ABSTRAK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA
KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
YENI FEBRIYANTI
Masalah dalam penelitian ini motivasi belajar Bahasa Inggris siswa rendah. Permasalahan penelitian ini meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode eksperimen dengan desain one group pretest-posttest, dan dianalisis dengan statistik non parametrik menggunakan uji Wilcoxon. Subyek penelitian 8 orang siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang memiliki motivasi belajar Bahasa Inggris yang rendah.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan motivasi belajar Bahasa Inggris mengalami peningkatan yang signifikan setelah pemberian layanan bimbingan kelompok. Hal ini ditunjukkan dari hasil pretest dan posttest yang diperoleh zhitung =-2,254 dan ztabel 0,05 = 4. Karena zhitung < ztabel maka, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan signifikan antara motivasi belajar Bahasa Inggris antara sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok.
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS
DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA
NEGERI 5 BANDARLAMPUNG
TAHUN PELAJARAN
2011/2012
OLEH
YENI FEBRIYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS
DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA
NEGERI 5 BANDARLAMPUNG
TAHUN PELAJARAN
2011/2012
(Skripsi)
OLEH
YENI FEBRIYANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 Pola Kerangka Pikir Penelitian ... 9
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 12
Gambar 2.2 Tahap Pemberntukan ... 32
Gambar 2.3 Tahap Peralihan ... 34
Gambar 2.4 Tahap Kegiatan ... 36
Gambar 2.5 Tahap Pengakhiran ... 38
Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design ... 43
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Siswa 68 Gambar 4.2 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Esti ... 84
Gambar 4.3 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Eni ... 86
Gambar 4.4 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adit .... 89
Gambar 4.5 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Gega .. 92
Gambar 4.6 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sena ... 94
Gambar 4.7 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Fachri . 97 Gambar 4.8 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adi ... 99
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Identifikasi Masalah ... 4
3. Pembatasan Masalah ... 5
4. Rumusan Masalah ... 5
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5
1. Tujuan Penelitian ... 5
2. Kegunaan Penelitian... 6
3. Ruang Lingkup ... 6
C. Kerangka Pikir ... 7
D. Hipotesis ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11
4. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 22
5. Peranan Motivasi dalam Belajar ... 23
B. Bimbingan Kelompok ... 26
1. Pengertian Bimbingan Kelompok ... 26
2. Tujuan Bimbingan Kelompok ... 28
3. Komponen dalam Bimbingan Kelompok ... 28
4. Asas-Asas dalam Bimbingan Kelompok ... 30
5. Jenis-Jenis Kelompok dalam Bimbingan Kelompok ... 31
6. Teknik-Teknik dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok ... 32
7. Tahap-Tahap Kegiatan Kelompok dalam Bimbingan Kelompok ... 33
8. Materi Layanan Bimbingan Kelompok ... 41
C. Keterkaitan Antar Variabel... 43
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 45
A. Metodologi Penelitian ... 45
B. Subyek Penelitian ... 46
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 47
D. Teknik Pengumpulan Data ... 51
E. Pengujian Instrumen Penelitian ... 55
F. Teknik Analisis Data... 57
BAB IV. PEMBAHASAN ... 58
A.Hasil Penelitian ... 58
1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok ... 58
2. Deskripsi Data ... 60
3. PelaksanaanKegiatan Layanan Bimbingan Kelompok ... 62
4. Data Skor Subjek Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Mengikuti Layanan Bimbinan Kelompok ... 70
5. Analisis Data Hasil Penelitian ... 72
B.Pembahasaan ... 75
C.Deskripsi Hasil yang Diperoleh dari Setiap Pertemuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 86
D.Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sebelum dan Sesudah Layanan Bimbingan Kelompok ... 111
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 113
A.Kesimpulan ... 113
1.Kesimpulan Statistik ... 113
2. Kesimpulan Penelitian ... 113
B. Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 116
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Bobot Nilai Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris ... 48
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris ... 49
Tabel 4.1 Skor Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sebelum Perlakuan ... 57
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ... 58
Tabel 4.3 Skor Motivasi Belajar Bahasa Inggris Setelah Perlakuan ... 66
Tabel 4.4 Data Hasil Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sebelum Dan Setelah Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok ... 66
Tabel 4.5 Analisis Data Hasil Peneltian Menggunakan Uji Wilcoxon ... 68
Tabel 4.6 Kesulitan Dan Kiat Belajar Bahasa Inggris Versi Esti Dan Eni .... 82
Tabel 4.7 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Esti Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 83
Tabel 4.8 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Eni Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 86
Tabel 4.9 Kesulitan Dan Kiat Belajar Bahasa Inggris Adit Dan Sena ... 88
Tabel 4.10 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adit Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 88
Tabel 4.11 Kesulitan Dan Kiat Belajar Bahasa Inggris Gega Dan Adi ... 91
Tabel 4.12 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Gega Setelah Mengikui Layanan Bimbingan Kelompok ... 91
Tabel 4.13 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sena Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 94
Tabel 4.14 Kesulitan Dan Kiat Belajar Bahasa Inggris Fachri Dan Egi ... 95
Tabel 4.15 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Fachri Setelah Mengikut Layanan Bimbingan Kelompok ... 96
Tabel 4.16 Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adi Setelah Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ... 99
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 Pola Kerangka Pikir Penelitian ... 9
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 12
Gambar 2.2 Tahap Pemberntukan ... 32
Gambar 2.3 Tahap Peralihan ... 34
Gambar 2.4 Tahap Kegiatan ... 36
Gambar 2.5 Tahap Pengakhiran ... 38
Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design ... 43
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Siswa 68 Gambar 4.2 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Esti ... 84
Gambar 4.3 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Eni ... 86
Gambar 4.4 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adit .... 89
Gambar 4.5 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Gega .. 92
Gambar 4.6 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Sena ... 94
Gambar 4.7 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Fachri . 97 Gambar 4.8 Grafik Perubahan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Adi ... 99
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman Lampiran 1 Kisi-Kisi Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris (Uji Coba) 110
Lampiran 2 Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris (Uji Coba) ... 118
Lampiran 3 Validitas Instrumen... 123
Lampiran 4 Realibilitas Instrumen ... 124
Lampiran 5 Hasil Uji Coba ... 125
Lampiran 6 Kisi-Kisi Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris ... 127
Lampiran 7 Skala Motivasi Belajar Bahasa Inggris ... 135
Lampiran 8 Data Hasil Pretest ... 137
Lampiran 9 Data Hasil Posttest ... 138
Lampiran 10 Data Hasil Uji Wilcoxon (menggunakan SPSS 17.0) ... 139
Lampiran 11 Satual Layanan (SATLAN) Bimbingan Kelompok ... 140
Lampiran 12 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 144
Lampiran 13 Laporan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... 148
Lampiran 14 Modul... 158
MOTTO
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga,
padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya
pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan
Allah itu amat dekat
(Al-Baqarah:214)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd. ... ...
Sekretaris : Ranni Rahmayanthi Z, S.Pd.M.A ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Yusmansyah, M.Si. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
NIP
Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Telepon (0721) 704 624 Faximile (0721) 704624
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:
Nama : Yeni Febriyanti
NPM : 0813052052
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Alamat : Jl. Sriwijaya No.89 Kec. Baradatu Kab. Way Kanan
Dengan ini membuat pernyataan, bahwa Skripsi saya yang berjudul “
Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Bukan hasil penjiplakan atau dibuatkan oleh orang lain. Apabila dikemudian hari ditemukan kecurangan dalam pembuatan Skripsi tersebut di atas, maka saya bersedia untuk menerima sanksi ( Maka gelar akademik yang saya peroleh, saya bersedia dicabut).
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandar Lampung, 10 Mei 2012
Yang Membuat Pernyataan,
Yeni Febriyanti
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini ku persembahkan untuk Allah SWT yang sangat
Menyayangi ku dan Selalu Ada Untuk Ku, Menjaga ku
Kedua orang tua ku tercinta yang tak pernah lelah mendukung dan
selalu mendo’akan ku di setiap sujudnya
Adik- adikku tersayang yang selalu mendukungku
Seseorang yang aku sayang yang selalu menemani dan mencintaiku,
dan
Judul Skripsi : Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
Nama Mahasiswa : Yeni Febriyanti
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813052052
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II
Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd. Ranni Rahmayanthi Z, S.Pd.M.A.
NIP. 19600112 198503 1 001 NIP. 19861102 200812 2 002
2. Mengetahui
Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,
Ilmu Pendidikan Bimbingan dan Konseling
Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. Drs. Yusmansyah, M.Pd.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Menggala, tanggal 19 Februari 1990, sebagai
putri pertama dari 3 bersaudara, dari pasangan Bapak Jayadi
dan Ibu Ella Erawati.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1 Setia negara
Kabupaten Way Kanan tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Baradatu Kabupaten Way Kanan tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Baradatu tahun 2008.
Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Unila melalui jalur SPMB.
Penulis mengikuti Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling (PLBK) di MTs
SANWACANA
Alhamdulillahirrabbil’aalamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul ”Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Dengan Menggunakan
Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan kerja sama dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung yang telah memberikan ijin bagi penulis
untuk mengadakan penelitian.
2. Bapak Drs.Baharudin, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung.
3. Bapak. Yusmansyah, M.Si selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling, FKIP Universitas Lampung sekaligus selaku Pembahas yang telah
4. Bapak Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan masukan dan mengarahkan demi terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Ranni Rahmayanthi Z, S.Pd.,M.A. selaku Pembimbing Kedua yang telah
memberikan masukan dan mengarahkan demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak Drs. Soegiarto. Kepala SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang telah
berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Masturo, Ibu Ika, Ibu Ratna, dan Ibu Nurhana, Ibu Ani selaku guru
Bimbngan Konseling di SMA Negeri 5 Bandar Lampung terima kasih atas
kesediannya membantu penulis dalam mengadakan penelitian ini.
8. Ibu Kanca Barus S.Pd selaku guru bidang studi bahasa inggris kelas XI IPS
dan para guru serta siswa di SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang telah
berkenan memberi bantuan informasi dan kesempatan untuk melakukan
penelitian.
9. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu menyayangiku, dan tak pernah
berhenti memberikan do’a, dukungan, atas apa pun yang telah kukerjakan
selama ini.Mudah-mudahan selalu bahagia dengan keluarga barunya
masing-masing
10. Kedua adikku (dek septy dan dek sulis) tersayang dan keluargaku terima
kasih atas doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis.
11. Ewin Tri Haryanto (calon suamiku) terimakasih untuk cinta, doa, dukungan,
dan motivasinya.
12. Ibu, Bapak, Andek Amara, Kakak Kinan,Puput (Ndut), Mbak Lita, Mas
13. Lek Mar, Lek Har, Mak Olot, Mbah Kakung, dan keluarga terimakasih untuk
semuanya, suka dan duka, dan semua pengalaman hidup yang berharga.
14. Keluarga ku di Asrama 43A Mb Tari, Mb Mia, Mb Inoel, Mb Lely, Mb Lia
(Sonem), Ira, Vera, Yopi terimakasih atas dukungan dan kasih sayangnya
15. Keluarga ku di asrama Danau Mas, Yayang, Mbak Mega, Ega, Fatma, Ari
16. Sahabat-sahabat terbaikku Iyol, Ika, Intong, Ida, Uli, Oci, Mbak uli, yang
senantiasa selalu ada dalam hidupku baik suka maupun duka.
17. Sahabat-sahabat BK 08,Riky, Bagus, Rahmat, Idris, Oci, Umi, Nurul, Yona,
Sari, Mas Ari, Hendi, Riki Ndut, Abang Tio, Ariska, Cempaka, Yuspa, Lilis,
Dwi, Fitri, Dika, Mela, Geisha, Mifta, Mira, Cindy, Denia, Ucil (anak IPS)
Milan, Sinta, Putu, Mb Titis, Widia dan semuanya terimakasih untuk kerja
samanya selama ini.
18. Sahabat-sahabat seperjuanganku di “Bumi Jaya Ngombeh”,Oci, Ica,
Bundo, Gika, Kiki, Dono, Dio, Papi Rofi, terima kasih atas canda tawa
kalian, kebersamaan itu membuat PLBK terasa begitu menyenangkan.
19. Pak De, Bu’de, Guru-guru dan Siswa di Mts Hidayatul Muslhin Bumi
Jaya terimakasih atas kasih sayang dan dukungannya
20. Teman – teman mahasiswa Bimbingan dan Konseling (2005 – 2011)
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima banyak atas
masukannya , saran, motivasi, serta semangatnya.
21. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tidak sedikit
kekurangan dan kelemahan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini.
Bandarlampung, April 2012
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
1. Latar Belakang
Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan
dengan sadar, bertahap, dan berkesinambungan. Namun demikian hambatan
dalam proses pembelajaran tentu akan terjadi karena masih ada siswa yang
belum memiliki kesadaran akan tujuan belajar. Hal ini menunjukan
kurangnya motivasi belajar dalam diri siswa yang dapat menyebabkan tujuan
belajar tidak tercapai secara optimal. Motivasi merupakan tahap awal dalam
belajar yang memberikan dorongan kepada siswa untuk menggerakkan dan
melakukan kegiatan belajar secara umum dapat mempengaruhi keberhasilan
siswa.
2
gagal karena kekurangan motivasi. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Dalam kaitan pentingnya peningkatan motivasi belajar siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi akademik. Motivasi merupakan peranan yang penting dalam menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar”.
Aktivitas belajar siswa di sekolah salah satunya adalah belajar Bahasa Inggris.
Pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran yang mempelajari tata
bahasa dalam Bahasa Inggris. Siswa SMA harus menguasai pelajaran Bahasa
Inggris yang merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian
nasional (UN), pelajaran Bahasa Inggris juga telah di tetapkan Mendiknas
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) mengenai struktur kurikulum mengungkapkan
bahwa
“Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X sampai dengan Kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yaitu mata pelajaran Bahasa Inggris”
Berdasarkan hasil observasi awal, khususnya pada siswa kelas XI di SMA
Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 didapatkan informasi
dapat diketahui dari beberapa siswa yang kurang antusias jika sedang belajar
Bahasa Inggris misalnya siswa tidak mendengarkan dan memperhatikan saat
guru menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris, jarang bertanya kepada guru
Bahasa Inggris, lebih memilih mengobrol dan mengganggu temannya yang
sedang belajar Bahasa Inggris, tidak mengerjakan tugas Bahasa Inggris,
mengerjakan pekerjaan rumah (PR) Bahasa Inggris di sekolah, mencontek pada
saat ulangan Bahasa Inggris. Kurangnya pengetahuan tentang cara belajar
Bahasa Inggris.
Pentingnya meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris bagi siswa untuk
mendapatkan prestasi yang baik merupakan tugas semua pihak, yaitu siswa,
orang tua siswa dan lingkungan sekolah termasuk di dalamnya adalah guru
Bimbingan dan Konseling.
Dalam Bimbingan dan Konseling terdapat beberapa layanan yang dapat
diberikan seorang guru Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa agar
dapat menyelesaikan masalah, termasuk masalah dalam meningkatkan motivasi
belajar Bahasa Inggris, salah satu layanan itu adalah layanan bimbingan
kelompok.
4
Siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dapat secara langsung
berlatih menciptakan dinamika kelompok yang di dalamnya siswa akan
berlatih memecahkan masalah bersama, merasa ada yang menyayangi dan
memperhatikan, mendapatkan informasi mengenai belajar Bahasa Inggris,
sehingga kebutuhan-kebutuhan yang selama ini belum terpenuhi yang
mengakibatkan siswa memiliki motivasi belajar Bahasa Inggris rendah akan
terpenuhi dalam kelompok, seperti kebutuhan akan penghargaan, rasa aman,
aktualisasi diri, sehingga motivasi siswa akan meningkat. Selain kebutuhan
siswa terpenuhi dalam kegiatan bimbingan kelompok siswa dapat memahami
tujuan yang ingin dicapai, sehingga jika siswa sudah memahami tujuan yang
ingin dicapai, siswa akan memiliki motivasi dalam usaha mewujudkan tujuan
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik meneliti tentang
meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris melalui penggunaan layanan
bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
b. Terdapat siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) pada
pelajaran Bahasa Inggris.
c. Terdapat siswa yang tidak konsentrasi ketika belajar pada jam pelajaran
Bahasa Inggris
d. Ada siswa yang keluar kelas pada saat jam pelajaran Bahasa Inggris dengan
alasan – alasan tertentu.
3. Pembatasan masalah
Berdasarkan beberapa masalah yang timbul, untuk lebih efekitf penulis
membatasi masalah dengan mengkaji “Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa
Inggris Dengan Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa
Kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.
4. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Motivasi belajar Bahasa Inggris
siswa rendah” maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut “ Bagaimana Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa
Inggris Setelah Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas
XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung?”
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
6
Bahasa Inggris siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran
2011/2012 setelah pemberian layanan bimbingan kelompok.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidang
bimbingan dan konseling, khusunya mengenai peningkatan motivasi belajar
Bahasa Inggris siswa melalui kegiatan layanan bimbingan kelompok.
b. Kegunaan Praktis
1. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar Bahasa Inggris melalui
kegiatan layanan bimbingan kelompok
2. Menambah pengetahuan guru bimbingan dan konseling dalam
melaksanakan layanan bimbingan kelompok di sekolah terkait dengan
peningkatan motivasi belajar Bahasa Inggris siswa.
3. Ruang Lingkup Penelitian
Penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini agar penelitian ini lebih jelas
dan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan, diantaranya adalah :
a. Ruang lingkup ilmu
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu bimbingan dan konseling.
Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah mengenai sejauh mana
motivasi belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris yang rendah dapat
ditingkatkan dengan penggunaan layanan bimbingan kelompok.
c. Ruang lingkup subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar
Lampung.
d. Ruang lingkup wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 5 Bandar-
Lampung
e. Ruang lingkup waktu
Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini dilakukan pada semester genap
2011/2012
C. Kerangka Pikir
Memperoleh prestasi yang baik pada pelajaran Bahasa Inggris merupakan
tujuan proses pembelajaran. Namun demikian hambatan dalam proses
pembelajaran tentu akan terjadi karena masih ada siswa yang belum memilki
kesadaran akan tujuan belajar Bahasa Inggris. Hal ini menunjukan kurangnya
motivasi belajar Bahasa Inggris dalam diri siswa yang dapat menyebabkan
tujuan belajar Bahasa Inggris tidak tercapai secara optimal. Motivasi
merupakan tahap awal dalam belajar yang memberikan dorongan kepada siswa
untuk menggerakkan dan melakukan kegiatan belajar secara umum dapat
8
Dalam proses pembelajaran di sekolah, motivasi belajar Bahasa Inggris
berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi pada pelajaran
Bahasa Inggris. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik.
Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi belajar Bahasa Inggris, maka seorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya pada pelajaran Bahasa
Inggris. Dalam kaitan pentingnya peningkatan motivasi belajar Bahasa Inggris
siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi yang baik pada
pelajaran Bahasa Inggris. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi belajar
Bahasa Inggris merupakan peranan yang penting dalam menciptakan kondisi
atau suatu proses yang menggambarkan siswa untuk melakukan aktivitas
belajar Bahasa Inggris. Siswa dapat menjadikan aktivitas belajar Bahasa
Inggris sebagai kebutuhan, karena seseorang akan terdorong untuk melakukan
sesuatu karena merasa ada suatu kebutuhan sehingga timbul motivasi dalam
dirinya.
Maslow ( Sardiman, 2011) menyebutkan beberapa kebutuhan individu dalam hierarki kebutuhan yaitu kebutuan fisik, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain, kebutuhan untuk mendapatkan kehoramatan dari masyarakat, aktualisasi diri.
Dalam usaha memenuhi kebutuhan untuk meningkatkan motivasi belajar
membantu siswa dengan menggunakan layanan-layanan dalam bimbingan
konseling, salah satunya adalah layanan bimbingan kelompok.
Kegiatan ini membahas topik-topik umum, dimana masing-masing anggota di dalamnya saling mengemukakan pendapat, memberikan saran maupun ide-ide, menaggapi, saling berkomunikasi menciptakan dinamika kelompok yang intensif, topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif (Prayitno, 2004: 3).
Teknik dengan pemberian layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat
digunakan karena dalam bimbingan kelompok siswa dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi sehingga dapat meningkatkan
motivasi terutama dalam belajar pada pelajaran Bahasa Inggris, siswa juga
mendapatkan informasi mengenai belajar dan siswa dapat menyadari akan
tujuan belajar, selain itu siswa merasa senang karena memiliki teman dan dapat
berbagi ide.
Kerangka pemikiran yang sudah dijelaskan dapat di gambarkan seperti berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian.
Gambar 1.1 tersebut memperlihatkan bahwa pada awalnya siswa memiliki
motivasi belajar rendah pada pelajaran Bahasa Inggris kemudian peneliti
10
rendah tersebut dengan penggunaan layanan bimbingan kelompok yang
memiliki tujuan meningkatnya motivasi belajar Bahasa Inggris siswa yang
rendah.
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir yag telah dikemukakan, maka hipotesis yang
diajukan adalah :
Ho :Tidak terdapat peningkatan motivasi belajar Bahasa Inggris antara
sebelum diberi layanan bimbingan kelompok dan setelah diberi layanan
bimbingan kelompok dengan taraf signifikansi 5% maupun 1%.
Ha :Terdapat peningkatan motivasi belajar Bahasa Inggris antara sebelum
diberi layanan bimbingan kelompok dan setelah diberi layanan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Dengan
Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri
5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”. Untuk itu berdasarkan teori
yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah hal-hal yang
berhubungan dengan layanan bimbingan kelompok dan motivasi belajar Bahasa
Inggris siswa.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting
dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Artinya bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses
belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan
rumah atau keluarganya sendiri. Pemahaman yang benar mengenai arti belajar
dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para
pendidik khusunya para guru. Bukan hanya arti belajar yang perlu dipahami oleh
para pendidik, namun para pendidik juga perlu memahami hal-hal yang
12
A.Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2011:75) “ Motivasi adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar”.
Perngertian menurut Sardiman itu juga sesuai dengan pengertian motivasi
menurut Donald (dalam Sardiman, 2011) yang mengatakan bahwa motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“ feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.
Dari pernyataan yang dikemukakan Donald (dalam Sardiman, 2011) ini mengandung tiga elemen penting:
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “ feeling”, afeksi seseorang. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakn respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan mneyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan terkait dengan
persoalan kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian melakukan
sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Hal ini juga sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Maslow (dalam
Sardiman, 2011) bahwa setiap individu memiliki tingkat kebutuhan yang
dikenal dengan piramida hierarki kebutuhan. Berikut gambar piramida hierarki
Gambar 2.1 Piramida Hirearki kebutuhan Maslow
Gambar 2.1 tersebut memperlihatkan tingkatan kebutuhan individu dari
tingkatan paling bawah yaitu kebutuhan fisik sampai yang paling atas yaitu
aktualisasi diri, berikut tingkatan kebutuhan yang dimaksud:
a) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki)
d) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan
dukungan serta pengakuan)
e) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami,
dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan;
kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari
potensinya).
Setiap tingkat kebutuhan di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah
dipenuhi tingkat kebutuhan di bawahnya. Dengan kata lain siswa akan Aktualisasi diri
penghargaan Rasa cinta/kasih sayang
14
terdorong untuk mencapai prestasi bahasa inggris jika telah terpenuhi
kebutuhan akan rasa cinta, rasa aman, dan kebutuhan fisiknya.
Siswa akan berhasil dalam belajar Bahasa Inggris, jika siswa ada keinginan
untuk belajar Bahasa Inggris. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan
pendidikan dan pembelajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah
yang disebut dengan motivasi.
Kita tidak dapat mengetahui motivasi pada siswa secara langsung. Motivasi
pada siswa dapat kita interpretasikan dari tingkah lakunya. Perbedaan antara
tingkah laku yang tampak dengan proses- proses yang terjadi adalah penting
untuk diperhatikan. Hal ini menuntut kejelian dari pengamatan kita.
Dari pembicaraan tentang motivasi di atas, dapat dikemukakan dua prinsip
penting yaitu :
a. Motivasi adalah suatu proses di dalam individu. Pengetahuan tentang proses
ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang lain dari orang itu.
b. Kita menentukan dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah laku
yang dapat diamati.
Donald (dalam Soemanto: 1994) menyatakan :“ motivasi sebagai suatu
peruabahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif
Sedangkan menurut Hilgard & Russel ( dalam Soemanto: 1994) motivasi itu
merupakan bagian dari usaha learning.
“Definisi ini berisi tiga hal yaitu :
a) Motivasi dimulai dengan perubahan tenaga di dalam diri seseorang b) Motivasi itu ditandai oleh dorongan efektif
c) Motivasi itu ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.”
Whittaker (dalam Soemanto : 1994) mengatakan “ Motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada mahluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut”.
Morgan ( dalam Sardiman : 2011) mengatakan “motivasi itu bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi, yaitu :
a) Keadaaan yang mendorong tingkah laku ( motivating state).
b) Tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (Motivated behavior). c) Tujuan dari tingkah laku tersebut ( Goals or ends of such behavior).”
Berdasarkan pengertian motivasi dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak yang ada dalam diri
siswa untuk mencapai tujuan yakni tujuan belajar. Motivasi dan belajar
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi merupakan salah satu
faktor yang dapat menimbulkan dorongaan untuk belajar.
Dalam kegiatan belajar, motivasi itu dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menambah semangat
16
dalam belajar pun semakin tinggi seperti yang dikemukakan oleh Hakim
(2005:26) “ Motivasi belajar adalah suatu dorongan kehendak yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan
tertentu.”
Kesadaran tentang pentingnya motivasi dalam belajar menimbulkan suatu perubahan dari dalam diri siswa sesuai dengan pendapat dari Donald (Dalam Sardiman, 2011:74) : “Motivasi belajar adalah perubahan tenaga dari dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan yang di dalamnya merupakan bagian dari belajar. Dorongan yang timbul untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam belajar diperoleh melalui proses belajar.”
Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi belajar
Bahasa Inggris. Bahasa inggris merupakan salah satu bahasa asing yang
dipelajari di SMA. Dalam Bahasa Inggris terdapat beberapa materi pokok,
diantaranya vocabulary, conversation, writing, speaking dan listening.
Mempelajari Bahasa Inggris kini merupakan suatu “keharusan”, karena
semakin menglobalnya dunia menuntut siswa cakap dalam Berbahasa Inggris,
bukan hanya dalam baca tulis melainkan juga pergaulan (Danarti, 2008).
Pentingnya belajar Bahasa Inggris bagi siswa yaitu sebagai berikut:
a. Merupakan bahasa internasional, semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,
siswa harus dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris karena
referensi siswa nantinya berupa referensi yang berbahasa Inggris.
c. Mengikuti perkembangan teknologi, karena saat ini teknologi menggunakan
Bahasa Inggris.
Dengan beberapa pentingnya Bahasa Inggris yang sudah diungkapkan di atas,
sehingga siswa membutuhkan motivasi belajar Bahasa Inggris. Motivasi
belajar Bahasa Inggris merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar Bahasa Inggris, sehingga diharapkan tujuan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris dapat tercapai.
2. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Prinsip-prinsip ini disusun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka
mendorong motivasi belajar Bahasa Inggris siswa di sekolah yang mengandung
pandangan demokratis dan dalam rangka menciptakan self motivation dan self
discipline siswa.
Hover (dalam Uno :2007) mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai
berikut :
“1. Pujian lebih efektif daripada hukuman.
2. Semua murid mempunyai kebutuhan –kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.
3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi dari luar yang dipaksakan.
4. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement).
5. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain.
18
7. Tugas–tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.
8. Pujian–pujian yang datang dari luar (external reward) kadang-kadang diperlukan dan cukup efeketif untuk merangsang minat yang sebenarnya. 9. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk
memelihara minat murid.
10. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah yang bersifat ekonomis.
11. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat murid-murid yang mungkin tidak ada artinya atau kurang berharga bagi para siswa yang tergolong pandai.
12. Kecemasan yang besar akan menimbulkn kesulitan belajar. 13. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar.
14. Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustasi akan cepat menunujjuu demoralisasi.
15. Setiap murid mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang berlainan. 16. Tekanan kelompok murid (per group) kebanyakan lebih efektif dalam
motivasi daripada ntekanan /paksaan dari orang dewasa .
17. Motivasi yang besar erat hubungannaya dengan kreativiats murid.”
Dalam penelitian ini berdasarkan prinsip motivasi di atas,
prinsip-prinsip yang digunakan adalah prinsip-prinsip motivasi belajar bahasa inggris,
diantaranya:
1. Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat
dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasaan.
2. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada dari luar
yang dipaksakan
3. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan perlu
dilakukan usaha pemantauan (reinforcement).
5. Tekanan kelompok murid (per-group) kebanyakan lebih efektif dalam
motivasi daripada tekanan/ paksaan orang dewasa.
6. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreatifitas murid.
3. Macam-Macam Motivasi Belajar
Motivasi belajar yang ada pada setiap siswa dalam melakukan setiap kegiatan
berbeda satu sama lain. Selain itu, dalam melakukan suatu kegiatan, seorang
siswa dapat mempunyai motivasi lebih dari satu macam motivasi dalam
belajarnya, karena itu menurut Sardiman (2011:86) motivasi belajar dapat
dibagi menjadi beberapa macam yaitu : “
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan
b. Motif-motif yang dipelajari
2. Motivasi dilihat dari jenis-jenis motivasinya a. Motif atau kebutuhan organis
b. Motif-motif darurat c. Motif-motif objektif
3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
4. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.”
Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam
(motivasi intrinsik) maupun faktor dari luar (motivasi ekstrinsik). Menurut
Hakim (2005:30) yang termasuk motivasi intrinsik antara lain : “
1. Memahami manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran.
2. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat. 3. Memilih jurusan bidang studi sesuai dengan bakat dan pengetahuan.
20
Faktor intrinsik juga dinyatakan oleh Clelland (dalam Ubaydillah, 2006) yang
mengatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia,
yaitu:
a) Need for achievement (kebutuhan akan prestasi) b) Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial) c) Need for Power (dorongan untuk mengatur)
Berdasarkan hal yang diungkapkan di atas mengenai motivasi intrinsik dapat
disimpulkan bahwa siswa sebagai manusia juga ingin memenuhi kebutuhan
akan berprestasi yang timbul dari dalam diri dengan cara mengetahui manfaat
dari setiap pelajaran, khusus dalam penelitian ini adalah mengetahui manfaat
belajar Bahasa Inggris.
Selain motivasi belajar dipengaruhi oleh motivasi instrinsik, motivasi belajar
juga dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik. Sebab, motivasi belajar siswa akan
semakin kuat jika siswa memiliki motivasi ekstrinsik di samping motivasi
intrinsik. Motivasi ekstrinsik menurut. Hakim (2005:30-31) sebagai berikut: “
1. Keinginan mendapat nilai ujian yang baik. 2. Keinginan menjadi juara kelas atau juara umum. 3. Keinginan naik kelas atau lulus ujian.
4. Keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya ingin diaanggap sebagai orang pandai.
5. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain. 6. Keinginan menjadi siswa teladan.
7. Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan.
8. Keinginan untuk menjadi sarjana.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul dari luar. Motivasi ekstrinsik penting bagi siswa untuk
memperoleh tujuan yang diinginkan, yaitu mendapatkan hasil yang baik pada
pelajaran bahasa inggris. Siswa ingin berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai
yang baik, siswa ingin membuat orang-orang yang menyayanginya bangga
akan prestasi yang dicapai.
Merujuk pada pemikiran adanya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, maka upaya-upaya membangkitkan motivasi pada prinsipnya terdapat pada upaya bagaimana menciptakan kondisi luar individu (stimulus ekstrinsik) yang mampu membangkitkan motivasi instrinsiknya. Cara-cara yang dapat ditempuh untuk membangkitkan motivasi antara lain:
a. Kompetisi atau persaingan
Ada dua macam kompetisi disini, yaitu: kompetisi dengan orang lain (teman) dan kompetisi dengan prestasi yang telah diraihnya sendiri sebelumnya.
b. Mendekatkan Tujuan ( pace making)
Seringkali tujuan suatu kegiatan sangat jauh, sehingga membuat seseorang merasa tidak termotivasi untuk berbuat mencapainya. Oleh sebab itu, tujuan yang jauh dirumuskan kembali sehingga tampak adanya tujuan-tujuan sementara. Dengan adanya tujuan sementara orang akan bergairah untu berusaha mencapainya.
c. Memperjelas tujuan yang bermakna
Jika tujuan jelas dan mempunyai arti bagi individu, maka individu itu akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya (Hadiwinarto, 2009: 15).
Pada penelitian ini, motivasi yang akan ditingkatkan adalah motivasi
ekstrinsik untuk menstimulus motivasi instinsik dengan upaya
22
4. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar Bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat besar
pengaruhnya untuk mendorong kegiatan belajar siswa.
Fungsi motivasi belajar menurut pendapat Sardiman (2011:85) :”
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motorik yang akan melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah ynag hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memebrikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan –perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.”
Berdasarkan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Seorang siswa
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik
dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik pula. Dengan kata lain bahwa
adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka
seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas
motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya.
Sesuai dengan pendapat di atas maka diharapkan siswa memiliki motivasi yang
tinggi, sebab dengan motivasi yang tinggi akan sangat membantu siswa
tersebut untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Diharapkan juga kepada guru
menumbuhkan motivasi belajar dengan menggunakan indikator-indikator yang
dikemukakan oleh Sardiman (2011 : 83), yaitu :
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya. 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal”.
5. Peranan Motivasi dalam Belajar Bahasa Inggris
Di dalam kegiatan pembelajaran peranan motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Peranan motivasi dalam kegiatan pembelajaran
sangat penting dan memiliki pengaruh yang amat besar terhadap apa yang akan
diperoleh siswa dalam hal ini lebih ditekankan pada tingkat prestasi dan
keberhasilan siswa dalam hal belajar.
Menurut Sardiman (2011:78-80) motivasi sangat berperan dalam belajar
Bahasa Inggris karena motivasi mengandung nilai- nilai sebagai berikut :”
1. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan siswa Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. 2. Pembelajaran yang termotivasi pada hakekatnya adalah pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan, dorongan motif, minat yang ada pada siswa. 3. Pembelajaran yang termotivasi pada hakekatnya menurut kreativitas dan
imajinitas guru untuk beruapaya secara sungguh-sungguh mencari caara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memilihara motivasi belajar siswa.
24
5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang essensial dalam proses belajar dan pembelajaran. Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajarn yang efektif.”
Dengan adanya nilai yang terkandung dalam motivasi akan lebih memudahkan
menimbulkan kesadaran bagi siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya.
Sehingga siswa secara sadar dapat mengikuti kegiatan belajar tanpa adanya
paksaan dari pihak lain.
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan
perilaku individu termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada
beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran,
anatara lain dalam (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat
belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan
ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar.
a. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar Bahasa Inggris.
Motivasi dapat berperan dalam pengauatan belajar Bahasa Inggris apabila
seorang siswa yang belajar Bahasa Inggris dihadapkan pada suatu masalah
yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan
hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang siswa akan
memecahkan materi Bahasa Inggris dengan bantuan kamus Bahasa Inggris.
Tanpa kamus Bahasa Inggris tersebut, siswa itu tidak dapat menyelesaikan
merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar
Bahasa Inggris.
b. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar Bahasa Inggris.
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar Bahasa Inggris erat
kaitannya dengan kemaknaan belajar Bahasa Inggris. Siswa akan tertarik
untuk belajar Bahasa Inggris, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat
diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi siswa. Sebagai contoh, siswa akan
termotivasi belajar Bahasa Inggris karena tujuan belajar Bahasa Inggris itu
dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang Bahasa Inggris. Dalam
suatu kesempatan misalnya, siswa tersebut diminta membawakan pidato
Bahasa Inggris, dan berkat pengalamannya dari bidang Bahasa Inggris,
siswa dapat membawakan pidato dengan sangat baik. Dari pengalaman itu,
siswa makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit siswa
sudah mengetahui makna dari belajar itu.
c. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar Bahasa Inggris
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris, akan
berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi belajar
Bahasa Inggris menyebabkan seseorang tekun belajar Bahasa Inggris. Itu
26
B.Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Kegaiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika di dalamnya terdapat
dinamika kelompok, Dinamika kelompok merupakan media efektif bagi
anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif ketika akan
meningkatkan motivasi belajar yang rendah, karena dalam bimbingan
kelompok, siswa akan merasa senang dan mendapatkan informasi dalam
menyelesaikan masalah belajarnya.
Bimbingan kelompok adalah kegiatan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah. Bimbingan kelompok pada dasarnya tidak mementingkan hasil berupa simpulan-simpulan (misalnya pada kegiatan diskusi), yang penting dalam bimbingan kelompok adalah apakah individu yang bersangkutan telah memperoleh sesuatu yang berguna bagi perkembangan dirinya berkat keikutsertaannya dalam dinamika kelompok yang berkembang dalam kegiatan bimbingan kelompok (Hartinah, 2009: 6-7).
Siswa dapat memanfaatkan dinamika kelompok semaksimal mungkin pada
layanan bimbingan kelompok untuk memecahkan masalahnya. Siswa dapat
memanfaatkan semua informasi, tanggapan dan reaksi siswa yang lainnya
untuk memecahkan masalah.
Sedangkan menurut Prayitno (2004: 1), mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan:
Bimbingan kelompok dapat memberikan kemudahan bagi pertumbuhan dan
perkembangan klien (anggota kelompok). Dimana dalam bimbingan kelompok
ini siswa boleh mempergunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan
pengertian dan penerimaan nilai-nilai, cita-cita atau tujuan serta sikap tingkah
laku nyata.
Bimbingan kelompok dalam pelaksanaanya merupakan bantuan terhadap
individu yang dilaksanakan secara kelompok. Bimbingan kelompok dapat
berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok yang membahas
masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. Bimbingan
kelompok juga dapat dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang
kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan dan cara-cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan tugas, serta meraih masa depan dalam studi, karir,
ataupun kehidupan. Aktivitas kelompok itu sendiri dapat diarahkan untuk
memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman
lingkungan, penyesuaian diri serta pengembangan diri.
Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok,
yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan,
saran dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan
28
perkembangan yang optimal, baik itu dalam menyusun rencana maupun
pengambilan keputusan yang tepat.
2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Kesuksesan layanan bimbingan kelompok sangat dipengaruhi sejauh mana
tujuan yang akan dicapai dalam layanan bimbingan kelompok yang
diselenggarakan. Menurut Prayitno (2004 :2-3), tujuan dalam bimbingan
kelompok terdapat tujuan umum dan tujuan khusus yaitu sebagai berikut:”
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya sosialisasi siswa, khusunya kemampuan komunikasi anggota kelompok. Selain tujuan tersebut yaitu untuk mengentaskan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
b. Tujuan Khusus
Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik umum yang telah ditentukan oleh pemimpin kelompok. Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk :
a) Melatih untuk mengemukakan pendapat dihadapan angotanya. b) Melatih siswa dapat bersikap terbuka dalam kelompok
c) Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama aggota dalam kelompok khusunya dan teman di luar kelompok pada umumnya.
d) Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok. e) Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dan bertoleransi
dengan orang lain.
f) Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial.
g) Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain.
h) Melatih siswa untuk mengadakan kerja sama dalam situasi kelompok dan dapat menumbuhkan daya kreatif siswa”
3. Komponen dalam Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok akan tercipta apabila memperhatikan
a. Suasana Kelompok
“Suasana kelompok yaitu antar hubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat menjadi wahana dimana masing-masing anggota kelompok tersebut secara perseorangan dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan kepentingan dirinya yang bersangkutan dengan masalahnya tersebut”( Hartinah, 2009: 12).
Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi dan
bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing pada sekelompok orang
dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai tujuan tertentu.
Bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media
untuk membimbing anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Agar
dinamika kelompok yang berlangsung dalam suatu kelompok dapat secara
efektif beramanfaat bagi pembinaan para anggota kelompok , maka jumlah
anggota dalam bimbingan kelompok sekitar 8-10 orang.
b. Anggota kelompok
“Keanggotan kelompok merupakan salah satu unsur pokok dalam proses kehidupan kelompok. Tanpa anggota tidaklah mungkin ada kelompok. Kegiatan ataupun kehidupan kelompok itu sebagaian besar didasarkan atas peranan para anggota kelompok ” (Hartina, 2009:86).
Melalui dinamika kelompok semua angota kelompok diharapkan dapat
melaksanakan peranan yang telah disebutkan di atas. Dalam hal ini.
Pemilihan anggota sangatlah penting agar dalam pelaksanaan kegiatan
30
kelompok menentukan keberhasilan dari pelaksanan layanan bimbingan
kelompok.
c. Pemimpin kelompok
“Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional. Tugas pemimpin kelompok dalam bimbingan kelompok adalah memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahasa” konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling, secara khusus tugas pemimpin kelompok diwajibkan untuk menghidupkan dinamika kelompok “(Prayitno, 2004:4-5).
Peran pimpinan kelompok dalam kegiatan bimbingan kelompok adalah
untuk memberikan bantuan, untuk memberikan pengarahan kepada anggota
kelompok sehingga kegiatan bimbinga kelompok dapat mencapai tujuan
yang telah disepakati. Selain itu, pemimpin kelompok perlu membuat dan
menjelaskan aturan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
4. Asas –Asas dalam Bimbingan Kelompok
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok terdapat asas-asas yang diperlukan
untuk memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan kegiatan
bimbingna kelompok sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Prayitno (2004 :13-15) asas yang digunakan dalam pelaksanaan
bimbingan kelompok yaitu asas keterbukaan, asas kesukarelaan, asas kegiatan,
Asas-asas yang digunakan dalam pelaksanan bimbingan kelompok, yaitu:
1) Asas keterbukaan, yaitu semua peserta bebas dan terbuka mengeluarkan
pendpat, ide, saran, dan apa saja yang dirasakannya dan dipirkirkannya,
tidak merasa takut, malu atau ragu-ragu untuk dibicarakan.
2) Asas kesukarelaan, yaitu semua peserta dapat menampilkan dirinya secara
spontan tanpa malu-malu atau dipaksa oleh orang lain dan sukarela untuk
membantu teman, sukarela dalam mengemukakan pendapat serta
mengluarkan perasaan-perasaan dihadapan semua anggota kelompok.
3) Asas kegiatan,yaitu partispasi semua anggota kelompok dalam
mengemukaakn pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan bimbingan
keolompok.
4) Asas kenormatifan, yaitu semua yang dibicarakan dan dilakukan dalam
kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan peraturan
yang berlaku.
5) Asas kerahasiaan, yaitu semua yang hadir dalam kegiatan harus menyimpan
dan merahasiakan apa saja yang didengar dan dibicarakan dalam kelompok,
terutama hal-hal yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.
Asas kerahasiaan temasuk asas terakhir karena topik (pokok bahasan)
permasalahan dalam bimbingan kelompok bersifat umum.
5. Jenis-Jenis Kelompok dalam Bimbingan Kelompok
Agar layanan bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan baik, terlebih
32
atau permasalahan yang akan diungkap dalam proses layanan bimbingan
kelompok.
Menurut Hartinah (2009, 13), “bahwa dalam penyelenggaraan bimbingan
kelompok dikenal dua jenis kelompok, yaitu kelompok bebas dan kelompok
tugas.”
a) Kelompok bebas
Dalam kegiatannya para anggota bebas mengemukakan segala pikiran dan
peranannya dalam kelompok. Selanjutnya apa yang disampaikan mereka
dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan kelompok.
b).Kelompok tugas
Kelompok tugas pada dasarnya diberi tugas untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan, baik pekerjaan tersebut ditugaskan oleh pihak di luar kelompok
tersebut maupun tumbuh di dalam kelompok itu sendiri sebagai hasil dari
kegiatan-kegiatan sebelumnya.
6. Teknik-Teknik dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok
Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak
fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegiatan bimbingan kelompok terhadap
tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana yang terbangun
dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat
membuat siswa jenuh mengikutinya sehingga tujuan bimbingan kelompok
Teknik-teknik yang dikemukakan oleh Prayitno (2004) adalah sebagai beriku: a. Teknik Umum
Pengembangan dinamika kelompok, teknik –teknik ini meliputi 1. Komunikasi multi arah secara efektif dinamis dan terbuka.
2. Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, pengembangan argumentasi,.
3. Dorongan minimal untuk memantapkan respon dan aktivitas anggota kelompok
4. Penjelasan, pendalaman dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, pengembangan argumentasi dan pembahasan.
5. Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki.
b. Permainan Kelompok
Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok seringkali dilakukan permainan kelompok, baik sebagai selingan maupun sebagai wahana yang memuat materi pembinaan tertentu. Permainan kelompok yang efektif bercirikan (1) sederhana, (2) menggembirakan, (3) menimbulkan suasana relaks dan tidak melelahkan, (4) meningkatkan keakraban, dan (5) diikuti oleh semua anggota kelompok. Jenis permainan itu antara lain:
1. Find Your Mate”
Permainan yang dilakukan pada penelitian ini adalah Your Dictonary, What
am I, BIP-BOP, dan Find Your Mate. Permainan dilakukan untuk lebih
mengakrabkan anggota kelompok, mendukung meningkatkan motivasi
belajar Bahasa Inggris anggota kelompok.
7. Tahap-Tahap Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok
Kegiatan layanan bimbingan kelompok tidak akan berjalan secara efektif dan
34
setiap tahap dapat dilaksanakan dengan baik, dapat diketahui bahwa
pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok sudah berjalan dengan baik dan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
“Kegiatan layanan bimbingan kelompok pada umumnya terdapat empat tahap
perkembangan kegiatan kelompok, yaitu: tahap pembentukan, tahap peralihan,
tahap kegiatan dan tahap pengakhiran” (Prayitno,2004).
1) Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan atau tahap perlibatan diri dalam
kegiatan kelompok. Pada tahap ini para anggota kelompok saling
memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun
harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian ataupun
seluruh anggota.
Pola keseluruhan tahap pertama ini dapat disimpulkan ke dalam Bagan 2.2
Gambar 2.2 : Tahap Pembentukan
2) Tahap Peralihan
Tahap peralihan atau tahap transisi dari tahap pembentuakan ke tahap
kegiatan, dalam kegiatan ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan apa
yang akan dilaksanakan. Setelah jelas kegiatan apa yang harus dilakukan,
maka tidak akan muncul keragu-raguan atau belum siapnya anggota dalam
Tema: Pengenalan - Pelibatan diri - Pemasukan diri
PEMBENTUKAN
Tujuan:
1. Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok dalam rangka bimbingan dan konseling. 2. Tumbuhnya suasana kelompok. 3. Tumbuhnya minat anggota mengikuti
kegiatan kelompok.
4. Tumbuhnya saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu di antara para anggota.
5. Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka.
6. Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan perasaan dalam kelompok.
2. Menjelaskan (a) cara-cara, dan (b) asas-asas kegiatan kelompok. 1. Menampilkan diri secara utuh dan terbuka.
2. Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati.
3. Sebagai contoh.
36
melaksanakan kegiatan dan manfaat-manfaat yang akan diperoleh oleh
setiap anggota kelompok.
Tahap peralihan menurut Prayitno (2004) dijelaskan sebagai berikut: “Tahap peralihan yang bertujuan membebaskan anggota kelompok dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya.”
Pada tahap ini pemimpin kelompok perlu menawarkan kepada anggota
kelompok tentang kesiapan untuk mengikuti kegiatan selanjutnya, yaitu
dengan membuka diri secara wajar dan tidak berlebihan. Apabila pemimpin
kelompok melihat adanya ketidaksiapan siswa atau siswa merasa kurang
paham dengan kegiatan yang akan dilaksanakan maka sebelum praktikan
melanjutkan ke tahap berikutnya, praktikan kembali ke tahap sebelumnya
sampai siswa siap untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap
kegiatan.
Pola keseluruhan tahap kedua ini dapat disimpulkan ke dalam bagan 2.3