Atas Aset Pengetahuan (Knowledge Asset)’, Jurnal Akuntansi Kontemporer, 1(1), viewed 03 May 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Variabel Intellectual Capital yang meliputi VACA (Value Added Capital Employed), VAHU (Value Added Human Capital dan STVA

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa value added capital employed (VACA), value added human capital (VAHU) dan structural capital value added (STVA) mempunyai

Value Added Capital Employed (VACA) dan Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh positif terhadap Return on Assets (ROA) Sedangkan Value Added Human

Secara simultan variabel Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh terhadap

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan atau dapat dikatakan bahwa struktur modal, capital

Key Word :Intellectual Capital (IC), VAIC (Value Added Intellectual Capital), VAHU (Value Added Human Capital), VACA (Value Added Capital Employed), STVA (Structural Capital

Dengan peningkatan efisiensi Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value added (SCVA) diharapkan dapat

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital yang terdiri dari Value Added Capital Employed VACA, Value Added Human Capital VAHU, serta