• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model think pair share berbasis video

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model think pair share berbasis video"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE BERBASIS VIDEO ANIMASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Renika Wahyuni

1711080035

FAKULTAS KEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

2021

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 6

1.3Pembatasan Masalah ... 6

1.4Rumusan Masalah ... 7

1.5Tujuan Masalah ... 7

1.6Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1Deskripsi Teoritik ... 10

2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 10

2.1.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 10

2.1.3 Karakteristik PembelajaranKooperatif ... 11

2.1.4 Think Pair Share (Berfikir Berpasangan) ... 12

2.1.5 Pengertian Media Pembelajaran ... 13

2.1.6 Manfaat Media Pembelajaran ... 14

2.1.7 Prinsip-Prinsip Media Pembelajaran ... 14

2.1.8 Pengertian Audio Visual ... 15

2.1.9 Pengertian Video ... 15

2.1.10 Kelebihan dan Kekurangan Video ... 16

(4)

2.1.11 Pengertian Animasi ... 17

2.1.12 Pengertian Video Animasi ... 17

2.1.13 Pembelajaran Matematika ... 17

2.1.14 Karakteristik Pembelajaran Matematika di SD ... 20

2.1.15 Hasil Belajar ... 23

2.1.16 Pengertian Pengaruh ... 28

2.2 Kajian Penelitian Yang Relavan ... 29

2.3 Kerangka Berfikir ... 30

2.3 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Pendekatan Penelitian ... 32

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

3.3 Populasi Dan Sampel ... 33

3.3.1 Populasi ... 33

3.3.2 Sampel ... 34

3.4 Variabel Penelitian ... 34

3.4.1 Hubungan Antar Variabel ... 35

3.5 Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ... 35

3.6 Teknik Analisis Data ... 37

3.6.1 Deskripsi Data ... 37

3.6.2 Uji Hipotesis Data ... 37

3.6.3 Uji Validitas ... 39

3.6.4 Uji Reabilitas ... 40

3.6.5 Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 42

3.6.6 Uji Daya Pembeda Soal ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian ... 48

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian ... 48

(5)

4.2 Pembahasan ... 61

4.2.1 Temuan Penelitian dan Analisis ... 66

4.2.1 Uji Normalitas Gain ... 78

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1 Simpulan ... 82

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masalah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sangat membantu peserta didik dalam usaha mengembangkan dan menitikberatkan pada pengembangan pengetahuan, kecakapan dan nilai sikap serta pola tingkah laku yang berguna bagi hidupnya. Didalam pendidikan terdapat suatu kegiatan belajar dimana dalam kegiatan belajar tersebut terdapat beberapa hal pokok yang terjadi, yaitu peserta didik belajar akan membawanya pada perubahan-perubahan dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dan kecakapan untuk meraih perubahan tersebut. Belajar senantiasa merupakan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Belajar juga mempunyai peran penting dalam mempertahankan kehidupan di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini membawa perubahan gaya hidup dan gaya manusia baik dalam bidang pendidikan, budaya, sosial, teknologi, sains, dan kepercayaan maupun bidang informasi. Hal ini merupakan tantangan dan kesempatan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang ada di indonesia agar dapat bersaing dalam dunia usaha yang penuh dengan persaingan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia jauh lebih mendesak untuk segera direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global. Oleh karena itu, peningkatan kualitas mutu sumber daya manusia (SDM) sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh.

(7)

Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dihasilkan melalui pendidikan yang berkualitas pula. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) secara utuh dan menyeluruh. Sumber Daya Manusia yang diharapkan tersebut sesuai dengan pengertian pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, masyarakat, akhlak, mulia kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara.

Pada tahun 1985 di University Maryland mengembangkan model pembelajaran think pair share. Model pembelajaran think pair share adalah bagian dari salah satu model pembelajaran kooperatif. Model ini mengedepankan peserta didik untuk berperan aktif bersama dengan teman kelompoknya dengan cara berdiskusi untuk memecahkan suatu permasalahan.

Menurut Lyman (1997), think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membentuk variasi suasana diskusi dalam kelas. Beberapa keunggulan model ini adalah meningkatkan kemampuan peserta didik karena peserta didik mengingat dan menyampaikannya kepada peserta didik lain yang masih dalam kelompoknya. Peserta didik saling menyampaikan idenya dalam menyelesaikan permasalahan bersama dengan teman kelompoknya.

(8)

Menurut Kustandi dan Sutjipto (2013) media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

Salah satu media yang dapat digunakan adalah Video Animasi. Animasi berasal dari kata “Animation” yang dalam bahasa inggris “to animate” yang berati

menggerakkan. Pengertian animasi Menurut Fernandes (2016) adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Selain itu dengan menggunakan media video animasi dapat membantu guru dalam menjelaskan materi pembalajaran yang terkait. Menurut Sadirman (2011) video animasi adalah media yang mengubah sesuatu dari sebuah imajinasi, ide, konsep, visual, sampai akhirnya memberi pengaruh kepada dunia tidak hanya pembatas dalam dunia animasi.

Sehingga media video animasi ini sangat dibutuhkan di era 5.0 dimana pada masa ini semua kegiatan pembelajaran serta kegiatan lainnya dibuat menjadi daring atau disebut sosial distancing.

Adanya pandemi Covid-19 melanda seluruh negeri di belahan dunia termasuk Indonesia. Sesuai data terbaru dari World Health Organization (WHO) tanggal 24 April 2020, sebanyak 213 negara telah terjangkit Covid-19, 2.631.839 diantaranya terkonfirmasi positif dan 182.100 meninggal dunia. Covid- 19 merupakan penyakit menular, yang berarti dapat menyebar, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari satu orang ke orang lain. Kondisi ini menyerang sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

(9)

Rumitnya penanganan wabah, belum ditemukannya vaksin dan obat untuk penyembuhan pasien Covid-19 serta terbatasnya alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan membuat pemerintah menerapkan kebijakan ketat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan melakukan pembatasan interaksi masyarakat yang diterapkan dengan istilah physical distancing. Namun, kebijakan physical distancing tersebut dapat menghambat laju pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan, baik bidang ekonomi, sosial, dan tentu saja pendidikan. Keputusan pemerintah untuk meliburkan para peserta didik, memindahkan proses belajar mengajar di sekolah menjadi di rumah dengan menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) membuat resah banyak pihak. WFH adalah singkatan dari work from home yang berarti bekerja dari rumah.

Kebijakan WFH tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN & RB) Nomor 50/2020 tentang Perubahan Kedua atas Surat Edaran Menteri PAN & RB Nomor 19/2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Sebagai ASN, guru dalam upaya melaksanakan proses pembelajaran perlu dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring). Namun, pelaksanaan proses pembelajaran secara online memiliki beberapa kendala. Salah satu kendala terberat dalam pembelajaran daring adalah mengajar mata pelajaran matematika.

Problematika saat ini adalah masih banyak peserta didik yang menganggap matematika pelajaran yang sulit. Sebagaimana pendapat Auliya (2016),

(10)

matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit karena karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang serta rumus yang membingungkan. Kesulitan yang ada dalam mata pelajaran matematika menuntut kreativitas guru mata pelajaran matematika untuk mengembangkan pembelajarannya, baik dalam hal metode maupun media yang digunakan.

Kompetensi dasar dari materi bangun datar pada kelas 4 sekolah dasar adalah Menjelaskan hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berimpit) menggunakan model konkret, sedangkan menurut Hobri (2018) indikator capaiannya terbagi menjadi 3 yaitu :

Berikut Tabel 1.1 Indikator Capaian Dan Persentasi Dari Indikator.

Indikator Persentasi

Membedakan sifat-sifat segibanyak beraturan dan tidak beraturan

60%

Menentukan keliling persegi, persegi panjang, dan segitiga 50%

Menjelaskan hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berimpit) menggunakan model konkret.

60%

Jumlah 170 Rata-Rata 56.7 Kategori Penilaian Tidak Tuntas Aktivitas peserta didik dikatakan berhasil jika rata-rata kelas mencapai ≥ 70 Dan ketuntasan belajar peserta didik mencapai ≥ 85 %

Alasan mendasar peneliti memilih mata pelajaran matematika adalah adanya suatu permasalahan dimana pembelajaran matematika dianggap sulit dan karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang serta rumus yang membingungkan sehingga membuat peserta

(11)

didik tidak berkosentrasi dengan apa yang disampaikan oleh gurunya serta keadaan saat ini yang mengharuskan kita menjaga jarak untuk menghidari covid- 19. Dengan adanya media video animasi ini peserta didik akan senang dalam belajar dan tidak menganggap pembelajaran matematika adalah pembelajara yang sulit. Hal ini didasari oleh peserta didik yang senang dengan kartun yang terkesan lucu dan cocok untuk anak sekolah dasar. Sehingga kedepannya akan menjadi bekal untuk para guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran matematika tidak lagi dianggap pembelajaran yang sulit.

1.2 Identifikasi Masalah.

1. Kurangnya pemberian media pembelajaran dalam proses mengajar.

2. Kesulitan memahami pembelajaran matematika pada materi bangun datar 1.3 Pembatasan Masalah.

Banyak hal yang menyebabkan peserta didik mengalami masalah dalam belajar matematika. Berdasarkan identifikasi masalah, penulis memberikan batasan ruang lingkup dari penelitian yang akan dilakukan. Peneliti hanya membatasi permasalahan pada pengaruh video animasi terhadap hasil belajar peserta didik kelas IV pada mata pelajaran matematika materi bangun datar di

(12)

SD Negeri Limpok. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh video animasi terhadap hasil belajar peserta didik.

1.4 Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menemukan rumusan masalahnya ialah sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan model think pair share berbasis video animasi berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada materi bangun datar?

2. Apa yang dimaksud dengan video animasi dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran matematika materi bangun datar?

1.5Tujuan Penelitian.

1. Untuk mendeskripsikan atau menggali sejauh mana pengaruh penggunaan model think pair share berbasis video animasi terhadap hasil belajar peserta didik pada materi bangun datar.

2. Semakin memahami makna penggunaan video animasi dalam proses belajar mengajar di sekolah.

1.6Manfaat Penulisan.

1. Secara teoritis.

1) Dapat dijadikan sebagai alternatif referensi dalam peningkatan hasil belajar peserta didik dengan model think pair share.

2) Dapat membantu memberikan pemahaman dalam proses belajar mengajar bagi semua orang.

(13)

3) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan kurikulum di sekolah dasar yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.

4) Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

2. Manfaat praktis:

1) Bagi penulis.

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan media video animasi melalui model pembelajaran think pair share.

2) Bagi pendidik dan calon pendidik.

Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara mengembangkan pengetahuan peserta didik melalui model think pair share.

Membantu guru dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih menarik minat peserta didik.

3) Bagi Peserta Didik.

Meningkatkan motivasi, minat dan prestasi peserta didik dalam pembelajaran matematika. Mempermudah peserta didik dalam memahami materi-materi pembelajaran dan dapat menjawab soal-soal berkaitan dengan matematika pada materi bangun datar.

(14)

4) Bagi sekolah.

Memberikan sumbangan pemikiran yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran guna peningkatan kualitas pembelajaran.

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

Nama: Nisa Aulia Hidyat. NIM: 171240133, Judul Skripsi: Penerapan Permainan ABC 5 Dasar dengan Model Pembelajaran Think Pair Share Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA di

Jadi, kesimpulan dari pemaparan diatas adalah LKPD berbasis model pembelajaran think pair share pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel kelas VIII SMP yang telah dikembangkan