• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN

THE EFFECT OF GROUP GUIDANCE SERFICE ON THE STUDENTS READING INTEREST IN THE LIBRARY

Oleh:

Zalni

Universitas Halu Oleo Email: Zhalny@yahoo.co.id Kata Kunci:

Minat Baca, Bimbingan Kelompok

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMP Negeri 2 Loghia.

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 10 siswa. Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan desain one group pre-test and post-test. Teknik pengumpulan data menggunakan angket minat baca. Data dianalisis secara deskriptif dengan mengggunakan analisis statistic non parametric yaitu dengan uji Wilcoxon signed rank. Hasil penelitian sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok siswa memiliki minat baca rendah dengan peroleh rata rata 25,42 %. Sedangkan setelah diberikan perlakuan minat baca siswa meningkat sebanyak 4,12% dengan perolehan skor rata rata 29,54%.

Selanjutnya hasil analisis inferensial dengan menggunakan uji wicolxon signed rank dengan taraf signifikasi α=0,05, diperoleh nilai Pvalue = 0,005.

Oleh karena itu Pvalue α (0,005 ˂ 0,05) maka H0 ditolak, sehingga layanan bimbingan kelompok berpengaruh terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMP Negeri 2 Loghia.

Keywords:

Reading Interest, Group Guidance

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of group guidance services on students' interest in reading at the library of SMP Negeri 2 Loghia. The subjects in this study were 10 students. This type of research is a pre-experimental design with one group pre-test and post-test. The data collection technique uses a reading interest questionnaire. Data were analyzed descriptively using non-parametric statistical analysis, namely the Wilcoxon signed rank test. The results of the study before being given guidance services groups of students have low interest in reading with an average of 25.42%. Whereas after being given treatment the students' interest in reading increased by 4.12% with the acquisition of an average score of 29.54%. The results of inferential analysis using the wicolxon signed rank test with significance level α = 0.05, obtained Pvalue = 0.005. Therefore Pvalue α (0.005 ˂ 0.05) then H0 is rejected, so the group guidance service has an effect on students' interest in reading in the library of SMP Negeri 2 Loghia.

(2)

Pendahuluan

Membaca merupakan salah satu cara yang efektif untuk menguasai dan memperoleh pengetahuan yang ditulis oleh pakar yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dengan membaca, siswa dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan membaca diperlukan adanya keinginan dari dalam diri siswa tanpa adanya paksaan, sehingga siswa dapat memahami bahwa membaca merupakan suatu kebutuhan. Membaca dianggap sebagai kegiatan yang penting karena dengan membaca seseorang akan memperoleh wawasan yang berguna untuk meningkatkan kecerdasannya, sehingga mereka siap dalam menghadapi tantangan ke depan. Seseorang yang rajin membaca akan terbuka cakrawala pemikirannya. Membaca menjadi sarana untuk memperoleh beragam informasi yang sekarang ini tersaji dalam bahana bacaan seperti majalah, surat kabar, buku pengetahuan, dan lain-lain. Dengan demikian, membaca penting untuk semua orang tak terkecuali untuk siswa sekolah.

Slameto (2015: 180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang dimiliki siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian hari. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan memengaruhi belajar siswa selanjutnya serta memengaruhi minat-minat baru yang muncul, sehingga minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Berdasarkan uraian di atas, rendahnya minat baca siswa di perpustakaan sekolah siswa tidak bisa mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu jenis perpustakaan yang berkaitan langsung dengan para pelajar adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah yang mengoleksi bahan-bahan pustaka yang berisi berbagai sumber informasi berupa buku-buku ilmu pengetahuan atau yang lainnya sebagai sumber belajar. Keberadaan perpustakaan sekolah hal yang mutlak, sebab di dunia pendidikan perpustakaan sekolah merupakan salah satu pusat informasi yang memunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas pendidikan. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar yang penting sebagai media publikasi kekayaan intelektual dan sarana pendukung kegiatan pendidikan, tetapi siswa kurang memanfaatkan perpustakaan degan baik sehingga siswa memiliki pengetahuan yang rendah karena minat bacanya rendah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan petugas perpustakaan di SMP Negeri 2 Loghia mengatakan bahwa banyak siswa yang memiliki kurang minat baca di perpustakaan. Hal ini dapat dilihat dari kartu perpustakaan siswa di perpustakaan, rata-rata per hari kurang dari 20 siswa yang masuk di perpustakaan dari 292 siswa di semua kelas. Selain melalui wawancara dengan guru BK, informasi ini juga ditemukan dari pengawas perpustakaan sekolah bahwa sangat sedikit daftar pengunjung siswa di dalam buku kunjungan perpustakaan.

Tohirin (2015: 164) mengemukakan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan tindakan atau bantuan (bimbingan kelompok) kepada individu atau melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Melalui kegiatan layanan ini maka para anggota kelompok (siswa) dapat bersama-sama mencari sebuah solusi yang dapat mengembangkan topik permasalahan yang dapat memengaruhi perubahan perilaku siswa dalam bersosialisasi dengan lingkungan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti berasumsi bahwa layanan bimbingan kelompok adalah layanan atau bantuan yang diberikan kepada siswa yang bersifat mencegah dan mengembangkan potensi diri yang ada dalam diri siswa secara berkelompok melalui dinamika kelompok, sehingga membuat siswa menjadi lebih aktif dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya secara bersama-sama di dalam sebuah kelompok dalam rangka menjalani kehidupan sosial di masyarakat. Melalui layanan bimbingan kelompok diharapkan siswa dapat meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan sekolah dengan memiliki rasa percaya diri dan meningkatkan minat baca siswa yang kurang percaya diri agar orang lain secara bersama-sama melalui dinamika kelompok itu sendiri.

(3)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap minat baca siswa di perpustakaan sekolah SMP Negeri 2 Loghia.

Minat baca

Rahim (2008: 28) mengemukakan minat baca merupakan keinginan yang kuat yang disertai usaha- usaha seseorang untuk membaca. Minat baca yang kuat diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri tanpa adanya suatu paksaan sehingga diperoleh makna yang tepat menuju pemahaman yang dapat diukur. Darmono (Sari, 2018: 7) mengemukakan minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Orang yang memiliki minat baca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus terhadap bahan bacaan. Namun, bagi orang yang memiliki minat baca rendah, tidak akan mengisi waktu luang dengan membaca.

Aspek minat baca

Haris dan Rebecca (Nursalina dan Budiningsi, 2014: 3) mengemukakan aspek minat baca adalah:

1. Aspek kesadaran akan manfaat membaca yaitu seberapa jauh subjek menyadari, mengetahui dan memahami manfaat membaca buku.

2. Aspek perhatian terhadap membaca buku yaitu, seberapa besar perhatian dan ketertarikan subjek dalam membaca buku

3. Aspek rasa senang yaitu seberapa rasa subjek terhadap kegiatan membaca buku 4. Aspek frekuensi membaca buku yaitu seberapa sering subjek membaca buku

Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya minat baca

Rendahnya minat baca pada siswa tidak terjadi begitu saja, melainkan disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Soeatminah (Idrus & Ramdani, 2015: 34) mengemukakan bahwa dalam lingkungan sekolah, perpustakaan sekolah sebaiknya memiliki buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan bermanfaat bagi siswa. Ahira (Periyeti, 2017: 57) mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya minat baca yaitu:

1. Faktor internal

Faktor yang memengaruhi minat baca yaitu kurangnya motivasi. Motivasi merupakan aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Ahira (Periyeti, 2017: 57) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang dan menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuan. Bentuk motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

a. Motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Motivasi dalam diri diri erat hubungannya dengan tujuan belajarnya misalnya, ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan, dan sebagainya. Syah (Periyeti, 2017: 59) mengemukakan faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah, adanya kebutuhan, adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri dan adanya cita-cita atau aspirasi.

b. Motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah keadaan yang berasal dari luar individu siswa yang mendorong untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang secara tidak mutlak berkaitan dengan motivasi belajar.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang memengaruhi minat baca yaitu faktor lingkungan sekolah. Sekolah/kampus adalah lembaga pendidikan yang sangat penting. Di samping itu telah diakui oleh berbagai pihak tentang peran sekolah bagi pembentukan kepribadian anak karena itu dapat dikatakan sebagian besar minat dipengaruhi oleh lingkungan. Zuhrah (2009: 52) juga mengemukakan cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa di antaranya, yaitu:

a. Pemerintah/perpustakaan sekolah dalam hal pendanaan untuk membina koleksi perpustakaan.

Pembangunan perpustakaan dan optimalisasi koleksi perpustakaan perlu dikembangkan.

(4)

Sehingga buku dan perpustakaan menjadi semacam kebutuhan primer bagi kehidupan dan kegiatan masyarakat, terutama sebagai bahan informasi.

b. Guru sebagai pelaksana pendidikan untuk lebih intensif dalam mendorong dan meningkatkan minat baca pada peserta didik.

c. Guru dapat mengajak peserta didik untuk membaca/menelaah buku-buku yang menarik di perpustakaan dan memberi tugas yang sumbernya dicari di perpustakaan.

d. Perpustakaan sekolah dapat mengadakan kelompok (club) baca, hari baca, wajib baca, jam baca dalam seminggu, beda buku, berbagai macam perlombaan misalnya membuat cerpen, membuat puisi dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk merangsang peserta didik agar rajin berkunjung ke perpustakaan dan meminjam buku, perpustakaan sekolah dapat memberikan hadiah atau penghargaan kepada pengunjung yang paling rajin datang ke perpustakaan.

Layanan bimbingan kelompok

Menurut Amin (2005: 4) bimbingan kelompok adalah pemberian pertolongan atau bantuan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. Menurut Nurihsan (2005: 17) bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli (siswa).

Sedangkan menurut Tohirin (2013: 164) layanan bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan bantuan. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan bagi masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan.

Bimbingan kelompok merupakan upaya bantuan seseorang dalam suasana kelompok yang berfokus kepada penyediaan informasi atau pengalaman lewat aktivitas kelompok yang terencana atau terorganisir dengan tujuan agar seseorang dapat memahami dirinya, mencegah masalah, mampu memperbaiki diri, dan menjalani perkembangan secara optimal (Gibson dan Mitchell, 2011: 275).

Layanan bimbingan kelompok secara konseptual dinilai efektif dalam memberikan intervensi- intervensi positif kepada siswa. Karena sifat dari bimbingan kelompok itu sendiri dimulai dari yang bersifat informatif sampai pada sifat terapeutik. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Rusmana (2009:

14) bahwa teknik yang dapat dilakukan dalam bimbingan kelompok meliputi pemberian informasi, diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), permainan, karyawisata, dan sosiodrama.

Tujuan layanan bimbingan kelompok

Prayitno (2014: 2) menjelaskan bahwa tujuan bimbingan kelompok terdiri dari dua tujuan yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuannya layanan bimbingan kelompok sebagai berikut:

1. Tujuan umum

Tujuan umum kegiatan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Dalam kaitan ini, sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi/berkomunikasi seseorang sering terganggu perasaan, pikiran.

Persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit dan tidak memiliki rasa sosialisasi terhadap orang lain di sekitarnya.

2. Tujuan khusus

Secara khusus, bimbingan kelompok bertujuan untuk membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta layanan.

Perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang dikelola serta terdapat di sekolah dengan tujuan membantu sekolah untuk mencapai tujuannya. Hal ini juga dikemukakan oleh Basuki (2013: 16) bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian dari integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

(5)

Bafadal (2016: 3) menjelaskan perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik barupa buku-buku maupun bukan buku-buku (non book material) yang diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Selanjutnya, Sinaga (2007: 16) menjelaskan perpustakaan sekolah adalah sarana pendidikan yang turut menentukan pencapaian tujuan lembaga. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah adalah salah satu komponen yang turut menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan begitu, perpustakaan harus diciptakan sedemikian rupa supaya bisa benar-benar berfungsi sebagai penunjang proses belajar mengajar.

Manfaat perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah memiliki manfaat untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Manfaat perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi juga sebagai penyelenggara yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar.

Bafadal (2016: 5) mengemukakan manfaat perpustakaan sekolah antara lain yaitu:

1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.

2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.

3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

6. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.

7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

8. Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tujuan perpustakaan sekolah

Basuki (2013: 16) mengemukakan tujuan perpustakaan sekolah antara lain yaitu:

1. Membantu dan memperkuat tujuan pendidikan sebagaimana digariskan dalam misi dan kurikulum sekolah.

2. Mengembangkan dan memperkuat kebiasaan dan kegemaran membaca dan belajar pada murid serta penggunaan perpustakaan sepanjang hayat.

3. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam menciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan, pemahaman, imajinasi, dan keceriaan.

4. Membantu murid dalam pembelajaran dan keterampilan menilai serta menggunakan informasi, dengan tidak memandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan pada modus komunikasi dengan komunitas.

5. Menyediakan akses ke sumber informasi lokal, regional, nasional, dan global serta kesempatan yang mengekspos murid pada gagasan, pengalaman, dan opini yang beraneka ragam.

6. Mengorganisasi aktivitas yang mendorong kesadaran dan kepekaan kultural dan sosial.

7. Bekerja sama dengan murid, guru, pimpinan sekolah serta orang tua untuk mencapai misi sekolah.

8. Memaklumatkan konsep bahwa kebebasan intelektual dan akses ke informasi merupakan hal penting bagi terbentuknya warga negara yang bertanggung jawab dan partisipasi dalam alam demokrasi, memromosikan kebiasaan membaca, sumber serta jasa perpustakaan sekolah kepada seluruh komunitas sekolah di luar sekolah.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Loghia selama 3 bulan yaitu selama 5 Maret sampai dengan 8 Mei 2019. Perlakuan (treatment) dalam penelitian ini dilaksanakan selama 6 kali pertemuan dua kali dalam seminggu, lamanya tiap pertemuan adalah 2 x 45 menit. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode pra eksperimen. Bentuk desain pra eksperimen yang digunakan adalah one group pre-test and post-test. Suryabrata (2014: 117) menjelaskan bahwa model desain pra

(6)

eksperimen one group pre-test dan post-test design adalah sekolompok subjek dikenakan perlakuan dalam jangka waktu tertentu pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (O1) dan pengukuran akhir (O2).

Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Loghia yang memiliki skor minat baca siswa di perpustakaan rendah berdasarkan hasil analisis pre-test yang diambil dari 27 siswa dari kelas VII SMP Negeri 2 Loghia. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa angket minat baca di perpustakaan yang terlebih dahulu telah diuji coba untuk menguji validitas dan reliabilitas yang di mana tahap ini merupakan syarat dalam penelitian ilmiah. Dalam mencari item-item yang memenuhi syarat validitas, maka uji validitas pada instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer Statistical Packages for Social Science (SPSS) versi 16. Adapun kriteria yang digunakan untuk uji validitas adalah apabila nilai rxy > rtabel

dengan taraf signifikan sebesar 5%. Sedangkan pada Uji reliabilitas ini didasarkan pada ketentuan bahwa apabila nilai r_xy > r_tabel maka instrumen dikatakan reliabel.

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran minat baca siswa di perpustakaan maka skor jawaban akan dikonversikan ke dalam 4 kategori penilaian yang terdiri dari:

sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. Analisis data untuk mengetahui apakah penerapan layanan bimbingan kelompok efektif meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan kelas VII.A SMP Negeri 2 Loghia. Dilakukan analisis statistic non parametric yaitu dengan uji wilcoxon signed rank untuk melihat ada tidaknya perbedaan gain skor antara pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor minat baca siswa di perpustakaan pada saat sebelum diberikan treatment (pre-test) dan sesudah diberikan treatment (post-test).

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Gambaran minat baca siswa di perpustakaan kelas VII. A SMP Negeri 2 Loghia dapat diketahui berdasarkan hasil pengisian skala angket minat baca siswa di perpustakaan yang disebar pada 27 siswa. Dari hasil pengisian angket tersebut, diambil 10 siswa yang memiliki skor minat baca siswa di perpustakaan yang rendah dan tinggi untuk diberi perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok, untuk mengetahui gambaran minat baca siswa di perpustakaan sebelum diberikan perlakuan maka skor yang diperoleh subjek penelitian terlebih dahulu dikonversikan ke dalam kategori penilaian dengan menggunakan analisis deskriptif sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1

Skor Pre-test Siswa Sebelum Diberikan Tindakan No Nama Skor % Kriteria Pre-test

1 N 121 24,2 % Rendah

2 S 123 24,6 % Rendah

3 MW 123 24,6 % Rendah

4 FAS 124 28,4 % Rendah

5 FF 122 24,4 % Rendah

6 F 120 24,0 % Rendah

7 NH 124 28,4 % Rendah

8 YS 124 28,4 % Rendah

9 LDA 119 23,8 % Rendah

10 R 117 23,4 % Rendah

Jumlah 1217 2542

Rata-rata 121,7 25,42% Sangat Rendah

Minat baca siswa di perpustakaan kelas VII.A SMP Negeri 2 Loghia sebelum diberi perlakuan (pre-test) termaksud dalam kategori rendah. Dalam hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase minat baca siswa di perpustakaan mencapai 25,42% dari 10 orang subjek penelitian.

(7)

Gambaran minat baca siswa di perpustakaan kelas VII.A SMP Negeri 2 Loghia setelah diberikan perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok dapat diketahui berdasarkan hasil analisis angket minat baca siswa di perpustakaan, sebagaimana yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 2

Skor Post-test Siswa Setalah Diberikan Layanan No Nama Skor % Kriteria Post-test

1 N 148 29,6% Tinggi

2 S 148 29,6% Tinggi

3 MW 151 30,2% Sangat Tinggi

4 FAS 145 29,0% Tinggi

5 FF 151 30,2% Sangat Tinggi

6 F 146 29,2% Tinggi

7 NH 148 29,6% Tinggi

8 YS 148 29,6% Tinggi

9 LDA 146 29,2% Tinggi

10 R 146 29,2% Tinggi

Jumlah 1477 2954

Rata-rata 147,7 9,54% Tinggi

Berdasarkan tabel 2 di atas, minat baca siswa di perpustakaan setelah diberi perlakuan (post- test) mengalami perubahan dari kategori rendah menjadi tinggi. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase yang diperoleh yakni sekitar 29,54% dari 10 orang subjek penelitian. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diperoleh gambaran minat baca siswa di perpustakaan SMP Negeri 2 Loghia. Sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Adapun hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Perbandingan Skor Pre-test dan Post-test Siswa

Dari tabel di atas, diketahui bahwa sebelum diberi perlakuan (pre-test) tingkat minat baca siswa di perpustakaan masuk dalam kategori rendah dengan persentase rata-rata mencapai 25,42%

sedangkan setelah diberikan perlakuan (post-test) tingkat minat baca siswa di perpustakaan berada pada kategori tinggi dengan persentase rata-rata 29,54%. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat baca

No Nama % Kategori % Peningkatan

Minat Baca Pre-test Post-test Pre-test Post-test

1 N 24,2% 29,6% Rendah Tinggi 5,4%

2 S 24,6% 29,6% Rendah Tinggi 5 %

3 MW 24,6% 30,2% Rendah Sanggat tinggi 2,16 %

4 FAS 28,4% 29,0% Rendah Tinggi 5,6%

5 FF 24,4% 30,2% Rendah Sangat Tinggi 5,8%

6 F 24,0% 29,2% Rendah Tinggi 5,2 %

7 NH 28,4% 29,6% Rendah Tinggi 1,2%

8 YS 28,4% 29.6% Rendah Tinggi 1,2%

9 LDA 23,8% 29,2% Rendah Tinggi 5,4%

10 R 23,4% 29,2% Rendah Tinggi 5,8%

Jumlah 2542 2954

Rata-rata 254,2% 29,54% Sangat Rendah Tinggi 4,12%

(8)

siswa di perpustakaan kelas VII.A SMP Negeri 2 Loghia mengalami peningkatan 4,12% setelah diberikan perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok.

Selanjutnya, dilakukan analisis statistik non parametrik yaitu dengan uji wilcoxon signed rank untuk mengetahui apakah penerapan layanan bimbingan kelompok efektif meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan kelas VII.A SMP Negeri 2 Loghia. Uji ini juga dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan gain score antara pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor minat baca siswa di perpustakaan pada saat sebelum diberikan treatment (pre-test) dan sesudah diberikan treatment (post-test). Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4

Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks VAR00002 -

VAR00001

Negative Ranks 0(a) ,00 ,00

Positive Ranks 10(b) 5,50 55,00

Ties 0(c)

Total 10

a VAR00002< VAR00001 b VAR00002> VAR00001 c VAR00002 = VAR00001

Test Statistics(b)

VAR00002 - VAR00001

Z -2,809(a)

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,005

a Based on negative ranks.

b Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji wilcoxon pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh Pvalue = 0,005. Kemudian dari hasil uji wilcoxon diperoleh Pvalue< α (0,005 < 0,05) dengan demikian Ha diterima. Hal ini berarti penerapan layanan bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan kelas VII. A SMP Negeri 2 Loghia.

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok dapat berpengaruh terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMP Negeri 2 Loghia. Berdasarkan hasil analisis data dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 10 siswa. Dapat diketahui minat baca siswa di perpustakaan sebelum diberikan perlakuan (pre-test) berupa layanan bimbingan kelompok berada pada kategori rendah yaitu sebesar 25,42%, sehingga minat baca siswa di perpustakaan perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan maka peneliti memberikan perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok.

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Arisma (2012) tentang penggunaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca melalui penerapan jam belajar sekolah di kelas VII SMP Negeri 1 Puri. Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan layanan bimbingan kelompok dapat berpengaruh terhadap minat baca siswa.

Terdapat 12 orang subjek dalam hasil penelitian ini. Hasil analisis per individu berdasarkan hasil pre- test rata rata persentasenya 56,5% atau berada dalam kategori rendah sedangkan setelah diberikan

(9)

perlakuan (post-test) rata rata persentasenya 81,2% diketahui semua subjek mengalami peningkatan sebesar 30,80%.

Layanan bimbingan kelompok adalah salah satu metode yang dapat digunakan terhadap minat baca siswa di perpustakaan. Hal ini karena bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang diberikan kepada anggota kelompok mencegah timbulnya suatu masalah yang dapat menghambat perkembangan individu, dan berfungsi untuk mengembangkan potensi potensi individu serta berguna membantu individu dalam pengambilan keputusan.

Hal ini sejalan yang dikemukakan Tohirin (2007: 170) bahwa layanan bimbingan kelompok adalah upaya pemberian bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok.

Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan dan pemecahan masalah individu atau siswa yang menjadi peserta layanan. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok terhadap kemandirian belajar siswa dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan dengan durasi waktu 2 x 45 menit dan tiap pertemuan membahas satu topik materi berdasarkan indikator kemandirian belajar yang dikemukakan oleh Sanan dan Yamin (Sobri dan Moerdiyanto, 2014: 50) bahwa siswa yang mandiri memiliki ciri- ciri percaya pada kemampuan diri sendiri, memiliki motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri, dapat mengatur waktu secara efisien, memiliki tanggung jawab atau menerima konsekuensi dari setiap tindakannya, dan tidak bergantung pada orang lain. Kelima ciri-ciri tersebut menjadi topik materi dalam layanan bimbingan kelompok.

Setelah diberi perlakuan (treatment) layanan bimbingan kelompok siswa selanjutnya mengisi angket skala (post-test) yang diberikan oleh peneliti. Tujuan pemberian post-test adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap minat baca siswa di perpustakaan berdasarkan hasil pengukuran skala setelah diberi layanan bimbingan kelompok (post- test), minat baca siswa di perpustakaan berada dalam kategori tinggi yaitu sebesar 29,54%.

Berdasarkan hasil analisis data skor post-test dan skor pre-test, maka dapat diketahui adanya peningkatan minat baca siswa di perpustakaan sebesar 4,12%. Hal ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat berpengaruh terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMP Negeri 2 Loghia.

Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat berpengaruh terhadap minat baca siswa di perpustakaan. Salah satu yang menjadi penentu keberhasilan yaitu adanya antusias siswa dalam mengikuti layanan dan komitmen dari setiap anggota kelompok untuk mengubah perilaku dan penerapan apa yang telah diperoleh dalam bimbingan kelompok dapat diaplikasikan dalam kegiatan membaca maupun dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan perilaku tanpa disadari secara langsung oleh beberapa siswa. Siswa yang awalnya pasif dalam kegiatan layanan secara bertahap menjadi aktif, dimulai dari diam, siswa mulai menjawab walaupun terbata- bata, dan siswa mulai terlihat antusias mengikuti layanan seperti siswa sudah mulai berani memberikan komentar dan saran terhadap apa yang sedang dibahas.

Pada awal pertemuan, walaupun siswa belum sepenuhnya memahami mengenai minat baca siswa di perpustakaan namun setelah pemberian penguatan dan materi secara bertahap pada tiap-tiap pertemuan, siswa sudah mulai memahami akan pentingnya sikap mandiri di dalam proses membaca yang harus dimiliki setiap siswa dan untuk mencapai tujuan membaca siswa dituntut aktif sebagai individu mandiri yang mampu menyelesaikan setiap tujuan tersebut tanpa harus bergantung pada orang lain. Sinaga (2007:16) mengemukakan bahwa perpustakaan sekolah adalah sarana pendidikan yang turut menentukan pencapaian tujuan lembaga. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah adalah salah satu komponen yang turut menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan begitu, perpustakaan harus diciptakan sedemikian rupa supaya bisa benar-benar berfungsi sebagai penunjang proses belajar mengajar.

(10)

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, minat baca siswa di perpustakaan sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok termasuk dalam kategori rendah dengan persentase 25,42% sedangkan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok minat baca siswa di perpustakaan termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 29,54%. Dengan demikian, terjadi peningkatan sebesar 4,12%. Selain itu, berdasarkan hasil uji wilcoxon signed rank dapat diketahui bahwa hasil Pvalue = 0,005 < α = 0,05. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan terbukti bahwa pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap minat baca di perpustakaan siswa kelas VII.A SMP Negeri 2 Loghia.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok berpengaruh terdapat minat baca siswa di perpustakaan.

1. Untuk siswa yang kurang berminat dalam berkunjung ke perpustakaan agar lebih ditingkatkan lagi.

2. Bagi guru agar memberikan arahan agar siswa lebih bermanfaat dalam mengunjungi perpustakaan sekolah.

Daftar Pustaka

Amin, Safwan. (2005). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Banda Aceh: Pena.

Arisma, Olynda Ade. (2012). Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca Melalui Penerapan Program Jam Baca Sekolah di Kelas Vii Smp Negeri 1 Puri. Skripsi Online. Diakes tanggal 12 Maret 2019 dari https://adoc.pub/peningkatan-minat-dan-kemampuan-membaca-melalui- penerapan-pr.html.

Bafadal, Ibrahim. (2016). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Basuki, Sulistyo. (2013). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Ed 1-Cet 7.Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Gibson, R.L. & M.h Mitcheel. (2011). Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Diterjemahkan oleh: Introdunce to Counseling and Guidance. Fist Publisher 2008 by Pearson Prentice Hall. Pearson Education, Inc C Uppet Saddle River, New Jersey.

Idrus, Meity, H. & Izul Ramdani. (2015). Menumbuhkan Minat Membaca Pada Anak Usia Dini.

Jakarta Timur: Redaksi Umar.

Nurihsan, Achmad Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Nursalina, Ade Irma dan Budiningsih, Tri Esti. (2014). Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Minat Membaca Pada Anak. Educational Psychology Journal, Vol. 3, No. 1, Hal. 1-7.

Periyeti. (2017). Usaha Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa. Jurnal Pustaka Budaya.Vol. 4. No. 1.

Prayitno & Erman Amti. (2014). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahim, farida. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta Sinar Grafika.

Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan Konseling di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi).

Bandung: Riski Press.

(11)

Sari, Novita. (2017). Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dan Minat Baca Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu. Jurnal Promosi. Vol. 5. No. 1.

Sinaga, Dian. (2007). Mengelola Perpustakaan Sekolah. Bandung. Kreasi Media Utama.

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sobri, Muhamad dan Moerdiyanto. (2014). Pengaruh Kedisiplinan dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Madrasah Aliyah di Kecamatan Praya. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta. Vol. 1, No. 1.

Suryabrata, Sumadi. (2014). Metodologi Penelitian Cetakan Ke 25. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Tohirin. (2015). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Depok:

Rajawali Pers.

Yusuf, Pawit. (2005). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Putra Grafika.

Zuhrah, Fatimah. (2009). Buku, Perpustakaan dan Minat Baca Siswa. Jurnal Iqra, Vol. 3, No. 1.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

1) Penyampaian topik pembahasan. Pemimpin kelompok menyampaikan topik yang akan dibahas dalam kegiatan yaitu kemandirian belajar. Tujuan dari penyampaian topik tersebut adalah

Pelayanan bimbingan kelompok dilaksanakan secara berkelompok yang artinya pada waktu dan tempat yang sama diberikan layanan bimbingan kepada sejumlah orang (siswa) dengan topik

Perlakuan dalam penelitian ini dilakukan dengan bentuk bimbingan kelompok sebanyak 6 kali pertemuan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan self efficacy karir

Apabila konseling perorangan menunjukkan layanan kepada individu atau klien orang-perorangan maka bimbingan kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu

Dinamika Kelompok, pada awal-awal pertemuan (pertemuan 1 dan 2) dinamika kelompok yang terjadi didalam kegiatan bimbingan kelompok bisa dikatakan cukup dinamis,

Perlakuan dalam penelitian ini dilakukan dengan bentuk bimbingan kelompok sebanyak 6 kali pertemuan dengan tujuan untuk membantu meningkatkan self efficacy karir

Keunggulan lain dari layanan bimbingan kelompok adalah membahas sebuah topik yang bersifat umum, kekinian, dan menjadi perhatian bagi para anggota kelompok (Tohirin,

Grafik 2 Minat Belajar Siswa Sesudah Diberikan Layanan Berdasarkan tabel 2 dan grafik 2 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan minat belajar siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 5 Baubau