• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacumL.) Terhadap Konsentrasi dan Waktu Pemberian Pupuk Organik cair

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacumL.) Terhadap Konsentrasi dan Waktu Pemberian Pupuk Organik cair"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Rencana Kegiatan

Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1. Persiapan Areal Penelitian X

2. Persiapan Media Tanam X

3. Penanaman Bibit X

5.Aplikasi Pupuk Organik Cair X X X X X X 6. Pemeliharaan

- Penyiraman X X X X X X X X X

- Pemupukan Dasar X

- Penyiangan dan

Pembumbunan X X

Pengendalian Hama dan Penyakit Disesuaikan Dengan Kondisi Lapang

Panen X X

Pengamatan parameter

Tinggi Tanaman (cm) X X X X X

Diameter Batang (mm) X X X X X

Jumlah daun per Pokok (helai) X X X X X

Panjang Daun (cm) X X

Lebar Daun (cm) X X

Tebal Daun (mm) X X

Berat Basah daun

(2)

30 cm Lampiran 2. Bagan Penelitian

U

(3)

Lampiran 3. Bagan Plot Penelitian

100 cm U

B T

100cm

(4)

Lampiran 4. Deskripsi Varietas Varietas : Deli-4

- Habitus : Berbentuk kerucut (tegak lurus ke atas) - Bentuk/permukaan daun : Ovalis/agak bergelombang

- Urat daun : Agak kasar

(5)

Lampiran 5. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Jumlah Pupulasi : 23750 pokok / Ha

(Sumber: Balai Penelitian Tembakau Deli PTPN II,Sampali) Dik :

- Kebutuhan ZA : 373 kg / ha - Kebutuhan ZK : 577 kg / ha - Jumlah Populasi Tanaman : 23750 pokok

Dit : Kebutuhan ZA, TSP, dan ZK g / tanaman ? Jawab :

- Kebutuhan ZA = 373 kg / 23750 = 373000 / 23750 = 15,7 g / tanaman. Yang diaplikasikan setengah kebutuhan pupuk yaitu 7,85 g / tanaman.

(6)

Lampiran 6. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 18 HSPT (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 7. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 18HSPT

(7)

Lampiran 8. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 25HSPT (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 9. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 25HSPT

(8)

Lampiran 10. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 32HSPT (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 11. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 32HSPT

(9)

Lampiran 12. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 39HSPT (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 39HSPT

(10)

Lampiran 14. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 46HSPT (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 15. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 46 HSPT

(11)

Lampiran 16. Data Pengamatan Diameter Batang18HSPT (mm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 17. Sidik Ragam Diameter Batang 18HSPT

(12)

Lampiran 18. Data Pengamatan Diameter Batang25HSPT (mm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 19. Sidik Ragam Diameter Batang 25HSPT

(13)

Lampiran 20. Data Pengamatan Diameter Batang32HSPT (mm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 21. Sidik Ragam Diameter Batang 32HSPT

(14)

Lampiran 22. Data Pengamatan Diameter Batang39HSPT (mm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 23. Sidik Ragam Diameter Batang 39HSPT

(15)

Lampiran 24. Data Pengamatan Diameter Batang46HSPT (mm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 25. Sidik Ragam Diameter Batang 46HSPT

(16)

Lampiran 26. Data Pengamatan Jumlah Daun18HSPT (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 27. Sidik Ragam Jumlah Daun18HSPT

(17)

Lampiran 28. Data Pengamatan Jumlah Daun25HSPT (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 29. Sidik Ragam Jumlah Daun25HSPT

(18)

Lampiran 30. Data Pengamatan Jumlah Daun32HSPT (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 31. Sidik Ragam Jumlah Daun32HSPT

(19)

Lampiran 32. Data Pengamatan Jumlah Daun39HSPT (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 33. Sidik Ragam Jumlah Daun 39HSPT

(20)

Lampiran 34. Data Pengamatan Jumlah Daun46HSPT (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 35. Sidik Ragam Jumlah Daun 46HSPT

(21)

Lampiran 36. Data Panjang Daun Pasir (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 37. Sidik Ragam Panjang Daun Pasir (cm)

(22)

Lampiran 38. Data Panjang Daun Kaki 1 (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 39. Sidik Ragam Panjang Daun Kaki 1

(23)

Lampiran 40. Data Lebar Daun Pasir (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 41. Sidik Ragam Lebar Daun Pasir

(24)

Lampiran 42. Data Lebar Daun Kaki 1 (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 43. Sidik Ragam Lebar Daun Kaki 1

(25)

Lampiran 44. Data Tebal Daun Pasir (mm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 45. Sidik Ragam Tebal Daun Pasir

(26)

Lampiran 46. Data Tebal Daun Kaki 1 (mm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 47. Sidik Ragam Tebal Daun Kaki

(27)

Lampiran 48. Data Berat Basah Daun Pasir (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 49. Sidik Ragam Berat Basah Daun Pasir

(28)

Lampiran 50. Data Berat Basah Daun Kaki 1 (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 51. Sidik Ragam Berat Basah Daun Kaki 1

(29)

Lampiran 52. Data Berat Kering Daun Pasir (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 53. Sidik Ragam Berat Kering Daun Pasir

(30)

Lampiran 54. Data Berat Kering Daun Kaki 1 (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 55. Sidik Ragam Berat Kering Daun Kaki 1

(31)
(32)

Daun Pasir dan Daun Kaki 1 Tembakau Deli

(33)

Daun Kaki 1

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. 1990. Nutrisi Tanaman. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.Hal. 48. Anggraeni, L. 2009. Pemanfaatan Mikoriza Untuk Meningkatkan Pertumbuhan

dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacumL.) Pada Kondisi Cekaman Kekeringan. Tesis. Fakultas Pertanian USU. Medan

Arief.2007. Protein Anti-Kanker dari Tembakau.

Badan Pusat Statistik. 2014. Data Produksi Tanaman Tembakau 2012-2015.

Bangun,M.K. 1991. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian USU. Medan. Cahyono, B. 1998.Tembakau Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius.

Yogyakarta.

Deptan., 2007. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. Departemen Pertanian. Bogor. htpp://www.litbang.deptan.go.id [20Agustus 2015].

Erwin dan N. Suyani. 2000. Hama dan Penyakit Tembakau Deli. Balai Penelitian Tembakau Deli PTPN II, Tanjung Morawa, Medan.

Firmansyah, H. 2010. pada tanggal 27 Agustus 2015.

Gunawan, A. 2004. Evaluasi Pertumbuhan Beberapa Varietas Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacumL.). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hayati, I.L. 2002. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Aplikasi Pupuk Organik Cair

Bioton Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Pucuk Teh (Camelia sinensis ). IPB Press. Bogor.

Harjadi. 1993. Pengantar Agronomi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Istiana.2007. Cara Aplikasi Pupuk Nitrogen dan Pengaruhnya pada Tanaman Tembakau Madura. Buletin Teknik Pertanian Vol. 12 No. 2, 2007.

(35)

Matnawi, H. 1997. Budidaya Tembakau Bawah Naungan. Kanisius.Yogyakarta. Meirina, T., S. Darmanti., S. Haryanti. 2007. Produktivitas Kedelai (Glycine

maxL(Merril.))Yang Diperlakukan Dengan Pupuk Organik Cair Lengkap Pada Dosis Dan Waktu Pemupukan Yang Berbeda. Jurnal Lab. Biologi Struktur Dan Fungsi Tumbuhan, Jurusan Biologi MIPA UNDIP.

Misgianto. 2005. Pengaruh Pemberian Pupuk Kalium dari Berbagai Tanah Bekas Rotasi Tembakau Pada Tanaman Terhadap Bakteri Penyait Layu (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith) Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacumL.). Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan. Nasution, W. A., 2008. Pengaruh Bio VA-MIKORIZA dan Pemberian Arang

Terhadap Jamur Phytium spp. Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacumL.) di Rumah Kaca. Skripsi. Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Pasaribu , M.S, W.A .Barus, H.Kurnianto. 2011. Pengaruh Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) NASA Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt ). Agrium Vol. 17 N0.1.

Prihmantoro, H. 2000. Memupuk Tanaman Buah. Penebar Swadaya.Jakarta.

Puspadewi, S, Wawan, S, Kusumiyati, 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) dan Dosis Pupuk N,P,K Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) Kultivar Talenta. L.Ahric. Vol.1(4):197 – 207.

Setyadi, H.M.M. 1993. Pengantar Agronomi, Gramedia. Jakarta.

Setyamidjaja, D. 1986.Pupuk dan Pemupukan. CV Simplex. Jakarta. Hal86-87. Soetedjo, M.M dan A.G Kartasapoetra, 1988.Pupukdan Cara Pemupukan. PT.

Bima Aksara, Jakarta. 223 hlm.

Sutedjo,M.H. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rieneka Cipta. Jakarta.

Steenis, C. G. G. J. Van. 2003. Flora. Cet. 9. Penerjemah: Moeso Surjowonito. PT. Pradnya Paramitha, Jakarta.

(36)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Penelitiandilaksanakan pada bulan November2015 sampai dengan Januari 2016.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: benih tembakau Delivarietas Deli-4, topsoil, kompos, pupuk organik cair mitra flora, pupuk ZA, pupuk ZK, kertas label perlakuan dan bahan lain yang mendukung penelitian.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain : polibeg ukuran 40 x 50 cm, cangkul, handsprayer, meteran,jangka sorong, timbangan analitik, micrometer scrup, gelas ukur,alat tulis, kamera, serta alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan :

Faktor I : Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) P0 : 0 ml / L

P1 : 5 ml / L

P2 : 10 ml / L

P3 : 15 ml / L

Faktor II : Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair (POC)

W1

: 7, 14 Hari

W2

: 14, 21 Hari

(37)

Sehingga Diperoleh 12 Kombinasi Yaitu :

P0W1 P1W1P2W1 P3W1

P0W2 P1W2 P2W2 P3W2

P0W3 P1W3 P2W3 P3W3

Jumlah ulangan (Blok) : 3ulangan

Jumlah plot : 36plot

Ukuran plot : 100 cm x 100 cm

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar blok : 30 cm

Jumlah tanaman/plot :4 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 144 tanaman Jumlah sampel/plot : 2 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 72tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear aditif sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk+ εijk

i = 1,2,3 (r) j = 1,2,3,4 (t) k = 1,2,3 (t) Dimana:

Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat perlakuan pupukorganik cair (P) taraf ke-j dan waktu pemupukan (W) pada taraf ke-k

(38)

(αβ)jk : Interaksi antara pupuk organik cair taraf ke-j danwaktupemupukan taraf ke-k

Εijk : Galat dari blok ke-i, pupuk organik cair taraf ke-j dan waktu pemupukan taraf ke-k

(39)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Areal Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah kasa Fakultas Pertanian dengan luas areal 16 x 5 m. Areal yang akan digunakan dibersihkan dari rumput dan kotoran lainnya.

Persiapan Media Tanam

Dicampur media tanam yakni tanah topsoil dan kompos kedalam polybeg. Sebelum media tanam dimasukkan ke dalam polibeg terlebih dahulu dibersihkan dari sampah dan sisa kotoran lainnya.

Persiapan Bibit

Bibit yang digunakan pada percobaan ini adalah bibit tembakau Deli (Nicotiana tabacumL.) Varietas Deli- 4 yang berumur 45 hari yang berasal dari pembibitan tembakau Deli PTPN II.

Penanaman Bibit

Penanaman bibit kedalam polibeg dilakukan setelah bibit tumbuh sempurna yakni telah berumur 45 hari atau telah memiliki 3-4 helai daun sempurna. Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan bibit kedalam polibeg sebanyak satu bibit per polibeg.

Aplikasi Pupuk Organik Cair

(40)

Pemeliharaan Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada sore hari. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan disesuaikan dengan kondisi lahan.

Pemupukan

Pemupukan yang dilakukan yaitu pemupukan dasar dilakukan satu minggu sebelum tanam yaitu dengan menggunakan pupuk ZA dan pupuk ZK dengan cara ditugalkan di sekitar lubang tanam. Dosispupuk yang diberikan yaitu setengah dari dosis pupuk yang direkomendasikan yaitu ZA 7,85 g/tanaman, ZK 12,15 g/tanaman.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan secara manual yakni dengan mencabut gulma yang tumbuh di dalam polibeg. Pembumbunan (tutup kaki) dilakukan bersamaan dengan pemupukan dengan menambahkan topsoil kedalam polibeg.

Panen (Kutip Daun)

Pemanenan daun dilakukan pada beberapa tahapan, yakni:

- 47 HSPT : kutip daun pasir 1 (Z1) yakni dengan mengutip 3 lembar daun/pokok

(41)

Peubah Amatan

Peubah amatan yang diamati antara lain : tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun per pokok, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, lebar daun pasir, lebar daun kaki I, tebal daun pasir, tebal daun kaki I, berat basah daun, dan berat kering daun.

Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan tinggi tanaman diukur mulai 18 Hari Setelah Pindah Tanam (HSPT) sampai 46 HSPT dengan interval pengamatan 1 minggu. Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar hingga titik tumbuh dengan menggunakan meteran. Diameter Batang (mm)

Pengamatan diameter batang diukur mulai 18 HSPT sampai 46 HSPT dengan interval pengamatan 1 minggu. Diameter batang diukur 1 cm diatas leher akar dengan menggunakan jangka sorong.

Jumlah Daun per Pokok (helai)

Pengamatan jumlah daun dihitung mulai 18 HSPT sampai 46 HSPT dengan interval pengamatan 1 minggu. Daun yang dihitung adalah daun yang telah berkembang sempurna yakni telah memiliki tangkai daun.

Panjang Daun Pasir (cm)

(42)

Panjang Daun Kaki I (cm)

Pengamatan panjang daun kaki I diukur pada 53 HSPT atau saat panen daun kaki I. Daun yang diukur adalah daun kaki I terbaik yang terletak pada duduk daun ke-7 sampai ke-15. Panjang daun diukur dari tangkai daun sampai sampai ke ujung daun.

Lebar Daun Pasir (cm)

Pengamatan lebar daun diukur pada 47 HSPT. Daun yang diukur adalah daun pasir terbaik yakni daun yang terletak pada duduk daun ke-1 sampai ke-6.

Lebar daun diukur pada bagian daun yang terlebar. Lebar Daun Kaki I (cm)

Pengamatan lebar daun diukur pada 53 HSPT. Daun yang diukur adalah daun kaki I terbaik yang terletak pada duduk daun ke-7 sampai ke-15. Lebar daun diukur pada bagian daun yang terlebar.

Tebal Daun Pasir (mm)

Pengamatan tebal daun diukur pada 47 HSPT dengan menggunakan micrometer scrup. Daun yang diukur adalah daun pasir terbaik yakni daun yang terletak pada duduk daun ke-1 sampai ke-6.

Tebal Daun Kaki I (mm)

(43)

Berat Basah Daun Pasir (g)

Berat basah daun pasir (g) diukur pada 47 HSPT. Berat basah daun pasir yang diukur adalah daun pasir terbaik yakni daun yang terletak pada duduk daun ke-1 sampai ke-6 dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Basah Daun Kaki I (g)

Berat basah daun kaki I (g) diukur pada 53 HSPT. Berat basah daun kaki I yang diukur adalah daun kaki I terbaik yakni daun yang terletak pada duduk daun ke-7 sampai ke-12 dengan menggunakan timbangan analitik.

Bobot Kering Daun Pasir (g)

Bobot kering daun pasir (g) diukur pada 48 HSPTyakni daun yang terletak pada duduk daun ke-1 sampai ke-6 yaitu dengan cara daun diovenkan pada suhu 80OC selama 24 jam dalam amplop kertas cokelat sampai berat konstan. Bobot Kering Daun Kaki (g)

(44)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 6-55) diketahui bahwa perlakuan pemberian konsentrasi pupuk organik cair (POC) berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman tembakau pada 18 dan 46hari setelah pindah tanam (HSPT), diameter batang, jumlah daun, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, lebar daun pasir, dan berat basah daun pasir. Waktu pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman18 HSPT danpanjang daun pasir. Interaksi konsentrasi dan waktu pemberian POC berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter.

Tinggi tanaman (cm)

Data hasil pengamatandan sidik ragam tinggi tanaman tembakau pada 18-46HSPT dapat dilihat pada Lampiran 6-15. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian konsentrasi pupuk organik cair (POC) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tembakau pada 18 dan 46HSPT.Waktu pemberian POC berpengaruhnyata terhadap tinggi tanaman tembakau pada18 HSPT. Pada interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman tembakau.

Rataan tinggi tanaman tembakau18-46HSPT pada

(45)

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm) tembakau 18-46HSPT dengankonsentrasidan waktu pemberian pupuk organik cair (POC)

HSPT Konsentrasi POC (ml/L)

Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap kelompok baris dan kolom pada kelompok perlakuan yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT taraf 5 %

Tabel 1 menunjukkan rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi pada 18 HSPT terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuanP3 sebesar

57,87 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 45,54 cm yang

merupakan rataan terendah pada tinggi tanaman tembakau. Pada waktu pemberian POC rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1

(46)

rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W1 sebesar 59,52 cm sedangkan rataan tinggi tanaman tembakau terendah

terdapat pada kombinasi perlakuan P0W2 sebesar 43,53 cm.

Pada 25 HSPT rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar 80,43 cm

sedangkan rataan terendah tinggi tanaman tembakau terdapat pada perlakuan P0 sebesar 73,44 cm. Pada waktu pemberian POC rataan tinggi tanaman tembakau

tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 76,88 cm dan terendah terdapat pada

perlakuan W3 sebesar 73,42 cm. Tabel 1 juga menunjukkan bahwa pada interaksi

antara konsentrasi dan waktu pemberian POC rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W2 sebesar 83,92 cm sedangkan

rataan tinggi tanaman tembakau terendah terdapat pada kombinasi perlakuan P0W3 sebesar 70,50 cm.

Pada 32 HSPT rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar 96,34 cm

sedangkan rataan terendah tinggi tanaman tembakau terdapat pada perlakuan P0 sebesar 90,81 cm. Pada waktu pemberian POC rataan tinggi tanaman tembakau

tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 93,84 cm dan terendah terdapat pada

perlakuan W2 sebesar 92,80 cm. Tabel 1 juga menunjukkan bahwa pada interaksi

antara konsentrasi dan waktu pemberian POC rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W1 sebesar 98,78 cm sedangkan

(47)

Pada 39 HSPT rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar 115,22 cm

sedangkan rataan terendah tinggi tanaman tembakau terdapat pada perlakuan P0 sebesar 104,33 cm. Pada waktu pemberian POC rataan tinggi tanaman

tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 111,06 cm dan terendah

terdapat pada perlakuan W3 sebesar 109,89 cm. Tabel 1 juga menunjukkan bahwa

pada interaksi antara konsentrasi dan waktu pemberian POC rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W1 sebesar 118,05 cm

sedangkan rataan tinggi tanaman tembakau terendah terdapat pada kombinasi perlakuan P0W3 sebesar 101,73 cm.

Pada 46 HSPT rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar 130,62 cm dan

berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 114,61 cm yang merupakan rataan

terendah pada tinggi tanaman tembakau. Pada waktu pemberian POC rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 124,17 cm dan

terendah terdapat pada perlakuan W2 sebesar 123,79 cm. Tabel 1 juga

menunjukkan bahwa pada interaksi antara konsentrasi dan waktu pemberian POC rataan tinggi tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W1 sebesar 133,83 cm sedangkan rataan tinggi tanaman tembakau terendah

terdapat pada kombinasi perlakuan P0W3 sebesar 113,38 cm.

(48)

Gambar 1. Grafik hubungan antara tinggi tanaman tembakau 46 HSPT dengan pemberiankonsentrasi pupuk organik cair (POC).

Gambar 1 menunjukkan bahwa hubungan tinggi tanaman tembakau dengan pemberian pupuk organik cair adalah linear positif dimana tinggi tanaman tembakau terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pemberian konsentrasi POC.

Diameter batang (mm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam diameter batang tembakau pada 18-46 HSPT dapat dilihat pada Lampiran 16-25.Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberiankonsentrasiPOCberpengaruh nyata terhadap diameter batang tembakau pada 18-46 HSPT, sedangkanwaktu pemberian POC dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada pengamatan diameter batang tembakau.

Rataan diameter batang tembakau 18-46HSPT pada pemberiankonsentrasi dan waktu pemberian pupuk organik cairdapat dilihat pada Tabel 2.

(49)

Tabel 2. Rataan Diameter batang (mm) tembakau 18-46HSPT dengan konsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair (POC)

HSPT Konsentrasi

Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap kelompok kolom pada kelompok perlakuan yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT taraf 5 %.

Tabel 2 menunjukkan rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi

pada 18 HSPT terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar 6,11 mm dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 4,53 mm

(50)

POC rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W2 sebesar 6,77 mm sedangkan rataan tinggi tanaman tembakau

terendah terdapat pada kombinasi perlakuan P0W2 sebesar 4,38 mm.

Pada 25 HSPT rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar

8,14 mm dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 6,85 mm yang

merupakan rataan terendah pada diameter batang tanaman tembakau. Padawaktupemberian POC rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 7,38 mm sedangkan rataan diameter batang

tanaman tembakau terendah terdapat pada perlakuan W3 sebesar 7,30 mm. Tabel 2

juga menunjukkan bahwa pada interaksi antara konsentrasi dan waktupemberian POC rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W2 sebesar 8,54 mm sedangkan rataan tinggi tanaman tembakau

terendah terdapat pada kombinasi perlakuan P0W2 sebesar 6,57 mm.

Pada 32 HSPT rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar

10,14 mm dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 9,00 mm yang

merupakan rataan terendah pada diameter batang tanaman tembakau. Pada waktu pemberian POC rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 9,57 mm sedangkan rataan diameter batang tanaman

tembakau terendah terdapat pada perlakuan W2 sebesar 9,27 mm. Tabel 2 juga

(51)

perlakuan P3W1 sebesar 10,51 mm sedangkan rataan tinggi tanaman tembakau

terendah terdapat pada kombinasi perlakuan P1W2 sebesar 8,55 mm.

Pada 39 HSPT rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar

11,74 mm dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 9,83 mm yang

merupakan rataan terendah pada diameter batang tanaman tembakau. Pada waktu pemberian POC rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 11,15 mm sedangkan rataan diameter batang tanaman

tembakau terendah terdapat pada perlakuan W2 sebesar 10,69 mm. Tabel 2 juga

menunjukkan bahwa pada interaksi antara konsentrasi dan waktupemberian POC rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W1 sebesar 12,14 mm sedangkan rataan tinggi tanaman tembakau

terendah terdapat pada kombinasi perlakuan P0W2 sebesar 9,51 mm.

Pada 46 HSPT rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar

15,64 mm dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 11,94 mm yang

merupakan rataan terendah pada diameter batang tanaman tembakau. Pada waktu pemberian POC rataan diameter batang tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 14,02 mm sedangkan rataan diameter batang tanaman

tembakau terendah terdapat pada perlakuan W2 sebesar 13,96 mm.Tabel 2 juga

(52)

Grafik diameter batang tembakau Deli pada 46 HSPT dengan pemberian konsentrasi pupuk organik cair dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik hubungan antara diameter batangtembakau 46HSPT dengan pemberian konsentrasi POC.

Gambar 2 menunjukkan bahwa hubungan antara diameter batang tembakau 46HSPT dengan pemberian konsentrasi pupuk organik cair (POC) adalah linear positif dimana diameter batang tembakau terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pemberian konsentrasi POC.

Jumlah daun (helai)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah daun tanaman tembakau pada18-46HSPT dapat dilihat pada Lampiran 26-35. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi POC berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman tembakau, sedangkan waktu pemberian POC dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman tembakau.

Rataan jumlah daun tanaman tembakau18-46HSPT pada perlakuan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian POC dapat dilihat pada Tabel 3.

(53)

Tabel 3. Rataan jumlah daun (helai) tembakau 18-46HSPT dengan pemberian konsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair.

HSPT Konsentrasi POC

Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap kelompok kolom pada kelompok perlakuan yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT taraf 5 %.

Tabel 3 menunjukkan rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi

pada 18 HSPT terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar 8,28 helai dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 6,50 helai

(54)

rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W3 sebesar 8,33 helai sedangkan rataan jumlah daun tanaman

tembakau terendah terdapat pada kombinasi perlakuan P0W1 sebesar 6,33 helai.

Pada 25 HSPT rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar 9,44 helai dan

berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 7,28 helai yang merupakan rataan

terendah pada jumlah daun tanaman tembakau. Pada waktu pemberian POC rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W3

sebesar 8,54 helai sedangkan rataan jumlah daun tanaman tembakau terendah terdapat pada perlakuan W1 sebesar 8,38 helai. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa

pada interaksi antara konsentrasi dan waktu pemberian POC rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W1 sebesar9,67

helai sedangkan rataan jumlah daun tanaman tembakau terendah terdapat pada kombinasi perlakuan P0W1 sebesar 6,33 helai.

Pada 32 HSPT rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar 11,50 helai dan

berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 9,89 helai yang merupakan rataan

terendah pada jumlah daun tanaman tembakau. Pada waktu pemberian POC rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 10,92 helai sedangkan rataan jumlah daun tanaman tembakau terendah

terdapat pada perlakuan W2 sebesar 10,67 helai. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa

(55)

11,83 helai sedangkan rataan tinggi tanaman tembakau terendah terdapat pada kombinasi perlakuan P0W1 sebesar 9,33 helai.

Pada 39 HSPT rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar 14,94 helai dan

berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 12,44 helai yang merupakan rataan

terendah pada jumlah daun tanaman tembakau. Pada waktu pemberian POC rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 13,92 helai sedangkan rataan jumlah daun tanaman tembakau terendah

terdapat pada perlakuan W3 sebesar 13,79 helai.Tabel 3 juga menunjukkan bahwa

pada interaksi antara konsentrasi dan waktu pemberian POC rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan P3W2

sebesar15,17 helai sedangkan rataan tinggi tanaman tembakau terendah terdapat pada kombinasi perlakuan P0W3sebesar 12,33 helai.

Pada 46 HSPT rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terhadap pemberian konsentrasi POC terdapat pada perlakuan P3 sebesar 23,44 helai dan

berbeda nyata dengan perlakuan P0 sebesar 15,89 helai yang merupakan rataan

terendah pada jumlah daun tanaman tembakau. Pada waktu pemberian POC rataan jumlah daun tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W3 sebesar 19,50 helai sedangkan rataan jumlah daun tanaman tembakau terendah

terdapat pada perlakuan W2 sebesar 19,13 helai. Tabel 3 juga menunjukkan bahwa

(56)

Grafik jumlah daun tembakau Deli pada 46 HSPT dengan perlakuan pemberiankonsentrasi pupuk organik cair (POC) dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik hubungan antara jumlah dauntembakau 46HSPT dengan pemberiankonsentrasi pupuk organik cair (POC)

Gambar 3 menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah daun tembakau 46HSPT dengan pemberian konsentrasi pupuk organik cair adalah linear positif, dimana jumlah daun tembakau terus meningkat seiring dengan peningkatan kumlah pemberian konsentrasi POC.

Panjang Daun Pasir (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam panjang daun pasir tanaman tembakau dapat dilihat pada Lampiran 36 dan 37.Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap panjang daun pasir tanaman tembakau. Waktu pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap panjang daun pasir tanamn tembakau,sedangkan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap panjang daun pasir tanaman tembakau.

(57)

Rataan panjang daun pasir tanaman tembakau padapada perlakuan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan panjang daun pasir (cm) tembakau dengan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair (POC).

Konsentrasi

Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom dan baris menunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT taraf 5 %.

Tabel 4menunjukkan bahwarataan panjang daun pasir tanaman tembakau tertinggi pada perlakuan pemberian konsentrasi pupuk organik cairterdapat pada perlakuanP3 (15 ml/L) yaitu sebesar 31,12cm dan berbeda nyata dengan perlakuanP0 (0 ml/L) sebesar 27,57 cm yang merupakan rataan terendah panjang daun pasirtanaman tembakau. Padawaktu pemberian POC rataan panjang daun pasir tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 (7 hari) sebesar 30,23 cm dan berbeda nyata dengan perlakuan W2 (14 hari) sebesar 29,07 cm yang merupakan rataan terendah panjang daun pasir tanaman tembakau.

(58)

Gambar 4. Grafik hubungan antara panjang daun pasirtembakau dengan konsentrasi pupuk organik cair (POC).

Gambar 4 menunjukkan bahwa hubungan panjang daun pasir tanaman tembakau dengan konsentrasi pemberian POCadalah linear positif dimana panjang daun pasir tembakau terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pemberian konsentrasi POC.

Panjang Daun Kaki 1 (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam panjang daun kaki I tanaman tembakau dapat dilihat pada Lampiran 38 dan 39.Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian POC berpengaruh nyata terhadap panjang daun kaki I sedangkan waktu pemberian POC dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap panjang daun kaki I.

Rataan panjang daun kaki I tembakau dengan konsentrasi danwaktupemberian pupuk organik cair dapat dilihat pada Tabel 5.

(59)

Tabel 5. Rataan panjang daun kaki I (cm) tembakau dengan konsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair (POC)

Konsentrasi

Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolommenunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT taraf 5 %

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwarataan panjang daun kaki I tanaman tembakau tertinggi pada perlakuan pemberian konsentrasi pupuk organik cairterdapat pada perlakuanP2(10 ml/L )sebesar 31,63 cm dan berbeda nyata

dengan perlakuan P0(0ml/L) sebesar 27,74 cm yang merupakan rataan terendah

pada panjang daun kaki I.Pada waktu pemberian POC rataan panjang daun kaki 1 tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 30,89 cm dan rataan panjang daun

kaki 1 terendah terdapat pada perlakuan W2 sebesar 29,10 cm.

Grafik panjang daun kaki I tembakau Deli dengan pemberian konsentrasi pupuk organik cair dapat dilihat pada Gambar 5.

(60)

Gambar 5 menunjukkan bahwa hubungan antara panjang daun kaki 1 tembakau dengan pemberian pupuk organik cair adalah linear positif dimana panjang daun kaki 1 tanaman tembakau terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pemberian POC.

Lebar Daun Pasir (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam lebar daun pasir tanaman tembakau dapat dilihat pada Lampiran 40 dan 41. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwakonsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap lebar daun pasirwaktu pemberian pupuk organik cair dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap lebar daun pasir.

Rataan lebar daun pasir tanaman tembakau pada konsentrasi danwaktupemberian pupuk organik cairdapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan Lebar daun pasir (cm) tembakau dengan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair (POC).

Konsentrasi

Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom menunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT taraf5 %.

(61)

18,04 cm dan rataan lebar daun pasir terendah terdapat pada perlakuan W2 sebesar

17,22 cm.

Grafik lebar daun pasir tembakau Deli dengan pemberian konsentrasi pupuk organik cair dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik hubungan antara lebar daun pasirtembakau dengan pemberiankonsentrasi pupuk organik cair.

Gambar 6 menunjukkan bahwa hubungan lebar daun pasir tembakau dengan pemberian pupuk organik cair adalah linear positif dimana panjang daun pasir tembakau terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pemberian pupuk organik cair (POC).

Lebar Daun Kaki 1 (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam lebar daun kaki I tanaman tembakau dapat dilihat pada Lampiran 42 dan 43. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberiankonsentrasi pupuk organik cair berpengaruhtidak nyata terhadap lebardaun kaki I sedangkan waktu pemberian pupuk organik cair dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap lebar daun kaki I.

(62)

Tabel 7. Rataan lebar daun kaki 1 (cm) tembakau dengan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair (POC).

Konsentrasi POC

Tabel 7menunjukkan bahwarataan lebar daun kaki I tanaman tembakau tertinggi pada perlakuan pemberian konsentrasi POCterdapat pada perlakuanP2 (10 ml/L)sebesar 19,04 cmdan terendah terdapat pada perlakuan P0 (0 ml/L) yaitu sebesar 16,87 cm. Pada waktu pemberian POC rataan lebar daun kaki 1 tertinggi terdapat pada perlakuan W3 sebesar 18,56 cm dan rataan lebar daun kaki

1 terendah terdapat pada perlakuan W2 sebesar 17,20 cm.

Tebal Daun Pasir (mm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam tebal daun pasir tanaman tembakau dapat dilihat pada Lampiran 44 dan 45. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi dan waktu pemberian POC serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap tebal daun pasir tanamn tembakau.

Tebal daun pasir tanaman tembakau pada konsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cairdapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan tebal daun pasir (mm) tembakau dengan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair (POC).

(63)

Tabel 8menunjukkan bahwa tebal daun pasir tanaman tembakau tertinggi pada perlakuan pemberian konsentrasi pupuk organik cair terdapat pada perlakuanP3 (10 ml/L) sebesar 0,317 mm danterendah terdapat pada perlakuan P0 (0 ml/L) yaitu sebesar 0,303 mm .Pada waktu pemberian POC rataan tebal daun pasir tertinggi terdapat pada perlakuan W3 sebesar 0,312 mm dan rataan tebal

daun pasir terendah terdapat pada perlakuan W1 dan W2 sebesar 0,310 mm.

Tebal Daun Kaki 1 (mm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam tebal daun kaki 1 dapat dilihat pada Lampiran 46 dan 47. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi dan waktu pemberian pupuk organik cair serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap tebal daun kaki 1.

Rataan tebal daun kaki 1 pada konsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cairdapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan tebal daun kaki 1 (mm) tembakau dengan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair.

Konsentrasi POC

(64)

Berat Basah Daun Pasir (g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam berat basah daun pasirtanaman tembakau dapat dilihat pada Lampiran 48 dan 49.Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap berat basah daun pasir sedangkan waktu pemberian pupuk organik cair dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap berat basah daun pasir tanaman tembakau.

Rataan berat basah daun pasir tanaman tembakau pada konsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cairdapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rataan berat basah daun pasir (g) tembakau dengan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair (POC). Konsentrasi POC

Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom menunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT taraf 5 %

Tabel 10 menunjukkanbahwarataan berat basah daun pasir tertinggi pada perlakuan pemberian konsentrasiPOCterdapat pada perlakuanP3 (15 ml/L) sebesar 26,21 g dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 (0 ml/L) sebesar 22,91 gyang merupakan rataan terendah pada berat basah daun pasir.Pada waktupemberian POC rataan berat basah daun pasir tertinggi terdapat pada perlakuan W2 sebesar 24,81 g dan rataan berat basah daun pasir terendah terdapat

(65)

Grafik berat basah daun pasir tembakau Deli dengan pemberian konsentrasi pupuk organik cair dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik hubungan antara berat basah daun pasirtembakau dengan pemberiankonsentrasi pupuk organik cair.

Gambar 7 menunjukkan bahwa hubungan berat basah daun pasir tembakau dengan pemberian pupuk organik cair adalah linear positif dimana berat basah daun pasir tanaman tembakau terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pemberian konsentrasi POC.

Berat Basah Daun kaki 1 (g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam berat basah daun kaki 1tanaman tembakau dapat dilihat pada Lampiran 50 dan 51. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi dan waktu pemberian pupuk organik cair serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap berat basah daun kaki 1.

Rataan berat basah daun kaki 1tanaman tembakau pada konsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cairdapat dilihat pada Tabel 11.

(66)

Tabel 11. Rataan berat basah daun kaki 1 (g) tembakau dengan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair (POC). Konsentrasi POC

Tabel 11menunjukkan bahwarataan berat basah daun kaki 1 tanaman tembakau tertinggi pada perlakuan pemberian konsentrasi POCterdapat pada perlakuan P2 (10 ml/L) sebesar 29,27 g danterendah terdapat pada perlakuan P0 (0 ml/L) yaitu sebesar 21,82 g.Pada waktu pemberian POC rataan berat basah daun kaki 1 tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar

28,46 g dan rataan berat basah daun kaki 1 tanaman tembakau terendah terdapat pada perlakuan W2 sebesar 23,85 g.

Berat Kering daun Pasir (g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam berat kering daun pasir tanaman tembakaudapat dilihat pada Lampiran 52 dan 53. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwakonsentrasi dan waktu pemberian pupuk organik cair serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering daun pasir tanaman tembakau.

(67)

Tabel 12. Rataan berat kering daun pasir (g) tembakau dengan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair.

Konsentrasi

Tabel 12menunjukkan bahwaberat kering daun pasir tanaman tembakau

tertinggi pada perlakuan pemberian konsentrasi POCterdapat pada perlakuan P3 (15 ml/L) sebesar 2,39 g danterendah terdapat pada perlakuan P0 (0 ml/L)

yaitu sebesar 2,13 g. Pada waktu pemberian POC rataan berat kering daun pasir tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W3 sebesar 2,30 g dan rataan

berat kering daun pasir tanaman tembakau terendah terdapat pada perlakuan W2

sebesar 2,15 g.

Berat Kering Daun Kaki 1 (g)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam berat kering daun kaki 1tanaman tembakaudapat dilihat pada Lampiran 54 dan 55. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi dan waktu pemberian pupuk organik cair serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering daun kaki 1 tanaman tembakau.

(68)

Tabel 13. Rataan berat kering daun kaki 1 (g) tembakau dengan pemberiankonsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair.

Konsentrasi POC

Tabel 13menunjukkan rataan berat kering daun kaki 1tanaman tembakau

tertinggi pada perlakuan pemberian konsentrasi POCterdapat pada perlakuan P2 (10 ml/L) sebesar 2,86 g danterendah terdapat pada perlakuan P0 (0 ml/L)

yaitu sebesar 2,19 g. Pada waktu pemberian POC rataan berat kering daun kaki 1 tanaman tembakau tertinggi terdapat pada perlakuan W1 sebesar 2,80 g dan rataan

berat kering daun kaki 1 tanaman tembakau terendah terdapat pada perlakuan W2

sebesar 2,42 g. Pembahasan

Pengaruh Pemberian Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.)

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi pupuk organik cair (POC) berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, lebar daun pasir, dan berat basah daun pasir.

(69)

cm).Hal ini dikarenakan pemberian POC memalui daun proses penyerapan unsur haranya berjalan lebih cepat sehingga meningkatkan tekanan turgor dan mengakibatkan sel-sel penjaga dari stomata terbuka sehingga penyerapan unsur hara akan lebih mudah diserap. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Pasaribu et al., 2011) yang menyatakan bahwa Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yangdiaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwapemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanamanyang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yangdiberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi.

Pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap diameter batang dan jumlah daun disetiap pengamatan (18-46 HSPT).Diameter batang tertinggi pada 46 HSPT terdapat pada perlakuan P3 (15,31mm) dan terendah pada

perlakuan P0 (11,95 mm) sedangkan untuk jumlah daun tertinggi terdapat pada

perlakuan P3(21,50 helai) dan terendah terdapat pada perlakuan P0 (16,78 helai).

(70)

organik cair diaplikasikan melalui daun yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik)mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun tanaman leguminosa sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis pada tanaman.

Pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap, pajang daun pasir, panjang daun kaki I,lebar daun pasir dan berpengaruh tidak nyata pada lebar daun kaki 1. Panjang daun pasir tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (15 ml/L)

yaitu sebesar 30,79 cm dan terendah terdapat pada perlakuan P0 (0 ml/L) yaitu

sebesar 28,68 cm. Panjang daun kaki 1 tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (10

ml/L) yaitu sebesar 31,63 cm dan terendah terdapat pada perlakuan P0 (0 ml/L)

yaitu sebesar 27,74 cm. Lebar daun pasir tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (15

ml/L) yaitu sebesar 18,34 cm dan terendah terdapat pada perlakuan P0 (0 ml/L)

(71)

Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwapemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanamanyang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yangdiberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi.

Pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap berat basah daun pasir. Berar basah daun pasir tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (15 ml/L)

yaitu sebesar 25,32 g dan terendah terdapat pada perlakuan P0 (0 ml/L) yaitu

sebesar 22,91 g. Hal ini diduga pemberian POC yang diberikan sudah tepat sehingga terjadi peningkatan biomassa dikarenakan pada konsentrasi tersebut tanaman menyerap air dan hara lebih banyak,unsur hara memacu perkembangan organ pada tanaman seperti akar, sehingga tanaman dapat menyerap hara dan air lebih banyak selanjutnya aktifitas fotosintesis akan meningkat dan mempengaruhi peningkatan berat basah dan berat kering tanaman. Harjadi (1993) mengatakan bahwa ketersediaan unsur hara berperan penting sebagai sumber energi sehingga tingkat kecukupan hara berperan dalam mempengaruhi biomassa dari suatu tanaman. Pertumbuhan tanaman dapat terganggu jika tidak ada tambahan unsur hara yang berasal dari pupuk yang mengakibatkan biomassa menjadi lebih rendah. Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.)

(72)

organik cair yang diberikan maka dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman sehingga mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman tembakau Deli. Hal ini sesuai dengan pernyataanSutedjo (1999) yang menyatakan bahwa pengambilan unsur hara selama periode pertumbuhan tidaklah sama banyaknya, membutuhkan waktu yang berbeda dan tidak sama dalam jumlah, sebab selama masa pertumbuhan dan perkembangan terdapat berbagai proses pertumbuhan yang intensitasya berbeda sehingga sepaanjang pertumbuhannya ada saat tanaman memerlukan unsur hara secara intensif agar pertumbuhannya berlangsung dengan baik. Hal ini didukung juga oleh Setyamidjaja (1986) yang menyatakn bahwa waktu pemupukan tergantung pada kebutuhan dan respon tanaman, kelarutan, serta keadaan iklim.Prihmantoro (2000) menambahkan bahwa kebutuhan tanaman akan bermacam-macam pupuk selama pertumbuhan dan perkembangannya (terutama dalam hal pengambilan atau penyerapannya) yang berbeda dan tidak sama banyaknya. Sebab selama pertumbuhan dan perkembangannya terdapat berbagai proses pertumbuhan yang terdapat berbagai proses pertumbuhan yang intensitasnya berbeda-beda. Ini berarti bahwasepanjang pertumbuhannya ada saat-saat dimana tanaman itu memerlukan pertukaran zat secara intensif agar pertumbuhannyaberlangsung dengan baik.

Pengaruh Interaksi Konsentrasi dan Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.)

(73)
(74)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Dari hasil pengamatan menunjukkan pemberian konsentrasi POC berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 18 dan 46HSPT, diameter batang, jumlah daun, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, lebar daun pasir, dan berat basah daun pasir.

2. Waktu pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 18 HSPT dan panjang daun pasir.

3. Interaksi antara konsentrasi dan waktu pemberian pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh peubah amatan.

Saran

(75)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), sistematika tanaman tembakau adalah kingdom : plantae, divisio : spermatophyta, subdivisio : angiospermae, kelas : dicotyledoneae,ordo : solanales, famili: solanaceae, genus: nicotiana, spesies : Nicotiana tabaccumL.

Tanaman tembakau memiliki akar tunggang. Jenis akar tunggang pada

tanaman tembakau yang tumbuh subur, terkadang dapat tumbuh sepanjang 0,75 m. Selain akar tunggang terdapat pula akar serabut dan bulu-bulu akar.

Pertumbuhan sistem perakaran tanaman tembakau ada yang lurus, berlekuk, baik pada akar tunggang maupun pada akar yang serabut (Matnawi, 1997).

Umumnya tanaman tembakau memiliki batang yang tegak lurus dengan tinggi mencapai ± 2,5 m, namun pada kondisi syarat tumbuh yang baik tinggi tanaman tembakau dapat mencapai sekitar ±4 m. Tembakau memiliki batang berwarna hijau dan memiliki bulu-bulu halus berwarna putih (Naif, 2007).

(76)

tembakau berwarna merah jambu sampai merah tua pada bagian atasnya sedangkan yang bagian bawahnya berwarna putih. Bakal buah terdapat pada bagian dasar bunga. Tanaman tembakau dapat mengadakan penyerbukan sendiri walaupun tidak menutup kemungkinan untuk terjadi peryerbukan silang(Matnawi, 1997).

Bakal buah terletak pada bagian dasar bunga dan memiliki 2 ruang yang membesar. Setiap ruang memiliki bakal biji anatrop dengan jumlah yang banyak. Bakal buah ini dihubungkan oleh sebatang tangkai putik dengan sebuah kepala putik diatasnya (Nasution, 2008).

Syarat Tumbuh Iklim

Tembakau Deli merupakantanaman yang memerlukan lokasi yang spesifik. Tembakau tumbuh baik pada daerah dengan ketingggian tempat sekitar 12-150 m dpl. Temperatur yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau Deli pada umumnya berkisar antara 21 - 32,3ºC (Erwin dan Suyani, 2000).

Curah hujan yang dibutuhkan oleh tanaman tembakau berbeda pada setiap varietasnya. Pada tembakau Deli curah hujan yang dikehendaki berkisar antara 1500 – 2000 mm per tahun. Kurangnya hujan akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tembakau menjadi kurang baik, sedangkan hujan yang berlebihan selama masa pertumbuhannya akan menghasilkan tanaman tembakau yang kerdil, pendek, dan mudah terserang penyakit (Yulaikah et al.,2005).

(77)

lambat, demikian juga apabila suhu diatas 350C dapat menyebabkan benih tembakau menjadi tidak tumbuh pada saat persemaian.

Tanah

Kondisi tanah sangat penting untuk keberhasilan budidaya tanaman tembakau Deli. Untuk dapat menghasilkan daun tembakau yang berkualitas baik maka diperlukan tanah dengan kandungan unsur hara yang cukup. Tanaman tembakau menghendaki tanah yang mudah meloloskan air namun mempunyai kapasitas air yang cukup (Anggraeni, 2009).

Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhan tembakau Deli adalah jenis tanah Andosol atau Inceptisol dan berkadar humus tinggi. Tipe tanah yang baik untuk pertumbuhan tembakau Deli adalah tanah yang memiliki struktur remah, sedikit berpori dan memiliki aerasi yang baik (Misgianto, 2005).

Tanaman tembakau Deli memiliki sistem perakaran yang relatif dangkal sehingga memerlukan pengaturan drainase yang baik untuk mencukupi kebutuhan

air didalam tanah. Tanaman tembakau dapat tumbuh dengan baik pada pH 5,5 – 6,5. Tanah yang terlalu masam dapat menghambat pertumbuhan tanaman

tembakau dan juga sangat mempengaruhi kualitas daun yakni kualitas krosok akan menjadi rendah (Cahyono, 1998).

Pupuk Organik Cair

(78)

banyak, padahal jika pupuk anorganik digunakan secara terus-menerus akan menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi tanah (Manulang et al., 2014).

Pupuk organik cair memilki kelebihan yaitu, meningkatkan ketesediaan unsur hara makro dan mikro untuk tanaman, memperbaiki aktivitas biologi , sifat fisik dan kimia, serta ekologi tanah, dapat menekan aktivitas patogen penyebab penyakit tanaman (Deptan, 2007).

Pupuk organik ramah terhadap lingkungan, mengandung bahan penting yang dibutuhkan untuk menciptakan kesuburan tanah baik fisik, kimia dan biologi. Pupuk organik pun dapat berfungsi sebagai pemantap agregat tanah disamping sebagai sumber hara penting bagi tanah dan tanaman. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan sehingga penggunaannya dapat membantu upaya konservasi tanah yang lebih baik (Puspadewi et al., 2014 ).

Pemupukan melalui daundilakukan dengan menyemprotkan pupuk dalam bentuk cair pada tanaman secara langsung.Metode ini merupakan metode yang efektif untuk memberikan hara yang terkandung dalam pupuk, karena pupuk mudah masuk dan terserap ke dalam stomata. (Meirina et al., 2007).

Pemberian pupuk kebanyakan dilakukan melalui tanah, namun cara tersebut

mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya adalah unsur hara menjadi tidak

tersedia karena dapat mengalami pencucian, penguapan dan terfiksasi (diikat) oleh

partikel tanah atau misel tanah . Untuk mengatasi hal tersebut pemberian pupuk dapat

dilakukan melalui tubuh tanaman atau dikenal dengan istilah pupuk daun. Kelebihan

yang diperoleh dari pemberian pupuk melalui daun adalah pupuk daun umumnya

(79)

unsur hara lebih cepat larut sehingga cepat diserap tanaman(Wachjar dan kadarisman, 2007).

Konsentrasi Pupuk Orgaik Cair

Pupuk organik merupakan pupuk yang berperan meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Saat ini sebagian besar petani masih tergantung pada pupuk anorganik karena mengandung beberapa unsur hara dalam jumlah yang banyak, padahal jika pupuk anorganik digunakan secara terus-menerus akan menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi tanah (Manulang et al., 2014).

Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman Oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian di lapangan (Pasaribu et al., 2011).

(80)

yang ekonomis harus diperhatikan. Agar efektif, pupuk harus diberikan ditempat dan disaat tanaman memerlukannya (Setyadi, 1993).

Soetejo dan Kartasapoetra (1988) menyebutkan bahwa waktu aplikasi juga menentukan pertumbuhan tanaman. Berbedanya waktu aplikasi akan memberikan hasil yang tidak sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk dengan interval waktu yang terlalu sering dapat menyebabkan konsumsi mewah, sehingga menyebabkan pemborosan pupuk. Sebaliknya, bila interval pemupukan terlalu jarang dapat menyebabkan kebutuhan hara tanaman kurang terpenuhi.

(81)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan tanaman berdaun lebar, berasal dari Amerika Utara dan Selatan, dan termasuk kedalam famili Solanaceae. Pada umumnya daun tembakau dimanfaatkan untuk membuat rokok dan cerutu. Selain itu juga digunakan sebagai bahan utama insektisida karena mengandung zat alkaloid nikotin yaitu sejenis neurotoxinyang sangat ampuh jika digunakan pada serangga. Hasil penelitian terbaru ternyata tanaman ini dapat menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker. Tanaman ini dimanfaatkan sebagai reaktor penghasil protein Growth Colony StimulatingFactor (GCSF), suatu hormon yang menstimulasi produksi darah (Arief, 2007).

Badan pusat statistik (2014) mencatat adanya kenaikan produksi tembakau Nasional dari tahun 2013 – 2014. Produksi Nasional tahun tahun 2012 sebesar 226.704 ton, tahun 2013 sebesar 164.450 dan pada tahun 2014 sebesar 166.260 ton dan mengalami penurunan produksi pada tahun 2013.

(82)

tanaman tembakau. Menurut Istiana (2007), pemupukan bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah melalui penyediaan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemupukan yang efektif dan efisien diperlukan cara pemupukan yang disesuaikan dengan kondisi lahan. Salah satu pupuk yang digunakan untuk tanaman tembakau adalah pupuk organik.

Pupuk Organik Cair merupakan pupuk yang diaplikasikan melalui daun. Pada umumnya pemupukan melalui daun diberikan sebagai tambahan unsur hara ataupun disaat penyerapan hara melalui akar tidak efektif. Menurut hayati (2002) penyerapan hara melalui daun yang diberikan dengan konsentrasi, waktu dan cara yang tepat dapat merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru. Pemberian pupuk melalui daun dapat memberikan respon penyerapan hara yang lebih cepat.

Waktu pemupukan juga merupakan hal yang penting dalam pertumbuhan tanaman tembakau Deli. Waktu aplikasimenentukan penyerapan unsur hara sehingga berpengauh terhadap pertumbuhan tanaman. Berbedanya waktu aplikasi akan memberikan hasil yang tidak sama terhadap respons dan pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk dengan interval waktu yang terlalu sering dapat menyebabkan konsumsi berlebih,sehingga menyebabkan pemborosan pupuk. Sebaliknya, bilainterval pemupukan terlalu jarang dilakukan dapat menyebabkan kebutuhan hara tanaman menjadi kurang terpenuhiSoetejo dan Kartasapoetra (1988).

(83)

lainnya. Selain dapat menyuburkan tanah, pupuk ini juga dapat menyediakan kebutuhan unsur hara tanaman dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait respon pertumbuhan dan produksi tembakau Deli terhadap konsentrasi dan interval pemberian pupuk organik cair (POC).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacumL.) terhadap konsentrasi dan waktu pemberian Pupuk Organik Cair (POC).

Hipotesis Penelitian

Adanya pengaruh nyata konsentrasi dan waktu pemberian Pupuk Organik Cair (POC) serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi TembakauDeli(Nicotiana tabacumL.)

Kegunaan Penelitian

(84)

ABSTRACT

SUCI FATWANI SIREGAR : Response Growth and Production of Deli Tobacco (Nicotiana tabacumL.) by Giving on concentration and time application of liquid organic fertilizer. Supervised by ASIL BARUS and IRSAL.

This research has been conducted to study theresponse in growth and production of tobacco Deli on concentration and time application of liquid organic fertilizer.This research has been conducted in screen house at the Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara, Medan (± 25 m above sea level) during November 2015 until January 2016 using factorial randomized block design with two factors are concentrationof liquid organic fertilize(0; 5 ; 10 ; 15 ml/L) and time application liquid organic fertilizer {(7,14);(14,21);(21,42) day}. The parameters observed were plant height, diameter of stem, numbers of leaf, width of sand leaf, width of the first foot leaves, long of sand leaves, long of the first foot leaves, thickness of sand leaf, thickness of the first foot leaves, wet weight of sand leaf and dry weight of first foot leaf. The results of the research showed that concentrate of liquid organic fertilizer significantly affected in parameters plant height, diameter of stem, numbers of leaf, long of sand leaf, long of the first foot leaf, width of sand leaf, and wet weight of sand leaf. Time application of liquid organic fertilizer significantly affected in parameters plant height and long of sand leaves. Both of interaction unsignificantly affected to all parameters.

(85)

ABSTRAK

SUCI FATWANI SIREGAR : Respons Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) Terhadap Konsentrasi dan Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair. Dibimbing Oleh ASIL BARUS dan IRSAL.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan produksi tembakau Deli terhadap konsentrasi dan waktu pemberian pupuk organik cair (POC). Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan (± 25 m dpl) pada bulan November 2015 – Januari 2016 menggunakan Rancangan Acak Kelompok

faktorial dengan 2 faktor yaitu konsentrasi POC (0 ; 5 ; 10 ; 15 ml/L) dan interval pemberian POC {(7,14);(14,21);(21,42) hari}. Parameter yang diamati adalah

tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, lebar daun pasir, lebar daun kaki I, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, tebal daun pasir, tebal daun kaki I, berat basah daun pasir, berat basah daun kaki 1,berat kering daun pasir, berat kering daun kaki1.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman,diameter batang, jumlah daun, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun pasir, dan berat basah daun pasir. Waktu pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada 18 HSPT dan panjang daun pasir. Interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter.

(86)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacumL.) TERHADAP KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN

PUPUK ORGANIK CAIR

SKRIPSI

OLEH :

SUCI FATWANI SIREGAR / 110301022 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(87)

Judul Penelitian : Respons Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacumL.) Terhadap Konsentrasi dan Waktu Pemberian Pupuk Organik cair

Nama : Suci Fatwani Siregar

NIM : 110301022

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

(Ir. Asil Barus, MS) (Ir. Irsal, MP)

Ketua Anggota

Mengetahui,

(88)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacumL.) TERHADAP KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN

PUPUK ORGANIK CAIR

SKRIPSI

OLEH :

SUCI FATWANI SIREGAR / 110301022 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(89)

ABSTRACT

SUCI FATWANI SIREGAR : Response Growth and Production of Deli Tobacco (Nicotiana tabacumL.) by Giving on concentration and time application of liquid organic fertilizer. Supervised by ASIL BARUS and IRSAL.

This research has been conducted to study theresponse in growth and production of tobacco Deli on concentration and time application of liquid organic fertilizer.This research has been conducted in screen house at the Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara, Medan (± 25 m above sea level) during November 2015 until January 2016 using factorial randomized block design with two factors are concentrationof liquid organic fertilize(0; 5 ; 10 ; 15 ml/L) and time application liquid organic fertilizer {(7,14);(14,21);(21,42) day}. The parameters observed were plant height, diameter of stem, numbers of leaf, width of sand leaf, width of the first foot leaves, long of sand leaves, long of the first foot leaves, thickness of sand leaf, thickness of the first foot leaves, wet weight of sand leaf and dry weight of first foot leaf. The results of the research showed that concentrate of liquid organic fertilizer significantly affected in parameters plant height, diameter of stem, numbers of leaf, long of sand leaf, long of the first foot leaf, width of sand leaf, and wet weight of sand leaf. Time application of liquid organic fertilizer significantly affected in parameters plant height and long of sand leaves. Both of interaction unsignificantly affected to all parameters.

(90)

ABSTRAK

SUCI FATWANI SIREGAR : Respons Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) Terhadap Konsentrasi dan Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair. Dibimbing Oleh ASIL BARUS dan IRSAL.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan produksi tembakau Deli terhadap konsentrasi dan waktu pemberian pupuk organik cair (POC). Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan (± 25 m dpl) pada bulan November 2015 – Januari 2016 menggunakan Rancangan Acak Kelompok

faktorial dengan 2 faktor yaitu konsentrasi POC (0 ; 5 ; 10 ; 15 ml/L) dan interval pemberian POC {(7,14);(14,21);(21,42) hari}. Parameter yang diamati adalah

tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, lebar daun pasir, lebar daun kaki I, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, tebal daun pasir, tebal daun kaki I, berat basah daun pasir, berat basah daun kaki 1,berat kering daun pasir, berat kering daun kaki1.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman,diameter batang, jumlah daun, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun pasir, dan berat basah daun pasir. Waktu pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada 18 HSPT dan panjang daun pasir. Interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter.

Gambar

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm) tembakau 18-46HSPT dengankonsentrasidan waktu pemberian pupuk organik cair (POC) Waktu Pemberian (hari)
Gambar 1. Grafik hubungan antara tinggi tanaman tembakau 46 HSPT dengan pemberiankonsentrasi pupuk organik cair (POC)
Tabel 2. Rataan Diameter batang (mm) tembakau 18-46HSPT dengan konsentrasi danwaktu pemberian pupuk organik cair (POC)
Gambar 2. Grafik hubungan antara diameter batangtembakau 46HSPT dengan pemberian konsentrasi POC
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan sidik ragam terlihat bahwa pemberian pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman, diameter batang, lebar tajuk, pertambahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang pada 5 dan 8 MSPT, panjang daun pasir, lebar daun pasir, panjang daun kaki

Pemberian kompos berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang 8 MSPT, panjang daun pasir, lebar daun pasir, panjang daun kaki I, lebar daun kaki I, panjang daun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang pada 5 dan 8 MSPT, panjang daun pasir, lebar daun pasir, panjang daun kaki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang pada 5 dan 8 MSPT, panjang daun pasir, lebar daun pasir, panjang daun kaki

Pupuk organik merupakan pupuk yang berperan meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Saat ini

Konsentrasi pupuk organik cair tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun, kecuali pada parameter hasil yaitu panjang buah, diameter buah,

Berdasarkan sidik ragam terlihat bahwa pemberian pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman, diameter batang, lebar tajuk,