• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran project based learning

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran project based learning"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Oleh:

HIDAYATUL HIDAYAH NIM: 15.1.12.6.070

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

2017

(2)

TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada IAIN Mataram Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

HIDAYATUL HIDAYAH NIM: 151 126 070

JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

2017

(3)
(4)
(5)
(6)

vii

karena anda tidak tau seberapa dekat anda dengan

kesuksesan”.

(7)

viii

sehingga karya ilmiah ini kupersembahkan kepada:

1. Almarhum ayahku (Muhammad Basri) dan mamaku tercinta (Hj.

Munawaratun) yang tak henti-hentinya menyemangatiku dan saudaraku (Majid Said dan Nurul Hidayati) yang telah ikhlas membantu dan mendoakanku demi keberhasilanku.

2. Sahabat-sahabatku dan teman-teman IPS angkatan 2012 khususnya kelas B yang telah membantu sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan sesuai harapan, meski tak ku tulis tetapi dalam hati kau hidup selalu.

3. Almamaterku IAIN Mataram dan pujaan hati dalam sajak-sajakku, semoga kasihmu tak lekang oleh waktu untukku.

(8)

ix

berkat rahmat, taufik, serta hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam.

Shalawat dan salam senantiasa pula diperuntukkan ke baginda Rasulullah Muhammad SAW. dengan penuh semangat dan berjuang dalam menumbuh kembangkan ajaran Islam sehingga dapat membimbing umat manusia menuju keimanan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi para pembaca, terutama masyarakat di lokasi penelitian.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dan memberi bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga kepada penulis yaitu:

1. Bapak Dr. Syarifudin, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Sarapudin, MA selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis

2. Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd selaku Dekan FITK IAIN Mataram, serta civitas akademik IAIN Mataram yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

(9)

x

dapat penulis amalkan di dalam keluarga dan masyarakat.

4. Bapak Kepala sekolah beserta guru-guru MAN 1 Mataram yang telah turut membantu penulis dalam mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Almarhum Ayahanda dan mama tercinta, kakak- kakakku tersayang beserta keluarga yang mendambakan keberhasilanku.

Akhir kata penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini, mudah-mudahan apa yang telah diberikan dapat menjadi amal ibadah dan ridho Allah SWT, Amin ya robbal alamin.

Mataram, 06 Desember 2016 Penulis

(10)

xi

HALAMAN JUDUL... ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN...iii

HALAMAN NOTA DINAS...iv

HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI...v

HALAMAN PENGESAHAN...vi

HALAMAN MOTTO...vii

HALAMAN PERSEMBAHAN...viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR LAMPIRAN...xiv

ABSTRAK...xv

BAB 1. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN...6

A. Deskripsi Teoritis...6

B. Kerangka Berfikir...22

C. Hipotesis Penelitian...23

BAB III. METODE PENELITIAN...24

A. Desain dan Pendekatan Penelitian...24

B. Populasi dan Sampel...25

C. Instrumen Penelitian...27

D. Teknik Pengumpulan Data...32

E. Teknik Analisi Data...34

BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN...36

A. Validitas Instrumen...36

(11)

xii

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...43

A. Deskripsi Lokasi dan Hasil...43

B. Pengujian Hipotesis...50

C. Pembahsan ...51

BAB VI. PENUTUP...55

A. kesimpulan...55

B. saran...55

DAFTAR PUSTAKA...57

(12)

xiii

Tabel 02. Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...27

Tabel 03. Nilai Perhitungan Validitas ...37

Tabel 04. Hasil Perhitungan Homogenitas ... 40

Tabel 05. Hasil Perhitungan Hipotesis ... 41

Tabel 06. Data Sarana dan Prasarana Man 1 Mataram ...44

Tabel 07. Keadaan Guru MAN 1 Mataram ...47

Tabel 08. Keadaan siswa MAN 1 Mataram ...49

(13)

xiv

Lampiran 3. Distribusi Skor Item Validitas dan Realibilitas

Lampiran 4. Data Nilai Akhir Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 5. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 6. Analisis Uji Hipotesis Lampiran 7. Analisis uji Homogenitas Lampiran 8. Instrumen Penelitian Lampiran 9. Lembar Kerja Proyek Lampiran 10. Lembar Observasi Lampiran 11. Kisi-kisi Soal

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 13. Silabus

Surat-surat

(14)

xiv Oleh:

Hidayatul Hidayah NIM : 15.1.12.6.070

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran Project Based Learning dengan pembelajaran Inquri.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Adapun jenis ekperimen yang peneliti gunakan adalah true eksperimental dengan desain posttest only control design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 2 dan XI IIS 3 dengan jumlah 32 siswa kelas XI IIS 2 dan 25 siswa kelas XI IIS 3. Kelas XI IIS 2 merupakan kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran project based learning sedangkan kelas XI IIS 3 merupakan kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran Inquiri. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data menggunakan homogenitas data dan uji hipotesisnya menggunakan t-tes.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan model pembelajaran Project Based Learning dengan pembelajaran Inquiri. Hal ini terbukti setelah dianalisis menggunakan rumus statistik uji t, bahwa thitung lebih besar dari ttabel

1,746>1,68. Dari perbedaan model pembelajaran Project Based Learning dengan pembelajaran Inquiri dapat juga dilihat adanya pengaruh model pembelajaran Project Based Learning terhadap ketuntasan belajar siswa. Dimana nilai rata-rata siswa yang pembelajarannya menggunakan Project Based Learning lebih tinggi yaitu 92,47 dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran Inquri yaitu 75,64. Jadi selisih nilai rata-rata keduanya adalah 16,83.

Kata kunci: Project based learning, ketuntasan

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan sangat penting di dalam dunia pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berilmu dan kreatif. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.1

Pengembangan proses mental seperti pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa sangat penting di dalam pembelajaran ekonomi.

Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa harus dikembangkan sedini mungkin, baik pada jenjang sekolah dasar maupun sekolah menengah.

Dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan cara melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran.

1 Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar, Mendesin Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, h. 1

(16)

Inovasi yang dimaksud dapat berupa perbaikan metode, pendekatan dan strategi pembelajaran. Di dalam kurikulum 2013 siswa di ajarkan untuk belajar aktif, kreatif dan inovatif, sedangkan guru menjadi fasilitatornya.

Selain itu juga siswa di ajarkan untuk berfikir kritis dan dapat menemukan ide-ide baru yang berkaitan dengan dunia nyata.

Selain keterampilan berpikir kritis siswa yang ditekankan, pemahaman konsep merupakan salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian di dalam pembelajaran karena akan berujung pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dioreantasikan sebagai refleksi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa maupun penguasaan siswa terhadap suatu materi.2 Keterampilan berpikir kritis siswa untuk memahami konsep ekonomi belum mendapatkan perhatian yang serius dalam proses pembelajaran di sekolah, khususnya pada MAN 1 Mataram. Karena sekolah tersebut lebih banyak menggunakan model pembelajaran inkuiri dimana model pembelajaran tersebut lebih menekankan kepada siswa untuk belajar mandiri khususnya di kelas ips.

Salah satu alternatif yang dipandang mampu meningkatkan pemahaman konsep, keterampilan berfikir kritis, bekerja secara aktif dan kolaboratif siswa dalam pembelajaran ekonomi adalah pembelajaran Project Based Learning. Pembelajaran berbasis proyek ini berpusat pada siswa dengan penugasan proyek.

2 Widyantini, Theresia. Penerapan Model Project Based Lerning Dalam Materi Pola BilanganDalam:http://undana.ac.id/jsmallfib_top/JURNAL/PENDIDIKAN/PENDIDIKAN_2013/

PENGARUH%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20BERBASIS%20PROYEK.pdf). (Diakses tgl 3 Maret 2016)

(17)

Project Based Learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek adalah suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja secara mandiri.3 Pembelajaran ini memiliki potensi yang sangat besar untuk melatih proses berfikir siswa yang mengarah pada keterampilan berfikir kritis siswa. Keteramplilan berfikir kritis dikembangkan disetiap tahapan pembelajaran Project Based Learning.

siswa menjadi terdorong di dalam belajar dan guru berperan sebagai mediator dan fasilitatornya. Pembelajaran ini juga menuntun siswa untuk memanfaatkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui pengalamannya kemudian dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan paparan yang mengenai model pembelajaran Project Based Learning tentunya akan berkaitan dengan ketuntasan belajar siswa.

Karena ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam menguasai materi dan dibuktikan dengan hasil belajar yang baik.

Belajar tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan struktur, bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran pada siswa kelompok besar, membantu mengatasi perbedaan- perbedaan

3Al-Tabani, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, h. 42

(18)

yang terdapat pada siswa, dan berguna untuk menciptakan kecapatan belajar. Belajar tuntas diharapkan mampu mengatasi kelemahan- kelemahan yang melekat pada pembelajaran klasikal.4 Jadi ketuntasan belajar dapat diperoleh jika siswa mampu memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari.

Dari hasil observasi awal peneliti menemukan ketuntasan belajar pada siswa di MAN 1 Mataram khususnya pada kelas XI IPS masih dikatakan rendah. Hal ini dibuktikan pada nilai rata-ratanya yang mencapai 60% tuntas dan 40% remidi. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ketuntasan belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran.

Karena metode pembelajaran berfungsi untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan seperti model pembelajaran Project Based Learning.

Oleh karena itu, penulis terdorong melakukan penelitian tentang

“Pengaruh model pembelajaran Project Based Learning terhadap ketuntasan belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI MAN 1 Mataram Tahun Ajaran 2016/2017”.

44Yamin Martinis, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, h.130

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “ Apakah ada perbedaan model pembelajaran Project Based Learning dengan pembelajaran Inquiri?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan model pembelajaran Project Based Learning dengan pembelajaran Inquri.

Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis dan praktis, antara lain:

1. Manfaat teoritis

Informasi yang terungkap dalam penelitian ini dapat memberikan konfirmasi atas teori tentang pembelajaran sosial, khususnya pelajaran ekonomi.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan terhadap guru dan siswa dalam mengembangkan strategi belajar mengajar sebagai salah satu kompetensi yang harus dimilki, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

(20)

6 A. Deskripsi Teoritis

1. Hakekat Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya.1

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku.2

Anthony Robbins mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah di pahami dan sesuatu (pengetahuan yang baru). Dari dimensi ini belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1) penciptaan hubungan (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami; dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi, dalam makna belajar, di sini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan

1Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, h. 2

2Daryanto, Belajar dan Mengajar, h. 2

(21)

keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahua yang baru.3

Dari beberapa pendapat di atas, maka belajar dapat dirumuskan sebagai suatu proses atau usaha dari seseorang untuk merubah tingkah lakunya dalam menciptakan hubungan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.

b. Efektivitas Pembelajaran

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswa (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.4

Pembelajaran hanya sekedar penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan kepada siswa.5Dari pendapat tersebut dapat dirumuskan pembelajaran merupakan usaha guru untuk membelajarkan siswa atau mengarahkan siswa untuk terlibat aktif

3Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual:

konsep, landasan, dan implementasinya pada Kurikulum 2013 (Jakarta: 2014) h. 17

4Ibid, h. 19

5Ibid, h. 20

(22)

dalam belajarnya guna mencapai tujuan yang di harapkan. Untuk itu, jelas terlihat bahwa pembelajaran tersebut merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju suatu target yang telah di tetapkan sebelumnya.

Keefektivan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.6

Menurut Tim Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya (1988) yang dikutip oleh Al-Tabany bahwa efisiensi dan keefektivan mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk membantu para siswa agar belajar dengan baik. Untuk mengetahui keefektifan mengajar, dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran.7

Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektivan pengajaran, yaitu:8

1. Prestasi waku belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM

2. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa

3. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan; dan

4. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung buti b, tanpa mengabaikan butir d.

Jadi, pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila siswa telah memenuhi syarat seperti memiliki prestasi yang cukup tinggi dan

6Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, h. 21

7Ibid, h. 22

8Ibid, h. 22

(23)

pembelajaran berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa.

Selain itu juga guru dapat menjalin hubugan simpatik dengan siswa, menciptakan lingkungan kelas yang damai, memiliki suatu rasa cinta belajar dan menguasai sepenuhnya bidang studi siswa.

2. Model Pembelajaran a. Pengertian

Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk suatu bentuk yang lebih komprehensif.9

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.10

Menurut ahli lain model pembelajaran yaitu kerangka konspetual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

9 Ibid, h. 23

10 Ibid, h.23

(24)

Dari pendapat di atas dapat dirumuskan model pembelajaran merupakan pdoman dalam merencanakan pembelajaran yang sistematis untuk mencapai tujuan belajar tersebut. Dengan menerapkan model pembelajaran maka seorang guru akan merasakan kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Sehingga tujuan pembelajaran yang kita harapkan tuntas sesuai dengan harapan.

b. Macam-macam Model Pembelajaran

1. Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (sosial skill) termasuk interpersonal skill.11

2. Model pembelajaran langsung (Directive Learning)

Model pembelajaran ini menekankan pembelajaran yang didominasi oleh guru. Jadi guru berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran.12

3. Model pembelajaran Problem Based Introduction

PBI yaitu suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisi dan integrasi pengetahuan baru. Model pembelajaran ini biasanya mengacu kepada pembelajaran mutakhir lainnya, seperti pembelajaran berdasarkan proyek (project based introction), pembelajaran

11Riyanto yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, h. 267

12Ibid, h. 280

(25)

berdasarkan pengalaman (experience based intruction), pembelajaran autentik (authentic instruction), dan pembelajaran bermakna. 13

Adapun model pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 adalah:

a. Inquiri Based Learning

Pembelajaran berbasis inquiri adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam merumuskan pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun pengetahuan dan makna baru.14

b. Discovery Based Learning

Pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri.15

c. Project Based Learning

Model pembelajaran project based learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.16

13Al-Tabani,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, h. 62

14Abdullah Ridwan, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi K13, h. 88

15Ibid, h. 97-98

16Al-Tabani, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, h. 42

(26)

d. Problem Based Learning

Merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog.17

Adapun yang menjadi konteks model pembelajaran dalam penelitian ini adalah Project Based Learning dimana model tersebut merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan siswa pada kerja proyek sehingga menghasilkan siswa yang kreatif dan inovatif.

3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Leaarning) a. Pengertian

Metode tugas proyek biasanya metode pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui suatu kondisi tertentu dan langsung terjun ke lapangan. Penerapan metode ini dalam kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa suatu tugas dalam waktu tertentu secara individu atau kelompok untuk menghasilkan sutu produk. Kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum pengetahuan dari berbagai bidang serta secara kritis dan kreatif mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.18

Berkaitan dengan hal tersebut, “Project based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang peserta didik bekerja secara otonom mengkontruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik.

17Abdullah Ridwan, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi K13, h. 127

18Hamzah, dkk., Belajar dengan pendekatan PAILKEM, (Jakarta; Bumi Aksara, 2014), h. 101

(27)

Sedagkan menurut Yahya Muhammad Mukhlis, dkk. project based learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.19

Metode proyek merupakan pemberian tugas kepada semua siswa untuk dikerjakan secara individual. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca, meneliti. Kemudian siswa dimintakan membuat laporan dari tugas yang diberikan kepadanya dalam bentuk makalah. Metode ini bertujuan membentuk analisis masing-masig siswa.20

Dengan demikian project based learning dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang berpusat kepada siswa dan menempatkan guru sebagai fasilitator, di mana siswa diberi kesempatan untuk belajar secara mandiri sehingga siswa mampu merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, serta dapat melakukan investigasi.

b. Karaktristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Project based learning memiliki karaktristik yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya. BIE (1999) menyebutkan ciri-ciri project based learning, di antaranya:

1. Isi. Isi pada project based learning difokuskan pada ide-ide siswa, yaitu dalam membentuk gambaran sendiri bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang dengan pengalaman

19Al-Tabani, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan kontekstual,h. 42

20Yamin Martinis, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, h. 166

(28)

siswa sehari-hari. Misalnya, pada mata pelajaran fisika pada materi energi masalah nyata yang diangkat haruslah difokuskan pada pengalaman siswa sehari-hari seperti panas matahari, minyak bumi, dan angin.

2. Kondisi. Maksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajarnya.

Sehingga dalam belajar materi energi siswa mencari sumber informasi secara mandiri dari berbagai refrensi seperti buku, jurnal, maupun internet.

3. Aktivitas. Adalah suau strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah menggunakan kecakapan. Aktivitas juga merupakan bangunan dalam menggagas pengetahuan siswa dalam mentransfer dan menyimpan informasi dengan mudah.

4. Hasil. Hasil di sini adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurna, termasuk strategi dan kemampuan untuk menggunakan kognitif strategi pemecahan masalah. Juga termasuk kecakapan tertentu, disposisi, sikap dan kepercayaan yang dihubungkan dengan pekerjaan produktif, sehingga secara efektif dapat menyempurnakan tujuan yang sulit untuk dicapai dengan model pengajaran yang lain.

(29)

Sementara itu, menurut Stripling, dkk. karaktristik PBL yang efektif adalah:21

a. Mengarahkan siswa menginvestigasi ide dan pertanyaan penting.

b. Merupakan proses inkuiri.

c. Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa.

d. Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi secara mandiri.

e. Menggunakan keterampilan berfikir kreatif, kritis, dan mencari informasi untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk.

f. Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata autentik.

Selain karaktristik tersebut, secara teoritis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek didukung oleh teori aktivis. Activity theory menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas:

(a) tujuan yang ingin dicapai (b) subjek yang berada dalam konteks; (c) suatu masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan; (d) alat-alat; dan (e) peraturan kerja dan pembagian tugas. Dalam penerapannya di kelas bertumpu pada kegiatan belajar aktif dalam bentuk melakukan sesuatu (doing)

21Abdullah Ridwan, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013, h.173- 174

(30)

daripada kegiatan pasif menerima transfer pengetahuan dari guru22.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek

Langkah-langkah pembelajara dalam project based learning sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation terdiri dari:23

1. Dimulai dengan pernyataan yang esensial

Mengambil topik yang sesuai dengn realitas dunia nyata dan dimulai dengan suatu investigasi mendalam. Pertanyaan esensial diajukan untuk memancing pengetahuan, tanggapan, kritik dan ide peserta didik mengenai tema proyek yang akan diangkat.

2. Perencanaan aturan pengerjaan proyek

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Membuat jadwal aktivitas

Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Jadwal ini disusun untuk mengetahui beberapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.

22Al-Tabani, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, h. 50

23Ibid, h. 52-53

(31)

4. Me-monitoring perkembangan proyek peserta didik

Pendidik bertanggung jawab untuk melakukan monitoring terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.

5. Penilaian hasil kerja peserta didik

Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberikan umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6. Evaluasi pengalaman belajar peserta didik

Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

Sedangkan menurut Ridwan Abdullah perencanaan project based learning harus mencakup empat langkah penting yaitu:24

a. Mengelompokkan tiga atau empat siswa untuk mengerjakan sebuah proyek selama tiga sampai delapan minggu.

24Abdullah Ridwan, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013, h. 183

(32)

b. Mengajukan pertanyaan awal yang bersifat komplek, memancing siswa untuk belajar lebih lanjut, dan mengarahkan mereka untuk membuat proyek.

c. Membuat jadwal perencanaan penyelesaian proyek, mulai dari membuat rancangan, mewujudkan proyek, sampai presentasi atau memamerkan proyek.

d. Memberikan umpan balik dan penilaian atas pengerjaan proyek dan produk yang dibuat.

Adapun project based learning yang memungkinkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar saintifik berupa kegiatan:25

1. Bertanya, pertanyaan awal yang diajukan adalah pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar.

2. Melakukan pengamatan, misalkan proyek belajar yang dilakukan adalah ,menyelidiki bagaimana cara mengatasi permasalahan sampah di sekitar sekolah, siswa harus mengamati kondisi di lingkungan sekolah.

3. Melakukan penyelidikan atau percobaan, siswa melakukan penyelidikan tentang sumber sampah dan jenis sampah yang ada.

4. Menalar, siswa diharapkan bisa menginterpretasikan permasalahan yang telah ditentukan.

25Ibid. h. 175

(33)

5. Menjalin hubungan dengan orang lain dalam upaya memperoleh informasi atau data. Berkomunikasi dengan masyarakat disekitar sekolah dan kegiatan lain yang relevan dengan proses pembelajaran saintifik.

d. Model Penilaian

Salah satu bentuk penilaian dalam project based learning yaitu dengan menggunakan rubrik penilaian. Menurut Steven & Levi rubrik merupakan alat penskoran yang dapat mengukur secara spesifik tugas- tugas pembelajaran dan bermanfaat dalam menjelaskan deskripsi tugas, memberikan informasi bobot penilaian, memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat , serta penilaian lebih objektif dan konsisten.26

Rubrik dalam penilaian ini melihat tiga bagian dasar yang akan mengukur suatu tugas yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) hasil/produk. Adapun rubrik yang dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut:

26Al-Tabany, Mendesain Model pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. h. 57

(34)

Tabel 01

Contoh Rubrik Penilaian Project Based Learning27

Tahapan Kegiatan Skor

4 3 2 1

Perencanaan Menyiapkan alat yang diperlukan

Menyiapkan bahan yang sesuai Merencanakan alokasi waktu pengerjaan produk

Menyusun rencana tahapan membuat produk

Pelaksanaan Memilih alat yang tepat

Menggunakan alat dengan benar Menjaga kebersihan dan keterampilan kerja

Melaksanakan pekerjaan sesuai tahapan yang direncanakan Hasi/Produk kesesuaian produk dengan

kriteria

dapat digunakan Bermanfaat Memiliki nilai seni

4. Ketuntasan Belajar a. Pengertian

Tuntas artinya selesai menyeluruh. Belajar tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematisdan struktur, bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran pada siswa kelompok besar (pengajaran klasikal), membantu mengatasi perbedaan- perbedaan yang terdapat pada siswa, dan bergunakan untuk

27Abdullh Ridwan, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, h.196

(35)

menciptakan kecepatan belajar (rate of program).28 Mastery learning atau belajar tuntas, artinya penguasaan penuh. Penguasaan penuh ini dapat dicapai apabila siswa mampu menguasai materi tertentu secara menyeluruh yang dibuktikan dengan hasil belajar yang baik pada materi tersebut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penguasaan penuh yaitu:

(1) bakat untuk mempelajari sesuatu, (2) mutu pengajaran (3) kesanggupan untuk memahami pengajaran, (4) ketekunan, (5) waktu yang tersedia untuk belajar.29Kelima faktor tersebut perlu diperhatikan guru, ketika melaksanakan pembelajaran tuntas. Sehingga siswa dapat mencapai ketuntasan belajar sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

b. Kriteria Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar dapat dilihat secara kelompok maupun perorangan. Secara kelompok, ketuntasan belajar telah dicapai sekurang-kurangnya 85% dan siswa dalam kelompok yang bersangkutan telah memenuhi kriteria ketuntsan belajar secara perorangan. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, idealnya untuk masing-masing indikator mencapai 75% . Sekolah dapat menetapkan sendiri kriteria ketuntasan belajar sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sekolah

28Yamin, Martinis. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, h. 130

29Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar, h.38-48

(36)

perlu menetapkan kriteria ketuntasan belajar dan meningkatkan kriteria ketutasan belajar secara berkelanjutan sampai mendekati ideal.30

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tuntas atau tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar, ukuran yang digunakan sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan pada mata pelajaran ekonomi, yaitu siswa dikatakan tuntas belajarnya jika memperoleh nilai ≥ 80, dan memenuhi beberapa indikator ketuntasan.

B. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh penggunaan model pembelajaran Project Based Learning terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI. Didalam teori menyatakan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang peserta didik bekerja secara otonom mengkontruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik.

Adapun prose belajar di dalam PBL ini yaitu peserta didk dalam kelompok diminta membuat atau melakukan suatu proyek bersama dan mempresentasikan hasil dari proyek itu. Sehingga dalam proses pembelajaran yang menggunakan PBL akan menghasilkan peserta didik yang memiliki

30Laily Nurviana, “ Efektivitas Metode Fish Bowl Dalam Meningkatkan Ketuntasan Belajar Ekonomi Sub Bahasan Kebutuhan Manusia dan Kelangkaan Sumber Daya”

(Skripsi, IAIN Mataram, 2014), h. 21

PBL Tuntas

(37)

nilai tinggi dalam peningkatan kualitas belajar dan menjadikan peserta didik kreatif dan inovatif.

Dalam paparan di atas diduga bahwa model pembelajaran Project Based Learning dapat mempengaruhi ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Project Based Learning terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI MAN 1 Mataram tahun ajaran 2015/2016.

C. Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis di artikan sebagai jawaban tentatif terhadap masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian, yang dirumuskan atas dasar pengetahuan yang ada dan logika yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang hendak dilakukan.31 Suatu hipotesis akan diterima apabila data yang dikumpulkan mendukung pernyataan maka Ha diterima/ hipotesis diterima dan Ho ditolak/ hipotesis ditolak apabila data yang dikumpulkan tidak sesuai pernyataan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(Ha): “Terdapat perbedaan model pembelajaran Project Based Learning dengan pembelajaran Inquiri.”

31Mahsun, Metode Penelitian Bahasa, h. 72

(38)

24 A. Desain dan Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dikaji dalam skripsi ini serta memperhatikan tujuan dan manfaatnya, maka penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode eksperimen.

Adapun jenis eksperimen yang peneliti gunakan yaitu true eksperimental dengan desain posttest only control design.

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2).1 Sehingga pengaruh penelitian ini dianalisis dengan uji beda, memakai statistik t-tes.

Adapun rancangan penelitian yang akan diuraikan adalah mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan di dalam penelitian, langkah-langkah ini erat sekali hubngannya dengan data yang akan

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h.112

R X O2

R O4

(39)

dikumpulkan guna mencapai tujuan yang telah diterapkan. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai berikut.

Dari populasi tiga kelas akan diambil dua kelas yang ditentukan melalui uji homogenitas. Data yang digunakan dalam uji homogenitas ini diambil dari nilai ulangan harian siswa pada bidang studi ekonomi.

Setelah proses penentuan kelas yang homogen, peneliti menetapkan kelas X sebagai kelas eksperimen dan kelas Y sebagai kelas kontrol. Pada keas X proses belajar mengajar menggunakan Project Based Learning (PBL) sedangkan pada kelas Y proses belajar mengajarnya menggunakan pembelajaran Inquri. Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan akan dilakukan tes hasil belajar, tes ini diberikan setelah selesai proses belajar mengajar pada mata pelajaran ekonomi materi ketenagakerjaan. Nilai yang diperoleh dari tes tersebut akan dianalisis dengan rumus perbedaan t-tes, dengan tujuan untuk menilai mana yang lebih baik (efektif) diantara kedua pembelajaran yang telah dilakukan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Kemudian Tuckman berpendapat bahwa populasi adalah sekelompok yang akan menjadi target atau sasaran penelitian. Sedangkan menurut pendapat lain, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

(40)

/subyek yang mempunyai kualitas untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2

Sesuai dengan pendapat diatas dapat difahami bahwa populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian yaitu seluruh siswa kelas XI IIS MAN 1 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Dengan demikan populasi ini sebanyak: kelas XI IIS 1 berjumlah 42, kelas XI IIS 2 berjumlah 32, dan kelas XI IIS 3 berjumlah 25. Dengan demikian populai penelitian ini sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa 99.

Alasan peneliti mengambil kelas XI, karena siswa kelas XI merupakan siswa dalam masa konsentrasi yang ideal. Dan peneliti tidak mengambil kelas X dan XII, karena siswa kelas X merupakan siswa dalam masa konsentrasi yang bisa dikatakan masih rendah, dan masih dalam masa peralihan dari SMP ke jenjang yang lebih tinggi.

Sedangkan kelas XII harus fokus pada Ujian Nasional (UN).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Sedangkan menurut pendapat lain sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4 Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat difahami bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi penelitian yang cukup representatif.

Pengambilan sampel terhadap objek penelitian bertujuan agar apa yang

2Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 117

3Suharsimi, ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik, h.174

4Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 118

(41)

diteliti menjadi lebih mudah dan hasil yang diperoleh dapat mewakili serta menggambarkan secara maksimal keadaan populasi yang diteliti.

Dalam penelitian ini, penentuan sampling dilakukan dengan teknik cluster random sampling (sampel area),dari populasi tiga kelas akan diambil dua kelas yang ditentukan melalui uji homogenitas.

Dalam hal ini, kelas yang diperoleh yaitu kelas XI IIS 2 dengan jumlah 32 siswa dengan kelas XI IIS 3 dengan jumlah 25 siswa sehingga jumlah sampel 57 siswa. Adapun sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 02

Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Kelas Jumlah Siswa Perlakuan

1 Eksperimen (XI IIS 2) 32 PBL

2 Kontrol (XI IIS 3) 25 Inquiri

Jumlah 57

C. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki peran yang sangat penting untuk keseluruhan pengolahan proses penelitian. Dari instrumen penelitian tersebut diperoleh data dari data itu juga ditarik suatu kesimpulan.

Untuk memudahkan pengumpulan data maka diperlukan alat bantu yaitu berupa instrumen. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

(42)

pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.5

Dengan demikian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data-data dalam penelitian. Adapun data instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes sebagai instrumen pengumpilan data adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6 Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang mengukur intelegensi berbentuk tes objektif. Tes ini diberikan kepada siswa setelah selesai pokok pembahasan yang diajarkan dalam proses belajar mengajar dengan tujuan untuk memperoleh data yang diinginkan oleh peneliti yaitu untuk mengukur sesuatu variabel yang diteliti.

Adapun jenis tes yang diberikan siswa adalah tes obyektif ( pilihan ganda ). Tes yang digunakan didasarkan atas rumus kisi-kisi penulisan soal yang terdapat pada lampiran.

Sebelum tes diberikan kepada siswa terlebih dahulu dilakukan uji instrumen untuk mengetahui kelayakan tes yang akan menjadi tolak ukur.

5Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h.203

6Ibid, h.193

(43)

a. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.7 Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor menjai tinggi atau rendah, dengan kata lain sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi.8

Untuk menghitung koefisien korelasi antara skor item digunakan rumus:

= ∑ −(∑ )(∑ )

{ ∑ 2−(∑ )22−(∑ )2} Dimana :

∑XY= koefisien korelasi antara variabel x dan y

X = Skor yang diperolah objek Y = Skor pada setiap soal N = Banyaknya subjek

Kriteria untuk menentukan valid atau tidaknya item adalah jika: rxy < r (0,05) drop

rxy≥r (0,05) valid

7Ibid, h. 211

8Suherman, Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika, h. 143

(44)

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Realibilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya. Jadi dapat diandalkan.9 Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Spearmean Brown.

11= 2xr1/21/ 2

(1 + r1/21/2) Dimana :

r11 = realibilitas instrumen

r1/21/2 = rxyyang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen

Interpretasi terhadap nilai r11adalah

- Jika r11= 0,8−1,0 reliabilitas sangat tinggi - Jika r11= 0,6−0,8 reliabilitas tinggi - Jika r11= 0,4−0,6reliabilitas cukup

- Jika r11= 0,2−0,4 reliabilitas sangat rendah

9Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 221

(45)

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.10 Pedoman observasi ini peneliti kembangkan terkait dengan variabel bebas tentang pengaruh model pembelajaran project based learning.

beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan dalam membuat observasi yaitu:

1. Kemampuan guru mengunakan model pembelajaran project based learning dalam kegiatan pembelajaran ekonomi.

2. Ketepatan penggunaan model pembelajaran dengan tujuan dalam kegiatan pembelajaran ekonomi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelediki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.11

Di dalam melakukan metode dokumentasi ini peneliti menyelidiki apa yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti berupa data melalui catatan yang menunjukkan keadaan karyawan atau pegawai dan siswa yang sesuai dengan subjek penelitian. Selain subjek, peneliti juga mencatat objek-objek yang berupa data keadaan lokasi penelitian/gambaran umum mengenai sarana dan prasarana

10Ibid, h.199

11Ibid, h. 201

(46)

serta infra struktur organisasi dan lainnya yang ada pada MAN 1 Mataram.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data-data (Suharsimi, 2002). Dalam melakukan penelitian metode pengumpulan data sangat diperlukan guna memperoleh data yang diperlukan atau dibutuhkan. Adapun teknik pegumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode tes

Metode tes adalah untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi seperti Intelegensi (IQ) siswa.12 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang model pembelajaran Project Based Learning terhadap ketuntasan belajar siswa kelas XI IIS MAN 1 Mataram tahun ajaran 2015/2016. Sehingga pada penelitian ini tes diberikan kepada masing-masing siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning.

2. Metode observasi

Metode observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian secara langsung terhadap objek penelitian, dimana data-data yang diperoleh dalam observasi itu dicatat dalam suatu catatan observasi.13 Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah merupakan bagian dari pada kegiatan penelitian. Hasil observasi dicatat pada

12Ibid, h. 266

13Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktik, h. 133

(47)

lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti. Adapun hal-hal yang diobservasi diantaranya adalah, kemampuan guru menggunakan model pembelajaran project based learning dalam kegiatan pembelajaran ekonomi, ketetapan penggunaan model pembelajaran dengan tujuan dalam kegiatan pembelajaran ekonomi.

3. Metode dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah dan sebagainya.14

Sehingga dalam pelaksanaan metode dokumentasi ini bertujuan memperoleh data tentang:

a. Daftar guru, pegawai/karyawan, dan siswa MAN 1 Mataram b. Struktur organisasi

c. Sejarah berdirinya d. Letak geografis

e. Keadaan sarana dan prasarana

Dimana data yang diperoleh itu dapat dijadikan sebagai kelengkapan data penelitian, cara pengambilan data dengan menggunakan metode dokumentasi ini adalah dengan mencatat secara teliti arsip-arsip atau dokumentasi yang ada pada MAN 1 Mataram.

14Ibid, h. 135

(48)

E. Teknik Analisis Data 1. Homogenitas Data

Untuk menentukan kelas yang sama (homogen) digunakan rumus F sebagai berikut:15

F =

Keterangan : SB2

= untuk varians terbesar SK2

= untuk varians terkecil Dimana:16

=

.( (∑) . )

Keterangan:

s2 = varian sampel x1 = Nilai ulangan harian f = Frekuensi nilai Dk = n-1

N = jumlah siswa

Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika Fhitung ≤ Ftabel antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya sama (homogen) dan jika Fhitung≥ Ftabel antara satu kelompok dengan kelompok lainnya tidak homogen.

15Siregar Syofian, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, h.169

16Ibid,h. I69

(49)

2. Uji Hipotesis

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan diolah dengan rumus t-tes sebagai berikut:17

=

s

2

=

( ) ( )

Keterangan:

t = uji hipotesis

1 = nilai rata-rata dari kelompok eksperimen X̅2 = nilai rata-rata dari kelompok kontrol s12

= varians kelompok eksperimen s22

= varians kelompok kontrol s = standar deviasi total

n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen n2 = jumlah siswa kelompok kontrol

Untuk menguji apakah ada perbedaan prestasi belajar yang dicapai antara pelajaran yang menggunakan model pembelajaran project based learning dengan pembelajaran Inquiri, maka diberikan pengujian hipotesis sebagai berikut: Hipotesis alternatif (Ha) akan diterima apabila t-hitung > t-tabel, sebaliknya hipotesis alternatif (Ha) ditolak apabila t-hitung< t-tabel.

17Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.138

(50)

36

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.1

Dalam sebuah penelitian suatu alat ukur yang dipergunakan adalah adanya kesahihan dan kevalidan butir dan keterandalan soal. Untuk menguji kesahihan, kevalidan dan keterandalan soal tersebut digunakan tekhnik korelasi product moment.

1. Pengujian Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dengan bentuk pilihan ganda yang disebarkan kepada siswa kelas XI IIS 1 di MAN 1 Mataram pada mata pelajaran ekonomi terhadap ketuntasan belajar siswa. Uji coba dilakukan pada kelas XI IIS 1 dengan jumlah responden sebanyak 41 siswa yang berada di satu kelas. Kelas XI IIS 1 dipilih sebagai responden uji coba instrumen karena memiliki karaktristik yang sama dengan siswa kelas XI IIS 2 dan XI IIS 3.

Jumlah soal pilihan ganda terdiri dari 20 soal pada mata pelajaran ekonomi. Setelah penyebaran soal instrumen penelitian dilakukan dan diolah menggunakan rumus product moment.

1Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, h. 211

(51)

Adapun hasil pengujian validitas tes dengan bentuk pilihan ganda instrumen dengan mengambil contoh item no 2 didapatkan validitas sebagai berikut:

Tabel 03

Tabel Nilai Perhitungan Validitas

Statistik Nilai

N 38

∑X 7

∑X2 7

∑Y 487

∑Y2 6529

(∑X)2 49

(∑Y)2 237169

∑XY 107

rxy = ∑ (∑ )(∑ )

( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )

= ( ) ( )( )

( ( ) ( ( ) )

= 4066−3409 217 (10933) = 657

2372461

= 0,423

Untuk n=38, nilai rtabel=0,320 dan sesuai dengan syarat bahwa suatu item dikatakan valid jika rhitung> rtabelsehingga untuk soal no 2 dikatakan valid karena rhitung>rtabel ( 0,423>0,320). Cara yang sama dilakukan untuk soal-soal yang lain.

(52)

2. Pengujian Reliabilitas

Suatu tes dikatakan realiabel apabila hasil-hasil pengukuran yang digunakan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama. Oleh karena hasil perhitungan realibelitas dapat dilihat pada rumus sebagai berikut:

r

11

= =

,

,

=

,

,

=

0,522

untuk n= 38, nilai rtabel= 0,320 dan sesuai dengan syarat bahwa suatu item dikatakan realibel jika r11 > rtabel (0,522>0,320) sehingga untuk keseluruhan soal dikatakan realibel.

B. Pengumpulan dan Penyajian Data

Setiap penelitian harus dapat menyajikan data yang sudah diperoleh, baik yang diperoleh melalui tes, observasi, maupun dokumentasi. Pada intinya prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan mudah dipahami.

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan tes yang berbentuk multiple choice (pilihan ganda).

Adapun pengumpulan data menggunakan observasi oleh observer terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang dapat dilihat di lampiran. Adapun observasi ini berlangsung selama proses pembelajaran, dan selama proses pembelajaran berlangsung peneliti

(53)

melihat bahwa guru yang mengajar di kelas XI IIS 2 tersebut menggunakan project based learning dengan baik.

Sedangkan pengumpulan data menggunakan dokumentasi data- data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan dan diantaranya adalah data keadaan guru MAN 1 Mataram dan keadaan siswa MAN 1 Mataram serta data sarana dan prasarana yang ada di sekolah MAN 1 Mataram.

C. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti setelah semua data dari responden terkumpul.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan sebelumnya yaitu: Ada pengaruh positif setelah menerapkan model pembelajaran project bsed learning terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI MAN 1 Mataram tahun ajaran 2016/2017.

1. Uji Homogenitas

Untuk uji homogenitas dilakukan kepada kedua kelas sebelum kelas eksperimen diberikan perlakuan. Adapun tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah objek (tiga sampel) yang diteliti mempunyai varians yang sama.2 Adapun rumus yang dipergunakan untuk uji homogenitas adalah varians terbesar

2Siregar Syofian, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, h. 167

(54)

dibandingkan dengan varians terkecil atau rumus uji F yang tercantum pada BAB III, rumus dimaksud adalah sebagai berikut:

F

hitung =

_

Dapat dikatakan bahwa kedua kelas yang dijadikan sampel dapat dikategorikan mempunyai kemampuan yang relatif sama dan juga dapat dikatakan bahwa siswa yang dijadikan subjek dalam hasil penelitian ini terdiri dari siswa yang homogen. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 04

Hasil Perhitungan Homogenitas

No Variabel

Rata-rata (X)

Varians

(S2) F hitung F tabel

1 Kelas Eksperimen 87,32 17,32

1,37 1,96

2 Kelas kontrol 89,24 23,69

Dari perhitungan tersebut diperoleh F hitung = 1,37 dan F tabel

= 1,96, jadi F hitung < F tabel. Dengan demikian dikatakan bahwa ketuntasan atau kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak mempunyai perbedaan nyata (homogen).

Ketuntasan atau kemampuan awal siswa dikatakan homogen dilihat dari perhitungan F hitungnya, yang terlebih dahulu diketahui varians kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(55)

2. Uji Hipotesis

Untuk uji hipotesis dilakukan setelah kelas eksperimen diberikan perlakuan. Adapun tujuan dari uji hipotesis adalah untuk menemukan suatu kesimpulan menerima atau menolak hipotesis tersebut. Dimana hipotesis diterima jika thitung > ttabel dan ditolak jika thitung< ttabel. Data yang diolah dalam uji hipotesis ini diperoleh dari tes yang diberikan kepada kedua kelas yang dijadikan sampel setelah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model project based learning pada kelas eksperimen.

Adapun rumus yang digunakan untuk uji hipotesis adalah uji t seperti yang tercantum pada BAB III, rumus yang dimaksud adalah sebagai berikut:

=

dengan

s

2

=

( ) ( )

Untuk lebih jelasnya , hasil perhitungan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 05

Hasil Perhitungan Hipotesis

No Sampel

Rata-rata (X)

Simpangan

Baku (SD) t hitung t tabel 1 Kelas eksperimen

(x1)

92,47 36,43

1,746 1,68 2 Kelas kontrol (X2) 75,64 35,70

(56)

Dari tabel tersebut diperoleh t hitung = 1,746 dan t tabel (0,05) = 1,68, jadi thitung > ttabel. Artinya, hipotesis yang disajikan dapat diterima. Dengan demikian konsep tentang model pembelajaran project based learning terhadap ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI MAN 1 Mataram.

D. Hasil Analisis

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil uji homogenitas yang dapat dilihat pada tabel. Pada uji homogenitas dengan analis uji F yang dimana Fhitung = 1,37 dan Ftabel= 1,96 . Dan berdasarkan kriteria yang ada jika Fhitung< Ftabel data dapat dikatakan homogen. Maka pengujian analisis data tersebut telah memenuhi syarat.

Berdasarkan perhitungan analisis data yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus t-tes dengan diperoleh nilai thitung sebesar 1,746 dan ttabel dengan dk= n1+n2-2=55, maka ttabel 1,68. Sehingga thitung

>ttabel yaitu (1,746>1,68), artinya hipotesis diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa: terdapat perbedaan model pembelajaran project based learning dengan pembelajaran Inquiri.

(57)

43 A. Deskripsi Lokasi dan Hasil

1. Sejarah Berdirinya MAN 1 Mataram

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Mataram disingkat MANSA Mataram merupakan sebuah lembaga pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang bercirikan islam yang pertama didirikan di Nusa Tenggara Barat, khususnya di wilayah pulau Lombok.

Dengan Surat Keputusan Mentri Agama RI Nomor 17 Tahun 1978 rertanggal 17 juli 1978. Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 1 Mataram secara resmi berdiri pada tanggal 17 juli 1978.1

2. Letak Geografis

Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 1 Mataram terletak pada posisi yang sangat strategis yakni di jalan pendidikan Nomor 31 telpon (0370) 621364 Mataram.

Secara geografis Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 1 Mataram dibatasi oleh :

- Sebelah Utara : Jalan Pendidikan dan Perumahan Penduduk - Sebelah Selatan : MTs Negeri 1 Mataram

- Sebelah Barat : Kompleks perumahan dinas pejabat Prop. NTB - Sebelah Timur : Kompleks Perumahan Dinas Kanwil Depag NTB

1Dokumentasi MAN 1 Mataram, dikutip tanggal 6 September 2016

(58)

Saat ini kepimpinan di MAN 1 Mataram dipimpin oleh Bapak Drs.

Muhamad Mohan.2

3. Sarana dan Prasarana MAN 1 Mataram

Dalam pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran, sarana dan prasarana menjadi faktor pendukung utama, seperti ruang belajar yang memadai, perpustakaan, ruang laboratorium, ruang komputer, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU dan sebagainya.

Secara rinci keadaan fasilitas atau sarana dan prasarana Man 1 Mataram dipaparkan sebagai berikut:3

Tabel 06

DATA SARANA DAN PRASARANA MAN 1 MATARAM

No Jenis Jumlah Kondisi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Ruang Kepala Madrasah Ruang Wakil Kepala Ruang Tata Usaha Ruang Guru Ruang Bp Ruang Osis /Uks Ruang Belajar Laboraturium Ipa Laboraturium Bahasa Laboraturium Komputer Ruang Multimedia Komputer

Musholla

1 1 1 1 1 1 24 1 1 1 1 33 1

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

2Dokumentasi MAN 1 Mataram, dikutip 6 September 2016

3Ibid

(59)

14 15 16 17 18 19 20 21

Perpustakaan

Ruang Bendahara Komite Kantin

Ruang Kopsis Tempat Parkir Mobil

Sepeda Motor WC

1 1 1 1 2 1 1 12

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Dari tebel di atas dapat dilihat bahwa MAN 1 Mataram memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap dan masih layak pakai dalam menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM).

4. Struktur organisasi

Sebagai lembaga formal, pengorganisasian dan pengkoordinasian sangat dibutuhkan. Hal ini penting untuk efektifitas dan efisiensi kerja. Secara jelas struktur organisasi MAN 1 Mataram dipaparkan dalam gambar berikut:

Gambar

Tabel distribusi frekuensi nilai tes akhir kelas eksperimen
Tabel distribusi frekuensi nilai tes akhir kelas kontrol
Tabel frekuensi distribusi nilai siswa sebelum eksperimen kelas IIS 3

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran berbasis masalah atau PBL (Problem Based Learning) merupakan suatu strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah atau kasus riil dalam