PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MIND MAPPING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VII DI DUSUN KEKAIT 2
Oleh Raudatul Jinan NIM 170104074
JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2020/2021
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MIND MAPPING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VII DI DUSUN KEKAIT 2 Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Raudatul Jinan NIM 170104074
JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2020/2021
MOTTO
اًرۡسي رۡسعۡل عم َنإف ا ٗرۡسي رۡسعۡل عم َنإ
ف اذإف ۡبصن ف تۡغر بغ ۡر ف كبر ىلإو
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S Al-Insyirah: 5-8)1
1 Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Surabaya: CV. Jayasakti, 1998), hal. 596.
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk kalian:
1. Sujud syukur serta sholawat dan salam ku persembahkan kepada Allah SWT yang maha kuasa dan Nabi Muhammad SAW, berkat dan rahmat detak jantung, denyut nadi, nafas dan putaran roda kehidupan yang diberikan-Nya hingga saat skripsi ini bisa terselesaikan.
2. Kedua orang tuaku Tersayang Bapakku (H. Muzaki) dan Ibundaku (Rukaiyah) yang tidak pernah lelah membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan selalu mendo’akanku untuk kesuksesan dan keberhasilan, serta memberi dukungan, motivasi, perjuangan dan pengorbanan dalam hidup ini. Terima kasih Bapak dan Ibuku tercinta.
3. Saudaraku tersayang (kakakku Makroah, Nur Atikah dan Alm. Muzniati) yang selalu memberikan semangat, do’a, dukungan dan selalu mengisi hari-hariku dengan penuh canda tawa dan kebersamaan. Terima kasih buat saudaraku terutama kakakku.
4. Keluarga besarku yang tidak bisa kusebutkan satu-persatu, terima kasih bnayak karna sudah mendukung dan menyemangatiku untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Sahabat seperjuanganku (Eni Apriani, Malhani dan Irma Ida Susanti) yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta canda tawa dari mulai awal masa konsultasi judul Proposal Skripsi hingga sampai pada titik sidang skripsipun samaan bahkan susah senangpun dirasakan bersama. Begitu juga sahabatku di kelas BioD17 (Yuliani, Nana Rosalina dan Husnul Khatimah) serta semua teman-teman di kelas BioD17. Terima kasih buat kalian semua yang telah menyadariku bahwa persahabat bukan tentang lamanya waktu tapi seberapa besar pengorbanan yang tak mengenal waktu. Semoga kita akan tetap menjaga persahabatan ini dan semoga kita dipertemukan kembali dalam keadaan yang baik. Aamiin.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan karunia dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman yang gelap gulita ke zaman yang terang benderang.
Skiripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan tugas akhir skripsi pada program Strata-1 (S1) di Jurusan Pendidikan IPA Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Universitas Islam Negeri Mataram (UIN).
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII di Dusun Kekait II.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:
1. Bapak Dr. Suhirman, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Mukminah, M.P. H selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran , bimbingan, motivasi dan arahan dalam menyusun skripsi ini.
2. Ketua jurusan dan sekretaris jurusan Tadris IPA Biologi Bapak Dr. Ir. Edi M.
Jayadi, MP. Dan bapak Alwan Mahsul, M.Pd yang telah memberikan sumbangsih pemikiran dalam membuat dan menyusun skripsi ini
3. Kepada guru-guruku baik guru agama maupun guru sekolahku yang tak mampu aku sebutkan satu-persatu, yang telah mengajarkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang telah engkau ajarkan bisa bermanfaat bagi penulis, masyarakat, agama dan bangsa
4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.pd. sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan (FTK) yang telah memberikan sumbangsih pemikiran dalam membuat dan menyusun skirpsi ini dan memberikan motivasi.
5. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang memberikan kemudahan-kemudahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini jauh dari kata sempurna dan perlu banyak perbaikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dan perbaikan skripsi ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan.
Mataram, 1 Juli 2021 Penulis,
Raudatul Jinan NIM. 170.104.074
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING. ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI. ... vi
HALAMAN MOTTO. ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR. ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN. ... xiv
ABSTRAK. ... xv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
D. Definisi Oprasional ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14
A. Kajian Pustaka ... 14
1. Minat Belajar Siswa ... 14
2. Hasil Belajar Siswa ... 16
3. Model Pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping ... 20
B. Kerangka Berpikir ... 24
C. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 28
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29
D. Variabel Penelitian ... 29
E. Desain Penelitian ... 30
F. Instrumen Penelitian ... 31
G. Teknik Pengumpulan Data ... 36
H. Teknik Analisis data ... 38
I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Hasil Penelitian ... 43
B. Pembahasan ... 63
BAB V PENUTUP ... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67 DAFRAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel
Tabel 1.1 2.1
Jenis dan indikator hasil belajar Bagan Kerangka Berpikir
14 26 Tabel
Tabel 3.1 3.2
Kisi-Kisi Butir Soal pilihan ganda Kisi-kisi butir soal essay
32 33
Tabel 3.3 Skor Penilaian Angket 34
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa 34
Tabel 4.1 Hasil analisis validitas minat belajar 43 Tabel 4.2 Hasil analisis validitas soal pilihan ganda 44
Tabel 4.3 Hasil analisis validitas soal essay 45
Tabel 4.4 Hasil analisis reliabilitas 46
Tabel 4.5 Data hasil minat siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol 49 Tabel 4.6 Data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol 51 Tabel 4.7 Hasil uji normalitas minat belajar siswa 54 Tabel 4.8 Hasil uji normalitas hasil belajar siswa 55 Tabel 4.9 Hasil uji homogenitas minat belajar siswa 56 Tabel 4.10 Hasil uji homogenitas hasil belajar siswa 57 Tabel 4.11 Hasil uji hipotesis minat belajar siswa 58 Tabel 4.12 Hasil uji hipotesis hasil belajar siswa 59
Tabel 4.13 Hasil Uji N-gain minat belajar 60
tabel 4.14 Hasil Uji N-gain hasil belajar 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Daftar nama siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol kelas VII SLTP di Dusun Kekait 2
71
Lampiran 02 Uji Reliabilitas 77
Lampiran 03 Uji Normalitas 80
Lampiran 04 Uji Homogenitas 81
Lampiran 05 Lampiran 06
Uji hipotesis Uji N-gain
82
83 Lampiran 07 Daftar nilai minat belajar kelas eksperimen 98 Lampiran 08 Daftar nilai minat belajar kelas kontrol 100 Lampiran 09 Daftar nilai belajar siswa kelas eksperimen 102 Lampiran 10 Daftar nilai belajar siswa kelas kontrol 105
Lampiran 11 RPP 106
Lampiran 12 Dokumentasi proses belajar mengajar 111
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MIND MAPPING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VII DI DUSUN KEKAIT 2 Abstrak:
Latar belakang penelitian ini adalah terdapat beberapa siswa di Dusun Kekait 2 menunjukkan bahwa dalam pada proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas guru menerapkan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi serta guru berusaha melibatkan siswa dalam pembelajaran dan merangsang keaktifan serta membangkitkan minat siswa namun yang terlibat dalam proses belajar mengajar hanya sebagian siswa tertentu saja khusunya mata pelajaran IPA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match Dengan Mind Mapping Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Di Dusun Kekait 2. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SLTP kelas VII di Dusun kekait 2. Sampel yang digunakan adalah siswa SLTP kelas VII berjumlah 10 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa SLTP kelas VII berjumlah 10 orang sebagai kelas kontrol yang diambil dengan metode insidental. Data dalam penelitian ini diambil dengan memberikan pretest dan posttest kepada siswa kelas sampel. Teknik pengumpulan data pada minat belajar dengan menggunakan angket sebanyak 20 item. Sedangkan pada teknik pengumpulan data hasil belajar siswa dengan menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal dan essay sebanyak 5 soal. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan uji ANCOVA (Analysis of Covariance). Hasil uji hipotesis terhadap model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping terhadap minat belajar siswa menunjukkan bahwa F = 166,142; sig<0,05. Sedangkan hasil uji hipotesis terhadap model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa menunjukkan bahwa F = 22,925; sig<0,05. Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping terhadap minat dan hasil belajar siswa kelas VII di Dusun Kekait 2.
Kata Kunci: Model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping, minat belajar, hasil belajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam suatu kehidupan manusia pastilah memperoleh suatu pembelajaran, dimana belajar adalah suatu proses yang ditempuh dari mulai tidak tahu dan menjadi tahu2. Sedangkan poses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru sebagai tenaga pendidik dan siswa sebagai peserta didik3. Proses komunikasi dalam proses pembelajaran haruslah berjalan lancar antara guru dan siswa agar tercapainya tujuan atau kompetensi dari kegiatan pembelajaran tersebut. Tetapi, dalam proses pembelajaran adakalanya tidak sesuai dengan rencana pendidik, karena rencana dari pendidik mengharapkan proses pembelajaran yang berjalan lancar dan tujuan dari kegiatan pembelajaran tercapai.
Cara mengatasi kendala atau permasalahan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal, dimana peran guru sebagai tenaga pendidik sangatlah penting dan diharapkan pendidik dapat memiliki model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan mutu pengajaran
2 Purwanti Nur Khifdiyah, I. I. S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Pada Mata Pelajaran Ipa Materi Klasifikasi Mahkluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Di SMPN 1 Gondang. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 9(1).
3 Fitriyah, N., Hariani, S. A., & Fikri, K. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving dengan Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar IPA Biologi. Jurnal Edukasi, 2(2), 44-50.
salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran supaya diperoleh minat dan hasil belajar yang maksimal khususnya mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang memuat konsep-konsep yang berhubungan dengan alam beserta isinya serta segala gejala yang terjadi didalamnya sebagai hasil eksperimen/percobaan untuk mengetahui fakta, konsep proses penemuan dan sikap ilmiah4. Menurut Devi proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA sangat penting bagi siswa untuk memiliki pemahaman yang tepat supaya tujuan atau kompetensi pembelajaran tercapai5. Pembelajaran IPA diharapakan dapat membuat siswa mengetahui fakta, konsep proses penemuan dan sikap ilmiah.
Mata pelajaran IPA sebagai aspek penting diharapkan mampu membantu peserta didik untuk memenuhi kemampuan yang dibutuhkan pada abad ke-21. Salah satu hal yang diperlukan pada abad ke-21 untuk menghadapi revolusi industri 4.0 adalah pendidikan. Dimana pendidikan saat ini menuntut pembelajaran yang bersifat student centered, agar siswa dapat membangun pengetahuannya serta dapat mengembangkan potensi dirinya. Sebagaimana yang terdapat dalam 21st centuri skill for student and teacher dan tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU No 20 tahun
4 Prahita, N. P. S., Jampel, I. N., Sudatha, I. G. W., & ST, M. P. (2014).
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV. MIMBAR PGSD Undiksha, 2(1).
5 Devi, R. S., Yuliariatiningsih, M. S., & Mulyati, T. (2015). Efektivitas Metode Mind Mapping Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal PGSD Kampus Cibiru, 3(2).
2003 yang diimplementasikan melalui kurikulum 2013 dapat tercapai, Supaya tujuan pendidikan nasional dapat tercapai, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan memperbaiki system pembelajaran yang telah diselenggarakan. Pembelajaran yang berkualitas dipicu oleh beberapa faktor yakni guru, siswa, sarana dan prasarana serta lingkungan.
Dalam prakteknya, guru sebagai tenaga pendidik harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat sesuai dengan situasi dan kondisi. Karenanya guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat dengan memperhatikan kondisi siswa, bahan materi ajar, fasilitas yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri6. Guru harus menyadari bahwa tidak semua materi pelajaran yang akan diajarkan menarik perhatian siswa.
Karena itu diperlukan kecakapan untuk dapat membangkitkan minat perhatian siswa terhadap bahan pelajaran yang akan disampaikan.
Dalam proses belajar, minat seorang siswa sangat diperlukan sebab tanpa adanya minat tidak mungkin dapat melakukan aktivitas belajar7. Pada dasarnya minat memberikan sumbangan yang besar untuk keberhasilan proses belajar peserta didik. Siswa yang mempunyai minat dalam belajar akan mencapai hasil belajar yang memuaskan8. Menurut
6 Bumulo, Riyanti. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa pada Pelajaran IPA di Kelas V SDN 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Skripsi.
1(151411145). h. 1-2
7 Ibid. hal. 3
8 Amelia, P.(2018). Factor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Citra Bangsa (Bachelor’s thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN syarif Hidayatullah).
Sudarsana, dalam kutipan jurnal Silvana dan Nym menyatakan bahwa minat dapat diartikan sebagai keinginan atau dorongan terhadap sesuatu yang sengaja diperhatikan secara berulang-ulang baik itu orang, benda dan kegiatan yang memiliki rasa ingin tahu untuk diketahui dan untuk dipelajari serta dibuktikan lebih lanjut tentang informasi yang sudah didapatkan9. Sehingga tanpa adanya minat siswa tidak dapat menguasai pelajaran yang diberikan guru.
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa, minat belajar adalah salah satu faktor penentu dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Sebab tanpa adanya minat yang tinggi, tentunya siswa merasa terbebani dan terpaksa melakukan aktivitas belajar serta berdampak terhadap hasil belajar yang kurang maksimal. Oleh karena itu, proses belajar akan terwujud apabila dalam dirinya terdapat keseriusan. Sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirancang dapat tercapai.
Keinginan atau minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa, dimana siswa yang menaruh minat besar terhadap mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dibandingkan siswa lainnya. Karenanya siswa yang memusatkan perhatian secara intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut giat belajar dan dapat mecapai hasil belajar yang maksimal. Sehingga ketika seseorang dalam hatinya sudah tertanam
9 Krisdayanti, P. S., & Kusmariyatni, N. (2020). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match terhadap Minat Baca. MIMBAR PGSD Undiksha, 8(2), 159-169.
semangat untuk belajar maka tidak akan ada kata putus asa untuk menimba ilmu Allah. Karena Allah SWT akan memperlihatkan hasil dari apa yang telah kita lakukan, seperti firmannya dalam Al-qur’an Surat an-Najm ayat 39-40 berikut ini10:
ٰ عس ام ََإ نٰسن ۡۡل سۡيَل نأو ٰ ري ف ۡس ۥهيۡعس َنأو ٩٣
٠٤
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). (Qs. An-Najm: 39-40)
Melalui observasi dengan melakukan wawancara pada tanggal 23 juli 2020 terhadap beberapa siswa di Dusun Kekait 2 menunjukkan bahwa dalam pada proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas guru menerapkan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi serta guru berusaha melibatkan siswa dalam pembelajaran dan merangsang keaktifan serta membangkitkan minat siswa namun yang terlibat dalam proses belajar mengajar hanya sebagian siswa tertentu saja dan masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran khusunya mata pelajaran IPA. Karena guru dalam proses pembelajaran hanya menggunakan buku dan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat dan mengulang pembelajaran di rumah serta menghapal ketika ada ulangan. Hal ini berdampak pada siswa yang merasa jenuh dan kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga minat belajar siswa berkurang dan menyebabkan
10 Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Surabaya: CV.
Jayasakti, 1998), h. 874.
rendahnya hasil belajar11. Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan untuk mengatasi permasalah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran yang bisa meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa salah satunya dengan model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping.
Permasalahan tersebut merupakan salah satu hal yang dapat menghambat proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA, sehingga memerlukan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang belajar yang aktif, menyenangkan dan membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang sulit yaitu dengan model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Endang Sulaiman dkk, dimana rata-rata minat belajar siswa dengan model pembelajaran Make A Match yaitu 81,76 dengan skor tertinggi 91,25 dan skor terendah 75, sedangkan hasil pretest menunjukkan rata-rata yaitu 46,37 dengan skor tertinggi 60 dan skor terendah 35. Hasil posttest menunjukkan rata-rata yaitu 80,86 dengan skor tertinggi 90 dan skor terendah 6512. Hal ini menunjukkan model pembelajaran Make A Match dapat membuat siswa lebih tertarik untuk belajar dan berdampak terhadap hasil belajar yang maksimal.
11 Observasi, 23 Juli 2020.
12 Sulaiman, E,. Septika, F,. & Pariyanto, P. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 6 Seluma. Kependidikan, 2(25).
Model pembelajaran Make A Match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994, dimana model ini menggunakan kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban 13 . Salah satu keunggulannya menggunakan model pembelajaran Make A Match ini adalah siswa mencari pasangan mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Mind Mapping atau peta pikiran merupakan metode mencatat yang sangat kreatif, sehingga mampu mengingat sesuatu dengan mudah dan tahan lebih lama (long-term memory). Metode ini juga memudahkan untuk meringkas suatu tema atau pokok pikiran yang ada dalam buku, dengan cara menulis tema utama pada titik sentral/tengah kemudian membuat cabang-cabangnya, konsep ini didasarkan pada kerja otak dalam menyimpan informasi dimana siswa akan dikelompokkan menjadi 3 atau 4 orang dan membuat Mind Mapping dengan materi yang sudah diberikan oleh peneliti14. Pembelajaran dengan menerapkan metode ini diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih efektif dan efisien serta dapat membantu siswa untuk lebih dalam memahami materi pelajaran IPA dan dengan kondisi saat ini dimana pendemi Covid-19 yang semakin meningkat menyebabkan kegiatan belajar mengajar tidak memungkinkan dilakukan di sekolah dan mengharuskan belajar di rumah
13 Sari, M. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match Berbasis Saintifik terhadap Penguasaan Konsep dan Minat Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru. Bio-Lectura, 4(1).
14 Firdaus, Y. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran TPS Dengan Mind Mapping Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kimia Siswa. Hydrogen: Jurnal Kepedidikan Kimia, 1(1), 84-93
sehingga peneliti memerlukan penelitian berbentuk mini riset yaitu penelitian kecil yang dapat meningkatkan berbagai kompetensi yang ada dalam diri siswa. Proses pembelajaran di rumah dengan tetap menaati protokol kesehatan dimana siswa dan peneliti harus menggunakan masker saat pembelajaran berlangsung, mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memasuki ruang belajar dan juga tetap menjaga jarak saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk menggabungkan tentang model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match Dengan Mind Mapping Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII di Dusun Kekait 2.
B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping terhadap minat belajar siswa?
b. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa?
2. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Model pembelajaran IPA dibatasi pada model Make A Match dengan Mind Mapping
2) Materi pembelajaran dibatasi pada sub materi Ekosistem kelas VII semester genap tahun ajaran 2020/2021
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :
a. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping terhadap minat belajar siswa.
b. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang seberapa besar pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dengan Mind Mapping berdasarkan perolehan nilai rata-rata post-test dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi para pendidik dalam menerapkan model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping guna untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan diharapkan dapat meningkatkan daya ingat siswa dalam jangka panjang dan hasil belajar yang maksimal.
b. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemilihan metode pmebelajaran di kelas sebagai upaya membangun kegiatan pembelajaran yang aktif sehingga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar dan membantu melatih diri siswa agar lebih aktif di dalam kelas saat pelajaran berlangsung dan dapat membantu siswa dalam memahami materi ekosistem sehingga minat dan hasil belajarnya meningkat.
3. Bagi peneliti, terlaksananya penelitian ini mampu menambah ilmu serta wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan sebagai bekal peneliti untuk mengajar di masa mendatang.
D. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional yaitu model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping, minat belajar dan hasil beljar, diantaranya:
1. Model Pembeajaran Make A Match dengan Mind Mapping
Model pembelajaran Make a Match adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh Lorna Curran. Dimana Make a Match adalah suatu model pembelajaran dimana siswa mencari pasangan mengenai suatu konsep dalam suasana belajar yang menyenangkan tetapi butuh
kecermatan dan ketelitian15. Model pembelajaran Make A Match yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dimana semua siswa memiliki tanggung jawab serta membuat siswa bekerjasama dalam menyelesaikan materi yang telah diberikan dengan bantuan kartu-kartu.
Mind mapping adalah salah satu metode pembelajaran dengan cara meringkas materi yang dipelajari dan menuangkannya ke dalam bentuk peta konsep sesuai dengan pola yang ada dalam pikiran, tujuannya untuk mempermudah memahaminya16. Mind Mapping yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk membuat peta pikiran dengan cara menempatkan tema pada titik sentral/tengah dan membuat cabang- cabangnya dengan menggunakan kertas manila terkait dengan materi eksosistem yang akan diberikan peneliti. Kedua metode tersebut membangun minat serta kemampuan siswa agar tercipta suasana belajar yang aktif sehingga membuat hasil belajar tetap maksimal.
Model pembelajaran Make A Match terdiri dari lima langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah guru melakukan tahap persiapan terkait dengan konsep/topic yang akan dijadikan sebagai
15 Nafisha, V. Dkk. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Jenis-jenis Pekerjaan di SD. Pedadidaktika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 4(2), 199-207.
16Amnana, A. (2017). Pengaruh Metode Mind Mapping Disertai Teknik Make A Match Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X di MAN Yogyakarta II.
kartu jawaban dan kartu soal , siswa menerima kartu, mencari pasangan, mencari jawaban yang cocok dan kesimpulan.
2. Minat belajar
Seorang peserta didik akan sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal apabila peserta didik tidak memiliki minat dalam pelajaran tersebut17. Minat belajar adalah sumber motivasi dorongan dari dalam diri siswa sebagai kekuatan untuk menghadapi pembelajaran yang menjadi daya tarik bagi siswa untuk memperoleh sesuatu yang diminatinya18. Minat belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu keadaan dimana siswa mempunyai perhatian lebih terhadap sesuatu yang ingin diketahui dan ingin mempelajarinya lebih lanjut.
Minat belajar siswa dapat diukur dengan beberapa indikator yang akan peneliti gunakan sebagai berikut:
1. Perasaan senang, yaitu ketika peserta didik merasa senang atau suka terhadap mata pelajaran maka ia akan mempelajarinya tanpa unsur paksaan
2. Ketertarikan untuk belajar diartikan ketika seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka akan memiliki perasaan ketertarikan
17Sari, M. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Make a Match Berbasis Saintifik terhadap Penguasaan Konsep dan Minat Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Kelas VIII SMP PGRI Pekanbaru. Bio- Lectura, 4(1).
18 Krisdayanti, P. S., & Kusmariyatni, N. (2020). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match terhadap Minat Baca.
MIMBAR PGSD Undiksha, 8(2), 159-169.
terhadap pelajaran tersebut. Ketertarikan yang dimaksud yaitu ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran di kelas.
3. Perhatian, apabila bahan pelajaran tidak menjadi perhatian peserta didik maka akan timbul rasa bosan sehingga peserta didik tidak suka belajar.
Untuk menjadikan hasil belajar yang baik diperlukan perhatian terhadap bahan yang dipelajari.
4. Keterlibatan, artinya keikutsertaan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Peserta didik yang berminat dalam pembelajaran akan melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya rajin bertanya dan berani mengemukakan pendapat.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pelajaran19. Hasil belajar dapat tercapai apabila guru dalam menjelaskan atau menyampaikan materi tidak hanya menjadikan peserta didik sebagai objek belajar, tetapi peserta didik dijadikan sebagai subjek sehingga peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran20. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku dan kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik Hasil belajar diperoleh
19Amnana, A. (2017). Pengaruh Metode Mind Mapping Disertai Teknik Make A Match Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X di MAN Yogyakarta II.
20 Nafisha, V. Dkk. 2017. Pengaruh………. Pedadidaktika.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 4(2), 199-207.
setelah siswa melakukan aktivitas belajar. Hasil belajar kognitif atau ranah kognitif merupakan subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yakni evaluasi. Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kerja otak.
Tabel 1.1
Jenis dan Indikator Hasil Belajar21
No. Ranah Indikator
1 Ranah kognitif
1. Mengingat (Remember) 2. Mengerti (Understand)
3. Mengnalisis (Analyze) 4. Mengevaluasi (Evaluate)
 Mengembangkan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang
 Mendeterminasi pesan atau isi dari pembelajaran baik lisan maupun tulisan dalam bentuk lain
 Memilih materi atau objek berdasarkan bagian-bagiannya
 Membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar tertentu
21 Eko Putro Widiyoko. Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017). Hal. 76
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka
1. Minat belajar siswa
a. Pengertian minat belajar siswa
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan beberapa aktifitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikan aktifitas itu secara konsisten. Minat adalah ketertarikan dan rasa lebih suka terhadap hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan sasaran pada diri seseorang. Minat mempunyai peranan penting dalam pencapaian keberhasilan dan pencapaian prestasi22.
Hilgard dalam Slameto mengemukakan bahwa “Interest is persisting tendency to pay ettention to and enjoy some activity or content”23. Dari batasan tersebut dapat dikatakan bahwa minat selalu diikuti dengan perasaan senang yang pada akhirnya akan mendatangkan kepuasan. Dari situ timbul perhatian terhadap objek yang diwujudkan dalam suatu aktivitas untuk memperoleh pengalaman.
Pengertian di atas mengenai minat belajar dapat diartikan sebagai rasa ketertarikan dan rasa lebih suka terhadap suatu hal atau aktivitas yang
22 Kartika, H. (2014). Pembelajaran Matematika Berbantuan Software Matlab sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Minat Belajar Siswa SMA. JUDIKA (Jurnal Pendidikan Unsika), 2(1).
23 Fatmasari, J. A. (2010). Meningkatkan Minat Belajar IPA Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas III SDN Jaten 4 Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010. Universitas Sebelas Maret.
menaruh perhatian pada suatu pembelajaran tertentu dan juga disertai dengan hasrta untuk mengetahui, mempelajari, dan membuktikannya melalui partisipasi aktif dalam kegiatan belajar.
b. Indikator minat belajar siswa
Seorang siswa yang belajar dengan rasa minat yang tinggi akan lebih baik dari pada siswa yang tidak ada minat belajarnya. Minat belajar timbul apabila siswa memiliki rasa ketertarikan akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajarinya dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun apabila minat seorang siswa tidak disertai dengan usaha yang baik maka akan sulit utk mencapai keberhasilan dalam belajar24.
Minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator sebagaimana yang disebutkan oleh Slameto dalam jurnal Nurhasanah yaitu ketertarikan untuk belajar, perhatian dalam belajar, motivasi belajar dan pengetahuan25. 1. Ketertarikan untuk belajar diartikan apabila seseorang yang berminat
terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Ia akan rajin belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan dengan bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh antusias dan tanpa ada beban dalam dirinya.
24 Kartika, H. (2014). Pembelajaran Matematika Berbantuan Software……. , 2(1). h. 28
25 Nurhasanah, S., & Sobandi, A. (2016). Minat belajar sebagai determinan hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper), 1(1), 128-135.
2. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jika jiwa dan pikirannya terfokus dengan apa yang ia pelajari.
3. Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan perilaku yang terarah demi pencapaian tujuan yang diharapkan dalam situasi interaksi belajar.
4. Pengetahuan diartikan bahwa jika seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun indikator minat menurut Safari dalam jurnal Magdalena Irawati mengatakan bahwa ada 4 indikator minat, diantaranya26:
1. Perasaan, ketika peserta didik merasa senang atau suka terhadap mata pelajaran maka ia akan mempelajarinya tanpa unsur paksaan.
2. Perhatian, apabila bahan pelajaran tidak menjadi perhatian peserta didik maka akan timbul rasa bosan sehingga peserta didik tidak suka belajar. Untuk menjadikan hasil belajar yang baik diperlukan perhatian terhadap bahan yang dipelajari.
26 Irawati, M. (2018). Profil Minat dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Kelas VII I SMP Negeri 5 Yogyakarta Pada Pokok Bahasan Penyajian Data Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Kahoot. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Keterlibatan, artinya keikutsertaan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Peserta didik yang berminat dalam pembelajaran akan melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya rajin bertanya dan berani mengemukakan pendapat.
4. Ketertarikan, ketika peserta didik memiliki minat maka ia akan tertarik terlebih dahulu terhadap pembelajaran. Ketertarikan yang dimaksud yaitu ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran di kelas.
Dari teori di atas, indikator minat belajar yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perasaan senang, yaitu ketika peserta didik merasa senang atau suka terhadap mata pelajaran maka ia akan mempelajarinya tanpa unsur paksaan
2. Ketertarikan untuk belajar diartikan ketika seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka akan memiliki perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Ketertarikan yang dimaksud yaitu ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran di kelas.
3. Perhatian, apabila bahan pelajaran tidak menjadi perhatian peserta didik maka akan timbul rasa bosan sehingga peserta didik tidak suka belajar. Untuk menjadikan hasil belajar yang baik diperlukan perhatian terhadap bahan yang dipelajari.
4. Keterlibatan, artinya keikutsertaan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Peserta didik yang berminat dalam pembelajaran akan
melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya rajin bertanya dan berani mengemukakan pendapat.
2. Hasil belajar
Menurut Asep dan Haris mengatakan bahwa hasil belajar adalah sebuah pencapaian dari bentuk perubahan perilaku seseorang yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor dari proses belajar yang telah dilakukan dalam waktu tertentu27 Hal senada juga dijelaskan Reigeluth, menurutnya hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati yang memperlihatkan hasil belajar seseorang28.
Secara umum dapat didefenisikan bahwa hasil belajar merupakan penilaian diri siswa dan perubahan yang dapat diamati, dibuktikan, dan terukur dalam kemampuan atau prestasi yang dialami oleh siswa sebagai hasil dari pengalaman belajar29.
Dalam taksonomi Bloom, hasil belajar dalam pembelajaran dapat dicapai melalui tiga ranah ntara lain kognitif, afektif dan psikomotorik, Hasil belajar kognitif atau ranah kognitif merupakan subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yakni evaluasi. Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kerja otak.
27 Virgana. (2017). Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajarandan Disiplin Belajar. Jurnal Ilmiah Kependidikan. 4(3), 273-282.
28 Riwahyudin, A. (2015). Pengaruh Sikap Siswa dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Kabupaten Lamandau.
Jurnal pendidikan dasar, 6(1), 11-23.
29 Nurhasanah, S., & Sobandi, A. (2016). Minat belajar sebagai……….., 1(1), h. 129.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri atas faktor jasmaniah dan faktor psikologis30. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan keadaan masyarakat31.
3. Model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping
a. Pengertian model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping
Menurut Wahab dalam jurnal Soleha model pembelajaran kooperatif Make a Match (mencari pasangan) adalah system pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi, disamping kemampuan berfikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan bantuan kartu32.
Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match menarik perhatian siswa dengan tahapan pembelajaran yang tidak seperti biasanya dilakukan. Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match membuat semua siswa memiliki rasa tanggung jawab serta membuat siswa saling
30 Hapnita, W. (2018). Faktor Internal dan Eksternal yang Dominan Mempengaruhi Hasil Belajar Menggambar Dengan Perangkat Lunak Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Padang Tahun 2016/2017. CIVED (Journal of Civil Engineering and Vocational Education), 5(1).
31 Syafi'i, A., Marfiyanto, T., & Rodiyah, S. K. (2018). Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa Dalam Berbagai Aspek Dan Faktor Yang Mempengaruhi.
Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(2), 115-123.
32 Soleha. (2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Sd Negeri 2 Gayau Sakti Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ.
Muhammadiyah Metro, 5(1), 68-74.
bekerjasama untuk menyelesaikan materi yang diberikan 33 . Model Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match mengutamakan penanaman kemampuan social terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu34.
Model pembelajaran Make a match ini akan membantu peserta didik memahami suatu konsep dalam situasi yang menyenangkan, karena pemahaman terhadap suatu konsep dilakukan sambil bermain. Suasana belajar yang menyenangkan dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif baik secara mental maupun fisik35. Kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Make A Match adalah untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/ soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang pembelajaran kooperatif. seorang guru dalam melakukan
33 Sulaiman, E., Septika, F., & Pariyanto, P. (2019). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 6 SELUMA. Kependidikan, 2(25).
34 Siregar, E. S., & Sentosa, S. U. (2015). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU DI SMP NEGERI 2 TANTOM ANGKOLA. Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi, 2(2).
35 Arifa, S., Ardi, A., Yogica, R., & Sumarmin. (2019). The Effect of Make A Match Learning Model on Students’ Science Cognitive Competency of Junior High School Students In Payakumbuh City. Atrium Pendidikan Biologi, 4(2). 20-28.
penataan ruang kelas harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan kondisi dan situasi di lingkungan kelas dan sekolah36.
Mind mapping merupakan teknik mencatat atau meringkas materi secara kreatif, efektif dan akan memudahkan untuk memetakan pemikiran.
Dimana mind mapping dilengkapi dengan line atau garis, warna dan gambar serta dapat diterapkan dalam materi klasifikasi makhluk hidup karena di dalam materi tersebut membutuhkan kemampuan dalam mengidentifikasi, membedakan, dan menggolongkan37.
Pembelajaran yang menggunakan Make A Match dengan Mind Mapping adalah proses pembelajaran yang menerapkan pemetaan pikiran teknik visualisasi verbal kedalam gambar serta melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Make A Match Dalam pembelajaran kooperatif tipe Make A Match ada enam langkah yang akan dilaksanakan yaitu:
1. Tahap persiapan
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review, kartu tersebut terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban.
36 Siregar, E. S., & Sentosa, S. U. (2015). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF………... Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi, 2(2).
37 Sari, E. N. (2016). Pengaruh model pembelajaran Discovery learning dengan mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada materi sel di sma (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
2. Tahap pelaksanaan di kelas
Setiap peserta didik mendapatkan satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
3. Tahap pencarian
Peserta didik mencari pasangan yang memegang kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/jawaban).
4. Tahap pencocokan
Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartu sebelum waktu yang ditentukan akan diberi poin.
5. Tahap menyimpulkan
Diakhir pembelajaran, peserta didik dibawah bimbingan guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari38.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Make A Match
Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Make A Match yaitu:
1. Kelebihan
Adapun kelebihan model Make A Match, diantaranya:
a. Siswa akan mencari pasangan mengenai suatu konsep atau topik yang telah diberikan guru dengan suasana yang menyenangkan39.
b. Tercipta pembelajaran yang menggembirakan bagi siswa
38 Arifa, S., Ardi, A., Yogica, R., & Sumarmin. (2019). The Effect of Make A Match Learning……….., 4(2). 20-28
39 Sari, M. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match Berbasis Saintifik Terhadap Penguasaan Konsep Dan Minat Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Kelas Viii Smp Pgri Pekanbaru T.A 2016/2017. Bio-Lectura, 4(1).
c. Siswa dapat meningkatkan perhatian dan pemahaman terhadap suatu materi yang dipelajari.
d. Melatih siswa lebih berani40.
e. Metode ini menyenangkan karena ada unsur permainan, f. Melatih kedisiplinan siswa untuk menyelesaikan tugas pada
waktu yang tepat
g. Dapat diterapkan di semua mata pelajaran dan semua kelas41. 2. Kekurangan
Selain memiliki kelebihan model Make A Match juga memiliki kelemahan yaitu:
a. Ada kemungkinan siswa malu berpasangan dengan lawan jenis, b. Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, siswa yang lain
akan kurang memperhatikan pada saat presentasi
c. Dalam mencari pasangan siswa akan cenderung ramai dan dapat mengganggu kelas lain,
d. Pada kelas yang memiliki siswa banyak dan ruangan yang terbatas maka kurang efektif42.
40 Indrastuti, W., Utaya, S., & Irawan, E. B. (2017). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match.
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2(8), 1037-1042.
41 Utami, R. A. (2016). Penggunaan Metode Make A Match Dalam Pembelajaran Ips Tentang Lingkungan Alam Dan Buatan. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 20(2).
42 Ibid. hal. 23
B. Kerangka berpikir
Tujuan pembelajaran IPA pada semua jenjang adalah mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi, dan masyarakat serta proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Pembelajaran IPA merupakan suatu proses aktif dan bertujuan menciptakan kondisi belajar yang dapat memberikan hasil sesuai yang diharapkan.
Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang tidak bisa lepas dengan bahasa-bahasa latin di dalamnya. Hal itu membuat siswa sulit untuk memahami, mengingat dan menghafalkannya, sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Rendahnya hasil belajar juga disebabkan oleh strategi guru dalam menyampaikan materi di kelas. Strategi daam proses pembelajaran IPA sangat berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa.
Semua model pembelajaran saat ini mempunyai kekurangan dan kelebihan. Terlepas dari itu, metode pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru-guru kita saat ini adalah metode pembelajaran konvensional, yaitu guru menjelaskan materi dan kemudian tidak ada keaktifan dari siswanya sendiri.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dalam IPA sangat dibutuhkan, karena dengan strategi yang tepat materi yang ada akan dapat tersampaikan seluruhnya kepada peserta didik. Salah satu strategi yang tepat digunakan dalam pembelajaran IPA adalah model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping. Dengan penerapan model pembelajaran Make A Match
dengan Mind Mapping diharapkan siswa selalu aktif dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Minat belajar dan hasil belajar rendah
Model pembelajaran yang di gunakan yaitu Make A Match dipadu dengan Mind Mapping
Minat Belajar:
1. Minat perasaan senang 2. Minat ketertarikan 3. Minat perhatian 4. Minat keterlibatan
Minat belajar dan hasil belajar meningkat
Hasil belajar
C. Hipotesis penelitian
Hipotesis berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata
“Hupo” dan “thesis”( pernyataan sementara yang masih lemah kebenaranya) maka hipotesis perlu diuji kebenarannya. Dengan demikian maka dapat kita katakan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya43.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping terhadap minat belajar dan hasil belajar siswa SLTP di Dusun Kekait 2
Ho : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping terhadap minat belajar dan hasil belajar siswa SLTP di Dusun Kekait 2
43 Harahap, A. S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII MTs Swasta Babussalam Basilam Baru (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang analisis data berupa angka-angka yang akan diolah dengan menggunakan metode statistik44. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan quasi experimen (eksperimen semu).
Penelitian quasi eksperimen adalah jenis penelitian yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan penugasan acak (random assignment) melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada45.
B. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian disimpulkan46. Populasi adalah suatu objek yang akan peneliti jadikan sasaran dalam memperoleh data. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII di Dusun Kekait 2.
44 Harahap, A. S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII MTs Swasta Babussalam Basilam Baru (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
45 Harahap, A. S. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII MTs Swasta Babussalam Basilam Baru (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
46 Riwahyudin, A. (2015). Pengaruh Sikap Siswa dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Kabupaten Lamandau. Jurnal pendidikan dasar, 6(1), 11-23.
b. Sampel
Sampel merupakan suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dimana sampel dapat didefinisikan sebagai anggota populasi dengan pemilihannya terdapat prosedur-prosedur sehingga bisa mewakili populasi47. Menurut Roscoe dalam buku Sugiono terkait sampel penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 2048. Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kelas eksperimen berjumlah 10 siswa dengan model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping. Kelas kontrol berjumlah 10 siswa tidak mendapat perlakuan model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode insidental. Dimana metode insidental ini peneliti menentukan sampel berdasarkan kebetulan artinya siapa saja yang peneliti temukan secara kebetulan/incidental maka dapat dijadikan sebagai sampel dimana peneliti menemukan siswa kelas VII di Dusun Kekait 2 sebanyak 20 siswa.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada tahun pelajaran 2020/2021. Tempat penelitian yaitu di Dusun Kekait 2 Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat.
47 Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, da Disertasi, (Bandung:
Alfabeta. 2014), h.63
48 Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
D. Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel bebas (X) dan Variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) yakni model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah minat dan hasil belajar siswa.
E. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group Designs merupakan desain penelitian yang melakukan pengukuran saat sebelum dan sesudah penelitian. Desain Nonequivalent Control Group Designs digunakan karena penempatan siswa dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dipilih secara random, melainkan pemilihan objek penelitian didasarkan pada kelas yang disediakan49. Dalam desain ini, penelitian menggunakan satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol dengan diawali sebuah tes awal (pre-test) yang diberikan kepada kedua kelompok, kemudian diberikan perlakuan (treatment). Penelitian kemudian diakhiri dengan memberikan tes akhir (post-test). Dalam penelitian ini ingin mengukur minat dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan metode Make A Match dengan Mind Mapping. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan sebagai berikut:
49 Sugiono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Adapun rumus Quasi-Eksperimentals: Nonequivalent Control Group Designs
Keterangan:
O1 : Nilai pre-test sebelum diberikan perlakuan (kelas eksperimen) O2 : Nilai post-test setelah diberikan perlakuan (kelas eksperimen) X : Treatment yang diberikan
O3 : Nilai pre-test sebelum diberikan perlakuan (kelas kontrol) O4 : Nilai post-test setelah diberikan perlakuan (kelas kontrol) F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes dan non-tes. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda dengan 20 butir soal.
Sedangkan instrumen non-tes berupa angket dan dokumentasi.
1. Tes
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument yaitu soal tes yang merupakan instrumen dari metode tes hasil belajar. Instrument penggumpulan data dapat berupa bentuk pilihan ganda (multiple choice), bentuk essay dan bentuk uraian. Bentuk pilihan ganda (multiple choice) merupakan butir soal atau tugas yang jawabn dipilih dari alternatif yang lebih dari dua. Alternatif jawaban kebanyakan berkisar 4 (empat). Dimana
O1 X O2
………
O3 O4
peneliti menggunakan bentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan tujuan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, sintesis, analisis dan evaluasi.
Dimana skor penilaian pada soal pilihan ganda yaitu benar= 1 dan salah=
0. Sedangkan bentuk essai adalah soal dengan jawaban yang terurai, terstruktur dan sesuai dengan gagasan-gagasan atau hal-hal yang dipelajari siswa di kelas. Pada penelitian ini untuk mengukur hasil belajar siswa peneliti menggunakan bentuk soal pilihan ganda dan bentuk soal essai.
Adapun kisi-kisi butir soal untuk hasil belajar siswa:
Table 3.1
Kisi-kisi butir soal pilihan ganda No Indikator hasil
belajar kognitif
Sub indikator Jumla
h Soal
Nomo r Soal
Level Kognitif 1. Menjelaskan Menjelaskan pengertian
ekosistem 1 1
C1 2. Menganalisis Menganalisis satuan makhluk
hidup
Menganalisis pengamatan tentang pola interaksi dalam ekosistem
5
5,6
8, 11, 12
C3
3. Mengklasifikasika n
Mengklasifikasikan komponen biotik
Mengklasifikasikan pola interaksi dalam ekosistem
2
2
7 C3
4. Memilih Memilih contoh komponen
biotik dan abiotic 1
3
C1 Memilih pernyataan tentang pola
interaksi dalam ekosistem
1
9
C4
5. Menemukan Menemukan komponen
ekosistem 1 10
C4 6. Mengurutkan Mengurutkan rantai makanan 1 4 C3 7. Menerapkan Menerapkan hubungan antara
organisme dalam mind mapping 3 13,
14, 15 C3
Table 3.2
Kisi-kisi indikator butir soal essai No Indikator hasil
belajar kognitif
Sub indikator Bentuk soal
Nomor Soal
Level Kognitif 1. Mengidentifikasi Mengidentifikasi komponen
abiotik dan biotik Essai 1
C1 2. Menganalisis Menganalisis istilah
komponen abiotik dan biotik
Menganalisis gamabr jaring- jaring makanan
Menganalisis tentang ekosistem Padang rumput
Essai
2
4a
5
C4
4. Menilai Menilai wacana tentang
ekosistem sawah Essai 3
C3 5. Menginterpretasi Menginterpretasi jaring-
jaring makanan Essai 4b
C4
2. Angket
Keusioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara membagikan lembaran pertanyaan- pertanyaan kepada siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA di Dusun Kekait 2.
Adapun dua jenis angket yaitu angaket terbuka (angket tidak berstruktur) dan angket tertutup (angket berstruktur). Peneliti menggunakan jenis angket tertutup (angket berstruktur) yang merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden
diminta untuk melihat satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara member tanda silang atau checklist (√). Tujuannya yaitu supaya responden lebih fokus terhadap penelitian ini dan apa yang diteliti karena jawaban sudah tersedia. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket dengan skala liker dimana penilaian untuk item positif skor yang diberi mulai dari 4 sampai 1, dapat dilihat pada tablel dibawah ini:
Table 3.3
Skor Penilaian Angket
Skor untuk aspek yang dinilai Positif (+)
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Table 3.4
Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa
No. Indikator Angket
Nomor butir positif 1. Perasaan senang 1, 7, 10, 12, 14, 17, 20
2. Ketertarikan 4, 13, 15, 19, 18
3. Perhatian siswa 2, 9
4. Keterlibatan siswa terhadap pembelajaran
3, 5, 6, 8, 11, 16
3. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai objek yang diperlihatkan dalam memperoleh informasi, ada tiga macam sumber yaitu tulisan (paper), Tempat (place), dan orang (people). Dalam hal ini penelitian dapat menggunakan sumber orang sebagai objek dokumentasinya, dimana saat penelitian dilakukan maka harus ada dokemntasinya berupa gambar siswa dan guru.
Dokumentasi pada penelitian ini berupa data-data siswa, foto kegiatan pembelajaran.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes
Tes merupakan seperangkat stimulus yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan sebagai penetapan skor atau nilai. Tes hasil belajar pada penelitian ini adalah pre-test dan post-test. Pre-test merupakan tes awal sebelum dilakukan eksperimen pada sampel penelitian dan menjadi langkah awal dalam penyamaan kondisi diantara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan post-test merupakan uji akhir eksperimen dengan tujuan untuk mendapatkan nilai sampel pada kelompok kontrol dan kelompok eskperimen setelah diberi perlakuan berupa tidak digunakan model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping atau pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol dan model pembelajaran Make A Match dengan Mind Mapping untuk kelompok eksperimen. Tes pada penelitian ini digunakan sebagai alat