DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, S. W. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengelolaannya. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Barbarick, K.A. 2006. Organic Materials As Nitrogen Fertilizers. Colorado State University. Colorado.
Damanik, dkk., 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan
Depari, T.S. 1976. Tanaman Kecintaanku. Perusahaan Perseroan P.T.P.IX Perkebunan. Tandem hilir.
Ditjenbun. 2005. Kebijakan pengembangan supply–demand tembakau untuk kesejahteraan petani. Di rektorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Jakarta.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2012. Komoditas Tembakau 2011-2013. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Jakarta.
Djajakirana, G. 2001. Kerusakan Tanah Sebagai Dampak Pembangunan Pertanian. Makalah disampaikan pada Seminar Petani “Tanah Sehat Titik Tumbuh Pertanian Ekologis” di Sleman, 30 Oktober 2001.
Erwin dan N. Suyani. 2000. Hama dan Penyakit Tembakau Deli. Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD). Medan.
Gunawan, A. 2004. Evaluasi Pertumbuhan Beberapa Varietas Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3. Departemen Pendidikan Nasional. Medan.
Hartana, I. 1978. Budidaya Tembakau Cerutu I. Masa Pra Panen. Balai Penelitian Perkebunan Jember. Jember.
Irwan, A.W., A. Wahyudin dan Farida. 2005. Pengaruh Dosis Kascing dan Bioaktivator Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Yang Dibudidayakan Secara Organik. Jurnal Kultivasi2005, Vol. 4(2): 136 – 140. Universitas Padjajaran. Bandung.
Nasution, W. A., 2008. Pengaruh Bio VA-MIKORIZA dan Pemberian
Arang Terhadap Jamur Phytium spp. Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) di Rumah Kaca. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan
Nasution, Fadma Juwita. 2014. Aplikasi Pupu k Organik Padat dan Cair Dari
Kulit Pisang Kepok untuk Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.). USU. Medan.
Neliyati. 2005. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Pada Beberapa Dosis Kompos Sampah Kota. Jurnal Agronomi 10(2): 93-97
Roidah, Ida S. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah. Universitas Tulungagung Bonorowo. Tulungagung.
Silaban, Martua M. 2013. Respons Pertumbuhan Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum (L.)) pada Beberapa Jenis Kapur dan Tanah di
Sumatera Utara. Jurnal. Vol.1, No.3, Juni 2013. Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU. Medan.
Simanungkalit, R.D.M., D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, W. Hartatik. 2006. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati Organic Fertilizer And Biofertilizer. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor, Jawa Barat.
Simbolon, N. M. 2007. Respon Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L. ) Pada Beberapa Tingkat Pemberian Air
Dengan pH Yang Berbeda. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Soedarmanto dan Achmad Abdullah. 2001. Bercocok Tanam Tanaman Tembakau. P.T. Soeroengan Djakarta. Jakarta.
Soil Self Management Brosur. 2012. Pupuk NPK Organik Plus Ferresoil. Jakarta.
Supriyo, A., R.Dirgahayuningsih, dan S.Minarsih. 2013. Kajian Bahan Humat untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan pada Bibit Kelapa Sawit di Tanah Sulfat Masam. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah dan 2BPTP Kal-Sel.
USDA. 2014. Nicotiana tobacum L Classification. USDA Natural Resources
Conservation Service. Diakses dari
pada tanggal 7 November 2014
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Lahan Perkebunan PTPN II Bulu Cina
pada ketinggian ±25 meter di atas permukaan laut yang dilaksanakan pada
bulan Maret sampai Mei 2016.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tembakau
varietas Deli- 4 umur 40 hari (3 helai daun), pupuk organik Ferre Soil, pupuk
rekomendasi tembakau di BPTD PTPN II Sampali yaitu NPK, ZA, TSP, ZK
dan KNO3.
Alat yang digunakan adalah springkle, timbangan, cangkul,
kalkulator, alat tulis, meteran, jangka sorong digital, papan kecil, spidol,
kamera, meteran.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial
dengan 2 faktor perlakuan yaitu :
Faktor I : Intensitas Pemupukan
P1 : 2x aplikasi
(10 HSPT, 25 HSPT)
P2 : 3x aplikasi
Faktor II : Dosis Pupuk Organik Padat
G1 : 5 g / tan
G2 : 10 g / tan
G3 : 15 g / tan
G4 : 20 g / tan
G5 : 25 g / tan
Pembanding : Pupuk rekomendasi Tanaman Tembakau Deli di BPTD
PTPN II Sampali. 3x aplikasi yaitu pupuk dasar (kompos 500 gr
dan pupuk NPK 10 gr), pupuk tutup kaki 1 (ZA, TSP, ZK) 10 gr,
dan pupuk tutup kaki 2 (KNO3) 10 gr.
Maka diperoleh 11 Kombinasi Yaitu :
P1G1 P2G1 Pembanding
P1G2 P2G2
P1G3 P2G3
P1G4 P2G4
P1G5 P2G5
Jumlah ulangan (Blok) : 3 ulangan
Jumlah plot : 33 plot
Ukuran plot : 150 cm x 50 cm
Jarak antar plot : 50 cm
Jumlah tanaman/plot : 8 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 264 tanaman
Jumlah sampel/plot : 4 tanaman
Metoda Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan
model linear aditif sebagai berikut :
Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk+ εijk
i = 1,2,3 (r) j = 1,2,3,4 (t) k = 1,2,3,4 (t)
Dimana:
Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat perlakuan intensitas aplikasi
pupuk organik (P) taraf ke-j dan dosis pupuk organik (G) pada taraf
ke-k
µ : Nilai tengah
ρi : Efek dari blok ke-i
αj : Efek perlakuan intensitas aplikasi pupuk organik pada taraf ke-j
βk : Efek perlakuan dosis pupuk organik pada taraf ke-k
(αβ)jk : Interaksi antara intensitas aplikasi pupuk organik taraf ke-j dan dosis
pupuk organik taraf ke-k
Εijk : Galat dari blok ke-i, intensitas aplikasi pupuk organik taraf ke-j dan
dosis pupuk organik taraf ke-k
Terhadap sidik ragam yang nyata, dilakukan analisis lanjutan dengan
menggunakan Uji Beda Rataan Duncan Berjarak Ganda dengan taraf 5 %
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Areal Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan Perkebunan PTPN II Bulu Cina pada
ketinggian ±25 meter di atas permukaan air laut, dengan luas areal 150 cm x 1100
cm. Areal yang akan digunakan dibersihkan, kemudian diolah dan digemburkan
dan dibentuk plot dengan ukuran 150 cm x 50 cm untuk menempatkan 264
tanaman, dimana tiap plot memuat 8 tanaman.
Persiapan Bibit
Bibit yang digunakan pada percobaan ini adalah bibit tembakau Deli
(Nicotiana tabacum L.) Varietas Deli- 4 yang berumur 40 hari yang berasal dari BPTD PTPN II.
Persiapan Media Tanam
Persiapan media tanam yang dilakukan pada penelitian ini adalah lahan
dibersihkan dari sampah-sampah dan kotoran lain kemudian tanah digemburkan
dan dibuat jarak tanam.
Penanaman
Penanaman dilakukan setelah pengaplikasian sesuai dengan perlakuan ke
dalam lubang tanam. Dilakukan penanaman dengan jumlah tanaman per plot
sebanyak 8 tanaman.
Pemeliharaan Tanaman Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari dan dilakukan sesuai dengan kondisi
Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tidak
tumbuh dan dilakukan seminggu setelah pindah tanam.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dalam 2 tahap dan 3 tahap sesuai dengan
perlakuan. Untuk pemupukan dengan 2 tahap dilakukan pada 10 HSPT dan 25
HSPT sesuai dengan perlakuan. Sedangkan untuk pemupukan 3 tahap dilakukan
pada saat pindah tanam, 10 HSPT, dan 25 HSPT. Pemupukan rekomendasi BPTD
PTPN II dilakukaan dalam 3 tahap pada saat pindah tanam, 8 HSPT, dan 15
HSPT yaitu pupuk dasar : kompos 500 g dan pupuk NPK 10 g, pupuk tutup kaki
1 (ZA, TSP, ZK) 10 g, dan pupuk tutup kaki 2 (KNO3) 10 g.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan gejala yang
terdapat di lapangan. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida
organik.
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan secara manual yakni dengan mencabut gulma
dengan tangan maupun cangkul yang tumbuh di dalam polibag maupun di lahan
penelitian. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma dilapangan.
Kutip Daun
Pengutipan daun dilakukan pada beberapa tahapan, yakni:
- 16 HSPT : kutip daun bibit, yakni dengan menyisakan dua daun bagian
- 30 HSPT kutip daun rusak, daun tua, daun bibit, dan daun yang lengket
dengan tanah
Panen
- 44 HSPT : Pemanenan daun pasir yakni dengan mengutip 3 lembar
daun/pokok terbaik dari duduk daun 1-6
- 53 HSPT : Pemanenan daun kaki 1 yakni dengan mengutip 3 lembar
daun/pokok terbaik dari duduk daun 7-15
- 61 HSPT : Pemanenan daun kaki 2 yakni dengan mengutip 2 lembar
daun/pokok terbaik dari duduk daun 15-21
Pengamatan Parameter 1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur mulai 18 hari setelah pindah tanam (HSPT) hingga
60 HSPT dengan intensitas pengamatan 1 minggu. Tinggi tanaman diukur mulai
dari leher akar hingga titik tumbuh dengan menggunakan meteran, selanjutnya
dibuat pacak ukur untuk pengamatan berikutnya.
2. Diameter Batang
Diameter batang diukur mulai 18 hari setelah pindah tanam (HSPT)
hingga 60 HSPT dengan intensitas pengamatan 1 minggu. Diameter batang
diukur 1 cm diatas pacak sampel dengan menggunakan jangka sorong.
3. Jumlah Daun per pokok
Jumlah daun dihitung mulai 18 HSPT hingga 39 HSPT dengan intensitas
pengamatan 1 minggu. Daun yang dihitung adalah daun yang telah berkembang
4. Panjang Daun Pasir
Panjang daun diukur pada 44 HSPT. Daun yang diukur adalah daun pasir
terbaik sebanyak 3 daun yakni diantara daun yang terletak pada duduk daun ke-1
sampai ke-7. Panjang daun diukur dari pangkal daun sampai sampai ke ujung
daun.
5. Lebar Daun Pasir
Lebar daun pasir diukur pada 44 HSPT. Daun yang diukur adalah daun
pasir terbaik sebanyak 3 daun yakni daun yang terletak pada duduk daun ke-1
sampai ke-7. Lebar daun diukur pada bagian daun yang terlebar.
6. Berat Segar Daun Pasir
Berat segar daun pasir diukur pada 44 HSPT. Berat segar daun pasir yang
diukur adalah daun pasir terbaik sebanyak 3 daun yakni daun yang terletak pada
duduk daun ke-1 sampai ke-7 dengan menggunakan timbangan digital.
7. Berat Kering Daun Pasir
Berat kering daun pasir diukur dengan menggunakan timbangan digital
setelah dibersihkan daunnya dari sisa tanah kemudian diovenkan pada suhu 80ºC
selama 24 jam dalam amplop kertas cokelat berlubang.
8. Panjang Daun Kaki I
Panjang daun kaki I diukur pada 53 HSPT. Daun yang diukur adalah daun
kaki I terbaik sebanyak 3 daun yang terletak pada duduk daun ke-8 sampai ke-15.
Panjang daun diukur dari pangkal daun sampai ke ujung daun.
9. Lebar Daun Kaki I
Lebar daun kaki I diukur pada 53 HSPT. Daun yang diukur adalah daun
kaki I terbaik sebanyak 3 daun yang terletak pada duduk daun ke-8 sampai ke-15.
10. Berat Segar Daun Kaki I
Berat segar daun kaki I diukur pada 53 HSPT. Berat segar daun kaki I
yang diukur adalah daun kaki I terbaik sebanyak 3 daun yakni daun yang terletak
pada duduk daun ke-8 sampai ke-15 dengan menggunakan timbangan digital.
11. Berat Kering Daun Kaki I
Berat kering daun kaki I diukur dengan dengan menggunakan timbangan
digital setelah dibersihkan daunnya dari sisa tanah kemudian diovenkan pada
suhu 80ºC selama 24 jam dalam amplop kertas cokelat berlubang.
12. Panjang Daun Kaki II
Panjang daun kaki II diukur pada 61 HSPT. Daun yang diukur adalah
daun kaki II terbaik sebanyak 2 daun yakni yang terletak pada duduk daun ke-16
sampai ke-21. Panjang daun diukur dari pangkal daun sampai sampai ke ujung
daun.
13. Lebar Daun Kaki II
Lebar daun kaki II diukur pada 61 HSPT. Daun yang diukur adalah daun
kaki II terbaik sebanyak 2 daun yakni yang terletak pada duduk daun ke-16
sampai ke-21. Lebar daun diukur pada bagian daun yang terlebar
14. Berat Segar Daun Kaki II
Berat segar daun kaki II diukur pada 61 HSPT. Berat segar daun kaki 2
yang diukur adalah daun kaki II terbaik sebanyak 2 daun yakni daun yang terletak
pada duduk daun ke-16 sampai ke-21 dengan menggunakan timbangan digital.
15. Berat Kering Daun Kaki II
Berat kering daun kaki II diukur dengan dengan menggunakan timbangan
digital setelah dibersihkan daunnya dari sisa tanah kemudian diovenkan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Tinggi Tanaman
Data hasil pengamatan tinggi tanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada
lampiran 6-26 yang menunjukkan bahwa intensitas pemupukan berpengaruh tidak
nyata terhadap tinggi tanaman tembakau Deli umur 18 HSPT (Hari Setelah
Pindah Tanam) tetapi berpengaruh nyata pada umur 25, 32 dan 39 HSPT,
sedangkan dosis pupuk organik berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
tembakau Deli umur 18, 25, 32 dan 39 HSPT. Interaksi antara intensitas
pemupukan dan dosis pupuk organik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
umur 46, 53 dan 60 HSPT.
Tinggi tanaman tembakau Deli umur 18-60 HSPT pada berbagai intensitas
Tabel 1. Tinggi tanaman tembakau Deli umur 18-60 HSPT pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Umur (HSPT)
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….…….cm……….………....
18 P1 (2x) 11,78 11,15 12,55 12,13 10,39 11,6 P2 (3x) 11,48 11,41 12,10 13,43 11,85 12,05
Rataan 11,63 11,28 12,33 12,78 11,12 23,65
25 P1 (2x) 14,72 15,24 15,69 15,78 15,11 15,30 b P2 (3x) 15,92 15,6 16,99 18,59 16,60 16,74 a
Rataan 15,32 15,42 16,34 17,19 15,85 32,05
32 P1 (2x) 23,33 26,42 27,73 25,20 26,30 25,79 b P2 (3x) 29,38 28,38 30,59 28,76 27,61 28,94 a
Rataan 26,35 27,40 29,16 26,98 26,95 54,74
39 P1 (2x) 37,39 39,73 46,81 42,53 44,96 42,28 b P2 (3x) 47,68 48,93 52,84 50,03 47,56 49,40 a
Rataan 42,53 44,33 49,83 46,28 46,26 91,69
46 P1 (2x) 48,86 e 56,85 d 60,90 cd 57,36 cd 66,05 ab 58,01 P2 (3x) 61,60 bc 61,79 bc 69,02 a 59,76 cd 56,25 d 61,69
Rataan 55,23 59,32 64,96 58,56 61,15 119,70
53 P1 (2x) 69,94 d 77,11 bc 77,33 bc 81,86 b 95,77 a 80,40 P2 (3x) 82,78 b 90,00 a 92,65 a 79,25 b 71,92 cd 83,32
Rataan 76,36 83,56 84,99 80,55 83,85 163,73
60 P1 (2x) 91,29 h 153,50 c 128,92 e 163,71b 168,20b 141,12 P2 (3x) 110,80g 180,02 a 178,65 a 122,94 f 141,76d 146,84
Rataan 101,05 166,76 153,79 143,32 154,98 287,97 Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Pada Tabel 1 perlakuan intensitas pemupukan menunjukkan tanaman
tembakau Deli tertinggi pada umur 18 HSPT diperoleh pada P2 (intensitas
pemupukan 3x), pada umur 25, 32, dan 39 HSPT diperoleh pada P2 yang berbeda
Perlakuan dosis pupuk organik menunjukkan tanaman tertinggi pada umur
18 dan 25 HSPT diperoleh pada G4 (20 g/tanaman), sedangkan pada umur 32 dan
39 HSPT diperoleh pada G3 ( 15 g/tanaman).
Perlakuan interaksi menunjukkan pada umur 46 HSPT tanaman tertinggi
diperoleh pada kombinasi perlakuan P2G3 (intensitas pemupukan 3x, dengan dosis
pupuk 15g/tan), pada umur 53 HSPT tanaman tertinggi diperoleh pada kombinasi
perlakuan P1G5 (intensitas pemupukan 2x, dengan dosis pupuk 25g/tan), pada
umur 60 HSPT diperoleh tanaman tertinggi pada P2G2 (intensitas pemupukan 3x,
dengan dosis pupuk 10g/tan).
Pada pengamatan umur 60 HSPT tanaman tertinggi dengan intensitas
pemupukan diperoleh pada P2, perlakuan dosis pupuk organik tanaman tertinggi
diperoleh pada G2, pada interaksi intensitas pemupukan 2x tanaman tertinggi
diperoleh pada G5 (25g/tan) yang berbeda tidak nyata dengan G4(20g/tan) tetapi
berbeda nyata dengan G1(5g/tan), G2(10g/tan), dan G3, sedangkan pada intensitas
pemupukan 3x tanaman tertinggi diperoleh pada G2 yang berbeda tidak nyata
dengan G3 tetapi berbeda nyata dengan G1, G4, danG5, dengan dosis pemupukan 5
g/tan tanaman tertinggi diperoleh pada P2 yang berbeda nyata dengan P1, pada
dosis pemupukan 10 g/tan tanaman tertinggi diperoleh pada P2 yang berbeda
nyata dengan P1, pada dosis pemupukan 15 g/tan tanaman tertinggi diperoleh pada
P2 yang berbeda nyata dengan P1, pada dosis pemupukan 20 g/tan tanaman
tertinggi diperoleh pada P1 yang berbeda nyata dengan P2, pada dosis pemupukan
25 g/tan tanaman tertinggi diperoleh pada P1 yang berbeda nyata dengan P.
Hubungan tinggi tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas
Gambar 1. Histogram Tinggi Tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan umur 60 HSPT
Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa tinggi tanaman tembakau Deli
dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh tinggi pada grafik P1 (intensitas
pemupukan 2x) dengan nilai 141.12 cm dibandingkan dengan P2 (intensitas
pemupukan 3x) dengan nilai 146,84 cm, dimana perlakuan intensitas pemupukan
yang terbaik yaitu P2.
Hubungan tinggi tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
umur 60 HSPT dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan tinggi tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik umur 60 HSPT
Gambar 2 menunjukkan terdapat hubungan kuadratik antara tinggi
tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik dimana tanaman tertinggi
Hubungan tinggi tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
pada berbagai intensitas pemupukan umur 60 HSPT dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan tinggi tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan umur 60 HSPT
Gambar 3 menunjukkan bahwa hubungan tinggi tanaman tembakau Deli
dengan dosis pupuk organik pada intensitas pemupukan 2x (P1) berbentuk
kuadratik dimana tinggi tanaman tembakau Deli maksimum setinggi 166.04 cm
diperoleh pada dosis pupuk organik sebanyak 25.26 g/tan dan pada intensitas
pemupukan 3x (P2) berbentuk kuadratik dimana tinggi tanaman tembakau Deli
maksimum setinggi 169.00 cm diperoleh pada dosis pupuk organik sebanyak
15.11 g/tan.
Diameter Batang
Data hasil pengamatan diameter batang dan sidik ragam dapat dilihat pada
lampiran 27-47 yang menunjukkan bahwa intensitas pemupukan berpengaruh
tidak nyata terhadap diameter batang tembakau Deli umur 18, 32, 39 HSPT tetapi
berpengaruh nyata pada umur 25 HSPT, sedangkan dosis pupuk organik
berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang tembakau Deli umur 25, 32,
intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik berpengaruh nyata terhadap
diameter batang pada umur 46, 53, dan 60 HSPT.
Diameter batang tembakau Deli umur 18-60 HSPT pada berbagai
intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Diameter batang tembakau Deli umur 18-60 HSPT pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Umur (HSPT)
Intensitas pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan
G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
………..…….mm……….………....
18 P1 (2x) 4,19 3,89 4,50 4,69 4,92 4,44
P2 (3x) 4,03 4,57 5,06 4,64 4,88 4,64
Rataan 4,11 c 4,23 bc 4,77 ab 4,66 abc 4,9 a 9,07
25 P1 (2x) 6,76 7,81 7,96 7,24 8,25 7,60 ab
P2 (3x) 8,04 8,09 9,13 8,16 7,94 8,27 a
Rataan 7,40 7,95 8,54 7,70 8,09 15,88
32 P1 (2x) 11,30 12,20 12,41 11,43 12,81 12,03
P2 (3x) 12,57 12,52 13,14 11,15 12,06 12,29
Rataan 11,94 12,36 12,78 11,29 12,43 24,32
39 P1 (2x) 12,81 14,01 14,17 12,28 14,66 13,58
P2 (3x) 13,93 14,60 14,88 13,21 13,31 13,99
Rataan 13,37 14,30 14,52 12,74 13,98 27,57
46 P1 (2x) 14,25 c 15,82 abc 15,55 abc 14,90 bc 16,59 ab 15,43
P2 (3x) 15,37 abc 17,00 a 17,05 a 15,55 abc 14,95 bc 15,99
Rataan 14,81 16,410 16,30 15,22 15,77 31,41
53 P1 (2x) 15,61 e 17,25 bcd 17,15 cd 16,69 de 18,22 abc 16,98
P2 (3x) 16,82 cde 18,71 ab 19,19 a 17,43 bcd 16,62 de 17,76
Rataan 16,22 17,98 18,17 17,06 17,42 34,75
60 P1 (2x) 16,31 e 20,09 bc 18,40 d 21,62 a 19,81 bc 19,25
P2 (3x) 18,95 cd 20,73 b 20,75 b 18,98 cd 18,63 d 19,61
Rataan 17,63 20,41 19,58 20,30 19,22 38,87
Pada Tabel 2 intensitas pemupukan menunjukkan diameter batang
tembakau Deli terbesar pada umur 18, 32, dan 39 HSPT diperoleh pada P2 ,
sedangkan pada umur 25 HSPT diameter batang terbesar diperoleh pada P2 yang
berbeda nyata dengan P1.
Perlakuan dosis pemupukan menunjukkan diameter batang terbesar pada
umur 18 HSPT diperoleh pada G5 yang berbeda tidak nyata dengan G3 dan G4
tetapi berbeda nyata dengan G1 dan G2, sedangkan pada umur 25, 32, dan 39
HSPT diperoleh pada G3.
Perlakuan interaksi pada umur 46 dan 53 HSPT diameter batang terbesar
diperoleh pada kombinasi perlakuan P2G3, sedangkan pada umur 60 HSPT
diameter batang terbesar diperoleh pada kombinasi perlakuan P1G4 (intensitas
pemupukan 2x, dosis pupuk 20g/tan).
Pada pengamatan umur 60 HSPT tanaman terbesar dengan intensitas
pemupukan diperoleh pada P2, pada dosis pupuk organik tanaman terbesar
diperoleh pada G2, pada interaksi intensitas pemupukan 2x diameter batang
terbesar diperoleh pada G4 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya,
sedangkan pada intensitas pemupukan 3x diameter batang terbesar diperoleh pada
G3 yang berbeda tidak nyata dengan G2 tetapi berbeda nyata dengan G1, G4, danG5.
Pada interaksi dosis pemupukan 5 g/tan diameter batang terbesar diperoleh pada
P2 yang berbeda nyata dengan P1, dosis pemupukan 10 g/tan diameter batang
terbesar diperoleh pada P2 yang berbeda tidak nyata dengan P1, dosis pemupukan
15 g/tan diameter batang terbesar diperoleh pada P2 yang berbeda nyata dengan
berbeda nyata dengan P2, dosis pemupukan 25 g/tan diameter batang terbesar
diperoleh pada P1 yang berbeda nyata dengan P2.
Hubungan diameter tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas
pemupukan umur 60 HSPT dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Histogram diameter tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan umur 60 HSPT
Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa diameter tanaman tembakau Deli
dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1 dengan nilai
19.25 mm dibandingkan dengan P2 dengan nilai 19.61, dimana perlakuan
intensitas pemupukan yang terbaik yaitu P2.
Hubungan diameter tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
umur 60 HSPT dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 menunjukkan terdapat hubungan kuadratik antara diameter
tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik dimana tanaman terbesar
20.53 g diperoleh pada pemberian dosis pupuk organik sebanyak 17.32 g/tan.
Hubungan diameter tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
pada berbagai intensitas pemupukan umur 60 HSPT dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Hubungan diameter tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan umur 60 HSPT
Gambar 6 menunjukkan bahwa hubungan diameter tanaman tanaman
tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan
berbentuk linear. Pemberian pupuk organik hingga 25 g/tan pada P1 masih dapat
meningkatkan diameter batang.
Jumlah Daun
Data hasil pengamatan jumlah daun dan sidik ragam dapat dilihat pada
lampiran 48-59 yang menunjukkan bahwa intensitas pemupukan dan dosis pupuk
organik berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tembakau Deli umur 18
HSPT. Interaksi antara intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Jumlah daun tembakau Deli umur 18-39 HSPT pada berbagai intensitas
pemupukan dan dosis pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Jumlah daun tembakau Deli umur 18-39 HSPT pada berbagai intensitas pemupukan dan pemberian pupuk organik
Umur (HSPT)
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan
G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….helai……….………....
18 P1 (2x) 7,58 7,42 7,58 7,58 7,5 7,53
P2 (3x) 7,67 7,5 7,5 8,17 7,25 7,62
Rataan 7,63 7,46 7,54 7,88 7,38 15,15
25 P1 (2x) 9,50 cd 9,83 bcd 10,25abc 9,75 bcd 10,08abcd 9,88
P2 (3x) 10,66 ab 10,50abc 11,08 a 10,41 abc 9,16 d 10,36
Rataan 10,08 10,16 10,66 10,08 9,62 20,25
32 P1 (2x) 12,83 c 13,41 c 14,33ab 14,08 abc 13,91 abc 13,71
P2 (3x) 14,08abc 14,50 a 14,66a 14,08 abc 13,50 bc 14,16
Rataan 13,45 13,95 14,50 14,08 13,70 27,88
39 P1 (2x) 18,416 d 18,83 cd 20,66ab 21,08 a 19,33 cd 19,67
P2 (3x) 19,16 cd 21,00 a 21,08 a 19,75 bc 18,83 cd 19,97
Rataan 18,79 19,91 20,87 20,41 19,08 39,63
Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Pada Tabel 3 intensitas pemupukan menunjukkan jumlah daun tembakau
Deli terbanyak pada umur 18 HSPT diperoleh pada P2, sedangkan pada pemberian
pupuk organik jumlah daun tembakau Deli terbanyak diperoleh pada G4.
Perlakuan interaksi menunjukkan pada umur 25 dan 32 HSPT jumlah daun
terbanyak diperoleh pada kombinasi perlakuan P2G3, sedangkan pada umur 39
HSPT jumlah daun terbanyak diperoleh pada kombinasi perlakuan P2G3 dan P1G4.
Pada pengamatan umur 39 HSPT tanaman terbanyak dengan intensitas
pemupukan diperoleh pada P2, pada dosis pupuk organik tanaman terbanyak
diperoleh pada G4 yang berbeda tidak nyata dengan G3 tetapi berbeda nyata
dengan G1, G2 dan G5, sedangkan pada intensitas pemupukan 3x jumlah daun
terbanyak diperoleh pada G3 yang berbeda tidak nyata dengan G2 tetapi berbeda
nyata dengan G1, G4, dan G5. Pada interaksi dosis pemupukan 5 g/tan diameter
batang terbesar diperoleh pada P2 yang berbeda nyata dengan P1, dosis
pemupukan 10 g/tan diameter batang terbesar diperoleh pada P2 yang berbeda
tidak nyata dengan P1, dosis pemupukan 15 g/tan diameter batang terbesar
diperoleh pada P2 yang berbeda tidak nyata dengan P1, dosis pemupukan 20 g/tan
diameter batang terbesar diperoleh pada P1 yang berbeda nyata dengan P2, dosis
pemupukan 25 g/tan diameter batang terbesar diperoleh pada P1 yang berbeda
tixdak nyata dengan P2.
Hubungan jumlah daun tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas
pemupukan umur 39 HSPT dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Histogram jumlah daun tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan umur 39 HSPT
Pada Gambar 7 menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman tembakau Deli
dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1 dengan nilai
19.67 helai dibandingkan dengan P2 dengan nilai 19.97 helai, dimana perlakuan
Hubungan jumlah daun tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk
organik umur 39 HSPT dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Hubungan jumlah daun tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik umur 39 HSPT
Gambar 8 menunjukkan terdapat hubungan kuadratik antara jumlah daun
tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik dimana tanaman terbanyak
20.28 helai diperoleh pada pemberian dosis pupuk organik sebanyak 14.39 g/tan.
Hubungan jumlah daun tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk
organik pada berbagai intensitas pemupukan umur 39 HSPT dapat dilihat pada
Gambar 9.
Gambar 9. Hubungan jumlah daun tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan umur 39 HSPT
Gambar 9 menunjukkan bahwa hubungan jumlah daun tanaman tembakau
linear. Pemberian pupuk organik hingga 25 g/tan pada P1 masih dapat
meningkatkan jumlah daun.
Panjang Daun Pasir
Data hasil pengamatan panjang daun pasir dan sidik ragam dapat dilihat
pada lampiran 60-62 yang menunjukkan bahwa intensitas pemupukan dan dosis
pupuk organik berpengaruh nyata pada panjang daun pasir, tetapi interaksi
keduanya tidak berpengaruh nyata.
Panjang daun pasir tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan
dan dosis pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Panjang daun pasir tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupu k Organik (g/tan)
Rataan G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….cm……….……….... P1 (2x) 32,01 30,89 30,48 32,53 32,24 31,63 b
P2 (3x) 33,28 34,83 30,04 34,04 31,89 32,82 a
Rataan 32,64 a 32,86 a 30,26 b 33,28 a 32,07 a 64,45 Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 4 menunjukkan daun pasir terpanjang diperoleh pada P2 yang
berbeda nyata dengan P1. Tabel 4 juga menunjukkan daun pasir terpanjang
diperoleh pada G4 yang berbeda tidak nyata dengan G1, G2, dan G5, tetapi berbeda
nyata dengan G3.
Hubungan panjang daun pasir tanaman tembakau Deli dengan berbagai
Gambar 10. Histogram panjang daun pasir tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 10 menunjukkan bahwa panjnag daun pasir tanaman
tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1
dengan nilai 31.63 cm dibandingkan dengan P2 dengan nilai 32.82 cm, dimana
perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik yaitu P2.
Hubungan panjang daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk
organik dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Hubungan panjang daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Gambar 11 menunjukkan terdapat hubungan linier negative antara panjang
daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik yang berarti
semakin banyak dosis pupuk organik diberikan maka semakin rendah panjang
Lebar Daun Pasir
Data hasil pengamatan lebar daun pasir dan sidik ragam dapat dilihat pada
lampiran 63-65 yang menunjukkan bahwa intensitas pemupukan dan dosis pupuk
organik berpengaruh nyata pada lebar daun pasir, tetapi interaksi keduanya tidak
berpengaruh nyata.
Lebar daun pasir tembakau Deli pada berbagai intensitas dan dosis pupuk
organik dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Lebar daun pasir tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….cm……….……….... P1 (2x) 17,34 19,11 18,51 19,28 19,06 18,66 b
P2 (3x) 19,82 20,6 18,61 20,78 18,87 19,74 a
Rataan 18,58 b 19,85 a 18,56 b 20,03 a 18,96 ab 38,4 Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 5 menunjukkan daun pasir terlebar diperoleh pada P2 yang berbeda
nyata dengan P1. Tabel 5 juga menunjukkan daun pasir terlebar diperoleh pada G4
yang berbeda tidak nyata dengan G2 dan G5 tetapi berbeda nyata dengan G1, G3.
Hubungan lebar daun pasir tanaman tembakau Deli dengan berbagai
intensitas pemupukan dapat dilihat pada Gambar 12.
Pada Gambar 12 menunjukkan bahwa lebar daun pasir tanaman tembakau
Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1 dengan nilai
18.66 cm dibandingkan dengan P2 dengan nilai 19.74 cm, dimana perlakuan
intensitas pemupukan yang terbaik yaitu P2.
Hubungan lebar daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk
organik dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Hubungan lebar daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Gambar 13 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara lebar
daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik yang berarti
pemberian pupuk organik hingga 25 g/tan masih dapat meningkatkan lebar daun
pasir.
Bobot Basah Daun Pasir
Data hasil pengamatan bobot basah daun pasir dan sidik ragam dapat
dilihat pada lampiran 66-68 yang menunjukkan bahwa interaksi antara intensitas
pemupukan dengan dosis pupuk organik berpengaruh nyata pada bobot basah
daun pasir.
Bobot basah daun pasir tembakau Deli pada berbagai intensitas dan dosis
Tabel 6. Bobot basah daun pasir tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan pemberian pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik
Rataan
G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….g……….………....
P1 (2x) 26,86 def 26,41 f 28,26 bcde 28,16 bcde 28,52 bcd 27,64
P2 (3x) 29,05 abc 30,64 a 26,58 ef 29,33 ab 27,47 cdef 28,61
Rataan 27,96 28,53 27,42 28,74 28 56,26
Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 6 menunjukkan bobot basah daun pasir terberat pada intensitas
pemupukan 2x diperoleh pada G5 yang berbeda tidak nyata dengan G3 dan G4
tetapi berbeda nyata dengan G1 dan G2, sedangkan pada perlakuan 3x pemupukan
bobot basah teringgi diperoleh pada G2 yang berbeda tidak nyata dengan G4 dan
G1 tetapi berbeda nyata dengan G5 dan G3.
Hubungan bobot basah daun pasir tanaman tembakau Deli dengan
berbagai intensitas pemupukan dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Histogram bobot basah daun pasir tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 14 menunjukkan bahwa bobot basah daun pasir tanaman
tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1
dengan nilai 27.64 g dibandingkan dengan P2 dengan nilai 28.61 g, dimana
Hubungan bobot basah daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis
pupuk organik dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Histogram bobot basah daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Pada Gambar 15 menunjukkan bahwa bobot basah daun pasir tanaman
tembakau Deli dengan dosis pupuk organik diperoleh pada grafik G1 dengan nilai
27.96 g, G2 dengan nilai 28.53 g, G3 dengan nilai 27.42 g, G4 dengan nilai 28.74 g
dan G5 dengan nilai 28 g dimana perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik
yaitu G4.
Hubungan bobot basah daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis
pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16 menunjukkan bahwa hubungan bobot basah daun pasir
tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada berbagai intensitas
pemupukan berbentuk linear. Pemberian pupuk organik hingga 25 g/tan pada P1
masih dapat meningkatkan bobot basah daun pasir.
Bobot Kering Daun Pasir
Data hasil pengamatan bobot kering daun pasir dan sidik ragam dapat
dilihat pada lampiran 69-71 yang menunjukkan bahwa interaksi antara intensitas
pemupukan dengan dosis pupuk organik berpengaruh nyata pada bobot kering
daun pasir.
Bobot kering daun pasir tembakau Deli pada berbagai intensitas
pemupukan dan dosis pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Bobot kering daun pasir tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan pemberian pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….g……….……….... P1 (2x) 2,72 cd 2,65 d 2,81 bcd 2,83 bc 2,81 bcd 2,76
P2 (3x) 2,93 ab 3,07 a 2,68 cd 2,9 ab 2,71 cd 2,86
Rataan 2,83 2,86 2,74 2,87 2,76 5,62
Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 7 menunjukkan bobot kering daun pasir terberat pada intensitas
pemupukan 2x diperoleh pada G4 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan G1,
G3 dan G5 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan G2, sedangkan bobot kering
daun pasir terberat pada intensitas pemupukan 3x diperoleh pada G2 yang berbeda
tidak nyata dengan perlakuan G1 dan G4 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan G3
dan G5.
Hubungan bobot kering daun pasir tanaman tembakau Deli dengan
Gambar 17. Histogram bobot kering daun pasir tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 17 menunjukkan bahwa bobot kering daun pasir tanaman
tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1
dengan nilai 2.76 g dibandingkan dengan P2 dengan nilai 2.86 g, dimana
perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik yaitu P2.
Hubungan bobot kering daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis
[image:30.595.157.464.87.222.2]pupuk organik dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Histogram bobot kering daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Pada Gambar 18 menunjukkan bahwa bobot kering daun pasir tanaman
tembakau Deli dengan dosis pupuk organik diperoleh pada grafik G1 dengan nilai
2.83 g, G2 dengan nilai 2.86 g, G3 dengan nilai 2.74 g, G4 dengan nilai 2.87 g dan
G5 dengan nilai 2.76 g dimana perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik yaitu
[image:30.595.151.471.442.586.2]Hubungan bobot kering daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis
[image:31.595.140.486.141.307.2]pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan dapat dilihat pada Gambar 19
Gambar 19. Hubungan bobot kering daun pasir tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan
Gambar 19 menunjukkan bahwa hubungan bobot kering daun pasir
tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada berbagai intensitas
pemupukan berbentuk linear. Pemberian pupuk organik hingga 25 g/tan pada P1
masih dapat meningkatkan bobot kering daun pasir.
Panjang Daun Kaki 1
Data hasil pengamatan panjang daun kaki 1 dan sidik ragam dapat dilihat
pada lampiran 72-74 yang menunjukkan bahwa interaksi antara intensitas
pemupukan dengan dosis pupuk organik berpengaruh nyata pada panjang daun
kaki 1.
Panjang daun kaki 1 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan
Tabel 8. Panjang daun kaki 1 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….cm……….……….... P1 (2x) 39,19 bc 39,28 bc 38,58 c 39,91 b 38,67 c 39,12
P2 (3x) 39,54 bc 41,31 a 40,09 b 39,77 b 37,09 d 39,56
Rataan 39,37 40,29 39,33 39,84 37,88 78,69 Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 8 menunjukkan daun kaki 1 terpanjang pada intensitas pemupukan
2x diperoleh pada G4 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan G1 dan G2 tetapi
berbeda nyata dengan G3 dan G5, sedangkan daun kaki 1 terpanjang pada
perlakuan pemupukan 3x diperoleh pada G2 yang berbeda nyata dengan perlakuan
lainnya.
Hubungan panjang daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan berbagai
intensitas pemupukan dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Histogram panjang daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 20 menunjukkan bahwa panjnag daun kaki 1
tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada
grafik P1 dengan nilai 39.12 cm dibandingkan dengan P2 dengan nilai 39.56 cm,
[image:32.595.145.472.451.602.2]Hubungan panjang daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis
[image:33.595.161.461.138.282.2]pupuk organik dapat dilihat pada Gambar 21
Gambar 21. Hubungan panjang daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Gambar 21 menunjukkan terdapat hubungan kuadratik antara panjang
daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik dimana tanaman
terpanjang 40.08 cm diperoleh pada pemberian dosis pupuk organik sebanyak
12.5 g/tan.
Hubungan panjang daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis
[image:33.595.161.464.493.643.2]pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Hubungan panjang daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan
Gambar 22 menunjukkan bahwa hubungan panjang daun kaki 1 tanaman
tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada P1 berbentuk kuadratik dimana
diperoleh pada dosis pupuk organik sebanyak 22.5 g/tan dan pada P2 berbentuk
kuadratik dimana panjang daun kaki 1 tanaman tembakau Deli maksimum
sepanjang 41.00 cm diperoleh pada dosis pupuk organik sebanyak 12.63 g/tan.
Lebar Daun Kaki 1
Data hasil pengamatan lebar daun kaki 1 dan sidik ragam dapat dilihat
pada lampiran 75-77 yang menunjukkan bahwa intensitas pemupukan dan dosis
pupuk organik berpengaruh nyata pada lebar daun kaki 1 , sedangkan interaksi
antara intensitas pemupukan dengan dosis pupuk organik tidak berpengaruh nyata
pada lebar daun kaki 1.
Lebar daun kaki 1 tembakau Deli pada berbagai intensitas dan dosis
[image:34.595.112.511.418.567.2]pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
Tabel 9. Lebar daun kaki 1 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupu k Organik (g/tan)
Rataan G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….cm……….……….... P1 (2x) 23,85 23,97 23,58 24,04 22,89 23,66 a
P2 (3x) 23,63 23,89 23,36 23,04 22,39 23,26 b
Rataan 23,74 a 23,93 a 23,47 a 23,54 a 22,64 b 46,93 Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 9 menunjukkan daun kaki 1 terlebar diperoleh pada P1 yang berbeda
nyata dengan P2. Tabel 9 juga menunjukkan daun kaki 1 terlebar diperoleh pada
G2 yang berbeda tidak nyata dengan G1, G3, G4, tetapi berbeda nyata dengan G5.
Hubungan lebar daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan berbagai
Gambar 23. Histogram lebar daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 23 menunjukkan bahwa lebar daun kaki 1 tanaman
tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1
dengan nilai 23.66 cm dibandingkan dengan P2 dengan nilai 23.26 cm, dimana
perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik yaitu P1.
Hubungan lebar daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk
organik dapat dilihat pada Gambar 24.
Gambar 24. Hubungan lebar daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Gambar 24 menunjukkan terdapat hubungan linier negative antara lebar
daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik yang berarti
semakin banyak dosis pupuk organik diberikan maka semakin rendah lebar daun
[image:35.595.156.465.443.599.2]Bobot Basah Daun Kaki 1
Data hasil pengamatan bobot basah daun kaki 1 dan sidik ragam dapat
dilihat pada lampiran 78-80 yang menunjukkan bahwa intensitas pemupukan dan
dosis pupuk organik berpengaruh nyata pada bobot basah daun kaki 1, dan
interaksi antara intensitas pemupukan dengan dosis pupuk organik tidak
berpengaruh nyata pada bobot basah daun kaki 1.
Bobot basah daun kaki 1 tembakau Deli pada berbagai intensitas
pemupukan dan dosis pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Bobot basah daun kaki 1 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….g……….……….... P1 (2x) 33,26 34,01 33,26 34,1 32,7 33,47 ab
P2 (3x) 34,09 34,89 34,35 34,58 32,02 33,99 a
Rataan 33,67 a 34,45 a 33,81 a 34,34 a 32,36 b 67,45 Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 10 menunjukkan bobot basah daun kaki 1 terberat diperoleh pada P2
yang berbeda tidak nyata dengan P1. Tabel 10 juga menunjukkan bobot basah
daun kaki 1 terberat diperoleh pada G2 yang berbeda tidak nyata dengan G1, G3,
G4, tetapi berbeda nyata dengan G5.
Hubungan bobot basah daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan
[image:36.595.113.519.350.455.2]Gambar 25. Histogram bobot basah daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 25 menunjukkan bahwa bobot basah daun kaki 1 tanaman
tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1
dengan nilai 33.47 g dibandingkan dengan P2 dengan nilai 33.99 g, dimana
perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik yaitu P1.
Hubungan bobot basah daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis
[image:37.595.168.457.440.598.2]pupuk organik dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Hubungan bobot basah daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Gambar 26 menunjukkan terdapat hubungan kuadratik antara bobot basah
daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik dimana bobot
basah daun kaki 1 maksimum seberat 34.46 g diperoleh pada pemberian dosis
Bobot Kering Daun Kaki 1
Data hasil pengamatan bobot kering daun kaki 1 dan sidik ragam dapat
dilihat pada lampiran 81-83 yang menunjukkan bahwa dosis pupuk organik
berpengaruh nyata pada bobot kering daun kaki 1, sedangkan intensitas
pemupukan dan interaksi antara intensitas pemupukan dengan dosis pupuk
organik tidak berpengaruh nyata pada bobot kering daun kaki 1.
Bobot kering daun kaki 1 tembakau Deli pada berbagai intensitas
[image:38.595.110.510.325.448.2]pemupukan dan dosis pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11. Bobot kering daun kaki 1 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan
G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….g……….………....
P1 (2x) 3,31 3,38 3,3 3,38 3,25 3,33
P2 (3x) 3,38 3,45 3,42 3,43 3,17 3,37
Rataan 3,35 a 3,42 a 3,36 a 3,41 a 3,21 b 6,7
Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 11 menunjukkan bobot kering daun kaki 1 terberat cenderung
diperoleh pada P2. Tabel 11 juga menunjukkan bobot kering daun kaki 1 terberat
diperoleh pada G2 yang berpengaruh tidak nyata dengan G1, G3, G4, tetapi berbeda
nyata dengan G5.
Hubungan bobot kering daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan
Gambar 27. Histogram bobot kering daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 27 menunjukkan bahwa bobot kering daun kaki 1 tanaman
tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1
dengan nilai 3.33 g dibandingkan dengan P2 dengan nilai 3.37 g, dimana
perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik yaitu P1.
Hubungan bobot kering daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis
[image:39.595.161.464.452.616.2]pupuk organik dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28. Hubungan bobot kering daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan berbagai dosis pupuk organik
Gambar 28 menunjukkan terdapat hubungan kuadratik antara bobot kering
daun kaki 1 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik dimana bobot
kering daun kaki 1 maksimum seberat 3.45 g diperoleh pada pemberian dosis
Panjang Daun kaki 2
Data hasil pengamatan panjang daun kaki 2 dan sidik ragam dapat dilihat
pada lampiran 84-86 yang menunjukkan bahwa interaksi antara intensitas
pemupukan dengan dosis pupuk organik berpengaruh nyata pada panjang daun
kaki 2.
Panjang daun kaki 2 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan
dan dosis pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.
Tabel 12. Panjang daun kaki 2 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Pupuk Organik (g/tan)
Rataan G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….cm……….……….... P1 (2x) 40,85 cde 40,52 ef 40,6 def 41,48 ab 40,38 ef 40,76
P2 (3x) 41,31 abc 41,36 abc 41,63 a 41,05 bcd 39,53 f 40,98
Rataan 41,08 40,94 41,11 41,27 39,95 81,74
Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 12 menunjukkan daun kaki 2 terpanjang pada intensitas pemupukan
2x diperoleh pada G4 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, sedangkan
daun kaki 2 terpanjang pada perlakuan pemupukan 3x diperoleh pada G3 yang
berbeda tidak nyata dengan G1 dan G2 tetapi berbeda nyata dengan G4 dan G5.
Hubungan panjang daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan berbagai
Gambar 29. Histogram panjang daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 29 menunjukkan bahwa panjang daun kaki 2 tanaman
tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1
dengan nilai 40.76 cm dibandingkan dengan P2 dengan nilai 40.98 cm, dimana
perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik yaitu P2.
Hubungan panjang daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis
[image:41.595.169.448.91.232.2]pupuk organik dapat dilihat pada Gambar 30.
Gambar 30. Hubungan panjang daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Gambar 30 menunjukkan terdapat hubungan kuadratik antara panjang
daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik dimana panjang
daun kaki 2 maksimum seberat 41.38 cm diperoleh pada pemberian dosis pupuk
[image:41.595.167.456.441.580.2]Hubungan panjang daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis
[image:42.595.150.469.143.298.2]pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan dapat dilihat pada Gambar 31.
Gambar 31. Hubungan panjang daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada berbagai intensitas pemupukan
Gambar 31 menunjukkan bahwa hubungan panjang daun kaki 2 tanaman
tembakau Deli dengan dosis pupuk organik pada P1 berbentuk kuadratik dimana
panjang daun kaki 2 tanaman tembakau Deli maksimum sepanjang 40.89 cm
diperoleh pada dosis pupuk organik sebanyak 16 g/tan dan pada P2 berbentuk
kuadratik dimana panjang daun kaki 1 tanaman tembakau Deli maksimum
sepanjang 41.72 cm diperoleh pada dosis pupuk organik sebanyak 12 g/tan.
Lebar Daun Kaki 2
Data hasil pengamatan lebar daun kaki 2 dan sidik ragam dapat dilihat
pada lampiran 87-89 yang menunjukkan bahwa intensitas pemupukan, dosis
pupuk organik, dan interaksi antara intensitas pemupukan dengan dosis pupuk
organik berpengaruh tidak nyata pada lebar daun kaki 2.
Lebar daun kaki 2 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan
Tabel 13. Lebar daun kaki 2 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan
G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….cm……….………....
P1 (2x) 21,43 21,02 20,96 21,18 20,65 21,05
P2 (3x) 20,96 21,15 21,18 21,12 20,73 21,03
Rataan 21,19 21,08 21,07 21,15 20,69 42,08
Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 13 menunjukkan daun kaki 2 terlebar pada perlakuan intensitas
pemupukan cenderung diperoleh pada P1 sedangkan daun kaki 2 terlebar pada
pemberian pupuk organik cenderung diperoleh pada G1.
Hubungan lebar daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan berbagai
[image:43.595.157.464.383.520.2]intensitas pemupukan dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 32. Histogram lebar daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 32 menunjukkan bahwa lebar daun kaki 2 tanaman
tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1
dengan nilai 21.05 cm dibandingkan dengan P2 dengan nilai 21.03 cm, dimana
perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik yaitu P1.
Hubungan lebar daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk
Gambar 33. Histogram lebar daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Pada Gambar 33 menunjukkan bahwa lebar daun kaki 2 tanaman
tembakau Deli dengan dosis pupuk organik diperoleh pada grafik G1 dengan nilai
21.19 cm, G2 dengan nilai 21.08 cm, G3 dengan nilai 21.07 cm, G4 dengan nilai
21.15 cm dan G5 dengan nilai 20.69 cm dimana perlakuan intensitas pemupukan
yang terbaik yaitu G1.
Bobot Basah Daun Kaki 2
Data hasil pengamatan bobot basah daun kaki 2 dan sidik ragam dapat
dilihat pada lampiran 90-92 yang menunjukkan bahwa intensitas pemupukan,
dosis pupuk organik, dan interaksi antara intensitas pemupukan dengan dosis
pupuk organik berpengaruh tidak nyata pada bobot basah daun kaki 2.
Bobot basah daun kaki 2 tembakau Deli pada berbagai intensitas
pemupukan dan dosis pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.
Tabel 14. Bobot basah daun kaki 2 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan
G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….g……….………....
P1 (2x) 35,34 34,85 35,55 35,57 35,08 35,28
P2 (3x) 35,69 35,73 36,32 34,27 34,13 35,23
Rataan 35,51 35,29 35,93 34,92 34,6 70,51
[image:44.595.112.520.627.714.2]Tabel 14 menunjukkan daun kaki 2 terberat pada perlakuan intensitas
pemupukan cenderung diperoleh pada P1 sedangkan daun kaki 2 terberat dengan
pemberian pupuk organik cenderung diperoleh pada G3.
Hubungan bobot basah daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan
berbagai intensitas pemupukan dapat dilihat pada Gambar 34.
Gambar 34. Histogram bobot basah kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 34 menunjukkan bahwa bobot basah kaki 2 tanaman
tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1
dengan nilai 35.28 g dibandingkan dengan P2 dengan nilai 35.23 g, dimana
perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik yaitu P1.
Hubungan bobot basah kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis
[image:45.595.166.459.230.367.2]Gambar 35. Histogram bobot basah kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Pada Gambar 35 menunjukkan bahwa bobot basah kaki 2 tanaman
tembakau Deli dengan dosis pupuk organik diperoleh pada grafik G1 dengan nilai
35.51 g, G2 dengan nilai 35.29 g, G3 dengan nilai 35.93 g, G4 dengan nilai 34.92 g
dan G5 dengan nilai 34.6 g dimana perlakuan intensitas pemupukan yang terbaik
yaitu G3.
Bobot Kering Daun Kaki 2
Data hasil pengamatan bobot kering daun kaki 2 dan sidik ragam dapat
dilihat pada lampiran 93-95 yang menunjukkan bahwa dosis pupuk organik
berpengaruh nyata terhadap bobot kering daun kaki 2, tetapi intensitas
pemupukan dan interaksi antara intensitas pemupukan dengan dosis pupuk
organik berpengaruh tidak nyata pada bobot kering daun kaki 2.
Bobot kering daun kaki 2 tembakau Deli pada berbagai intensitas
Tabel 15. Bobot kering daun kaki 2 tembakau Deli pada berbagai intensitas pemupukan dan dosis pupuk organik
Intensitas Pemupukan
Dosis Pupuk Organik (g/tan)
Rataan G1 (5) G2 (10) G3 (15) G4 (20) G5 (25)
……….g……….………....
P1 (2x) 3,55 3,52 3,55 3,53 3,5 3,53
P2 (3x) 3,6 3,58 3,63 3,54 3,41 3,55
Rataan 3,58 a 3,55 a 3,59 a 3,53 ab 3,45 b 7,08 Keterangan : Angka - angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5 %
Tabel 15 menunjukkan daun kaki 2 terlebar pada perlakuan intensitas
pemupukan cenderung diperoleh pada P2 sedangkan daun kaki 2 terlebar dengan
pemberian pupuk organik diperoleh pada G3 yang tidak berbeda nyata terhadap
G1, G2, dan G4 tetapi berbeda nyata dengan G5.
Hubungan bobot kering daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan
[image:47.595.110.507.112.245.2]berbagai intensitas pemupukan dapat dilihat pada Gambar 36.
Gambar 36. Histogram bobot kering daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan
Pada Gambar 36 menunjukkan bahwa bobot kering daun kaki 2 tanaman
tembakau Deli dengan berbagai intensitas pemupukan diperoleh pada grafik P1
dengan nilai 3.53 g dibandingkan dengan P2 dengan nilai 3.55 g, dimana
[image:47.595.157.464.428.566.2]Hubungan bobot kering daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis
[image:48.595.166.456.142.288.2]pupuk organik dapat dilihat pada Gambar 37.
Gambar 37. Histogram bobot kering daun kaki 2 tanaman tembakau Deli dengan dosis pupuk organik
Pada Gambar 37 menunjukkan bahwa bobot kering daun kaki 2 tanaman
tembakau Deli dengan dosis pupuk organik diperoleh pada grafik G1
dengan nilai 3.58 g, G2 dengan nilai 3.55 g, G3 dengan nilai 3.59 g, G4 dengan
nilai 3.53 g dan G5 dengan nilai 3.45 g dimana perlakuan intensitas pemupukan
yang terbaik yaitu G3.
Pembahasan
Respon Pertumbuhan Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) Terhadap Intensitas Pemberian Pupuk Organik.
Berdasarkan pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa intensitas
pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman
25-60 HSPT, diameter batang pada 25 dan 54 HSPT, jumlah daun pada 25 dan 32
HSPT, panjang daun pasir, lebar daun pasir, bobot basah daun pasir, bobot kering
daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun kaki 1, bobot basah daun kaki 1,
panjang daun kaki 2.
Intensitas pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter
tinggi tanaman pada 25, 32, 39, 46, 53, dan 60 HSPT. Pada 25 HSPT rataan tinggi
perlakuan P1 (15,3 cm), pada 32 HSPT rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat
pada perlakuan P2 (28,94 cm) dan rataan terendah pada perlakuan P1 (25,79 cm),
pada 39 HSPT rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (49,40
cm) dan rataan terendah pada perlakuan P1 (42,28 cm), pada 46 HSPT rataan
tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (61,69 cm) dan rataan
terendah pada perlakuan P1 (58,01 cm), pada 53 HSPT rataan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (83,32 cm) dan rataan terendah pada
perlakuan P1 (80,40 cm), sedangkan pada 60 HSPT rataan tinggi tanaman
tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (146,84) dan rataan terendah pada perlakuan
P1 (141,12 cm).
Hal ini dapat dipengaruhi oleh karena perbedaan intensitas pemberian
pupuk organik menandakan perbedaan jumlah penerimaan pupuk organik yang
dibutuhkan oleh tanaman. Semakin terpenuhinya pupuk organik yang dibutuhkan
oleh tanaman semakin baik pula pertumbuhan tanaman tersebut. Menurut
Barbarick (2006) pupuk organik tidak mengandung unsur hara dalam jumlah yang
besar namun penambahan bahan organik kedalam tanah dapat berpengaruh positif
terhadap defisiensi Nitrogen pada tanaman. Dengan berkurangnya defisiensi
Nitrogen, maka serapan Nitrogen akan lebih efektif, sehingga kebutuhan Nitrogen
pada fase vegetatif akan tercukupi.
Intensitas pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter
diameter tanaman pada 25 dan 54 HSPT juga terhadap parameter jumlah daun
pada 25 dan 32 HSPT. Pada 25 HSPT rataan diameter tanaman tertinggi terdapat
pada perlakuan P2 (8,27 mm) dan rataan terendah pada perlakuan P1 (7,6 mm),
perlakuan P2 (17,76 cm) dan rataan terendah pada perlakuan P1 (16,98 cm). Pada
25 HSPT rataan jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (10,36 helai)
dan rataan terendah pada perlakuan P1 (9,88 helai), sedangkan pada 32 HSPT
rataan jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (14,16 helai) dan rataan
terendah pada perlakuan P1 (13,71 helai).
Hal ini dikarenakan oleh kegunaan pupuk organik itu sendiri yang berguna
memperbaiki struktur tanah dimana struktur tanah yang semula padat menjadi
gembur serta akan memperlancar proses fisiologis di akar dan akan
mempermudah penyerapan air ke dalam tanah. Hal ini sesuai dengan literatur
Simanungkalit dkk (2006) yang menyatakan bahwa dengan struktur tanah yang baik berarti difusi O2 atau aerasi akan lebih banyak, sehingga proses fisiologis di
akar akan lancar. Perbaikan agregat tanah menjadi lebih remah akan
mempermudah penyerapan air ke dalam tanah.
Intensitas pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter
panjang daun pasir, lebar daun pasir, bobot basah daun pasir, juga terhadap bobot
kering daun pasir. Pada rataan panjang daun pasir tanaman tertinggi terdapat
pada perlakuan P2 (32,82 cm) dan rataan terendah pada perlakuan P1 (31,63 cm),
sedangkan rataan lebar daun pasir tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P2
(19,74 cm) dan rataan terendah pada perlakuan P1 (18,66 cm). Rataan bobot basah
daun pasir tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (28,61 gr) dan rataan
terendah pada perlakuan P1 (27,64 gr), sedangkan rataan bobot kering daun pasir
tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (2,86 gr) dan rataan terendah pada
perlakuan P1 (2,76 gr). Hal tersebut dapat disebabkan oleh karena penambahan
peningkatan kadar Nitrogen, maka serapan Nitrogen oleh tanaman juga akan
meningkat. Hal tersebut sesuai dengan literatur Irwan, dkk., (2005) yang menyatakan bahwa Serapan Nitrogen yang meningkat menyebabkan kebutuhan
Nitrogen pada fase vegetatif tanaman akan tercukupi, sehingga akan
meningkatkan biomasa tanaman.
Intensitas pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter
panjang daun kaki 1, lebar daun kaki 1, bobot basah daun kaki 1, juga terhadap
panjang daun kaki 2. Pada rataan panjang daun kaki 1 tanaman tertinggi terdapat
pada perlakuan P2 (39,56 cm) dan rataan terendah pada perlakuan P1 (39,12 cm),
sedangkan rataan lebar daun kaki 1 tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P1
(23,66 cm) dan rataan terendah pada perlakuan P1 (23,26 cm). Rataan bobot basah
daun kaki 1 tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (33,99 gr) dan rataan
terendah pada perlakuan P1 (33,47 gr), sedangkan rataan panjang daun kaki 2
tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (40,98 cm) dan rataan terendah pada
perlakuan P1 (40,76 cm). Hal tersebut dapat disebabkan oleh karena pertumbuhan
tanaman tembakau sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air sebagai faktor
pendukungnya, sedangkan penambahan pupuk organik membantu menjaga daya
tahan air sehingga dapat tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai
dengan Roidah (2013) yang menyatakan bahwa Kandungan unsur hara dalam
pupuk organik tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai fungsi lain
yaitu dapat memperbaiki sifat – sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah,
porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation – kation tanah.
Berdasarkan pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa dosis
pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman
46-60 HSPT, diameter batang pada 18 dan 46-60 HSPT, jumlah daun pada 25-39
HSPT, panjang daun pasir, lebar daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun kaki
1, bobot basah daun kaki 1, bobot kering daun kaki 1, panjang daun kaki 2, dan
bobot kering daun kaki 2.
Dosis pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter
tinggi tanaman pada 46-60 HSPT. Pada 46 HSPT rataan tinggi tanaman tertinggi
terdapat pada perlakuan G3 (64,96 cm) dan rataan terendah pada perlakuan G1
(55,23 cm), pada 54 HSPT rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan G3 (84,99 cm) dan rataan terendah pada perlakuan G1 (76,36 cm),
sedangkan pada pada 60 HSPT rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan G2 (166,76 cm) dan rataan terendah pada perlakuan G1 (101,05 cm).
Pengaruh nyata pada 46-60 HSPT dapat disebabkan oleh karena pupuk organik
memerlukan waktu untuk terombak sehingga dapat diserap oleh tanaman. Hal ini
sesuai dengan literatur Simanungkalit (2006) yang menyatakan bahwa Pupuk
organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase
perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus atau bahan organik
tanah.
Dosis pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter
diameter tanaman pada 18, 46, 53, dan 60 HSPT. Pada 18 HSPT rataan diameter
tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan G5 (4,9 mm) dan rataan terendah pada
perlakuan G1 (4,11 mm), pada 46 HSPT rataan diameter tanaman tertinggi
(14,81 mm), pada 53 HSPT rataan diameter tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan G3 (18,17 mm) dan rataan terendah pada perlakuan G1 (16,22 mm),
sedangkan pada pada 60 HSPT rataan diameter tanaman tertinggi terdapat pada
perlakuan G2 (20,41 mm) dan rataan terendah pada perlakuan G1 (17,63 mm). Hal
tersebut dapat terjadi oleh karena penambahan bahan organik dapat membantu
tanah dalam kemampuannya menahan air, sehingga air yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman tersedia. Hal tersebut sesuai dengan Atmojo (2003) yang
menyatakan bahwa Pengaruh bahan organik terhadap peningkatan porositas tanah
di samping berkaitan dengan aerasi tanah, juga berkaitan dengan status kadar air
dalam tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan kemampuan
menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan
tanaman meningkat.
Dosis pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter
jumlah daun pada 25-39 HSPT. Pada 25 HSPT rataan jumlah daun tertinggi
terdapat pada perlakuan G3 (10,66 helai) dan rataan terendah pada perlakuan G5
(9,62 helai), pada 32 HSPT rataan jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan
G3 (14,5 helai) dan rataan terendah pada perlakuan G1 (13,45 helai), sedangkan
pada pada 39 HSPT rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan G3
(20,87 helai) dan rataan terendah pada perlakuan G1 (18,79 helai). Hal ini dapat
terjadi oleh karena pengaruh penambahan pupuk organik dapat membantu
perbaikan sifat fisik dan biologi tanah sehingga kebutuhan tanah untuk
pertumbuhan tanaman tercukupi. Sebgaimana diketahui dalam Hanum (2008)
yang menyatakan bahwa Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki
dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, Derajat keasaman tanah
yang baik untuk tanaman tembakau adalah 5-5,6; tanaman tembakau tidak sesuai
dengan tanah yang kering dan kurang akan kandungan oksigen.
Dosis pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter
panjang daun pasir, lebar daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun kaki 1, dan
panjang daun kaki 2. Pada parameter panjang daun pasir rataan panjang daun
pasir tertinggi terdapat pada perlakuan G4 (33,28 cm) dan rataan terendah pada
perlakuan G3 (30,26 cm), pada lebar daun pasir rataan lebar daun pasir tertinggi
terdapat pada perlakuan G4 (20,03 cm) dan rataan terendah pada perlakuan G3
(18,56 cm), sedangkan pada panjang daun kaki 1 rataan panjang daun kaki 1
tertinggi terdapat pada perlakuan G2 (40,29 cm) dan rataan terendah pada
perlakuan G5 (37,88 cm). Pada lebar daun kaki 1 rataan lebar daun kaki 1 tertinggi
terdapat pada perlakuan G2 (23,93 cm) dan rataan terendah pada perlakuan G5
(22,64 cm), sedangkan pada panjang daun kaki 2 rataan panjang daun kaki 2
tertinggi terdapat pad