• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh keterampilan komunikasi guru, kreativitas guru

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh keterampilan komunikasi guru, kreativitas guru"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU, KREATIVITAS GURU, DAN REWARD DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA DI SMA SDI SILUNGKANG KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA-1)

DIANA PERTIWI (11090093)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENGARUH KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU, KREATIVITAS GURU DAN REWARD DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA SDI SILUNGKANG

KOTA SAWAHLUNTO

Oleh, Diana Pertiwi

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar JL. Gunung Pangilun. No 1 Padang Sumatera Barat

Lovelly Dwinda Dahen, S.Pd, ME

Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar JL. Gunung Pangilun. No 1 Padang Sumatera Barat

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) pengaruh keterampilan komunikasi guru terhadap motivasi belajar, 2) pengaruh kreativitas guru terhadap motivasi belajar3) pengaruh reward terhadap motivasi belajar 4) pengaruh keterampilan komunikasi guru, kreativitas guru, reward secara simultan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto.

Hasil analisa data menunjukkan bahwa (1) Keterampilan komunikasi guru berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,413 danthitung (3.091) > ttabel (1,67); (2)Kreativitas guru berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,452 danthitung (3,673)

> ttabel (1,67); (3)Reward berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,836thitung (4,632) > ttabel (1,67); (4) Keterampilan komunikasi guru, kreativitas guru dan reward secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang Kota SawahluntokarenaFhitung (55,921) > dari Ftabel (3,19). Besarnya pengaruh variabel keterampilan komunikasi guru, kreativitas guru dan reward terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto yaitu 77,8% dan sisanya 22,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.

Abstract

This research have a purpose to analyze, 1) the effect of teacher communication skill toward study motivation, 2) the effect of teacher creativity toward study motivation, 3) the effect of reward toward study motivation, 4) the effect of teacher communication skill, teacher creativity, reward as simultaneous, influential toward students motivation in study at SMA SDI Silungkang, Sawahlunto city.

The result of data analyze that showed 1) teacher communication skill have the significance influense toward students motivation in study at SMA SDI Silungkang, Sawahlunto city from the regression coefficient of 0,413andsignificant at (3.091) > (1,67), 2) teacher creativity have the significance influence toward students motivation in study at SMA SDI Silungkang, Sawahlunto city from the regression coefficient of 0,452 and (3,673) > (1,67), 3) reward have the significance influence toward students motivation study at SMA SDI Silungkang, Sawahlunto cityfrom the regression coefficient of 0,836 and (4,632) > (1,67), 4) teacher communication skill, teacher creativity, reward as simultaneous influential toward students motivation in study at SMA SDI Silungkang, Sawahlunto city because (55,921) > from (3,19) large of the effect variable from teacher communication skill, teacher creativity and reward toward students motivation in study at SMA SDI Silungkang, Sawahlunto city and that is 77,8% and balance 22,2% influence by anather factor which not included in this research.

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 Undang undang No.20 tahun 2003. Menyadari akan pentingnya pendidikan pemerintah republik indonesia telah menciptakan tujuan pendidikan nasional.

Tujuan dapat dicapai melalui pendidikan, dimana pendidikan adalah faktor penentu dalam meningkatkan kualitas manusia seperti dalam undang-undang republik indonesia No.21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan, yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,

bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dana menjadi warga negara yang demokratif dan bertanggung jawab.

Pengembangan potensi siswa tidak terlepas dari peran lingkungan tempat tinggal siswa dan orang tua yang menjadi pendidik pertama dalam keluarga.Selain lingkungan tempat tinggal dan keluarga, maka yang ikut berperan dalam pengembangan potensi peserta didik adalah guru. Guru adalah orang tua kedua bagi setiap siswa. Hal ini disebabkan guru dapat memberikan, mengembangkan pendidikan yang diterima oleh setiap siswa.

Institusi sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi dimana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar siswa akan berhasil dalam belajar kalau dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu tercapai (Sardiman,2001:73).

Permasalahan kurangnya motivasi belajar siswa biasa dilihat dari absensi siswa tersebut.Berikut tabel yang menggambarkan tingkat absen siswa SMA SDI Silungkang.

Tabel 1.

Absensi Siswa Semester 1 SMA SDI Silungkang Tahun Ajaran 2014/2015 Kelas Jumlah

Siswa

Minggu Efektif

Keterangan Rata-

Rata

%

Absen Sakit Izin Terlambat

F % F % F % F %

X1 25 17 221 34,11 75 17,65 45 10,59 45 10,59 18,24

X2 25 17 140 32,94 63 14,82 37 8,71 49 11,53 17,00

XI

IPS 25 17 130 30,59 90 21,18 49 11,53 76 17,88 20,29

XI

IPA 22 17 135 36,06 50 13,37 25 6,69 60 16,04 18,04

XII

IPS 27 17 214 46,62 85 18,52 55 11,99 78 16,99 23,53

XII

IPA 25 17 135 31,77 60 14,11 20 4,71 66 15,53 16,53

Sumber:GuruBimbingandanKonselingSMA SDI Silungkang,( 2014/2015) Pada intinya dapat di sederhanakan bahwa

motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.

Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pembelajaran.

Menurut Sardiman (2011:73) mengemukakan defenisi “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya

“feeling” dan diketahui dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Menurut Dimyati (2006:39) motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendukung

(5)

terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat maka ciptakanlah suasan belajar yang menggembirakan.Menurut Uno (2013:23) motivasi timbul karena dua faktor intrinksi dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik tidak perlu dirangsang dari luar karena dari individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu seperti kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Motivasi ekstrinsik adanya rangsangan dari luar seperti kreativitas guru dalam mengajar.Indikator motivasi belajar menurut Sadirman (2008:83) ciri-ciri peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi yaitu sebagai berikut 1, Tekun menghadapi tugas (pergi sekolah dapat belajar terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)2, Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)3,Menunjukan minat dalam belajar4, Lebih senang bekerja mandiri5, Cepat bosan pada tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang begitu saja sehingga kurang kreatif)6, Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin terhadap sesuatu)

Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar di antaranya komunikasi guru. Menurut Hafied Cangara (2006:4) “ komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia “ kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, di akui oleh sosial semua agama telah ada sejak adam dan hawa.

Kemampuan komunikasi seseorang individu tidaklah tumbuh begitu saja, melainkan sebuah proses yang harus diupayakan. Setiap manusia memiliki kesulitan tersendiri dalam berkomunikasi dan bagaimana manusia dapat mewujudkan segala potensi yang ada pada dirinya menjadi kekuatan besar tergantung pada sikap dan kepribadianya (komunikasi non verbal) dan cara berkomunikasi (komunikasi verbal). Dengan kata lain, manusia sebagai pelaku komunikasi harus mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif, bukan dengan cara kekerasan maupun pemaksaan melainkan karena adanya unsur kecerdasan, keselarasan dan pemahaman.

Menurut James G. Robbins, Barbara S. Jones (2013:20) komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna. Atau perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Dalam kegiatan pendidikan pada umumnya dan dalam proses kegiatan belajar pada khususnya, komunikasi merupakan salah satu faktor utama yang turut serta dalam penentuan pencapaian tujuan pendidikan, atau kata lain dapat

dikatakan bahwa komunikasi merupakan sarana atau media dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Soeharto (2008:25-29) menyebutkan indikator kemampuan guru meliputi : a. Menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa.

b. Menunjukkan sikap luwes dalam menyesuaikan diri.

c. Menunjukkan sikap sensitif, responsif dan simpatik terhadap perasaan kesukaran siswa dalam kegiatan pembelajaran.

d. Menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan sabar terhadap siswa.

Pada dasarnya motivasi belajar siswa sangat dipengaruhi adanya komunikasi guru. Seorang guru yang jarang melakukan komunikasi dengan muridnya akan atau bisa mengalami kegagalan dalam proses belajar mengajar. seorang guru yang sering kali berkomunikasi dengan siswanya atau anak didiknya dalam proses belajar mengajar akan menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Selain komunikasi guru hal lain yang juga mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu kreativitas guru. Menurut Slameto (2013:145) kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.Menurut Munandar (2008:25) kreativitas adalah kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat pengaruh baru antara unsur yang sudah ada sebelumnya.

Menurut Munandar (2008:47) kreativitas guru merupakan suatu keberanian untuk melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah dari orang lain.

Hal itu dilakukan untuk memajukan pendidikan dengan menciptakan gagasan baru, mencari alternatif pemecahan masalah, membuat sesuatu yang baru dan memiliki keberanian untuk mencoba.

Selain kreativitas guru pemberian reward juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Menurut Syamdani (2013:23) reward merupakan hadiah keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam kegiatan pembelajaran. Reward sebagai sebuah metode dapat berguna sebagai pendorong yang positif yang diberikan guru kepada siswa. Reward berperan untuk menstimulasi motivasi belajar siswa agar lebih fokus dalam proses pembelajaran.

Reward juga dapat meningkatkan dorongan dari dalam yang dibutuhkan untuk memberi nilai positif bagi para siswa dalam berperilaku. Peranan reward dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai faktor aksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini berdasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya reward ini dapat menimbulkan motivasi belajar

(6)

siswa dan dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan siswa.

Menurut (Siswanto,2008:23) reward adalah sebuah metode yang diberikan untuk meningkatkan motivasi seseorang. Pada kenyataannya seorang akan senang jika ia mendapatkan sesuatu dari orang lain, misalnya mendapat pujian, hadiah, ditraktir, dan lainya. .Motivasi belajar tidak akan terwujud jika guru bersifat acuh dan tidak tidak peduli terhadap anak didiknya. Pemberian reward mempunyai pengaruh yang penting dalam menentukan motivasi belajar siswa. Siswa cenderung lebih bersemangat belajar apabila hasil

belajarnya nanti diberi suatu

penghargaan.Pemberian penghargaan (reward) itu baik berupa hadiah, pujian atau bonus nilai merupakan tingkat kepuasan tersendiri bagi siswa dalam mencapai prestasi belajar, baik berasal dari guru maupun orang tua karena dengan hal itu siswa merasa dihargai atas hasil usaha mereka dalam belajar.Sebaliknya siswa yang tidak diberikan penghargaan (reward) merasa tidak dihargai dan cenderung kurang bersemangat dalam belajar.

Apalagi siswa yang sering mendapat hukuman dari guru mereka akan cenderung tidak peduli terhadap prestasi belajarnya. Pemberian reward dapat menyebabkan meningkatnya motivasi belajar siswa, sedangkan pemberian hukuman dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar siswa, dengan demikian sebaiknya pemberian hukuman yang berlebihan bagi siswa dihilangkan.Jadi, agar siswa mempunyai motivasi yang kuat perlu diberikan reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) yang pada akhirnya siswa diharapkan termotivasi untuk belajar yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh baik secara parsial maupun simultan dari keterampilan komunikasi guru, kreativitas guru, dan rewardterhadapmotivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto. Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai maka

Jenis penelitian ini berupa deskriptif dan asosiatif.Karena menurut Arikunto (2006:105) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan suatu hal seperti apa adanya. Selanjutnya

Arikunto (2006:239) menjelaskan bahwa metode asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa erat hubungannya. Sebagaimana diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan komunikasi guru, kreatifitas guru dan reward terhadap motivasi siswa di SMA SDI Silungkang, dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XII di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto sebanyak 52 orang . Menurut Iskandar (2008:68) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh- tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa- peristiwa sebagai sumber data yang memiliki profil tertentu di dalam suatu penelitianMenurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Selain itu Arikunto (2002:112) juga mengemukakan mengenai sampel populasi yaitu apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10- 15% atau 20-25% atau lebih.

Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu penemuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2011:89).

Berdasarkan defenisi di atas, penulis menetapkan semua populasi dijadikan sampel karena jumlahnya kurang dari 100.Maka populasi yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini berjumlah 52 siswa.

(7)

HASIL PENELITIAN

Tabel 5.

Hasil AnalisaTCR Variabel MotivasiBelajar

Indikator No

Kriteria Pertanyaan

N Rata

- Rata Skor

TCR kategori

SL SR KD JR TP

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %

Tekun menghadapi tugas

1 18 34.62 22 42.31 3 5.77 7 13.46 2 3.85 52 3.90 78.08 Cukup baik

2 12 23.08 21 40.38 12 23.08 4 7.69 3 5.77 52 3.67 73.46 Cukup baik

3 25 48.08 16 30.77 6 11.54 3 5.77 2 3.85 52 4.13 82.69 Baik

4 21 40.38 22 42.31 6 11.54 3 5.77 - - 52 4.17 83.46 Baik

5 18 34.62 18 34.62 8 15.38 7 13.46 1 1.92 52 3.87 77.31 Cukup baik

6 2 3.85 5 9.62 15 28.85 20 38.46 10 19.23 52 3.60 71.92 Cukup baik

7 1 1.92 3 5.77 6 11.54 24 46.15 18 34.62 52 4.06 81.15 Baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.91 78.30 Cukup baik

Ulet mengatasi kesulitan dalam

belajar

8 21 40.38 18 34.62 8 15.38 5 9.62 - - 52 4.06 81.15 Baik

9 28 53.85 18 34.62 3 5.77 3 5.77 - - 52 4.37 87.31 Baik

10 18 34.62 17 32.69 6 11.54 9 17.31 2 3.85 52 3.77 75.38 Cukup baik

11 3 5.77 9 17.31 10 19.23 15 28.85 15 28.85 52 3.58 71.54 Cukup baik

12 2 3.85 6 11.54 16 30.77 18 34.62 10 19.23 52 3.54 70.77 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.86 77.23 Cukup baik

Menunjukan minat terhadap suatu

masalah

13 13 25.00 17 32.69 7 13.46 12 23.08 3 5.77 52 3.48 69.62 Cukup baik

14 9 17.31 17 32.69 11 21.15 12 23.08 3 5.77 52 3.33 66.54 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.40 68.08 Cukup baik

Lebih senang bekerja mandiri

15 12 23.08 22 42.31 11 21.15 6 11.54 1 1.92 52 3.73 74.62 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.73 74.62 Cukup baik

Tidak cepat bosan pada hal-hal yang

rutin

16 13 25.00 22 42.31 9 17.31 6 11.54 2 3.85 52 3.73 74.62 Cukup baik

17 13 25.00 16 30.77 13 25.00 8 15.38 2 3.85 52 3.58 71.54 Cukup baik

18 3 5.77 10 19.23 7 13.46 18 34.62 14 26.92 52 3.58 71.54 Cukup baik

19 - - 9 17.31 13 25.00 17 32.69 13 25.00 52 3.65 73.08 Cukup baik

20 1 1.92 8 15.38 6 11.54 22 42.31 15 28.85 52 3.81 76.15 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.67 73.38 Cukup baik

Dapat mempertahankan

pendapat

21 17 32.69 13 25.00 9 17.31 11 21.15 2 3.85 52 3.62 72.31 Cukup baik

22 18 34.62 15 28.85 10 19.23 6 11.54 3 5.77 52 3.75 75.00 Cukup baik

23 1 1.92 3 5.77 12 23.08 19 36.54 17 32.69 52 2,07 78.46 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.14 75.26 Cukup baik

Rata-rata Skor Variabel 3,72 74.48 Cukup baik

Sumber: Olahan Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 5diatas diperoleh rata- rata skor perindikator pada variabel motivasi belajar adalah antara lain: tekun menghadapi tugas sebesar 3,91 dengan TCR 78,30% dengan kategori cukup baik , ulet mengatasi kesulitan dalam belajarsebesar 3,86 dengan TCR 77,23% dengan kategori cukup baik, menunjukan minat terhadap suatu masalah sebesar 3,40 dengan TCR 68,08 dengan kategori cukup baik, lebih senang bekerja mandiri sebesar 3,73 dengan TCR 74,62% dengan kategori cukup baik, tidak cepat bosan pada hal-hal yang rutin sebesar 3,67 dengan TCR 73,38%

dengan kategori cukup baik, dapat mempertahankan pendapat sebesar 3,14 dengan TCR 75,26% dengan kategori cukup baik, Rata-rata skor total dari variabel motivasi belajar adalah

sebesar 3,72 dengan TCR 74,48% dengan kategori cukup baik

dan hal ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto dikategorikan memiliki motivasi yang cukup baik.

(8)

Tabel 6.

Hasil Analisa TCR Variabel Keterampilan Komunikasi Guru

Indikator No Ite m

Kriteria Pertanyaan

n Rata

- Rata Skor

TCR Kategori

SL SR KD JR TP

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %

Menunjukan sikap terbuka terhadap pendapat siswa

1 21 40.38 21 40.38 5 9.62 5 9.62 - - 52 4.12 82.31 Baik

2 14 26.92 16 30.77 9 17.31 11 21.15 2 3.85 52 3.56 71.15 Cukup baik

3 22 42.31 18 34.62 3 5.77 7 13.46 2 3.85 52 3.98 79.62 C ukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.89 77.69 Cukup baik

Guru mengembangkan

sikap positif dalam kegiatan

pembelajaran

4 12 23.08 23 44.23 8 15.38 7 13.46 2 3.85 52 3.69 73.85 Cukup baik

5 13 25.00 20 38.46 12 23.08 5 9.62 2 3.85 52 3.71 74.23 C ukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.70 74.04 Cukup baik

Guru tampil secara bergairah

dan bersungguh- sungguh dalam

kegiatan pembelajaran

6 20 38.46 19 36.54 7 13.46 4 7.69 2 3.85 52 3.98 79.62 Cukup baik

7 9 17.31 23 44.23 13 25.00 6 11.54 1 1.92 52 3.63 72.69 Cukup baik

8 21 40.38 20 38.46 3 5.77 6 11.54 2 3.85 52 4.00 80.00 Baik

9 12 23.08 19 36.54 13 25.00 5 9.62 3 5.77 52 3.62 72.31 C ukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.81 76.15 Cukup baik

Guru mampu mengelola

interaksi dalam kegiatan

pembelajaran

10 15 28.85 17 32.69 10 19.23 9 17.31 1 1.92 52 3.69 73.85 Cukup baik

11 10 19.23 20 38.46 9 17.31 3 5.77 10 19.23 52 3.33 66.54 Cukup baik

12 14 26.92 16 30.77 13 25.00 9 17.31 - - 52 3.67 73.46 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.56 71.28 Cukup baik

Rata-rata Skor Variabel 3.74 74.79 Cukup baik

Sumber: Olahan Data Primer( 2015)

Berdasarkan Tabel 6diatas diperoleh rata- rata skor perindikator pada variabel keterampilan komunikasi guru adalah antara lain: menunjukan sikap terbuka terhadap pendapat siswa sebesar 3,89 dengan TCR 77,69% dengan kategori cukup baik , guru mengembangkan sikap positif dalam kegiatan pembelajaran sebesar 3,70 dengan TCR 74,04% dengan kategori cukup baik, guru secara bergairah dan bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran sebesar 3,81 dengan TCR 76,15 dengan kategori cukup baik, guru mampu

mengelola interaksi dalam kegiatan pembelajaran sebesar 3,56 dengan TCR 71,28%

dengan kategori cukup baik, tidak cepat bosan pada hal-hal yang rutin sebesar 3,67 dengan TCR 73,38% dengan kategori cukup baik, dapat mempertahankan pendapat sebesar 3,14 dengan TCR 75,26% dengan kategori cukup baik, Rata-rata skor total dari variabel keterampilan komunikasi guruadalah sebesar 3,74 dengan TCR 74,79%

dengan kategori cukup baik dan hal ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan komunikasi guru di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto sudah cukup baik.

Tabel 12.

Hasil Analisa TCR Variabel Kreativitas Guru

Indikator No Ite m

Kriteria Pertanyaan

N Rata -

Rata Skor

TCR Ketegori

SL SR KD JR TP

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %

Menggunak an Metode Pembelajar

an

1 15 28.85 19 36.54 10 19.23 7 13.46 1 1.92 52 3.77 75.38 Cukup baik

2 12 23.08 25 48.08 8 15.38 7 13.46 - - 52 3.81 76.15 Cuku baikp

3 13 25.00 23 44.23 11 21.15 5 9.62 - - 52 3.85 76.92 Cukup baik

4 15 28.85 25 48.08 8 15.38 3 5.77 1 1.92 52 3.96 79.23 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.85 76.92 Cukup baik

Menggunak an media pembelajara

n

5 12 23.08 18 34.62 17 32.69 4 7.69 1 1.92 52 3.69 73.85 Cukup baik

6 11 21.15 24 46.15 10 19.23 7 13.46 - - 52 3.75 75.00 Cukup baik

7 20 38.46 19 36.54 8 15.38 4 7.69 1 1.92 52 4.02 80.38 Cukup baik

8 18 34.62 16 30.77 11 21.15 4 7.69 3 5.77 52 3.81 76.15 Cukup baik

(9)

Rata-Rata Skor Indikator 3.82 76.35 Cukup baik

Pengelolaan kelas

9 15 28.85 14 26.92 9 17.31 6 11.54 8 15.38 52 3.42 68.46 Cukup baik

10 16 30.77 14 26.92 10 19.23 8 15.38 4 7.69 52 3.58 71.54 Cukup baik

11 12 23.08 16 30.77 14 26.92 5 9.62 5 9.62 52 3.48 69.62 Cukup baik

12 6 11.54 7 13.46 14 26.92 18 34.62 7 13.46 52 3.25 65.00 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.43 68.65 Cukup baik

Membangki tkan perhatian

dan motivasi

belajar

13 18 34.62 16 30.77 6 11.54 8 15.38 4 7.69 52 3.69 73.85 Cukup baik

14 17 32.69 15 28.85 14 26.92 6 11.54 - - 52 3.83 76.54 Cukup baik

15 9 17.31 19 36.54 18 34.62 6 11.54 - - 52 3.60 71.92 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.71 74.10 Cukup baik

Menerapka n teknik pemecahan

masalah

16 14 26.92 18 34.62 10 19.23 9 17.31 1 1.92 52 3.67 73.46 Cukup baik

17 13 25.00 21 40.38 14 26.92 4 7.69 - - 52 3.83 76.54 Cukup baik

18 11 21.15 19 36.54 15 28.85 6 11.54 1 1.92 52 3.63 72.69 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.71 74.23 Cukup baik

Pengemban gan alat evaluasi

19 13 25.00 29 55.77 6 11.54 4 7.69 - - 52 3.98 79.62 Cukup baik

20 18 34.62 19 36.54 11 21.15 3 5.77 1 1.92 52 3.96 79.23 Cukup baik

21 11 21.15 23 44.23 15 28.85 2 3.85 1 1.92 52 3.79 75.77 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.91 78.21 Cukup baik

Rata-rata Skor Variabel 3.74 74.74 Cukup baik

Sumber: Olahan Data Primer( 2015)

Berdasarkan Tabel 6diatas diperoleh rata- rata skor perindikator pada variabel keterampilan kreativitas guru adalah antara lain: menggunakan metode pembelajaran sebesar 3,85 dengan TCR 76,92% dengan kategori cukup baik, menggunkan media pembelajaran sebesar 3,82 dengan TCR 76,35% dengan kategori cukup baik, pengelolaan kelas sebesar 3,43 dengan TCR 68,65 dengan kategori cukup baik, membangkitkan perhatian dan motivasi belajar sebesar 3,71 dengan TCR 74,10%

dengan kategori cukup baik, menerapkan teknik pemecahan masalah sebesar 3,71 dengan TCR 74,23% dengan kategori cukup baik. Rata- rata skor total dari variabel kreativitas guruadalah sebesar 3,74dengan TCR 74,74% dengan kategori cukup baik dan hal ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kreativitas guru di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto sudah cukup baik.

Tabel 7.

Hasil Analisa TCR Variabel Reward

Indikato r

N o

Kriteria Pertanyaan

N Rata -

Rata Skor

TCR Kategori

SL SR KD JR TP

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %

Memberi kan Hadiah

1 22 42.31 14 26.92 7 13.46 9 17.31 - - 52 3.94 78.85 Cukup baik

2 8 15.38 25 48.08 14 26.92 5 9.62 - - 52 3.69 73.85 Cukup baik

3 12 23.08 24 46.15 13 25.00 3 5.77 - - 52 3.87 77.31 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.83 76.67 Cukup baik

Memberi kan Pujian

4 9 17.31 22 42.31 12 23.08 8 15.38 1 1.92 52 3.58 71.54 Cukup baik

5 15 28.85 19 36.54 10 19.23 6 11.54 2 3.85 52 3.75 75.00 Cukup baik

6 12 23.08 21 40.38 15 28.85 3 5.77 1 1.92 52 3.77 75.38 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.70 73.97 Cukup baik

Memberi kan Angka

7 17 32.69 17 32.69 13 25.00 4 7.69 1 1.92 52 3.87 77.31 Cukup baik

8 16 30.77 20 38.46 9 17.31 7 13.46 - - 52 3.87 77.31 Cukup baik

9 14 26.92 20 38.46 8 15.38 7 13.46 3 5.77 52 3.67 73.46 Cukup baik

Rata-Rata Skor Indikator 3.80 76.03 Cukup baik

Rata-rata Skor Variabel 3.78 75.56 Cukup baik

Sumber: Olahan Data Primer (2015)

Berdasarkan Tabel 7diatas diperoleh rata- rata skor perindikator pada variabel reward adalah antara lain: memberikan hadiah sebesar 3,83 dengan TCR 76,67% dengan kategori cukup baik, memberikan pujian sebesar 3,70 dengan TCR 73,93% dengan kategori cukup baik,memberikan

angka sebesar 3,80 dengan TCR 76,03 dengan kategori cukup baik. Rata-rata skor total dari variabel rewardadalah sebesar 3,78 dengan TCR 75,56% dengan kategori cukup baik dan hal ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan reward yang diberikan guru kepada murid di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto sudah cukup baik.

(10)

PEMBAHASAN

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji t (parsial) dan uji F (simultan). Dapat dilihat pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah:

1. Keterampilan komunikasi guru berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang. Di mana variabel keterampilan komunikasi guru di peroleh nilai koefisien regresi sebesar 0,413 dan thitung regresi keterampilan komunikasi guru terhadap motivasi belajar sebesar 3.091 > nilai ttabel sebesar 1,67, sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Peningkatan keterampilan komunikasi gurusebesar satu satuan akan meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang Kota Sawahlunto sebesar 0,413 satuan. Hal ini dikarenakan regresi keterampilan komunikasi guru terhadapmotivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang memiliki nilai koefisien (b1) sebesar 0,413 satuan. Artinya semakin tinggi keterampilan komunikasi guru dalam proses belajar mengajar maka akan meningkatkan motivasi belajar yang bagus bagi siswa di SMA SDI Silungkang.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh keterampilan komunikasi guru terhadap motivasi belajar siswa diperoleh TCR tertinggi untuk variabel menunjukan sikap terbuka terhadap pendapat siswa dengan rata-rata skor sebesar 3,89 dengan tingkat capaian responden sebesar 77,69%

dan termasuk kategori cukup baik. Dari hasil TCR tersebut dapat dibuktikan bahwa pada saat proses pembelajaran guru selalu membantu siswa yang mengalami kesukaran dalam belajar dan ketika pada saat diskusi guru menghargai pendapat siswa dengan hal ini membuat siswa semangat dalam belajar serta membuat siswa selalu percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya karena guru selalu menghargai pendapat yang dilontarkan siswa Dapat disimpulkan bahwa guru SMA SDI Silungkang menunjukan sikap terbuka dengan cukup baik terhadap pendapat siswa.

Indikator yang memiliki nilai tingkat capaian responden terendah pada variabel keterampilan komunikasi guru adalah gurumampu mengelola interaksidalam kegiatan pembelajaran dengan rata- rata skor sebesar 3,56 dengan tingkat capaian responden sebesar 71,28% dan termasuk kategori cukup baik. Dari hasil TCR tersebut dapat dibuktikan bahwa masih kurang mampunya guru mengelola interaksi dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dibuktikan dalam proses pembelajaran guru kurang menciptakan hubungan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga membuat siswa jenuh dalam belajar karena proses pembelajarannya terlalu monoton,serta interaksi guru dalam proses

pembelajaran masih kurang dalam proses pembelajaran guru hanya memandang sebagaian siswa saja sehingga membuat siswa yang lain merasa terabaikan seharusnya guru dalam proses pembelajaran memandang keseluruhan siswa yang ada di kelas sehingga membuat siswa tersebut lebih semangat dalam belajar karena siswa tersebut merasa diperhatikan pada saat proses pembelajaran.

2. Kreativitas guru berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang. Di mana variable kreativitas guru di peroleh nilai koefisien regresi sebesar 0,452 nilai thitung regresi kreativitas guru terhadap motivasi belajar sebesar 3,673 > nilai ttabel sebesar 1,67, sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.Peningkatan kreativitas guru sebesar satu satuan sakan meningkatkan motivasi belajarsiswa di SMA SDI Silungkang sebesar 0,452 satuan. Hal ini dikarenakan regresi mkreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang memiliki nilai koefisien (b2) sebesar 0,452 satuan.Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa diperoleh TCR tertinggi untuk variabel kreativitas guru adalah pengembangan alat evaluasi dengan rata-rata skor sebesar 3,74 dengan tingkat capaian responden sebesar 78,21% dan termasuk kategori cukup baik. Dari hasil TCR tersebut dibuktikan bahwa dalam proses pembelajaran guru selalu mengadakan tes tentang materi yang sudah di bahas hal ini dilakukan untuk menguji pehaman siswa sejauh mana siswa paham terhadap materi yang telah di ajarkan dengan dilakukan tes ini membuat siswa untuk giat dalam belajar serta guru selalu mengoreksi dan membahas hasil ujian jawaban siswa sehingga membuat siswa lebih semangat karena tugas yang dibuat selalu diperiksa oleh guru. Selain itu Indikator yang memiliki nilai tingkat capaian responden terendah pada variabel kreativitas guru adalah pengelolaan kelas dengan rata-rata skor sebesar 3,43 dengan tingkat capaian responden sebesar 68,65% dan termasuk kategori cukup baik. Dari hasil TCR tersebut dibuktikan bahwa guru kurang menyiapkan bahan ajar yang membimbing dan membangkitkan semangat siswa padahal dengan bahan ajar yang lengkap dapat mempermudah dan membantu guru dalam belajar dan siswapun lebih terarah dalam proses pembelajaran

3. Reward berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang.

Di mana variabel reward di peroleh nilai koefisien regresi sebesar 0,836 nilai thitung regresi reward terhadap motivasi belajar sebesar 4,632 >

nilai ttabel sebesar 1,67, sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Peningkatan reward sebesar satu satuan akan

(11)

meningkatkan motivasi belajar siwa di SMA SDI Silungkang sebesar 0,836 satuan. Hal ini dikarenakan regresi reward terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang memiliki nilai koefisien (b3) sebesar 0,836 satuan.

Dalam penelitian ini TCR yang memiliki indikator nilai tingkat capaian responden tertinggi pada variabel reward adalah memberikan hadiah dengan rata-rata skor sebesar 3,83 dengan tingkat capaian responden sebesar 76,67% dan termasuk kategori cukup baik. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi hal ini dapat menumbuhkan semangat belajar siswa, karena pemberian hadiah merupakan rangsangan yang bagus untuk siswa lebih termotivasi dalam belajar. Selanjutnya Indikator yang memiliki nilai tingkat capaian responden terendah pada variabel reward adalah memberikan pujian dengan rata-rata skor sebesar 3,7 dengan tingkat capaian responden sebesar 73,97% dan termasuk kategori cukup baik. Dari hasil TCR tersebut dibuktikan bahwa pada saat proses pembelajaran guru kurang memberikan pujian kepada siswa, pada saat proses pembelajaran guru kurang memberikan acungan jempol pada siswa yang melontarakan jawaban yang benar, pada saat siswa memperoleh nilai tertinggi guru jarang menjabat tangan siswa padahal dengan tindakan tersebut membuat siswa tidak semangat dalam belajar karena siswa membutuhkan pujian ketika mereka bisa mencapai sesuatu yang lebih dari pada temannya.

4. Berdasarkanketerampilan komunikasi guru, kreativitas guru, dan reward secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Fhitung regresiketerampilan komunikasi guru, kreativitas guru, dan reward terhadap hasil belajar sebesar 55,921> dari nilai Ftabel 3,19, sehingga hipotesis nolditolak dan hipotesis alternatif diterima. Persentase pengaruh variabel keterampilan komunikasi guru, kreativitas guru, dan reward terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang yaitu sebesar 77,1%, sedangkan sisanya 22,9% dijelas oleh sebab- sebab lain yang ada di luar penelitian.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Keterampilan komunikasi guru berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang. Di mana variabel keterampilan komunikasi guru di peroleh nilai koefisien regresi sebesar 0,413 dan thitung regresi keterampilan komunikasi guru terhadap motivasi belajar sebesar 3.091 > nilai ttabel

sebesar 1,67, sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

2. Kreativitas guru berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang. Di mana variable kreativitas guru di peroleh nilai koefisien regresi sebesar 0,452 nilai thitung regresi kreativitas guru terhadap motivasi belajar sebesar 3,673 > nilai ttabel sebesar 1,67, sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

3. Reward berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang. Di mana variabel reward di peroleh nilai koefisien regresi sebesar 0,836 nilai thitung regresi reward terhadap motivasi belajar sebesar 4,632 > nilai ttabel sebesar 1,67, sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

keterampilan komunikasi guru, kreativitas guru, dan reward secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMA SDI Silungkang. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Fhitung regresiketerampilan komunikasi guru, kreativitas guru, dan reward terhadap hasil belajar sebesar 55,921> dari nilai Ftabel 3,19, sehingga hipotesis nolditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas yang telah peneliti uraikan, maka penulis dapat menyarankan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa motivasi belajar siswa masih rendah, disarankan kepada siswa untuk lebih meningkatkan motivasinya dalam belajar agar hasil belajar yang diperoleh lebih maksimal karena motivasi merupakan dorongan dari dalam diri siswa agar semangat dalam belajar.

2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa keterampilan komunikasi guru termasuk ke dalam kategori cukup baik dan disarankan kepada guru untuk lebih meningkatkan dan lebih mempererat komunikasi kepada siswa karena dengan komunikasi yang baik akan meningkatkan semangat siswa untuk belajar

3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kreativitas guru termasuk kepada kategori cukup baik dan disarankan kepada guru untuk lebih meningkatkan kreativitasnya dalam proses pembelajaran karena dengan guru yang kreatif akan membuat siswa nyaman dalam belajar.

4. Dari hasil penelitian diketahui bahwa reward termasuk kepada kategori cukup baik. Reward merupakan hadiah

(12)

keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan dalam kegiatan pembelajaran dalam proses pembelajaran guru perlu memberikan reward kepada siswa karena reward berperan untuk menstimulasi motivasi belajar siswa agar lebih fokus dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsim 2010.Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta:

Rineka Cipta.

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Igrea Siswanto. 2008. Mendidik Anak dengan Permainan kreatif. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Iskandar.2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kualitatif Dan Kuantitatif).Jakarta : Gaung Persada Press James G.Robbins Dan Barbara S.Jones. 2013

Komunikasi Yang Efektif Untuk Pemimpin, Pejabat Dan Usahawan. Jakarta:

CV.Pedoman Ilmu Jaya .

Mudjiono, Dimyati. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar,Utami S.C. 2008.Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: PT Gramedia.

Purwanto, ngalim.2011 .Psikologi Pendidikan.

Bandung: Penerbit Remadja (Rk)

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2013. BeLajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Syamdani. 2013. Keterampilan Dasar Mengajar.

Padang .STKIP PGRI Sumbar Press.

Uno B Hamzah . 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial pengeluaran pemerintah, angkatan kerja dan Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2.Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 3.Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang