• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh kebiasaan terhadap hasil belajar siswa sma

N/A
N/A
Zuyun Tawang Sari Yt

Academic year: 2025

Membagikan "pengaruh kebiasaan terhadap hasil belajar siswa sma"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

7 A. Konsep Teoretis

1. Kebiasaan Belajar

a. Pengertian Kebiasaan Belajar

Menurut Djaali ”Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan”.8

Menurut Aunurrahman, Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya.9

Muhibbin Syah mengatakan Kebiasaan belajar adalah suatu tingkah laku yang dilakukan oleh siswa secara teratur dan berulang-ulang dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan.10

Slameto mengemukakan, “Kebiasaan belajar diperoleh dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan belajar”.

Lebih lanjut Slameto, menyebutkan kebiasaan belajar yang mempengaruhi belajar antara lain: pembuatan jadwal dan

8 Djaali, Psikologi Pendidikan.(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.128

9 Aunurrahman, Loc. Cit, h.185.

10 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2004), h.29

(2)

pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.11

Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan secara sengaja dan sadar selama beberapa waktu. Kebiasaan belajar karena diulang sepanjang waktu, berbagai perilaku itu begitu terbiasakan sehingga akhirnya terlaksana secara spontan tanpa memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap suatu proses belajar.

Kebiasaan juga bisa diartikan sebagai hal-hal yang dilakukan berulang-ulang, sehingga dalam melakukan hal itu tanpa pemikiran.12

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar yang menetap pada diri siswa yang dilakukan secara berulang-ulang dari waktu ke waktu. Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah atau faktor bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan sengaja dan sadar selama beberapa waktu sehingga menjadi suatu kebiasaan.

11 Slameto, Loc. Cit, h.82

12 Kebiasaan-Belajar-Siswa-Dan-Kaitannya-II/http://www.scribd.com/doc/32461347/09 Mei 2011

(3)

b. Indikator Kebiasaan Belajar

Djaali membedakan kebiasaan belajar menjadi dua bagian yaitu: Delay Avoidance dan Work Methodes.

1) “Delay Avoidance menunjuk pada ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar.

2) Work Methodes menunjuk pada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif, dan efisiensi dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.13 Delay Avoidance menunjuk pada :

a) Ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis Menyelesaikan tugas-tugas akademik sesuai waktu yang ditentukan adalah salah satu bentuk sikap siswa dalam menghargai waktu. Menghargai waktu akan mendeskripsikan prilaku sering bersikap dan berperilaku teratur dalam menggunakan waktu yang tersedia dan menghindari sikap menyia-nyiakan kesempatan, biasa tidak menunda pekerjaan atau tugas atau selalu menggunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat.14

13 Djaali, Op.Cit, h.128.

14 Pupuh Faturahman, dkk, Loc.Cit

(4)

b) Menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas

Mengulur waktu dan melakukan penundaan pengerjaan tugas dan kewajiban belajar merupakan salah satu tanda ketidaksiapan individu dalam menggunakan waktu secara efektif. Penundaan penyelesaian tugas juga berpotensi menghambat proses belajar siswa sendiri.

Dalam bidang psikologi perilaku menunda-nunda dikenal dengan istilah prokrastinasi. Apabila berhubungan dengan dunia akademik istilah yang kemudian digunakan adalah prokrastinasi akademik.

c) Menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar.

Slameto mengungkapkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam hal belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran tanpa memperdulikan hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.15

15 Slameto, Loc.Cit h.82

(5)

Work Methodes menunjuk pada:

a) Penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif, dan efisiensi dalam mengerjakan tugas akademik

Prosedur tersebut diataranya sebagai berikut:

Membuat daftar tugas yang harus dikerjakan, mengunjungi perpustakaan untuk mengerjakan tugas, mencari waktu luang untuk mengerjakan tugas, mencari bantuan untuk mengerjakan tugas, seperti mencari di goolgle atau bertanya kepada guru atau teman-teman tentang tugas yang sulit, memeriksa kembali pekerjaan tugas yang telah selesai.

b) Keterampilan belajar

Sisca Folastri menjelaskan keterampilan belajar adalah keahlian yang didapatkan oleh seorang individu melalui proses latihan yang kontinyu dan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan memiliki keterampilan belajar siswa akan menjadi pembelajaran yang memiliki motivasi belajar, mandiri dalam belajar, dan bisa menguasai materi yang dipelajari dengan cepat sehingga pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.16 Prosedur peningkatan keterampilan belajar dapatdilakukan diantaranya ialah dengan (1) membuat

16 Sisca Folastri. (2013). Konselor Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 1 Januari 2013. Diakses dari http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor.

(6)

catataan waktu guru mengajar, (2) membuat ringkasan dari bahan yang dibaca, (3) mengerjakan latihan-latihan soal.17 Menurut Crow and Crow yang dalam buku Ngalim Purwanto dengan singkat dan terinci untuk mencapai hasil belajar yang lebih efisien, yaitu:

1) Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti

2) Usahakan adanya tempat belajar yang memadai

3) Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dalam keaktifan mental

4) Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar 5) Selingilah belajar itu dengan waktu-waktu istirahat yang

teratur

6) Carilah kalimat-kalimat topik atau inti pengertin dari tiap paragraf

7) Selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati (silent recitation)

8) Lakukan metode keseluruhan (whole method) bilamana mungkin

9) Usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat

10) Buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi 11) Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk

dipelajari lebih lanjut

12) Susunlah dan buatlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat, dan usahakan/coba untuk menemukan jawabannya

13) Pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar

14) Pelajari dengan teliti tabel-tabel, grafik-grafik dan bahan ilustrasi lainnya

15) Biasakanlah membuat rangkuman dan kesimpulan

17 Mudasir, Psikologi Pendidikan (Riau: STAI Nurul Falah, 2015), h. 98

(7)

16) Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar itu

17) Pelajari baik-baik pernyataan (statement) yang dikemukakan oleh pengarang, dan tentanglah jika diragukan kebenarannya

18) Teliti pendapat beberapa pengarang

19) Belajarlah dengan menggunakan kamus sebaik-baiknya 20) Analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah

untuk memperbaiki kelemahan-kelemahannya.18

Selanjutnya Slameto juga menjelaskan mengenai kebiasaan belajar yang baik adalah sebagai berikut:

1) Pembuatan jadwal dan pelaksanaan

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut:

a) Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain.

b) Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.

c) Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara meletakkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan- urutan yang harus dipelajari.

d) Menyelidiki waktu-waktu yang dapat digunakan untuk belajar dengan hasil terbaik. Sesudah waktu itu diketahui, kemudian dipergunakan untuk

18 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.120-121

(8)

mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada waktu yang lain.

e) Berhemat dengan waktu, setiap siswa jangan ragu- ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.

Cara lain untuk membuat jadwal adalah sebagai berikut:

1. Tidur : sekitar 8 jam

2. Makan, mandi, olahraga : sekitar 3 jam 3. Urusan pribadi dan lain-lain : sekitar 2 jam 4. Sisanya untuk belajar : 11 Jam 2) Membaca dan membuat catatan

Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar.

Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca.

Agar dapat belajar dengan baik maka perlu membaca dengan baik pula.

3) Mengulang bahan pelajaran

Mengulang bahan pelajaran besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan (review) bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan akan tetap tertanam dalam otak seseorang.

(9)

Agar dapat menghafal bahan dengan baik, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :

a) Menyadari sepenuhnya tujuan belajar

b) Mengetahui betul-betul tentang makna bahan yang dihafal

c) Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal

d) Menghafal secara teratur sesuai kondisi badan yang sebaik-baiknya serta daya serap otak terhadap bahan yang harus dihafal.19

4) Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan fikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan.

5) Mengerjakan tugas

Mengerjakan tugas dapat berupa mengerjakan tes yang diberikan guru, atau juga mengerjakan latihan- latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri.20 Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlu mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan

19 Slameto, Op.Cit, h.86

20 Slameto, Ibid, h.88

(10)

sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum dan ujian.

Menurut Mudasir Sikap dan Kebiasaan belajar yang baik murid hendaknya dibantu dalam :

1) Menemukan motif-moif yang tepat dalam belajar 2) Memelihara kondisi kesehatan yang baik

3) Mengatur waktu belajar yang baik di sekolaha maupun di rumah

4) Memilih tempat belajar yang baik

5) Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan.21 Tabel 1. Kebiasaan Studi yang Baik dan Kebiasaan Studi yang Buruk

NO Kebiasaan Yang Baik Kebiasaan Yang Buruk 1 Melakukan studi secara teratur setiap

hari.

Hanya melakukan studi secara mati-matian setelah ujian di ambang pintu.

2 Mempersiapkan semua keperluan studi pada malamnya sebelum keesokan harinya berangkat.

Sesaat sebelumnya berangkat barulah ribut mengumpulkan buku dan peralatan yang perlu dibawa.

3 Senantiasa hadir dikelas sebelum pelajaran dimulai

Sering terlambat hadir.

4 Terbiasa belajar sampai paham betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi.

Umumnya belajar seperlunya saja sehingga butir-butir pengetahuan masih kabur dan banyak terlupakan.

5 Terbiasa mengunjungi perpustakaan untuk menambah bacaan atau menengok buku referensi mencari arti-arti istilah.

Jarang sekali masuk

perpustakaan dan tidak tahu caranya mempergunakan ensiklopedi dan berbagai karya acuan lainnya.22

Disamping pembentukan kebiasaan belajar yang baik. Ada juga siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang buruk atau kurang baik. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam kegiatan

21 Mudasir, Loc.Cit. h. 98

22 The Liang Gie, Loc. Cit, h.193

(11)

sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan tersebut antara lain berupa:

1) Belajar pada akhir semester, 2) Belajar tidak teratur,

3) Menyianyiakan kesempatan belajar, 4) Bersekolah hanya untuk bergengsi, 5) Datang terlambat dengan gaya pemimpin,

6) Bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui temannya, dan

7) Bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar.23

Sejalan yang diungkapkan pendapat sebelumnya Aunurrahman mengungkapkan ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar yang sering kita jumpai pada sejumlah siswa, seperti:

1) Belajar tidak teratur,

2) Daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa), 3) Belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian,

4) Tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap, 5) Tidak terbiasa membuat ringkasan,

6) Tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran,

7) Senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di dalam menyelesaikan tugas,

8) Sering datang terlambat, dan

9) Melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok).24

Bentuk-bentuk dari kebiasaan belajar yang buruk menurut Ngalim Purwanto, yaitu: (1) hanya melakukan belajar secara mati-matian setelah ujian di ambang pintu, (2) sesaat sebelum berangkat ke sekolah barulah ribut mengumpulkan buku dan peralatan yang perlu dibawa, (3) sering terlambat masuk kelas, (4) belajar seperlunya saja sehingga butir-butir pengetahuan masih kabur dan banyak terlupakan, (5) jarang

23 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan 2013), h.246

24 Aunurrahman. Loc. Cit, h.185

(12)

sekali masuk perpustakaan dan tidak tahu cara mempergunakan ensiklopedi dan berbagai karya acuan lainnya.25

Dari penjelasan yang telah penulis paparkan maka dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Jika siswa menerapkan kebiasaan belajar yang buruk maka siswa akan mengalami kegagalan belajar. Begitu juga sebaliknya jika siswa menerapkan pembentukan kebiasaan yang baik maka siswa akan mudah menerima pelajaran dengan cara yang menyenangkan baginya serta tujuan pembelajaran akan berhasil.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar a. Faktor Endogen/Internal

1) Faktor Biologis

Faktor yang bersifat jasmani, terdiri dari : a) Faktor Kesehatan

Proses belajar tidak akan maksimal jika kesehatan terganggu, selain itu juga ada cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, serta adanya gangguan kelainan syaraf atau alat indra lainya.

b) Faktor Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh seperti buta, rabun, tuli, patah kaki, patah lengan dan lainya juga

25 M. Ngalim Purwanto, Op.cit. h.52

(13)

mempengaruhi aktifitas belajar. Jika hal itu terjadi maka sebaiknaya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus.

2) Faktor Psikologis

Faktor Psikologis adalah faktor yang mempengaruhi belajar dari segi kejiwaaan yang termasuk ini adalah:

a) Intelegensi atau Kemampuan

Menurut Wechler (Monks dan Knoers, Siti Rahayu, Hadi Tono) yang diikutip oleh dimyati dan Mudjiono dalam bukunya: Belajar dan Pembelajaran

“Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi akibat actual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidu pan sehari hari”.26

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, apabila tingkat intelegensinya tinggi akan mudah menpelajarisesuatu. Dan sebaliknya seseorang yang kurang, akan mengalami

26 Dimyati Mudjiono, Op.Cit. h.245

(14)

kurang, akan mengalami kesulitan dalam mempelajari sesuatu.

Sebagaimana dikutip oleh Ummi Kultsum dari Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dalam bikunya Psikologi belajar “intelegensi juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

a. Pembawaan b. Kematangan c. Pembentukan d. Minat.27

Sebagaimana dikutip oleh Ummi Kultsum Sedangkan menurut pendapatnya Kohnstam yang dikutip H. Ahmadi dan Widodo Supriyono dalam bukunya Psikologi belajar bahwa intelegensi dapat dikembangkan. Adapun pengembanganya ini hanya segi kualitasnaya yang dipengaruhi dengan:

a. Pengembangan itu hanya sampai pada batas kemampuan saja,

b. Terbatas pada segi peningkatan mutu intelegensi,

c. Cara cara berfikir secara medis.28

27 Ummi Kultsum “Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa MTS Modern “Sunan Ampel” Prambon- Nganjuk”, h.12

28 Ummi Kultsum, Ibid, h.12.

(15)

b) Perhatian

Agar proses belajar berjalan dengan baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap materi yang dipelajarinya. Jika kegiatan pembelajaran itu tidak menjadi perhatian siswa, maka akan timbul kebosanan. Untuk itu guru dituntut untuk bisa menyampaikan materi dengan metode yang bisa menarik perhatian siswa.

c) Faktor Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar.

Bahan pelajaran yang menarik akan lebih mudah difahami, sebagaimana yang dikatakan oleh S.

Nasution dalam bukunya didaktik azas-azas mengajarkan belajar dapat dibangkitkan melalui minat, melalui cara cara:

a. Bangkitkan suatu kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya)

b. Hubungkan dengan pengalaman yang lampau c. Beri kesempatan untuk mendapat hasil yang

baik

(16)

d. Gunakan berbagai bentuk pengajaran seperti diskusi, kerja kelompok membaca, demonstrasi dan sebagainya.29

d) Bakat

Bakat adalah kepastian seseorang atau potensi untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya harus latihan dulu. Dengan adanya bakat, maka seseorang dapat diperkirakan mampu untuk berprestasi baik dalam pelajarannya atau dalam bidang lain. Seseorang akan lebih berhasil jika dia belajar dalam studi yang sesuai dengan bakatnya.

e) Emosi

Faktor ini termasuk penghambat kegiatan belajar dan sulit diketahui. Termasuk gangguan emosional adalah perasaan takut, gugup, mudah tersinggung serta sulit menyesuaikan diri dll.

Apabila siswa mengalami faktor gangguan seperti ini maka akan berpegaruh dalam belajarnya dan sebaiknya berusaha dan menghindari gangguan- gangguan itu yang dapat menyebabkan belajar tidak tenang.

29 M.Ngalim Purwanto, Op.Cit, h.113-115

(17)

b. Faktor Exsogen/Eksternal

Faktor Exsogen Adalah faktor- faktor yang timbul dari luar anak atau pelajaran itu sendiri. Faktor-faktor ini terdiri dari tiga macam:

1) Faktor Lingkungan Keluarga a) Faktor orang tua

Orang tua merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Orang tua yang dapat mendidik anaknya dengan cara memberikan yang baik dan tentu akan sukses dalam belajarnya. Sebaliknya orang tua yang tidak memperhatiakan anaknya, acuh tak acuh dalam pendidikan anaknya tentu anak tidak akan berhasil dalam belajarnya.

b) Faktor Suasana Rumah

Suasana rumah yang terlalu ramai, gaduh akan mengganggu konsentrasi belajar anak dan mengakibatkan kegagalan belajarnya.

c) Faktor Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi juga banyak menentukan juga dalam belajar, misalnya dari keluarga mampu dapat membeli peralatan sekolah dengan lengkap, sebaliknya anak-anak dari keluarga miskin tidak

(18)

mampu membeli peralatan sekolah dengan lengkap.

Dengan keadaan ini dapat menyebabkan hati anak anak kecewa, rendah diri, mudah putus asa mudah tersinggung, akhirnya motivasi belajar mereka kurang.

2) Faktor Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik serta memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin, khususnya dalam hal-hal belajar misalnya rajin membaca, rajin berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.30

Diantara faktor-faktor yang menghambat belajar adalah:

a) Cara menyampaikan pelajaran yang kurang baik b) Hubungan guru dengan murid tidak harmonis c) Hubungan sesama murid tidak akrab

d) Materi pelajaran terlalu tinggi e) Alat-alat belajar tidak lengkap f) Jam-jam pelajaran yang kurang.31 3) Faktor Lingkungan Masyarakat

Yang dapat menghambat kemajuan belajar anak yaitu:

a) Faktor kegiatan anak dalam masyarakat, misalnya tugas-tugas organisasi, kegiatan karang taruna, dll.

b) Media Massa misalnya: radio, televisi, hp, internet, dll.

c) Teman bergaul yang kurang baik

d) Corak kehidupan masyarakat yang kurang mendukung.32

30 M.Ngalim Purwanto, Ibid. h.120

31 Ibid. h.121

32 Ibid. h.121

(19)

3. Ilmu Ekonomi

a. Pengertian Ilmu Ekonomi

Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi berasal dari bahasa yunani oikonomia yang terdiri dari dua akar yaitu: “Oikos” artinya rumah taangga dan “Nomos” artinya mengatur. Jadi arti dari oikonoia adalah mengatur rumah tangga.

Pengertiannya bukan hanya sebatas mengatur perekonomian suatu negara dan bangsa secara keseluruhan.33

“Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan- pilihan yang tersedia membuat standart kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.”34

Ilmu ekonomi merupakan salah satu dari disiplin ilmu- ilmu sosial yang juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagaimana tumbuh dan berkembangnya ilmu- ilmu sosial lainnya, seperti sejarah, politik sosiologi, antropologi dan geografi.35

P.A. Samuelson mengajukan defenisi ilmu Ekonomi adalah studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi untuk kemudian menyalurkannya, baik saat

33 Nurasmawi dan Akmal, Pengantar Ilmu Pengetahuan Sosial (Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2011), h.19

34 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), h.18

35 Nurasmawi dan Akmal, Op,cit., h. 64

(20)

ini maupun dimasa depan, kepada berbagai individu dalam kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.36

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya.

b. Bidang Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi dapat dikelompokan kepada dua kelompok, yaitu ilmu ekonomi klasik dan ilmu ekonomi modern.

1) Klasik

a) Ekonomi penguraian (deskriptif ekonomi) ialah suatu ilmu yang bertugas menggambarkan kejadian ekonomi yang timbul dalam suatu rangkaian kejadian-kejadian yang telah lalu.

b) Ekonomi teori ialah ilmu yang menerangkan hubungan antara kejadian ekonomi satu sama lain, dan merumuskan dalam suatu pengertian umum yang disebut dengan dalil atau hukum ekonomi.

c) Ekonomi terapan yaitu penerapan teori ekonomi dalam kejadian-kejadian yang konkrit.

36 T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekononomi Makro (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2004) h. 34

(21)

d) Sejarah ekonomi, yaitu suatu ilmu yang bertugas menggambarkan perkembangan pendapatan ekonomi dalam masyarakat.

2) Modern

a) Ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari masalah ekonomi yang mempelajari ekonomi secara khusus misalnya masalah upah dan sebagainya.

b) Ekonomi makro ialah ilmu yang mempelajari masalah ekonomi secara keseluruhan, misalnya masalah pendapatan negara, pendapatan penduduk dan sebagainya.

c. Tujuan Ilmu Ekonomi

Tujuan ilmu ekonomi menurut fergunson menguraikan tujuan ekonomi sebagai berikut:

1) Menciptakan Full Employment (Siap Bekerja) atau setidak-tidaknya tingkat pengangguran yang rendah menjadi tujuan pokok pemerintah pusat maupun daerah.

2) Adanya Economic Growth (Pertumbuhan Ekonomi), karena selain menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja baru, juga diharapkan memperbaiki kehidupan manusia atau peningkatan pendapatan.

(22)

3) Terciptanya Price Stability (Stabilitas Harga) untuk menciptakan rasa aman/tentram dalam perasaan masyarakat.

4) Terjaganya kelestarian lingkungan hidup.

5) Pemerataan pembangunan dalam wilayah.

6) Membuat keterkaitan antarsektor yang lebih serasi dalam wilayah.37

d. Manfaat Ilmu Ekonomi

Manfaat dari mempelajari ilmu ekonomi sebagaimana yang dikemukakan oleh Mankiw pada kenyataannya memiliki 6 manfaat diantaranya:

1) Ilmu ekonomi dapat membantu memahami wujud perilaku ekonomi dalam dunia nyata secara lebih baik. Dalam hal ini berlaku prinsip “Mengetahui lebih baik daripada tidak mengetahui”.

2) Dengan mempelajari ilmu ekonomi akan membuat yang mempelajarinya lebih mahir atau lihai dalam perekonomian. Dalam hal ini berlaku prinsip “Bersedia dan waspada serta berjaga lebih baik dan aman daripada tidak sama sekali”.

37 Drs Robinson Tarigan, Ekonomi Regional, (Jakarta: Bumi Aksara), h.5

(23)

3) Dengan menguasai ilmu ekonomi maka akan memberikan pemahaman atau potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi.

4) Ilmu ekonomi dapat membantu anda mempelajari dan memahami perilaku manusia (lembaga swasta/pemerintah) disekitar anda dalam memanfaatkan sumber dayanya, dan caranya dalam mengambil keputusan.

5) Ilmu ekonomi dapat membuat anda efisien dan efektif dalam berperan di berbagai kegiatan ekonomi.

6) Ilmu ekonomi akan mendorong anda menjadi masyarakat yang cerdas di berbagai bidang pekerjaan. 38

e. Materi Pembangunan Ekonomi

Materi Pembelajaran adalah bahan yang dipikirkan, dibicarakan, dibahas, dan diujikan dalam kegiatan belajar siswa.39 Menurut An-Nahlawi Materi Pembelajaran adalah berupa ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa dalam memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan.40

Materi Pembelajaran adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi

38 http: tgl.22april2016

39 Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Razz Media, 2013). h.123

40 Ibid, h.123

(24)

yang telah ditetapkan.41 Materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan, keterampilan, dan sikap.42 Materi pembelajaran pembangunan ekonomi merupakan salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bangkinang Kota.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi pembangunan ekonomi pada mata pelajaran ekonomi adalah suatu proses yang direncanakan dengan tujuan untuk memfasilitasi siswa melalui komponen- komponen pembelajaran agar memiliki kompetensi yang telah ditetapkan baik berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) yang telah terkandung pada amteri pembangunan ekonomi tersebut dan mampu melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti akan menguraikan tentang pembelajaran pembangunan ekonomi sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bangkinang Kota yang terdiri atas beberapa sub pokok bahasan diantaranya adalah:

1) Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB)

41 Mardia Hayati, Desain Pembelajaran Berbasis Karakter, (Pekabaru: Al-Mujtahadah Press), h.61

42 Wina Sanjaya, Perencanaan Dalam Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h.142

(25)

suatu negara atau daerah melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.

Menurut Michael P. Todaro, pembangunan harus dipahami sebagai proses multi-dimensi yang melibatkan perubahan besar dalam struktur sosial, sikap populer dan lembaga rasional percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan absolut.

Menurut Prof. Denis Goulet, ada tiga nilai inti pembangunan yang membuat hidup lebih baik:

a) Rezeki kehidupan b) Harga diri

c) Kebebasan dari perbudakan

Menurut Prof. Dudley Seers, suatu pembangunan ekonomi dikatakan berhasil apabila pendapatan per kapita masyarakat meningkat, tingkat pengangguran berkurang dan kesenjangan antara kaya dan miskin mengecil.

2) Faktor-faktor yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi Faktor-faktor yang dipandang oleh ahli ekonomi sebagai hal-hal yang memengaruhi pembangunan ekonomi adalah:

a) Tanah dan kekayaan alam

b) Kuantitas dan kualitas penduduk dan tenaga kerja

(26)

c) Kepemilikan barang modal dan penguasaan teknologi

d) Sistem sosial dan sikap masyarakat

e) Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi 1. Indikator Moneter, antara lain pendapatan per

kapita dan indikator kesejahteraan ekonomi.

2. Indikator Non Moneter, antara lain indikator sosial dan indeks kualitas hidup.

3. Indikator campuran mencakup indikator Susenas Inti dan Indeks Pembangunan Manusia

3) Masalah-masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang

a) Ketergantungan pada sektor pertanian - primer b) Rendahnya tingkat produktivitas

c) Ketergantungan yang besar dan kerentanan dalam hubungan internasional

d) Pasar dan informasi yang tidak sempurna e) Tingginya tingkat pengangguran

f) Rendahnya tingkat kehidupan g) Tingginya pertambahan penduduk

(27)

4) Kebijakan dan Strategi Pembangunan

a) Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025 adalah Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur

b) Misi pembangunan nasional adalah

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 3. Mewujudkan masyarakat demokratis

berlandaskan hukum

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional

c) Strategi untuk melaksanakan visi dan misi tersebut dijabarkan secara bertahap dalam periode lima

(28)

tahunan atau RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah)

d) Arah kebijakan umum pembangunan nasional 1. Melanjutkan pembangunan mencapai

Indonesia yang sejahtera

2. Memperkuat pilar-pilar demokrasi

3. Memperkuat dimensi keadilan dalam semua bidang.43

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah yang digunakan sebagai perbandingan guna menghindari manipulasi terhadap sebuah karya tulis ilmiah dan menguatkan bahwa penelitian yang penulis lakukan benar-benar belum pernah dilakukan oleh orang lain. Penelitian terdahulu yang relevan pernah dilakukan oleh:

1. Penelitian dari Teti Pebruanti tentang “Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTS N 1 Pangean Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi” dalam kategori sedang atau cukup kuat yaitu 0.660. Ini menunjukkan bahwa penelitian Hubugan Kebiasaan Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTS N 1 Pangean Kecamatan Pangean

43 Alam S., Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI, (Jakarta:Esis 2007), h.1-10

(29)

Kabupaten Kuantan singingi tersebut dapat dikategorikan “positif”. 44 Setelah melihat penelitian yang dilakukan Teti Pebruanti, penulis melihat ada persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis.

Persamaan penelitian terletak pada Variabel X yang mana sama-sama membahas kebiasaan belajar. Sementara perbedaannya adalah Teti Pebruanti menggunakan metode penelitian kuantitatif sedangkan penulis metode penelitian kualitatif.

2. Penelitian dari Raja Meirigo tentang “Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Santri pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Islam Kabupaten Kuantan singingi” dalam kategori korelasi yaitu 0.630 dan pengujian taraf signifikansi di dapat 5,8278. Ini menunjukkan bahwa penelitian Hubugan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Santri pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Islam Kabupaten Kuantan singingi tersebut adalah “ada hubungan positif yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar”.45 Setelah melihat penelitian yang dilakukan Raja Meirigo, penulis melihat ada persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis. Persamaan penelitian terletak pada Variabel X yang mana sama-sama membahas kebiasaan belajar. Sementara perbedaannya

44 Teti Pebruanti, Hubungan Kebiasaan Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTS N 1 Pangean Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan singingi, SKRIPSI, Uin Suska Riau:FTK (Pekanbaru, 2011)

45 Raja Meirigo, Hubungan Kebiasaan Belajar Dengan Prestasi Belajar Santri pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Islam Kabupaten Kuantan singingi, SKRIPSI, Uin Suska Riau:FTK, (Pekanbaru, 2014)

(30)

adalah Raja Meirigo menggunakan metode penelitian kuantitatif sedangkan penulis metode penelitian kualitatif.

3. Penelitian dari Siti Aisyah tentang “Hubungan antara Motivasi Belajar dan Kebiasaan dalam bidang studi fiqih Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Bahrul’ulum Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar” dalam kategori korelasi yaitu 0.630 dan pengujian taraf signifikansi di dapat 5,8278. Ini menunjukkan bahwa penelitian Hubugan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Santri pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Islam Kabupaten Kuantan singingi tersebut adalah

“ada hubungan positif yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar”.46 Setelah melihat penelitian yang dilakukan Siti Aisyah, penulis melihat ada persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis. Persamaan penelitian terletak pada Variabel Y yang mana sama-sama membahas kebiasaan belajar. Sementara perbedaannya adalah Siti Aisyah menggunakan metode penelitian kuantitatif sedangkan penulis metode penelitian kualitatif.

Dengan demikian penulis berpendapat bahwa permasalahan yang terkandung di dalam judul penelitian penulis di atas belum pernah di teliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

46 Siti Aisyah, Hubungan antara Motivasi Belajar dan Kebiasaan dalam bidang studi fiqih Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Bahrul’ulum Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar, SKRIPSI, Uin Suska Riau:FTK, (Pekanbaru, 2012)

(31)

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan penjabaran dalam bentuk konkret dari konsep teoretis agar mudah dipahami dan dapat diterapkan dilapangan sebagai acuan dalam penelitian bagaimana seharusnya terjadi dan tidak boleh menyimpang dari kajian teoretis, hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dalam memahami tulisan ini. Sebagaimana fokus penelitian ini adalah Kebiasaan Belajar Siswa.

Fokus Penelitian kebiasaan belajar siswa berdasarkan teori Djaali yang membedakan kebiasaan belajar menjadi dua bagian yaitu Delay Avoidance dan Work Methodes sebagai berikut:

1. Siswa memiliki ketepatan waktu menyelesaikan tugas-tugas akademis a. Siswa mengumpulkan PR tepat waktu

b. Siswa menyelesaikan soal ulangan/ujian sesuai dengan waktu yang diberikan oleh guru

2. Siswa menghindari diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas

a. Siswa tidak menunda-nunda waktu dalam meyelesaikan tugas b. Siswa selalu mendahulukan mengerjakan tugas sebelum

bermain

c. Siswa memiliki waktu khusus untuk mengerjakan tugas

3. Siswa menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar

a. Siswa belajar tidak sambil menonton televisi

(32)

b. Siswa belajar tidak sambil bermain handphone c. Siswa belajar tidak sambil mendengarkan musik d. Siswa tidak mengerjakan tugas ditengah keramaian

e. Siswa memilih perpustakaan sebagai tempat belajar yang memadai dan nyaman

f. Siswa mejaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dalam keaktifan mental

4. Siswa mengunakan cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisiensi dalam mengerjakan tugas akademik

a. Siswa merencanakan dan mengikui jadwal waktu untuk belajar b. Siswa membuat daftar tugas yang harus dikerjakan

c. Siswa memiliki target waktu dalam mengerjakan tugas d. Siswa mencari waktu luang untuk mengerjakan tugas

e. Siswa mencari bantuan untuk mengerjakan tugas, seperti mencari di google atau bertanya kepada guru atau teman-teman tentang tugas yang sulit

f. Siswa memeriksa kembali pekerjaan tugas yang telah selesai 5. Keterampilan belajar

a. Siswa membuat catataan waktu guru mengajar b. Siswa membuat ringkasan dari bahan yang dibaca c. Siswa mengerjakan latihan-latihan soal

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI: Survey Pada Peserta Didik Kelas X IIS Di SMA Negeri 16 Bandung.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh minat, motivasi, dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya: Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Teknik Siswa Kelas X TKR

Dari pemaparan yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar merupakan suatu cara atau teknik yang menetap dibutuhkan untuk mampu

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Komparatif Siswa Kelas XI IIS dan Lintas Minat Ekonomi di Sekolah.. Menengah

kebiasaan membaca Al- Qur’an terhadap prestasi belajar aspek psikomotorik mata pelajaran PAI siswa kelas VII di SMPN 1 Ngantru.. Dependent

Seorang siswa yang memiliki motivasi tinggi cenderung melakukan kebiasaan belajar yang baik khususnya dalam pelajaran matematika, akan memberikan peluang besar

Maka dari beberapa pengertian pentingnya kebiasaan membaca diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kebiasaan membaca yang