• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN POC TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG

MERAH (Allium ascalonicum L.)

SKRIPSI

Oleh :

NURMA WAHIDIYAH NIM. 216.01.0.31045

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2021

(2)

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN POC TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium

ascalonicum L.)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S1)

Oleh :

NURMA WAHIDIYAH NIM. 216.01.0.31045

PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2021

(3)

ABSTRACT

This research aims to find out growth and yield of shallots due to different concentrations and intervals of POC of fish offal, banana hump and rabbit urine.

The design used is factorial RAK with control, the first factor is the type of concentration ( K1 = 15/100 ml of water, K2 = 30/100 ml of water, K3 = 45/100 ml of water ) and the second factor is the time interval (I1 = every 7 days interval and I2 = every 14 days interval) and control. The results showed that the combination of POC administration of fish offal, banana weevil and rabbit urine on concentration and time intervals gave a good effect on plant growth in K1I1

treatment but was not significantly different from other treatments on plant length parameters, leaf area, and number of leaves. The administration of POC concentrations showed that the K1 and K2 treatments showed good treatment on the parameters of plant length, number of leaves, leaf area, and number of tubers where the number of tubers was1 ton/ha. While giving a good time interval in treatment I2, the parameters of plant length, number of leaves, and number of dry tubers per clum.

Key words: Allium ascalonicum L., Onion Growth plant , Onion yield plant, POC Concentration, Time Intervals.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah akibat pemberian konsentrasi dan interval yang berbeda dari POC jeroan ikan, bonggol pisang dan urin kelinci. Rancangan yang digunakan adalah RAK Faktorial dengan kontrol, Faktor pertama adalah macam konsentrasi ( K1= 15/100 ml air, K2= 30/100 ml air, K3= 45/100 ml air ) dan faktor kedua yaitu interval waktu (I1= interval 7 hari sekali dan I2= interval 14 hari sekali) dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi pemberian POC jeroan ikan, bonggol pisang dan urin kelinci terhadap konsentrasi dan interval waktu memberikan pengaruh yang baik terhadapat pertumbuhan tanaman pada perlakuan K1I1 namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang lain pada parameter panjang tanaman luas daun, dan jumlah daun. pemberian konsentrasi POC menunjukkan perlakuan K1 dan K2 menunjukkan perlakuan yang baik pada parameter panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, dan jumlah umbi yang mana jumlah umbi sebesar 1 ton/ha.

Sedangkan pada pemberian interval waktu yang baik pada perlakuan I2 parameter panjang tanaman jumlah daun, dan jumlah umbi kering per rumpun.

Kata kunci : Allium ascalonicum L., Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah, Hasil Tanaman bawang merah, Konsentrasi POC, Interval Waktu.

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas utama sayuran di Indonesia dan mempunyai banyak manfaat. Bawang termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubtitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Berdasarkan data dari the National Nutrient Database bawang merah memiliki kandungan karbohidrat, gula, asam lemak, protein dan mineral lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia (Waluyo dan Sinaga, 2015).

Varietas bawang merah yang biasa dibudidayakan di Jawa Timur khususnya di Nganjuk adalah Varietas Tajuk. Bawang merah varietas Tajuk merupakan bawang merah varietas unggul yang dapat tumbuh baik di dataran tinggi dan rendah, pada musim hujan dan kemarau. Bawang merah varietas Tajuk dapat beradaptasi dengan baik apabila dibudidayakan di tempat selain wilayah Nganjuk, sehingga dapat mencapai hasil produksi maksimal yang diinginkan. Bawang merah varietas Tajuk merupakan bawang merah varietas unggulan yang digemari petani di daerah jawa karena dapat meningkatkan hasil produksi (Anonymous, 2016).

Usaha peningkatan produksi bawang merah tidak terlepas dari peranan pupuk sebagai bahan penyubur tanah. Penggunaan pupuk ini perlu ditingkatkan karena salah satu faktor yang membatasi produksi tanaman adalah unsur hara. Bawang merah selama pertumbuhannya memerlukan unsur hara seperti N,P, K, Ca, Mg dan Na. Unsur tersebut dapat diperoleh dengan pemberian pupuk anorganik dan pupuk organik baik berupa pupuk padat maupun pupuk cair (Humberto & Alan, 2013).

(5)

Pada prinsipnya pemupukan memperhatikan waktu aplikasi yang tepat. Soetejo dan Kartasapoetra (1988) menyebutkan bahwa waktu aplikasi juga menentukan pertumbuhan tanaman. Jamilah (2016) melaporkan bahwa pemberian POC Crocober yang berbahan baku C.odoratadan sabut kelapa mampu meningkatkan hasil bawang merah jika diberi dengan konsentrasi 50 ml L-1 setiap minggu.

Hairudin dan Arini (2017), menyatakan 60ml/200 ml air pupuk cair bonggol pisang meberikan hasil tertinggi pada tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah umbi.

Jamilah (2016), menyatakan pemberian POC dengan perlakuan interval waktu 2 minggu sekali menghasilkan bobot umbi basah dan kering per rumpun lebih tinggi dibandingan dengan perlakuan interval waktu 1 minggu sekali (Jamilah, 2016).

Penelitian ini memanfaatkan limbah jeroan ikan, bonggol pisang dan urin kelinci sebagai pupuk organik cair (POC) yang tersedia di alam dengan konsentrasi dan interval waktu yang berbeda yang akan diujicobakan pada tanaman bawang merah varietas tajuk. Pemberian pupuk organik cair diharapkan mampu memberikan hasil yang sama bagusnya dengan penggunaan pupuk anorganik yang biasa digunakan oleh petani bawang merah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan rumusan masalah sebagai berikut:

a) Apakah pemberian pupuk organik cair (POC) dari jeroan ikan, bonggol pisang, dengan urin kelinci pada konsentrasi dan interval waktu yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah( Allium ascalonicum L.)?

(6)

b) Apakah pemberian pupuk organik cair (POC) dari jeroan ikan, bonggol pisang, dengan urin kelinci pada konsentrasi dan interval waktu yang berbeda berpengaruh lebih baik dibandingkan dengan tanpa menggunakan POC terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah( Allium ascalonicum L.) ?

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

a) Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dari hasil jeroan ikan, bonggol pisang, dengan urin kelinci dengan pemberian konsentrasi dan interval waktu yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah b) Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dari jeroan ikan, bonggol

pisang, dengan urin kelinci dengan konsentrasi dan interval waktu yang berbeda dan dibandingkan dengan kontrol terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.

1.4 Hipotesis

a) Pemberian pupuk organik cair dari jeroan ikan, bonggol pisang, dan urin kelinci dengan konsentrasi 30 ml/l air dengan interval waktu setiap dua minggu sekali memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.

b) Pemberian pupuk organik cair dari jeroan ikan, bonggol pisang, dan urin kelinci dengan konsentrasi dan interval waktu yang berbeda memberikan hasil yang baik dibandingkan dengan perlakuan kontrol.

(7)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk organik cair (jeroan ikan, bonggol pisang dan urin kelinci) dengan interval waktu pemberian berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman umur 17, 37 hst, luas daun per rumpun umur 37 hst dan berat segar brangkasan per rumpun. Secara umum perlakuan K1I1 adalah perlakuan yang baik meskipun tidak berbeda dengan perlakuan K1I2, K2I1,K2I2, dan K3I2 pada variabel luas daun dan bobot segar brangkasan per rumpun. Pada variabel panjang tanaman semua kombinasi memberikan pengaruh yang baik kecuali perlakuan K3I1.

2. Secara terpisah pemberian konsentrasi POC yang baik pada perlakuan K1 dan K2 padavariabel panjang tanaman umur 27 hst, jumlah daun umur 47, luas daun umur 17, 27, dan 47 hst, dan variabel jumlah umbi. Sedangkan pada perlakuan interval waktu pemberian yang baik pada perlakuan I2 padavariabel panjang tanaman 27 hst, jumlah daun 47 hst, dan bobot kering umbi per rumpun dan jika dilihat dari segi hasil umbi sangat kecil yaitu dengan rata-rata produksi paling baik dari perlakuan berkisar 1 ton/ha.

3. Kombinasi Perlakuan K3I1 berbeda dengan perlakuan kontrol namun memberikan hasil yang rendah dibandingkan dengan kontrol, pada variabel panjang tanaman dan jumlah daun per rumpun (umur 17 dan 37 hst), serta pada luas daun per rumpun (17, 27, 37 dan 47 hst).

(8)

5.2 Saran

Berdasarkan analisis laboratorium bahwa POC jeroan ikan, bonggol pisang, dan urin kelinci kandungannya masih rendah, oleh sebab itu jika digunakan untuk meningkatkan produksi bawang merah harus dibantu dengan pupuk dasar dan memperhatikan kandungan unsur hara dalam POC.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 2004. Pedoman Bawang merah. Kanisius, Yogyakarta. Hlm 18. BBTP, 2007. Teknologi budidaya tanaman pangan.

Agustina, Chusnul. 2007. Pengaruh Pemberian Kompos terhadap Beberapa Sifat Fisik Entisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays. L). Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Sarjana Universitas Brawidjaya.

Arifin Z. 2011. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol pada penggunaan Lahan Yang Berbeda. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian UGM.

Yogyakarta. Agroteksos 21 (1) : 47-51.

Anonymous. 2017. Menteri Pertanian Lepas Bawang Merah dari Nganjuk.

Direktorat Jenderal Hortikultura. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Anonymous. 2016. Menteri Pertanian Lepas Bawang Merah dari Nganjuk.

Direktorat Jenderal Hortikultura. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Balitnak di Ciawi, Kabupaten Bogor, pada 2005, Riset Penelitian Ternak, Bogor, Jabar. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2010. Peranan Unsur Hara N,P,K dalam Proses Metabolisme Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 22 hal.

Bhaskar N dan Mahendrakar NS. 2008. Protein Hydrolisate From Visceral Waste Protein of Catla (Catla catla) : Optimization of Hydrolysis Condition for a Commercial Neutral Protease. Bioresource Technology 99 : 4105-4111.

Deden. 2018. Pengaruh Giberelin (GA3) dan Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) J. Agrosintesa 1(1) I: 2621-7619

Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk. 2016. Bawang Merah Tajuk.

http://bawangmerahtajuk.com/tajuk/ . (diakses tanggal 25 Agustus 2020).

Gardner, F. K. 2006. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indinesia Press.

Jakarta.

Gopalakrishnan, T. R. 2007. Vegetables Crops. New India Publishing, India Gough, R. 2002. Garden Guide. http://gardenguide_Montana.Edu/66

%200%20issue/june02.html.21k. (Diakses pada tanggal 5 Februari 2016) Hadisuwito,S.2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta : Agromedia Pustaka.

(10)

Hadisuwito,S. 2012. “Membuat Pupuk Cair”. PT. Ago Media Pustaka. Jakarta.

Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Hairuddin, R., dan Arini, P. (2017). “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Batang Pisang (Musa Sp.) Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Perbal. 5(3).

Hapsari, N. & Welasi, T. (2013). Pemanfaatan limbah ikan menjadi pupuk organik. Jurnal Teknik Lingkungan, 2(1), 1-6.

Harianti. 2012. Pemanfaatan Limbah Padat Hasil Perikanan Menjadi Produk Yang Bernilai Tambah. Jurnal Balik Dewa, 3 (2): 39-46.

Hidayat, A. dan R. Rosliani. 1996. Pengaruh Pemupukan N, P, dan K pada Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah Kultivar Sumenep.J. Hort 5(5):39-43.

Humberto Blanco-Canqui & Alan, JS 2013, ‘Implications of inorganik fertilization of irrigated corn on soil properties: lessons learned after 50 years’, Journal of Environment Quality, vol. 42, no. 3, pp. 861.

Jamilah, 2016. Pengaruh Pupuk Organik Cair Asal C.odorata Terhadap Serapan Hara Kalium Dan Hasil Padi Ladang. Jurnal bibiet 1(1). Maret 2016 (17-26) Kusnendar 2013, Pupuk Organik Dari Kotoran dan Urin Kelinci, diakses tanggal

14 maret 2017. Hal 286.

Lakitan, B. 2004. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta

Munadjim. 1983. Teknologi Pengolahan Pisang. Gramedia. Jakarta.

Notohadiprawiro, T., Soekodarmodjo, S.dan Sukana, E. 2006. Pengelolaan Kesuburan Tanah dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada. 01-19hal.

Novizan, 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT Agromedia Pustaka.

Jakarta. 129 hlm.

Purwati E. 2018. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.).

[Skripsi]. Bandar Lampung (ID): Universitas Lampung.

Raditya L. 2017. Efektifitas Aplikasi Kompos Crotalaria juncea Pada Ketersediaan NPK Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays shaccarata sturt) Pada Entisol Wajak Malang. Hal-6 Skripsi. Fakultas Pertanian Brawijaya. Malang.

(11)

Saefudin 2009, Cara Pembuatan Pupuk Organik dari Urin Kelinci, BP3K Bansari Temanggung, diakses tanggal 24 Maret 2017.

Sajimin dkk. 2005. Potensi Kotoran Kelinci Sebagai Pupuk Organik dan Pemanfaatannya Pada Tanaman Pakan dan Sayuran. Balai Penelitian Ternak.

Samadi, B. dan Cahyono, B., 2005. Bawang Merah Intensifikasi Usaha Tani.

Kanisius, Yogyakarta.

Santoso.B. 2008. Fisiologi dan Biokimia Pada Komoditi Panenan Hortikultura.Yogyakarta:Kanisius

Sarwono, B. 2002. Kiat Mengatasi PermasalahanPraktis Kelinci Potong dan Hias.

AgromediaPustaka, Jakarta.

Syafwan, A. 2011. Pembuatan Pupuk Organik dari Urine Kelinci.

http://www.isro.wordpress.com. [28 Februari 2013].

Syarief, S. 2005. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.

Jakarta Wiyanto, Gimo. Ma’ruf, Amar. Sartik, Resa. 2014. Panen Rupiah dari Ladang Jahe. Bhafana Publishing

Setianingsih R. 2009. Kajian Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Mikro Organisme Lokal (MOL) dalam Primming Umur Bibit dan Peningkatan Daya Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.): Uji Coba Penerapan System of Rice Intensification (SRI). Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan (BPSB) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal 12–14.

Simamora, A.L.B., Toga Simanungkalit, Jonis Ginting. 2014 Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Vermikompos dan Urine Kelinci. J Agroekoteknologi 2(2):533-546.

Sudirja, 2007). Pedoman bertanam bawang. Kanisius, Yogyakarta.

Suhastyo. 2011. Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia Mikroorganisme Lokal yang Digunakan pada Budidaya Padi Metode SRI (System of Rice Intenssification). [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sugito, Y. 1995. Metodologi Penelitian. Lembaga penerbit FPUB. Malang Sumiati, E. dan O.S. Gunawan. 2007. Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza untuk

Meningkatkan Efisiensi Serapan Unsur Hara NPK serta Pengaruhnya Terhadap Hasil dan Kualitas Umbu Bawang Merah. J. Hort. 17(1):34-42.

(12)

Suprihatin. 2011. Proses Pembuatan Pupuk Cair dari Batang Pisang. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 5, No. 2, April 2011.

Suradi, K. 2005. Potensi dan Peluang Teknologi Pengolahan Produksi Kelinci.

Makalah dalam Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Agribisnis Kelinci. Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor.

Suryana, N, K. 2008. Pengaruh naungan dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman paprika (Capsicum annum var.Grossum) Jurnal Agrisains, (9),(2):89- 95

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.

Sutedjo, M. 2010. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutedjo, M. M., dan A. G. Kartasapoetra. 1988. Pengantar Ilmu Tanah.

Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. Bina Aksara. Jakarta

Waluyo Nurmalita dan Rismawita Sinaga. 2015. Bawang Merah yang di Rilis oleh Balai Penelitian Sayuran. Iptek Tanaman Sayuran No. 004, Januari 2015.

Tanggal diunggah 21 Januari 2015.

Widiastuti R. 2008. Pemanfaatan Bonggol Pisang Raja Sere sebagai Bahan Baku Pembuatan Cuka. [Skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wulandari DDN, Fatmawati EN, Qolbaini KE, Praptinasari S. 2009. Penerapan MOL (Mikroorganisme Lokal) Bonggol Pisang sebagai Biostarter Pembuatan Kompos. PKM-P. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.

Yusuf, T. 2010. Pemupukan dan Penyemprotan Lewat Daun.Tohri Yusuf’s Pertanian Blog. http://tohariyusuf.wordpress.com (diakses tanggal 25 Agustus 2020).

Zahroh dkk. 2018. Perbandingan Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair dari Limbah Ikan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.). Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology, Vol 1, No 1 (2018), 50-57.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi pupuk organik cair (POC) berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun,

Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi pupuk organik cairberpengaruh tidak nyata pada pertumbuhan dan hasiltanaman terong , namun pada interval waktu berpengaruh nyata

Hasil sidik ragam Jumlah Anakan Rumpun -1 memperlihatkan bahwa interaksi konsentrasi dan waktu pemberian pupuk organik cair (POC) terhadap jumlah anakan rumpun -1

pengaplikasian Pupuk Organik Cair (POC) Bonggol Pisang dan sistem Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanamn Kacng Hijau ( Vigna radiata L. Willczek)

Berdasarkan hasil sidik ragam pada jenjang 5%, perlakuan pemberian Pupuk Organik Cair dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% dan interval penyiraman setiap 1 minggu sekali,

Perlakuan interval pemberian pupuk organik cair urin sapi berpengaruh sangat nyata terhadap bobot umbi segar per petak, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi

Respon Pemberian Pupuk Organik Cair Bonggol Pisang POC Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah Tinggi Tanaman Hasil uji F analisis sidik ragam menunjukkan bahwa

Variasi Konsentrasi Pupuk Organik Cair Poc Urine Kelinci Dan Frekuensi Pemberiannya Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Padi Oryza Sativa Dari hasil uji duncan pada tabel 8, perlakuan