BAB II
PENGARUH METODE OUTDOOR LEARNING DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI) metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki
Menurut Hamzah dan Muhlisrarini. (Ariani Hrp dkk 2022:101) metode adalah suatu cara yang teraturyang telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Metode mengajar adalah suatu cara yang direncanakan dan digunakan pendidik dalam proses pembelajaran agar tuuan tercapai.
Ariani Hrp dkk (2022:101) Mendefinisikan pembelajaran adalah usaha dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan mendapat kemamuan baru yang berlaku dalam waktu relatif lama dan karena adanya usaha.
Menurut Ashydiqih (Ariani Hrp dkk 2022:101) metode pembelajaran adalah seperangkat cara yang dilakukan guna mencapai tujuan tertentu dalam proses pemberajanaran. Sedangkan menurut Sudjana (Ariani Hrp dkk 2022:101) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dapat diartikan bahwa metode pembelajaran adalah cara cara dalam melakukan aktivitas antara seorang guru engan peserta ddidik ketika berinteraksi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.
1. Macam-Macam Metode Pembelajaran
Adapun beberapa metode-metode pembelajaran diantaranya:
1.) Metode Ceramah
Metode ceramah bisa di artikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung kepada peserta didik. Metode ini sering digunakan oleh para guru karena metode ini paling praktis, tidak membutuhkan banyak alat bantu.
2.) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan para peserta didik pada suatu pemrmasalahan dimana guru dan peserta didik, atau antara peserta didik dengan peserta didik lain saling berbincang berbagi gagasandan pendapat mereka. Tujuan metode pembelajarn ini adalah memecahan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa.
3.) Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran denagn memperagakan atau mempertunjukan kepada para peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang di pelajari, baik sebenarnya atau tiruanyang di sertai penjelasan.
4.) Metode Outdoor Learning
Metode Outdoor Learning merupakan suatu metode yang dilakukan di luar kelas atau alam terbuka metode ini memanfaatkan alam atau lingkungan sekolah sebagai ruang belajar interaktif atau outdoor learning dapat diartikan suatu pendekatan pembelajaran yang mengutamakan pengalaman di luar kelas sebagai sarana mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman siswa.
B. Pengertian Metode Outdoor Learning
Menurut PP No. 19 pasal 19 ayat 1 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa pembelajaran harus disajikan secara menarik.
Wujud dari pembelajaran menarik tersebut harus interaktif, inisiatif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartivasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat, dan perkembanagan fisik secara fisik serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan yang dipaparkan tersebut sudah seharusnya seorang guru harus berupaya menyajikan kegiatan pembelajaran semenarik mungkin bagi siswa. Pembelajaran yang menarik sangat diharapkan oleh siswa, bukan hanya siswa yang pandai saja, tetapi siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata rata pun membutuhkan pembelajaran yang dapat membuatnya tertarik sehingga ia termotivasi untuk mengikuti pembelajaran itu. Metode Outdoor Learning dapat menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Pembelajaran di luar kelas atau (Outdoor learning) merupakan upaya untuk mengarahkan para siswa untuk melakukan aktivititas yang dapat membawa mereka dapat mengamati lingkugan sekitar, sesuai dengan materi yang diajarkan.
(Rosyid dkk 2019: 1).
Menurut Komarudin dalam Husamah (Rosyid dkk, 2019:1) menyatakan bahwa Outdoor Learning merupakan aktivitas luar sekolah yang bersisi kegiatan di luar kelas/ sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti bermain di lingkunagan sekolah, taman, perkampungan, pertanian/ nelayan, bekemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pegetahuan yang relavan.
Outdoor Learning adalah metode di mana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkugannya.(Rosyid dkk 2019:2).
Dapat diartikan bahwa metode Outdoor Learning merupakan suatu metode yang dilakukan di luar kelas atau alam terbuka metode ini memanfaatkan alam atau lingkungan sekolah sebagai ruang belajar interaktif atau outdoor learning dapat diartikan suatu pendekatan pembelajaran yang mengutamakan pengalaman di luar kelas sebagai sarana mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman siswa.
Dengan menerapkan metode Outdoor Learning pembelajaran yang dialami oleh siswa akan bermakna dan menjadi pengalaman yang sulit dilupakan karena siswa dapat secara mudah mengetahui hubugan antara teori dengan dunia nyata melalui belajar kepada lingkugan.
1. Tujuan Metode Outdoor Learning
Pada dasarnya, metode Outdoor Learning tidak hanya memberikan pengalaman pada siwa, atau bukan hanya karena bosan di dalam kelas, merasa jenuh mengikuti pembelajaran yang hanya dilakukan di kelas saja. Metode outdoor learning memiliki tujuan-tujuan pokok yang ingin dicapai, sesuai dengan cita-cita pendidikan secara umum.
Secara umum, menurut Viera (2017:21) pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di luar ruangan kelas (Outdoor Learning) atau di luar lingkugan sekolah ialah sebagai berikut:
1) Mengarahkan peserta untuk mengembangkan bakat untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka dengan seluas luasnya di alam terbuka. Selain itu, kegiatan belajarnya di alam terbuka. Selain itu, kegiatan belajar mengajar di luar kelas juga bertujuan memberikan ruang kepada mereka untuk mengembangkan inisiatif personal mereka.
2) Kegiatan belajar mengajar di luar kelas bertujuan menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik.
Dengan kata lain, mereka diharapkan tidak “gugup” ketika menghadapi realitas yang harus dihadapi.
3) Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap lingkugan sekitarnya, serta cara mereka bisa membangun hubungan baik dengan alam.
4) Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar menjadi manusia sempurna, yaitu memiliki perkembangan jiwa, raga, dan spirit yang sempurna.
5) Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam tataran praktik (kenyataan di lapangan). Dalam hal ini mereka akan mendapatkan kesempatan luas untuk merasakan secara langsung hal yang telah di pahami dalam teori (mata pelajaran).
6) Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai alam dan lingkunagan, serta hidup berdampinagan di tengah perbedaan suku, ideologi, agama, politik, ras, bahasa dan sebagainya.
7) Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif.
8) Memberikan waktu seluas luasnya bagi peserta didik untuk belajar dari pengalaman langsung melalui impelentasi bebas kurikulum sekolah di berbagai area.
9) Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan.
10) Agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran. Denagan kata lain, jika pelajaran hanya disampaikan di dalam kelas, maka pemahaman para siswa terhadap pelajaran-pelajaran tersebut sangat kurang.
Untuk mengapai tujuan itu, seorang guru memegang peranan penting dalam mengontrol reaksi atau respons peserta didik, sebagaimana guru mengajar pesrta didiknya di dalam kelas, guru tetap bertanggung jawab membaca situasi dan kondisi pesrta didik, manakala kegiatan belajar di luar ruangan tidak terkontrol maka seorang guru harus menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar di luar ruangan.
Dengan demikian tugas terpenting seorang guru membangun motivasi pelajaran terhadap apa yang akan di pelajari peserta didik di luar ruagan mengarahkan tingkah laku peserta didik di luar ruagan. Jika guru mampu bersikap demikian maka peserta didik mendapatkan motivasi dan menunjukan minat dan semangat yang tinggi mengikuti pembelajaran di luar kelas.
2. Manfaat Metode Outdoor Learning
Setiap metode pembelajaran hendaknya didasarkan pada manfaat apa saja yang akan didapat oleh peserta didik apabila memakai suatu meode pembelajaran Oleh karna itu seorang guru harus memperhatikan metode pembelajaran agar pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.
Metode Outdoor Learning memberikan solusi kepada guru bagaimana memanfaatkan lingkugan untuk dapat memberikan pengauruh terhadap perkembangan peserta didik agar mereka mendapatkan pengalaman lebih didalam sistem pembelajaran.
Adapun beberapa manfaat umum dari metode Outdoor Learning antara lain:
1) Koneksi dibuat berdasarkan pengalaman denagan dunia nyata di luar kelas, membantu untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman dalam konteks yang bermakna.
2) Lingkugan luar dan lingkungan sekitar bertindak sebagai stimulus yang kaya untuk berpikir kreatif dan belajar. Hal ini memberikan peluang untuk diberikannya tantagan, penyelidikan, pemikiran kritis, dan refleksi.
3) Mengembangkan kesadaran akan kompleksitas dunia nyata dan dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
4) Peserta didik dapat memahami relevansi pelajaran ynag di ajarkan untuk kehidupan sehari hari.
5) Memberikan pengalaman pada peserta didik untuk mempertahankan pengetahuan lebih efektif. Peserta didik berkesempatan untuk belajar bersama dalam ruang lingkup yang lebih besar.
6) Berada di luar ruangan bisa menjadi pengalaman belajar yang lebih santai bagi banyak pelajar.
Berbeda dengan model tradisional yang mementingkan kecepatan pencapaian target kurikulum yang menghasilkan pembelajaran yang singkat sedangkan metode pembelajaran Outdoor Learning memberikan pengalaman belajar yang detail, rinci, dan menyenangkan dengan waktu yang relatif lebih lama dengan target terselesaikannya dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan sebelumnya oleh seorang guru.
3. Kelebihan Dan Kekuranagan Metode Outdoor Learning
Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekuragan. Seorang guru seharusnya benar-benar mengerti dan menyadari bahwa metode yang akan digunakan harus didasarkan pada kebutuhan dengan materi dan karakeristik peserta didik.
Bagi seorang guru profesional, pemahaman tenatang metode yang akan digunakan sudah menjadi keniscayaan, seorang guru sudah seharusnya mencapai tujuan yang telah di tentukan. Dari sinilah mengetahui kelebihan dan kekuragan suatu metode pembelajaran sangat penting karena menjadi acuan tindakannya dengan materi dan karakter peserta didik yang akan diajari.
Menurut Widiasworo (2017:91) ada beberapa kelebihan metode Outdoor Learning antara lain:
1) Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar
2) Peserta didik lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3) Daya pikir peserta didik lebih berkembang.
4) Pembelajaran lebih menginsprasi peserta didik.
5) Pembelajaran lebih menyenangkan.
6) Lebih mengengembangkan kreativitas guru dan peserta didik
7) Melatih peserta didik untuk dapat bersosiliasi secara langsung dengan masyarakat.
8) Kegiatan belajar lebih komunikatif.
9) Lebih menyeimbangkan antara pencapaian pengetahuan sikap, dan keterampilan.
10) Pembelajaran lebih dapat mengembangakan nilai-nilai karakter dan ahlak mulia.
Menurut Rosyid dkk (2019:9) ada beberapa kelemahan metode pembelajaran Outdoor Learning antara lain:
Metode pembelajaran Outdoor Learning memerlukan pengelolaaan yang prima mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sehingga guru harus dengan berbagai pihak antara lain sekitar sekolah.
1) Metode pembelajaraan Outdoor Learning tidak hanya dipimpin oleh Salah satu guru akan tetapi melibatkan guru lain sebagai pembingbing.
2) Metode pembelajaraan Outdoor Learning memerlukan pengawasan yang ketat dari unsur guru, kepala sekolah dan orang tua siswa.
3) Metode pembelajaraan Outdoor Learning memerlukan sumber belajar yang berasala dari lingkunagan sekitar sekolah sehingga sekolah harus menyediakan fasilitas belajar yang kompeten.
4) Metode pembelajaraan Outdoor Learning cenderung hanya berorientasi pada kegiatan rekreatif tidak menekankan pada aspek keterampilan belaka.
Menurut Suyadi ( Rosyid dkk 2019:10) guru perlu memperhatian beberapa hal yang mungkin menjadi kendala atau hambatan pembelajaran di luar kelas yaitu:
1) Siswa akan kurang konsentrasi.
2) Pengelolaan siswa akan lebih sulit terkondisi.
3) Waktu akan tersita (kurang tepat waktu).
4) Pengutan konsep kadang terkotaminasi oleh siswa lain kelompok lain.
5) Guru kurang intensif dalam membimbing.
6) Akan muncul minat yang semu.
Selain itu, yang harus diperhatikan guru ketika mengajar di luar kelas adalah mereka akan menjadi daya tarik sehingga banyak orang yang datang melihat atau menyaksikan. Tentu hal tersebut akan menganggu proses pembelajaran. Pusat perhatian peserta didik akan tertuju ke mana saja oleh karena itu sebagai seorang guru harus bisa mengatasi kelemahan tersebut.
4. Bentuk-Bentuk Metode Outdoor Learning a. Jelajah Alam Sekitar
Jelajah Alam Sekitar atau biasa di singkat JAS merupakan suatu pendekatan pembalajaran yang memanfaatkan alam sebagai sumber belajar.
Peserta didik tidak dituntut belajar di dalam kelas dengan setumpuk tugas dari buku dan LKS, namun mereka menjelajahi alam sekitar untuk menemukan pengetahuan yang nyata. Pendekatan ini bersifat mendorong peseta didik untuk aktif mencari pengetahuannya sendiri.
Penggunaan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) adalah salah satu inovasi pendekatan pembelajaran bagi kajian ilmu yang bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada peserta didik. (Moh. Zaiful Rosyid dkk 2019:52).
Adapun ciri ciri pembelajaran JAS di antaranya:
1) Pembelaajaran dilakukan di alam sekitar secara langsung.
2) Adanya kegiaatan pengamatan, prediksi, dan penjelasan.
3) Adanya laporan untuk dikomunikasikan melalui lisan, tulisan, gambar atau audiovisual.
4) Kegiatan pembelajaranya dirancang menarik sehingga dapat menimbulkan minat belajar.
Pendekatan JAS merupakant pendekatan yang di dalam kegiatannya memanfaatkan alam secara langsung melalui kegiatan pengamatan, diskusi dan laporan hasil. Pendekatan ini tidak mengharuskan para peserta didik menghafal informasi, tetapi mendorong peseta didik untuk mengembangkan informasi pengetahuan yang diperoleh melalui proses eksprolasi dan investigasi di lingkugan sekitar mereka.
Pendekatan JAS dapat meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik. Pendekatan pembelajaran ini cocok diterapkan karena dirancang untuk meningkatkan kemandirian dan rasa tanggung jawab peserta didik terutama pada proses pembelajaran.
b. Perkemahan
Perkemahan merupakan kegiatan yang dilakukan di luar (alam terbuka) dan berkemah merupakan sebuah cara efektif dalam membentuk karakter peserta didik. Denagan berkemah peserta didik belajar menghargai kesederhanaan, menghindari hidup mewah dan mempelajari keharonisan.
Berkemah atau perkemahan merupakan salah satu macam kegitan dalam pramuka yang dilaksanakan secara outbond. Berkemah adalah kegiatan yang di lakukan di luar, baik dilaksanakan di tempat perkemahan atau di halaman sekolah.
Adapun beberapa tujuan dan manfaat berkemah 1.) Tujuan perkemahan
Rosyid dkk (2019:64) mengemukakan tujuan dilaksanakan berkemah anatara lain:
1) Memberikan pengalaman adanya saling ketergantugan antara unsur unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan dan mengembangakan sikap tanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbanagan alam.
2) Mengembangkan kempuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebih di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan.
3) Membina kerjasama dan persatuan dan persaudaraan.
2.) Manfaat berkemah
Adapun manfaat dari kegiatan berkemah terhadap perkembanagan sosial emosional peserta didik seacara umum:
1) Menumbuhkan keberanian pada diri peserta didik.
2) Melatih kemandirian dan disiplin
3) Melatih peserta didik agar bisa beradaptasi dengan lingkungan baru.
4) Menumbuhkan semangat gotong royong dan kebersamaan.
5) Melatih mengendalikan emosi dan ego yang berlebihan.
6) Memberikan pengalaman adanya saling ketergantugan antara unsur unsur alam dan kebutuhan untuk melestraikannya.
7) Mengenalkan pentingnya menjaga lingkungan dan mengembanagakan sikap tanggung jawab terhadap alam.
8) Mengembanagakan kemampuan diri mengatasi tantangan yang di hadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebih di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenagkan dalam kesederhanaan.
9) Membina kerja sama dan persatuan dan persaudaraaan.
10) Membangun keterampilan untuk mempersiapkan diri di masa yang akan datang.
11) Meningkatkan keterampilan fisik seperti pengawasan terlatih.
12) Meningkatkan keterampilan sosial pada diri mereka 13) Mendekatakan diri dengan alam.
14) Dapat memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman.
c. Karyawisata
Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI) karyawisata bermakna kunjungan ke suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan dalam hubungan dengan pekerjaan seseorang atau sekelompok orang.
Sedangkan menurut Syaiful sagala (Rosyid dkk 2019:71) metode Field Trip atau karyawisata ialah (eksekusi) yang di lakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman beleajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.
Menurut Roestiyah (2008:85) karyawisata ialah cara mengajar yang di laksanakan dengan mengajak peserta didik ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, bengkel mobil, toko serba ada, peternakan, perkebunan, lapanagan bermain dan sebagainya.
Karyawisata tidak hanya pergi dan bergembira saja, tetapi juga dapat belajar berbagai hal. Hal tersebut akan membantu peserta didik dalam meninngkatkan kognitif dan keterampilan. Karyawisata adalah suatu cara penyajian pembelajaran dengan membawa para peserta didik mengunjungi obyek yang di pelajari.
Karyawisata sering juga juga di sebut Study Tour atau widyawisata.
Biasanya setiap sekolah merancang adanya program karyawisata bagi setiap peserta didik. Lokasi yang biasaya di kunjungi tidak hanya tempat yang memberikan hiburan kepada peserta didik melainkan memberikan pelajaran penting sehingga peserta didik dapat belajar pada kondisi nyata yang menyenangkan.
Adapun beberapa tujuan dan manfaat karyawisata 1.)Tujuan karyawisata
Tujuan karyawisata di anataranya:
1) Peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya.
2) Memberi kesempatan kepada peseta didik untuk mengamati atau mengobservasi, memperolehinformasi, dan mengkaji dunia secara langsung. Seperti binatang, tanaman, dan benda-benda di sekitar peserta didik.
3) Dengan berkaryawisata, peserta didik memperolehkesempatan untuk menumbuhkan minat tentang suatu hal, meningkatkan pembendaharaan kata, menambah pengetahuan dan memperluas wawasanya.
4) Pembelejaran lebih menjadi kreatif.
5) Menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental pesereta didik sehingga peserta didik tidak gugup ketika menghadapi realita yang harus di hadapi.
2.) Manfaat karyawisata
Manfaat karyawisata di antaranya
1) Mendorong motivasi belajar. Dorogan motivasi belajar itu dapat muncul karena metode ini menggunakan setting alamterbuka, sehingga tidak menimbulkan rasa bosan.
2) Suasana belajar yang menyenangkan.
3) Mengasah aktivitas fisik dan kerativitas peserta didik karena kegiatan ini menggunakan strategi belajar sambil melakukan ataumempraktikan sesuai penugasan.
4) Menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran, situasi dan kenyataanfsdanya.
5) Mendorong peseta didik mempelajari sesuatu yang di peroleh melaui benda benda yang ada di sekitar ruangan.
d. Ekspedisi
Ekspedisi adalah petualanagan yang dilakukan pada daerah baru (bagi pelaksana) adapun yang mengatakan ekspedisi ialah perjalanan jauh dan panjang ke suatu daerah yang belum pernah didatangi orang. Rosyid dkk, (2019:90)
Dapat diartikan bahwa ekspedisi merupakan kegiatan perjalanan ke suatu tempat untuk mencapai misi tertentu. Dalam hal ini guru dan peseta didik mengadakan suatu perjalanan ke tempat tertentu untuk mengamati, meneliti dan menemukan fakta yang ada di lapangan. Fakta tersebut di singkronkan dengan materi yang sedang di pelajari di kelas. Kegiatan ini memberikan semangat kepada peserta didik karean dapat mempelajari mareri sesuai dengan realita.
Adapun macam-macam ekspedisi, terdiri dari:
1) Ekspedisi bersifat ilmiah.
2) Ekspedisi yang bersifat semi ilmiah.
3) Ekspedisi yang bersifat petualangan.
e. Praktikum Lapangan
Praktikum adalah kegiatan belajar mengajar dengan cara tatap muka yang menekankan aspek keterampilan, pengetahuan, dan sikap dengan menggunakan alat alat di laboratorium, kebun percobaan dan lain lain. Untuk memudahkan praktikan dalam bekerja ketika praktikum maka disusunlah Lembar Kerja (LK).
Praktikum merupakan suatu kegiatan yang penting apalagi dalam pembelajaran yang membutuhkan pembuktian yang merupakan kegiatan ilmiah.
Praktikum memiliki kedudukan penting dalam pembelajaran IPA, karena melalui praktikum peserta didik dapat mengemabangkan dan menerapkan proses sains.
Dinatara manfaat praktikum adalah kegiatan berpusat pada pemengmbanagan keteranmpailan proes, motorik dan pembentukan sikap ilmiah. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut seorang guru harus mempersiapkan bahan ajar yang tepat.
C. Pengertian Minat Belajar
Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI) minat adalah kecendurngan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.
Menurut Djaali (Ariani Hrp dkk 2022:23) minat adalah adalah rasa lebih suka ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanapa ada yang menyeluruh.
Sedangkan merurut Ahmadi minat adalah sikap jiwa orang- orang termasuk (kognisi, konasi, dan emosi), yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubugan itu unsur sangat kuat. Dari kedua pendapat tersebut dapat diartikan minat ialah sikap sesorang terhadap sesuatu yang ditunjukan dengan ketertarikan pada suatu hal tanpa adanya paksaan.
The Liang Gie (Ariani Hrp dkk 2022:24) memberikan pengertian yang paling mendasar tentang minat” minat artinya sibuk, tertarik, atau terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Rosyadah dalam Susanto (Nurlina Ariani Hrp dkk 2022:24) berpendapat minat yang timbul pada diri sesorang pada prinsipnya dapat dibedkan menjadi dua yakni:
1) Minat yang berasal dari pembawaaan yakni timbul dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat alamiah.
2) Minat karena pengaruh dari luar diri individu timbul seiring debngan proses perkembanagan.
Menurut Djamarah (2011:13) definisi belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebgai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Selain itu menurut khodijah (Ariani Hrp dkk 2022:24) belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru melibatkan proses-proses mental internal yang mengakibatkan perubahan perilaku dan sifatnya relatif permanen.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku adapun tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku positif atau lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Noer Rohmah (2012:196) minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Abdul Rahman Saleh dan Muhib Abdul Wahab (2004:263) minat belajar adalah suatu kecendrugan untuk memberikan perhatian dan tindakan terhadap orang, aktifitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai dengan perasaan senang.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah rasa keterkaiatan, kecendrungan dan adanya perhatian lebih terhadap apa yang diminati dan apa yang diminati tersebut merupakan aktifitas yang ldalam suatu kegiatan. Oleh karena itu minat belajar akan berpenagruh terhadap hasil belajar.
1. Unsur-Unsur Minat Belajar
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti suatu kegiatan. Dari hal tersebut akan berpengaruh pula pada minat perseta didik dalam belajar.
Menurut Syah Suryabarata (Ariani Hrp dkk 2022:29) perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas yang dilakukan.
Aktivitas yang disertai perhatian intensif seseorang akan lebih sukses dan perestasinya pun akan lebih tinngi. Sebagai seorang guru sudah seharusnya selau berusaha menciptakan pembelajaran yang menarik bagi peserta didik sehingga mereka mempunyai minat belajar yang kuat terhadap pelajaran yang diajarkan.
Seseorang yang memiliki minat yang kuat terhadap suatu kegiatan akan memberikan perhatian yang besar, tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Unsur yang tak kalah penting adalah perasaan peserta didik mengikuti pelajaran yang diajarkan gurunya. Menurut Suryabrata (Ariani Hrp dkk 2022:29)
perasaan didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umunya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.
Setiap aktivitas dan pengalaman yang di lakukan tidak luput dari suatu perasaan, baik perasaan senang atau tidak senang. Perasaan pada umumnya berkaiatan dengan fungsi mengenal artinya perasaan akan timbul karena mengamati, menganggap, mengingat ingat atau perasaan tertarik.
Perasaan yang senang akan menimbulkan minat yang kuat, yang di perkuat dengan sikap positif. Minat muncul karena motivasi, oleh karena itu motivasi diartikan sebagai daya pendorong untuk melakukan sesuatu.
Menurut Sadirman (Ariani Hrp dkk 2022:29) motivasi dapat di katakan
“sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Peserta didik belajar karena ada yang mendorongnya. Dalam hal ini motivasi menjadi dasar penggeraknya yang mendorong peserta didik untuk belajar. Dan minat dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi, bisa peserta didik sudah termotivasi untuk belajar maka peserta didik akan belajar dengan baik. Tidak adanya minat dalam peserta didik menjadi penyebab peserta didik tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh kareana itu seorang guru harus membangkitkan minat para peserta didik yang asalnya tidak berminat menjadi minat untuk belajar. Motivasi dasar menjadi penggerak yang mendorong perseta didik belajar sehingga peserta didik berminat terhadap suatu obyek, karena minat adalah motivasi dalam belajar.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Minat seorang tidak mungkin mucul tiba-tiba, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut syah (Ariani Hrp dkk 2022:30) membedakannya menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi dua aspek, yakni:
1) Aspek fisiologis
Kondisi jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran tubuh siswa. Hal ini dapat mempengaruhi semanagat dan insensitas siswa dalam pembelajaran
2) Aspek psikologis
Aspek psikologis adalah aspek yang berasal dari dalam diri siswa yang terdiri dari intelegensi, bakat siswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa b. Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan teman sekelas
2) Lingkungan Nonsosial
Lingkungan sosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal, alatalat belajar.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar, yaitu segala sesuatu cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.
D. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti dorogan unuk melakukan sesuatu. Dalam Kamus Besar Indonesia (KBBI) Motivasi di artikan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Menurut P. Siagian (Setiawan 2017:29) menefinisikan motivasi sebagai daya dorong yang mengakibatkan seseorang bersedia untuk mengerahkan kemampuan, tenaga dan waktunya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukkan sebelumnya. Dapat dikatan moitivasi adalah dorongan yang menggerakan seseorang untuk melakukan seuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Clayton Aldelfer dalam Nashar (Setiawan 2017:30) mendifinisikan motivasi belajar adalah kecendrungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan peserta didik secara maksimal sehingga dapat dapat berbuat lebih baik, berferstasi dan kratif
Menurut Nyayu Khodijah (Setiawan 2017:31) motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
Berdasarkan definisi di atas motivasi belajar adalah dorongan yang membuat seseorang bertindak untuk mencapai tujuan yaitu hasil belajar yang maksimal. Belajar dan motivasi sangat erat kaiatannya, motivasi akan mendorong akan mendorong hasil belajar yang lebih baik. Motivasi sanagatlah penting bagi guru dan peserta didik, bagi peserta didik motivasi menunjukan kekuatan belajar, mengerahkan kegiatan belajar, memberikan semangat belajar. Sedangkan bagi guru motivasi membangkitkan semangat peserta didik, memahami masing masing motivasi pesereta didik, memahami peranan guru.
1. Jenis Motivasi Belajar
Motivasi merupakan sumber kekuatan dalam belajar dan pembelajaran, motivasi dapat memicu peserta didik untuk melakukan sesuatu perubahan ke arah
yang lebih baik lagi. Wingkel dalam Khodijah, (Setiawan 2017:32) dilihat dari sumbernya, motivasi belajar ada dua jenis yaitu motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang, secara umum berkembang dalam diri seseorang, secara umum motivasi tumbuh dan berkembang dan dipengaruhi dari diri sendiri (intrisik) dan dari luar / lingkungan (ekstrisik).
a) Motivasi Ekstrisik: merupakan motivasi yang disebabkan oleh faktor- faktor dari luar situasi belajar. Motivasi ini tidak mutlak berkaitan denagan aktivitas belajar, misalnya anak rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang dijanjikan orang tuanya.
b) Motivasi Intrisik adalah motivasi yang mencakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik sendiri.
Motivasi ini disebut juga motivasi murni atau motivasi yang timbul dari diri sendiri.
2.Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
Menurut Purwanto (Setiawan 2017:38) Guru perlu untuk menumbuhkan motivasi dari peserta didiknya. Dengan motivasi maka peserta akan semakin terdorong untuk bisa mencapai dari tujuan pembelajaran yang dilaksanakan.
Untuk mengembangkan motivasi kepada peserta didik, seorang guru harus memberikan saran-saran atau memberi pengaruh yang negatif. De Ceoco &
Crawfrod dalam Omar Hamalik (Setiawan 2017:38) menjelaskan beberapa upaya meningkatkan motivasi belajar sebagai berikut:
1) Upaya menggerakan motivasi: guru sering menjumpai kelas yang waspada dan penuh perhatian sehingga guru harus bisa menciptakan lingkungan yang merangsang agar peserta didik memberikan sambutan terhadap pelajaran dari guru.
2) Upaya pemberian harapan: peserta didik memiliki harapan- harapan tertentu setelah menyesaikan pelajaran atau tugas,
sehingga guru peru memberikan harapan-harapan tertentu untuk menggugah motivasi belajar siswa.
3) Upaya pemberian insentif: intensif sebagai objek tujuan atau simbol yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan/kegiatan siswa.
4) Upaya penggaturan tingkah laku: guru perlu mengatur tingkah laku peserta didik dengan cara Restitusi (siswa melakukan respon yang sebenarnya sebagai pengganti tindakan yang tadinya tidak benar) dan Ripple Effet (pengaruh bergelombang dari suasana kelas yang disiplin terhadap peserta didik lain yang mendengar, melihat, dan mengamatinya).
Sementara itu Fatuhroman & Sutikno (Setiawan 2017:38) memngemukakan ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik yakni:
1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan kegiatan belajar menngajar seharusnya seorang guru menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapainya kepada peseta didik. Semakin jelas tujuan maka semakin besar pula motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.
2) Hadiah
Memberi hadiah kepada peserta didik yang berperstasi. Hal ini akan memicu semangat para peserta didik untuk belajar lebih giat lagi. Disamping itu, peserta didik yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar peseta didik yang berperstasi.
3) Saingan/kompetinsi
Guru berusaha mengadakan persaingan dianatar peserta didiknya untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4) Pujian
Sudah sepantasnya peserta didik yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian, tentunya pujian yang bersifat membangun.
5) Hukuman
Hukuman diberikan untuk peserta didik yang berbuat kesalahan saat proses belajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan para peserta didik merubah diri dan dia berusaha memicu motivasi belajarnya.
6) Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar starteginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal kepada peserta didik.
7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8) Membantu kesuliatan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.
9) Menggunakan metode yang bervarisiasi.
10) Menggunkan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sesuai denagan paparan di atas maka dapat disimpulkan beberapa strategi yang dapat di lakukan guru untuk membangkitkan motivasi peserta didik diantaranya:
1) Menyampaikan tujua pembelajaran kepada peserta didik.
2) Membangkitkan dorongan belajar sehingga terciptanya persaingan yang sehat.
3) Membentuk kebiasaan belajar yang baik misalnya membiasakan mendiskusikan pendapat.
4) Membantu peserta didik yang kesuliatan belajar 5) Memberi harapan akan hasil belajar.
6) Memberi ulangan atau tes.
7) Menggunkan metode pembelajaran yang bervareasi 8) Menggunakan media pembelajaran.
E. Pengaruh Metode Outdoor Learning Dalam Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar
Metode outdoor learning ini memiliki pengaruh dalam meningkatkan minat dan motivasi. Diantara beberapa pengaruh nya adalah:
1) Koneksi dengan alam
Metode Outdoor lerning ini dapat membantu peserta didik terhubung dengan alam, yang dapat meningkatkan minat mereka dalam materi yang di berikan di kelas yang terkait dengan lingkungan dan ilmu alam..
2) Pengalaman langsung
Melalui kegiatan diluar kelas, peserta didik dapat memahami pembelajaran yang lebih langsung dan praktis, yang seringkali lebih menarik di luar kelas daripada pembelajaran teori di dalam kelas..
3) Keterlibatan fisik
Akvititas fisik dalam metode outdoor learning dapat membantu meningkatkan motivasi belajar, karena peserta didik merasa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.
4) Kolaborasi
Kegiatan di luar kelas seringkali melibatkan kerja sama antar tim, yang dapat meningkatkan motivasi belajar melalui interaksi sosial positif.
5) Pembelajaran kontekstual
Lingkungan alam seringkali menyediakan konteks nyata untuk pembelajaran, membuat materi lebih relevan dan mudah dimengerti.
6) Motivasi intrisik
Metode outdoor learning dapat merangsang motivasi intrisik, dimana peserta didik belajar karena minat pribadi dan keinginan untuk memahami dunia sekitarnya, bukan hanya untuk mendapatkan nilai atau pujian dari guru
7) Kebebasan dan kemandirian
Lingkungan di luar kelas sering memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
Hal ini dapat meningkatkan rasa kemandirian dan motivasi intrisik.
Pengaruh metode Outdoor Learning dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar di antaranya sebagai berikut:
1.) Jelajah Alam Sekitar (JAS)
Pendekatan ini dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar. Pada pendekatan ini mencakup eksplorasi dan pengamatan lingkungan sekitar peserta didik. Berikut adalah pengaruh pendekatan ini dapat membantu meningkatkan minat dan motivasi belajar:
a) Kontivitas peroranagan
Peserta didik belajar tentang lingkungan yang langsung mereka alami, yang membuat pelajaran lebih personal dan relevan.
Mereka dapat mengamati flora dan fauna yang ada di sekitar mereka
b) Rasa keingintahuan
Melalui pengamatan langsung, peserta didik seringkali merasa penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang alam di sekitar mereka. Hal ini mendorong mereka untuk mencari pengetahuan lebih lanjut.
c) Pengembanagan keteramplian hidup
Selain dari aspek akademik pendekatan JAS ini juga dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan praktis seperti pemecahan masalah, keterampilan bertahan hidup.
d) Peduli terhadap lingkungan
Melalui pengalaman langsung dengan alam, peseta didik dapat mengembangkan rasa peduli terhadap lingkungan dan
berkelanjutan, yang dapat menjadi motivasi tambahan dalam belajar.
e) Pemberdayaan peserta didik
Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada peserta didik memimpin eksplorasi, membuat pertanyaan, dan mengejar minat pribadi mereka dalam belajar.
2.) Perkemahan
Perkemahan ini dapat berpengaruh dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar diantaranya:
a) Pengalaman langsung
Perkemahan membawa peseta didik ke lingkungan alam yang berbeda, yang memungkinkan mereka untuk beajar melalui pengalaman langsung. Ini memberikan ksesmpatan untuk mengamati dan mejelajahi alam dengan cara yang tidak mungkin di dalam kelas.
b) Kegembiraan dan antisiasme
Lingkungan perkemahan seringkali memicu rasa kegebiraan dan antusiasme di anatara peserta didik. Mereka dapat mengalami petualagan dan eksplorasi alam yang mendorong minat mereka.
c) Kerjasama dalam tim
Aktivitas perekemahan sering memerlukan kerja sama antar tim yang memungkinkan peserta didik untuk belajar tentang kerja sama, komuikasi, dan ketergantungan satu sama lain.
d) Keterampilan hidup
Peserta didik dapat belajar keterampilan praktis seperti membangun tenda, memasak, dan lain-lain yang berguna untuk kehidupan sehari- hari.
e) Pencapaian dan percobaan
Ketika peserta didik berhasil menyelesaikan tantangan di lingkungan perkemhan ini dapat meningkatkan perasaan prestasi dan memberikan motivasi tambahan untuk melajar.
f) Peningkatan minat khusus
Perkemahan dengan tema khusus seperti perkemahan sains dan perkemahan sejarah dapat memberikan fokus kuat pada subjek tertentu dan memperdalam minat peserta didik.
3.) Karyawisata
Karyawisata atau study tour yang melibatkan kunjungan ke berbagai tempat.
Diantara pengaruhnya dalam meningkatakan minat dan motivasi beajae adalah :
a) Koneksi dengan dunia nyata
Kunjungan ke tempat-tempat terkait dengan subjek atau topik tertentu memberikan peserta didik kesempatan untuk melihat bagaimana konsep-konsep yang di pelajari di dalam kelas di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat matri pelajaran lebih relevan b) Inspirasi dan motivasi
Mengunjungi tempat atau bertemu dengan orang-orang yang telah berhasil dalam bidang tertentu dapat menginspirasi peserta didik dan memberikan motivasi yang kuat.
c) Peningkatan minat dalam mata pelajaran
Kunjungan ke tempat yng relevan dengan mata pelajarn tertentu dapat meningkatkan minat peserta didik dalam subjek tersebut.
d) Pengenalan pada beragam budaya dan lingkungan
Karyawisata yang melibatkan kunjungan ke tempat- tempat budaya atau lingkungan yang berbeda membantu peerta didik memahami keragaman dunia. Hal ini dapat merangsang minat peseta didik dalam studi sosial dan budaya.
e) Diskusi dan pemahaaman yang dalam
Diskusi yang melibatkan peserta didik tentang penglaman karyawisata mereka dapat meningkatakan pemahaman mereka tentang konsep- konsep pelajaran dan mengali pertanyaan atau wawasan baru.
4.) Ekspedisi
Ekspedisi merupakan pembelajaran yang melibatkan perjalanan ke daerah yang mungkin berada di luar zona nyaman peserta didik. Berikut diantara pengaruhnya dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar:
a) Penekanan pada pembelajaran aktif
Ekspedisi mendorong pembelajaran aktif dimana peserta didik aktif mencari, menyelidiki, dan pemahaman mereka sendiri.
b) Minat subjek khusus
Peserta didik sering kali lebih tertarik pada topik tertentu ketika mereka dapat menjelejahi aspek nyata dan relevan dari subjek tersebut selama ekspedisi.
c) Memahami konteks sejarah
Eksepdisi ke tempat tempat bersejarah memungkinkan peserta didik unutk menghubungkan konsep sejarah dengan lokasi yang sebenarnya.
d) Menghargai budaya
Jika ekspedisi melibatkan kunjungan ke komunitas atau budaya yang berbeda peserta didik dapat memahami dan menghargai keragaman buadaya, bahasa, dan tradisi.
e) Peningkatan rasa percaya diri
Menghadapi tantanagan selama ekspedisi dan berhasil melewati mereka dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik dalam pembelajaran 4.) Praktikum lapanagan
Praktikum lapangan dapat berpengaruh dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar di antaranya:
a) Motivasi melalui tantangan
Tantanagan yang di hadapi dalam lingkungan praktikum lapangan biasa sangat memuaskan ketika peserta didik berhasil menyelesaikan tugas atu proyek lapangan dapat meningkatkan perasaan prestasi dan memberikan motivasi tamabahan untuk memahami lebih dalam.
b) Peningkatan minat
Peserta didik seringkali lebih tertarik pada subyek tertentu ketika mereka dapat menjelajahi aspek nyata dari subjek tersebut selama praktikum lapangan.
c) Hubungan dengan materi pelajaran
Praktikum alanagan sering kali memperlihatkan kepada peserta didik bagai mana konsep-konsep yang mereka pelajari di dalam kelas diterapkan dalam kehidupan nyata.
d) Memahami lingkungan
Praktikum lapangan di alam terbuka seperti labolatorium, atau tempat bersejarah membantu siswa memahami dan menghargai lingkaungan fisik dan budaya yang berbeda.
e) Pengembangan keterampilan penyelidikan
Peserta didik belajar cara mengamati, menganalisis, dan mengumpulkan data dilapangan yang mengembangkan keterampilan penelitian yang penting.