• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA

THE EFFECT OF GROUP GUIDANCE SERVICE ON STUDENTS LEARNING INTERESTS

Oleh:

Arniawati Universitas Halu Oleo

Email: arniawatibimbingankonseling@yahoo.com

Kata Kunci:

Minat Belajar, Bimbingan Kelompok.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Minat Belajar Siswa SMA Negeri 5 Baubau. Jenis penelitian ini adalah pre-experimental (one group pre-test dan post-test design). Subjek penelitian adalah 8 orang siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 5 Baubau minat belajarnya rendah. Pengumpul data penelitian penyebaran angket angket yang bersifat tertutup. Data dianalisis menggunakan statistic non parametric dengan uji wilcoxonmacth pairs. Angket pre-test dan post- test, dari analisis dengan uji wilcoxon macth pairs, dapat diketahui nilai Asym. Sig. (2 tailed) 0,011< 0,05. Setelah diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok ternyata mengalami peningkatan minat belajar siswa.

Keywords:

Learning Interests, Group Guidance

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of Group Guidance Service on the Learning Interest of Students at SMA Negeri 5 Baubau. This type of research is pre-experimental (one group pre-test and post-test design).

The subjects were 8 IPS1 class XI student of SMAN 5 Baubau low learning interest. Data collectors questionnaire research questionnaire are closed. Data were analyzed using non-parametric statistical test wilcoxonmacth pairs.

Questionnaire pre-test and post-test, analysis by Wilcoxon test macth pairs, can know the value of Asym. Sig. (2 tailed) 0.011 <0.05. After being given treatment group counseling services had experienced an increase student interest.

(2)

Pendahuluan

Minat belajar dapat diartikan sebagai dorongan psikologis untuk memeroleh sejumlah pengetahuan dan pengalaman melalui usaha atau upaya secara dinamis dengan cara tertentu sesuai teori yang diajukan secara spesifik. Slameto (2013: 180) menjelaskan bahwa minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Minat belajar dapat diartikan sebagai aspek psikologis seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala seperti gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan dipengaruhi belajar selanjutnya serta memengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat belajar peserta didik merupakan suatu kemauan dalam diri yang dimiliki peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar. Oleh karena seorang yang terdidik dapat ditandai dari adanya minat yang luas serta bernilai maka jelaslah sudah, bahwa perkembangan minat semacam itu merupakan tujuan yang penting. Minat terlalu kerap diturunkan derajatnya, sehingga hanya dianggap sebagai suatu alat saja untuk mencapai sesuatu yang lain. Mengembangkan minat pada dasarnya sesuatu yang dasar adalah membantu siswa bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari pada dirinya dengan dirinya sendiri dengan individu.

Wahab (2015: 18) menjelaskan bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Dalam arti dengan belajar seseorang dapat mengetahui sesuatu itu dengan belajar, jadi dalam belajar ini sangat penting dalam kehidupan kita. Syah (2014: 68) belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja. Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan memunyai dampak besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat dalam belajarnya. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya.

Bahwa perkembangan minat semacam itu merupakan tujuan yang penting. Minat terlalu kerap diturunkan derajatnya, sehingga hanya dianggap sebagai suatu alat saja untuk mencapai sesuatu yang lain. Berdasarkan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling (BK) di SMA Negeri 5 Baubau diperoleh data bahwa siswa kelas XI Jurusan IPS SMA Negeri 5 Baubau memunyai minat belajar yang kurang. Misalnya kurang perhatian dalam belajar, kurangnya ketertarikan dalam belajar, perasaan kurang senang, kurangnya motivasi belajar, tidak aktif dalam belajar, merasa terbebani ketika mengikuti pelajaran, suka bolos, malas mengikuti pelajaran.

Peran guru BK untuk membantu siswa yang minat belajarnya rendah, hanya menggunakan layanan konseling individual upaya tersebut kurang optimal. Layanan konseling individual dilakukan secara perseorangan tidak efektif diberikan kepada siswa yang jumlahnya banyak. Kegiatan bimbingan kelompok juga belum dilaksanakan secara intensif. Penyebabnya kurangnya waktu yang tersedia.

Layanan bimbingan kelompok dapat diasumsikan tepat dalam membantu meningkatkan minat belajar siswa. Karena Melalui layanan bimbingan kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah dapat berkomunikasi atau berinteraksi dalam memecahkan suatu permasalahan antar anggota kelompok dengan menyatukan jawaban melalui pemikiran berbagai latar belakang yang mendasari pendapat siswa baik dari pengalaman, pengetahuan, bakat, serta ketrampilan berpikir yang dimunculkan dari rasa empati masing-masing anggota kelompok, serta dari munculnya gagasan atau ide-ide baru yang nantinya diharapkan dapat memberikan peningkatan siswa mengenai minat belajar

(3)

di sekolah. Dengan layanan bimbingan kelompok mereka dapat berlatih perilaku baru, memberi dan menerima dan belajar memecahkan masalah berdasarkan masukan dari anggota yang lain.

Minat belajar

Slameto (2013: 180) menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Slameto (2013: 191) menyatakan bahwa suatu minat belajar dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Slameto (2013: 58) menjelaskan bahwa siswa yang berminat dalam belajar memunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memerhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus, 2) ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati, 3) memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati, 4) ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati, 5) lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya, serta 6) dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

Ciri- ciri minat belajar

Syah (2012: 155) menjelaskan bahwa guru harus mengetahui ciri-ciri minat yang ada pada siswa, guru dapat membedakan mana siswa yang berminat dalam belajar dan mana siswa yang tidak berminat dalam belajar, adapun ciri-ciri minat tersebut adalah:

1. Keputusan diambil dengan mempertahankan seluruh kepribadian.

2. Sifatnya irasional.

3. Berlaku perseorangan dan pada suatu situasi.

4. Melakukan sesuatu terbit dari lubuk hati.

5. Melaksanakan sesuatu tanpa ada paksaan.

6. Melakukan sesuatu dengan senang hati.

Slameto (2013: 55) berpendapat bahwa minat sebagai salah satu aspek psikologis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan dilihat dari faktor luar minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orangtua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang suatu budaya.

Bimbingan kelompok

Prayitno (2004: 178) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Winkel dan Hastuti (2006: 564) menjelaskan bimbingan kelompok merupakan salah satu pengalaman melalui pembentukan kelompok yang khas untuk keperluan pelayanan bimbingan. Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.

Tohirin (2011: 170) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus mewujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan.

(4)

Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Prayitno (2004:178) menyatakan bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah:

1. Mampu berbicara di depan orang banyak. Siswa dituntut berbicara dan mengemukakan pendapat terkait dengan topik yang dibahas yang telah disepakati oleh anggota kelompok dan memimpin kelompok.

2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan sebagainya sebagai orang banyak. Siswa dituntut pengeluaran pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan, hingga topik yang dibahas bisa menemukan kesimpulan yang bermanfaat bagi siswa itu sendiri.

3. Belajar menghargai pendapat orang lain. Siswa harus menghargai setiap pendapat yang dikemukakan oleh anggota kelompoknya.

4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya. Siswa mempertahankan pendapatnya dan menjelaskan alasan kenapa dia mempertahankan pendapatnya.

5. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kewajiban yang bersifat negatif). Siswa mampu menahan emosi ketika sedang berdiskusi dan mengeluarkan pendapatnya, sehingga tidak dapat menimbulkan perselisihan antar anggota kelompok.

6. Dapat bertenggang rasa. Siswa mampu bertenggang rasa terhadap anggota kelompok supaya mampu menumbuhkan rasa persaudaraan antar anggota kelompok.

7. Menjadi akrab satu sama lainnya. Siswa menjadi akrab satu sama lainnya, setelah mengikuti bimbingan kelompok yang diberikan.

8. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau yang menjadi kepentingan bersama. Siswa membahas masalah-masalah umum yang dirasakan menjadi kepentingan bersama, seperti cara meningkatkan minat belajar.

Tahapan layanan bimbingan kelompok

Hartinah (2009: 131-151) menyatakan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok melalui 4 tahap, yaitu:

1. Tahap pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini, umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota.

2. Tahap peralihan

Pada tahap ini setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamika kelompok sudah mulai tumbuh, kegiatan kelompok hendaknya diawali lebih jauh oleh pemimpin kelompok menuju kegiatan kelompok yang sebenarnya.

3. Tahap kegiatan

Tahap kegiatan merupakan inti kegiatan kelompok, dalam tahap ini saling hubungan antar anggota kelompok tumbuh dengan baik. Saling tukar pengalaman dalam bidang suasana perasaan yang terjadi, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri berlangsung dengan bebas.

4. Tahap pengakhiran

Tahap pengakhiran kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelasan tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari pada kehidupan selanjutnya. Pada tahap ini yang terpenting adalah adanya pemberian reinforcement terhadap anggota kelompok agar masalah-masalah berikut dapat dilaksanakan dengan baik.

Metode Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan metode pre eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan pengendalian terhadap variabel-variabel yang berpengaruh, dengan penelitian yang mengutamakan perlakuan saja tanpa ada kelompok kontrol.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Baubau yang beralamat di Kantalai, Kecamatan Lea-lea, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

(5)

Desain penelitian ini adalah one group pre-test and post-test design, terdiri dari 1 kelompok subjek yang diberikan perlakuan dengan 2 kali pengukuran yaitu pre-tes (tes awal) dan post-test (tes akhir). Pre-test dilakukan untuk mengetahui kondisi awal subjek penelitian sedangkan post-test dilakukan setelah diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu layanan bimbingan kelompok sebagai variabel bebas dan minat belajar sebagai variabel terikat. Subjek penelitian ini sebanyak 8 orang yang banyaknya siswa yang minat belajarnya rendah hasil penyebaran angket kelas XI IPS1.

Instrumen penelitian menggunakan skala untuk mengetahui perilaku minat belajar siswa kelas XI IPS1 2015/2016. Teknik Likert dengan kategori jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas XI IPS1 di SMA Negeri 5 Baubau, dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut (1) Skrining, (2) persiapan, (3) pelaksanaan, (4) materi, (5) evaluasi akhir.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil perhitungan pre-test siswa

Hasil pre-test keseluruhan minat belajar siswa dapat dilihat dari tabel distribusi frekuensi skala minat belajar siswa sebelum diberikan layanan minat belajar siswa berikut:

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Skala Minat Belajar Sebelum Diberikan Layanan Interval Kategori Frekuensi Persentase

>81,25%-100% Sangat tinggi 0 0%

>62,50% - 81,25% Tinggi 0 0%

>43,75% - 62,50% Rendah 8 100%

25% - 43,75% Sangat Rendah 0 0%

Jumlah 8 100%

Berikut grafik minat belajar siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok pre-test (tes awal).

Grafik 1

Skala Minat Belajar Siswa Sebelum Diberikan Layanan

Berdasarkan tabel 1 minat belajar siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 5 Baubau sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan jumlah subjek penelitian 8 siswa, sebagian besar subjek berada pada kategori rendah dengan persentase 100%.

Hasil perhitungan post-test minat belajar siswa

Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok selama lima kali pertemuan, kemudian peneliti melakukan post-test (tes akhir) kepada siswa yang menjadi subjek penelitian. Hasil post-test (tes akhir) minat belajar siswa telah diberikan layanan bimbingan kelompok, dapat dilihat pada tabel berikut.

0%

50%

100%

Sangat Tinggi

Tinggi Rendah Sangat Rendah 0% 0%

100%

0%

(6)

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Skala Minat Belajar Setelah Diberikan Layanan Interval Kategori Frekuensi Persentase

>81,25% - 100% Sangat tinggi 2 25%

>62,50% - 81,25% Tinggi 6 75%

>43,75% - 62,50% Rendah 0 0%

25% - 43,75% Sangat Rendah 0 0%

Jumlah 8 100%

Berikut grafik minat belajar siswa hasil post-test setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok.

Grafik 2

Minat Belajar Siswa Sesudah Diberikan Layanan

Berdasarkan tabel 2 dan grafik 2 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan minat belajar siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 5 Baubau sesudah diberikan perlakuan (treatment) berupa bimbingan kelompok sebanyak 5 kali pertemuan, dapat diketahui bahwa dari 8 subjek penelitian yaitu sebanyak 2 siswa dengan persentase 25% dalam kategori sangat tinggi dan 6 siswa dengan persentase 75% dalam kategori tinggi.

Perbandingan pre-test dan post-test minat belajar siswa

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Skala Minat Belajar Sebelum dan sesudah Diberikan Layanan

Interval Kategori Pre-test Post-test

Frekuensi (%) Frekuensi (%)

>81,25% - 100% Sangat Tinggi 0 0% 2 25%

>62,50% - 81,25% Tinggi 0 0% 6 75%

>43,75% - 62,50% Rendah 8 100% 0 0%

25% - 43,75% Sangat Rendah 0 0% 0 0%

Jumlah 8 8 8 100%

Berikut grafik perbandingan minat belajar hasil pre-test dan postest setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok.

0%

50%

100%

sangat tinggi

tinggi rendahsangat rendah 25%

75%

0% 0%

(7)

Grafik 3

Minat Belajar Siswa Sebelum Dan Sesudah Diberikan Layanan Bimbingan Kelompok.

Berdasarkan grafik 3 di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan minat belajar antara pre-test dan post-test. Pada hasil pre-test kategori minat belajar siswa adalah 8 siswa (100%) kategori rendah, kemudian setelah diberikan post-test meningkat menjadi 2 siswa (25%) dengan kategori sangat tinggi dan 6 siswa (75%) dengan kategori tinggi. Menjadi meningkatkan minat belajar seteaah diberikan layanan bimbingan kelompok.

Analisis infrensial

Untuk mengetahui layanan bimbingan kelompok terhadap minat belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan digunakan rumus wilcoxon signed rank test. Berikut ini wilcoxon signed rank test.

Tabel 4

Wilcoxon Signed Ranks Test Rank

N Mean Rank Sum of Ranks Post_Test

- Pre_Test

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 8b 4.50 36.00

Ties 0c

Total 8

a.Post_Test<Pre_Test b.Post_Test>Pre_Test c. Post_Test = Pre_Test

Test Statisticsb

Post-test - Pre-test

Z -2.533a

Asymp. Sig. (2-tailed) .011

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan output di atas bahwa memperoleh nilai negative ranks = 8 bahwa nilai seluruh responden kelompok kedua (pre-test) lebih rendah dari kelompok pertama (post-test). Hipotesis dilakukan melalui Uji Wilcoxon dengan menggunakan IMB SPSS 16. Berdasarkan hasil uji wilcoxon pada taraf signifikan 5% di peroleh nilai Asymp. Sig. (2 tailed) 0,011. Karena nilai Asymp.Sig (2 tailed) 0,011< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti terdapat

0%

100%

0% 0%

100%

0%

25%

75%

0% 0% pre test post test

(8)

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan minat belajar siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok pre-test (tes awal) rendah yaitu sebesar 80,13 % rata-rata setelah mendapatkan perlakuan (treatment) berupa layanan bimbingan kelompok post-test (tes akhir) mengalami peningkatan, sebesar108,25%. Berdasarkan hasil analisis ada perbedaan atau perubahan tingkat minat belajar siswa sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Minat belajar siswa setelah diberikan perlakuan (treatment) menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan perlakuan (treatment). Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis menggunakan wilcoxon match test menunjukkan nilai Z = -2.533a dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,012 (p<0,05). H0 di tolak berdasarkan nilai sig.(2-tailed) bahwa (0.012 < 0,05, maka H0 ditolak. Artinya, layanan bimbingan kelompok memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan minat belajar siswa.

Hasil uji wilcoxon pada tabel test statistics menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara minat belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan (treatment). Menunjukkan bahwa secara nyata ada perbedaan minat belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan (treatment).

Pertemuan pertama layanan bimbingan kelompok penilaian/evaluasi dapat dilihat dari partisipasi siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan materi motif belajar, pada awalnya siswa masih kurang tertarik dengan materi yang disampaikan dengan enggan untuk bertanya, akan tetapi setelah pembahasan materi semakin jauh, siswa mulai tertarik materi yang disampaikan.

Pertemuan kedua bimbingan kelompok penilaian/evaluasi dapat dilihat dari partisipasi siswa dan mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan persiapan belajar, siswa yang sudah mulai antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok.

Pertemuan ketiga bimbingan kelompok penilaian/evaluasi dapat dilihat dari partisipasi siswa dan mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan materi perhatian belajar, siswa sudah mulai antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok sangat antusias. Pertemuan keempat bimbingan kelompok penilaian/evaluasi dapat dilihat dari partisipasi siswa dan mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan materi belajar efektif dan efesien, sudah mulai antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok dan sangatlah antusias menerima topik mengenai materi belajar efektif dan efesien hal ini ketika guru mengajukan pernyataan kepada mereka, terdapat beberapa siswa yang mencoba menyampaikan pendapatnya dan sebagian dari temannya tersebut terlihat menyimak apa yang disampaikan kepada temannya. Pertemuan kelima bimbingan kelompok penilaian/evaluasi dapat dilihat dari partisipasi siswa dan mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan materi tentang sikap mental pasif dalam belajar, siswa sudah mulai antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok dan sangatlah antusias dalam menerima topik mengenai sikap mental dalam belajarhal ini ketika guru mengajukan pernyataan kepada mereka, terdapat beberapa siswa yang mencoba menyampaikan pendapatnya dan sebagian dari temannya tersebut terlihat menyimak apa yang disampaikan kepada temannya.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: 1) Bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat belajar siswa. Data pre-test minat belajar siswa menunjukkan bahwa seluruh siswa (100%) berada pada kategori rendah. Skor hasil tes dari kelas XI-IPS1 yang berjumlah 27 orang siswa. Sedangkan untuk hasil analisis deskriptif data post-test minat belajar siswa menunjukkan bahwa seluruh siswa (100%) berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan 2) Ada perbedaan skor minat belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok. Taraf signifikan sebesar 5% adalah 0,05 kemudian diperoleh nilai Asym. Sig. (2 tailed) = 0,011, maka 0,011 < 0,05.

(9)

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 5 Baubau, maka saran yang dapat diberikan adalah:

1. Untuk siswa, hendaknya dalam mengikuti pemberian layanan bimbingan kelompok harus serius menyikapi dengan baik apa yang diberikan oleh guru BK.

2. Bagi guru BK, Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru BK dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok terutama dalam membantu siswa untuk mengetahui minat belajar siswa pada pelajaran di sekolah. Diharapkan guru BK dapat memperhatikan faktor internaldan eksternal,sehingga minat belajar siswadapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

3. Peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian berkaitan dengan minat belajar.

Daftar Pustaka

Aqib, Zainal. (2012). Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung.Yrama Widya.

Folastri, Sisca & Itsar Bolo Rangka. (2016). Prosedur Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok.

Bandung: Mujahid Press.

Hartinah, Sitti. (2009). Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT. Refika Aditama.

Prayitno. (2004). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, Muhibin. (2014). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

__________ (2012). Psikologi Pendidkan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta PT Raja Grafindo Persada.

Winkel, W.S dan Sri Hastuti. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yoyakarta:

Media Abadi.

Wahab, Rohmalia. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru dan minat belajar terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik diskusi berpengaruh dalam mengurangi kesulitan belajar siswa kelas XI IPS 1

Ketiga, Terdapat pengaruh positif yang signifikan pemanfaatan sumber belajar dan minat belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Layanan Bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terhadap minat belajar peserta didik kelas XI di SMK Taruna

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya manajemen waktu belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gubug yang disebabkan kurangnya kemampuan siswa dalam mengatur

1) Sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok terhadap tingkat disiplin belajar siswa berada dalam kategori kurang. 2) Pada proses pelaksanaan layanan bimbingan

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap minat belajar siswa di kelas XI SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap minat belajar siswa di kelas XI SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun