• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN CORPORATE GOVERNANCE DAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP INTERNAL FRAUD PADA BANK UMUM INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN CORPORATE GOVERNANCE DAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP INTERNAL FRAUD PADA BANK UMUM INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN

CORPORATE GOVERNANCE DAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP INTERNAL FRAUD PADA BANK UMUM INDONESIA

Oleh :

Ahmad Hikam Hidayaturrahman Dosen Pembimbing:

Drs. Imam Subekti, Ph.D., Ak., CA

ABSTRACT

The purpose of this research is to discover the influence of the implementation quality of corporate governance and intellectual capital on the internal fraud. The implementation quality of corporate governance is measured by the scoring based on the self assesment rate of the good corporate governance implementation of the company. Moreover, the Value Added Intellectual Capital (VAIC) is used to measure the efficiency of the use of intellectual capital. While the internal fraud is measured by using the amount of deviations or fraud committed by the board of management, full-time employees and outsourced employees regarding to the process of bank operational activities that affect the financial condition of the bank significantly which is the impact of the deviation of more than Rp 100.000.000,00 (one hundred million rupiah). By using purposive sampling technique, 160 observation data were obtained out of 32 samples of commercial banks in Indonesia in the span of 5 years (2014-2018) which acquired from Indonesia Stock Exchange. The multiple regression analysis was used in this research to test the hypothesis. The results of this research show that (1) the implementation quality of the corporate governance has a negative and significant influences on the occurence of the internal fraud on the companies that exists in the samples; (2) the intellectual capital has a negative and significant influences on the occurence of the internal fraud on the commercial banks listed in Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Corporate Governance, Intellectual Capital, Internal Fraud, Commercial Bank of Indonesia, VAIC

PENDAHULUAN

Industri perbankan adalah industri yang memiliki regulasi sangat ketat karena segala transaksi yang terjadi harus dilaporkan ke Bank Indonesia. Akan tetapi berdasarkan survai fraud Indonesia 2016, industri perbankan menjadi industri yang paling dirugikan kedua dengan persentase 15,9% (ACFE Indonesia, 2016).

Siapapun bisa menjadi pelaku fraud, tanpa terkecuali pegawai bank itu sendiri.

Bahkan pelaku fraud ternyata ada di setiap kalangan, mulai dari staf biasa hingga direktur suatu bank (Yoga, 2016). Oleh karena itu terciptalah teori pencegahan

(2)

fraud baru dengan cara mengatur kinerja sumber daya manusia perusahaan seperti corporate governance dan intellectual capital.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital dan kualitas pelaksanaan corporate governance terhadap internal fraud. Ukuran intellectual capital yang dipakai adalah Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) yang diambil dari penelitian (Darabi et.al., 2011; Pulic, 1998). Lalu ukuran kualitas pelaksanaan Corporate Governance adalah peringkat faktor penilaian sendiri (sell assessment) dari bank yang menjadi sampel penelitian.

Sedangkan ukuran internal fraud adalah jumlah kasus internal fraud dengan dampak finansial lebih dari Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah). Penelitian ini dilakukan pada bank umum yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2014- 2018. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah penambahan variabel intectual capital untuk menguji efisiensi dan value added dari sumber daya manusia perusahaan.

TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Teori keagenan dilandasi dengan beberapa asumsi, salah satunya menyatakan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri.

Kondisi ini memunculkan agency problem yang merupakan suatu kondisi konflik kepentingan yang muncul dari pihak-pihak tertentu yang merupakan bagian- bagian perusahaan. Untuk melindungi kepentingan masing-masing pihak, maka diperlukan corporate governance dan peningkatan pemanfaatan intellectual capital yang dapat mensejajarkan serta mengoptimalkan kepentingan semua pihak yang berhubungan dengan perusahaan, sehingga kemungkinan terjadi kecurangan dapat diperkecil.

Stakeholder theory memberi pandangan bahwa perusahaan memiliki fungsi untuk melayani kepentingan publik yang lebih luas, yaitu untuk meningkatkan kemampuan menciptakan nilai sebagai dampak dari aktivitas operasional yang dilakukan dan meminimalisir kerugian yang mungkin muncul bagi para stakeholder. Sehingga hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas sumber daya inilah perusahaan akan dapat menciptakan value added yang diharapkan dapat memaksimalkan kepentingan stakeholders dan meminimalisir kemungkinan kerugian yang muncul akibat internal fraud.

Kualitas Pelaksanaan Corporate Governance dan Internal Fraud

Untuk melindungi kepentingan masing-masing pihak dari masalah keagenan baik tipe I antara agen dan pemilik perusahaan maupun tipe II antara pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas, maka diperlukan pelaksanaan corporate governance yang dapat mensejajarkan kedua belah pihak, sehingga kemungkinan terjadi internal fraud yang merugikan stakeholder dapat diperkecil.

Telah banyak penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti mengenai mekanisme dan struktur corporate governance terhadap terjadinya fraud, manajemen laba maupun kualitas laporan keuangan (Chen et.al., 2006; Chen& lin, 2007; Razali& Arshad, 2014, Widodo& Syafrudin, 2017;dll). Penelitian- penelitian tersebut membuktikan bahwa jika prinsip dan mekanisme corporate governance diterapkan dengan baik, akan menekan terjadinya kecurangan dan meningkatkan transparansi perusahaan. Beradasarkan landasan teori tersebut dan

(3)

diperkuat oleh hasil penelitian sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi hipotesis yang diajukan antara peringkat faktor kualitas pelaksanaan corporate governance dan terjadinya internal fraud adalah:

H1 : Kualitas pelaksanaan corporate governance berpengaruh negatif terhadap internal fraud.

Intellectual Capital dan Internal Fraud

Perusahaan harus memaksimalkan modal intelektual untuk mencegah terjadinya internal fraud agar kerugian bagi stakeholder dapat diminimalisir.

Stanusch (2013) merekomendasikan metode baru untuk mencegah terjadinya korupsi, yaitu dengan memperhatikan pengembangan Intellectual Capital. Darabi et.al (2012) menunjukkan bahwa intellectual capital dan komponen human capital memberikan dampak positif yang signifikan terhadap earning quality dan menyimpulkan bahwa intellectual capital memiliki peran positif pada kegiatan dan pelaporan keuangan. Beradasarkan landasan teori tersebut dan diperkuat oleh hasil penelitian sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi hipotesis yang diajukan adalah:

H2: Intellectual capital berpengaruh negatif terhadap internal fraud.

METODA PENELITIAN

Dalam bagian ini dibahas mengenai populasi dan kriteria pemilihan sampel, pengukuran variabel penelitian, serta metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut penjelasan secara lebih rinci mengenai metode penelitian tersebut.

Populasi dan Kriteria Pemilihan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh bank umum yang listing di Bursa Efek Indonesia. Metode pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan teknik judgement sampling. Adapun kriteria- kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

a) Perusahaan merupakan perusahaan perbankan di Indonesia

b) Perusahaan terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2014, sebab data observasi yang dibutuhkan adalah selama 5 (lima) tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2014 hingga tahun 2018.

c) Perusahaan tidak memiliki value added yang negatif selama periode penelitian. Hasil perhitungan value added yang negatif akan membuat perhitungan VAICTM menjadi bias.

Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah internal fraud. Internal fraud menggunakan jumlah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kegiatan operasional bank yang mempengaruhi kondisi keuangan bank secara signifikan yakni dampak penyimpangan lebih dari Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Variabel independen penelitian ini adalah kualitas pelaksanaan corporate governance dan intellectual capital. Kualitas pelaksanaan corporate governance

(4)

diukur menggunakan skoring dari peringkat nilai komposit hasil penilaian sendiri (self assessment) atas pelaksanaan corporate governance yang baik (GCG) sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP tahun 2013 mengenai pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum. Intellectual capital dalam penelitian ini diukut menggunakan model yang diciptakan oleh Pulic (1998) yaitu Value Added Intellectual Coeffisient (VAICTM).

variabel kontrol yang digunakan penelitian adalah ukuran perusahaan (SIZE). Ukuran perusahaan diukur menggunakan logaritma natural atas total aset yang dimiliki perusahaan.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis regresi linear berganda, dan analisis asumsi klasik.

Masing-masing dari analisis ini dilakukan satu persatu baik dengan berurutan ataupun tidak. Model regresi yang dikembangkan adalah sebagai berikut :

( ) ( ) ( ) Keterangan :

FRAUD : Internal Fraud

GCG : Skor Kualitas pelaksanaan corporate governance

VAIC : Intellectual capital (Value Added Intelletual Coefficient) SIZE : Ukuran perusahaan

β0 : Konstanta

β1,2,3... : Koefisien regresi

ε : error term

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari jumlah populasi dalam penelitian tersebut diperoleh 32 perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Hal ini dikarenakan 32 perusahaan tersebut yang dapat diakses dan memenuhi kriteria pemilihan sampel.

Ringkasan prosedur pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Prosedur Pemilihan Sampel

No Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah

1. Jumlah perusahaan perbankan umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 hingga tahun 2018 serta tidak mengalami delisted pada periode tersebut

42

2. Perusahaan tidak menyediakan laporan tahunan dengan lengkap selama periode 2014-2018

(7) 3. Perusahaan memiliki value added negatif pada tahun

2014 hingga tahun 2018

(3) 4. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian 32 Jumlah observasi 32 (perusahaan) x 5 (2014-2018) 160

(5)

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian secara deskriptif. Statistik deskriptif diantaranya menampilkan jumlah data yang diobservasi, nilai rata–rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan nilai deviasi standar dari tiap variabel yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 2

Statistik Deskriptif Atas Data Penelitian

Minimum Maksimum Rata-rata Deviasi Std.

Peringkat GCG 1 3 2,01 0,396

Output (Pendapatan) 126.680 135.008.234 16.738.133 27.917.221 Input (Beban) 104.449 55.248.672 8.601.890 12.314.593 Value Added 22.231 81.524.189 8.136.242 15.913.058 Capital Employee 302.085 185.275.331 23.632.360 40.849.301 Human Capital 19.223 22.423.271 2.551.689 4.312.424 Structural Capital -76.824 59.100.918 5.584.553 11.660.541 Total Aset 1.641.425 1.296.898.292 166.112.895 276.338.373 disajikan dalam jutaan rupiah kecuali peringkat GCG

Dari data pada tabel 2 kemudian diolah menjadi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun hasil statistik deskriptif dari variabel- variabel penelitian ini yaitu sebagai berikut.

Tabel 3

Statistik Deskriptif Atas Variabel Penelitian

N Minimum Maksimum Rata-rata Deviasi Std.

FRAUD 160 0 335 18,12 45,100

SGCG 160 3 5 3,99 0,396

VAIC 160 0,28 8,90 3,2126 1,36573

SIZE 160 28,13 34,80 31,4813 1,72339

Pengujian Hipotesis

Peneliti mentransformasi variabel dependen dan independen menjadi bentuk logaritma natural untuk memenuhi uji asumi klasik. Adapun hasil uji regresi model ini sebagai berikut.

Tabel 4

Hasil Regresi Model 2 Variabel Internal Fraud

Konstanta -60,758

(t hitung) (-9,043)

LNSGCG -3,360*

(t hitung) (-2,735)

LNVAIC -0,756*

(t hitung) (-2,378)

LNSIZE 19,833*

(t hitung) (9,277)

R square 0,376

F-hitung 31,363*

Ket: *Signifikan pada level 5% atau 0,05

(6)

Hasil uji statistik t menyimpulkan bahwa variabel LNSGCG memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap LNFRAUD. Koefisien regresi LNSGCG sebesar -3,360 dengan signifikansi sebesar 0,007 < α = 0,05. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa Hipotesis 1 didukung karena arah hubungan sesuai dengan arah yang dihipotesiskan. Hasil penelitian ini membuktikan secara signifikan bahwa semakin baik kualitas pelaksanaan GCG maka kasus internal fraud akan semakin sedikit. Hasil ini sesuai dengan teori keagenan dan penelitian yang dilakukan oleh Chen et.al., (2006), Chen& lin, (2007), Razali& Arshad, (2014) dan Widodo& Syafrudin (2017) yang menyatakan kemungkinan terjadi internal fraud dapat diperkecil dengan pelaksanaan GCG.

Hasil uji statistik t penelitian ini menyimpulkan LNVAIC memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap LNFRAUD. Nilai koefisien variabel LNVAIC sebesar -0,756 dengan nilai signifikansi < α = 0,05 yaitu 0,019 maka dapat disimpulkan Hipotesis 2 didukung karena arah hubungan sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan intellectual capital dapat mencegah terjadinya internal fraud dalam perusahaan.

Hal ini sesuai dengan pandangan stakeholder theory dan penelitian yang dilakukan oleh Stanusch (2013) serta Darabi et.al (2012) bahwa perusahaan harus memaksimalkan sumber daya perusahaan dalam hal ini modal intelektual perusahaan untuk mencegah terjadinya internal fraud agar kerugian bagi stakeholder dapat diminimalisir.

KESIMPULAN

Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil dari analisis penelitian ini. Pertama, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas GCG berpengaruh negatif terhadap terjadinya internal fraud. Hal ini menunjukkan pelaksaanaan GCG dapat mengurangi jumlah kasus internal fraud dalam perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Kesimpulan kedua, penelitian ini memberikan bukti secara empiris pada pengaruh intellectual capital yang berpengaruh negatif terhadap terjadinya internal fraud dalam perusahaan. Hal ini mencerminkan bahwa peningkatan efektivitas dalam pemanfaatan intellectual capital dapat mengurangi risiko kerugian perusahaan terutama kerugian yang disebabkan oleh internal fraud perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang dirasa sedikit yaitu 32 sampel. Berdasarkan keterbatasan penelitian yang ditemukan, maka ada beberapa saran yang diajukan bagi penelitian selanjutnya. Saran pertama berkaitan dengan jumlah sampel yang digunakan. Penelitian selanjutnya disarankan dapat menambah jumlah sampel dengan memperluas penyampelan yang dilakukan dengan memasukkan bank yang belum listing di Bursa Efek Indonesia. Saran kedua, penelitian selanjutnya dapat melakukan pengujian pada sektor yang berbeda, seperti pada sektor perdagangan, properti, investasi dan lainya. Saran selanjutnya adalah dengan mencoba mempertimbangkan penggunaan metode pengukuran kualitas GCG, intellectual capital dan fraud yang berbeda dengan penelitian ini.

(7)

REFERENSI

ACFE. 2016. “Report to the nation on occupational fraud and abuse: Asia-pacific edition.” Association of certified fraud examiners.

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 1997.

“Consideration of fraud in a financial statement audit.”Statement on Auditing Standards No.82, New York, NY:AICPA.

Chau, Gerald & Leuang, Patrick.2006. “Control impact of board composition and family ownership on audit committe formation: evidence from Hongkong.

Journal of International Accounting, Auditing and Taxation, p. 1-15

Chen et.al. 2006. “Ownership structure, corporate governance, and fraud:

Evidence from China” Journal of Corporate Finance 12

Clarke, M., Seng, D. & Whiting, R.H. 2011. “Intellectual capital and firm

performance in Australia.” Journal of Intellectual Capital, 12(4): 505–530.

Darabi, Roya., Rad, S.Kamran.,& Ghadiri, M. 2012. “The relationship between intellectual capital and earnings quality.” Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology 4 (20).

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2011. www.fcgi.or.id

Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Kedelapan”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam & Achmad, Tarmizi. 2018. “A pilot study of corporate governance and accounting fraud: the fraud diamond model.” Journal of business and retail management research.

Jensen, Michael C., and Meckling, William H.1976.”Theory of firm: Managerial behaviour, agency cost and ownership structure.” Journal of Financial Economics 3.4. p.305-360

Khalil, Samer K. Cohen, J.R., Trompeter, George M.2011. “Auditor resignation and firm ownership structure.” Accounting Horizons. Volume 25, p 703- 727

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).2006. “Pedoman umum good corporate governance Indonesia.” Jakarta.

Pulic, A. 1998. “Measuring the performance of intellectual potential in the knowledge economy.” The 2nd‘ World Congress on the Management of Intellectual Capital’: 1–20.

Pulic, A. 2000. “VAICTM an Accounting Tool for IC Management.” International Journal of Technology Management, 20 (5-8), 702-714.

(8)

Purnomosidhi, Bambang. 2005. “Analisis Empiris terhadap determinan Praktik Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan Publik di BEJ.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 6(2). 111-146

Priyatno, D. 2014. “SPSS 22: Pengolahan data terpraktis”. CV. Andi Offset.

Razali, W. & Arshad, Roshayani. 2014. “Disclosure of corporate governance structure and the likehood of fraudulent financial reporting.” Accounting research institute, Universiti Teknologi MARA, Malaysia.

Saputra, Abdi. 2017. “Pengaruh Sistem Internal Kontrol, Audit Internal dan Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kecurangan Perbankan (Studi kasus pada Bank Syariah Anak Perusahaan BUMN di Medan).”

Riset dan Jurnal Akuntansi, Volume Nomer 1

Sekaran, Uma & Roger Bougie. 2013. “Research method for business.” Wiley.

Stanusch, Agata S. 2012. “The Relationship Between National Intellectual Capital and Corruption: A Cross-National Study.” Journal od Business Economics and Management.

Sutoyo, Siswanto dan Aldridge, E. John. 2005. “Good Corporate Governance, Tata Kelola Perusahaan yang Sehat.” Edisi Pertama, Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka

Syakhroza, Ahmad. 2005. “Corporate governance: sejarah dan perkembangan, teori, model dan sistem governance, serta aplikasinya pada perusahaan BUMN. Pidato pada acara pengukuhan sebagai guru besar tetap dalam bidang ilmu akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 5 Maret.

Ulum, ihyaul., Ghozali, Imam., & Chairi, Anis. 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square.” Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Ulum, ihyaul. 2009. “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10(2), 77-84.

Widodo, A& Syafruddin, M. 2017. “Pengaruh pengungkapan struktur corporate governance terhadap kecurangan pelaporan keuangan.” Diponegoro Journal of Accounting. Vol.6, Nomer 4.

Yoga, Paulus. 2016. “OJK: Kunci Pencegahan Fraud di Internal Bank.” Diakses dari http://infobanknews.com/ojk-kunci-pencegahan-fraud-di-internal- bank/

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peranan audit internal berpengaruh terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).. Penelitian ini dilakukan di

“Pengaruh Corporate Governance Terhadap Intellectual Capital Bank Umum Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. 1.2

Dominasi Kepemilikan Saham Pada Industri Perbankan Indonesia dan Konsekuensi Penerapan Good Corporate Governance.. Tesis pada Sekolah Pascasarjana Fakulats Hukum

Untuk menguji isu diatas, dilakukan penelitian menge nai kualitas pelaksanaan Good Corporate Governance, ukuran bank dan kompleksitas bank terhadap fraud yang te rj a d i pada

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Islamic Corporate Governance memiliki pengaruh positif terhadap indikasi terjadinya fraud pada Bank Umum Syariah, Shariah

dan tanggung jawab DPS didapatkan nilai t hitung 0,382. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, yaitu 0,706, artinya variabel Islamic Corporate Governance dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian bank syariah yang diukur dengan

Pengujian hipotesis tiga adalah pengujian untuk melihat apakah terdapat pengaruh kualitas corporate governance yang diproksikan oleh indikator mekanisme corporate