• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model discovery learning untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model discovery learning untuk"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Bapak Lalu Usman Ali selaku Sekretaris Fakultas Fisika yang telah membimbing dan memotivasi saya agar dapat segera menyelesaikan tugas ini. Ag sebagai pembimbing dan dosen yang membimbing, banyak memberikan motivasi dan memberikan saran demi penyempurnaan tugas ini.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Discovery Learning terhadap peningkatan pemahaman konseptual siswa VII. kelas di SMA Al-Ashriyah menggunakan nilai kalor briket yang dicampur dengan limbah kulit singkong dan kulit cavista dengan lem tepung tapioka untuk meningkatkan nilai konseptual siswa. memahami suhu dan bahan termal. Hal ini menunjukkan bahwa setelah penggunaan nilai kalor briket campuran kulit singkong dan kulit kawista dengan menggunakan model Discovery Learning, terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VIIB di SMA Al-Ashriyah.

Gambar 4.1 grafik uji kerapatan massa  33
Gambar 4.1 grafik uji kerapatan massa 33

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apa dampak model Discovery Learning terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa VII. kelas SMA Al-Ashriyah menggunakan nilai kalor briket campuran. 6Eva Suryani, dkk, “Implementasi Karakteristik Nilai Kalor Briket Campuran Kulit Durian dan Limbah Batok Kelapa pada Pembelajaran Suhu dan Kalor di SMPN 15 Kota Bengkulu,” Jurnal Pendidikan IPA PENDIPA, Volume 3, Edisi 3, 2019, hal . .

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Definisi Operasional

  • Model Discovery Learning

Berdasarkan hal tersebut pemahaman konsep dapat digunakan untuk berpikir dan berinteraksi, tidak hanya untuk interaksi yang tepat dan baik saja, karena siswa yang memiliki pemahaman mempunyai dasar untuk berkomunikasi. Pemahaman konsep dalam kegiatan pembelajaran dipandang penting agar siswa dapat memahami dan menafsirkan ilmu pengetahuan dengan baik. Oleh karena itu, pemahaman konsep fisika adalah kemampuan menjelaskan atau mengungkapkan makna suatu konsep fisika dan menghubungkannya dengan konsep dan kejadian lain dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Sulaeman dalam jurnal Nahdi, dkk, pemahaman konseptual adalah kemampuan individu dalam memahami suatu konsep tertentu. Seorang siswa mempunyai pemahaman terhadap suatu konsep jika siswa telah memahami makna atau pentingnya suatu konsep.

Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

Teknik pengumpulan data pembuatan briket dari campuran limbah kulit singkong dan kulit kawista, pada tahap ini pertama kali dilakukan penelitian ilmiah yaitu pembuatan briket dari campuran limbah kulit. Pisau digunakan sebagai alat untuk memotong kulit casing menjadi potongan-potongan kecil, sedangkan palu digunakan sebagai alat untuk memukul kulit casing menjadi potongan-potongan kecil. Baki tersebut digunakan sebagai tempat menaruh kulit singkong dan kulit kavista yang akan dijemur di bawah terik matahari.

2 kantong plastik ukuran sedang untuk menyimpan kulit singkong kering dan kulit kavista agar tidak terkena embun. Peralatan yang digunakan untuk briket kulit singkong dan kulit kawista dengan perekat tapioka terdiri dari : Kulit singkong dan kulit kawista dibuat menjadi arang dengan cara dimasak dengan tangan yaitu dengan menggunakan penggorengan bekas kemudian dibakar hingga menjadi arang.

Arang yang telah digiling menjadi tepung dengan bantuan lesung batu, kemudian diayak sehingga menghasilkan arang kulit singkong dan kulit kavista dengan tekstur yang lebih lembut dan halus. Bahan bakunya adalah kulit singkong dan kulit kavista yang digiling hingga halus, kemudian diayak menggunakan ayakan 40 mesh, hasil ayakan tersebut dijadikan bahan baku pembuatan briket. Serbuk/butiran halus kulit singkong dan kulit kavista dicampur dengan beberapa variasi komposisi bahan baku utama dalam pembuatan briket.

Perbedaan komposisi bahan baku utama antara bubuk arang cangkang singkong/butiran halus dengan cangkang kavista adalah perbandingannya lalu dicampur hingga benar-benar rata. Setiap uji mutu mempunyai tiga sampel yang ditandai dengan sampel masing-masing K1, K2, dan K3, perbandingan kulit case dan kulit kavista masing-masing dan 70:30. Pada tahap ini briket yang dicampur dengan kulit singkong dan kulit kawista digunakan sebagai materi suhu dan kalor dan pada tahap ini akan dilakukan analisis melalui hasil pre-test dan post-test untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa mengenai suhu dan kalor.

Dari penelitian yang dilakukan yaitu produksi biobriket arang, dihasilkan produk biobriket arang dari bahan baku yaitu campuran kulit singkong dan kulit kavista dengan lem tapioka, dengan komposisi yang berbeda-beda, pencampuran kulit singkong dan kulit kavista. Hasil penelitian pembuatan briket dari kulit singkong dan kulit cavista dengan lem tapioka diperoleh dengan melakukan beberapa pengujian mutu, diantaranya sifat fisik yang terdiri dari uji kepadatan massa dan uji laju pembakaran, sedangkan sifat kimia uji mutu briket meliputi: kadar air dan nilai kalori.

Tabel 3.4 perbandingan komposisi kulit singkong dan kulit  kawista
Tabel 3.4 perbandingan komposisi kulit singkong dan kulit kawista

PEMBAHASAN

Pada grafik 4.1 hasil penelitian densitas pada kulit singkong dan pati khawi dengan perekat pati tapioka menunjukkan adanya peningkatan nilai densitas pada sampel K1 dengan perbandingan 30:70 dan nilai densitas rendah terdapat pada sampel K3 dengan perbandingan dari 70: 30. Hal ini disebabkan karena massa briket yang besar dan kurangnya peningkatan tekanan pada saat proses pembuatan briket sehingga ikatan antar partikel arang briket menjadi tidak maksimal dan membuat rongga udara menjadi besar serta luas permukaan juga besar seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Candra. . Aris Setyawan33 tahun 2015 tentang Pengaruh Variasi campuran batang jagung dan perekat molase dalam pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif menunjukkan bahwa semakin banyak perekat molase yang ditambahkan pada briket maka nilai densitasnya semakin tinggi. Hal ini dikarenakan dengan semakin banyaknya penambahan perekat pada briket maka ikatan antar partikel briket akan semakin kuat dan menyebabkan nilai densitas briket semakin tinggi.

Pengaruh Perbedaan Campuran Batang Jagung dan Lem Molase Terhadap Pembuatan Briket Sebagai Bahan Bakar Alternatif (03): NO.03.

KERAPATAN MASSA (GRAM/CM3)

6,86%, sedangkan kadar air tertinggi terdapat pada perbandingan 70:30. Kadar air ketiga sampel ini memenuhi standar SNI yaitu ≤ 8%. Sebab, kulit singkong dan kulit kawista merupakan biobriket yang memiliki kadar air rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rumiyanti (2018) mengenai analisis proksimat briket arang limbah pertanian, diketahui bahwa kadar air total terendah diperoleh pada briket arang sekam padi.

Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa model Discovery Learning berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa pada materi suhu dan kalor. Hal ini dikarenakan model Discovery Learning menekankan pada pembelajaran aktif siswa dengan memperhatikan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Ashriyah Sesela Gunung Sari Lombok Barat dan dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan jumlah orang sebanyak dua puluh orang dengan menggunakan model Discovery Learning pada materi suhu dan kalor.

Pada Gambar 4.5 pemahaman konsep siswa setelah menggunakan model Discovery Learning lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan model Discovery Learning. Hasil perhitungan menunjukkan nilai sebesar 3,17, hasil tes melebihi df dan berpengaruh signifikan terhadap model Discovery Learning dalam pemahaman konsep siswa pada materi suhu dan kalor di kelas VIIB SMP Al-Ashriyah Sesela Gunung Sari Lombok Barat. Berdasarkan hasil observasi pemahaman konsep siswa selama penelitian, model pembelajaran penemuan menunjukkan bahwa siswa berpartisipasi aktif dalam menemukan fakta dan konsepnya sendiri.

Tujuan dari angket ini adalah untuk mengukur tanggapan atau tanggapan siswa terhadap dampak model Discovery Learning terhadap pemahaman konsep siswa tentang suhu dan kalor. Berdasarkan data angket diketahui siswa tertarik menggunakan model Discovery Learning pada materi suhu dan kalor. Dengan kata lain pemahaman konsep siswa dengan menggunakan model Discovery Learning pada materi suhu dan kalor di Kelas VIIB SMA Al-Ashriyah menjadi lebih baik.

Grafik 4.2 Nilai uji laju pembakaran
Grafik 4.2 Nilai uji laju pembakaran

PENUTUP

Saran

Ananto Hidayah & Yuberti, 'Pengaruh model pembelajaran Poe (Predict-Observe-Explain) terhadap keterampilan siswa dalam proses pembelajaran fisika pada suhu dan kalor', Jurnal Pendidikan Sains dan Matematika Indonesia, Vol 1, Nomor 1 , Maret 2018, P. Budhi Indrawijaya, “Bahan Bakar Briket Ampas Teh Menggunakan Perekat Lem Pati,” Jurnal Ilmiah Teknik Kimia 3, No. Tesis: “Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Keterampilan Proses Ilmiah Siswa pada Materi Larutan Asam dan Basa di Kelas

Eva Suryani, dkk., “Implementasi Sifat Nilai Kalor Briket Campuran Kulit Durian dan Limbah Batok Kelapa pada Pembelajaran Suhu dan Kalor di SMPN 15 Kota Bengkulu,” Jurnal Pendidikan IPA PNDIPA, Vol 3, Edisi 3, 2019, hal. Lia Maulida, dkk., ― Pengaruh Discovery Learning terhadap Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X IPA ―, Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan, Pontianak. Siswa Sman 1 Sukomoro‖, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Volume 3, Nomor 2, 2014, hal.

Riski Muliyani, “Pentingnya Discovery Learning vs. Guided Discovery Learning dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep,” Gravitasi: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, Volume 4, Edisi 1, 2018, hal. Rizki Arumning Tyas, dkk, “Pengaruh Discovery Learning Berbasis Jajanan Lokal Terintegrasi Terhadap Keterampilan Proses Sains,” Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Volume 6, Nomor 1, Juli 2020, hal. Sonia, Yudi Kurniawan & Riski Muliyani – Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor ‖, Jurnal Review dan Penelitian Pendidikan, Vol 4, Edisi 1, Juli 2021, hal . 15 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Tesis: “Analisis Pemahaman Siswa terhadap Konsep Fisika pada Materi Suhu dan Kalor di SMA Negeri 10 Gowa”. Makassar, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2021) hal.

Saya merasa senang ketika penerapan model Discovery Learning pada materi suhu dan kalor dilakukan secara eksperimen. Dengan menerapkan model Discovery Learning, saya lebih memahami pembelajaran IPA materi suhu dan kalor. Penggunaan briket sebagai. bahan bakar dapat menghemat waktu dan biaya karena briket mempunyai nilai kalor yang relatif tinggi.

Banyaknya kalor yang diterima briket adalah.. Urutan yang benar dalam proses pembuatan briket dari campuran kulit singkong dan kulit kawista ditunjukkan dengan angka.

gambar kulit singkong                       gambar kulit kawista
gambar kulit singkong gambar kulit kawista

TUJUAN PEMBELAJARAN

MATERI PEMBELAJARAN Suhu dan Kalor

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran TAHAP

Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Inti

  • Pemberian Stimulus kepada Peserta Didik
  • Menarik

Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai foto atau gambar yang ditampilkan, perbedaan arang tempurung yang dibakar di udara terbuka dan arang yang dibakar di tempat tertutup atau terpencil. Guru memfasilitasi siswa untuk menyelesaikan hasil kegiatan belajar yang dilakukan bersama-sama.

Kegiatan Penutup

Gambar

Gambar 4.1 grafik uji kerapatan massa  33
Tabel 3.4 perbandingan komposisi kulit singkong dan kulit  kawista
Tabel 3.5 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien       korelasi
Tabel 3.6 kategori respon siswa  Kategori  Persentase
+7

Referensi

Dokumen terkait

(3) belum diaplikasikannya tahap-tahap model pembelajaran discovery learning pada bahan ajar. Discovery learning adalah sebuah model pembelajaran yang digunakan agar siswa aktif

[r]