• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran cooperative learning

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran cooperative learning"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMAN 1 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN

PELAJARAN 2015/2016

E- JURNAL

Oleh : MELIZA PUTRI

NIM. 11010122

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT

2015

(2)
(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMAN 1 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN

PELAJARAN 2015/2016

Meliza Putri, Nurhadi, Annika Maizeli

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat Melizaputri04@yahoo.co.id

ABSTRACT

Low biology student learning outcomes are caused by several factors, among others in the learning process is still focused on the teacher, the students were passive learning process. When the teacher gives a question only a few students were able to answer the question. At the time of group discussions many students who do not want to respond to what the friends. Usually in the learning process of the students only receive information related to what is conveyed by the teacher. To overcome this problem is to implement learning model Cooperative Learning Type Examples Non Examples. This study aims to determine the effect of cooperative learning teaching model examples of type non-examples to the learning outcomes biology class XI student of SMAN 1 Koto XI Tarusan South Coastal District academic year 2015/2016. This type of research is experimental research using Randomized design Control Group Posttest-Only Design. Results of the analysis of data obtained in the experimental class and the control class 72.10 55.01 with 4.88 while price tcount ttabel 1.66. This means that t count> t table so the hypothesis is accepted. From the results of this study concluded that the application of Learning Model Cooperative Learning Type Examples Non Examples can improve learning outcomes biology class XI In Koto XI SMAN 1 Tarusan South Coastal District academic year 2015/2016.

Keywords: Examples Non Examples, learning outcomes.

A. PENDAHULUAN

Dalam proses belajar mengajar, guru sangat mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran seorang guru harus menguasai materi yang akan diajarkan dengan baik.

Selain itu, dalam proses pembelajaran guru harus bisa memilih metode yang tepat dan strategi pembelajaran untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.

Pada proses pembelajaran, hasil belajar siswa sangat diperlukan, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Semakin banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran maka semakin berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut. Rendahnya hasil belajar siswa

sering dikaitkan dengan guru, karena guru mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Rendahnya hasil belajar biologi siswa sering dikaitkan dengan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Salah satu kemampuan guru untuk meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran adalah dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar, yaitu dengan cara memilih strategi dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa, sehingga pembelajaran biologi kedepannya semakin membaik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMAN 1 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, rendahnya hasil belajar biologi siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain dalam proses pembelajaran masih terpusat

(4)

kepada guru (teacher center), dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif ( cenderung diam), siswa tersebut hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru, ketika guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. Pada saat diskusi kelompok banyak siswa yang tidak mau memberikan tanggapan terhadap apa yang disampaikan temannya. Biasanya dalam proses pembelajaran siswa tersebut hanya menerima informasi terkait apa yang disampaikan oleh guru, tanpa melalui proses menemukan informasi sendiri dan berfikir mandiri, sehingga pemahaman yang diperoleh siswa kurang maksimal. Jika kondisi ini terus dibiarkan akan berdampak tidak baik terhadap ketercapaian hasil belajar siswa yang di harapkan.

Untuk mengatasi masalah di atas, upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah penggunaan berbagai strategi pembelajaran diantaranya model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu variasi dari metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen sehingga mereka saling membantu antara satu dengan yang lainnya untuk mempelajari suatu pokok bahasan . Pembelajaran kooperatif menekankan kerjasama antara siswa dalam kelompok ( Asma, Nur, 2012: 3). Ada beberapa macam pembelajaran kooperatif, salah satu diantaranya adalah cooperative learning tipe examples non examples.

Menurut Istarani (2014: 9) model kooperatif learning tipe examples non examples yaitu suatu penyampaian materi kepada siswa dengan menunjukan gambar- gambar yang relevan yang telah dipersiapkan dan diberi kesempatan kepada siswa untuk menganalisanya bersama teman kelompok yang kemudian dimintai hasil diskusi yang dilakukannya..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran examples non examples terhadap hasil belajar biologi siswa.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan pada bulan Agustus pada tahun 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini digunakan

dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rancangan penelitian pada penelitian ini yaitu Randomized Control- Group Posttest Only Design. Pada penelitian ini siswa akan di kelompokan menjadi dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran examples non examples, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan yang terdaftar pada tahun 2015/2016.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel yang sengaja di pilih berdasarkan karakteristik tertentu yang di perlukan dalam penelitian, yaitu 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap akhir.

Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini mencakup ranah pengetahuan berupa tes. Tes ini di berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan individu dalam bidang pengetahuan. Untuk mendapatkan tes yang berkualitas, maka di lakukan analisis tes hasil belajar. Teknik penentuan kualitas instrumen yang dilakukan adalah uji validitas, uji reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda.

Analisis data penelitian di lakukan bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang di ajukan dalam penelitian. Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, sebelum uji-t, di lakukan uji normalitas dan homogenitas varians kedua sampel.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di laksanakan di SMAN I Koto XI Tarusan pada kedua kelas sampel di dapatkan rata- rata hasil belajar yang di peroleh pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat di lihat pada Gambar 1.

(5)

Gambar 1. Rata- rata Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 1. Dapat di lihat nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe examples non examples memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hal ini terlihat dari nilai rata- rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 72,10 dan kelas kontrol 55,01.

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen, sehingga memenuhi persyaratan untuk uji t. Hasil uji t pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah thitung = 4,88. Pada taraf kepercayaan 95% α= 0,05 di dapat harga ttabel = 1,66. dengan demikian, baik kelas eksperimen dan kelas kontrol, thitung lebih besar dari ttabel, berarti hipotesis diterima.

2. PEMBAHASAN

Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat nilai rata- rata siswa pada kelas eksperimen yaitu 72,10, setelah dikonversi ke dalam bentuk skor rerata menjadi 2,88 dengan predikat baik (B). Siswa yang mencapai KKM pada kelas eksperimen sebanyak 14 orang, dengan persentase ketuntasan 36,84%, sedangkan siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 24 orang, dengan persentase 63,15%. Nilai rata- rata siswa pada kelas kontrol yaitu 55,06, setelah dikonversi ke dalam bentuk skor rerata menjadi 2,20 dengan predikat cukup (C+).

Siswa yang mencapai KKM pada kelas kontrol sebanyak 3 orang dengan persentase ketuntasan 8,57%, sedangkan siswa yang

berada di bawah KKM sebanyak 32 orang, dengan persentase 91,42%. Hal ini dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran examples non examples lebih tinggi dibandingkan proses pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif untuk belajar, sehingga siswa dapat menemukan informasi terkait gambar yang telah di analisis bersama teman sekelompoknya. Pada saat siswa mengamati dan menganalisis gambar tentang materi yang di pelajari, maka sebagian siswa serius berdiskusi dengan teman kelompoknya.

Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan cepat karena gambar dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Istarani (2014:10) kelebihan model exemples non examples adalah dapat menjadikan siswa lebih cepat menangkap materi pembelajaran yang di sampaikan guru, dan juga gambar dapat meningkatkan daya pikir siswa terhadap materi pembelajaran.

Pada saat diskusi kelompok, siswa mau mengeluarkan pendapat terhadap apa yang di sampaikan temannya, siswa yang mengeluarkan pendapat masih tergolong siswa yang pintar. Siswa tersebut tidak ragu- ragu memberikan tanggapan terhadap apa yang disampaikan temannya, dan mulai dari tanggapan tersebut lah nantinya guru memberikan penguatan di akhir pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan pemahaman yang diperoleh siswa pun lebih maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri, dkk (2007: 33) bahwa diskusi dapat menemukan solusi masalah yang di temukan dalam materi pembelajaran, dan dapat melibatkan anak didik secara langsung dalam pembelajaran serta dapat membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.

0 20 40 60 80

(6)

Dilihat dari hasil belajar, siswa tersebut masih berada di bawah KKM. Hal ini disebabkan masih adanya siswa yang tidak serius pada saat diskusi berlangsung. Dalam proses pembelajaran belum terbiasanya siswa dengan penerapan model cooperative learning tipe example non example yang mengutamakan kerjasama antar siswa dalam kelompok-kelompok dalam proses belajarnya serta dituntut dapat mempresentasikan hasil diskusi membuat kegiatan belajar menjadi kurang efektif karena pada siswa yang senang berbicara, cenderung ingin menonjolkan diri dan menciptakan kegaduhan selama kegiatan diskusi berlangsung. Hal tersebut dapat mengganggu siswa lainnya dan dapat menimbulkan kesalahan persepsi mengenai konsep pengetahuan yang menjadi pokok dari materi pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal. Rendahnya hasil belajar siswa juga di buktikan guru pada saat proses pengambilan kesimpulan hanya beberapa siswa yang ikut berpartisipasi.

Pada hal ini menyebabkan banyak siswa yang tidak mengerti dengan isi materi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010:107) bahwa” Tingkatan keberhasilan belajar mengajar dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang di ajarkan kurang dari 60% di kuasai oleh siswa.

Hasil belajar siswa pada kelas kontrol lebih rendah di bandingkan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol hanya menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. Menurut Lufri (2007:32) penggunaan metode ceramah memiliki beberapa kekurangan seperti kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme, membosankan bagi anak didik, sukar mendeteksi atau mengontrol pemahaman belajar siswa, siswa menjadi pasif dan guru cenderung otoriter, membuat anak didik tergantung kepada guru dan dapat melelahkan fisik dan pikiran siswa sehingga memberi pengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa.

Pada kelas kontrol hasil belajar rendah dan berada di bawah KKM, hal ini disebabkan karena pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya sebagian siswa saja yang berdiskusi dengan

kelompoknya. Beberapa kelompok lebih mengandalkan temannya yang pintar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru, sedangkan siswa yang lainnya hanya mengobrol pada saat diskusi berlangsung.

Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri (2007:34) yaitu diskusi akan terasa kaku bila persoalan yang akan didiskusikan tidak dikuasai, didominasi oleh peserta didik yang aktif berbicara sehingga pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik yang pasif saat pembelajaran.

D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran examples non examples ini berpengaruh baik terhadap hasil belajar biologi siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan:

1. Guru biologi dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe examples non examples dalam meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan karakteristik dan input siswa.

2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe examples non examples pada materi pelajaran biologi lainnya yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Asma,Nur.2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.

Djamarah, S. Bahri dan Zain Aswan (2010).

Strategi Belajar Mengajar.

Rev.ed. Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada: Medan.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.

Padang : UNP.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model pembelajaran inovatif tipe examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena cara penyampaian materi ajar kepada siswa yang menunjukkan