• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGARUH METODE CIRC TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS 2 SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PENGARUH METODE CIRC TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS 2 SD"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE CIRC TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS 2 SD

Mujib Budiansyah1, Satrio Wibowo2, Eni Nurhayati3

1PGSD STKIP PGRI, 2PGSD STKIP PGRI, 3PGSD STKIP PGRI,

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected] ABSTRACT

This research was motivated by the lack of reading ability of students in second grade. This is shown by the fact that children's writing and reading scores are always below the Minimum Completeness Criteria (KKM). The CIRC technique is one of many learning methods used to solve this problem. The aim of this research is to explain how the CIRC method helps students' reading abilities. This research uses quantitative methods. Researchers plan to conduct trials before subjects receive therapy. Results may be more precise. According to research, there is an increase in the number of students whose KKM is achieved each semester as well as the average exam score. The completion level for control class I was 56.67, and experimental class II was 81.88. The results support the idea that the application of the CIRC method can help students in reading. Student responses in improving reading and writing skills were 29.00 which was done in various ways including summarizing, explaining and answering questions.

Keywords: CIRC method, learning outcomes ABSTRAK

Penelitian ini didorong oleh kurangnya kemampuan membaca siswa di kelas dua.

Ini ditunjukkan dengan fakta bahwa nilai menulis dan membaca anak selalu berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Teknik CIRC adalah satu dari banyak metode pembelajaran yang digunakan dalam menuntaskan permasalahan tersebut. Tujuan Penelitian ini merupakan untuk menjelaskan cara metode CIRC membantu kemampuan membaca siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Peneliti berencana untuk melakukan uji coba sebelum subjek menerima.hasil terapi mungkin lebih tepat. Menurut penelitian, ada peningkatan dalam jumlah siswa yang KKMnya tercapai setiap semester serta nilai rata rata ujian. Tingkat ketuntasan kelas kontrol I adalah 56,67, dan kelas

(2)

eksperimen II adalah 81,88. Hasilnya mendukung gagasan bahwa aplikasi metode CIRC dapat membantu siswa dalam membaca. respon siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis yang adalah 29,00 yang dilakukan dengan berbagai cara di antaranya meringkas, menerangkan dan menjawab pertanyaan.

Kata kunci: metode CIRC, hasil belajar A. Pendahuluan

Membaca merupakan satu dari banyak aktivitas yang dapat membantu anak mendapatkan pengetahuan dan ide-ide baru, meningkatkan kecerdasannya, dan membantu mereka menghadapi tantangan di masa depan. Membaca diperlukan dalam semua aspek kehidupan. Siswa kelas dua juga harus membaca buku untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

Ini sesuai dengan apa yang ditemukan Burns dkk. pada tahun 1996 (dalam Rahim, 2008, : 1) Dalam masyarakat terpelajar, literasi sangat penting.

Siswa yang tidak menguasai nilai belajar membaca tidak hendak mempunyai kemauan buat belajar.

Anak-anak yang memperoleh manfaat dari membaca akan lebih termotivasi untuk belajar membaca jika mereka tahu betapa pentingnya membaca dalam kegiatan belajar mereka.

Menurut SD Kurikulu Merdeka, tujuan pembelajaran membaca di sekolah bawah merupakan buat memahami

keahlian membaca. Siswa dalam kelompok awal diajarkan buat menguasai apa yang dibacanya.

Kelompok kedua dipecah jadi 2 kelompok. Yang awal diperoleh dengan mulai belajar membaca, serta yang kedua dengan belajar menguasai apa yang dibaca. Tujuan pembelajaran membaca merupakan supaya siswa bisa menggunakan pesan yang di informasikan penulis lewat tulisannya.

Secara spesial tujuan pembelajaran membaca merupakan buat menolong siswa menguasai isi tulisan serta menguasai benak serta perasaan orang lain. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyatakan 1995a7 (dalam Somadyo, 2011, hal.

4).

Pada tanggal 25 Juli 2023 peneliti mendatangi kepala sekolah untuk meminta izin melakukan riset kemampuan membaca siswa sekolah dasar (SD). Siswa masih kesulitan memahami artikel berkat observasi dan wawancara yang hasilnya guru masih kesulian dalam mengajarkan

(3)

siswanya. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan tata cara buat tingkatkan uraian membaca siswa. Tujuan CIRC adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa untuk menulis salinan dari bahan bacaan yang dibacanya. Metode pembelajaran ini mungkin berguna bagi siswa, menurut Abidin (2016, hal 92). keseluruhan, yaitu Mereka meningkatkan keterampilan menulis mereka dan memahami membaca.

Tujuan dari riset ini pula buat (1) mendeskripsikan gimana tata cara CIRC bisa tingkatkan uraian membaca siswa; serta (2) menarangkan gimana tata cara CIRC itu sendiri tingkatkan uraian membaca siswa. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerjasama dengan orang lain dikala mereka belajar. Perihal ini cocok dengan statment perihal pembelajaran kooperatif berdasarkan (Slavin, 2005 : 4&8) merupakan sesuatu tipe strategi pembelajaran di mana siswa bekerjasama dalam kelompok- kelompok kecil buat bersama menolong dalam menguasai modul pelajaran. Dalam kooperatif pembelajaran 4 kelompok siswa bekerjasama buat menekuni modul pelajaran Toby V. Wild, 1987:217

(Bahasa Rusia, : 203). Belajar secara kolaboratif tercantum memakai metodologi CIRC. . Cooperative Integrated Reading and Composition diucap dengan akronim CIRC, yang ialah singkatan dari pembelajaran kooperatif Bagi Berdasarkan Robert E., CIRC merupakan program literasi merata untuk siswa di sekolah bawah (2005, : 16).

Tata cara . Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) membaca serta menulis terpadu mengaitkan siswa secara raga serta kognitif dalam proses pembelajaran serta menolong uraian mereka terhadap bahan teks baik secara kelompok ataupun orang Dampaknya bagi berdasarkan Slavin (2005, : 203) Tujuan utama CIRC merupakan menolong guru lebih menguasai isi teks serta kapasitas mereka buat menyalin bacaan yang melaporkan kalau tujuan utama IARC merupakan memfasilitasi kerja sama kelompok di antara siswa. Mengembangkan keterampilan pemahaman membaca yang luas. Slavin (2005) menjelaskan bahwa CIRC terdiri dari tiga bagian penting: kelompok membaca, kelompok membaca, dan fungsi naratif.

(4)

Dalam penelitian ini, langkah- langkah berikut digunakan: fase membaca (1) membagi kelompok menjadi pasangan heterogen (2) menyajikan cerita kepada anak-anak untuk dibaca, (3) membagikan paket dan lembaran cerita, fase membaca (4), siswa membaca sebagian sebelum cerita, berperan sebagai pendengar, memeriksa dan mengoreksi, (6) Siswa menulis prediksi di akhir cerita, dan (7) mempelajari pelajaran yang diperoleh dari cerita. Siswa membaca cerita secara keseluruhan serta kata kuncinya. (8) Siswa mempelajari sejarah. Cari arti kata-kata yang sulit di kamus atau sumber tambahan.

Setelah membaca (9), siswa menggambar diagram perjalanan tokoh tersebut. (10) Siswa menemukan isi cerita yang ingin dibacanya. (11) Siswa menceritakan kembali cerita tersebut dengan bahasanya sendiri tergantung perjalanan tokoh yang mereka buat.

(12) Siswa membagikan karya mereka kepada teman-temannya untuk orang

lain dapat memeriksa

kelengkapannya. (13) Pemahaman bacaan siswa diuji.

Sistem pembelajaran yang kokoh serta tata cara pengajaran yang efisien

diyakini bisa tingkatkan mutu serta kuantitas sesuatu bangsa.

Pembelajaran bisa dicirikan selaku upaya yang disengaja buat tingkatkan kapasitas serta kemampuan seorang area belajar bisa ditingkatkan dengan meningkatkan program pembelajaran yang membolehkan siswa meningkatkan kemampuan serta keterampilannya sendiri. Persyaratan UU Nomor 1 merupakan salah satunya. Cocok dengan tujuan Sistem Pendidikan Nasional, partisipan didik diharapkan mempunyai perilaku yang meliputi keimanan kepada Tuhan, akhlak yang baik, keahlian melindungi kesehatan, kemandirian, serta tanggung jawab. Oleh sebab itu, bisa dikatakan kalau sistem pembelajaran yang baik sanggup mendidik partisipan didik jadi manusia yang lebih baik, berperilaku cocok norma, dan meningkatkan kemampuan serta keterampilannya sehingga berguna untuk dirinya sendiri serta masyarakat.

Sebagaimana dikemukakan Saifulloh pada tahun 2003 (Miftahul Huda, 2014, p. 221), tata cara CIRC mempunyai beberapa keunggulan berikut (1) Aktivitas diseleksi bersumber pada atensi serta kebutuhan siswa, serta pengalaman belajar senantiasa cocok dengan sesi

(5)

pertumbuhan siswa (3) Tujuan dari tiap aktivitas ditingkatkan, serta akibat pembelajaran siswa bertahan lebih lama; (4) Kapasitas berpikir kritis pada siswa bisa mencuat lewat blended learning; (5) Pembelajaran campuran memperkenalkan kegiatan praktis (bermanfaat) dan memecahkan masalah umum siswa. (6) Blended learning dapat memotivasi siswa.

Selain kelebihan, proses implementasi CIRC juga memiliki kekurangan.

Kelemahan model pelatihan CIRC adalah sulitnya penerapannya. Tense ini digunakan ketika berbicara. Sulit juga untuk menciptakan suasana yang hidup di dalam kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru perlu mengatur waktunya dengan baik, termasuk menetapkan batasan waktu untuk berdiskusi. Kondisi penyebaran dan pelaksanaan pelatihan juga harus dipantau.

Membaca pemahaman adalah jenis tugas membaca dengan tujuan mengumpulkan informasi dari teks yang akan dibaca. Tarigan (2008 : 58) menyatakan bahwa yang dimaksud di sini adalah membaca pemahaman, atau membaca pemahaman, yaitu jenis membaca dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang norma sastra, ulasan

kritis, drama, dan fiksi. Yunus Abidin (2012) melaporkan : 60), uraian membaca pula bisa ditafsirkan selaku proses yang digunakan pembaca buat menguasai pesan, kenyataan serta arti yang mereka peroleh dari bacaan yang mereka baca. Penafsiran membaca uraian bagi berdasarkan beberapa pakar dalam riset ini merupakan keahlian siswa dalam mengekstraksi data dari bacaan yang dibacanya yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menguasai isi bacaan bagi berdasarkan Anderson 1972: 117 dilansir dalam (Somadayo, 2011, hal.12). Rahasia pemahaman membaca ada pada Salah satu tujuannya adalah membaca secara spesifik dan fakta; tujuan lainnya adalah membaca untuk memahami secara mendasar. ide; ketiga membaca dan menulis teks; keempat membaca untuk menarik kesimpulan;

kelima memperkirakan nilai; dan

keenam membaca untuk

membandingkan atau membedakan.

Menurut Abidin (2016, hal.18), ketiganya tahapan belajar membaca adalah fase membaca nyaring, fase membaca, dan fase membaca.

3 prinsip membaca, bagi berdasarkan McLaughlin & Allen, 2002 (dalam Farida, 2000, p. 3),

(6)

membagikan hasil yang sangat signifikan terhadap proses uraian siswa: (1) uraian merupakan proses konstruktivis sosial; (2) penyeimbang literasi merupakan kerangka pedagogis yang menolong siswa menguasai serta (3) pembaca yang baik berpartisipasi secara sistematis serta aktif dalam proses membaca.

Prinsip utama pembaca yang baik adalah membaca secara aktif, menurut Chocolate, 1984:54 (dalam Somadayo, 2011, hlm. 16).

Pemahaman literal, interpretatif, kritis, dan kreatif adalah lima kategori pemahaman membaca. Dalam penelitian ini, langkah-langkah pemahaman membaca termasuk memprediksi akhir cerita, menulis kata-kata dan artinya yang sulit, menjawab pertanyaan tentang isi

bacaan, dan kemudian

menerjemahkan apa yang telah mereka baca ke dalam bahasa mereka sendiri. Anda akan menemukan metrik pemahaman bacaan melalui ujian.

Berikut rumusan penelitian eksperimen ini berdasarkan latar belakang dan kendala topik yang telah dibahas: (1) Bagaimana CIRC mempengaruhi hasil kemampuan membaca siswa? (2) Bagaimana respon siswa kelas II setelah penggunaan teknik CIRC?

Dari rangkuman di atas nampak jelas kalau tujuan riset ini merupakan buat mengenali Pengaruh Metode CIRC dalam pembelajaran di kelas.II Sekolah Dasar.

B. Metode

Dengan memakai jenis kelas Kontrol serta Eksperimen, riset ini memakai metode kuantitatif di SDN Kedensari I. Pengujian melakuan bagian dari desain riset ini, berdasarkan Sugiyono (2016:74).

Terdapat 2 kelompok dalam riset ini:

kontrol serta eksperimen. Uji saat sebelum serta setelah diberikan kepada kedua kelompok. Pada kelompok awal kelompok periset diberi perlakuan memakai eksperimen ataupun uji coba langsung, sebaliknya pada kelompok kedua, kelompok kontrol menempuh ceramah teratur serta pekerjaan rumah tanpa perlakuan apa pun. Hasilnya, hasil penyembuhan bisa jadi lebih pas Ini merupakan desain buat riset.

a. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan sesuatu daerah generalisasi, bagi berdasarkan Sugiyono (2016:80) yang mencakup objek unggulan ataupun subjek dengan ciri-ciri tertentu yang diseleksi periset buat dipelajari serta ditarik

(7)

kesimpulan. Pada semester genap tahun ajaran 2022–2023, riset ini dilaksanakan dengan populasi 27 siswa kelas 2 yang terbagi menjadi 2 kelompok, yang terdiri dari 13 siswa sebagai sampel di SDN Kedensari 1 Desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin, serta Kabupaten Sidoarjo.

b. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (dalam Siska Tri, 2016:28), metode pengumpulan informasi ialah langkah awal serta terutama dalam riset sebab tujuan utamanya merupakan mengumpulkan bermacam tipe informasi dari bermacam sumber. Inilah tata cara pengumpulan informasi yang diterapkan dalam test, angket, dan dokumentasi pada riset ini.

c. Teknik Analisis Data

Tata cara analisis informasi riset ini merupakan analisis informasi statistik. Analisis informasi kuantitatif dengan memakai uji-t serta hasil belajar siswa dimungkinkan oleh perihal tersebut. Perlengkapan yang digunakan buat ini merupakan Statistik SPSS 22 buat Windows. Proses pemakaian pengolahan informasi statistik merupakan selaku berikut:

Reliabilitas berarti konsisten, menurut Hamid Darmadi (2016:122).

Nilai reliabilitasnya tinggi apabila tes menunjukkan hasil yang konsisten atau tidak berubah-ubah untuk mengukur nilai yang akan diukur.

Rumus K-R 20 (Kuder Richardson) dan program SPSS 24 untuk Windows digunakan dalam penelitian ini. Rumus K-R 20 yakni selaku berikut :

𝑟𝑥𝑦

= 𝑁 ∑ 𝑋 𝑌 − (∑ X)(∑ Y)

/{𝑁 ∑ 𝑋1− (∑ 𝑋)1}{𝑁 ∑ 𝑌1 − (∑ 𝑌)1}

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi variabel x dan y

N = Jumlah responden

∑XY = Hasil perkalian skor x dan skor y

∑Y = Jumlah skor variabel y

∑X = Jumlah skor variabel x

∑X2 = Kuadrat skor variabel x

∑Y2 = Kuadrat skor variabel y Sumber : (Sugiyono, 2016:183)

Validitas intrumen yang telah didapatkan kemudian dapat diklasifikasikan dalam aturan tabel berikut ini :

Tabel 1 Klasifikasi Validitas

(8)

Kurang dari 0,00 Tidak Valid

0,00 - 0,200 Sangat Rendah

0,400 - 0,600 Cukup

0,200 - 0,400 Rendah

0,800 - 1,00 Sangat Tinggi

0,600 - 0,800 Tinggi

Tujuan dari penelitian adalah untuk menyelidiki hubungan dari beberapa data yang dikumpulkan oleh peneliti. Jika suatu instrumen sudah terpenuhi, sebuah penelitian harus menyertakan bukti validitas dan reliabilitas untuk memperkuat hasil tujuan penelitian.

C. Hasil Dan Pembahasan

Jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah analisis pengambilan data kelas Kontrol dan eksperimen kelas II.

1. Analisis Validasi instrument

Validasi instrumen

menunjukkan seberapa efektif instrumen digunakan pada objek yang diukur. Tujuan dari memeriksa validitas perangkat adalah untuk memverifikasi validitas entri. Tes terdiri dari lima belas soal dengan sepuluh pertanyaan pilihan ganda dan lima uraian deskriptif yang dimaksudkan

untuk mengukur tingkat pembelajaran siswa. Dokumen ini mencakup dua puluh responden. Untuk mengetahui validitas item instrumen dalam penelitian ini, rumus berikut digunakan untuk menghitung korelasi antara skor kategori instrumen dengan skor total:

𝑟𝑥𝑦

= 𝑁 ∑ 𝑋 𝑌 – (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)

/{ 𝑁 ∑ 𝑋2 – (∑ 𝑋)2}{ 𝑁 ∑ 𝑌2 – (∑ 𝑌)2}

Untuk menentukan validitas soal, nilai kurang dari 0,00 menunjukkan bahwa itu tidak valid;

nilai lebih dari 0,800 menunjukkan bahwa itu tinggi; nilai kurang dari 0,600 menunjukkan bahwa itu cukup.

Untuk menghitung validitas uji, periset memakai program SPSS (Statistic Product and Service Solution) 24 untuk Windows. Hasil uji validitas dapat disimpulkan dari tabel berikut:

Tabel 2 hasil uji validitas

(9)

No Soal

Pearson Correlation

Nilai Sig.

Kesimpula n

Interpretasi

1 0,261 0,267 TIDAK

VALID

-

2 0,811 0 VALID SANGAT

TINGGI

3 0,477 0,033 VALID CUKUP

4 0,632 0,003 VALID TINGGI

5 0,18 0,448 TIDAK

VALID

-

6 0,567 0,009 VALID CUKUP

7 a TIDAK

VALID

-

8 0,622 0,003 VALID TINGGI

9 0,775 0 VALID TINGGI

10 0,318 0,171 TIDAK

VALID

-

11 0,162 0,495 TIDAK

VALID

-

12 0,341 0,141 TIDAK

VALID

-

13 0,501 0,024 VALID RENDAH

14 0,034 0,887 TIDAK

VALID

-

15 0,834 0 VALID SANGAT

TINGGI

Bersumber pada hasil uji validitas lebih dahulu persoalan 2,3,4,6,8,9, serta 15 valid sebab mempunyai nilai korelasi yang lebih

besar dari 0, 800. Kebalikannya persoalan 1,5,7,10,11,12,14 tidak valid sebab mempunyai nilai korelasi yang lebih rendah dari 0, 800.

(10)

2. Analisis Tes

Tes ini diklasifikasikan sebagai mudah, sedang, atau sukar. Saat mengerjakan soal-soal penelitian yang

sulit ini, saya menggunakan Microsoft Office Excel 2010.

Tabel 3 Soal Pilihan Ganda

No Jumlah Siswa B P Keterangan

1 17 15 0,75 Mudah

2 17 14 0,7 Sedang

3 17 6 0,3 Sukar

4 17 11 0,55 Sedang

5 17 17 0,85 Mudah

6 17 18 0,9 Mudah

7 17 20 1 Mudah

8 17 15 0,75 Mudah

9 17 13 0,65 Sedang

10 17 14 0,7 Sedang

Hasil perhitungan tingkat kesukaran masing-masing butir tes di kedua kelas eksperimen dan kontrol, yang mencakup sepuluh butir soal pilihan ganda, menunjukkan bahwa satu butir soal dianggap terlalu sukar (tingkat kesukaran kurang dari 0,30),

satu item dianggap sedang (tingkat kesukaran lebih dari 0,30) dan satu item dianggap mudah (tingkat kesukaran lebih dari 0,71, tingkat kesukaran lebih dari 1,00), yaitu soal nomor 3,5,6,7,8.

Uji Normalitas

Tabel Ouput Uji Normalitas

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

untuk menghitung uji normalitas data yang dihasilkan dari nilai prestest dan posttest pada kelas kontrol dan eksperimen:

Tabel 4 Data hasil Pretest dan Posttest kelas control

(11)

Hasil Nilai Pretest Awal Hasil Nilai Posttest Akhir

40 85

55 70

50 80

60 70

45 65

40 45

40 55

45 50

40 50

40 45

Tabel 5 Data hasil Pretest dan Posttest kelas eksperimen

Hasil Nilai Pretest Awal Hasil Nilai Posttest Akhir

75 80

80 100

85 100

70 85

70 85

65 95

60 95

75 80

85 95

80 90

Tabel 6 Kolmogorov-Smirnova

Kelas

Statisti c

Df Sig.

Statisti c Df

(12)

Hasil Belajar Siswa

Pre-Test Eksperime n

.142 13 .200*

Post-Test Eksperime n

.222 13 .175

Pre-Test Kontrol .273 13 .030 Post-Test Kontrol .183 13 .200*

Nilai signifikansi ada pada uji Kolmogorov Smirnov buat informasi pre-test serta post-test kelas eksperimen. Nilai ciri tangan pre-test sebesar 0,200, serta nilai ciri tangan post-test sebesar 0,175. Nilai sig post test sebesar 0,86 serta hasil uji Kolmogorov-Smirnov kelas kontrol sebesar 0,276. 3 item mempunyai nilai informasi yang lebih besar dari 0,05 ataupun sama dengan itu. Sebab informasi riset berdistribusi wajar/normal hingga bisa dicoba uji statistik parametrik semacam independent sample t Test serta Paired sampel t-Test.

Tetapi informasi pre-test kontrol sebesar 0,03 lebih rendah dari 0,05.

Pengujian dengan memakai statistik parametrik tidak bisa dicoba sebab informasi riset tidak berdistribusi

wajar/normal. Uji Wilcoxon misalnya, ialah uji statistik non parametrik yang bisa digunakan.

Uji Homogenitas

Bersumber pada hasil yang diperoleh, nampak kalau Sig. 0,014 lebih kecil 0,05, maksudnya varians informasi posttest kelas eksperimen serta posttest tidak homogen. serta informasi digabungkan selaku ketentuan uji sampel independen.

Dengan hasil selaku berikut:

Tabel 7 Hasil Ouput Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances Hasil Belajar Siswa

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

(13)

7.364 1 18 .014

Uji Hipotesis

Uji beda sampel berpasangan (paired sample t-test) ialah uji hipotesis yang digunakan dalam riset ini. Uji parametrik ini diterapkan pada kedua kelompok informasi berpasangan. Pengujian ini mensyaratkan supaya informasi terdistribusi secara wajar Bila informasi tidak berdistribusi wajar uji statistik non parametrik semacam uji Wilcoxon bisa digunakan selaku alternatif pengujian ini.

Uji t sampel independen pula digunakan dalam riset ini. Pada kedua kumpulan informasi yang tidak berpasangan, pengujian ini bertabiat parametrik serta diterapkan.

Homogenitas serta distribusi wajar informasi jadi ketentuan pengujian ini.

Bila informasi tidak berdistribusi wajar uji statistik nonparametrik semacam uji Mann Whitney bisa jadi alternatif penggantinya.

Tabel 8 Output Uji Paired Sample Test

Paired Differences

t df

Sig. (2- tailed) Mean

Std.

Deviati o n

Std.

Error Mean

95%

Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair Pre-test - 9.944 3.145 -23.114 -8.886 - 9 .001

1 Ekperimen - 16.00 5.08

8

Post-test 0

Eksperimen

Output dari Pair 1 menampilkan kalau Sig. (2-tailed) merupakan 0,001

(14)

kurang dari 0,05, sehingga bisa disimpulkan kalau ada perbandingan nyata antara hasil pre-test serta post-

test kelas eksperimen serta pemakaian tata cara CIRC berakibat pada tingkat kemampuan siswa.

Tabel 9 Post-test dan Pre-test

Ties 0c

Total 10

a. Post-test Kontrol < Pre-test Kontrol b. Post-test Kontrol > Pre-test Kontrol c. Post-test Kontrol = Pre-test Kontrol

Rangking negatif ataupun selisih hasil belajar kelas kontrol memiliki nilai N sebesar 0, Mean Rank sebesar 0, serta Sum Rank sebesar 0. Apabila selisih skor pre test serta post test sebesar 0, hingga tidak terdapat perbandingan Hasil belajar kelas kontrol berbeda (baik) sebesar 10 Perihal ini menampilkan kalau mulai dari nilai pretest sampai posttest, prestasi akademik 10 siswa tersebut hadapi kenaikan Dengan masing- masing 55,00 selaku total peringkat serta 5,50 selaku rata-rata peringkat ataupun kenaikan rata-rata. Kesamaan skor pretest serta posttest merupakan hubungannya. Tidak ada kesamaan antara pre-test serta post-test sebab

nilai kesetaraan kelas kontrol merupakan 0 sehingga tidak ada nilai yang sama antara pre test dan post test.

D. Pembahasan

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti pertama-tama mendapatkan izin dari Kepala sekolah di SDN Kedensari 1, dan kemudian melakukan observasi dengan siswa di kelas dua.

Dalam observasi ini, peneliti menemukan bahwa siswa harus lebih aktif membaca. Oleh karena itu, peneliti melakukan dua sesi pada satu hari: satu dengan 13 siswa di kelas kontrol, dan yang lain dengan 13 siswa di kelas kontrol pada hari yang sama.

(15)

Alat metode CIRC divalidasi oleh media dengan skor total 15, serta pakar media dengan skor rata-rata 3 yang berarti layak gunakan Buat pakar modul dengan kriteria yang baik, skor totalitas merupakan 27 serta rata- ratanya merupakan 3 maksudnya sesuai buat digunakan. Informasi menampilkan kalau hasil soal opsi ganda pada no 2,3,4,6,8,9 serta penjelasan pada no 5 valid sebab nilai signifikansinya.lebih besar dari 0,05.

Kebalikannya hasil soal opsi ganda pada no 1,5,7,10 serta penjelasan pada no 1,2,3,4 dinyatakan tidak pas sebab nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Hasil belajar siswa di 10 kelas pre-test rata-rata 45,50 dengan standar deviasi 7,246, sebaliknya nilai siswa di kelas eksperimen rata-rata 74,50 dengan standar deviasi 8,317, serta nilai siswa di kelas eksperimen.rata-rata 90,50 dengan standar deviasi 7,619. Dengan demikian, hasil belajar di kelas rujukan serta tes bertambah sebesar 29%.

Karena metode CIRC hanya diajarkan kepada siswa di kelas 2 SD, hasil data aktivitas siswa di kelas eksperimen memperoleh skor total 409 dengan kriteria baik sebesar 78,65%.

Siswa di kelas eksperimen hanya menerima informasi tentang hasil

respon, sehingga skor total 171 dengan persentase 95 adalah kriteria sangat baik.

Selain itu, dalam uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas data sebelum dan sesudah uji, kelas eksperimen memperoleh skor pretes sebesar 0,200, yang menghasilkan skor total pascates sebesar 0,200, dan kelas kontrol memperoleh skor pretes sebesar 0,276 dan skor postes sebesar 0,186.

Uji sampel berpasangan dan uji t sampel independen dapat dilakukan karena data berdistribusi normal.

Mengenai data pretest dari kontrol, nilainya adalah 0,05. Uji statistik parametrik tidak bisa dicoba sebab informasi survei tidak berdistribusi wajar Uji Wilcoxon, uji statistik non- parametrik, merupakan salah satu opsi Hasil pemeringkatan negatif menampilkan kalau selisih (negatif) antara hasil belajar kelas kontrol buat nilai N, mean, serta penjumlahan merupakan 0. Tidak terdapat penyusutan dari nilai pretest ke nilai posttest, serta nilai 0 menampilkan kalau terdapat selisih positif, ataupun selisih, antara hasil belajar kelas referensi. Artinya, 27 siswa berpendapat bahwa hasil belajar mereka telah meningkat dari hasil

(16)

sebelum ujian menjadi hasil setelah ujian. Jumlah penempatan positif total adalah 55,00, dan penempatan rata- rata adalah 5,50. Nilai sebelum dan sesudah tes dikenal sebagai dais.

Tidak terdapat skor yang sama antara pre-test serta post-test sebab nilai harus kelas kontrol merupakan nol.

Buat hasil uji homogenitas, semacam yang ditunjukkan di atas, hasil menampilkan kalau sig. 0,014 <; 0,05, yang berarti kalau alterasi dalam informasi postes kelas eksperimen serta kontrol tidak homogen.

Dalam langkah terakhir, hasil pengujian hipotesis yang didasarkan pada input SPSS ditunjukkan. Hasil yang terlihat adalah, karena data tidak homogen. Tidak ada varian yang sama (varians diasumsikan tidak sama atau tidak homogen) dalam data karena data tidak homogen berdasarkan hasil yang diperoleh berdasarkan nilai Sig.

(dua sisi) 0,000 = 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa siswa yang menggunakan metode CIRC dan yang tidak menggunakan metode CIRC mempunyai hasil belajar yang berbeda secara signifikan.

Postes belajar dalam kelas eksperimen rata-rata 90,5 dengan standar deviasi 7,619, dan postes belajar dalam kelas pembanding rata-

rata 61,5 dengan standar deviasi 14,539.

D. Kesimpulan

Bersumber pada hasil pengujian hipotesis riset serta dialog yang dicoba dalam riset ini, bisa disimpulkan kalau:

1. Hasil belajar siswa di kelas II SD dipengaruhi oleh penerapan metode CIRC. Peneliti dapat mengambil hasil belajar siswa dan melihat hasil pengujian hipotesis yang didasarkan pada kinerja SPSS. Nilai pre-test adalah 61,50 dengan standar deviasi 14.539, dan nilai post-test adalah 90,50 dengan standar deviasi 7,619.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa nilai ujian sebelum dan sesudah sekolah rata-rata berbeda. Hasil belajar siswa di kelas II SD meningkat pada 29.00 karena penerapan metode CIRC.

2. Pengaruh metode CIRC pada kinerja siswa, berdasarkan presentasi kelas eksperimen yang menunjukkan bahwa kinerja siswa dalam pembelajaran meningkat. Siswa di kelas eksperimen menerima 409 nilai belajar aktif, dengan persentase 78,65 yang dianggap baik.

3. Menurut siswa siswa metode CIRC yang digunakan oleh guru dapat meningkatkan kemampuan membaca

(17)

mendapat respon denga jawaban 27 siswa dan sesuai dengan soal yang di baca oleh peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012). Model penilaian otentik Dalam pembelajaran

membaca pemahaman

Beroreintasi pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, 3(2).

Arikunto, S dan Cepi. (2004).

Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Chapman, B., Slavin, M., Marriott, D., Halliday, C., Kidd, S., Arthur, I., ... & Australian and New Zealand Mycoses Interest Group. (2017). Changing epidemiology of candidaemia in Australia. Journal of Antimicrobial

Chemotherapy, 72(4), 1103- 1108.

Dalyono. 2012. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta

Dewi, I. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia

Group Relasi

Dimyati. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Fitriyah, Rohmatul; Wibowo, Satrio;

Octavia, Rosyidah Umami.

Pengaruh Model Discovery Learning dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar

Siswa di Sekolah

Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2021, 3.4.

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hopkins, D. (2011). Panduan Guru:

Penelitian Tindakan Kelas.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

KEMENDIKBUD. (2016). Panduan Penilaian Untuk Sekolah Dasar (SD). Jakarta: Kemendikbud.

Nuzula, Ila Firdausi; Wulan, Budhi Rahayu Sri; Nurhayati, Eni.

Pengaruh percobaan sederhana terhadap hasil belajar siswa pada tema 2 subtema 2 di kelas IV sekolah dasar. UM Palangkaraya (Tunas), 2022, 7.1.

(18)

Pakpahan, T. A. B., Waina, A., &

Syaukani, F. (2022).

Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Jurnal Multidisiplin Dehasen (MUDE), 1(3), 387- 392. .

Rahim, M. A. (1983). Rahim Organizational Conflict Inventory–II. Journal of Applied Psychology.

Slavin, R. E. (1996). Research on cooperative learning and achievement: What we know,

what we need to

know. Contemporary

educational psychology, 21(1), 43-69.

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi antara metode pembelajaran Problem Posing dan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ditinjau dari kemampuan berfikir

Tesis ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Model CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Composition )” pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 055985

“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Kelas

Seberapa besar peningkatan hasil belajar IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui penerapan metode CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) pada

PENERAPAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR. Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menulis deskripsi dengan mengunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah dapat dirumuskan berupa, Bagaimana pengaruh metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Penelitian Tindakan Kelas ini berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Ulasan dengan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)