• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh kemampuan membaca pemahaman terhadap

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh kemampuan membaca pemahaman terhadap"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS

V DI MIN 1 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh Kurnia Herlina NIM 160106068

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2020

(2)

ii

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS

V DI MIN 1 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh Kurnia Herlina NIM 160106068

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2020

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

(6)

vii MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

” .

(Q.S Al-Insyirah ayat 6)

(7)

viii

PERSEMBAHAN

“ku persembahkan skripsi ini untuk almamaterku UIN Mataram, semua guru dan dosenku, serta kedua orang tuaku tercinta ibu Hilmiah dan bapak (alm) Nasrun terimakasih atas semua perjuangan panjang yang keras dan melelahkan semoga Allah menjadikan ladang pahala bagimu. Ucapan terimakasih pula ku persembahkan untuk para sahabatku”

(8)

ix

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahhirabbil’alamin, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Dr. Hj Lubna, M.Pd selaku pembimbing I dan Ramdhani Sucilestari, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail, terus-menerus di tengah kesibukannya sehingga menjadikan skripsi ini lebih mantap dan dapat terselesaikan.

2. Dr. Hj Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

3. Rektor Universitas Islam Negeri Mataram bapak Prof Dr. H. Mutawali M.Ag

4. Dr. M Sulhan M.Pd dan Ahmad khalakul khaeri M.Pd selaku ketua dan sekretaris jurusan PGMI

5. Bapak/ibu dosen fakultas tarbiyah dan keguruan jurusan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah UIN Mataram yang telah mengajarkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan bantuan pada masa studi di UIN Mataram.

Semoga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat bagi penulis, masyarakat dan bangsa.

6. Bapak H. Marzuki S.Pd dan semua bapak ibu guru MIN 1 Mataram

(9)

x

7. Kepada teman-teman kelas dan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah terimakasih atas semua kebaikan dan motivasinya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak jauh dari kekurangan, kekeliruan dan kejanggalan. Oleh itu diharapkan segala saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis kembalikan segala urusan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah SWT meridhoinya. Amin

Mataram, 15 Juni 2020 Penulis

Kurnia Herlina

(10)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A. Kajian Pustaka... 11

1. Tinjauan Penelitian yang Relevan... 11

2. Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca Pemahaman... 15

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran Matematika ... 21

4. Tinjauan Tentang Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika... 26

B. Kerangka Berpikir ... 30

C. Hipotesis Penelitian... 31

(11)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

D. Variabel Penelitian ... 34

E. Desain Penelitian ... 35

F. Instrumen/ Alat dan Bahan Penelitian ... 37

1. Instrumen/ Alat Penelitian... 37

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 42

3. Revisi Instrumen ... 44

G. Teknik Pengumpulan Data/ Prosedur Penelitian ... 46

1. Tes ... 47

2. Observasi ... 47

3. Wawancara ... 47

4. Dokumentasi ... 47

H. Teknik Analisis Data ... 48

1. Analisis data awal ... 49

2. Analisis data/hipotesis ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 53

2. Hasil Uji Coba Instrumen ... 60

3. Data Hasil Uji Hipotesis ... 72

B. Pembahasan ... 81

BAB V PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN ... 90

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 127

(12)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Semester ganjil Kelas V MIN 1Mataram Tahun Ajaran 2019/2020,4

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar Matematika Kelas V Semester Genap,28 Tabel 3.1 Populasi Siswa MIN 1 Mataram Tahun 2019/2020,32 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman,37

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika,39 Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Reliabilitas,43

Tabel 3.5 Revisi Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman,44 Tabel 3.6 Revisi Instrumen Kemampuan Soal Cerita Matematika,45 Tabel 4.1 Data Guru MIN 1 Mataram,54

Tabel 4.2 Data Siswa MIN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020,56 Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram,57

Tabel 4.4 Hasil Analisis Perolehan Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dan Soal Cerita Matematika,64

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kumulatif Membaca Pemahaman,66 Tabel 4.6 Distribusi Relatif Kemampuan Membaca Pemahaman,69 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kumulatif Soal Cerita Matematika,69 Tabel 4.8 Distribusi Relatif Kemampuan Soal Cerita Matematika, 69 Tabel 4.9 Uji Normalitas,71

Tabel 4.10 Uji Linearitas, 73

Tabel 4.11 Tabel Kerja Korelasi, 73 Tabel 4.12 Daftar Anava Hasil Regresi, 78

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Variabel Penelitian, 33

Gambar 3.2 Desain Penelitian, 32

Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Variabel Membaca Pemahaman, 67

Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Variabel soal cerita matematika, 70

(14)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuersioner Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika,88 Lampiran 2 Lembar Kuersioner Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia,89 Lampiran 3 Populasi Siswa MIN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020, 90 Lampiran 4 Anggota Sampel,93

Lampiran 5 Validitas dan Reliabilitas item Instrumen Membaca Pemahaman,96 Lampiran 6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal Cerita Matematika,98 Lampiran 7 Instrumen Penelitian Tes Kemampuan Membaca Pemahaman,100 Lampiran 8 Instrumen Penelitian Tes Kemampuan Soal Cerita Matematika,107 Lampiran 9 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Tes Kemampuan Membaca

Pemahaman,110

Lampiran 10 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Soal Cerita Matematika,114 Lampiran 11 Lembar Jawaban Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa,115 Lampiran 12 Lembar Jawaban Kemampuan Soal Cerita Matematika,115 Lampiran 13 Hasil Perolehan Nilai Membaca Pemahaman, 116

Lampiran 14 Hasil Perolehan Nilai Cerita Matematika,118 Lampiran 15 Uji Normalitas,120

Lampiran 16 Uji Linearitas,121

Lampiran 17 Uji Regresi Sederhana,122 Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup,124

(15)

xvi

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS

V DI MIN 1 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Oleh

Kurnia Herlina NIM 160106068

ABSTRAK

Kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan realita yang ada menunjukkan siswa masih memiliki pemahaman yang rendah mengenai suatu bacaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas V di MIN 1 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

Penelitian dilaksanakan di kelas V MIN 1 Mataram tahun pelajaran 2019/2020, pada tanggal 31 Maret 2020. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian expostfacto. Responden dalam penelitian yaitu siswa kelas Va dan Vb yang berjumlah 55 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji linearitas, uji korelasi product moment dan uji regresi sederhana.

Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika dengan perolehan nilai f hitung sebesar 5,44. Sedangkan pada taraf kesalahan 5% Ftabel (1,53) diperoleh sebesar 2,30 sehingga F hitung > F tabel, sehingga Ha diterima. Perhitungan persamaan regresi menunjukkan Y=

artinya apabila nilai kemampuan membaca pemahaman bertambah satu- satuan, maka nilai kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika akan bertambah 0,470.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dinayatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan pengaruh kemampuan membaca terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Hal ini harus menjadi perhatian guru dalam proses pembelajaran di kelas, guru perlu merencanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dapat menunjang perolehan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa.

Kata kunci: kemampuan, membaca pemahaman, soal cerita matematika, Madrasah Ibtidaiyah

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Implementasi undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah ditetapkan standar kompetensi lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Maka untuk mencapai kompetensi tersebut telah ditetapkan standar isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi pada mata pelajaran dan jenjang pendidikan tertentu.

Dalam pelaksanaan kurikulum, siswa harus mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan atau percepatan sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan siswa. Dalam hal ini siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk

1 Badan Standar Nasional Pendidikan,

(17)

mengekspresikan dirinya secara bebas dan membantu dalam kesulitan belajar yang dialami siswa.

Layanan pendidikan khusus didasarkan pada kesulitan belajar dalam bahasa, sedangkan untuk matematika kesulitan belajar mendapat layanan remedial. Memang, tidak semua kesulitan dalam bahasa mengalami kesulitan belajar matematika, namun membutuhkan perhatian dan keperihatinan yang sama.

Kesulitan belajar akademik sebagai kondisi yang secara signifikan terdapat dalam proses belajar membaca, menulis, dan matematika. Kesulitan ini menyangkut kesukaran dalam belajar konsep-konsep matematika.2 Berbagai macam cara untuk mengukur kemampuan belajar matematika, diantaranya disajikan dalam bentuk soal, dapat berupa soal cerita pendek atau cerita yang diungkapkan berupa masalah kehidupan sehari-hari.

Guru dan orang tua berpikir matematika hanya bisa dipecahkan dengan satu cara saja. Sebenarnya mengubah soal yang berupa cerita ke dalam suatu sketsa yang belum tentu sama, akan membuat anak memiliki sketsa yang berbeda dengan anak yang lainnya.3 Oleh karena itu adanya

2J Tombokan Runtukahu dan selpius kandou, Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014) hlm. 49.

3Iwan Zahar, Belajar Matematikaku,(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009) hlm 10.

(18)

batasan cara menyelesaikan soal cerita matematika merupakan salah satu hambatan bagi anak dalam belajar.

Hal ini sesuai dengan data nilai siswa kelas V di MIN 1 Mataram yang menunjukkan bahwa siswa belum mencapai ketuntasan dalam pelajaran matematika, hanya beberapa siswa yang telah mencapai nilai di atas rata-rata.4 Kemudian tanya jawab dilakukan dengan Ryta Dwiyanti selaku guru matematika untuk memperoleh informasi kemampuan siswa dalam belajar matematika bahwa ketika siswa dihadapkan dengan sejumlah soal yang membutuhkan penyelesaian lebih rumit, siswa mengalami kesulitan. Oleh sebab itu, pentingnya kemampuan memahami maksud dari soal adalah langkah pertama untuk dapat membuat penyelesaian terhadap soal tersebut.5

kegiatan membaca menuntut anak untuk memiliki kemampuan dalam memahami suatu bacaan. Oleh karena itu, kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan untuk memahami makna suatu bacaan yang harus dikuasai siswa. Membaca pemahaman penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Kemudian tanya jawab dilakukan dengan guru kelas untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Realita yang ada menunjukkan siswa masih memiliki pemahaman yang rendah mengenai suatu bacaan. Terlihat ketika

4Observasi MIN 1 Mataram, pada tanggal 16 November 2019

5Ryta Dwiyanti, kuersioner, 16 November 2019.

(19)

meminta mereka meringkas suatu teks, kebanyakan dari siswa hanya menyalin ulang tanpa tahu apa yang mereka tulis. Kesulitan dalam memahami isi bacaan ini menjadi suatu hambatan anak dalam menacapai tujuan pembelajaran.6

Berikut adalah hasil ulangan semester tahun 2019/2020. Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1

Nilai Ulangan Semester Ganjil Kelas V MIN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.7

No Kelas Persentase ketuntasan

Bahasa Indonesia Matematika

1 V/A 59 % 48 %

2 V/B 84,51 % 30,8 %

Rata-rata 72 % 39 %

Jika melihat persentase pada tabel di atas dipahami bahwa ketuntasan belajar matematika tergolong rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti: anak malas belajar matematika, kurangnya kemampuan siswa dalam memahami maksud dari soal cerita dan cara mengajar guru yang kurang tepat.

6Anik Sulistyowati, kuersioner, 16 November 2019.

7MIN 1 Mataram, Dokumentasi, 21 Desember 2019.

(20)

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tanya jawab untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Beberapa diantara siswa mengatakan kurang menyukai kegiatan menghitung dan membaca bacaan yang terlalu panjang. Kemudian peneliti juga menanyakan perolehan nilai yang didapatkan siswa, rata-rata hasilnya di bawah nilai ketuntasan. Oleh karena itu, dengan melakukan observasi langsung pada siswa dapat menjadi tambahan informasi bagi peneliti akan kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika.8

Seorang anak yang dihadapkan pada suatu masalah matematika yang sulit baginya akan mendapat kesan bahwa matematika sangat sulit. Kesan ini mendalam disanubarinya dan untuk seterusnya anak akan merasa tidak mampu untuk belajar matematika. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan keberanian anak belajar matematika, masalah yang diberikan sebaiknya dimulai dari yang mudah, kemudian meningkatkan kesulitannya sedikit demi sedikit.9 Ani Mariani menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Hal ini bahwa variabel kemampuan

8Isyana, Wawancara, 8 Januari 2020.

9Pitadjeng, Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan, (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2015) hlm. 70.

(21)

membaca pemahaman dan variabel kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa berkorelasi secara signifikan.10

Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Kelas V di MIN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah ada pengaruh kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan meyelesaikan soal cerita matematika kelas V di MIN 1 Mataram tahun pelajaran 2019/2020? “ 2. Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini difokuskan pada kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika dengan materi geometri untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang di

10Ani Mariani, “Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan Meyelesaikan Soal Cerita Matematika SD Kelas IV di SDN 1 Selebung Ketangga, (Skripsi, PGSD Universitas Mataram, Mataram, 2018), hlm. 12

(22)

kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pemilihan materi didasarkan pada silabus matematika Kelas V Semester Genap.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas V di MIN 1 Mataram tahun pelajaran 2019/2020.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat yang bersifat teoretis dan manfaat yang bersifat praktis.

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta sebagai bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai gambaran kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI).

(23)

b. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Manfaat Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita melalui kemampuan membaca pemahaman yang dimilikinya.

2) Manfaat Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi masukan agar guru mengetahui pentingnya kemampuan membaca pemahaman. Manfaat lainnya sebagai bantuan kepada pendidik untuk dapat memberikan strategi yang tepat dalam membantu siswa yang lambat memahami maksud dari bacaan dalam soal cerita matematika.

3) Manfaat Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan mengenai pentingnya antara kemampuan membaca dengan kemampuan matematika siswa

(24)

4) Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah berbagai pengetahuan khususnya mengenai kemampuan membaca dan matematika siswa.

D. Definisi Operasional

1. Kemampuan Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman siswa dapat menggunakan tes yang berisikan indikator-indikator pada tingkat membaca pemahaman.

Adapun tingkatan membaca pemahaman sebagai berikut:

a. Pemahaman literal adalah tingkatan paling dasar membaca pemahaman yang meliputi makna denotatif pada kata yang tersurat dalam teks.

b. Pemahaman Interpretatif meliputi analisis makna konotatif pada kata, membedakan kalimat utama dengan kalimat penjelas dalam bacaan, menjelaskan hubungan sebab akibat yang dapat diambil dari dua paragraf.

(25)

c. Pemahaman kritis meliputi kemampuan yang dimiliki pembaca untuk menjelaskan ide pokok dalam bacaan, membedakan fakta dengan imajinasi dalam bacaan.

d. Pemahaman kreatif sebagai tingkat tinggi dalam membaca pemahaman yang meliputi contoh fakta-fakta dalam bacaan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan menarik kesimpulan dari isi.

2. Soal Cerita Matematika

Soal cerita matematika merupakan salah satu bentuk soal matematika yang memuat aspek kemampuan untuk membaca, menalar, menganalisis serta mencari solusi. Untuk itu siswa dituntut dapat menguasai kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita matematika.

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang relevan sebagai referensi dalam melaksanakan penelitian ini.

Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Setiyoko, tentang Pengaruh Keterampilan Membaca Pemahaman terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Gugus IV Kecamatan Pengasih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Hal ini ditunjukan dengan nilai sig kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 dengan persamaan regresi Y = 0,773 + 0,904X. Artinya terdapat pengaruh signifikan keterampilan membaca pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelas IV SD gugus IV Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, tahun ajaran 2015/2016.11

11Setiyoko “Pengaruh Keterampilan Membaca Pemahaman terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematka Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Gugus IV Kecamatan Pengasih” , (Skripsi, PGSD UNY, Yogyakarta, 2016), hlm. vii.

(27)

Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terlihat pada populasi dan teknik pengambilan sampel. Populasi penelitian Setiyoko yaitu kelas IV Sekolah Dasar gugus IV kecamatan Pengasih, artinya bahwa terdapat beberapa sekolah yang menjadi populasi dalam penelitian tersebut. Teknik sampel menggunakan proporsional random sampling yaitu teknik sampel yang ditentukan

dengan teknik strata sebanding dengan wilayah. Jika dibandingkan dengan penelitian ini teknik sampel menggunakan simple random sampling dengan alasan memberikan peluang yang sama terhadap

keseluruhan populasi tanpa memperhatikan strata.

Sementara persamaan penelitian yang dilakukan oleh Setiyoko dengan peneliti terletak pada rumusan masalah untuk melihat pengaruh variabel keterampilan membaca pemahaman terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Persamaan lainnya yaitu terlihat pada variabel penelitian dengan jenis korelasi sederhana untuk melihat pengaruh antara satu variabel independen dan satuvariabel dependen.

Jadi kesamaan dalam penelitian ini memiliki dua variabel.

Penelitian yang dilakukan oleh Ani Mariani, tentang Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan Meyelesaikan Soal Cerita Matematika SD Kelas IV di SDN 1 Selebung Ketangga

(28)

Tahun Pelajaran 2017/2018. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika SD yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0.77 pada taraf signifikansi 5% dengan rhitung

> rtabel (0.77 > 0.291) yang berarti bahwa variabel kemampuan membaca pemahaman dan variabel kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika SD siswa berkorelasi dengan signifikan.12

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terlihat pada populasi dan teknik sampel. Jika Ani Mariani memilih kelas IV sebagai populasi dengan teknik sampel jenuh dengan alasan keterbatasan populasi yang berjumlah 22 siswa, sedangkan peneliti memilih populasi kelas V dengan teknik simple random sampling dengan alasan teknik tersebut memberikan peluang yang sama kepada anggota populasi, sehingga jumlah sampel yang digunakan peneliti sebanyak 55 siswa.

Perbedaan lainnya yaitu terlihat pada uji sumbangan keberadaan variabel (KP).

Sementara persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ani Mariani dengan peneliti terlihat pada variabel yang sama yaitu ada satu variabel independen (kemampuan membaca pemahaman) dan satu variabel

12Ani Mariani, “Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Kemampuan Meyelesaikan Soal Cerita Matematika SD Kelas IV Di SDN 1 Selebung Ketangga Tahun Pelajaran 2017/2018”, (skripsi PGSD UNRAM, 2018)

(29)

dependen (kemampuan menyelesaikan cerita matematika), sehingga jenis penelitian korelasi dengan paradigma sederhana.

Penelitian yang dilakukan oleh Anggun Eka Viventi, dengan judul penelitian Pengaruh Kemampuan Membaca dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Kelas V SD Negeri Pajang 3 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan membaca dan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan pemecahan soal cerita matematika dengan Fhitung 23,86 >Ftabel 4,15.

Perbedaan penelitian Anggun Eka Viventi dengan yang dilakukan oleh peneliti terletak pada variabel penelitian, jenis penelitian, paradigma penelitian dan instrumen yang digunakan. Penelitian yang dilakukan Anggun Eka terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen, maka paradigma penelitian dengan jenis paradigma ganda.

Jenis deskriptif dan dianalisis dengan kuantitatif. Instrumen yang digunakan yaitu angket untuk mengukur motivasi belajar, tes digunakan untuk mengukur kemampuan membaca dan kemampuan pemecahan soal cerita matematika, sedangkan peneliti menggunakan jenis korelasi untuk melihat pengaruh hubungan variabel yang terdiri dari satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Jenis paradigma sederhana

(30)

dan peneliti hanya menggunakan instrumen tes untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.

Sementara, persamaan penelitian yang dilakukan oleh Anggun Eka Viventi dengan peneliti adalah untuk mengukur kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Pemilihan kelas V sebagai populasi dalam penelitian.

2. Tinjauan tentang Kemampuan Membaca Pemahaman a. Pengertian

Membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan.Menurut Suyatno yang dikutip dari jurnal profesi pendidikan dasar mengatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman adalah memahami detail secara kritis terhadap fakta, konsep, gagasan, pesan, dan perasaan yang ada pada wacana tulis.13

Membaca pemahaman penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Oleh sebab itu,

13Muhafidin, “Pembelajaran Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Cidempet Kecamatan Arahan Kabupaten Indramayu”, Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, Nomor. 1, Juli 2016, hlm. 67.

(31)

kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan untuk memahami makna suatu bacaan yang harus dikuasai siswa.

Kemampuan membaca menjadi kebutuhan penting bagi setiap manusia karena dalam kesehariannya, manusia banyak dituntut untuk menggunakan kemampuan tersebut. Hal ini menunjukkan pentingnya penguasaan dalam membaca. Kemampuan membaca pemahaman merupakan salah satu standar kemampuan bahasa yang harus dicapai siswa.

Dilihat dari segi pemahaman, membaca adalah menggali informasi dari teks. Membaca melibatkan dua hal, yaitu teks yang berimplikasi adanya penulis dan pembaca yang berimplikasi pada pemahaman. Membaca merupakan kecakapan fundamental anak yang paling penting yang akan selalu dipelajari. Oleh karena itu membaca menjadi dasar anak untuk kecakapannya dalam proses pembelajaran.

Menurut Bader yang dikutip dari Jurnal Prosiding Temu Ilmiah X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia berpendapat bahwa agar seorang siswa dapat memiliki kemampuan memahami bacaan yang baik, maka aspek-aspek pemahaman bacaan harus dipahami oleh siswa diantaranya:

(32)

1) Kemampuan asosiasi (kemampuan memahami antara satu kata dengan kata lain yang membentuk suatu makna yang baru).

2) Kemampuan konsepsi (kemampuan memahami konsep yang abstrak ke bentuk yang konkret).

3) Kemampuan persepsi (kemampuan memberikan pendapat atau penilaian terhadap suatu peristiwa atau kejadian).

4) Kemampuan sintaktik (kemampuan memahami susunan kata dalam kalimat).

5) kemampuan semantik (kemampuan tentang makna kata dalam kalimat).

6) kemampuan kognitif (kemampuan secara kritis memahami isi bacaan). 14

Kesimpulannya, berdasarkan pendapat ahli mengenai pentingnya membaca sebagai proses yang tidak bisa lepas dari kegiatan pembelajaran dan diperkuat dengan hasil studi Internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia menurut hasil PISA Indonesia Tahun 2018. Adapun untuk kategori kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 74. Hasil tersebut menempatkan Indonesia pada posisi empat dalam kenaikan pencapaian siswa dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya tahun 2012. Berdasarkan pencapaian membaca siswa Indonesia.15

14 Anggraeni Swastika Sari &Lena Lessyana Pandjaitan, “Meningkatkan kemampuan memahami bacaan melalui pelatihan aspek pemahaman bacaan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar”, Prosiding Temu Ilmiah X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia, ISBN: 978-602-1145-49-4, 22-24 Agustus 2017 hlm 147

15BSNP “Peringkat & pencapaian PISA Indonesia mengalami peningkatan“, dalam https://www.kemdikbud.go.id, diakses pada tanggal 26 Januari 2019, pukul 12:36 WITA

(33)

b. Tujuan

Tujuan membaca setiap orang berbeda-beda tergantung kebutuhan. Tujuan utama membaca pemahaman adalah memahami isi yang terdapat dalam bacaan. Adapun menurut Ekwall yang dikutip oleh Sehati Kaban & Tria Lutmilatujuan membaca pemahaman, yaitu:

(1) Mengenal ide pokok suatu bacaan; (2) Mengenal detail yang penting; (3) Mengembangkan imajinasi visual; (4) Pembaca dapat menafsirkan isi dari suatu bacaan; (5) Pembaca dapat mengikuti petunjuk atau arahan dari buku yang dibacanya; (6) Mengenal organisasi karangan; dan (7) Membaca kritis setelah membaca pemahaman, mengemukakan pendapatnya atas apa yang sudah dibacanya.16

Kesimpulannya jika melihat beberapa uraian di atas dengan realita yang ada. Banyak siswa yang belum mencapai kemampuan membaca pemahaman. Terlihat jelas pada saat membaca sebuah teks yang ada di buku masih banyak siswa yang terlihat kesulitan apalagi jika siswa diperintahkan untuk menulis sebuah informasi penting dari teks bacaan. Banyak siswa yang kebingungan dan selalu bertanya kepada gurunya, sehingga kebanyakan dari siswa hanya menyalin ulang tanpa tahu maksud dari teks yang sudah mereka tulis. Membaca pemahaman menjadi hal yang mendasar. Ketika

16Sehati Kaban &Tria Lutmila, “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok Labu 12 Pagi Jakarta Selatan”, Jurnal Ilmiah PGSD, Vol.VIII, Nomor. 2 Oktober 2015, hlm. 6.

(34)

siswa dihadapkan dengan teks yang memerlukan penyelesaian maka, siswa akan dengan mudah untuk melakukan pengkonversian kalimat-kalimat kedalam sketsa baru yang dibuatnya.

c. Hambatan dalam Membaca Pemahaman

Kunci keberhasilan membaca pemahaman yaitu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pemahaman. Namun pada realitanya, tidak semua siswa mendapatkan perhatian mengenai kemampuan membaca pemahaman ini. Banyak siswa yang pada akhirnya kurang memiliki pemahaman tentang apa yang mereka baca. Beberapa masalah dan hambatan yang umum terjadi pada setiap orang.Masalah tersebut antara lain:

1) Kurangnya minat membaca. Faktor tersebut diantaranya kebiasaaan, sarana, buku-buku yang dibaca atau kurangnya kesesuaian bahan bacaan yang tersedia dengan minat yang dimiliki.

2) Rendahnya tingkat pemahaman dan kecepatan membaca.

Tingkat pemahaman terhadap bacaan merupakan salah satu indikator keefektifan membaca seseorang. Maka tingkat pemahaman diukur dalam persentase.

3) Adanya gangguan fisik yang menghambat kecepatan membaca.

Ada faktor gerak fisik yang terkadang menghambat kecepatan membaca seperti menelusuri baris-baris bacaan dengan menggunakan alat bantu seperti ujung pensil dan jari tangan. 17

17Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2010), hlm. 17.

(35)

Kesimpulannya, ada beberapa yang menjadi faktor kesulitan anak dalam membaca yang telah diuraikan di atas. Upaya pendidik untuk dapat membantu kesulitan belajar anak. Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu mengidentifikasi kemampuan membaca pemahaman siswa dengan memberikan tes kemampuan membaca pemahaman.

d. Tipe Membaca Pemahaman

Ada empat tipe pemahaman dalam membaca menurut Crwley dan Mountain mengatakan tipe pemahaman Pertama, pemahaman literal merupakan jenis pemahaman yang paling dasar.

Kedua Interpretatif, pemahaman berarti memahami informasi yang dinyatakan secara tidak langsung (tersirat) dalam teks. Ketiga, pemahaman kritis dan keempat, pemahaman kreatif.18

e. Empat Tingkatan Membaca Pemahaman

Empat tingkatan membaca pemahaman tersebut yang dikutip dari jurnal ilmiah PGSD menyebutkan tingkatan membaca pemahaman sebagai berikut:

1) Pemahaman literal adalah kegiatan membaca yang bertujuan agar pembaca dapat menjelaskan makna denotatif pada kata yang tersurat dalam teks.

18Herlinyanto, Membaca Pemahaman dengan Strategi KWL Pemahan dan Minat Membaca, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hlm. 1.

(36)

2) Pemahaman Interpretatif adalah kegiatan membaca yang bertujuan agar para pembaca memiliki kemampuan untuk menganalisis makna konotatif pada kata yang tersirat di dalam teks bacaan, membedakan kalimat utama dengan kalimat penjelas dalam bacaan, menjelaskan hubungan sebab-akibat yang dapat diambil dari dua paragraf.

3) Pemahaman kritis adalah kegiatan membaca kemampuan yang dimiliki pembaca untuk menjelaskan ide pokok dalam bacaan, membedakan fakta dengan imajinasi dalam bacaan.

4) Pemahaman kreatif adalah kegiatan membaca agar pembaca dapat mencontohkan fakta-fakta dalam bacaan yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan menarik kesimpulan dari isi.19

Kesimpulannya, mengacu pada tingkatan pemahaman dikelompokkan menjadi empat tingkatan. Peneliti menyusun kisi- kisi tes yang sesuai dengan indikator pada masing-masing tingkatan membaca pemahaman. Maka diperlukan pengukuran yang baik terhadap kemampuan tingkatan tersebut, sehingga diperoleh tingkat membaca pemahaman siswa.

3. Tinjauan tentang Pembelajaran Matematika a. Pengertian

Pembelajaran matematika merupakan proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir agar siswa memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan matematis yang

19Sehati Kaban & Tria Lutmila, “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pondok Labu 12 Pagi Jakarta Selatan”, Jurnal Ilmiah PGSD, Vol.VIII, Nomor. 2 Oktober 2015, hlm. 7.

(37)

bertujuan mempersiapkan siswa menghadapi perubahan yang selalu berkembang.20

Matematika adalah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat.21 Matematika dikategorikan menjadi dua yaitu matematika praktik dan matematika teknik. Matematika praktik dipandang dalam kehidupan sehari-hari seperti menghitung, menempatkan, mengukur, mendisain, bermain dan menjelaskan, sedangkan matematika teknik berhubungan dengan cara-cara matematika dikaitkan dengan aturan-aturan formal. Misalnya, aturan dalam operasi hitung.

Belajar matematika melibatkan pengumpulan gagasan matematika dan secara berurutan membayangkan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih baik. Belajar dengan pemahaman dapat ditingkatkan lebih jauh melalui interaksi kelas sebab siswa mengusulkan gagasan matematika, belajar untuk mengevaluasi pemikiran mereka sendiri dan pemikiran orang lain, dan mengembangkan keterampilan penalaran matematika.22

20 Fatrima Santri Syafri, Pembelajaran Matematika Pendidikan Guru SD/MI (Yogyakarta: Matematika, 2016), hlm. 10.

21J. Tombokan Runtukahu dan Selpius Kandou, Pembelajaran...,hlm 28.

22Turmudi, Taktik dan Strategi Pembelajaran Matematika (Jakarta: PT. Leuser Cita Pustaka. 2009) , hlm. 11.

(38)

Kesimpulannya, matematika merupakan pengetahuan terstruktur, satu kemampuan merupakan prasayarat bagi kemampuan berikutnya. Kesulitan belajar yang terjadi seperti kesulitan dalam mengingat dan kesulitan dalam bahasa. Ada anak yang mengerti sistem bilangan, tetapi tidak mampu mengingat kembali.

Pembelajaran matematika dapat dilaksanakan dengan baik jika guru menguasai konsep-konsep matematika yang akan diajarkan.

b. Konsep Matematika

Belajar matematika yang efektif dan efisien tidak dengan sendirinya terjadi karena membutuhkan cukup waktu dan perencanaan yang baik. Guru memegang peranan penting dalam menyediakan lingkungan belajar yang sesuai dengan perkembangan kognitif anak. Tujuannya yaitu megetahui kesiapan anak untuk belajar matematika dan pemikiran mereka berubah sesuai dengan perkembangan usianya.23

Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika oleh sebab itu, pendidik harus memahami pengetahuan tentang hakikat konsep matematika akan membantu pendidik dalam mengajarkan konsep- konsep matematika di Sekolah Dasar. Pembelajaran matematika

23Pitadjeng, Pembelajaran..., hlm. 13.

(39)

Sekolah Dasar merupakan dasar bagi penerapan konsep matematika pada jenjang selanjutnya.

Pemahaman konsep merupakan kecakapan yang paling dasar dalam matematika. kecakapan ini sangat mempengaruhi kecakapan- kecakapan matematika yang lain. Seorang siswa tidak akan mampu menyelesaikan suatu permasalahan sesuai dengan prosedurnya jika siswa tidak memiliki pemahaman konsep yang baik.

Begitu juga halnya dalam mengembangkan komponen kompetensi strategi dan penalaran adaptifnya. Jika tingkat pemahaman konsepnya masih rendah, siswa tidak akan mampu mengembangkan komponen-komponen tersebut. Oleh karena itu menumbuhkan dan mengembangkan pemahaman konsep sangat penting bagi siswa, terutama bagi siswa Sekolah Dasar. Adapun hakikat konsep matematika sebagai berikut:24

1) Hakikat Bilangan dan Operasi Bilangan

Simbol-simbol yang menyatakan nama-nama bilangan disebut angka. Anak belajar bilangan melalui pengalamannya dengan melihat angka-angka disekitar kehidupannya. Misalnya,

24J. Tombokan Runtukahu dan Selpius Kandou, Pembelajaran..., hlm 45

(40)

ketika siswa melihat nomor rumah, nomor mobil, angka pada jam dinding, dan masih banyak yang lainnya.Anak melalui pengalamannya dapat mengadakan operasi atau pengerjaan bilangan dengan mengadakan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Pengetahuan dasar setiap operasi bilangan merupakan dasar dari semua kegiatan operasi bilangan. Misalnya anak hendak menjumlahkan dua bilangan 6 dan 2 untuk mendapatkan bilangan yang ketiga perlu dilakukan operasi hitung sehingga memperoleh nilai 8 sebagai hasil penjumlahan. Model-model untuk setiap operasi perlu diberikan guru, sehingga anak mengetahui bahwa suatu operasi dapat digunakan dengan cara- cara yang berbeda sesuai situasi.

2) Hakikat Geometri dan Pengukuran

Pemahaman akan hakikat geometri akan membantu guru dalam mengajarkan konsep geometri, terutama memberikan pemahaman tentang peranan hakikat konsep dalam menyampaikan struktur mengajarkan matematika. Geometri adalah studi tentang ruang dan berbagai bentuk dalam ruang.

(41)

Geometri membantu menyampaikan dan menguraikan tentang bentuk-bentuk geometri yang terdapat disekitar.

Keterkaitan antara berbagai elemen matematika dapat dikembangkan anak sehingga terjadi bagian-bagian matematika yang saling berhubungan. Sebuah topik matematika terkait dengan topik matematika sebelumnya. Sebagai contoh, anak harus menguasai penjumlahan sebelum mempelajari perkalian untuk mengetahui luas sebuah bangun datar segitiga anak harus menguasai operasi bilangan.

Menurut Eggen dan Kauchak yang dikutip dari jurnal pendidikan matematika mengenai pengetahuan siswa dan pemahamannya tentang suatu konsep bisa diukur melalui empat cara, yakni dengan meminta mereka untuk:

a) Mendefinisikan konsep

b) Mengidentifikasi karakteristik-karakeristik konsep c) Menghubungkan konsep dengan konsep-konsep lain

d) Mengidentifikasi atau memberikan contoh dari konsep yang belum pernah dijumpai sebelumnya. 25

Kesimpulannya, pemahaman konsep penting bagi siswa.

Pada dasarnya penanaman konsep memerlukan waktu yang

25Nor Aulia Mukrimatin dkk “Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Rau Kedung Jepara Pada Materi Perkalian Pecahan”, Anargya: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol.1 No.1 April 2018, hlm.68.

(42)

cukup lama, apalagi menanamkan konsep kepada siswa Sekolah Dasar yang belum mampu berpikir secara abstrak.

4. Tinjaun tentang Kemampuan Menyelesaian Soal Cerita Matematika a. Pengertian

Menurut Muhsetyo soal cerita matematika adalah soal yang dinyatakan dengan serangkaian kalimat dalam bentuk cerita.26 Soal cerita dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, soal cerita yang berbentuk tulisan berupa sebuah kalimat yang mengilustrasikan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.27 Soal cerita matematika berawal dari kehidupan nyata siswa sehingga hal ini akan memudahkan siswa untuk dapat menerjemahkan soal cerita ke dalam kalimat matematika.

b. Aspek-aspek Penyelesaian Soal Cerita Matematika

Terdapat tiga aspek dalam menyelesaikan soal cerita matematika, yaitu aspek bahasa, prasyarat dan terapan. Aspek bahasa, kemampuan membaca digunakan untuk menerjemahkan masalah, sedangkan menalar untuk mengetahui maksud

26Endang Setyo Winarni & Sri Harmini, Matematika untuk PGSD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 124.

27Wahyudin “Analisis kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika ditinjau dari kemampuan verbal”, Beta Jurnal Tadris Matematika, vol..9, No.2, (November) 2016, hlm. 151.

(43)

permasalahan yang diberikan. Sehingga secara umum pada soal cerita matematika terkandung konsep matematika, seperti pengalian, penambahan, pengurangan, dan pembagian.

Ketika menyelesaikan soal cerita, siswa harus mengonversikan dalam bentuk angka dan membuat sketsa pemahamannya. Kemampuan siswa menerjemahkan kalimat sehari- hari ke dalam kalimat matematika menjadi kunci dalam pemecahan masalah dalam bentuk soal cerita. Maka penyelesaian soal cerita diselesaikan dengan langkah-langkah yang runtun seperti yang dijelaskan oleh George Polya meliputi:

1) Memahami masalah

2) Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah 3) Melaksanakan rencana yang telah dibuat

4) memeriksa ulang jawaban yang diperoleh. 28

Keterampilan matematika harus dibangun dari keterampilan sebelumnya. Menemukan cara untuk membantu siswa berkutat dengan keterampilan dan konsep-konsep umum melalui tugas dan konteks yang berbeda merupakan faktor penting jika pendidik ingin

28 Rosselina Tria Andanik&Meita Fitrianawati “Pengaruh Keterampilan Membaca Pemahaman terhadap Kemampuan Pemecahan Soal Cerita Matematika Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar”, Fundadikdas Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2018, hlm 42

(44)

membuat kemajuan.29 Model, materi dan strategi matematika akan sangat membantu siswa dalam belajar matematika.

Kesimpulannya, anak berkesulitan belajar matematika perlu adanya strategi pendidik agar dapat membantu kesulitan yang dimilik anak. Strategi yang dapat digunakan seperti menggunakan objek-objek konkret dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika. Pemecahan masalah matematika seyogyanya ditanamkan dari Sekolah Dasar. Kegiatan yang perlu dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah siswa memahami setiap kalimat soal yang terdapat dalam soal cerita matematika.

c. Materi Pokok Matematika Kelas V Tabel 2.1

Kompetensi Dasar Matematika Kelas V Semester Genap

Kompetensi Dasar Indikator Materi

3.5 Menjelaskan dan menentukan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume seperti kubus satuan serta hubungan pangkat tiga dengan akar

3.5.1Menjelaskan volume bangun ruang.

3.5.2Menjelaskan

hubungan pangkat tiga dan akar pangkat tiga.

Volume bangun ruang kubus dan balok

29Mike Ollerton, Panduan Guru Mengajar Matematika, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010), hlm. 127.

(45)

Kompetensi Dasar Indikator Materi pangkat tiga.

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang menggunakan

satuan volume

melibatkan pangkat tiga dan akar pangkat tiga.

4.5.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan volume bangun ruang.

3.6 Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring bangun ruang sederhana (kubus dan balok).

3.6.1 Menentukan jaring- jaring kubus. 3.6.2 Menentukan jaring-jaring balok.

Jaring-Jaring bangun ruang

(Sumber: Buku Guru Senang Belajar Matematika/

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).30

B. Kerangka Berpikir

Kemampuan membaca pemahaman merupakan suatu proses memahami makna suatu bacaan yang harus dikuasai siswa. Pentingnya

30Purnomosidi dkk, Buku Guru Senang Belajar Matematika/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), hlm. 126.

(46)

kemampuan membaca pemahaman yang baik akan memberikan kemudahan bagi siswa untuk dapat menyelesaikan soal cerita, sedangkan siswa yang rendah dalam memahami bacaan dalam soal cerita akan memiliki nilai di bawah rata-rata kentuntasan minimal.

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu kemampuan membaca pemahaman sebagai variabel independen dan kemampuan menyelesaikan soal cerita sebagai variabel dependen. Variabel ini peneliti menjadikannya sebagai tolak ukur untuk menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang ingin diteliti.

Maka, dalam penelitian ini diperlukan adanya alat ukur berupa tes soal objektif dan subjektif. Soal disusun berdasarkan indikator dan diuji validitas dan reliabilitasnya dengan tujuan tes yang digunakan dapat mengukur variabel dalam penelitian ini.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari kajian teori.

(47)

Hipotesis menggunakan bentuk kalimat pernyataan dan menghubungkan secara umum maupun khusus variabel yang satu dengan yang lainnya.31

Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

Ha : Kemampuan membaca pemahaman berpengaruh positif terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika kelas V di MIN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020

Ho : kemampuan membaca pemahaman tidak berpengaruh positif terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika kelas V di MIN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.

31 Imam Gunawan, Pengantar Statistika Inferensial, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2016), hlm 107

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian expostfacto karena variabel-variabel yang akan diteliti sudah ada dan terjadi secara alami. Variabel kemampuan membaca pemahaman sebagai variabel terikat dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika sebagai variabel bebas sudah terjadi ketika peneliti melakukan penelitian, sehingga tidak ada rekayasa maupun pemberian perlakuan tertentu terhadap variabel yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain korelasi sederhana yang bertujuan melihat pengaruh kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan atau memberikan perlakuan terhadap variabel yang akan diukur.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V di MIN 1 Mataram dengan jumlah siswa sebanyak 67 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika yang diwakili oleh

(49)

siswa, karena karakteristik tersebut terdapat dalam diri siswa. Sehingga populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD/MI (Populasi Terlampir)

Tabel 3.1

Populasi Siswa MIN 1 Mataram Tahun 2019/2020

No Kelas Jumlah

1 V A 32

2 V B 35

Jumlah 67 Siswa

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan alasan sampel yang diambil dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.32 Penentuan Sampel menggunakan rumus isaac dan michael dengan taraf kesalahan 5% dengan jumlah sampel sebanyak 55

siswa. Cara pengambilan anggota sampel dengan undian. Maka setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Dalam penelitian ini peneliti menentukan ukuran sampel dari populasi dengan menggunakan undian sebanyak 55 kali. Jadi sampel

32Sugiyono, metode penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017) hlm 120

(50)

pada penelitian ini adalah 55 siswa kelas V di MIN 1 Mataram yang terpilih menjadi sampel penelitian. (anggota sampel terlampir).

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Adapun pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari s/d bulan Juli 2020.

2. Tempat Penelitian

Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah MIN 1 Mataram kota Mataram. Jl. Airlangga No.31 B, Punia, Kec. Mataram, Kota Mataram.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini berbentuk korelasi sederhana. Variabel kemampuan membaca pemahaman sebagai variabel bebas yang (mempengaruhi) perubahan variabel lain dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika sebagai variabel terikat yang (dipengaruhi). Penelitian ini menggunakan paradigma sederhana yang bersifat sebab-akibat untuk mengetahui pengaruh antar variabel, sehingga penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen.

(51)

X = kemampuan membaca pemahaman

Y= kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika r

Gambar 3.1 Variabel Penelitian E. Desain Penelitian

Sugiyono menyatakan bahwa “Desain penelitian harus spesifik, jelas, dan rinci, ditentukan secara mantap sejak awal, menjadi pegangan langkah demi langkah.33 Jadi desain penelitian adalah sebuah rancangan, pola, bentuk dan model penyelidikan yang akan digunakan dalam penelitian sebagai gambaran tentang apa yang ingin peneliti dan bagaimana penelitian itu akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang valid.

Desain penelitian ini berawal dari masalah yang bersifat kuantitatif.

Rumusan masalah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan, selanjutnya peneliti menggunakan teori untuk menguraikan variabel penelitian, kemudian desain penelitian menghubungkan antara variabel X dengan variabel Y.

Paradigma sederhana digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kemampuan membaca pemahaman (sebagai variabel independen)

33Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm

X Y

(52)

dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika (sebagai variabel dependen), sehingga variabel tersebut berbentuk hubungan kausal untuk melihat sebab-akibat.

Pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen berbentuk tes soal objektif dan subjektif yang telah dihitung validitas dan reliabilitasnya.

Gambar 3.2 Desain Penelitian Variabel penelitian

Hipotesis Penelitian Kemampuan membaca

pemahaman (X)

Instrumen penelitain berupa:

1. Angket 2. Tes 3. Observasi 4. Dokumentasi

Teknik Analisis Data

Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika (Y)

Analisis Data Awal 1. Uji Normalistas 2. Uji Linieritas

Analisis Data Hipotesis Uji Regresi Sederhana

(53)

F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian 1. Instrumen/ Alat Penelitian

Menurut Sugiyono instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik, semua fenomena ini disebut variabel penelitian.34 Alat yang digunakan oleh peneliti sebagai alat pengumpulan data yaitu tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.

a. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden.

b. Tes

Tes digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Lembar instrumen berupa tes yang terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir soal mewakili satu variabel yang diukur.35 Tes yang digunakan dalam penelitian

34Sugiyono, Metode..., hlm. 103.

35Sandu Siyoto & Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), hlm. 78.

(54)

merupakan tes hasil belajar yang bertujuan mengukur penguasaan dan kecakapan individu diberbagai bidang pengetahuan.

1) Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman

Instrumen tingkat kemampuan membaca pemahaman pada penelitian ini berupa soal pilihan ganda dan soal uraian. Sehingga instrumen penelitian menggunakan gabungan antara tes objektif dan tes subjektif. Soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal dan 5 soal untuk essay.

Indikator-indikator dalam tes ini didasarkan pada teori kemampuan membaca pemahaman yaitu empat tingkatan membaca pemahaman diantaranya kemampuan literal, interpretatif, kritis dan kreatif.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi

Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Tingkat

Membaca Pemahaman

Indikator Jenis soal

No.

Item

Literal Menjawab tentang fakta dan detail materi

PG 2,5,6, 8,9,10 ,11,13

,17 10

(55)

Memahami arti kata dalam wacana

PG 4

Interpretatif Menentukan hubungan sebab-akibat

PG 7,16,1 8

5 Menganalisis reaksi

emosional tokoh

PG 3

Menentukan kalimat utama pada paragraf

PG 15

Kritis Menarik kesimpulan PG 12,20

6 Uraian 4,5 Mengidentifikasi judul

yang sesuai dengan isi bacaan

PG 1

Uraian 1 Kreatif Memecahkan masalah

sehari-hari sesuai teori

PG 14,19 Uraian 2,3 4

2) Instrumen Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika digunakan tes bentuk objektif dan subjektif dengan jumlah sebanyak 10 butir soal. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika yang telah diberikan.

(56)

Tes ini memuat tentang materi pokok yang sudah diajarkan kepada siswa. Instrumen disusun menggunakan kisi-kisi yang mengacu pada kompetensi dasar dan indikator dalam materi geometri bangun ruang yang meliputi analisis unsur-unsur bangun ruang, menentukan jaring-jaring bangun ruang dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang.

Tabel 3.3

Kisi-Kis Tes Kemampuan Soal Cerita Matematika

Kompetensi Dasar Indikator Jenis No ∑

3.5 Menjelaskan dan menentukan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume.

3.5.1 Menganalisis unsur dan volume kubus

PG 1

2 3.5.2 Menganalisis

unsur dan volume balok

PG 3

4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang.

4.5.1 Menyelesaikan masalah berkaitan volume bangun ruang kubus

PG 5

6 Uraian 3,5

4.5.2 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan volume bangun balok

Uraian 1,2,3

(57)

3.6 Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring bangun ruang sederhana kubus dan balok

3.6.1 Menentukan jaring-jaring kubus

PG 4

3.6.2 Menentukan 2 jaring-jaring balok

PG 2

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika siswa kelas V, kemampuan bahasa, serta perolehan nilai yang didapatkan siswa dalam pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.

Dalam observasi ini, tanya jawab dilakukan dengan wali kelas dan guru matematika kelas V MIN 1 Mataram. Dengan tujuan untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya mengenai kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki siswa dan pada mata pelajaran matematika khususnya mengenai kemampuan dalam menyelesaikan soal cerita matematika.

(58)

d. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh informasi mengenai dokumen nilai semester ganjil mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2019/2020.

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Analisis data dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dilakukan dan diperlukan ketelitian dari peneliti. Sebelum masuk dalam pengujian hipotesis atau pengujian data, maka peneliti menyusun pengujian validitas dan reliabilitias sebagai alat ukur. instrumen penelitian diuji coba sebelum digunakan untuk mendapat data yang diperlukan.

Terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas.

a. Validitas Instrumen

Validitas mengacu pada kesesuaian, ketepatan, kebermaknaan dan kegunaan dari kesimpulan spesifik yang dibuat oleh berdasarkan data yang telah dikumpulkan.36 Teknik korelasi point biseral digunakan untuk menghitung validitas soal pilihan ganda, sedangkan untuk soal uraian digunakan korelasi product moment. Adapun rumus korelasi point biseral untuk butir soal pilihan ganda adalah:

36David Firna Setiawan, Prosedur dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2018), hlm. 215.

(59)

keterangan :

: Korelasi Point Biseral

Mp : rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal Mt: rata-rata skor total

Sdt: standar deviasi skor total

p : proporsi siswa yang menjawab benar q :proporsi siswa yang menjawab salah

sedangkan untuk butir uraian digunakan rumus korelasi product moment. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment N : Banyaknya Sampel

xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y x : Jumlah seluruh skor x (butir soal yang bersangkutan) y : Jumlah seluruh skor y (jumlah keseluruhan butir soal) b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel.37 Suatu tes dapat

37I wayan pantiyasa, Metodologi Penelitian, ( Yogyakarta: CV Andi Offset, 2013), hlm. 65.

(60)

dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka reliabilitas tes menggunakan rumus Cronbach-Alpha sebagai berikut:

Keterangan:

rἱ : reliabilitas instrumen n : banyaknya butir pertanyaan

∑σb² : Jumlah varians butir σt² : Varians total

Tabel 3.4

Interpretasi koefisien reliabilitas38

Interval Interpretasi

0,80 < ri<1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < ri<0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < ri<0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < ri<0,40 Reliabilitas rendah 1,00 < ri<0,20 Tidak reliabilitas

38Alfira, Statistik Penelitian

(61)

3. Revisi Instrumen

Setelah diperoleh butir soal yang valid dan reliabel, maka peneliti menyusun kembali kisi-kisi kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika direvisi pada bagian nomor item pertanyaan. Adapun kisi-kisi instrumen kemampuan membaca pemahaman setelah direvisi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Revisi Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman Tingkat

Membaca Pemahaman

Indikator Jenis

soal

No.

Item

Literal Menjawab tentang fakta dan detail materi

PG 2,5,6, 9,11,1 3,17

8 Memahami arti kata dalam

wacana

PG 4

Interpretatif Menentukan hubungan sebab akibat

PG 7,16

4 Menganalisis reaksi

emosional tokoh

PG 3

Menentukan kalimat utama paragraf.

PG 15

Gambar

Gambar 3.2       Desain Penelitian, 32
Gambar 3.1  Variabel Penelitian  E.  Desain Penelitian
Gambar 3.2   Desain Penelitian Variabel penelitian
Tabel 3.2 Kisi-Kisi
+6

Referensi

Dokumen terkait

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA SMARTPHONE ANDROID TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA MAHASISWA DI STIE NOBEL INDONESIA MAKASSAR Identitas Responden Nama